Kardio Kristianagustinus 1862030003
Kardio Kristianagustinus 1862030003
Kronis ( PPOK )
Disusun oleh :
Prodi Fisioterapi
Fakultas Vokasi
Jakarta 2020
Definisi
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah suatu penyakit yang ditandai oleh
limitasi saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel. Limitasi saluran napas umumnya
bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi. Umumnya, limitasi saluran
napas yang terjadi pada PPOK disebabkan oleh campuran antara penyakit saluran napas kecil
(Obstructive bronchiolitis) dan desruksi parenkim (Emfisema) (Francis,2008).
Patologi
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) sering kali terjadi karena adanya inflamasi
pada saluran pernafasan, paremkim paru, dan system pembuluh darah pulmonar. Pada
umumnya PPOK dapatterjadi karena adanya kelainan pada bronkus (bronchitis kronis)
maupun destruksi paremkim paru (emfisema). Kerusakan pada saluran nafas pasien PPOK
merupakan suatu respon inflamasi yang diperkuat terhadap iritasi kronik seperti asap rokok
yang terdapat pada mekanisme bronkitis kronis. Bahan utama perusak sel dari proses
mekanisme kerusakan paru akibat rokok adalah protease, mielperoksidase, oksidan dan
radikal bebas, sedangkan yang meredamdan memegang peranan penting dalam mencegah
kerusakan adalah alfa-1 Antritipsin, yang dapat dirusak oleh mielperoksidase, radikal bebas
dan oksidan (Jenkins, 2007)
Masalah gerak dan fungsi penderita PPOK sangatlah banyak mulai dari sesak nafas,
saat bernafas ada bunyi, mengi atau wheeze, ekspirasi dari pasien memanjang karena pasien
suka ekspirasi, terkadang ditemukan pernafasan paradoksal dan juga cepat lelah.
Identitas Pasien
Dari hasil anamnesis yang berhubungan dengan kasus ini didapatkan hasil sebagai
berikut, Nama : Tn. Pras : 35 Tahun, Jenis Kelamin : laki-laki, Agama : Islam,
Pekerjaan : Pelabuhan
Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien ini adalah Sesak napas, nyeri dada, batuk, penurunan
ekspansi toraks.
Pemeriksaan umum
Tekanan dara : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 62 kali per menit
Pernafasan : 23 kali per menit
Inspeksi
Palpasi
Pada palpasi dada didapatkan vokal fremitus melemah dan sela iga melebar. Terutama
dijumpai pada pasien dengan emfisema dominan.
Perkusi Hipersonor
akibat peningkatan jumlah udara yang terperangkap, batas jantung mengecil, letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah terutama pada emfisema.
A. Breathing exercise
Breathing exercise merupakan salah satu tekhnik yang digunakan untuk membersihkan jalan
nafas, merangsang terbukanya system collateral, meningkatkan distribusi ventilasi, dan
meningkatkan volume paru. Tekhnik yang digunakan meliputi :Diaphragmatic Breathing
Exercise, Pursed Lip Breathing, dan Segmental Costal Breathing Exercise.
B. sangkar thorak
Gangguan mobilitas sangkar thorak dapat terjadi kearah inspirasi dan ekspirasi, pada PPOK
terjadi gangguan pengembangan thorak pada saat inspirasi. Mobilisasi sagkar thorak dapat
dibantu dengan pergerakan shoulder dan trunk.
C. Postural drainage
Postural drainage adalah cara untuk mengelurakan sputum dari paru dengan menggunaka
gaya gravitasi dari sputum. Pembersihan dengan cara ini dilakukan sesuai dengan posisi
tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan sputum dari pohon trakheobronkhial menuju
ke trachea. Pada penderita dengan produksi sputum banyak lebih efisien jika ditambahkan
dengan perkusi atau vibrasi dada (Suhartono, 2013)
D. Tapotemen
Teknik ini berupa tepukan yang ritmis dan terah ke bagian paru, tujuannya adalah untuk
menggetarkan paru sehingga bila ada dahak yang lengket pada dinding saluran napas dapat
terlepas dan mengalir kesaluran napas yang lebih besar. Tapotemen biasanya dilakukan
bersamaan degan pemberian postural drainage. Tidak semua kondisi paru boleh diberikan
tapotemen / perkusi ada hal hal perlu diperhatikan dalam pemberian tindakan ini diantaranya
adanya suara mengi/ wheezing karena dapat menyebabkan keluhan sesak semakin bertambah
jika tidak dilakukan secara tepat, batuk darah karena dapat menambah perdarahan. Bila
melakukan perkusi sebaiknya jumlah tepukan mencapai 25 kali dalam 10 detik agar hasil
lebih maksimal, selama 3-5 menit untuk tiap bagian dari paru paru. Indikasi untuk perkusi
dilakukan pada pasien yang mendapatkan postural drainage
TOTAL EWT 0 1 2 3
Riwayat Penyakit
RPS :Pasien mengalamai sesak nafas sejak seminggu yang lalau, sesak nafas semakin berat
saat 3 hari sebelum datang ke Rumah Sakit. Pasien mengatakan sesak yang dirasakan
seperti memenuhi seluruh bagian dada dan bertambah saat pasien berjalan selama beberapa
menit. Keluhan tetap tidak membaik meskipun dilakukan perubahan posisi tubuh. Sesak
dirasakan sampai mengganggu aktivitas pasien seperti bekerja. Sesak nafas awalnya terjadi
saat pasien bekerja, tiba-tiba pasien merasakan sesak nafas seperti memenuhi seluruh
bagian dada pasien.
O2 therapy:
Mampu mengeluarkan sputum: Ya/Tidak
Exposure Abdomen:
Thorax:
Urine Output:
Fluid Balance:
Other losses:
Bowel Function:
Data penunjang
Data lab Normal Hasil Data Lab Normal Hasil
pH 7,35-7,45 Triglycerides 50-150 mg/dL
Lipid
Kesan Laboratorium:
INR 10-14 detik
Body Function:
Setelah diperiksa sesak nafas dengan skala borg, Pasien mengalami sesak nafas
mengganggu pasien saat beraktivitas khususnya sedang bekerja
Intervensi Fisioterapi
Rencana Terapi
Tujuan : Membantu pasien menurunkan sesak nafas
Membantu pasien agar bisa beraktivitas kehidupan sehari-harinya
Modalitas & Dosis Direncanakan
A. Breathing exercise
Breathing exercise merupakan salah satu tekhnik yang digunakan untuk membersihkan
jalan nafas, merangsang terbukanya system collateral, meningkatkan distribusi ventilasi,
dan meningkatkan volume paru. Tekhnik yang digunakan meliputi :Diaphragmatic
Breathing Exercise, Pursed Lip Breathing, dan Segmental Costal Breathing Exercise.
B. sangkar thorak
Gangguan mobilitas sangkar thorak dapat terjadi kearah inspirasi dan ekspirasi, pada
PPOK terjadi gangguan pengembangan thorak pada saat inspirasi. Mobilisasi sagkar thorak
dapat dibantu dengan pergerakan shoulder dan trunk.
C. Postural drainage
Postural drainage adalah cara untuk mengelurakan sputum dari paru dengan menggunaka
gaya gravitasi dari sputum. Pembersihan dengan cara ini dilakukan sesuai dengan posisi
tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan sputum dari pohon trakheobronkhial
menuju ke trachea. Pada penderita dengan produksi sputum banyak lebih efisien jika
ditambahkan dengan perkusi atau vibrasi dada (Suhartono, 2013)
D. Tapotemen
Teknik ini berupa tepukan yang ritmis dan terah ke bagian paru, tujuannya adalah untuk
menggetarkan paru sehingga bila ada dahak yang lengket pada dinding saluran napas dapat
terlepas dan mengalir kesaluran napas yang lebih besar. Tapotemen biasanya dilakukan
bersamaan degan pemberian postural drainage. Tidak semua kondisi paru boleh diberikan
tapotemen / perkusi ada hal hal perlu diperhatikan dalam pemberian tindakan ini
diantaranya adanya suara mengi/ wheezing karena dapat menyebabkan keluhan sesak
semakin bertambah jika tidak dilakukan secara tepat, batuk darah karena dapat menambah
perdarahan. Bila melakukan perkusi sebaiknya jumlah tepukan mencapai 25 kali dalam 10
detik agar hasil lebih maksimal, selama 3-5 menit untuk tiap bagian dari paru paru.
Indikasi untuk perkusi dilakukan pada pasien yang mendapatkan postural drainage.
Penatalaksanaan Intervensi
Evaluasi Terapi
Objek Evaluasi Sebelum Terapi Setelah Terapi
(satuan)
Daftar Pustaka
Watchie.Joanne. 2010.Cardiovascular And Pulmonary Physical a Cliical Manual Saunders,
an Imprint of Elsevier Inc: United Stated Of America.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2010. PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik),
pedoman praktis diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.