Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN JURNAL READING ASUHAN KEBIDANAN

KEGAWATDARURATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMSI

Disusun oleh:
DIAN NOVITA SARI
NIM : P07124520062

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
BAB I
ISI JURNAL
A. Judul
Faktor risiko kejadian preeklampsia di kota parepare
B. Abstrak
Preeklampsia adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu,
janin dan neonatal. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko kejadian
preeklampsia di Kota Parepare. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kajian
kasus kontrol. Kasus adalah semua ibu melahirkan Juli-Desember 2016 yang
mengalami preeclampsia saat hamil dan tercatat pada kartu status pasien di enam
puskesmas di Kota Parepare sebanyak 35 orang. Sementara kontrol adalah ibu
melahirkan Juli-Desember 2016 yang tidak mengalami preeklampsia saat hamil dan
tercatat pada kartu status pasien di enam puskesmas di Kota Parepare sebanyak 70
orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko terhadap kejadian
preeklampsia meliputi status sosial ekonomi status sosial ekonomi (OR=6,795 ; CI
95%, 1,997-23,123 p=0,002) dan pemanfaatan antenatal care (OR=10,597 ; CI 95%,
3,670-30,595 ; p=0,000). Sedangkan usia ibu (OR=0,892 ; CI 95%, 0,3952-2,012 ;
p=0,782), riwayat preeklampsia ibu (OR=5,642 ; CI 95%, 0,960-33,142 ; p=0,055),
paritas (OR=1,754 ; CI 95%, 0,679-4,531 ; p=0,243), riwayat hipertensi ibu
(OR=1,862 ; CI 95%, 0,575-6,034 ; p=0,295), dan tingkat pendidikan ibu
(OR=2,212 ; CI 95%, 0,664-7,367 ; p=0,196) bukan faktor risiko terhadap kejadian
preeklampsia. Dengan demikian, status sosial ekonomi dan pemanfaatan ANC
merupakan faktor risiko terhadap kejadian preeklampsia. Faktor yang paling
berpengaruh terhadap kejadian preeklampsia adalah pemanfaatan antenatal care
C. Pendahuluan
Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vascular yang terjadi sebelum
kehamilan, saat terjadi kehamilan atau pada permulaan nifas. Golongan penyakit ini
ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang biasanya disertai dengan
proteinuria, edema, konvulsi, koma, atau gejala lainnya. Preeklampsia dapat
didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah (hipertensi) dan protein dalam urin
(proteinuria) dalam kehamilan yang dapat menyebabkan eklampsia, atau kejang.
Hipertensi pada ibu hamil dapat menyebabkan kematian ibu, kematian perinatal,
bayi lahir prematur, dan berat badan lahir rendah (Bilano et al., 2014). Kematian ibu
di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Pada tahun 2013 kematian akibat
perdarahan sebanyak 30,3%, HDK sebanyak 27,1% dan infeksi sebanyak 7,3%
(Kementerian Kesehatan RI, 2016). Preeklampsia adalah kondisi yang umum dialami
oleh ibu hamil, tetapi etiologinya masih belum banyak diketahui. Hasil dari penelitian
tentang faktor risiko preeklampsia masih diperdebatkan karena memiliki hasil yang
berbeda-beda .Status sosial ekonomi memiliki pengaruh terhadap kejadian hipertensi
dalam kehamilan. Penelitian Bilano et al (2014), yang menyebutkan bahwa
pendapatan rendah dan menengah pada ibu hamil berhubungan dengan kejadian
preeklampsia/eklampsia. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa ibu hamil dengan
riwayat preeklampsia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami preeklampsia
dikehamilan selanjutnya (Mahande et al., 2013; Mehta et al., 2014; Muti et al., 2015)

D. Metode
Rancangan penelitian ini menggunakan analitik dengan pendekatan
crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dirawat di
Ruang Kebidanan RSUD Batin mangunang Kota Agung mulai 1 januari 2018
sampai 30 april 2019 adalah 417 orang, yang mengalami preeklampsi sebanyak
54 kasus. Jumlah sampel ibu yang mengalami preeklampsi di RSUD Batin
Mangunang Kota Agung 54 sampel untuk kasus dan 54 sampel untuk kontrol
karena penelitian ini menggunakan perbandingan kasus 1:1. Pengumpulan data
menggunakan lembar observasi dan analisa data yang digunakan adalah
univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chisquare
E. Hasil
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan Ada hubungan antara faktor resiko
ibu hamil berdasarkan umur, dengan Kejadian pre eklampsia dengan nilai p-value =
0,001.Ada hubungan antara faktor paritas dengan Kejadian pre eklampsia dengan nilai
p-value = 0,012.Tidak Ada hubungan antara faktor pendidikan ibu, dengan Kejadian
pre eklampsia dengan nilai p-value = 0,0847.Ada hubungan antara faktor resiko
pelayanan antenatal dengan Kejadian pre eklampsia dengan nilai p-value = 0,007.
Tidak Ada hubungan antara faktor resiko riwayat Penyakit kronik pada ibu dengan
kejadian pre eklampsia dengan nilai p-value = 0,182.
G. Referensi
Asmana, S. K., Syahredi, S., & Hilbertina, N. (2016). Hubungan Usia dan Paritas
dengan Kejadian Preeklampsia Berat di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2012-2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3).
Bilano, V. L., Ota, E., Ganchimeg, T., Mori, R., & Souza, J. P. (2014). Risk factors of pre-
eclampsia/eclampsia and its adverse outcomes in low-and middle-income countries:
a WHO secondary analysis. PloS one, 9(3), e91198.
Febria Sulistiana,2011 Hubungan karakteristik ibu hamil denga kejadian
Preeklampsia di RS PKU Muhammadiyah, Jogjakarta tahun 2011.
Hernawati, 2011 Hubungan Karakteristik ibu Hamil dengan Kejadian pre Eklampsia Di
RSUD Kota Semarang Tahun 2011
Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana. Jakarta: EGC, 15, 157.
Maternity dainty, dkk.2017. Asuhan Kebidanan Komunitas.Yogyakarta : Andi Offset
Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka.
Riskesdas, 2018. Penyebab Kematian Ibu. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan. Indonesia; KemenkesRI
Rukiyah, dkk, 2002, Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Cetakan Pertama, Jakarta: Trans
Info Media.
Rukiyah, dkk, 2013. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: TIM.
Yowanti, 2014 Hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian Preeklampsia Di
RSUD Prof. Dr. Hi.Aloei Saboe Tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai