Anda di halaman 1dari 1

1.

Interaksi antara cahaya dan permukaan yang dimaksud disini adalah Ketika cahaya dengan
berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan
panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap, karena semakin panjang suatu
gelombang cahaya maka energi yang mampu diserap oleh permukaan perak akan berkurang
akibatnya nilai absorbansi menurun sehingga antara rentang panjang gelombang dari 250-950
nm, absorbansi maksimum terjadi pada panjang gelombang 350 nm .

Surface plasmon resonance (SPR) merupakan fenomena resonansi antara gelombang cahaya dan
elektron-elektron pada permukaan logam yang menghasilkan osilasi elektron-elektron di permukaan
logam yang terkuantisasi.

Prinsip Kerja Surface Plasmon Resonance (SPR)

SPR dapat terjadi pada bidang batas logam/dielektrik ketika sebuah berkas sinar datang dari medium
dielektrik dengan sudut datang yang lebih besar dari sudut kritis. Dalam kondisi seperti itu, di bidang
batas persambungan dielektrik/logam akan terbentuk gelombang evanesen yang menembus masuk ke
dalam medium logam. Jika kondisi resonansi terpenuhi, akan terjadi resonansi antara gelombang
evanesen dan elektron-elektron bebas di permukaan logam yang menghasilkan medan listrik lokal dan
penetrasi gelombang evanesen yang jauh lebih besar.

Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama menggunakan laser merah (laser He-
Ne) dengan memvariasi ketebalan lapisan tipis perak hasil deposisi pada prisma, sedangkan tahap
kedua menggunakan laser merah (laser He-Ne) dan laser hijau (laser zat padat) untuk ketebalan
lapisan yang sama.

Proses pegambilan data dilakukan dengan menggunakan set-up SPR pada gambar diatas. Sinar laser
dilewatkan melalui dua buah polarisator yang salah satu sudutnya dibuat 45°. Lensa positif untuk
memfokuskan sinar yang keluar. Selanjutnya sinar akan melewati beam splitter yang berfungsi
membagi sinar menjadi dua bagian dengan intensitas sama yang akan ditangkap oleh laser beam
receiver pertama (detector 1) dan laser beam receiver kedua (detector 2). Detector 1 terletak sebelum
sinar mengenai prisma, sedangkan detector 2 letaknya setelah sinar mengenai prisma. Alat yang
digunakan untuk menampilkan nilai tegangan yang terbaca adalah mikrokontroler. Dalam alat ini juga
telah diatur agar nlai reflektansi dapat langsung diketahui, yaitu nilai tegangan D2 dibagi D1. Saat
sinar mengenai prisma, divariasi sudut datangnya dengan memutar meja dudukan prisma. Sebelumnya
ditentukan terlebih dahulu sudut kritisnya sebagai parameter utama dalam memulai penambilan data
pada sudut tertentu. Nilai output yang diperoleh adalah sudut datang versus reflektansi.

Anda mungkin juga menyukai

  • FTIR
    FTIR
    Dokumen2 halaman
    FTIR
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisika Kelautan Cover
    Makalah Fisika Kelautan Cover
    Dokumen1 halaman
    Makalah Fisika Kelautan Cover
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat
  • Dimas Narsistik
    Dimas Narsistik
    Dokumen6 halaman
    Dimas Narsistik
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat
  • Cover SL
    Cover SL
    Dokumen2 halaman
    Cover SL
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat