Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : Rifai

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 859757983

Tanggal Lahir : 00/00/1965

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4505

Kode/Nama Program Studi : PGSD-S1

Kode/Nama UPBJJ : Kendari

Hari/Tanggal UAS THE : Senin/ 14 Desember 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa

Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rifai

NIM : 859757983

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4505/Pembaruan dalam Pembelajaran di SD

Fakultas : FKIP

Program Studi : PGSD-S1

UPBJJ-UT : Kendari

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Langge ,14 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

Rifai
1.

a. Perkembangan teknologi berujung pada revolusi komunikasi serta berpengaruh terhadap


perkembangan masyarakat. Aktivitas masyarakat tidak terlepas dari teknologi yang digunakan
semenjak jaman sebelum masehi hingga memasuki era millenium digital saat ini. Mulai dari
masyarakat yang mengandalkan teknologi sederhana dengan menggunakan daun, tanah liat untuk
menulis pesan informasi kepada khalayak hingga penggunaan teknologi paling canggih saat ini.
Teknologi membawa perkembangan dalam masyarakat dan ditunjukan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam aspek politik, ekonomi, sosial serta budaya. Pada aspek politik teknologi informasi
dan komunikasi yang semakin maju menjadikan media dikuasai oleh kepentingan-kepentingan
tertentu yang kemudian mendirikan industri media massa dan digunakan sebagai kepanjangan tangan
untuk kepentingan politiknya. Tak hanya itu, jika sebelumnya Marx menyebutkan adanya dominasi
pada kelompok borjuis terhadap kelompok proletar yang saat itu terjadi dimasa industri dimana
teknologi yang berkembang masih terbatas pada paper based communication kini kekuasaan bukan
lagi menyangkut sumber kepemilikan model, akan tetapi lebih kepada nalar instrumental para
penguasa. Pesatnya kemajuan media sosial saat ini akan sangat memudahkan seseorang untuk
melakukan tindakan ini secara bebas. Hal ini termasuk kedalam kasus yang susah untuk dihentikan
namun bisa dicegah dengan cara melakukan hal-hal positif dalam media sosial yang kita gunakan,
kemudian jangan terpancing oleh konten-konten yang sekiranya bisa merugikan orang banyak, dan
juga memperhatikan interaksi yang kita jalani oleh orang-orang yang ada di media sosial kita. Hal
tersebut dianggap sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya cyber Bullying, walaupun susah
di hentikan namun bisa dicegah, semua tergantung dari bagaimana kita menggunakan media sosial
dengan bijak. Pengaruh media sosial terhadap perubahan masyarakat dan budaya dilandaskan pada
teori ketergantungan sistem media yang berasusmi bahwa semakin seseorang menggantungkan
kebutuhannya untuk dipenuhi oleh penggunaan media semakin penting peran media dalam hidup
orang tersebut sehingga media akan semakin memiliki pengaruh terahadap orang tersebut. (Baran &
Davis, 2010). Dalam hal ini sebagai penguna media seseorang dituntut untuk pandai-pandai memilih
informasi serta menjaga attitude dalam penggunaan sosial media, karna sudah sama kita ketahui
media sosial merupakan media dimana semua orang bebas berpendapat serta saling bertukar
informasi sehingga rentan memunculkan konflik.

b. Semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar
yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak memiliki handphone untuk
menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut
mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone
melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran
pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan,
diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp.
Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.
Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi
ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna
memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi
melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam
menyediakan jaringan internet. Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam
berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua
mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga
akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti
pembelajaran daring. Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan
internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk
mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan
tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil,
karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi
permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang
optimal pelaksanaannya. Ramai diberbagai media sosial yang menceritakan pengalaman orangtua
siswa selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya
ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur
sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah. Kejadian ini
memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan
ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga dengan kejadian ini orangtua harus menyadari dan
mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah mendapat
pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di
rumah. Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi
masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan
yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan
lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.
2.
a. Proses pembudayaan yang terjadi pada siswa di Taiwan mengenai penanggulangan sampah
meliputi:
i. Filososfi pendidikan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
ii. Mengenalkan 13 kategori sampag sejak TK
iii. Siswa diberikan pengetahuan mengenai pengemasan sampah sebelum dibuang
iv. Ada sinergi antara lingkungan keluarga dan sekolah
v. Memperkuat aturan persampahan
vi. Guru-guru mengintegrasikan tema sampah ke dalam kurikulum pendidikan
vii. Mengadakan kunjungan ke pabrik pengolahan sampah dan sejenisnya.
b. Contoh: Siswa tidak perlu mengerjakan tes tentang lingkungan hidup, tetapi siswa dapat membuat
poster , karangan, lukisan, lagu atau puisi tentang lingkungan hidup. Mereka bebas mengekspresikan
lewat karyanya tentang kekeringan, banjir, hutan yang gundul dan sebagainya. Dengan menganalisis
produk budaya tersebut , guru dapat menilai sejauh mana siswa memperoleh pemahaman dan menjiwai
topik tersebut.
3. a. Karakter bully ini banyak membuat ketakutan dan cenderung adalah mereka yang
dihindari oleh para peserta didik karena perilaku mereka yang tidak menyenangkan.
Kekerasan di institusi pendidikan bisa dilakukan oleh siapa saja, baik antar teman, antar siswa,
antar geng di sekolah, kakak kelas, bahkan guru. Lokasi kejadiannya mulai dari ruang kelas, toilet,
kantin, halaman, pintu gerbang, bahkan di luar pagar sekolah. Akibatnya, sekolah bukan lagi tempat
yang menyenangkan bagi siswa, tetapi justru menjadi tempat yang menakutkan dan membuat
trauma. Pada kasus Don Bosco yang kini banyak dibicarakan, perilaku bullying ini bahkan membuat
korbannya harus dirawat di rumah sakit karena mengalami luka-luka yang cukup parah.
Kegiatan bullying di sekolah merupakan satu masalah besar yang harus diatasi karena seharusnya
sekolah melindungi siswanya dari tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, dan menjadi wadah
untuk pembentukan akal, moral dan karakter yang diperlukan untuk membangun masyarakat
Indonesia yang sehat, berbudaya dan berteknologi tinggi. Masalah bullying di sekolah adalah
tanggung jawab semua pihak yang ada di sekolah dan orang tua siswa. Bullying ini bisa dicegah
selama semua yang terkait dalam institusi tersebut memiliki andil dan kepedulian untuk mengubah
dan mencegah persoalan tersebut. Seperti yang telah diungkapkan oleh Hellen Keller sebagai
berikut,”Science may have found a cure for most evils but it has found no remedy for the worst of
them all – the human apathy” [ Sains mungkin telah menemukan penyembuh bagi kebanyakan
setan namun belum menemukan penyembuh bagi yang terburuk – yaitu ketidakpedulian manusia].
Sesungguhnya bullying ini bisa dicegah baik bagi pelaku maupun korban, yaitu dengan
meningkatkan setidaknya perasaan empati dan kepedulian antar sesama. Agar tidak ada lagi
kekerasan yang berlanjut baik di rumah, institusi pendidikan, pekerjaan dan tempat lainnya.
b. upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menanggulangi tindak kekerasan melalui
pendidikan karakter: (1) memperkuat pengendalian sosial, hal ini dapat dimaknai sebagai berbagai
cara yang digunakan pendidik untuk menertibkan peserta didik yang melakukan penyimpnagan,
termasuk tidnak kekerasan dengan melakukan pengawasan dan penindakan; (2) mengembangkan
budaya meminta dan memberi maaf; (3) menerapkan prinsip-prinsip anti kekerasan; (4)
memberikan pendidikan perdamaian kepada generasi muda; (5) meningkatkan dialog dan
komunikasi intensif anatar siswa dalam sekolah;
4. Pengejawantahan atas konsep education through art atau pendidikan melalui seni adalah menempatkan
seni sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada tataran konsep ini maka pendidikan seni
budaya berkewajiban mengarahkan keberhasilan dan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah secara
umum hadir sebagai alat untuk memberikan keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan
sensibilitas.

Pendidikan melalui seni akan mudah diterapkan di sekolah-sekolah jika sekolah dan perangkatnya, guru,
siswa bersama-sama memahami tentang konsep pembelajaran seni di sekolah adalah rekreatif. Seni
sebagai media atau alat mencapai tujuan pendidikan menempatkan seni sebagai wadah sekaligus
bungkus setiap proses belajar mengajar di mana dalam pelaksanaannya menekankan pada segi proses
dan produk dan bukan hasil semata. Pendidikan seni di sekolah tidak untuk mencetak seniman atau ahli
seni melainkan sebagai wahana berekspresi dan berimajinasi, rekreasi sekaligus berkreasi.

Melalui pendidikan seni di sekolah akan terpenuhi keseimbangan rasional emosional dan motorik
kinestetik. Kegiatan tersebut bisa di eksplorasi melalui kegiatan berkarya dengan materi seni tari, seni
musik, seni teater, seni rupa, seni multimedia, sastra atau seni-seni lainnya menyesuaikan kemampuan
sekolah. Perkembangan kemampuan atau kecerdasan rasional emosional dan motorik kinestetik ini
sungguh amat penting dalam dunia pendidikan anak dan pendidikan seni budaya mampu memenuhi
kebutuhan itu. Jika diibaratkan otak manusia terdiri dari banyak rongga yang harusnya terisi, lalu ada
satu rongga yang kosong, sebut saja rongga untuk kesenian, maka otak manusia menjadi tidak lengkap.

Lalu bagaimana pendidikan seni bisa menjadi media mencapai tujuan pendidikan hal tersebut tentu bisa
dimaknai jika pendidikan seni budaya sangat terbuka untuk digunakan konsepnya pada mata pelajaran
yang lain. Seperti telah disebutkan di atas jika seni budaya bisa menjadi wadah atau bungkus, maka seni
akan menjadi pilihan yang sangat signifikan untuk membungkus proses belajar mengajar mata pelajaran
apapun sehingga menjadi menarik.

Contoh bagaimana mengajar Matematika dengan menyanyi, mata pelajaran Kimia dengan
memanfaatkan gambar poster sebagai sarana untuk membuat rumus-rumus penting, belajar Bahasa
Inggris dengan menyanyikan lagu-lagu barat lalu para siswa menerjemahkan syairnya ke dalam Bahasa
Indonesia. Belajar Fisika dengan projek multi media, pelajaran sejarah, geografi, PKN, Sosiologi dengan
dibungkus permainan drama atau film pendek. Pelajaran Biologi dengan memanfaatkan konsep
pameran untuk memajang hasil penelitiannya mendekorasi ruang pamer adalah pekerjaan kreatif yang
telah biasa di asah dalam mata pelajaran Kesenian. Atau dengan perencanaan yang matang bisa
membuat projek akhir tahun secara bersama-sama menggabungkan berbagai mata pelajaran dalam satu
momen yang digarap menarik dengan mengaplikasikan model pembelajaran integratif.

Guna mencapai sebuah pendekatan pendidikan melalui seni, model sejenis ini sejalan dengan Proses
pembelajaran rekreatif. konsep ini bisa diaplikasikan dengan cara bermain. Pembelajaran diberikan
secara menyenangkan dengan kegiatan yang bersifat rekreatif, menghibur dan ringan serta
menyenangkan. Konsep ini sangat baik untuk pertumbuhan jiwa anak-anak. Kegiatan bermain sekaligus
menjadi penyeimbang dan penyelaras untuk perkembangan fisik dan psikologis siswa. Perkembangan
fisik ditandai dengan perubahan kecerdasan fungsi motorik, fungsi kinestetik, fungsi suara, dan lain-lain,
harus disalurkan dengan aktivitas yang tepat. Perkembangan psikologis yang berkaitan dengan kognitif,
sosial, moral dan bakat perlu sarana pengembangan yang tepat pula. Dan konsep yang paling strategis
yakni belajar sambil bermain.

Pendidikan seni dapat digunakan sebagai sarana bermain siswa seperti yang sudah diulas sebelumnya,
jika ditinjau dari perspektif anak, upaya pendidikan seni sebagai media bermain sangat cocok untuk
melepaskan ketegangan yang dirasakan ketika mereka mengikuti pelajaran yang membutuhkan daya
pikir dan konsentrasi yang tinggi. Menurut peserta didik pendidikan seni dapat dikatakan sebagai
pendidikan yang rekreatif artinya bentuk pendidikan yang dapat menghibur atau menyenangkan
hatinya. Oleh sebab itu setiap guru seyogyanya dapat menciptakan aktivitas bermain dalam setiap
pembelajarannya baik melalui pola-pola permaianan yang sudah ada maupun pola permainan yang
dikembangkan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai