PENGADAAN ALAT ONLINE SISTEM WAJIB PAJAK HOTEL, HIBURAN, DAN RESTORAN
SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN ALAT ONLINE SISTEM WAJIB PAJAK HOTEL, HIBURAN, DAN RESTORAN
1. UMUM
1.1. DASAR HUKUM
Pelaksanaan kegiatan ini berlaku Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahan dan aturan turunannya.
b). Dalam pengadaan semua jenis barang yang digunakan dalam pemeliharaan adalah merupakan
tanggung jawab penyedia barang untuk membuktikan bahwa barang tersebut telah memenuhi
persyaratan secara rinci dari peraturan standart yang disebutkan secara khusus serta membuktikan
bahwa jenis barang yang diadakan telah sesuai persyaratan yang telah di syaratkan.
c). Pengguna barang berhak untuk menolak jenis barang yang diadakan jika tidak memenuhi persyaratan
minimum yang ditetapkan.
Provinsi DKI Jakarta dalam Visi dan Misi yang disampaikan oleh Gubernur salah satunya
adalah Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan
publik. Khusus dibidang pajak, misi Gubernur tersebut diterjemahkan dalam upaya mempermudah
wajib pajak dalam membayar dan melaporkan pajak mereka secara efektif, efisien, transparan dan
akuntabel. Dalam Perda 6 tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah (KUPD) disebutkan
paling lambat tanggal 15 setiap bulannya wajib pajak diharuskan membayar pajak atas transaksi
penjualannya yang sudah dihitung dan diperhitungkan sendiri oleh wajib pajak untuk kemudian
dilaporkan pada kantor Suku Dinas Pelayanan Pajak dan/atau Kantor Unit Pelayanan Pajak
Daerah (UPPD) yang diberikan kewenangan oleh Kepala Dinas Pelayanan Pajak untuk menerima
laporan wajib pajak atas omzet/penjualan usaha hotel, hiburan dan restoran. Dampak dari
ketentuan tersebut adalah bahwa akan terjadi banyak pertemuan / tatap muka antara Wajib Pajak
dan Petugas Pajak (fiskus).
Frekuensi pertemuan antara Wajib Pajak dengan Petugas Pajak (fiskus) yang cukup tinggi
dapat menjadi salah satu celah terciptanya suatu kesempatan untuk memikirkan dan merekayasa
suatu tindak kecurangan/penggelapan pajak yang berdampak pada kerugian daerah. Selain dari
pada itu, frekwensi yang tinggi dari mobilitas wajib pajak yang bertanggung jawab atas kurang lebih
11.000 objek pajak setiap bulannya, baik itu pada saat pembayaran ke bank maupun pada saat
melaporkan pada Suku Dinas Pelayanan Pajak / UPPD, ditengarai turut memberikan kontribusi
pada kemacetan kota Jakarta.
Fasilitas pelayanan pajak harus dibangun dan diselaraskan dengan perkembangan jaman
yang menitikberatkan pelaksanaan kegiatan berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi.
Sistem pajak online yang sudah berjalan selama ini baru mengikutsertakan wajib pajak yang sudah
memiliki alat pencatat transaksi penjualannya sendiri. Dimana setiap transaksi yang dicetak dan
disimpan dalam dabase internal wajib pajak akan dikirim secara realtime ke DPP dan kemudian
wajib pajak dapat memantau data transaksi yang dikirim tersebut apakah sudah terkirim semua
atau belum. Bila ada yang belum berhasil terkirim, maka wajib pajak akan menginformasikan
kepada DPP/Sudin untuk menarik ulang data transaksi mereka. Dari jumlah total penjualan (omzet)
selama satu bulan yang sudah lengkap dikirim secara online ke DPP, wajib pajak dapat
menghitung dan memperhitungkan nilai pajak yang harus dibayarkannya dan kemudian segera
mengkonfirmasi penarikan dana secara otomatis (autodebet) ke Bank Penerima dan / atau ke Kas
Umum Daerah.
Pada tahun tahun 2012 Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta membuatkan suatu
kebijakan dalam rangka taat pajak dan transparansi pelaporan pajak, maka dibangun suatu bentuk
kerja sama dengan beberapa bank umum pemerintah antara lain BNI, Mandiri dan BRI serta 1
bank swasta dengan kategori besar yaitu BCA. Metode yang dilakukan dalam pemilihan 1 (satu)
bank tersebut adalah dengan bank yang sanggup meng-online-kan data transaksi dari berbagai
alat transaksi wajib pajak restoran, hiburan, hotel dan parkir sebanyak kurang lebih 11.000 objek
pajak tanpa harus mengalokasikan dana APBD untuk hal tersebut. Dari antara bank tersebut yang
menyatakan sanggup adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) sehingga sejak saat itu sampai
sekarang, BRI menandatangani perjanjian kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam hal
online system pajak Hotel, Hiburan, Restoran dan Parkir. Perjanjian Kerja sama tersebut
melahirkan Peraturan Gubernur 224 tahun 2012 tentang Pembayaran dan Pelaporan Transaksi
Usaha Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Parkir Melalui Online System dimana
wajib pajak tersebut membuka rekening di bank tersebut sebagai saluran pembayaran pajak setiap
bulannya. Bukti pembayaran pajak dan pelaporan akan keluar secara otomatis melalui mekanisme
elektronik berupa e-SSPD dan e-SPTPD
Dalam perjalanan implementasinya, banyak kendala yang timbul sehingga pencapaian
target implementasi online sistem masih belum mencapai angka 50%. Kendala tersebut timbul baik
dari sisi Bank maupun dari sisi Wajib Pajak sendiri dimana salah satunya saat ini adalah bahwa
bagi wajib pajak yang tidak / belum memiliki alat pencatat transaksi penjualan (masih manual)
menjadi tidak mendapatkan kesempatan untuk menikmati fasilitas pembayaran dan pelaporan
secara online sistem. Oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya dari Pemprov DKI melalui DPP untuk
menyediakan alat pencatat transaksi penjualan bagi wajib pajak yang belum memiliki alat tersebut
sehingga tidak memberatkan wajib pajak untuk mengadakan atau membeli sendiri. Alat ini nantinya
mempunyai tugas / fungsi sebagai alat perekam atau pencatat transaksi penjualan usaha wajib
pajak hotel, hiburan dan restoran yang terdiri dari perangkat komputer yang sudah siap pakai untuk
merekam transaksi penjualan, mendokumentasikan laporan penjualan, dan mengirimkan data
tersebut ke DPP sehingga wajib pajak dapat terbantu dalam meningkatkan manajerial usahanya
dan tidak ada lagi alasan bagi wajib pajak menghindar dari pelaporan pajak mereka setiap
bulannya.
Melakukan pemantauan kerja/fungsi perangkat tersebut selama satu tahun baik dari sisi
wajib pajak, DPP serta interaksi keduanya sehingga dapat membantu DPP-DKI melakukan
monitoring pelaporan pajak.
b. Tujuan
1. Menyediakan perangkat keras berikut aplikasi pencatat transaksi penjualan restoran, hotel
dan hiburan serta media komunikasi yang dibutuhkan disisi wajib pajak sehingga transaksi
penjualan usaha restoran, hotel dan hiburan yang diinput dalam perangkat tersebut (disisi
wajib pajak) dapat dikirim ke server pusat DPP atau terhubung dengan sistem Pajak Online
DPP-DKI. Usaha restoran lebih diutamakan sebab jumlahnya jauh lebih banyak (dominan)
dari hotel dan hiburan.
2. Menyiapkan suatu sistem penerimaan data dan informasi (dashboard management) di
server DPP yang dijadikan alat uji fungsi pengiriman data dari perangkat PC/POS serta
dapat menampilkan data pelaporan transaksi dari wajib pajak untuk memonitor pelaporan
pajak.
4. Target/Sasaran Pengadaan
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan sistem Pajak Online DPP-DKI:
1. Tersedianya sarana berupa perangkat keras berikut aplikasi pencatat transaksi bagi wajib
pajak restoran, hotel, hiburan dan terhubung secara online dengan sistem / server DPP.
2. Tersedianya sarana yang dapat digunakan untuk melaksanakan sistem Pajak Online DPP-
DKI khususnya untuk wajib pajak Restoran, Hotel, dan Hiburan yang belum memiliki alat
perekam transaksi usahanya.
3. Tersedianya sistem informasi yang dapat memudahkan wajib pajak melaporkan omzet
usahanya serta membantu fiskus melaksanakan monitoring pelaporan data transaksi wajib
pajak.
Standar adalah ketentuan mengenai barang yang disediakan oleh pihak penyedia barang harus sesuai
dengan standar yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis dan standar Internasional/Nasional
yang masih berlaku.
2.2. Pengepakan
Pengepakan adalah ketentuan mengenai kewajiban penjualan untuk melakukan pengepakan atas
barang yang dikirim dari asal barang sampai ke tujuan akhir yang telah ditentukan dalam kontrak.
2.3. Pengiriman
Pengiriman adalah ketentuan mengenai pengiriman barang yang dilakukan pihak penjual sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan oleh pihak pembeli/pengguna barang sesuai dengan jadwal
kebutuhan.
2.4. Transportasi
Transportasi adalah ketentuan mengenai transportasi yang digunakan untuk mengirim barang (melalui
laut, darat atau udara). Biaya transportasi pada waktu pengiriman barang termasuk dalam harga
kontrak.
2.5. Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah ketentuan tentang pihak pengguna barang/jasa mempunyai hak untuk melakukan
pemeriksaan atas barang untuk memastikan kecocokannya dengan spesifikasi, standar
Internasional/Nasional yang masih berlaku dan persyaratan yang telah ditentukan dalam kontrak.
Pemeriksaan dapat dilakukan sendiri oleh pihak pembeli/pengguna barang atau diwakilkan oleh pihak
ketiga.
2.6. Layanan Tambahan
Penjual mungkin diperlukan untuk menyediakan beberapa atau semua layanan lanjutan, termasuk
tambahan layanan, yang dituang dalam syarat-syarat khusus kontrak.
2.9. Pengiriman
a). Penyedia barang memberi informasi kepada pengguna barang tentang, jadual pengiriman barang
serta menyampaikan dokumen pengiriman barang.
b). Sarana transportasi yang dipakai harus sesuai dengan kontrak.
c). Untuk barang-barang yang mudah rusak atau beresiko tinggi, penyedia barang harus memberikan
informasi secara rincian tentang cara penanganannya.
d). Pengiriman barang secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan dan dikirim ke lokasi
pekerjaan tanpa biaya tambahan.
2.10. Serah Terima Barang
a). Pada saat penyerahan barang harus dilakukan penelitian atas spesifikasi, mutu, kelengkapan dan
kondisi nyata (actual condition) dicocokkan dengan yang tertuang didalan surat pesanan/purchase
order atau dokumen yang menyertai penyerahan barang.
b). Hasil penelitian dituangkan dalam berita acara pemeriksaan barang yang ditanda tangani oleh
penyedia barang dan pengguna barang.
c). Pengguna barang dapat menunjuk wakil untuk memeriksa barang yang akan diserahkan sebagai
petugas penerima/pemeriksa dan menandatangani berita acara.
d). Apabila hasil pemeriksaan barang tidak sesuai dengan jenis dan mutu barang yang akan
diserahkan dalam kontrak/PO, pengguna barang berhak menolak barang tersebut dan penyedia
barang harus mengganti barang yang tidak sesuai tersebut dengan biaya sepenuhnya ditanggung
penyedia barang.
3. SPESIFIKASI TEKNIS
Desain topologi dan spesifikasi teknis perangkat komputer dan penunjangnya adalah sebagai berikut :
2. Network Monitoring
Berfungsi sebagai alat uji untuk memonitor semua Alat Transaksi (PC/POS) yang
sudah berfungsi, berdasarkan sinyal yang dikirim oleh program yang ada di Alat Transaksi
(PC/POS). Network monitoring harus mampu menandai peralatan yang mati, hidup atau
temporari error dengan warna-warna : merah apabila tidak berfungsi, hijau apabila
berfungsi dan kuning apabila sering terjadi masalah , server ini harus mampu membuat
laporan statistik kejadian tanggal dan jam berapa peralatan tidak berfungsi serta berapa
lama kejadiannya. Network monitoring ini juga harus dapat menggambarkan dan menamai
lokasi network konfigurasi untuk setiap peralatan yang ada pada wajib pajak. Dengan
kriteria ini semua peralatan diharapkan terpasang SNMP agent atau sejenisnya apabila
tidak dapat dipasang agent, maka device harus mengirim status apabila mati, hidup atau
sering terjadi masalah, atau untuk Non SNMP alat ini harus dikustomisasi agar dapat
mengirimkan sinyal ke dalam server network monitoring. Selanjutnya network monitoring
ini akan menjadi milik DPP untuk digunakan sesuai fungsinya.
C. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Alat Transaksi (PC/POS)
(1) Processor
CPU frequensi minimal 0.5 GHz
(2) Memory
Minimal kapasitas 128 MB RAM
(3) Harddisk (media storage)
Minimal Kapasitas 32 GB
(4) Wify Modul
Minimal kecepatan NIC 10 Mbps
(5) Printer
High speed thermal with low power consumption;
standard roll paper 50 mm;
single ply
(6) Modem GPRS/ Edge/3G (WCDMA)
GSM Frequency : 850/900/1800/1900/2100 MHz
(7) Back up power (battery) internal minimal 4 jam
(8) Sistem Operasi : Android, Windows, Unix Based, Mac, dll
b. Form Factor :
(1) Dimensi Compact size (maksimal Panjang x Lebar : 40cm x 40cm)
(2) Input method : touch Screen atau keyboard.
(3) Printer dan modem menyatu didalam perangkat POS
1. Ijin Usaha
a. Peserta perusahaan pendukung yang berbadan usaha harus harus memiliki (SIUP) Non Kecil :
Menengah / Besar Bidang : Komputer dan Suku Cadangnya/Perlengkapan Komputer dan
Piranti Lunak yang masih berlaku.
b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Instansi Pemerintah yang masih berlaku.
c. Memiliki NPWP dan bukti telah melunasi kewajiban pajak tahun 2014 (SPT/PPH).
d. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak, kecuali bagi penyedia usaha mikro, usaha kecil dan koperasi
kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
e. Memiliki pengalaman yang sesuai.
f. Memiliki SDM sesuai dengan bidang pekerjaan.
g. Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/ peralatan/ perlengkapan untuk
melaksanakan pekerjaan.
h. Melakukan Ujicoba fungsi kerja perangkat sebagai bagian dari penilaian teknis pada
evaluasi teknis.
i. Dilakukan uji coba secara langsung perihal fungsi perangkat dan dituangkan dalam berita
acara ujicoba alat dimana dalam alat uji yang digunakan adalah Cek List Form yang berisi
keberadaan atau keberfungsian perangkat antara lain sebagai berikut :
1. Perangkat POS/PC yang sudah dipaketkan menjadi satu (build-up) dengan modem
GSM, printer termal dan program aplikasi restoran / hotel/ hiburan.
2. Network Monitoring System untuk monitoring hidup/mati nya perangkat POS.
3. Dashboard Manajemen untuk melihat dan membuktikan data yang dikirim dari client
(WP) sudah benar sampai ke Server Penyedia.
2. Thermal Printer
Internal (menyatu dengan POS)
Catatan:
untuk poin 4 dan 5 akan tunjukkan
secara langsung (demo fungsi)
Republik Indonesia atau bukti pendaftaran pengajuan sertifikasi perangkat yang dapat di
cek melalui website resmi Kemenkominfo RI.
8. Memiliki pengalaman pekerjaan di bidang pekerjaan atau lingkup layanan yang sejenis
dalam 3 tahun terakhir.
9. Surat pernyataan apabila dikemudian hari ditemukan di instansi pemerintahan lainnya
terdapat barang yang sama yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah maka
penyedia barang bersedia membayar kepada negara selisihnya sebanyak 10 kali lipat.
10. List Tenaga Ahli, Melampirkan CV dan Ijazah.
11. Memiliki tenaga ahli/trampil dengan kualifikasi :
Jumlah
No. Jenis Personil Kualifikasi Minimal (Orang) Persyaratan
12. Memiliki suatu mekamisme Backup Data sesuai dengan topologi yang digambarkan yang
diletakkan pada suatu Datacenter.
13. Penyedia Barang adalah sebagai penyedia barang atau melakukan kemitraan atau dukungan
sub kontraktor dan harus memenuhi ketentuan yang sama dengan penyedia utama yang ikut
lelang ini.
14. Penyedia Barang harus memahami kondisi lapangan dan harus memperhitungkan segala
biaya tambahan yang muncul / terjadi demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Biaya
tersebut menjadi beban Penyedia Barang dan sudah termasuk dalam harga satuan yang
ditawarkan. Masalah sosial yang menyangkut penambahan biaya merupakan tanggung jawab
Penyedia Barang.
15. Apabila Pengguna Barang pada saat penawaran maupun pelaksanaan menemukan ataupun
mendapatkan bahwa ada pemalsuan dokumen ataupun data dari barang yang ditawarkan
oleh Penyedia Barang, maka Pengguna Barang akan memberikan sangsi berupa pembatalan
pemenang ataupun pemutusan kontrak secara sepihak dan akan dimasukan dalam daftar
hitam (black list) untuk beberapa tahun kedepan.
5. PENUTUP
Demikian dokumen persyaratan umum ini dibuat untuk digunakan sebagai pedoman bak teknis maupun
administrasi dalam rangka evaluasi pada saat pelelangan dan pengawasan pelaksanaan terhadap
pekerjaan Pengadaan Alat Online Sistem Wajib Pajak Hotel, Hiburan, Dan Restoran. Dengan memahami
persyaratan ini, diharapkan dapat diperoleh hasil yang maksimal dan efisien baik administrasi, teknis dan
biaya pelaksanaan.
Jakarta, 2015