Anda di halaman 1dari 3

Dewasa ini setiap perusahaan atau instansi dihadapkan pada semakin pesatnya

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini. Perkembangan arus
komunikasi dan sistem informasi yang begitu dahsyat menuntut sektor dari segala bidang
bekerja lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua hal yang
berhubungan dengan masalah sistem informasi. Dalam upaya peningkatan untuk
mempermudah dan mengefiensikan waktu dalam pekerjaan diperlukan sejumlah informasi
yang memadai. Informasi yang memadai ini, hanya dapat dihasilkan oleh sistem informasi
yang mampu menangkap, menciptakan dan memperoleh informasi internal dan eksternal
secara efektif. Perkembangan perusahaan atau instansi akan terganggu jika perusahaan atau
instansi tersebut terlambat memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhannya.

Sistem informasi merupakan seperangkat alat, data dan prosedur yang bekerja secara
bersama-sama untuk memberikan hasil berupa informasi yang berguna dalam menciptakan
daya saing. Perusahaan atau instansi sangat mengharapkan informasi yang akurat, tepat
waktu, dan relevan. Akurat berarti informasi bebas dari kesalahan-kesalahan dan mampu
mencerminkan maksudnya. Tepat waktu bermaksud informasi yang datang tidak boleh
terlambat karena keterlambatan tersebut akan berakibat fatal bagi perusahaan atau instansi
dalam perkembangannya. Relevan adalah informasi yang mempunyai manfaat bagi
penggunanya sehingga pengguna akan merasa puas terhadap informasi yang diperoleh.

Kebutuhan data dan informasi pada perusahaan atau instansi semakin meningkat dan
mencampuri berbagai aspek, begitu pula dalam bidang kesehatan khususnya rumah sakit.
Guna menentukan kebijakan di bidang kesehatan, rumah sakit wajib membuat pelaporannya.
Pelaporan rumah sakit yang baik dan benar bergantung pada data rumah sakit sehingga
diperlukan sebuah sistem informasi yang mengatur serta mengawasi bagaimana cara mengisi
dan mengolah data rumah sakit sehingga diperlukan sebuah sistem informasi rumah sakit
(SIRS).

Sistem informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan
informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Sistem
informasi rumah sakit ini meliputi: sistem informasi klinik, sistem informasi administrasi dan
sistem informasi manajemen. Sistem informasi rumah sakit (SIRS) mencakup semua rumah
sakit umum dan khusus baik yang dikelola secara publik maupun pribadi sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit dan
peraturan menteri kesehatan No.82 Tahun 2013 tentang sistem informasi manajemen rumah
sakit, dimana pasal 1 ayat 6 dikatakan bahwa fungsi SIRS adalah untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dalam pelayanan.

Salah satu permasalahan serius yang dihadapi rumah sakit saat ini adalah Infeksi
Nosokomial atau infeksi rumah sakit, yang lebih dikenal dengan istilah Healthcare
Associated Infection (HAIs) adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan
di rumah sakit maupun di fasilitas kesehatan lainnya. Berdasarkan pada data World Health
Organization (WHO), sekitar 3%-21% atau rata-rata 9% terjadi infeksi di institusi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit yang dapat menghambat proses penyembuhan dan pemulihan
pasien Oleh karena itu dibutuhkan suatu program yang dapat melaksanakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI). Salah satu program PPI adalah survei infeksi pada fasilitas
pelayanan kesehatan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Rumah Sakit Universitas Riau, survei infeksi
telah dilakukan dalam bentuk formulir pengumpulan data untuk setiap pasien rawat inap.
Formulir tersebut kemudian diserahkan kepada komite PPI bagian Infected Prevention and
Control Nurse (IPCN) yang kemudian akan dikomputerisasi menggunakan Microsoft Excel.
Dari hasil pengamatan, pengolahan data menggunakan Microsoft Excel menimbulkan
masalah dalam kecepatan dan keakuratan proses data, serta belum terintegrasinya ke dalam
suatu basis data. Hal tersebut menyebabkan kesulitan dalam pembaharuan, pengaksesan, dan
penggunaan data bersama. Selain itu komite PPI juga kesulitan dalam memantau
perkembangan survei infeksi pasien rawat inap, komite PPI membutuhkan waktu yang lama
dalam pembuatan laporan yang akan diserahkan kepada direktur rumah sakit atau atasan yang
berwenang

Komite PPI membutuhkan sebuah sistem survei pencegahan dan pengendalian infeksi
yang dapat mengolah data secara tepat serta memberikan pelaporan dan rekapitulasi untuk
mengatasi masalah tersebut. Salah satu sistem yang dapat diterapkan adalah aplikasi formulir
survei pasien rawat inap, survei pasien baru, survei penggunaan alat dan infeksi berbasis web.
Diharapkan sistem ini dapat mempermudah komite PPI dan pihak-pihak yang terlibat di
dalam rumah sakit dalam menginput data, mengedit data, serta merekapitulasi data secara
lengkap dan akurat sehingga membantu komite PPI dalam penggunaan aplikasi untuk
peningkatan kriteria saat dilakukannya akreditasi di Rumah Sakit Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai

  • FTIR
    FTIR
    Dokumen2 halaman
    FTIR
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisika Kelautan Cover
    Makalah Fisika Kelautan Cover
    Dokumen1 halaman
    Makalah Fisika Kelautan Cover
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat
  • Dimas Narsistik
    Dimas Narsistik
    Dokumen6 halaman
    Dimas Narsistik
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat
  • Cover SL
    Cover SL
    Dokumen2 halaman
    Cover SL
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat