Anda di halaman 1dari 5

KD 3.

3 MASA HINDU-BUDHA

Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara
Indonesia dan India Ada 5 teori masuknya Hindu-Buddha di nusantara, yaitu sbb:

1.) Teori Brahmana oleh JC. Van Leur

Teori menyatakan bahwa masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia di bawa oleh para Brahmana
atau golongan pemuka agama di India. Teori ini didasari oleh pengamatan terhadap prasasti-
prasasti peninggalan kerajaan Hindu-Buddha yang kebanyakan menggunakan literasi huruf
pallawa dan bahasa sansekerta. Di India, literasi tersebut hanya dikuasai oleh golongan
Brahmana.

2.) Teori Waisya oleh N.J Krom

Teori ini menyatakan bahwa berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan
golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat Nusantara.

3.) Teori Ksatria oleh C.C Berg, Mookerji, dan J.C Moens

Teori ini menyatakan golongan bangsawan atau ksatria dari India yang membawa masuk dan
menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.

4.) Teori Arus Balik oleh F.D.K Bosch

Teori ini menyatakan peran aktif masyarakat Indonesia dimasa silam yang menimba ilmu ke
India. Sekembalinya dari India, mereka kemudian menyebarkan pengetahuan mereka ke
masyarakat yang lain.

5.) Teori Sudra oleh Van Faber

Teori ini menyatakan bahwa diawali oleh para kaum sudra/budak yang berimigrasi ke wilayah
Nusantara:

I.  Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di Indonesia

1. Kutai
Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 masehi. Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di
Indonesia. Lokasinya terletak di tepi sungai Mahakam Kalimantan Timur. Raja pertama adalah
Kudungga dan raja yang terkenal adalah Mulawarman.
2. Tarumanegara
Merupakan kerajaan Hindu tertua di pulau jawa dan kerajaan Hindu kedua di Indonesia. Letak
kerajaan diperkirakan sekitar Bogor dan Bekasi Jawa Barat. Bediri sekitar abad V masehi dan
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Purnawarman.

3. Mataram kuno (Hindu-Budha)(dinasti sanjaya)


Kerajaan ini berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan antara abad VIII -X masehi. Kerajaan
Mataram Kuno terdiri atas dua dinasti yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. 

Dinasti Sanjaya menganut agama Budha didirikan oleh raja Sanjaya pada tahun 723 masehi
sedangkan dinasti syailendra menganut agama hindu didirikan oleh raja Bhanu pada tahun 752
masehi.pada dinasti sanjaya raka pikatan membangun candi prambanan yang bercorak hindu

4. Sunda
Kerajaan yang berdiri di Jawa Barat sekitar tahun 932-1579 masehi. Kerajaan ini merupakan
penyatuan dua kerajaan besar di tanah Sunda yaitu kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh. Kedua
kerajaan merupakan pecahan kerajaan Tarumanegara.

5. Kediri
Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas Jawa Timur. Berdiri pada abad XII masehi.
Kerajaan Kediri lahir dari pembagian kerajaan Medang  Kamulan oleh raja Airlangga.

6. Singasari
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 masehi. Kerajaan ini mencapai
puncak kejayaan ketika dipimpin oleh raja Kertanegara (1268-1292 masehi).

7. Majapahit
Kerajaan ini terletak di Jawa Timur tepatnya di delta sungai Brantas. Kerajaan ini berdiri pada
tahun 1293 masehi dan berakhir pada tahun 1520 masehi. Raja pertama adalah Raden Wijaya,
raja yang terkenal adalah Hayam Wuruk , dan raja terakhir adalah Brawijaya (Kertabumi). Patih
yang terkenal adalah Gajah Mada.

8. Bali
Kerajaan ini berdiri pada abad X-XIV masehi. Ketika kerajaan Majapahit runtuh, banyak rakyat
Majapahit yang melarikan diri dan menetap di Bali. Sampai sekarang ada kepercayaan bahwa
sebagian dari masyarakat Bali dianggap sebagai pewaris tradisi Majapahit. Penguasa pertama
Kerajaan Bali adalah Sri Kesari Warma dewa.

9. Pajajaran
Kerajaan yang berada di tanah Priangan Jawa Barat ini berdiri pada tahun 1333 masehi. Raja
yang terkenal bernama Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi).

II.  Kerajaan-kerajaan bercorak Budha di Indonesia


1. Holing/Kaling/Kalingga
Kerajaan Holing/Kaling/Kalingga  terletak di Jawa Tengah . Pada tahun 647 masehi kerajaan ini
diperintah oleh ratu Sima (Simmo), ratu yang terkenal  sangat keras dalam memerintah.

2. Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang terbesar di Indonesia. Letak kerajaan
Sriwijaya  di Palembang, Sumatra Selatan. Kerajaan ini berdiri pada abad VII masehi. Raja
pertama bernama Sri Jayanasa dan raja yang terkenal adalah Balaputradewa.

3. Mataram kuno (Hindu-Budha)(dinasti sailendra)


Kerajaan ini berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan antara abad VIII -X masehi. Kerajaan
Mataram Kuno terdiri atas dua dinasti yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dinasti
Sanjaya menganut agama Budha didirikan oleh raja Sanjaya pada tahun 723 masehi sedangkan
dinasti syailendra menganut agama hindu didirikan oleh raja Bhanu pada tahun 752 masehi. raja
yang terkenal samaratungga yang membangun candi Borobudur,mendut dan sewu     

 Pengaruh kebudayaan hindu-budha di indonesia

Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia membawa perubahan signifikan dalam


berbagai bidang kehidupan masyarakat. Adapun perwujudan akulturasi antara
kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia terlihat dari seni bangunan,
kesusastraan, bahasa dan tulisan, kepercayaan dan filsafat, juga sistem pemerintahan.

Seni Bangunan

Pengaruh Hindu-Budha secara fisik paling jelas tampak pada bangunan candi. Dimana,
candi merupakan bangunan yang paling banyak didirikan pada masa pengaruh
kebudayaan Hindu-Budha. Candi memiliki arti atau bentuk bangunan beragam misalnya
candi yang berfungsi sebagai tempat peribadatan dan makam, candi pemandian suci
(parthirtan).Candi terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki bandi (bhurloka, alam dunia fana),
tubuh candi (bhurwaloka, alam pembersihan jiwa), dan puncak candi (swarloka, alam
jiwa suci). Namun, karena ciri akulturasi adalah dengan mempertahankan kekhasan
budaya asalnya, maka terdapat perbedaan arsitektur yang cukup mencolok, salah satunya
candi yang berada di kawasan Jawa Tengah dengan yang ada ada di Jawa Timur.
Adapun perbedaan dari candi-candi tersebut antara lain :

Kesusasteraan
Dalam perkembangannya, budaya tulisan melahirkan karya-karya sastra berupa kitab
buah karya para pujangga Nusantara. Kitab ini berupa kumpulan kisah, catatan, atau
laporan tentang suatu peristiwa, kadang di dalamnya juga terdapat mitos.

Pengaruh akulturasi budaya ini paling jelas tampak pada upaya adaptasi yang dilakukan
oleh sejumlah pujangga seperti Mpu Kanwa, Mpu Sedah, Mpu Dharmaja, dan Mpu
Panuluh. Mereka melakukan adaptasi terhadap epic Mahabharata dan Ramayana
disesuaikan dengan kondisi pada masa itu.

Bahasa dan Tulisan

Pengaruh Hindu-Budha mengantarkan masyarakat Indonesia kepada budaya tulis atau


zaman sejarah. Budaya tulis itu menggunakan Bahasa sansekerta dengan huruf Pallawa
atau jenis tulisan yang digunakan di bagian selatan India. Dalam perkembangannya,
huruf Pallawa menjadi dasar dari huruf-huruf lain di Indonesia seperti huruf Kawi, Jawa
Kuno, Bali Kuno, Lampung, Batak, dan Bugis-Makasar.

Sementara, bahasan sansakerta mengalami stagnasi karena digunakan hanya


dilingkungan terbatas yaitu di istana dan khusus digunakan oleh kalangan Brahmana.
Budaya tulisan atau aksara dari masa-Hindu-Budha di Nusantara dikuatkan oleh bukti-
bukti berupa prasasti dan kitab.

Kepercayaan dan Filsafat

Kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum dikenalnya agama Hindu-Budha


adalah kepercayaan yang bercorak animism dan dinamisme. Seiring masuknya pengaruh
Hindu-Budha maka masyarakat Indonesia pun mulai menganut kedua agama tersebut.
Sistem Pemerintahan

Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia mengubah sistem pemerintahan yang


ada di nusantara. Awalnya, sistem pemerintahan bercorak kesukuan dan kerakyatan
menjadi monarki dengan hirarki (tingkatan) yang jelas.

Struktur pemerintahan monarki berlaku umum disemua kerajaan Hindu-Budha yang


pernah muncul di Indonesia mulai dari Kutai sampai Majapahit, artinya pemimpin
tertinggi pemerintahan adalah raja. Dimana, raja dipilih berdasarkan faktor keturunan
dari dinasti yang berkuasa dan dikukuhkan oleh kasta Brahmana atau kasta yang paling
disegani dalam masyarakat Hindu.

Candi di Jawa Tengah, berbentuk tambun dengan hiasan kalamakara (wajah raksasa) di
atas gerbang pintu masuk. Puncak candi berbentuk stupa, dengan bahan utama batu
andesit. Pada umumnya, candi ini akan menghadap kea rah timur.

Candi di Jawa Timur, berbentuk lebih ramping, dengan hiasan kala di atas gerbang lebih
sederhana daripada kalamakara. Puncak candi berbentuk kubus, dengan bahan utama
batu bata. Umumnya, candi yang berada di Jawa Timur ini menghadap kearah barat.

    

Anda mungkin juga menyukai