Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KOMPREHENSIF

Asuhan Kebidanan Holistik Pada Ibu Hamil Dengan Preeklampsia Terhadap


Ny. H G2 P1 A0 Usia Kehamian 35 Minggu Di Ruang Igd Rsud Jendral
Ahmad Yani Kota Metro

Disusun oleh:
DIAN NOVITA SARI
NIM : P07124520062

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
KATA PENGENTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Koperhensif ini.
Laporan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas sebagai penguatan
keilmuan kebidanan pada Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta. Semoga laporan pendahuluan ini mampu memberikan
beberapa manfaat sesuai tujuan penyusunannya. Salah satunya yaitu mampu
memperdalam pengetahuan dan menambah wawasan penyaji dan pembaca.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu sangat diharapkan masukan dari pembaca baik berupa kritik
maupun saran. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
khususnya ilmu kebidanan

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante,
intra dan post partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklampsia dapat dibagi
menjadi preeklampsia ringan dan preklampsia berat. Pembagian preeklampsia
menjadi beratdan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda,
sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat
mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma (Sarwono, 2010).
Preeklampsia (dahulu disebut gestosis) merupakan hipertensi yang dipicu oleh
kehamilan dan terjadi pada 5-20% perempuan khususnya primigravida, ibu hamil
dengan kehamilan kembar, ibu yang menderita diabetes mellitus dan hipertensi
essensial. Bahaya dari preeklampsia meliputi solutio placenta, kegagalan ginjal,
jantung, hemorargi serebral, insupisiensi placenta dan gangguan pertumbuhan
janin (Denis Tiran, 2006).
Preeklampsia berat (PREEKLAMSI) dan eklampsia masih merupakan salah
satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka
diklasifikasikan ke dalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan.
PREEKLAMSI ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema dan
proteinuria yang masif. Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau
kejang di samping ketiga tanda khas PREEKLAMSI. Menurut World Health
Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin
adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di
negara maju angka kejadian pre-eklampsia berkisar 6-7%dan eklampsia 0,1-0,7%.
Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di
negara berkembang masih tinggi (Amelda, 2008). Berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI)
tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Menurut Departemen Kesehatan
(Depkes) pada tahun 2010, penyebab langsung kematian ibu di Indonesia terkait
kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi
11%, partus lama 5% dan abortus 5%.
Di  Indonesia,  angka kejadian preeklamsi berkisar antara 2,1-8,5% dan
kelainan ini masih merupakan penyebab kematian ibu nomor dua tertinggi (24%),
setelah  pendarahan (Depkes RI, 2001). Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis tertarik untuk mengambil judul laporan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil
dengan preeklampsi berat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan kegawatdaruratan pada
ibu hamil Ny. H Umur 25 tahun G2P1A0  dengan preeklamsi berat
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada
ibu hamil Ny. H umur 25 tahun G2 P1 A0  dengan preeklamsi berat
b. Menginterpretasikan data dengan merumuskan diagnose kebidanan,
masalah, dan kebutuhan pada ibu hamil Ny. H umur 25 tahun G2 P1 A0
dengan preeklamsi berat
c. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada pada ibu hamil Ny. H umur
25 tahun G2 P1 A0  dengan preeklamsi berat
d. Mengidentifikasi terhadap tindakan segera pada ibu hamil Ny. H umur
25 tahun G2 P1 A0  dengan preeklamsi berat
e. Melakukan perencanaan asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada ibu hamil Ny. H umur 25
tahun G92P1 A0  dengan preeklamsi berat
f. Melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. H umur
25 tahun G2 P1 A0  dengan preeklamsi berat sesuai perencanaan secara
efektif dana aman
g. Mengevaluasi asuhan yang diberikan pada ibu hamil Ny. H umur 25
tahun G2 P1 A0  dengan preeklamsi berat.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayanan
kebidanan yang berfokus pada masalah asuhan kebidanan pada
kehamilan dengan preeklamsia
4. Manfaat
a. Bagi bidan RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam melakukan
penanganan asuhan kebidanan peda kehamilan dengan preeklamsia
b. Bagi Mahasiswa Kebidnan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
penatalaksanaan asuhan kebidanan kehamilan dengan preeklamsia
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI
A. Kajian Kasus
Ny. H usia 25 tahun, pendidikan terakhir SMP bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Suami Ny. H bernama Tn. A usia 29 tahun pendidikan terakhir SMP
bekerja sebagai wiraswasta. Ny. H tinggal bersama suami di batang hari lampung
timur.Ny. H hamil anak ke dua datang rujukan dari puskesmas dengan keluhan
mengeluh pusing, mual dan muntah satu kali menuju ke rumah sakit. Berdasarkan
riwayat menstruasi, siklus menstruasi tidak teratur, banyaknya ganti embalu 3 kali
dalam sehari . Status imuniasai TT adalah Imunisasi TT 4. Hari pertama haid
terakhir (HPHT) : 15 januari 2018, dan HPL : 22 oktober 2018, saat ini umur
kehamilan 35 minggu. Ny. H mengatakan memiliki riwayat penyakit asama serta
keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit asma.
Berdasarkan pengkajian data subjektif, saat ini merupakan kehamilan ke 2.
Anak pertama lahir tahun 2012 pada umur kehamilan aterm, persalinan
pervaginam ditolong oleh dokter, jenis kelamin laki laki dan berat badan lahir
3500 gram. Ibu mengatakan tidak mengunakan alat kontrasepsi .Berdasarkan
riwayat kesehatan, Ny. H memiliki penyakit yaitu asma . Ny. H mengatakan
keluarga ada yang memiliki penyakit asma dan tidak ada yang memiliki penyakit
jantung, DM, TBC, HIV, dan hepatitis B. Ny. H mengatakan tidak memiliki alergi
terhadap dingin, debu, makanan, dan obat-obatan.
Berdasarkan data subjektif, aktivitas keseharian Ny. H adalah mengurus
rumah, membersihkan rumah, dan mengurus anak. Ny. H tidur siang selam 1 jam
dan saat malam hari tidur selama 7 jam. Ny. H mengatakan tidak pernah minum
jamu atau obat-obatan sembarangan dan hanya minum obat yang diberikan dari
dokter dan bidan. Ny. H mengatakan tidak merokok, Ny. H mengatakan tidak ada
iritasi pada vagina.
Berdasarkan riwayat social ibu mengatakan kehamilan ini
direncanakan.ibu mengatakan bahwa keluarga menerima dan senang atas
kehamilannya dan status perkawinan ibu sah dimata agama dan hokum, ibu
mengatakan ingin melahikan di rumah sakit.
Berdasarkan pengkajian data objektif, Tekanan darah : 160/100 mmHg,
Nadi : 82x/menit, Respirasi : 20x/menit dan Suhu : 36,5 oC. Berat Badan Ny. H
sebelum hamil adalah 50 kg dan saat ini berat badan Ny. H adalah 63 kg. Tinggi
badan Ny. H adalah 150 cm. Ukuran lingkar lengan atas adalah 28 cm termasuk
dalam normal . Berdasarkan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), status gizi
Ny. H termasuk dalam kategori obesitas dimana IMT adalah 16,67 kg/m2.
Berdasarkan pengkajian data objektif, hasil pemeriksaan fisik secara
umum baik. Berdasarkan hasil palpasi abdomen leopold I TFU 31 cm. Teraba
bulat, lunak, kurang melenting (bokong janin), leopold II sebelah kanan teraba
bagian kecil berbenjol-benjol (bagian kecil janin), sebelah kiri teraba datar, keras,
memanjang (punggung janin), leopold III teraba keras, bulat, melenting (kepala
janin), masih bisa digoyangkan . Berdasarkan perhitungan taksiran berat janin
adalah 2945 gram. Pemeriksaan DJJ : 150 x/menit, teratur, punctum maksimum
di perut bagian kiri dibawah pusat. Selama pemeriksaan, ibu dalam keadaan
rileks.

B. Kajian Teori
1. Preeklamsia
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein
uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi
sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan
berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda, 2012). Preeklampsia adalah
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria (Prawirohardjo, 2008).
Pre eklamsi adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah
persalinan (Mansjoer dkk, 2006).  
Menurut Mochtar (1998: 199), Pre eklampsia dan eklampsia merupakan
kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa
nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuria, edema; yang kadang-
kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut itu tidak menunjukkan
tanda-tanda kelainan-kelainan vaskular atau hipertensi sebelumnya.
2. Faktor resiko
Ada beberapa faktor resiko tertentu yang berkaitan dengan perkembangan
penyakit:
a. Primigravida, kira-kira 85% preeklampsia terjadi pada kehamilan
pertama
Berdasakan teori immunologik, preeklampsia pada primigravida
terjadi dikarenakan pada kehamilan pertama terjadi pembentukan
blocking antibodies terhadap antigen tidak sempurna. Selain itu pada
kehamilan pertama terjadi pembentukan Human Leucoyte Antigen
(HLA-G) yang berperan penting dalam modulasi respon imun sehingga
ibu menolak hasil konsepsi atau terjadi intoleransi ibu terhadap
plasenta sehingga menyebabkan preeklampsia (Norma Nita dan
Mustika 2013, 67).
b. Grand multigravida
Pada ibu yang grand multigravida beresiko mengalami
preeklampsia dikarenakan terjadi perubahan pada alat-alat kandungan
yang berkurang elastisnya termasuk pembuluh darah sehingga lebih
memudahkan terjadinya vasokontriksi, terjadi peningkatan cairan,
timbul hipertensi yang disertai oedema dan proteinuria (Norma Nita
dan Mustika 2013, 68).
c. Distensi rahim berlebihan: hidramnion, hamil ganda, dan mola
hidatidosa. Preeklampsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan
dengan janin lebih dari satu.
d. Kehamilan ganda dan hidramnion sangan berkaitan dengan kejadian
preeklampsia. Ibu dengan hamil ganda dapat menyebabkan terjadinya
hidramnion akibat dua janin yang ada dalam rahim ibu sehingga
tekanan dalam rahim ibu berlebihan. Akibatnya cairan yang berlebihan
dalam rahim akan akan memudahkan terjadinya vasokontriksi dan
peningkatan pada tekanan darah ibu (Norma Nita dan Mustika 2013,
68).
e. Morbid obesitas atau kegemukan dan penyakit yang meyertai
kehamilan seperti diabetes mellitus
Kegemukan disamping menyebabkan kolesterol tinggi dalam darah
juga menyebabkan kerja jantung lebih berat. Semakin gemuk
seseorang maka semakin banyak pula jumlah darah yang terdapat di
dalam tubuh yang berarti makin berat pula fungsi pemompaan jantung
sehingga dapat meyebabkan terjadinya preeklampsia. Preeklampsia
lebih cenderung juga terjadi pada wanita yang menederita diabetes
melitus karena pada saat hamil plasenta berperan untuk memenuhi
semua kebutuhan janin. Pertumbuhan janin dibantu oleh hormon-
hormon dari plasenta, namun hormone-hormon plasenta ini juga
mencegah kerja insulin dalam tubuh ibu hamil. Hal ini disebut
resistensi insulin atau kebal insulin. Resistensi insulin membuat
tubuh.ibu hamil lebih sulit untuk mengatur kadar gula darah sehingga
glukosa tidak dapat diubah menjadi energi dan menumpuk didalam
darah sehingga keadaan ini menyebabkan kadar gula dalam darah
menjadi tinggi (Dyah Ayu Wulandari, 2016:17).

f. Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal,


insiden dapat mencapai 25%.

Ibu hamil dengan hipertensi kronis lebih memudahkan terjadinya


preeklampsia berat dikarenakan pembuluh darah ibu sebelum
mencapai 20 minggu sudah mengalami vasokontriksi. Hal ini akan
menyebabkan tekanan darah ibu tinggi dan kandungan dalam protein
dalam urin selama kehamilan semakin meningkat. Gagal ginjal juga
menyebabkan terjadinya preeklampsia akiba terjadi penurunan aliran
darah ke ginjal sehingga menyebabkan filtrasi glomelurus berkurang
akibatnya terjadi proteinuria (Dyah Ayu Wulandari, 2016:18).

g. Jumlah umur ibu diatas 35 tahun

Wanita pada usia lebih dari 35 tahun lebih mudah mengalami berbagai
masalah kesehatan salah satunya hipertensi dan preeklampsia. Hal ini
terjadi karena terjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan
dan jalan lahir tidak lentur lagi begitu pula dengan pembuluh darah,
juga diakibatkan tekanan darah yang meningkat seiring dengan
pertambahan usia sehingga memudahkan terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah ibu, proteinuria dan oedema. Usia 35 tahun
sebenarnya belum dianggap rawan, hanya pada usia ini kemampuan.

3. Klasifikasi
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Preeklamsi Ringan :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi
berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih,
kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih. Cara pengukuran sekurang-
kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, dan
sebaiknya 6 jam.
b. Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
c. Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan
kuwalitatif 1+ & 2+ pada urine kateter atau midstream.
2. Preeklamsi Berat
a. TD 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5gr atau lebih perliter
c. Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
d. Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada
efigastrium
e. Terdapat edema paru dan sianosis
Manifestasi Klinis
a. penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali.
b. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka.
c. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
1. TD > 140/90 mmHg atau
2. Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
3. Diastolik>15 mmHg
4. Tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di
curigai sebagai preeklamsi
d. Proteinuria
1. Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau
pemeriksaan kuwalitatif +1 / +2.
2. Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan
kateter atau urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6
jam.
4. Penatalaksanaan
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-
eklamsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi
perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah
pengobatan medicinal dan perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap
dipertahankan ditambah pengobatan medicinal (AYeyeh.R, 2011).
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
a) Perawatan aktif
Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif
dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees
test (NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau
lebih), yakni :
1) Pada ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau
gejala impending eklamsia, kegagalan terapi konservatif yaitu
setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah
atau setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo
(tidak ada perbaikan).
2) Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra
uterine growth retardation (IUGR).
3) Hasil laboratorium
Adanya HELLP sindrom (haemolisis dan peningkatan fungsi hepar
dan trombositopenia).
a. Penanganan kejang
i. Beri obat antikonvulsan
ii. Pelengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan,
masker oksigen, oksigen)
iii. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
iv. Aspirasi mulut dan tenggorokan
v. Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trandelenburg untuk
mengurangi resiko aspirasi
vi. Beri O2 4-6 liter/menit
b. Penanganan umum
i. Jika tekanan diastolik >110 mmHg, berikan anti hipertensi,
sampai tekanan diastolik antara 90-100 mmHg
ii. Pasang infus RL dengan jarum besar (16 gauge atau lebih)
iii. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
iv. Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria
v. Jika jumlah urine <30 ml per jam : 
vi. Infus cairan dipertahankan 1 1/8 jam
vii. Pantau kemungkinan edema paru
viii. Jangan tinggalkan pasien sendirian, kejang disertai aspirasi
dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
ix. Observasi tanda-tanda vital, reflex, dan DJJ setiap jam
x. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru
(Maternal dan Neonatal, 2010)
c. Pengobatan dengan MgSO4
1) Dosis awal
MgSO4 4gr IV sebagai larutan 20% 5 menit
Diikuti dengan MgSO4 (50%) 5gr IM dengan 1 ml ligonain
2%
2) Dosis Pemeliharaan
MgSO4 (50%) 5gr + ligonokain 2% 1 ml IM setiap 4 jam
Sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang berakhir
(Maternal dan Neonatal, 2007).
d. Pengobatan Obstetrik
Pengobatan obstetri dilakukan dengan cara
terminasi terhadap kehamilan yang belum inpartu, yaitu :
1. Induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai
bishop 5 atau lebih dan dengan fetal heart monitoring.
2. Seksio Sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila:
fetal assessment jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak dipenuhi
(nilai bishop < 5) atau adanya kontraindikasi tetesan
oksitocyn; 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitocyn belum
masuk fase aktif. Pada primigravida lebih diarahkan untuk
dilakukan terminasi dengan seksio sesaria.
5. Wewenang bidan dalam kasus preeklamsi
Penyelenggaraan praktik bidan sebelumnya diatur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan No 900 Tahun 2002 Tentang Registrasi
Dan Praktik Bidan. Pasal 14 menyebutkan kewenangan bidan meliputi
pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga berencana dan pelayanan
keseahatan masyarakat. Pasal 16 menyebutkan bahwa pelayanan
kebidanan kepada ibu meliputi Penyuluhan dan konseling, pemeriksaan
fisik, pelayanan antenatal pada kehamilan normal, pertolongan persalinan
abnormal yang mencakup ibu 68 hamil dengan abortus iminens.
Hiperemesis gravidarum tingkat satu, preeklamsi ringan dan anemia
ringan, pertolongan persalinan normal, pertolongan persalinan abnormal
yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala didasar penggul,
ketuban pecah dini tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan
lahir,pelayanan ibu nifas normal dan ibu nifas abnormal, pelayanan dan
pengobatan pada kelainan ginekologi. Dalam Keputusan tersebut seorang
bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dapat melakukan
kewenangan normal maupun abnormal berdasarkan pendidikan dan
pengalaman serta memberikan pelayanan berdasarkan profesi
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian data subjektif, Ny. H hamil anak ke dua
datang rujukan dari puskesmas dengan keluhan mengeluh pusing, mual dan
muntah satu kali menuju ke rumah sakit. Ibu mengatakan memiliki riwyat
penyakit asma dan keluarganya memiliki riwayat asma.
Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma pada setiap
penderita tidaklah sama, bahkan pada seorang penderita asma serangannya
tidak sama pada kehamilan pertama dan kehamilan berikutnya. Serangan akan
timbul mulai usai kehamilan 24 minggu sampai 36 minggu, dan akan
berkurang pada akhir kehamilan. Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat
bergantung dari frekuensi dan beratnya serangan asma, karena ibu dan janin
akan mengalami hipoksia. Keadaan hipoksia jika tidak segera diatasi tentu
akan memberikan pengaruh buruk pada janin, berupa abortus, persalinan
prematur, dan berat janin yang tidak sesuai dengan umur kehamilan.
Berdasarkan pengkajian data objektif, Tekanan darah : 160/100
mmHg, tekanan darah ibu masuk ke dalam kategori tinggi ibu mengalami
hipertensi pada kehamilan atau peeklamsi. Pre eklampsia adalah sekumpulan
gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari
hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda
kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih, dari
hasilpemeriksaan laboratorium Ny.H di dapatkan hasil protein urine yaitu
positif 2 ,Nadi : 82x/menit, Respirasi : 20x/menit dan Suhu : 36,5 oC. Berat
Badan Ny. H sebelum hamil adalah 50 kg dan saat ini berat badan Ny. H
adalah 63 kg. Tinggi badan Ny. H adalah 150 cm. Ukuran lingkar lengan atas
adalah 28 cm termasuk dalam normal . Berdasarkan perhitungan Indeks
Massa Tubuh (IMT), status gizi Ny. H termasuk dalam kategori obesitas
dimana IMT adalah 30,2 kg/m2. Kegemukan disamping menyebabkan
kolesterol tinggi dalam darah juga menyebabkan kerja jantung lebih berat.
Semakin gemuk seseorang maka semakin banyak pula jumlah darah yang
terdapat di dalam tubuh yang berarti makin berat pula fungsi pemompaan
jantung sehingga dapat meyebabkan terjadinya preeclampsia
B. Analisis
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. H usia 25 tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 35 minggu Kehamilan
dengan preeklamsi
2. Kebutuhan tindakan segera bedasarkan kondisi klien :
a. Beri support mental terhadap ibu
b. Beri konseling tentang pre eklamsia
c. KIE pengelolaan stress
d. Kolaborasi dengan dr. SpOG
C. Penatalaksanaan
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 160/100 mmHg, nadi
82x/menit, RR 20x/menit, suhu 35,5oC DJJ 150x/menit protein urin positif 2
Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami preeklampsiaditandai dengan TD :
160/100 mmHg, protein urine (+)2
Menganjurgan ibu untuk berbaring miring kiri,Posisi ini diyakini dapat
memaksimalkan aliran darah dan gizi ke plasenta sehingga bayi mendapatkan
asupan lebih maksimal. Ini terkait dengan letak vena cava inferior yang
berada di bagian  belakang sebelah kanan tubuh. Vena cafa inferior
merupakan tempat aliran darah dari atau ke tubuh bagian bawah. Posisi
miring ke kiri membebaskan bagian ini dari tekanan sehingga alirannya
lancar. Posisi ini pun dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk
dan cairan dari tubuh Mama sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki,
pegelangan kaki dan tangan
Mengajarkan ibu teknik relaksasi Memberikan KIE kepada Ny. R
tentang cara teknik relaksasi pernapasan. Cara melakukan teknik relaksasi
pernafasan yaitu dengan menarik nafas pelan dan panjang melalui hidung
kemudian dilepaskan melalui mulut, dilakukan secara bertahap 5-10 menit.
Latihan ini dapat dilakukan dalam posisi tegap, berdiri, dan berjalan. Terdapat
beberapa tujuan dari teknik napas dalam menurut Lusianah, Indaryani and
Suratun (2012), yaitu antara lain untuk mengatur frekuensi pola napas,
memperbaiki fungsi diafragma, meningkatkan relaksasi otot, mengurangi
udara yang terperangkap, meningkatkan inflasi alveolar, memperbaiki
kekuatan otot-otot pernapasan, dan memperbaiki mobilitas dada dan vertebra
thorakali, meningkatkan ventilasi alveoli, meningkatkan efisiensi batuk,
memelihara pertukaran gas, menurunkan kecemasan, dan mengurangi tingkat
stres baik itu stres fisik maupun emosional. Ibu mengerti dan paham.
Kolaborasi dengan dokter SpOg untuk pemebrian terapi O2 3-5 liter,
Infuse RL 20 tpm, Nifedipin 4x1 hari @10g, Injeksi cefotaxime2x 1 g (skin
test), Dexametason 2x 1 hari @ 5mg/ml, Protap mgso4 Harus memenuhi
syarats: Pernafasan normal, Reflek patella (+),Pengeluaran urine. Ranitidine
2x1 @50mg/2ml, Ondansetron 2x1 @8mg
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. H berdasarkan data hasil
anamnesa dan pemeriksaaan fisik.
2. Diagnosa pada Ny.H usia 25 tahun G2P1A0 umur kehamilan 35 minggu
dengan preeklamsia.
3. Perencanaan tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikaan KIE
tentang pemenuhan nutrisi, pengelolaan stress, dan persiapan persalinan
4. Penatalaksanaan tindakan yang dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter
SpOg untuk pemberian terapi, memberikan KEI tentang preeklamsia
5. Melakukan evaluasi asuhan pada Ny. H bahwa NY. H mengerti dan
paham terhadap penjelasan yang diberikan
6. Dokumentasi asuhan kebidanan SOAP pada kehamilan dengan
preeklamsia.

B. Saran
1. Bagi Bidan
Bidan diharapkan dapat melakukan deteksi dini komplikasi kehamilan
sehingga dapat tertangani dengan intensif dan memberikan penyuluhan
serta memberikan edukasi mengenai perawatan kehamilan agar ibu dapat
menjalani kehamilan dengan sehat dan berkualitas.

2. Bagi Mahasiswa Kebidanan


Mahasiswa kebidanan diharapkan dapat menerapkan pengetahuan
tatalaksana kasus kehamilan dengan preeklamsia dalam memberikan
asuhan kebidanan dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan K ehamilan. Yogyakarta : ANDI

Sukami, I dan sudarti 2014 patologi kehamilan persalinan nifas dan neonatus resiko
tinggi Yogyakarta sorowajan baru

Bobak, lowdermik, jansen 2004 buku ajar keperawatan maernitas Jakarta : EGC

Cuningham.f.gary dkk.2005.obstetri wiliams Jakarta egc

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Profil Kesehatan Indonesia tahun


2010. Jakarta : Depkes RI

Ochtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. ObstetriFisiologi Dan ObstetriPatologi.


Jilid 1. Jakarta: EGC. Hlm: 198-208.

Prawirohardjo,Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono

Rukiyah,Ai Yeyeh.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).Jakarta: Trans


Info Media.
LAMPIRAN KOMPREHENSIF

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
Jalan Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta 55143 Telp (0274) 374331

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA


TERHADAP Ny. H G2 P1 A0 USIA KEHAMIAN 35 MINGGU DI RUANG
IGD RSUD JENDRAL AHMAD YANI
KOTA METRO

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. DATA SUBJEKTIF
Tanggal pengkajian : 19 september 2018 pukul : 19.45 WIB
1. IDENTITAS/ BIODATA
Nama pasien : Ny. H Nama suami : Tn. A
Umur : 25 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : batang Hari Alamat : Batang Hari
2. ANAMNESE
a. Alasan kunjungan saat ini
Ibu hamil anak ke dua datang rujukan dari puskesmas dengan keluhan
mengeluh pusing, mual dan muntah satu kali menuju ke rumah sakit.
b. Riwayat kehamilan saat ini
1) Riwayat menstruasi
Hari pertama haid terakhir : 15 januari 2018
Taksiran persalinan : 22 oktober 2018
Lamanya menstruasi terakhir : tidak teratur
Banyaknya : normal 2-3x ganti pembalut
2) Tanda tanda kehamilan
Hasil tes kehamilan :tanggal 19 febuari 2018
PP test (+)
3) Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : usia kehamilan 16 minggu
4) Keluhan yang dirasakan
a) Mual dan muntah : ibu mengatakan mual
b) Nyeri perut : ibu mengatakan tidak ada nyeri perut
c) Panas, menggigil : ibu mengatakan tidak panas dan menggigil
d) Sakit kepala : ibu mengatakan sakit kepala
e) Penglihatan kabur :ibu mengatakan tidak pernah mengalami
penglihatan kabur
f) Rasa nyeri/panas waktu BAK : ibu mengatakan saat BAK tidak
nyeri dan panas
g) Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya: ibu mengatakan tidak
merasa gatal pada vagina
h) Pengeluaran cairan pervagina: ibu mengatakan tidak ada
pengeluaran cairan pada vagina
i) Nyeri kemerahan ,tegang pada tungkai : ibu mengatakan tidak nyeri
pada tungkai
j) Odema : tidak odem
5) Diet /makanan
a) Pola makan : sehari makan 3 kali (nasi+sayur+lauk pauk)
b) Selama hamil : tidak ada perubahan, sehari makan 3 kali
(nasi+sayur+lauk pauk)
6) Minum
a) Pola minum : sehari minum 1500 cc
b) Selama hamil : sehari minum 2600 cc
7) Eliminasi
a) Pola BAK : sehari BAK 4 kali saat pagi, sore, dan malam
b) Selama hamil : sehari BAK 5-6 kali, karena kepala bayi sudah
turun, ibu hamil trimester III
c) Pola BAB : sehari BAB 1 kali pada pagi hari
d) Selama hamil : tidak ada perubahan, sehari BAB 1 kali pada
pagi hari
8) Personal hygene: ibu mandi 2 kali sehari pagi dan sore, gosok gigi 2
kali sehari, keramas 2 kali seminggu dang anti pakaian 2 kali sehari
9) Aktivitas sehari-hari
a) Pola istirahat : ibu tidur siang 1 jam dan 7 pada malam hari
b) Seksualitas : ibu melakukan hubungan seksualitas 1 kali
selama 1 minggu
10) Imunisasi TT: TT4
11) Kontrasepsi yang digunakan: ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi
12) Tablet Fe yang sudah diminum: 80 tablet Samcobion
c. Riwayat kehamilan yang lalu
Penyulit
Jenis
Tgl/ Tempat Usia Jumlah kehamila Keadaan
Penol- Kelami
No tahun Persali- kehami persalin n BB PB anak
ong n
lahir Nan lan an persalina sekarang
n
1 07/05/ Bps 40 1 bidan Tidak ada Laki- 3500 48 sehat
2012 mingg laki
u

d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
a) Jantung : ibu mengatakan tidak menderita penyakit jantung
b) Tekanan darah tinggi : ibu mengtatakan sejak usia kehamialan 20
minggu tekanan darah ibu tinggi
c) Hepar : ibu mengatakan tidak menderita penyakit hepar
d) Diabetes melitus : ibu mengatakan tidak menderita DM
e) Anemia berat : ibu mengatakan tidak menderita anemia berat
f) Penyakit hubungan seksual dan HIV / AIDS : ibu mengatakan tidak
menderita HIV/AIDS
g) Asma : ibu mengatakan menderita penyakit asma
h) Campak : ibu mengatakan tidak menderita penyakit campak
i) Tuberkulosis : ibu mengatakan tidak menderita penyakit
tuberkulosis
j) Gangguan mental : ibu tidak menderita ganggauan mental
k) Operasi : ibu mengatakan tidak pernah operasi
2) Perilaku kesehatan
a) Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya: Ibu mangatakan tidak
menggunakan alkohol dan obat-obatan sejenisnya.
b) Obat-obatan/jamu yang sering digunakan:Ibu mengatakan tidak
menggunakan obat-obatan/jamu.
c) Merokok, makan sirih:Ibu mengatakan ia tidak merokok dan tidak
makan sirih.
d) Iritasi vagina/ganti pakaian dalam:Ibu mengatakan tidak iritasi
vagina dan ganti pakaian dalam 2x sehari (saat sudah terasa lembab
dan tidak nyaman)
e. Riwayat sosial
1) Apabila kehamilan ini di rencanakan: ibu mengatakan kehamilan ini
tidak direncanakan
2) Respon terhadap kehamilan : senang
3) Status perkawinan : sah dalam pandangan hukum dan agama
4) Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan persalinan, nifas :
tidak ada
5) Rencana bersalin : di rumah sakit
f. Riwayat keadaan keluarga: (tanyakan tentang penyakit-penyakit keturunan)
Ibu mengatakan ia dan keluarganya memiliki riwayat penyakit asma

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik dan TTV
a. Kesadaran umum ibu : compos mentis
b. Pemeriksaan umum : baik
c. Tinggi badan : 150 cm
d. Berat badan :
1) Sebelum hamil : 50 kg
2) Saat hamil : 68 kg
BB 68 68
3) IMT = 2 = 2 = =30,2 kg/m2
TB 1.50 2.25
e. Tekanan darah : 160/100mmHg
f. Pernafasan : 20kali/menit
g. Nadi : 82 kali/menit
h. Suhu tubuh : 36,50C
i. Lila : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
a. Kepala dan wajah : bentuk kepala simetris, pada wajah tidak ada
pembengkakan dan chloasma gravidarum tidak ada
b. Mata :
1) Kelopak mata : simetris kanan dan kiri
2) Konjunctiva : merah muda tidak
anemis
3) Sklera : putih tidak
ikterik
c. Hidung :
1) bentuk : Simetris
2) Keadaan : Bersih
3) Fungsi : Baik
d. Mulut dan gigi :
1) Lidah graham : tidak ada radang dan bersih
2) Gigi : tidak ada caries gigi
e. Kelenjar thyroid :
1) Pembesaran kelenjar tyroid: tidak ada pembesaran
2) Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
f. Dada :
1) Jantung : terdengar bunyi lup dup yang teratur
2) Paru-paru : tidak rochi, paru kanan/kiri
3) Payudara :
a) Simetris : simetris kanan dan kiri
b) Areola : terdapat hiperpigmentasi pada areola kanan
dan kiri
c) Puting susu : menonjol kanan dan kiri dalam keadaan bersih
d) Pembesaran : ada pembesaran
e) Pengeluaran : belum ada pengeluaran colostrum
f) Rasa nyeri : tidak ada rasa nyeri
g) Lain-lain : tidak ada
g. Perut :
Bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia kehamilan, letak
memanjang, tidak ada bekas luka operasi, keadaan bersih.
1) TFUMc Donald : 31 cm
2) DJJ : 150 kali/menit
3) TBJ : (TFU-12)x155= (31-12)x 155=2945 gram
4) Pemeriksaan Leopold :
a) Leopold 1 : TFU 3 jari di bawah px, usia kehamilan 35
minggu, pada fundus teraba bulat, lunak dan
tidak melenting berarti bokong.
b) Leopold 2 : pada bagian kiri ibu teraba keras dan
memanjang seperti papan yang berarti
punggung janin (puki), pada bagian kanan ibu
teraba bagian-bagian kecil yang berarti
ekstremitas
c) Leopold 3 : pada bagian bawah teraba bulat, keras dan
melenting yang berarti kepala,saat dilakukan
pemeriksaan kepala masih bisa digerakkan
berarti kepala belum masuk PAP, jadi leopold
4 tidak dilakukan.
h. Punggung : Keadaan sedikit lordosis, karena titik gravitasi
berpindah ke perut bagian depan.
i. Genetalia : (di berikan pertanyaan) ibu mengatakan tidak
ada keluhan pada bagian genitalia
j. Extermitas :
1) Atas : sirkulasi normal <2 detik, ridak ada
pembengkakan, turgor baik, akral hangat.
2) Bawah : sirkulasi normal <2 detik, ada pembengkakan,
turgor baik, akral hangat, reflek patella pada kedua kaki positif, tidak
ada varises pada kedua kaki.
3. Hasil pemeriksaan laboratorium
a. Hb : 9,7 gr/dl
b. Protein urine : (+) 2
c. Reduksi urine (glukosa) : negatif (-)
d. Trombosit : 273 g/dl
e. SGOT :16,1 u/l
f. SGPT :15,8 u/l
g. HbSAg : non reaktif
h. Asam urat :9,53
C. ANALISA DATA
Tanggal : 19 september 2018 pukul 19.45 WIB
1. Diagnosa
G2P1A0 usia kehamilan 35 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, letak
memanjang, posisi pu-ki, presentasi kepala dengan preeklamsi

Dasar :
Ibu mengatakan hamil anak ke dua tidak pernah keguguran mengeluh pusing
(+), mual (+), muntah (+)
HPHT : 15 januari 2018
TD : 160/100 mmHg, nadi : 82 x/menit, RR : 20 x/menit, T : 36,5oC,
Djj : 150 x/menit protein urine : (+) 2
2. Masalah
Ibu mengatakan cemas menghadapi kondisi kehamilannya karena tekanan
yang semakin meningkat dan merasa mual,pusing
3. Keluhan
a. Beri support mental terhadap ibu
b. Beri konseling tentang pre eklamsia
4. Diagnosa potensial
Terjadi eklamsi
Kebutuhan Langsung / Konsul/ Kolaborasi ( bila ada)
Kolaborasi dengan dr. SpOG dengan hasil:
1. O2 3-5 liter
2. Infuse RL 20 tpm
3. Nifedipin 4x1 hari @10g
4. Injeksi cefotaxime2x 1 g (skin test)
5. Dexametason 2x 1 hari @ 5mg/ml
6. Protap mgso4
Harus memenuhi syarats
a) Pernafasan normal
b) Reflek patella (+)
c) Pengeluaran urine
7. Ranitidine 2x1 @50mg/2ml
8. Ondansetron 2x1 @8mg

D. PERENCANAAN, PELAKSANAAN, dan


EVALUASI
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 160/100 mmHg, nadi
82x/menit, RR 20x/menit, suhu 35,5oC DJJ 150x/menit protein urin positif 2
Evaluasi : Ibu mengetahui keadaannya dan bayinya saat ini
2. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami preeklampsia berat ditandai dengan
TD : 160/100 mmHg, protein urine (+)2
Evaluasi : Ibu memahami dan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan
3. Member ibu KIE tentang preeklampsia
Evaluasi : ibu mengerti tentang preeklampsia
4. Menganjurgan ibu untuk berbaring miring kiri
Evaluasi : ibu bersedia utuk rawat inap dan tirah baring miring ke kiri
5. Pemasangan DC untuk memantau pengeluaran urine
Evaluasi : DC telah di pasang
6. Memantau tekanan darah 4 jam sekali
Evaluasi : TD sudah di pantau
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Evaluasi : ibu bersedia istirahat yang cukup
8. Pasang infuse RL 20 tpm
Evaluasi : infuse RL sudah terpasang pada tngan kiri dengan dosis 20
tpm
9. Pasang O2 3 liter/menit
Evaluasi : O2 Sudah terpasang 3 liter/menit
10. Member ibu terapi
a. Ijeksi cefotaxim 1gr secara IV
Evaluasi : cefotaxim sudah diberikan secara IV dengan dosisi 1 gr
b. Obat oral nifedipin 4x1 hari @10 mg
Evaluasi : nifedipin sudah diberikan per oral
c. Dexametason 2x 1 hari @5mg/ml
Evaluasi : dexametason sudah diberikan
d. MgSO4 40% CSI protap
Evaluasi : MgSO4 telah diberikan
e. Ranitidine 2x1 hari 50mg/2ml
Evaluasi : ranitidine telah diberikan
f. Ondansetron 2x1 @8mg
Evaluasi : ondansetron sudah di berikan
CATATAN PERKEMBANGAN 1

Tanggal 20 september 2018 Pukul 08.00 WIB


A. SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan masih pusing
2. Ibu mengatakan sudah lebih banyak beristirahat
3. Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makanan susuai yang dianjurkan
4. Ibu mengatakan sesak sudah sedikit berkuranng
B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keaaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tekanan darah :160/100 mmHg
d. Suhu : 36,9 oC
e. Nadi : 80 x/menit
f. Respirasi : 20x/menit
g. Palpasi :
1) Leoppold I : TFU 3 jari di bawah px, usia kehamilan 35 minggu,
pada fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting berarti bokong.
2) Leopold II : pada bagian kiri ibu teraba keras dan memanjang
seperti papan yang berarti punggung janin (puki), pada bagian kanan
ibu teraba bagian-bagian kecil yang berarti ekstremitas
3) Leopold III : pada bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting
yang berarti kepala,saat dilakukan pemeriksaan kepala masih bisa
digerakkan berarti kepala belum masuk PAP, jadi leopold 4 tidak
dilakukan.
h. DJJ : 150x/menit
i. Auskultasi : pada paru-paru tidak terdengar wheezing
j. Ekstermitas atas : terpasang infuse RL pada tangan kiri tidak ada
pembengkakan
k. Ekstermitas bawah : tidak ada pembengkakan

C. ANALISA
Ny. HG2P1A0 umur 25 tahun usia kehamilan 35 minggu, janin tunggal, hidup,
intra uterin, letak memanjang, posisi pu-ki, presentasi kepala dengan
PREEKLAMSI

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 160/100 mmHg, nadi
80x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,9oC DJJ 156x/menit protein urin positif 2
Evaluasi : Ibu mengetahui keadaannya dan bayinya saat ini
2. Mengingatkan ibu untuk berbaring miring kiri
Evaluasi : ibu bersedia utuk rawat inap dan tirah baring miring ke kiri
3. Memantau tekanan darah 4 jam sekali
Evaluasi : TD sudah di pantau
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Evaluasi : ibu bersedia istirahat yang cukup
5. Member ibu terapi
a. Infuse RL 20 tpm
Evaluasi : infuse RL sudah terpasang pada tngan kiri dengan dosis 20
tpm
b. Pemberian O2 3 liter/menit
Evaluasi : O2 Sudah terpasang 3 liter/menit
c. Ijeksi cefotaxim 1gr secara IV per 12 jam
Evaluasi : cefotaxim sudah diberikan secara IV dengan dosisi 1 gr
d. Obat oral nifedipin 4x1 hari @10 mg
Evaluasi : nifedipin sudah diberikan per oral
e. Ranitidine 2x1 hari per12 jam
Evaluasi : ranitidine sudah diberikan
f. Dexametason 2x2 per 12 jam
Evaluasi : dexametason sudah diberikan
g. Ondansetron 2x1 per 12 jam @8mg
Evaluasi : telah diberikan ondansetron
h. MGSO4 drip /6 jam
Evaluasi : MGSO4 sudah diberikan
6. Meminta suami dan ibu menandatangi surat persetujuan tindakan SC (inform
Consenst) karena ibu tidak bisa melakukan persalinan normal dengan
diagnose preeklamsi dan protein urine + 2
Rasional : Dengan menandatangani lembar persetujuan tindakan
memberikan ibu dan keluarga menyatakan setuju dengan tindakan yang akan
dilakukan dan sebagai bukti hukum terhadap tindakan medis yang dilakukan
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti dan menyetujui tindakan yang akan
dilakukan

Anda mungkin juga menyukai