Anda di halaman 1dari 10

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi merupakan daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai


proses kegiatan meliputi energi mekanik, panas, dan lain – lain. Oleh karena itu,
hampir semua perselisihan di dunia ini, berpangkal pada perebutan sumber energi.
Ada beberapa energi alam sebagai energi alternatif yang bersih, tidak berpolusi,
aman dan persediaannya tidak terbatas yang dikenal dengan energi terbarukan
(Akhmad, 2011). Sumber energi baru dan yang terbarukan di masa mendatang
akan semakin mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
energi. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit –
pembangkit listrik konvesional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras
sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang cadangannya semakin lama semakin
menipis (Anggara dkk, 2014).Semakin meningkat kebutuhan energi listrik maka
usaha manusia untuk mengeksploitasi sumber energi habis pakai turut meningkat.
Mengingat terbatasnya persediaan sumber energi tersebut, maka mulai dicari
sumber energi lain seperti energi matahari, energi gelombang, energi angin, energi
pasang surut, dan energi lainnya (Danny,2000).

Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya memiliki tiga ancaman


serius, yaitu Menipisnya cadangan minyak bumi, Kenaikan atau ketidakstabilan
harga akibat laju permintaan yang lebih besar dari produksi minyak, Polusi gas
rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil. Kadar CO2 saat
ini disebut sebagai yang tertinggi selama 125 tahun belakangan, efek buruk CO2
terhadap pemanasan global telah disepakati hampir oleh semua kalangan. Hal ini
menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi
(I Made Astra,2010).

Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi bahan bakar terbarukan


yang ramah lingkungan perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai negara.
Salah satu bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan adalah energi Surya.
Energi surya adalah sumber energi yang tidak akan pernah habis ketersediaannya
dan energi ini juga dapat di manfaatkan sebagai energi alternatif yang akan di
ubah menjadi energi listrik. Energi surya tidak dapat langsung dimanfaatkan
secara langsung, untuk memanfaatkan energi surya menjadi energi listrik, masih
diperlukan peralatan seperti sel surya (solar cell) untuk mengkonversi energi
surya menjadi energi listrik. Hal itu sesuai dengan hukum termodinamika
pertama yang menyatakan bahwa ―energi tidak dapat diciptakan (dibuat) ataupun
dimusnahkan akan tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk yang satu ke bentuk
lainnya (dikonversikan)‖. Sel surya atau sel surya sejak tahun 1970- an telah
mengubah cara pandang kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi manusia
untuk memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan bakar fosil
2

sebagaimana pada minyak bumi, gas alam, batu bara, atau reaksi nuklir
(Saiful,2000).

Namun pada penggunaan sel surya ini terdapat berbagai macam keluhan dari
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mengenai pengaruh lingkungan eksternal
terhadap luaran sel surya tersebut. Keluhan tersebut berkaitan dengan pengaruh
variasi temperatur terhadap intensitas energi surya yang mampu di konversikan
menjadi energi listrik. dan pada penelitian ini akan di bahas mengenai pengaruh
variasi temperatur terhadap sel surya dengan penentuan tahanan internal parasitik
sel surya berdasarkan metode lambert-w

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penentuan hambatan internal parasitik dengan menggunakan


metode lambert-w berdasarkan variasi suhu?
2. Bagaimana pengaruh hambatan internal parasitik terhadap efisiensi unjuk
kerja sel surya?

1.3 Luaran Kegiatan

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah artikel ilmiah dan
dapat dipatenkan dengan bersifat informatif dan inovatif untuk mengetahui
pengaruh variasi temperatur terhadap arus dan tegangan pada sel surya. Penerapan
penelitian ini di harapkan mampu membantu masyarakat dan berbagai industri
maupun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) guna meningkatkan kualitas dan
kuantitas penggunaan sel surya.

1.4 Manfaat Kegiatan

1. Memahami penentuan hambatan internal parasitik dengan menggunakan


metode lambert-w berdasarkan variasi suhu
2. Mengetahui pengaruh hambatan internal parasitik terhadap efisiensi unjuk
kerja sel surya
3

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Sel Surya

Sel surya mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik.


Sel surya berfungsi untuk memaksimalkan potensi energi cahaya matahari yang
sampai ke bumi dengan cara mengkonversinya menjadi energi listrik. Pada
prinsipnya sel tersebut merupakan suatu diode semikonduktor yang bekerja
menurut suatu proses khusus yang dinamakan proses tidak seimbang
(nonequibilirium process) dan berlandaskan efek photovoltaik (photovoltaic
effects) (Kadir, 1995). Sel surya bergantung pada efek photovoltaik untuk
menyerap energi. Sistem photovoltaik yang juga dikenal sebagai sel surya
merupakan suatu perangkat elemen aktif yang dapat mengkonversi langsung
energi surya menjadi energi listrik. Sel surya photovoltaik dibuat dari material
semikonduktor terutama silikon yang dilapisi oleh bahan tambahan khusus. Jika
cahaya matahari mencapai sel maka elektron akan terlepas dari atom silikon dan
mengalir membentuk sirkuit listrik sehingga energi listrik dapat dibangkitkan
(Bachtiar, 2006).

2.1.2 Tipe dan Spesifikasi Sel Surya

A.Polikristal (Polycrystalline)

Jenis polikristal terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur /
dicairkan kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi.
Kemurnian kristal silikonnya tidak semurni pada sel surya monokristal, karenanya
sel surya yang dihasilkan tidak identik satu sama lain dan efisiensinya lebih
rendah, sekitar 13% - 16% (Santiari, 2011).

Gambar 2.1 Tipe sel surya polikristal (foto oleh suryautamaputra.co.id).

Sel surya yang sering digunakan terbagi atas beberapa tipe diantaranya
polikristal dan monokristal.namun Polikristal memerlukan luas permukaan yang
lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya
listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat mendung
berbeda dengan monokristal Kelemahan dari panel jenis monokristal adalah tidak
4

akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), sehingga
efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan (Amalia dan Satwiko, 2011).

B.Monokristal (Monocrystalline)

Gambar 2.2 Tipe sel surya monokristal (foto oleh suryautamaputra.co.id).

Jenis ini terbuat dari batangan kristal silikon murni yang diiris tipis-tipis.
Dengan teknologi seperti ini, akan dihasilkan kepingan sel surya yang identik satu
sama lain dan berkinerja tinggi. Sehingga menjadi sel surya yang paling efisien
dibandingkan jenis sel surya lainnya, sekitar 15%-20%.Mahalnya harga kristal
silikon murni dan teknologi yang digunakan, menyebabkan mahalnya harga jenis
sel surya ini. Kelemahannya, sel surya jenis ini jika disusun membentuk solar
modul (panel surya) akan menyisakan banyak ruangan yang kosong karena sel
surya seperti ini umumnya berbentuk segi enam atau bulat, tergantung dari bentuk
batangan kristal silikonnya (Mahindra et al, 2013).

2.1.3 Karakteristik Sel Photovoltaik (PV)

Sebuah Sel Surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari
menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang Silikon, dan secara
konstan akan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt — max. 600 mV pada 2
amp 6 , dengan kekuatan radiasi solar matahari 1000 W/m2 = ‖1 Sun‖ akan
menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm2 per sel surya. Pada grafik I-V
Kurva di bawah yang menggambarkan keadaan sebuah Sel Surya beroperasi
secara normal. Sel Surya akan menghasilkan energi maximum jika nilai vmp dan
Im juga maximum. Sedangkan Isc adalah arus listrik maximum pada nilai volt = 0
Isc berbanding langsung dengan tersedianya sinar matahari. V oc adalah volt
maximum pada nilai arus nol. Voc naik secara logaritma dengan peningkatan sinar
matahari, karakter ini yang memungkinkan Sel Surya untuk mengisi accu.
5

Gambar 2.3 Kurva arus terhadap tegangan (Cholis dkk,2016).

Total pengeluaran listrik (wattage) dari sel surya panel adalah sebanding dengan
tegangan operasi dikalikan dengan arus operasi saat ini. Sel surya panel dapat
menghasilkan arus dari tegangan yang berbeda-beda. Hal ini berbeda dengan
baterai, yang menghasilkan arus dari tegangan yang relatif konstan. Karakteristik
output dari sel surya panel dapat dilihat dari kurva performansi, disebut I-V kurva.
I-V kurva menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan. Sebagai informasi
STC mewakili kondisi optimal dalam lingkungan laboratorium.Kurva I-v terdiri
dari 3 hal yang penting:

A. Maximum Power Point (Vmp Dan Imp)


B. Open Circuit Voltage (Voc)
C. Short Circuit Current (Isc)

A.Maximum Power Point (Vmp&Imp)

Pada kurva I-V, Maximum Power Point Vmp dan Imp, adalah titik operasi,
dimana maksimum pengeluaran/ output yang dihasilkan oleh sel surya panel saat
kondisi operasional. Output berkurang sebagaimana tegangan menurun. Arus dan
daya output dari kebanyakan modul sel surya panel menurun sebagaimana
tegangan/ tegangan meningkat melebih maximum power point.

B.Open Circuit Voltage (Voc)

Voc adalah kapasitas tegangan maksimum yang dapat dicapai pada saat
tidak adanya arus (current).Voc solar sel panel dapat diukur dilapangan dalam
berbagai macam keadaan. Saat membeli modul, sangat direkomendasikan untuk
menguji tegangan untuk mengetahui apakah cocok dengan spesifikasi pabrik. Saat
menguji tegangan dengan multimeter digital dari terminal positif ke terminal
negatif. Open Circuit Voltage (Voc) dapat diukur pada pagi hari dan sore hari.

C.Short Circuit Current (Isc)

Isc adalah maksimum output arus dari solar sel panel yang dapat dikeluarkan
(output) di bawah kondisi dengan tidak ada resistansi atau short circuit. Isc dapat
6

diukur hanya pada saat membuat koneksi langsung terminal positif dan negatif
dari sel surya.

2.1.4 Tahanan Parasitik Sel Photovoltaik (PV)

Nilai tahanan internal parasitik (Rs dan Rsh) diperoleh dari kurva pemodelan
karakteristik I dan V yang timbul akibat kontak antar sel yang menjadi
karakteristik modul PV. Kenaikan Rs dan penurunan Rsh menyebabkan drift kurva
ke arah bawah yang berimplikasi pada penurunan daya maksimum keluaran dari
modul. Kenaikan nilai Rs yang signifikan menyebabkan terjadi jatuh arus,
sementara penurunan nilai Rsh yang signifikan menyebabkan terjadi jatuh
tegangan. Nilai Rs dan Rsh dapat ditentukan dengan memperhatikan dan menjaga
kondisi suhu sel dan suhu lingkungan pada sel PV, tetapi hal tersebut tidak mudah
sehingga pengambilan data harus dilakukan kurang dari lima menit agar tidak
lama terpapar cahaya matahari

2.1.5 Rangkaian Ekuivalen Sel Photovoltaik (PV)

Gambar 2.4 Rangkaian ekuivalen sel photovoltaik (Dadan,2015).

Sebuah sel photovoltaik digambarkan dengan rangkaian ekuivalen seperti


ditunjukan pada gambar sebagai suatu rangkaian dioda tunggal (single
exponential). Cara kerja PV sendiri sebenarnya identik dengan piranti dioda
semikonduktor.Bentuk rangkaian persamaan solar sel, dimana arus (I) dan
tegangan (V), sel surya, kemudian tahanan seri (Rs) dan tahanan shunt (Rsh)
dapat diperhatikan pada gambar

2.1.6 Fungsi Lambert-W

Fungsi Lambert dalam matematika sering disebut juga sebagai fungsi


omega atau perkalian logaritma yang merupakan fungsi invers dari fungsi
W→Wew = z selanjutnya fungsi W(z) selanjutnya dinyatakan dalam bentuk
hubungan:
W(z)eW = z

dimana untuk setiap bilangan kompleks z akan berlaku nilai-nilai kompleks.


7

Aplikasi fungsi Lambert W selanjutnya digunakan untuk memecahkan persamaan


karakteristik tegangan – arus pada persamaan nonlinear dari persamaan dioda
pada sel PV (Dadan,2015).

2.2 Penelitian Terkait

Dalam penyusunan proposal ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan


mereferensi dari penelitian – penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar
belakang masalah pada proposal ini. adapun penelitian yang berhubungan dengan
proposal ini antara lain yaitu :
Penelitian oleh Danny Santoso Mintorogo,Staf Pengajar Fakultas Teknik
Sipil Dan Perencanaan Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra, Surabaya
tahun 2000 mengenai strategi aplikasi sel surya (photovoltaic cells) pada
perumahan dan bangunan komersial. Penelitian ini dilatar belakangi Krisis energi
dunia dan tingginya harga sumber energi (minyak) di belahan dunia Eropa dan
Barat menyebabkan inovasi dalam pemanfaatan energi alternatif yang tidak
menimbulkan polusi udara CO2 maupun radioaktif (nuclear power)
Penelitian oleh Cholis, Ira Devi Sara,dan Yuwaldi Away,Magister Teknik
Elektro Universitas Syiah Kuala Aceh tahun 2016 mengenai perancangan alat
pencatat data kurva karakteristik arus dan tegangan (i-v) modul surya.penelitian
ini dilakukan karena semakin meningkatnya perkembangan dalam pemanfaatan
teknologi potensi energi matahari
Penelitian oleh Dadan Hamdani, Yuki Novia Nasution Program Studi
Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mulawarman tahun 2015 mengenai ektraksi data keluaran modul photovoltaik
dengan metoda cubic spline.penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara arus-tegangan (I-V) dengan menggunakan fungsi Lambert-W pada suatu
modul photovoltaik diperoleh melalui informasi modul dan data eksperimen

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan dan Prosedur Penelitian

3.1.1 Set Up Eksperimen

Sampel uji yang digunakan adalah solar cell 100 mm x 100 mm dengan
pencahayaan menggunakan lampu halogen 500 W. Dimana arus dan tegangan
diukur menggunakan sensor arus / INA 219 / 6A. Sampel uji tersebut dimasukkan
Oven Heraus yang berfungsi untuk mengatur perubahan temperatur pada saat
penelitian berlangsung. Untuk pengolah isyarat menggunakan Arduino Mega
ADK ATm2560. Dan untuk menjaga kestabilan temperatur didalam Oven Heraus
digunakan sensor suhu PT100 agar variasi temperatur didalam Oven Heraus tetap
seimbang.
8

Lampu halogen

Sensor
PT100

Sel surya
Rangkaian
elektronik
Oven Heraus

Gambar 2.5 Rangkaian tahanan internal parasitik sel surya. (Lazuardi, 2010)

3.1.2 Pengukuran Arus dan Tegangan Sel Surya dengan Variari Suhu

Pengaruh suhu (T) pada sel PV diamati menggunakan Oven Heraus


dengan suhu ruang terkontrol diatur menggunakan pengukur suhu PT100. Mulai
dari 300C sampai 500C. Sel PV berada pada kondisi NL yang disinari cahaya
buatan dari lampu halogen 500 W disesuaikan dengan intensitas cahaya matahari
pada kondisi STC sebesar 1000 W/m2.

3.1.3 Penentuan R Internal dengan Metode Lambert-W

Nilai tahanan internal aktual diperoleh berdasarkan Fungsi Lambert-W,


pengukuran suhu dan variabel dari persamaan korelasi. Hasil perhitungan akan
dibandingkan dengan nilai awal dimana jika terjadi perubahan  >1.5% maka
performance sel PV telah mengalami degradasi yang menyebabkan penurunan
output daya dari sel. Berdasarkan monitoring online ini, unjuk kerja sel PV dapat
secara terus menerus diawasi apakah sel harus dibersihkan atau diganti sama
sekali.

3.2 Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data dan Interpretasi

Teknik pengumpulan data dilakukan selama penelitian berlangsung


dengan mencatat arus dan tegangan yang dihasilkan sel surya dengan variasi suhu
300C, 400C, dan 500C. Dengan menggunakan sensor INA219 berbasis Arduino
Uno data pengukuran arus dan tegangan dilaporkan dengan data yang diperoleh
berbentuk Excel yang kemudian diolah dengan softwere sigma plot untuk
memplot nilai arus dan tegangan yang diperoleh. Data arus dan tegangan yang
diplot terdiri dari 4 parameter penting, yaitu I SC, VOC, Vmp, dan Imp tiap kurva
dengan suhu yang berbeda. Perhitungan hambatan internal parasitik berdasarkan
parameter tersebut sesuai dengan persamaan . Untuk tiap kurva hasil Rin di olah
dan dianalisa.
9

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya

Tabel 2.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Perlengkapan yang diperlukan 6,350,000
2 Bahan Habis Pakai 3,785,000
Perjalanan (kemana dan tujuan
3 0
apa)
Lain-lain: administrasi, publikasi,
4 1,000,000
seminar, laporan
Jumlah 11,135,000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2.2 Jadwal kegiatan PKM-P


Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
Studi literature dan persiapan
1
dan penelitian
Pemesanan alat dan persiapan
2
eksperimen
3 Set-up eksperimen
Pengukuran arus dan
4
tegangan sol
Penentuan R internal
5 parasitic dengan metode
Lambert-W
Pengumpulan data, analisis
6
data, dan interpretasi
10

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, M. dan Satwiko S. 2011. Optimalisasi Output Modul Surya Polikristal


Silikon dengan Cermin Datar Sebagai Reflektor Pada Sudut 60o . Universitas
Negeri Jakarta. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng dan DIY. UNJ,
Jakarta.

Kadir (1990), Energi, Universitas Indonesia, Jakarta

Nazir Moh (2003), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

SHS (2010), Solar Home System, Vicca, Surabaya Sinlae Y., Benu F.L.,
Sampeallo A.S.,Kellen P.B. (2004), Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Universitas Nusa Cendana, Kupang

Soemarwoto O. (2004), Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,


Djambatan Jakarta Supranto J. (2000), Statistik, Teori Dan Aplikasi, Erlangga
Jakarta

Sudjana (2002), Metoda Statistik, Tarsito Bandung

Anda mungkin juga menyukai