C BAB 1 Fixfix
C BAB 1 Fixfix
BAB 1. PENDAHULUAN
sebagaimana pada minyak bumi, gas alam, batu bara, atau reaksi nuklir
(Saiful,2000).
Namun pada penggunaan sel surya ini terdapat berbagai macam keluhan dari
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mengenai pengaruh lingkungan eksternal
terhadap luaran sel surya tersebut. Keluhan tersebut berkaitan dengan pengaruh
variasi temperatur terhadap intensitas energi surya yang mampu di konversikan
menjadi energi listrik. dan pada penelitian ini akan di bahas mengenai pengaruh
variasi temperatur terhadap sel surya dengan penentuan tahanan internal parasitik
sel surya berdasarkan metode lambert-w
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah artikel ilmiah dan
dapat dipatenkan dengan bersifat informatif dan inovatif untuk mengetahui
pengaruh variasi temperatur terhadap arus dan tegangan pada sel surya. Penerapan
penelitian ini di harapkan mampu membantu masyarakat dan berbagai industri
maupun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) guna meningkatkan kualitas dan
kuantitas penggunaan sel surya.
BAB 2 PEMBAHASAN
A.Polikristal (Polycrystalline)
Jenis polikristal terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur /
dicairkan kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi.
Kemurnian kristal silikonnya tidak semurni pada sel surya monokristal, karenanya
sel surya yang dihasilkan tidak identik satu sama lain dan efisiensinya lebih
rendah, sekitar 13% - 16% (Santiari, 2011).
Sel surya yang sering digunakan terbagi atas beberapa tipe diantaranya
polikristal dan monokristal.namun Polikristal memerlukan luas permukaan yang
lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya
listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat mendung
berbeda dengan monokristal Kelemahan dari panel jenis monokristal adalah tidak
4
akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), sehingga
efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan (Amalia dan Satwiko, 2011).
B.Monokristal (Monocrystalline)
Jenis ini terbuat dari batangan kristal silikon murni yang diiris tipis-tipis.
Dengan teknologi seperti ini, akan dihasilkan kepingan sel surya yang identik satu
sama lain dan berkinerja tinggi. Sehingga menjadi sel surya yang paling efisien
dibandingkan jenis sel surya lainnya, sekitar 15%-20%.Mahalnya harga kristal
silikon murni dan teknologi yang digunakan, menyebabkan mahalnya harga jenis
sel surya ini. Kelemahannya, sel surya jenis ini jika disusun membentuk solar
modul (panel surya) akan menyisakan banyak ruangan yang kosong karena sel
surya seperti ini umumnya berbentuk segi enam atau bulat, tergantung dari bentuk
batangan kristal silikonnya (Mahindra et al, 2013).
Sebuah Sel Surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari
menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang Silikon, dan secara
konstan akan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt — max. 600 mV pada 2
amp 6 , dengan kekuatan radiasi solar matahari 1000 W/m2 = ‖1 Sun‖ akan
menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm2 per sel surya. Pada grafik I-V
Kurva di bawah yang menggambarkan keadaan sebuah Sel Surya beroperasi
secara normal. Sel Surya akan menghasilkan energi maximum jika nilai vmp dan
Im juga maximum. Sedangkan Isc adalah arus listrik maximum pada nilai volt = 0
Isc berbanding langsung dengan tersedianya sinar matahari. V oc adalah volt
maximum pada nilai arus nol. Voc naik secara logaritma dengan peningkatan sinar
matahari, karakter ini yang memungkinkan Sel Surya untuk mengisi accu.
5
Total pengeluaran listrik (wattage) dari sel surya panel adalah sebanding dengan
tegangan operasi dikalikan dengan arus operasi saat ini. Sel surya panel dapat
menghasilkan arus dari tegangan yang berbeda-beda. Hal ini berbeda dengan
baterai, yang menghasilkan arus dari tegangan yang relatif konstan. Karakteristik
output dari sel surya panel dapat dilihat dari kurva performansi, disebut I-V kurva.
I-V kurva menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan. Sebagai informasi
STC mewakili kondisi optimal dalam lingkungan laboratorium.Kurva I-v terdiri
dari 3 hal yang penting:
Pada kurva I-V, Maximum Power Point Vmp dan Imp, adalah titik operasi,
dimana maksimum pengeluaran/ output yang dihasilkan oleh sel surya panel saat
kondisi operasional. Output berkurang sebagaimana tegangan menurun. Arus dan
daya output dari kebanyakan modul sel surya panel menurun sebagaimana
tegangan/ tegangan meningkat melebih maximum power point.
Voc adalah kapasitas tegangan maksimum yang dapat dicapai pada saat
tidak adanya arus (current).Voc solar sel panel dapat diukur dilapangan dalam
berbagai macam keadaan. Saat membeli modul, sangat direkomendasikan untuk
menguji tegangan untuk mengetahui apakah cocok dengan spesifikasi pabrik. Saat
menguji tegangan dengan multimeter digital dari terminal positif ke terminal
negatif. Open Circuit Voltage (Voc) dapat diukur pada pagi hari dan sore hari.
Isc adalah maksimum output arus dari solar sel panel yang dapat dikeluarkan
(output) di bawah kondisi dengan tidak ada resistansi atau short circuit. Isc dapat
6
diukur hanya pada saat membuat koneksi langsung terminal positif dan negatif
dari sel surya.
Nilai tahanan internal parasitik (Rs dan Rsh) diperoleh dari kurva pemodelan
karakteristik I dan V yang timbul akibat kontak antar sel yang menjadi
karakteristik modul PV. Kenaikan Rs dan penurunan Rsh menyebabkan drift kurva
ke arah bawah yang berimplikasi pada penurunan daya maksimum keluaran dari
modul. Kenaikan nilai Rs yang signifikan menyebabkan terjadi jatuh arus,
sementara penurunan nilai Rsh yang signifikan menyebabkan terjadi jatuh
tegangan. Nilai Rs dan Rsh dapat ditentukan dengan memperhatikan dan menjaga
kondisi suhu sel dan suhu lingkungan pada sel PV, tetapi hal tersebut tidak mudah
sehingga pengambilan data harus dilakukan kurang dari lima menit agar tidak
lama terpapar cahaya matahari
Sampel uji yang digunakan adalah solar cell 100 mm x 100 mm dengan
pencahayaan menggunakan lampu halogen 500 W. Dimana arus dan tegangan
diukur menggunakan sensor arus / INA 219 / 6A. Sampel uji tersebut dimasukkan
Oven Heraus yang berfungsi untuk mengatur perubahan temperatur pada saat
penelitian berlangsung. Untuk pengolah isyarat menggunakan Arduino Mega
ADK ATm2560. Dan untuk menjaga kestabilan temperatur didalam Oven Heraus
digunakan sensor suhu PT100 agar variasi temperatur didalam Oven Heraus tetap
seimbang.
8
Lampu halogen
Sensor
PT100
Sel surya
Rangkaian
elektronik
Oven Heraus
Gambar 2.5 Rangkaian tahanan internal parasitik sel surya. (Lazuardi, 2010)
3.1.2 Pengukuran Arus dan Tegangan Sel Surya dengan Variari Suhu
DAFTAR PUSTAKA
SHS (2010), Solar Home System, Vicca, Surabaya Sinlae Y., Benu F.L.,
Sampeallo A.S.,Kellen P.B. (2004), Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Universitas Nusa Cendana, Kupang