Anda di halaman 1dari 90

Course outline Mk Media Pembelajaran Bahasa Arab

SILABUS MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

1. Identitas Mata Kuliah

Mata Kuliah : Media Pembelajaran


Kode Mata Kuliah : PBA-C2316
Bobot SKS : 2 SKS
Semester/Kelas : IV/A-B-C-D
Kelompok Mata Kuliah : MKKU
Fakultas/Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab
Status Mata Kuliah : Mandiri
Dosen/Kode Dosen : Umi Hanifah, M.Pd.I/97

2. TUJUAN
Setelah selesai mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan tentang media
pembelajaran bahasa Arab dan dapat merancang media yang inovatif, variatif, menarik dan kontemporer serta
dapat memanfaatkannya dalam pembelajaran.

3. Deskripsi dan Urgensi Mata Kuliah: Materi Media Pembelajaran akan memberikan gambaran dan pelatihan pada
mahasiswa tentang bagaimana mengenal, memilih, menggunakan, mengembangkan media pembelajaran dan
membuat alat bantu pembelajaran yang sederhana. Materi perkuliahannya meliputi; pengenalan beberapa jenis
media, kriteria pemilihan media pembelajaran, penggunaan, pembuatan alat bantu pembelajaran yang sederhana
dan aplikasinya, penggunaan dan pengelolaan sumber belajar, Penggunaan Media : komputer, LCD proyektor,
OHP, dll dalam pembelajaran bahasa Arab, konsep lingkungan sebagai pusat sumber belajar dan media
pembelajaran bahasa Arab, serta konsep evaluasi media pembelajaran.
Sebagai calon guru bahasa Arab yang professional, Mahasiswa PBA diharapkan dapat membuat dan menggunakan
media pembelajaran bahasa Arab dengan baik, sehingga dalam mengajar kelak dapat lebih menarik serta efektif
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

4. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Ekspositori dan Komunikatif
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, dan Praktik
Tugas : membuat contoh media pembelajaran bahasa Arab dan mempraktikkannya
Media : LCD Projector, Lap Top, Natebook, Papan Tulis dan lain-lain

5. Evaluasi
a. Kehadiran (minimal 75 %) dan Partisipasi dalam diskusi = 25%

b. Makalah dan . Penyajian dalam diskusi = 25 %

c . UTS = 25 %

d .UAS = 25 %

e. Sikap dan Perilaku

6. Rincian Materi Perkuliahan

Pertemuan I
Membahas: Seputar Silabi & Kontrak Belajar

1. Tujuan mata kuliah, Deskripsi dan Urgensi Mata Kuliah

2. Ruang lingkup mata kuliah


3. Kebijakan pelaksanaan mata kuliah

4. Kebijakan penilaian hasil belajar

5. Tugas yang harus diselesaikan

6. Sumber dan buku ajar yang dipergunakan

7. Pembagian Tugas Kelompok

Pertemuan II
Membahas: Konsep Umum Media Pembelajaran (1)

1. Definisi media pembelajaran


2. Dasar/landasan penggunaan media pembelajaran
3. Urgensi Penggunaan Media Pembelajaran
4. Fungsi dan Manfaat media pembelajaran

Tugas: Membuat makalah, power point presentation dan diskusi (Untuk Kelompok 1).

Pertemuan III
Membahas: Konsep Umum Media Pembelajaran (2)

1. Jenis-jenis media Pembelajaran; (media pandang non proyeksi, pandang ber-proyeksi, media dengar, pandang
dengar)
2. Jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab
a.) Jenis-jenis media Pembelajaran Aspek berbahasa Arab (Mufrodat dan Tarkib)
b.) Jenis-jenis media pembelajaran Ketrampilan Berbahasa Arab (Istima’, Kalam, Qira’ah, Kitabah).
3. Kelebihan dan kelemahan jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab

Tugas: Membuat makalah, power point presentation dan diskusi (Untuk Kelompok 2).

Pertemuan IV
Membahas: Memilih Media Pembelajaran Bahasa Arab

1. Dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran bahasa Arab


2. Kriteria pemilihan media pembelajaran bahasa Arab

Tugas: Membuat makalah, power point presentation dan diskusi (Untuk Kelompok 3).

Pertemuan V
Membahas: Konsep Umum Sumber Belajar Sebagai Komponen Media Pembelajaran
1. Definisi sumber belajar
2. Klasifikasi sumber belajar
3. Komponen/faktor sumber belajar
4. Fungsi dan peranan sumber belajar
5. Kriteria pemilihan sumber belajar

Tugas: Membuat makalah, power point presentation dan diskusi (Untuk Kelompok 4).

Pertemuan VI
Membahas: Memahami Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar Bahasa Arab
1. Beberapa definisi perpustakaan
2. Tujuan perpustakaan
3. Fungsi perpustakaan
4. Jenis perpustakaan dan penggunaannya
5. Penggunaan Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar (PSB) bahasa Arab

Tugas: Membuat makalah, power point presentation dan diskusi (Untuk Kelompok 5).

Pertemuan VII
Membahas: Memahami Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran bahasa Arab

1. Definisi lingkungan
2. Tujuan lingkungan sebagai Media pembelajaran
3. Jenis lingkungan sebagai media pembelajaran
4. Keuntungan menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran
5. Teknik penggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran
Tugas: Membuat makalah, power point presentation dan diskusi (Untuk Kelompok 6)

Pertemuan VIII
Membahas: Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Komputer

1. Teknik penggunaan komputer dalam pembelajaran (bahasa Arab)


2. Kelebihan dan kekurangan komputer dalam pembelajaran (bahasa Arab)

Tugas: Membuat makalah, power point presentation dan diskusi (Untuk Kelompok 7).

Pertemuan IX
Membahas: Evaluasi Media Pembelajaran

1. Tujuan evaluasi media pembelajaran


2. Batasan ciri-ciri efektif media pembelajaran.
3. Cara evaluasi media pembelajaran
2.Kriteria evaluasi media pembelajaran

Tugas: Membuat makalah, power point presentation dan diskusi (Untuk Kelompok 8).

Pertemuan X
Membahas: Pembuatan Media Pembelajaran Sederhana untuk Bahasa Arab & Manual Media Pembelajaran

1. Aspek yang harus di perhatikan dalam membuat manual media pembelajaran


2. Perangkat yang diperlukan untuk membuat media sederhana
3. Contoh-contoh Media Pembelajaran Sederhana Untuk Materi Bahasa Arab

Membahas: Permainan Bahasa


1. Pengertian Permainan bahasa
2. Macam-macam Permainan bahasa

Tugas: mencari gambar-gambar/perangkat yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran dan membuat
media sederhana untuk bahasa Arab secara kelompok, kemudian mempresentasikannya di depan kelas dalam
bentuk simulasi atau permainan (sebagai tugas UTS)

Pertemuan XI
Membahas: Aplikasi Penggunaan Media Sederhana dalam pembelajaran Bahasa Arab (Kelompok 1 & 2)

1. Presentasi / penjelasan seputar Manual Media Pembelajaran


2. Praktik Penggunaan Media Sederhana di Kelas (boleh juga dalam bentuk simulasi/permainan bahasa)
3. Komentar / penilaian dari Audience dan Dosen
Tugas: Kelompok 1 & 2 secara bergantian mempraktekkan penggunaan media yang telah dibuat dalam
Pembelajaran di kelas)

Pertemuan XII
Membahas: Aplikasi Penggunaan Media Sederhana dalam pembelajaran Bahasa Arab (Kelompok 3 & 4)

1. Presentasi Tentang Manual Media Pembelajaran


4. Praktik Penggunaan Media Sederhana di Kelas (boleh juga dalam bentuk simulasi/permainan bahasa)
2. Komentar / penilaian dari Audience dan Dosen Membahas:

Tugas: Kelompok 3 & 4 secara bergantian mempraktekkan penggunaan media yang telah dibuat dalam
Pembelajaran di kelas)

Pertemuan XIII
Membahas: Aplikasi Penggunaan Media Sederhana dalam pembelajaran Bahasa Arab (Kelompok 5 & 6)

1. Presentasi Tentang Manual Media Pembelajaran


2. Praktik Penggunaan Media Sederhana di Kelas (boleh juga dalam bentuk simulasi/permainan bahasa)
3. Komentar / penilaian dari Audience dan Dosen
Tugas: Kelompok 5 & 6 secara bergantian mempraktekkan penggunaan media yang telah dibuat dalam
Pembelajaran di kelas)

Pertemuan XIV
Membahas: Aplikasi Penggunaan Media Sederhana dalam pembelajaran Bahasa Arab (Kelompok 7 & 

1. Presentasi Tentang Manual Media Pembelajaran


2. Praktik Penggunaan Media Sederhana di Kelas (boleh juga dalam bentuk simulasi/permainan bahasa)
3. Komentar / penilaian dari Audience dan Dosen

Tugas: Kelompok 7 & 8 secara bergantian mempraktekkan penggunaan media yang telah dibuat dalam
Pembelajaran di kelas)

Pertemuan XV
Membahas: Ujian Akhir Semester: Tulisan dan contoh media pembelajaran secara individual

*Pelaksanaan UAS sesuai dengan jadwal UAS dari Fakultas

7. Daftar Buku / Referensi

1. Al-Qassimi, Ali. (1980). al-Wasa’il al-Ta’limiyyah


2. Shiniy, Muhammad Isma’il, dan Abdullah, Umar Shodiq. (1984). Al-Mu’inat al-Bashariyah fi Ta’lim al-Lughah.
Riyadh: Jami’ah Malik Su’ud.
3. Muhammad Yusuf, Mahir Isma’il Shobry. (1999). Min al-Wasa’il al-Ta’limiyah ila Tehnolojiya al-Ta’lim. Riyadh:
Maktabah Syuqry.
4. Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.d., & Smaldino, S.E. (2002). Instructional Media and Technology for
Learning. New Jersey: Prentice Hall, Inc
5. Izzan, Ahmad. (2009). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
6. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
7. Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
8. Rohani, Ahmad. (1997). Media Instruksional Edukatif, Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
9. Sadiman, Arief S., Raharjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. (2002). Media Pendidikan, Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Cetakan Kelima. Jakarta : Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo
Persada dalam rangka ECD Project (USAID).
10. Nana Sudjana, Teknologi Pembelajaran
11. Azhar Arsyad, Media Pendidikan
12. Shalah Abdul Majid al-Araby, Ta’lim al-Lughah al-Hayyah baina al-Nadhariyyah wa al-Tathbiq
13. Soeprayitno, Seleksi dan Pemanfaatan Media
14. Sudjarwo, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Teknologi Pendidikan…
Isbani, Media Pendidikan
15. Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran
16. Mulyani Nur Hadi, Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya
17. M. Tjoen dan Pardede, Perpustakaan di Indonesia
18. Nasution, Teknologi Pendidika
19. Musthafa Badran, dkk., al-Wasail al-Ta’limiyah, Kairo: Maktabah al-Nahdliyah
al-Mishriyah, 1983.
20. Muh Hasan Bakala, al Teknolojiyah al-Lughawiyah dll…

Proposal Penelitian
Media Pembelajaran Power Point dan Camtasia Sebagai Media Pengembangan Metode Qiraati
jilid 4 TPQ Darul Hijrah Desa Kajen, Kec. Margoyoso, Kab. Pati
                                                     Tahun Pelajaran 2010/2011       
Oleh: Muhammad Fakhruddin (NIM: 00023)[1]
Latar belakang penelitian    
Metode Qiraati dikenal sebagai metode penguasaan dalam membaca al-Quran dengan fasih dan
lancar. Atau dalam situsnya dijelaskan: Qiraati adalah suatu metode dalam mengajarkan
membaca al Qur-an yang berorientasi kepada hasil bacaan murid secara mujawwad murattal
dengan mempertahankan mutu pengajaran dan mutu pengajar melalui mekanisme
sertifikasi/syahadah, hanya pengajar yang telah mendapatkan sertifikasi/syahadah yang
diijinkan untuk mengajarkan Qiraati. Hanya lembaga yang memiliki sertifikasi/syahadah yang
diijinkan untuk mengembangkan Qiraati.[2]
Begitulah sekilas tentang metode qiraati yang telah lama berkembang di masyarakat. Metode
yang di munculkan oleh seorang kiai dari Semarang bernama KH. Dahlan Salim Zarkasyi adalah
sebuah penelitian yang telah dilakukannya kurang lebih selama sepuluh tahun di bidang pengajaran
baca al Quran.

Metode yang terdiri dari 6 jilid dan 1 gharib dan 1 tajwid ini telah di kenal oleh banyak masyarakat
sebagai metode penunjang yang efektif bagi pelajar yang baru pemula mempelajari al-Quran. Metode
ini terangkum dalam bentuk buku-buku kecil berkelompok yang disesuaikan dengan kaidah ilmu
Tajwid. jadi siapapun yang membaca buku tersebut akan menemukan sebuah harapan, bahwa ia akan
dapat membaca secara mujawwad murattal. Membaca tanpa meninggalkan kaidah-kaidah yang telah
digariskan oleh ilmu Tajwid, meskipun orang tersebut belum pernah belajar ilmu Tajwid.

Seiring dengan berkembangya zaman sebuah metode selayaknya juga mengikuti dalam era
perkembangan zaman yang sudah semakin canggih ini. Metode yang masih efektif digunakan
masyarakat ini harus bertatapan langsung dengan media-media baru yang telah mulai dikenal
masyarakat semisal proyektor komputer dan software-software yang dibutuhkan dalam pengajaran.
Oleh karena itulah media pengajaran dapat memepertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran
yang pada gilirannya diharapkan dapat  mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Disini ada
beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik. Yang
mana media mempunyai beberapa manfaat yang berkontribusi dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik.

Dalam penelitian ini obyek media yang diambil adalah presentasi dari program microsoft office power
point[3] dan video cd sebagai pembuat dan sebagai alat jalannya program tersebut. Sehingga metode
qiraati yang sudah diproses dalam program tersebut akan menambah nilai daya tarik yang tinggi dan
komunikatif dan mudah diserap siswa, mengutip perkataan beliau K.H Dahlan Salim“namun perlu
disadari, sebaik apapun sebuah metode mengajar cara baca al Quran jika tidak diimbangi dengan
guru-guru yang baik maka hasilnya pun kurang maksimal” begitu juga dalam pembuatan video
pembelajaran dan presentasi power point, orang yang membuat media pembelajaran power point jika
tidak diimbangi dengan pengetahuan yang mumpuni dan kreatif hasilnya pun kurang maksimal.

E-Learning saat ini sudah mulai dikembang di beberapa sekolah, baik di kota besar maupun di kota
kecil, dan terdapat beberapa sekolah yang sudah memanfaatkan teknologi e-learning ini. E-learning
dianggap sebagai salah satu alternatif disamping alternatif lain dalam sistem penyelenggaraan
pendidikan, baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan, yaitu seluruh staf tata usaha sekolah.
Hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan dan kelebihan yang dimiliki teknologi informatika yang
saat ini telah berkembang demikian pesat, sehingga mememungkinkan penggunanya dapat bekerja
secara cepat, akurat, dan memiliki jaringan yang sangat luas.

Fenomena seperti ini sudah barang tentu merupakan hal yang sangat menguntungkan, dan harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya guna mendukung segala tugas dan kewajibannya sehari-hari.
Contoh nyata dari pemanfaat-an perkembangan teknologi ini adalah dengan pembuatan media
pembelajaran yang memanfaatkan program aplikasi Microsoft Power Point maupun Camtasia.
Program ini memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyajikan sebuah materi presentasi, dan
sudah banyak digunakan dalam dunia pendidikan.[4]
Dalam pengoperasiannya  PowerPoint seperti halnya perangkat lunak pengolah presentasi lainnya,
objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya diposisikan dalam beberapa halaman
individual yang disebut dengan “slide“. Istilah slide dalam PowerPoint ini memiliki analogi yang
sama dengan slide dalam proyektor biasa, yang telah kuno, akibat munculnya perangkat
lunak komputeryang mampu mengolah presentasi semacam PowerPoint dan Impress.
Setiap slide dapat dicetak atau ditampilkan dalam layar dan dapat dinavigasikan melalui perintah dari
si presenter.[5]
Maka dalam proposal penelitian ini ingin kami memberikan tema pengembangan media pembelajaran.
Karena dengan harapan dalam penelitian ini membuahkan hasil bagi metode yang kami ambil.  Kami
mencoba memberikan kontribusi baru bagi pengembangan metode Qiraati yang mana menggunakan
media proyektor[6] dan software pembelajaran power point dan beberapa program
pendukung[7] sebagai program pembelajarannya. Dalam power point sendiri juga bukanlah
pengolahan sebagaimana presentasi biasa namun lebih komplek meliputi intro dan storyboard
sehingga media terlihat aktif bagi peserta didik Sehingga pembelajaran yang digunakan akan
mendukung pada pembelajaran berbasiskan  PAIKEM/Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan.

Peneliti mengambil judul “media pembelajaran power point dan camasia sebagai media
pengembangan metode Qiraati jilid 4 TPQ Darul Hijrah desa kajen kec. margoyoso kab. Pati tahun
pelajaran 2009/2010” karena diambil dari pertimbangan era digitalisasi yang menuntut metode-
metode yang ada berkembang sesuai tuntutan zaman dan karena itulah diusungnya program power
point sebagai program pengembangan metode qiraati .

Peneliti mengambil qiraati jilid 4 karena ingin mengambil sample peserta didik yang ada pada taraf
pertengahan jadi bisa diprediksikan pada umur sekitar 6-7 tahun dan pengembangan kognisi peserta
didik lebih peneliti tekankan yaitu pada masa kanak-kanak pertengahan.

Jadi sebuah hipotesis yang diangkat adalah  tercapainya pembelajaran yang lebih diminati dan dampak
hasil dari peningkatan kognisi peserta didik menggunakan metode pembelajaran berbentuk proyeksi
dan vcd yang diproses dari program power point dan Camtasia.

Masalah Penelitan

Rumusan permasalahan merupakan suatu yang inti dalm permasalahan. Oleh karena itu jawaban baru
akan ditemukan setelah penelitian dilakasanakan dan dimasukkan dalam kesimpulan.

Dalam pembelajaran metode qiraati masih menggunakan metode strategi yang manual semisal masih
menggunakan pdf atau gambar photo dalam menggunakan proyektor, disini berupaya menggagas ide
baru menggunakan power point sebagai media pembelajaran, yang mana dalam power point terdapat
banyak komponen-komponen yang mendukung pembelajaran yang efektif seperti adanya gambar
bergerak, animasi, video, suara, flash dll.

Pertanyaan masalah meliputi:

Apakah media pembelajaran mengunakan power point dan camtasia dalam metode Qiraati dapat
munumbuhkan minat belajar peserta didik?

Apakah media pembelajaran power point dan camtasia dapat membuat lebih aktif dan berkembangnya
kognisi peserta didik dan bertambahnya konsentrasi pada bahan ajar?

Tujuan dan Signifikasi


Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh
setelah penelitian selesai. Biasanya jawaban dari pertanyaan dan rumusan masalah[8].
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode qiraati dan meningkatkan mutu
pengajarannya agar lebih aktif dan menambah minat peserta didik dengan menggunakan media
pembelajaran dengan program power point.

Adapun nilai strategis dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan media power point akan
membantu peserta didik dalam menyerap pelajaran, disamping itu metode Qiraati akan berkembang
dengan tuntutan zaman sehingga dengan proses pengembangan ini metode qiraati akan lebih mudah
diterima oleh khalayak yang sudah taraf modern dan menambah pengetahuan bagi khalayak yang
berada di pedesaan.

Kajian Pustaka

Penelitian ini merupakan penelitian yang mencoba mengungkap efektivitas pembelajaran media
pembelajaran menggunakan program power point dalam proses pembelajaran di TPQ darul Hijrah
jilid 4. Dalam penelitian ini guna mencoba membuat terobosan baru agar metode Qiraati mudah di
serap pesrta didik dan membuat aktif dan menambah minat peserta didik  dalam mengikuti
pembelajaran.

Media

Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara
sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat
digunakan dalam suatu proses penyajian informasi ( dalam Latuheru,1988:11). Robert Heinich dkk
mengemukakan definisi medium sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source)
dan penerima (receiver) informasi. Masih dari sudut pandang yang sama, Kemp dan Dayton
mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer)
yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver).

Jerold Kemp (1986) dalam Pribadi (2004:1.4) mengemukakan beberapa faktor yang merupakan
karakteristik dari media, antara lain :

a.        kemampuan dalam menyajikan gambar (presentation)


b.       faktor ukuran (size); besar atau kecil
c.        faktor warna (color): hitam putih atau berwarna

d.       faktor gerak: diam atau bergerak

e.        faktor bahasa: tertulis atau lisan

f.        faktor keterkaitan antara gambar dan suara: gambar saja, suara saja, atau    gabungan antara
gambar dan suara.
Selain itu, Jerold Kemp dan Diane K. Dayton (dalam Pribadi,2004:1.5) mengemukakan klasifikasi
jenis media sebagai berikut :

a.       media cetak

b.      media yang dipamerkan (displayed media)


c.       overhead transparancy

d.      rekaman suara

e.       slide suara dan film strip

f.        presentasi multi gambar

g.       video dan film

h.       pembelajaran berbasis komputer (computer based learning)[9]

Dr. Nana Sudjana berkata: Media pengajaran dapat memepertinggi proses belajar siswa dalam
pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat  mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Disini
ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik.
Yang mana media mempunyai beberapa manfaat yang berkontribusi dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik.

Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar peserta didik antara
lain:

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru
mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
tetapi jua aktivitas mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil
pengajaran adalah bekenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap
perkembangan di mulai dari berpikir kongkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai berpikir sederhana
menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannnya dengan tahapan brpikir
tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal abstrak daat dikongkretkan, dan hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan.[10]

Microsoft Power Point


Microsoft Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan
Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multi media. Didalam komputer, biasanya
program ini sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office.

Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh
perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu
menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik.

Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah
berbagai kemampuan pengolahan teks, warna, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah
sendiri sesuai kreatifitas penggunanya. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa,
dan pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan
bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur
rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita.
Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai
timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse.
Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi
antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual.

Penggunaan program ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut:

a)      Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks
maupun animasi gambar atau foto.

b)      Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.

c)      Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

d)      Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.

e)      Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-uang

f)       Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk), sehingga
paraktis untuk di bawa ke mana-mana.[11]
Kerangka Teori

Penelitian ini merupakan penelitian yang mencoba mengungkap efektivitas pembelajaran


menggunakan media pembelajaran power point dalam proses pembelajaran di TPQ Darul Hijrah jilid
4.

Secara umum media pembelajaran ini termasuk hal yang sangat baru bagi wilayah pedesaan terutama
di desa di TPQ Darul Hijrah Kajen maka peserta didik yang memerhatikan pembelajaran Qiraati yang
sudah di rancang dengan media pembelajaran power point dan perangkatnya[12] akan berdampak 
secara pengembangan kognisi peserta didik dan memiliki minat serta menambah daya konsentrasi
yang tinggi. Selain itu media pembelajaran juga akan lebih mudah diterima di wilayah perkotaan yang
pembelajaran sudah semakin canggih maka dengan adanya pengembangan ini akan mudah diterima
dan berkembang di wilayah perkotaan.

Penelitian ini merujuk pada teori pendidikan behaviorisme yang di pelopori oleh tokoh-
tokohnya diantaranya Ivan Pavlov, Edward lee thorndike, John Watson, dan B.F. Skinnner.

Behaviorisme[13] adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.
Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.
Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.[14]

Lebih mudahnya dikatakan teori stimulus-response, power point sebagai stimulus dan terjadinya
keminatan peserta didik aktif dan bertambahnya intelegensi sebagai responnya.

Hal ini juga terkait dengan teori biologi tentang penglihatan :

Penglihatan pada dasarnya adalah sebuah fungsi tubuh. Indra penglihatan kita berfungsi lebih efektif
ketika mata kita bergerak dengan aktif, mengambil informasi-informasi sensoris dari lingkungan.
Karena media pembelajaran berbentuk interaktif dan didukung dengan animasi-animasi yang aktif 
maka peserta didik dalam pembelajaran lebih efektif[15].
Semakin banyak gerakan yang dilakukan mata, semakin banyak otot mata itu bekerja sama.
Kerjasama antara sepasang mata yang efisien ini memungkinkan murid untuk fokus, menyusuri teks,
dan berkonsentrasi ketika membaca.[16]

Sedangkan Dr. Ibrahim al Faqi mengatakan dalam teori fokus ada dua model

Pertama: Generalisasi adalah proses memperoleh ciri-ciri bebeapa peristiwa yang terjadi.
Sederhananya, ini merupakan kemampuan mempelajari dan menyimpan data dalam otak kita secara
sadar tanpa mengulangi data yang sama.[17]
Kedua: Pemilahan merupakan proses pemilahan beberapa aspek dari suatu pengalaman[18].

Dari kedua fokus model ini kita hubungkan dengan media pembelajaran yang menggunakan power
point akan lebih efektif pada teori focus yang kedua yaitu pemilahan. Disini peserta didik akan lebih
mengoptimalkan focus pemilahan, yang mana peserta didik lebih kosentrasi melihat power point dan
cenderung mengabaikan hal-hal lain yang mengganggu pelajaran. Karena pada dasarnya otak selalu
mencari hal yang baru. Maka sangat efisien di gunakan pada khalayak yang baru mengetahui.

Hal ini bisa dijelaskan juga dengan teori strukturalisme yang mana oposisi dari teori gestalt[19] yaitu
teori yang menjelaskan bahwa strukturalisme[20] adalah proses persepsi melalui pengorganisasan
komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi secara
parsial[21]. Hal ini berhubungan langsung pada pengambilan informasi-informasi sensoris bagi
peserta didik yang mana peserta didik dalam mengamati media pembelajaran akan selalu mengikuti
komponen-komponen secara parsial yang ada pada media pembelajaran.
Konsentrasi juga dijelaskan oleh Dr. Ibrahim al-faqi bahwa seseorang dalam hal ini peserta didik,
konsentrasi terhadap sesuatu hal akan membuat ia fokus pada hal itu, lalu merasakannya dan akal pun
mengunci diri pada hal selainnya[22] untuk memberi kesempatan pada seseorang menunaikan hak
yang dipikirkan. Proses ini diteruskan dengan perluasan tema konsentrasi dan secara terus menerus
berkembang ke waktu dan tempat lain, kemudian berimajinasi terhadap hal yang difokuskan di masa
depan.[23]
Apapun yang dipikirkan seseorang akan menyebarkan serta mengembankannya pada hal-hal
sejenisnya. Kemudian regulasi konsentrasi itu akan terus memperluas pada sesuatu yang mirip
dengannya, mengarahkan pada kesan dan sensasi terhadapnya, mengunci diri terhadap hal selainnya
agar bisa konsentrasi terhadap hal itu saja, otak peserta didik pun membantu dengan membukakan file
yang terkait dengannya agar bisa semakin meluas, lalu akhirnya anda akan berimajinasi tentang masa
depan.[24]

Maka setelah diuraikan beberapa teori dapat disimpulkan bahwa konsentrasi peserta didik dapat
berkembang dengan adanya media power point hal ini terkait dengan teori konsentrasi yaitu
pemilahan dan dijelaskan juga pada teori strukturalisme yang mana media pembelajaran power point
mempunyai daya tarik pada struktur-struktur animasi yang membuat peserta didik berkonsentrasi
melihatnya.

Sedangkan peningkatan kognisi bisa dicapai karena pesrta didik berkonsentrasi pada media
pembelajaran maka menjadikan pembelajaran ini efektif, secara otomatis dapat menambah
pengembangan kognsi lebih cepat.

Sedangkan penambahan minat didapat dari tiga aspek 1. Media power point adalah hal baru. 2. Media
power point adalah program komputer yang canggih yang dapat dikreasikan pada media
pembelajaran. 3. Media ini sangat kompleks memiliki tiga ranah media yaitu audio, visual dan audio
visual. Dari ketiga aspek tersebut sangat berpengaruh bagi minat peserta didik dalam mempelajari
metode Qiraati.

Sebenarnya dalam media dapat digunakan berbagai macam seperti macromedia namun dalam hal ini
dibutuhkan skill dan keilmuan yang memadai karena itu peneliti menggunakan power point yang
mana program ini sudah umum dimengerti khalayak.

Metode Penelitian
pembelajaran qiraati yang lebih menekankan aspek membaca atau qiro’ahnya metode qiraati
menggunakan media power point sangatlah berdampak baik secara pengembangan kognisi peserta
didik dan bertambahnya minat dalam mempelajarinya dan bertambahnya konsentrasi terhadap bahan
ajar. Disini peneliti menggunakan pendekatan psikologi dan teori-teori yang behubungan dengan
psikologi pendidikan.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan tujuan penelitian ini berbentuk pengembangan keilmuan (pure
research) yang mengusung dari upaya pembelajaran al-Qur’an dengan metode Qiraati dengan
menggunakan power point dan camtasia.
Sifat penelitian bersifat mengembangkan (developmental) karena bertujuan untuk mengembangkan
metode qiraati agar lebih mudah dipahami peserta didik.
Peneliti menggunakan librari research atau kepustakaan dalam kancah ruang penelitian. Dan
penelitian ini bersifat sosial.

Dalam penelitian dibutuhkan instrumen yang merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
atau menangkap fenomena-fenomena yang diteliti. Di sini instrumentnya adalah media pembelajaran
powerpoint dan vcd pembelajaran.

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi yang merupakan teknik untuk mengamati langsung atau tidak langsung terhadap
kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung[25], dalam hal ini peneliti menggunakan observasi
partisipasi pasif (Passive Participant) yaitu peneliti datang di tempat penelitian tetapi tidak ikut
terlibat dalam kegiatan di tempat penelitian.
2. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu[26]. Dalam
mengambil sample peneliti menggunakan metode sampel random sampling without
replacemen[27] digunakan peneliti untuk menambah, memperkuat dan melengkapi data hasil
observasi.
3. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, traskrip,
buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapat dan sebagainya[28]. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan interview dalam penelitian kualitatif[29].
Penggunaan metode dokumentasi ini untuk memperkuat dan mendukung informasi-informasi yang
didapatkan dari hasil observasi dan interview.

Dan kesimpulan media power point dan Camtasia yang dapat peneliti kemukakan sebagai berikut:

1. Program Aplikasi Microsoft power point, dalam penggunaannya memerlu-kan beberapa peralatan
khusus, dan pembuatnya harus menguasai program tersebut secara memadai, agar penyajian nya
tidak monoton dan membosankan.
2. Penggunaan berbagai media pembelajaran selama dapat menunjang kelancaran dan peningkatan
kualitas pendidikan dapat saja digunakan, dengan catatan tenaga pendidik yang bersangkutan telah
mengetahui kekurangan serta kelebihan media yang digunakannya tersebut.
3. Setiap inovasi pembelajaran akan menghasilkan sesuatu yang menarik bagi peserta didik, tetapi
inovasi tanpa pengembangan lebih lanjut justru akan berdampak kurang menarik, dan mengurangi
minat peserta didik terhadap bahan ajar yang disajikan.

Saran:

1. Untuk merealisasikan program ini butuh pemahaman yang mendalam tentang program power
point.
2. Untuk mendapatkan hasil yang cukup baik diperlukan berbagai evaluasi hasil media pembelajaran.
Sistematika Penelitian

Penelitian ini disusun menjadi beberapa bab yang saling berkaitan dan beruntutan secara sistematis
dan logis guna memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian secara komprehensif.

Pada bab pertama dikemukakan pendahuluan, sebagai pengantar pada inti permasalahan yang
disajikan kepada pembaca agar mengetahui kerangka berfikir dalam penelitian ini.

Bab dua akan berbicara tentang inti penelitian yang berisikan gambaran umum media pembelajaran
metode qiraati menggunakan microsoft office power point.

Paparan pada bab dua akan dilanjutkan pada bab tiga yang membahas tentang media
pembelajaranpower point dan camtasia.
Bab empat akan membicarakan tentang implikasi media pembelajaran  power
point dan camtasiadalam proses  pembelajaran.

Bab terakhir berisikan penutup, saran-saran serta kesimpulan penilitian yang merupakan intisari dari
seluruh rangkaian bab-bab sebelumnya.

Daftar Pustaka
www.wikipedia.com
Rakhmat, Jalaluddin, Belajar Cerdas belajar berbasis otak (MLC, Bandung: 2005)
al-faqi, Ibrahim, Dr., Terapi Positif Thingking: mengontrol otak untuk sehat jiwa raga (Hikam
Pustaka, Jogjakarta: 2010)
Dr. Ibrahim al-faqi, Terapi NLP Neuro Linguistic Programing (Hikmah, Jakarta: 2007)
Dr. Nana Sudjana dan Drs. Ahmad Riva’i, Media Pengajaran (Sinar Baru Algensindo, Bandung:
2009), cet. Ke-8
Sugiyono,  Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
ALFABETA, 2008
http://www.media.diknas.go.id/media/document/5540.pdf

http://www.infoskripsi.com/Article/Kajian-Pustaka-Media-Pembelajaran.html

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1993
 
i
PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 1
BINUANG KABUPATEN TAPIN
Posted on Selasa, 24 November 2009 at 18:50 by Berbagi Apapun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai amanah UUD dasar 1945, Pembangunan di Indonesia pada hakekatnya adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seutuhnya. Oleh sebab itu dalam pembangunan tersebut diperlukan suatu pendekatan yang
bersifat kultural dalam arti luas sehingga dapat mencakup berbagai pertimbangan tuntutan
sosial masyarakat.
Pendekatan kultural pada hakekatnya adalah usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju
kearah yang lebih baik dengan tetap menjaga keseimbangan lahiriah dan bathiniah dalam
kehidupan sehari-hari, baik itu manusia sebagai dirinya sendiri, manusia sebagai hamba Tuhan,
maupun manusia sebagai warga masyarakat dalam lingkungan alam sekitarnya. Jadi di samping
kemajuan lahiriah, kebahagiaan rohaniah juga dapat tercapai.
Mewujudkan pembangunan tersebut di atas maka pemerintah merumuskan suatu sistem
pendidikan secara nasional, sebagaimana tertuang dalam UU No 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional, di mana dalam sistem pendidikan tersebut bertujuan sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban
bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa., berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dari tujuan pendidikan Nasional tersebut di atas, jelas adanya suatu usaha untuk membangun
manusia Indonesia secara utuh, sehat jasmani dan rohani. Untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional di atas terutama tujuan yang kedua yaitu membangun manusia seutuhnya, maka
pendidikan agama perlu diberikan pada semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar,
menengah sampai atas.
Dalam ajaran agama diatur tentang hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia, manusia dengan alam/lingkungan maupun manusia dengan dirinya sendiri sehingga
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara jasmani dan rohani dapat tercapai dalam
kehidupan.
Dalam pembelajaran, guru sebagai ujung tombak pendidikan dituntut untuk dapat menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, untuk itu guru seyogyanya lebih memperhatikan komponen-
komponen pengajaran berikut ini: tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi
pengajaran, sarana dan prasarana pengajaran serta penilaian pengajaran.
Salah satu komponen pengajaran yang membantu guru dalam menciptakan lingkungan belajar
yang efektif dan komunikatif adalah metodologi pengajaran. Yaitu metode dan teknik yang
digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada
siswa, sehingga siswa menguasai tujuan pembelajaran. Dalam metodologi pengajaran ada dua
aspek yang menonjol yaitu metode pengajaran dan media pengajaran sebagai alat bantu
mengajar.
Dengan demikian, media pengajaran merupakan suatu alat yang mempermudah dan menunjang
bagi seorang guru dalam memecahkan persoalan-persoalan dalam pembelajaran dengan
berbagai metode yang ada sehinggga memfungsikan kualitas pembelajaran menjadi lebih
tinggi, kemudian yang diinginkan dalam pengajaran tersebut dapat dicapai secara optimal
sebagaimana ditegaskan bahwa “media pengajaran dapat mempertinggi pembelajaran siswa
dan pengajaran yang ada pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapai.”
Media pengajaran digunakan dalam pembelajaran karena dalam interaksi pembelajaran sering
terjadi hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi bisa berasal dari bahan pelajaran dengan
menggunakan media pengajaran. Hambatan komunikasi tersebut dapat teratasi sehingga
kualitas pembelajaran yang tertinggi dapat dicapai, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar para siswa.
Guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media pengajaran,
memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya, sehingga
siswa dapat memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu yang diteliti.
Pengajaran Pendidikan Agama Islam pun media sangat diperlukan sebagai alat untuk membantu
seorang guru dalam memberikan suatu penjelasan, baik itu bersifat kongkrit maupun abstrak,
akan tetapi dalam penggunaan media ini diperlukan suatu keterampilan, kekreatifan yang
dituntut pada seorang guru untuk menggunakan berbagai media terutama sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh sekolah serta pemanfaatan lingkungan sebagai media dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Salah satu contoh media pengajaran yang digunakan dalam pembelajaran antara lain media
cetak, yaitu berupa buku-buku yang diterbitkan dan dikarang secara khusus sebagai bahan
pelajaran, karena mudah dipelajari setiap waktu baik di sekolah maupun di rumah, surah al-
Alaq menyiratkan kepada umat sepanjang masa, untuk lebih meningkatkan ilmu dengan
merekamnya melalui media cetak sehingga mudah disebarkan ke mana-mana.
Firman Allah dalam surah al-Alaq (96) ayat 1-5:
ْ َ‫)ا ْقرَ ْأ َورَ بُّك‬٢( ‫)خلَقَ اإل ْنسَ انَ مِنْ عَ لَ ٍق‬
)٥( ‫)عَ لَّ َم اإل ْنسَ انَ مَا َل ْم َيعْ لَ ْم‬٤( ‫)الَّذِي عَ لَّ َم ِب ْال َقلَ ِم‬٣( ‫األكرَ ُم‬ َ ١( َ‫ا ْقرَ ْأ ِباسْ ِم رَ بِّكَ الَّذِي َخلَق‬

Pada dasarnya media pengajaran berfungsi untuk menyampaikan informasi dan mempermudah
dalam pencapaian tujuan pembelajaran tetapi tidak semua media dapat dengan mudah
digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Banyak faktor yang mempengaruhi
penggunaan media ini, di antaranya : waktu yang tersedia, kemauan guru, kemampuan guru
dan biaya yang tersedia.
Hal ini bisa dilihat pada kenyataan sekarang ini, banyak guru yang tidak mempergunakan media
yang tersedia di sekolah, akibatnya kegiatan pembelajaran hanya dititik beratkan pada
penguasaan bidang materi pelajaran, sedangkan penambahan di bidang pengalaman tidak
terpenuhi.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Selat Kabupaten Kapuas adalah merupakan sebuah
lembaga pendidikan formal. Di sekolah ini diajarkan ilmu agama Islam dalam kegiatan
pembelajaran yang berupa pengajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sekolah Menengah Pertama yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional,
jelas mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengajarkan materi yang berkenaan dengan
ilmu pengetahuan agama. pada jenjang ini merupakan jenjang yang penting, karena diajarkan
ilmu pengetahuan agama pada tingkat pendidikan dasar dan bertujuan memberikan
kemampuan dasar kepada tingkat pendidikan dasar dan bertujuan memberikan kemampuan
dasar kepada peserta didik tentang agama islam untuk mengembangkan kehidupan beragama,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia, dengan demikian dapat dikatakan mata pelajaran yang sangat mendukung
terhadap penguasaan ilmu pengetahuan agama pada sekolah ini ialah mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan survai awal, pada SMPN 6 Selat Kabupaten Kapuas tersedia media pengajaran
papan tulis, buku pelajaran, gambar (globe, peta), tape recorder, komputer, TV, akan tetapi
tampaknya kurang difungsikan secara maksimal.
Bertitik tolak dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut agar mendapatkan gambaran tentang penggunaan media pengajaran untuk dilaporkan ke
dalam sebuah laporan penelitian yang berbentuk skripsi dengan judul “Manfaat Media
Pengajaran dalam Proses pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada SMPN 6
Selat Kabupaten Kapuas”.
B. Penegasan Judul

Untuk menghindari kekeliruan dalam menginterpretasikan judul di atas maka penulis ingin
menjelaskan istilah yang terdapat dalam judul tersebut, yaitu :
1. Penggunaan adalah pemakaian terhadap segala sesuatu yang digunakan dalam memperlancar
komunikasi untuk mempermudah dalam menyampaikan dan informasi pengetahuan dalam
kegiatan pembelajaran sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
2. Media adalah segala alat bantu yang wujudnya dapat dijadikan sebagai sumber yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa untuk mempercepat
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, jadi yang dimaksud dengan media pembelajaran
dalam penelitian ini adalah semua sarana dan alat peraga yang ada di sekolah tersebut yang
digunakan dalam mengajar yang dapat menyampaikan pesan dan informasi pengajaran agar
tercapai tujuan pengajaran yang diinginkan.
3. Pembelajaran adalah proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan kegiatan mengajar yang
dilakukan oleh guru yang terjalin dan terjadi dalam kelas dan Pendidikan Agama Islam adalah
salah satu mata pelajaran yang merupakan program inti yang di dalamnya menyangkut materi
tentang tauhid, ibadah, muamalah dan akhlak.
Jadi yang dimaksud dengan judul di atas adalah suatu penelitian tentang penggunaan atau
pemanfaatan media dan alat pengajaran, seperti : pemanfaatan papan tulis, buku pelajaran,
gambar (globe, peta), tape recorder, komputer, TV, yang dimiliki sekolah serta pemanfaatan
lingkungan sebagai media pengajaran dalam memudahkan komunikasi antara guru dengan anak
didik dalam mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam pada SMPN 1 Binuang.
C. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari perumusan masalah di atas maka yang menjadi permasalahan pokok yang
penulis teliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
pada SMPN 1 Binuang Kabupaten Tapin?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMPN 1 Binuang Kabupaten Tapin?
D. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa alasan yang mendasari penulis untuk mengangkat judul di atas, yaitu:
1. Mengingat pentingnya peranan media pengajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
maka kemampuan dan kreatifitas guru dituntut dalam memilih dan menggunakan media yang
tepat, di mana pada akhirnya nanti diharapkan tujuan pengajaran dapat dicapai secara
optimal.
2 Mengingat pentingnya peranan lingkungan sebagai media dalam pembelajaran terutama
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang lebih banyak bersifat abstrak, jadi anak lebih banyak
memerlukan pengalaman yang nyata, jadi anak didik tidak hanya membaca, menghapal
melainkan juga memperoleh pengalaman yang nyata dari lingkungan.
3. Materi PAI lebih bersifat abstrak dan diperlukan penjelasan yang lebih mudah untuk
dipahami siswa, oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan belajar siswa, maka diperlukan
media pengajaran sebagai alat bantunya.
4. Karena kurang difungsikannya media pengajaran pada pengajaran PAI di SMPN 1 Binuang
Kabupaten Tapin.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan sebelumnya,, maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penggunaan media dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam pada SMPN 1 Binuang Kabupaten Tapin.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMPN 1 Binuang Kabupaten Tapin.
F. Signifikansi Penelitian

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini nantinya akan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi dan masukan serta sumbangan pemikiran bagi para guru terutama
guru agama dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada serta pemanfaatan lingkungan
sebagai media pengajaran dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran sehingga tujuan dari
pengajaran itu dapat dicapai.
2. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam rangka penggunaan/ pemanfaatan media
pengajaran dalam pendidikan.
3. Untuk menambah pengetahuan penulis dan ilmu pendidikan terutama dalam penggunaan
media pengajaran pada pembelajaran.
4. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi penelitian berikutnya yang meneliti lebih
jauh tentang permasalahan ini.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami isi pembahasan skripsi ini maka penulis membuat sistematika
penulisan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, penegasan judul, perumusan
masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II : Tinjauan teoritis tentang penggunaan media pengajaran dalam pembelajaran yang
berisi tentang pengertian, nilai dan manfaat media dalam pembelajaran, fungsi dan peran,
jenis dan karakteristik media pembelajaran, pemanfaatan media pengajaran, faktor-faktor
yang mempengaruhi penggunaan media.
Bab III : Metodologi penelitian yang berisikan tentang subjek dan objek penelitian, data,
sumber data dan teknik pengumpulan data, kerangka dasar penelitian, teknik pengolahan data
dan analisis data, dan prosedur penelitian.
Bab IV : Laporan hasil penelitian berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian
data dan analisis data.
Bab V : Kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dalam sub bahasan kesimpulan dan saran-
saran.

BAB II
PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Pengertian Media Pembelajaran

Sebelum menguraikan pengertian tentang media pembelajaran terlebih dahulu penulis


mengemukakan pengertian media secara umum, yaitu :
1. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, mengungkapkan bahwa “Media adalah alat
(perantara) untuk berkomunikasi seperti: koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan
spanduk”.
2. Media berasal dari bahasa Latin yaitu medium secara harfiah berarti “tengah, perantara,
atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (‫)وسائل‬atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan”.
3. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti “perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana
penyalur pesan atau informasi belajar”.
4. Media adalah “seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau
pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik”.
5. Dalam Ensiklopedia Indonesia, “mengemukakan kata media berasal dari Bahasa Latin yaitu
medius yang berarti tengah, sarana, bahan dan alat-alat.”
6. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu
“segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi”.
7. National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai “benda yang
dimanipulasikan , dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar dapat mempengaruhi efektifitas program
instraksional.”
Dari beberapa hal yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media yang asal
katanya dari Bahasa Latin adalah segala bentuk alat, sarana yang dipergunakan sebagai
perantara atau pengantar yang bersifat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan minat seseorang dan menurut istilah adalah
Seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi.
Dengan siswa atau peserta didik.
Sedangkan pembelajaran berasal dari kata belajar yang menurut Slameto bahwa “belajar
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.”
Pembelajaran merupakan proses belajar yang di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan
siswa. Sehingga apabila pembelajaran itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
interaksional atau maksud pengajaran melalui seseorang disebut media pengajaran. Apabila
proses pembelajaran itu menggunakan alat bantu seperti televisi, film, radio dan bahan cetak
disebut media komunikasi. Kedua media ini (media pengajaran dan media komunikasi) disebut
sebagai media pengajaran. Di bawah ini akan dijelaskan pengertian Media Pengajaran yaitu
1. Muhammad Ali, mengemukakan media pembelajaran diartikan “sebagai suatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (message) merangsang pikiran, perasaan, perhatian siswa
sehingga dapat mendorong pembelajaran”.
2. Suparno dan kawan-kawan, mengemukakan istilah umum media pengajaran “mencakup
bahan-bahan tertulis atau juga film, rekaman, gambar-gambar dan sebagainya.”
3. Gagne dan Briggs (1975) yang dikutip oleh Azhar Arsyad bahwa “media pengajaran meliputi
alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari
buku, tape recorder, kaset, video,kamera, video recorder, film, slide (gambar binkai), foto,
gambar, grafik, televisi dan komputer”.
4. Sastra Praja mengemukakan bahwa “media pengajaran yaitu media yang penggunaannya
diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran serta di maksudkan untuk lebih meningkatkan
mutu pembelajaran”.
5. Ahmad Rohani mengemukakan media pengajaran adalah “sarana komunikasi dalam proses
pembelajaran berupa perangkat keras muapun perangkat lunak untuk mencapai proses dan
hasil instruksional secara efektif dan efisien serta tujuan instruksional dapat dicapai dengan
mudah”.
Beranjak dari definisi tersebut, maka ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, sesuai
dengan tujuan dan isi pengajaran. Baik media pengajaran visual, audio dan audio visual aids
(AVA), yang digunakan untuk menyampakan isi atau materi pelajaran agar tercapai proses dan
hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional secara objektif dan efisien
Dengan demikian media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Dalam
makna yang demikian, “maka media bisa dikonotasikan dengan istilah “alat” dalam pendidikan.
Dalam pendidikan alat didefinisikan sebagai apa saja yang dapat dijadikan perantara untuk
mencapai tujuan tertentu.”
Maka media pmbelajaran Audio visual adalah merupakan sarana penunjang keberhasilan
pembelajaran di sekolah serta dapat menemukan semangat belajar siswa, sebagai alat bantu
mengajar maka media pengajaran dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang
digunakan guru. Dalam interaksi pembelajaran sering terjadi hambatan komunikasi. Hal ini bisa
berasal dari siswa (daya tangkap yang rendah), dengan menggunakan alat bantu atau media
pengajaran maka hambatan komunikasi tersebut dapat dibatasi, sehingga dapat dicapai
kualitas pembelajaran yang baik.
Pengajar dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol
verbal), akan tetapi juga memerlukan alat bantu lain (alat-alat peraga). Dengan demikian kita
dapat mengharapkan hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa.

B. Nilai dan Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dalam kelompok media pengajaran dapat memberikan


pengaruh terapi kepada anak. Mereka belajar bekerja sama, memberikan ide dan pemikiran,
menghormati dan menghargai kemampuan dan pandangan orang lain. Kelompok teman
sebayanya semakin produktif dengan adanya media pengajaran yang tepat. Kelompok kecil dan
individu akan mendapat keterampilan yang berbeda-beda. Dengan demikian, pendidikan yang
berorientasi pada kegiatan dapat dipercepat.
Dalam banyak hal, guru pada semua tingkat pendidikan dituntut untuk memberikan perhatian
khusus kepada beberapa orang murid. Dengan media pembelajaran tertentu, guru dapat
melakukan kegiatan tersebut dengan mengindividualisasikan pengajaran, misalnya penggunaan
model, gambar sebagai tindakan yang pertama, kemudian dengan menggunakan media
pembelajaran yang lebih modern, misalnya tape recorder, slide, VCD maupun yang lainnya.
Dalam setiap pembelajaran berlangsung, seorang guru dituntut untuk memperhatikan hal-hal
yang dianggap penting sebelum menggunakan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar
untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, seperti ketepatan guru dalam memilih media
pembelajaran. Hal tersebut dilakukan selain mempermudah guru dalam mengajar dan
memudahkan siswa dalam memahami setiap materi yang disajikan.
Demikian pula halnya dengan media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam apabila digunakan secara tepat maka dapat membantu mengatasi kelemahan-kelemahan
guru dalam menggunakan metodologi pengajaran. Unsur psikologis seperti pengamatan,
berfikir, perhatian, minat, emosi serta perkembangan kepribadian mereka. Dengan minat
belajar yang besar ini sangat potensial sekali ditumbuh kembangkan sebagai dasar materi
keimanan, ibadah, muamalah, pembentukan akhlakul karimah dan lain sebagainya. Pesan-
pesan Pendidikan Agama Islam yang dibantu dengan menggunakan media pembelajaran, maka
dapat membangkitkan motivasi kegairahan peserta didik, dengan demikian tujuan pengajaran
diharapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Media merupakan sarana prasarana dalam pengajaran. Media merupakan perantara untuk
menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu,
pemanfaatan dan penggunaan media dalam pembelajaran secara tepat terhadap pokok bahasan
yang disajikan kepada peserta didik dalam menanggapi, memahami isi sajian guru dalam
pengajaran. Dengan perkataan lain, ketepatan pemilihan media yang digunakan guru akan
membantu kelancaran dalam pencapaian tujuan pengajaran (pendidikan).

Media pembelajaran dapat mempertinggi pembelajaran siswa dalam pengajaran pada


gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi pembelajaran siswa.
Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam pembelajaran siswa
antara lain :
a. Pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga
apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru,
tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Encyclopedia of Educational yang dikutip oleh Oemar Hamalik mengemukakan nilai dan
manfaat media pedidikan adalah :
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir oleh karena itu mengurangi verbalisme
b. Memperbesar perhatian para siswa
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
belajar lebih mantap
d. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di
kalangan siswa
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu
f. Membantu menumbuhkan pengertian dengan demikian membantu perkembangan
kemampuan bahasa
g. Memberikan pengalaman-pengalaman yang mudah diperoleh dengan cara lain serta
membantu perkembangannya efisien yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak
dalam mengajar.
Adapun manfaat media pembelajaran menurut Subandijah adalah sebagai berikut :
a. Media pembelajaran dapat memperjelas materi pelajaran sehingga tidak terjadi verbalisme
pemahaman siswa
b. Media pembelajaran dapat membangkitkan kegairahan dalam belajar siswa
c. Media pembelajaran dapat membantu mengatas sifat pasif siswa dan menumbuhkan
pemikiran yang dinamis dan sistematis yang nyata bagi siswa
d. Media dapat memberikan kemungkinan terjadinya interaksi langsung dan memberikan
pengalaman yang nyata bagi siswa
e. Media pembelajaran dapat mengefektifkan keterbatasan waktu yang tersedia.
Anak atau subjek belajar memiliki kepribadian yang unik, mereka mempunyai kepribadian yang
berbeda-beda. Untuk mengatasi perbedaan ini dalam usaha mencapai hasil pengajaran yang
efektif guru memerlukan media pengajaran tertentu sehingga manfaat media pembelajaran
sangat terasa. Sebab media pembelajaran dapat membantu guru dalam menanggulangi
perbedaan dan tingkat motivasi yang berlainan terhadap anak didiknya.
Penggunaan media pengajaran janganlah dianggap sebagai upaya untuk membantu guru yang
sering bersifat pasif, artinya penggunaannya semata-mata ditentukan oleh guru, melainkan
upaya membantu anak-anak untuk belajar, baik dengan cara individual maupun kelompok kecil
dengan sesama teman kelas.
C. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran

Dalam pembelajaran terjadinya suatu komunikasi interaksi edukatif diperlukan suatu metode
mengajar yang tepat, juga dibutuhkannya suatu media dengan adanya media tersebut
diharapkan akan memudahkan bagi siswa dalam menerima pesan tersebut, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam hal ini ditegaskan dalam buku
Metodologi Pengajaran Agama Islam bahwa :
Dalam komunikasi interaksi edukatif dibutuhkan media (alat bantu pengajaran), proses
komunikasi tanpa media sukar dapat dibayangkan kelangsungannya. Guru hendaknya
memahami betapa proses komunikasi itu berlangsung, bagaimana membangkitkan perhatian,
betapa konsep atau pengertian-pengertian itu disampaikan dan dipindah alihkan, betapa
pandangan dan sikap dirubah serta dibentuk, betapa kelompok, pola-pola berfikir, dan struktur
sosial saling berhubungan dalam proses komunikasi.

Sebelum seorang guru menggunakan media dalam suatu pengajaran maka alangkah baiknya
mengetahui jenis dan karakteristik media pembelajaran.

1. Jenis Media Pembelajaran


Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru dapat menggunakan berbagai jenis media
pembelajaran. Dalam hal ini para ahli mengemukakan sebagai berikut :
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai membagi macam-macam media :
1. Media grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, komik, dan lain-
lain.
2. Media tiga dimensi, dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model
penampang, model susun, model kerja, mock up dan diorama.
3. Model proyeksi seperti slide, film strif, film dan penggunaan OHP dan lainnya.
4. Penggunaan media lingkungan sebagai media pengajaran.
Sedangkan menurut Arief S. Sadiman dan kawan-kawan mengemukakan macam-macam media,
yaitu :
1. Media grafis (visual) jenisnya: gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik,
kartun, poster, peta/globe, papan panel, dan papan bulletin.
2. Media audio, jenisnya: radio, alat perekam pita magnetic (tape recorder), dan laboratorium
bahasa.
3. Media proyeksi diam, jenisnya: film bingkai, film rangka, media transparan (OHP), proyektor
tak tembus pandang, mikrofis, film, film gelang, televisi, video, permainan dan simulasi.

Dari macam media tersebut di atas terdapat kesamaan seperti media grafis, media proyeksi,
dan juga ada yang memasukkan lingkungan sebagai media pengajaran, media proyeksi baik itu
OHP, slide, film rangkai, film gelang dan lainnya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengklasifikasikan media yaitu:
1. Dilihat dari jenisnya :
a. Media Audio
Media yang hanya mengandalkan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam..
b. Media Visual
Media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar
diam, seperti film strip (film rangkai)
c. Media Audiovisual media ini dibagi kedalam :
1. Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
2. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video casette.
2. Dilihat dari daya liputnya:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak
penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah
anak didik yang banyak..
b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus..
c. Media untuk pengajaran individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. .
3. Dilihat dari bahan pembuatannya.
a. Media sederhana
Bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan
penggunaannya tidak sulit.
b. Media kompleks
Media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit
membuatnya dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.

Dari pengklasifikasian macam media di atas terlihat jelas bukan hanya dari segi jenisnya tetapi
juga daya liput juga bahan pembuatannya yang digunakan untuk media sebagai bahan
pertimbangan dalam penggunaan media.
Sedangkan menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran berdasarkan perkembangan
teknologi, media pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Media hasil teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi
seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografis. Kelompok hasil cetak meliputi teks, grafik, foto atau refresentasi fotografik dan
reproduksi.
2. Media hasil teknologi audio visual, cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan audio dan visual.
Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama
pembelajaran seperti mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar.
3. Media hasil teknologi berbasis komputer, merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosessor. Perbedaan antara
media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan dihasilkan dari dua teknologi
lainnya adalah karena informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam
bentuk cetakan atau visual. Berbagai jenis aplikasinya dalam pengajaran umumnya dikenal
sebagai komputer assited instruction (pengajaran dengan bantuan komputer).
4. Media teknologi gabungan merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi
yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila
dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random
access memory besar, hard disk yang besar dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan
periperal (alat-alat tambahan seperti video disk player, perangkat keras untuk bergabung
dalam satu jaringan, sistem audio).

Sedangkan menurut Kemp dan Dayten yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengelompokkan media
dalam tujuh jenis media, yaitu:
1. Media cetakan, meliputi: buku teks, gambar atau foto, brosur, newsletter, teks program,
lingkaran tajwid.
2. Media panjang, meliputi: papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan buletin,
dan pameran.
3. Overhead transparacies
4. Rekaman audio tape
5. Seri slide dan film strips
6. Penyajian multi image
7. Komputer

Pengelompokkan media tersebut juga berkisar dengan media-media yang menyajikan dan
membawa kepada perubahan yang diharapkan dapat menyampaikan pesan dan informasi sesuai
dengan tujuan pengajaran, dan menuntut agar ikut maju dalam pembelajaran.
Dari beberapa macam media tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengklasifikasian media
itu bisa dilihat dari masanya, yaitu adanya media tradisional dan adanya media yang sudah
mengikuti zaman (mutakhir), selain itu juga bisa diklasifikasikan berdasarkan jenisnya
(didengar, dilihat, didengar atau dilihat), dan juga media dapat diklasifikasikan berdasarkan
pembuatannya (sederhana atau kompleks) dan juga media dapat diklasifikasikan berdasarkan
gabungan beberapa teknologi.
Dengan beranekaragamnyamedia pembelajaran dapat diklsifikasikan berdasarkan ciri-ciri
tertentu, ternyata media pengajaran yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Hal
ini sebagaimana penelitian para ahli yang dikutip oleh Mohammad Ali yang menyatakan bahwa:
Berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada siswa dalam
pembelajaran. Namun demikian peran yang dimainkan guru itu sendiri juga menentukan
terhadap efektivitas penggunaan media dalam pengajaran. Peran ini tercermin dari
kemampuan memilih aneka ragam media sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dengan bermacam-macamnya jenis media merupakan keleluasaan bagi guru untuk


menggunakan media pengajaran dengan jenis apa saja yang disesuaikan dengan aspek yang
diharapkan dari tujuan pembelajaran, tanpa memperhatikan hal itu, mustahil pembelajaran
akan terbantu oleh adanya media pengajaran.
2. Karakteristik Media Pembelajaran
Seorang guru perlu mengetahui karakteristik dari media yang akan digunakan. Media yang
digunakan harus disesuaikan dengan pelajaran yang akan disajikan, dengan demikian
pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
Penggunaan media dalam pembelajaran bukan dilihat dari segi kemewahan atau kecanggihan
melainkan yang diperhatikan adalah fungsi dan manfaat, kelebihan kekurangan serta
peranannya dalam meningkatkan pengajaran. Dalam hal ini ditegaskan bahwa “setiap media
yang mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi kemampuannya, cara
pembuatannya, maupun cara penggunaannya” . Jadi dalam hal ini seorang guru dituntut untuk
memiliki kemampuan dalam hal ini memilih dan menggunakan media yang tepat dalam
pengajaran.
Karakteristik media yang dikemukakan oleh Kemp yang dikutip oleh Arief S. Sadiman
merupakan dasar pemilihan sesuai dengan situasi belajar tertentu.
Di bawah ini ada beberapa karakteristik media pembelajaran, di antaranya:
1. Radio
Salah satu sarana belajar yang cukup efektif bila digunakan dalam proses belajar mengajar.
Menurut Zakiah Daradjat, “penggunaan radio sebagai media pembelajaran mempunyai manfaat
yang cukup besar, diantaranya: menarik minat, memperlengkap pengalaman belajar,
memperluas jangkauan pandang, mengembangkan apresiasi dan kreativitas seni, turut
membentuk kepribadian.”
2. Tape Recorder
“Salah satu media yang umum dikenal di seluruh lapisan masyarakat, dalam dunia pendidikan
tape recorder merupakan salah satu media yang memiliki nilai-nilai intelektual.”
3. Gambar atau foto
Media pengajaran atau bimbingan yang umum dipakai di samping dapat digunakan dengan
mudah juga tidak terikat dengan waktu. Gambar pada umumnya baik digunakan dalam
memperjelas pengertian kepada peserta didik sehingga pengalaman dan pengertian peserta
didik menjadi lebih luas dan jelas, terutama hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang
berhubungan dengan pelajaran/bimbingan.
4. Sketsa
Gambar yang sangat sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Namun
demikian, media ini dapat menarik perhatian siswa memperjelas penyampaian pesan dalam
menghindari verbalisme dan harganya pun tidak terlalu mahal karena media ini dapat dibuat
langsung oleh guru.
5. Diagram
Salah satu bentuk gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol
berupa petunjuk-petunjuk, hal ini dimaksudkan untuk menyederhanakan hal yang kompleks
sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Beberapa ciri diagram yang perlu diketahui di
antaranya:
a. Diagram bersifat simbol dan abstrak sehingga kadang-kadang sulit dimengerti
b. Untuk membaca diagram seseorang harus mempunyai latar belakang tentang apa yang
didiagramkan.
c. Walaupun sulit dimengerti karena sifatnya yang dapat didiagramkan memperjelas arti
6. Grafik
Gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar dan kadang-kadang
menggunakan simbol sebagai pelengkap. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari dan
menemukan data-data yang kualitatif dan menemukan data yang akurat.
7. Poster
Gambar besar yang memberikan tekanan pada satu atau dua ide pokok. Informasi pesan dan
kesan, saran dan sebagainya, sehingga dapat dimengerti, mempengaruhi dan memotivasi
tingkah laku orang yang melihatnya. Umumnya poster ini dibuat di atas kertas, kain, seng atau
alat sederhana lain yang menyajikan satu atau dua ide untuk mencapai satu tujuan pokok,
berwarna, slogannya ringkas dan jitu, tulisannya jelas serta motif desainnya bervariasi.
8. Peta
Gambar mengenai bumi atau permukaan bumi yang melukiskan keadaan fisik, batas-batas
negara, keadaan-keadaan khusus yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi dan sosial
budaya. Umumnya peta dilukiskan pada bidang datar, pada selembar kertas/papan yang
besarnya diatur menurut skala. Peta sangat berguna untuk membantu penyajian pelajaran yang
menyangkut ilmu bumi di sekolah karena dengan peta siswa dapat membayangkan keadaan
bumi dan permukaannya, batas-batas negara, provinsi dan sebagainya yang dalam skala besar
mereka dapat membayangkan dunia secara keseluruhan.
9 .Papan tulis
Media pengajaran yang umumnya digunakan di berbagai lembaga pendidikan, diletakkan di
depan kelas sehingga mudah dilihat oleh semua siswa.di samping itu, dapat dibuat dengan
mudah dan harganya yang tidak terlalu mahal dengan alat tulis berupa kapur sehingga bisa
terjangkau oleh semua sekolah.
10. Kartun
Sebagai salah satu bentuk komunikasi visual adalah suatu gambar interpretative yang
menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara tepat dan ringkas atau
suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu kemampuannya besar
sekali untuk menarik perhatian mempengaruhi sikap atau tingkah laku. Kalau kartun
mempunyai pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama
diingatan.
11. Televisi
Salah satu media yang mempunyai pesan-pesan secara audiovisual dengan disertai unsur gerak.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari TV :
a. Televisi bersifat langsung dan nyata
b. Televisi dapat memperluas jangkauan pandang dan tinjauan murid tentang sesuatu
c. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau baik melalui film, drama maupun bentuk
lain yang disajikan melalui TV
d. Menunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam
e. Banyak menggunakan sumber masyarakat
f. Menarik minat dan perhatian semua orang yang melihatnya
g. Dapat turut serta dalam meningkatkan keterampilan guru
h. Memberikan pengertian dan pemahaman terhadap masyarakat tentang sekolah
Namun demikian, Televisi juga mempunyai titik kelemahan atau keterbatasan:
a. Harga pesawat televisi relatif mahal
b. Sifat komunikasinya hanya satu arah
c. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sulit sekali
disesuaikan
d. Program di luar kontrol guru
e. Besarnya gambar di layar relatif kecil dibandingkan dengan film, sehingga jumlah siswa yang
dapat memanfaatkan terbatas.
12. Media transfaran
Media yang menggunakan proyeksi Overhead Proyektor (OHP). Program pelajaran ditulis di atas
transparansi kemudian diletakkan di atas OHP dan akhirnya diproyeksikan ke layar dalam jarak
cukup jauh.
Kelebihan media transparan adalah:
a. OHP tidak perlu menggunakan ruang yang cukup tertutup
b. Guru dapat berhadapan dengan siswa tatkala menggunakan media ini
c. Sambil menerangkan guru dapat sambil menulis pada kertas transparansi
d. Dapat digunakan untuk kelompok kecil, sedang maupun kelompok besar
e. Dapat berhenti setiap saat mungkin karena kecepatan dalam penyajiannya sehingga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan
f. Memungkinkan siswa untuk mencatat
g. Dapat digunakan berulang-ulang
h. Guru tidak perlu menggunakan operator untuk menjalankan proyektor, karena guru sendiri
dapat mengoperasikannya sendiri
i. Dapat digunakan dan dibagikan kepada siswa dengan cara difotocopy
j. Tidak perlu dengan penggelapan ruang
k. Dapat disajikan dengan ilustrasi berbagai warna
l. Dapat menstimulasi efek-efek dan warna pada saat diproyeksikan dengan menambah alat
polaritas tertentu.
Kekurangan media transparan adalah:
a. Memerlukan perangkat keras (hard ware OHP dan plastik transparan) yang khusus untuk
memproyeksikan pesan yang dikehendaki
b. Memerlukan persiapan yang matang dan terencana terutama bila menggunakan teknik-teknik
penyajian yang kompleks
c. Dalam penggunaannya diperlukan keterampilan yang khusus
d. Membutuhkan anggaran biaya yang tidak sedikit
e. Guru berperan ganda dalam menyiapkan materi yang akan disampaikan
f. Menuntut cara kerja yang sistematis dan terarah
g. Membutuhkan keterampilan untuk menulis pesan yang (rapi) pada transparan sehingga
mudah dicerna oleh audien (peserta didik)
13. Film Slide dan Stripe
Suatu gambar yang diproyeksikan melalui alat proyektor sehingga dapat dilihat dengan mudah.
Hanya saja kalau film slide dipertunjukkan hanya satu gambar dengan teknik satu persatu
namun demikian beberapa slide dapat disusun dalam susunan yang teratur sedang film stripe
tersusun dalam seri gambar-gambar sequencenya dan keteraturannya telah ditentukan
berurutan.
Menurut Oemar Hamalik nilai positif slide dan film stripe diantaranya:
a. Penyajian berupa satu unit atau satu kesatuan yang bulat
b. Menimbulkan dan mempertinggi minat siswa
c. Setiap anggota (siswa) dalam kelas melihat gambar yang sama dalam waktu yang sama
d. Merangsang diskusi kelas
e. Baik slide maupun film stripe dipertunjukkan dalam ruangan setengah gelap dan ini berbeda
dengan gambar hidup
f. Nilai-nilai yang ada pada gambar bisa juga dimiliki oleh film slide dan stripe bahkan
keuntungannya ialah gambar itu diproyeksikan jadi lebih efisien
g. Film stripe dapat digunakan di semua bidang pelajaran dan setiap tingkat manusia
14. Film atau gambar hidup
Media yang cukup besar manfaatnya dalam membantu keperluan pendidikan dan pengajaran
siswa dapat menyaksikan gerakan riil suatu benda, siswa dapat memperoleh kecakapan sikap
dan pemahaman yang akan membantu mereka hidup di tengah-tengah masyarakat., mengerti
tentang dirinya sendiri dan juga terhadap lingkungannya.
Kegunaan penggunaan film atau gambar hidup diantaranya:
a. Film dapat merangkap, menyimpan dan menampilkan suatu kejadian/objek seperti yang
sebenarnya
b. Film dapat menampilkan suatu kejadian dalam waktu singkat artinya dengan media film
peristiwa sejarah yang bertahun-tahun dapat disajikan dalam beberapa saat saja
c. Film dapat membawa dunia kedalam kelas
d. Pengetahuan dan gagasan yang abstrak dapat divisualisasikan dengan menggunakan teknik
animasi film
e. Film dapat mempercepat gerakan yang lambat dan dapat pula memperlambat gerakan yang
cepat dalam penglihatan sehingga dengan demikian sesuatu yang sukar diamati karena
lambatnya suatu gerakan dapat teratasi.
Namun demikian kita menyadari bahwa penggunaan film atau gambar hidup juga memiliki
beberapa kelemahan diantaranya ialah “harganya dan biaya produksinya relatif mahal, tidak
dapat mencapai semua tujuan pembelajaran dan penggunaannya memerlukan ruang yang
gelap.”
Beberapa jenis dan karakteristik media yang telah disebutkan di atas dapat kita pahami bahwa
setiap media pembelajaran ada kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, sepatutnyalah
guru memiliki pengetahuan dan kemampuan analisis dan pemahaman yang baik sehingga dapat
menentukan media apa yang tepat untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Semua itu
tergantung keputusan guru, perlu tidaknya penggunaan media tersebut dalam pembelajaran.
Dalam penggunaan media dalam pembelajaran maka setidaknya seorang guru hendaknya
memiliki pengetahun tentang media, baik dari segi jenis, manfaat, cara menggunakan dapat
menilai keefektifan suatu media dan sebagainya. Dalam hal ini ditegaskan bahwa “hal-hal yang
diperlukan guru dalam menggunakan media pengajaran untuk mempertinggi kwalitas
pengajaran”. Antara lain:
a. Guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media
pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar
dan tindak lanjut pengguanan media dalam proses pembelajaran.
b. Guru terampil membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama
media dua dimensi dan media proyeksi
c. Guru mempunyai pengetahuan dan terampil dalam menilai keefektifan penggunaan media
dalam proses pengajaran
d. Guru mampu menilai keefektifan media pengajaran, agar bisa menentukan apakah
penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak selalu diperlukan dalam pengajaran.
Sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai siswa.

Selanjutnya ditegaskan kembali bahwa ”Dalam memilih media untuk kepentingan


pengajaran sebaiaknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran artinya media pengajaran dipilih atas tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur-unsur
pemahaman, aplikasi, analisis, sentesis, lebih mungkin digunakan media pengajaran.
b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip,
konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-
tidaknya mudah dibuat oleh guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis
penggunaanya.
d. Keterampilan guru dalam menggunakan apapun jenis media yang diperlukan syarat utama
adalah guru dapat menggunakan dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan
bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya
interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya OHP proyektor film, komputer, dan alat-
alat canggih lainnya, tetapi dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi
kualitas pengajaran.
e. Tersedianya waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi
siswa selama pengajaran berlangsung.
f. Sesuai dengan kriteria pemilihan media ini, maka akan memudahkan guru dalam mengajar
dengan mengetahui cara-cara memilih dan menggunakan pengajaran.

D. Teknik Pemanfaatan Media Pembelajaran

Media pembelajaran bukan hanya sebagai alat bantu mengajar saja, akan tetapi sebagai alat
penyalur pesan dari pemberi pesan (guru, penulis buku, produser dan sebagainya) ke penerima
pesan (siswa/pelajar). Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan guru tetapi yang
lebih penting dapat pula digunakan oleh siswa.
Media visual adalah media yang menampilkan gambar yang bersifat diam, seperti gambar,
lukisan dan bahan cetak lainnya, namun ada juga yang berbentuk gambar atau simbol yang
bergerak, misalnya film bisu, film kartu, media ini dapat digunakan untuk orang-orang bisu dan
tuli.
Adapun media audio ini sering dipergunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar bagi siswa
yang mempunyai indera pendengaran yang sehat akan tetapi bagi siswa yang mempunyai indera
pendengaran kurang normal, maka media audio ini kurang tepat dipergunakan. Adapun salah
satu contoh media audio ini adalah tape recorder.
Sedangkan media audio visual Aids (AVA) adalah suatu media yang menampilkan berupa suara
dan gambar sehingga lebih mudah untuk didengar dan dilihat, jenis media tersebut mempunyai
kemampuan ganda yang lebih baik, karena meliputi dua unsur yakni pendengaran dan
penglihatan, seperti televisi
Sampai tahun + 1950 alat-alat pengajaran yang lazim disebut alat audio visual, masih terbatas
jumlah maupun penggunaanya. Sejak 1950 an perkembangan alat-alat teknologi sangat pesat.
Pada tahun 1970 misalnya terbit suatu katelogus mengenai alat pendidikan elektronik setebal
1.129 halaman. Di negara-negara yang maju seperti misalnya Amerika serikat dan Jepang alat-
alat teknologi pendidikan seperti Radio, TV, Laboratorium Bahasa, CCTV, Film, Overhead
Projector, dan sebagainya sudah merupakan fasilitas pendidikan yang biasa.

Dalam penyampaian pelajaran, bermacam-macam alat telah diciptakan agar mempermudah


murid untuk memahaminya, walaupun tiap guru menggunakan gambar dan buku, akan tetapi
bila ia menghadapi alat pengajaran elektronik seperti tape recorder, amat banyak guru yang
enggan menggunakannya, karena mereka merasa tidak mempunyai keterampilan teknik untuk
mengendalikannya. Namun semua alat pelajaran itu, betapapun modern nya mudah dipakai,
seperti video dan tape recorder sekarang bisa dikuasai penggunaanya oleh anak kecil. Guru
hendaknya memupuk minat terhadap alat pelajaran elektronik modern dan berusaha untuk
mengenal dan memanfaatkannya dalam pembelajaran. Alat-alat ini dapat memberi bantuan
besar kepada guru maupun murid. Lambat laun alat-alat ini akan semakin banyak digunakan
dalam pengajaran bila telah disadari manfaatnya.
Begitu banyaknya media pengajaran yang ada di dunia pendidikan, akan tetapi di sini penulis
hanya menampilkan beberapa saja, di antaranya:
a. Overhead Projector (OHP)
Overhead Projector dapat memproyeksikan pada layar apa yang tergambar atau tertulis pada
lembaran plastik transparan.
Guru dapat membuat tulisan, cetakan atau gambar pada lembaran transparan itu seperti yang
dilakukannya pada papan tulis Overhead Projector dapat digunakan tanpa menggelapkan
ruangan.
b. Gambar
Gambar-gambar dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kalender, majalah, surat
kabar dan sebagainya. Misalnya tentang memandikan mayat, maka bisa digunting gambar-
gambar tentang orang yang memandikan mayat.
Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik.
Sehingga dengan menggunakan gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap
benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran.
c. Model
Model-model dapat berupa tiruan dari benda-benda yang sebenarnya seperti boneka, yang
dapat digunakan untuk memandikan mayat.

d. Buku Pelajaran
Buku pelajaran merupakan alat pengajaran yang paling banyak digunakan di antara semua alat
pengajaran yang lainnya. Buku pelajaran digunakan sejak manusia pandai menulis dan
membaca, akan tetapi meluas dengan pesat setelah ditemukan mesin cetak. Di samping buku
pelajaran ada buku kerja yang mendorong anak melakukan tugas-tugas tertentu.
Menggunakan buku pelajaran menuntut kesanggupan dan kecakapan siswa menangkap isi
pelajaran. Oleh sebab itu, dibutuhkan alat peraga yang lain untuk mendukung pemahaman
siswa, selain dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru.
e. Televisi
Televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual
dengan disertai unsur gerak. Televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan
mudah dijangkau melalui siaran yang dapat dihubungkan dengan melalui satelit.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai
tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak
hanya sekedar penghibur tetapi yang penting adalah mendidik. Oleh karena itu, ia memiliki
ciri-ciri tersendiri yaitu dituntut oleh instruktur, sistematis, teratur dan berurutan serta
terpadu.

E. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Sebelum menggunakan media pengajaran dalam pembelajaran, seorang guru perlu mengetahui
dan menetapkan media yang tepat yang harus digunakan untuk mempermudah pembelajaran di
kelas, sehingga tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut dapat berhasil dengan
baik.
Pada prinsipnya, media pembelajaran merupakan sarana pelengkap yang dapat membantu guru
untuk menciptakan dorongan psikologis untuk belajar pada diri siswa. Perlu tidaknya media
pengajaran, maka perlu diperhatikan apakah media pengajaran itu dapat meningkatkan :
1. motivasi
2. konsentrasi
3. reaksi
4. penyelenggaraannya, dan
5. pengertian
Disamping hal tersebut di atas, media pembelajaran juga harus mempunyai kriteria sebagai
berikut:
1. dapat meningkatkan pengertian pokok pengajaran
2. dapat mencapai tujuan yang sebenarnya
3. dapat menimbulkan minat terhadap mata pelajaran yang penting
4. menjadikan media pengajaran sebagai bagian dasar dari pengajaran
5. meningkatkan kegairahan belajar
6. menyederhanakan hubungan yang kompleks
7. memperdalam pengertian pokok-pokok pembicaraan yang telah diuraikan.
Adapun kriteria yang lain harus diketahui dan diperhatikan oleh seorang guru dalam memilih
dan menetapkan media pembelajaran dan usaha meningkatkan efektivitas dalam belajar,
yaitu :
1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
Media-media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
Tujuan-tujuan intruksional yang berisikan unsur pemahaman aplikasi dan analisa yang lebih
memungkinkan digunakannya media pengajaran.
2. Menunjang terhadap isi bahan pengajaran
Materi pelajaran yang disampaikan guru yang berisikan tentang konsep dan prinsip-prinsip,
seringkali sulit untuk dipahami oleh siswa.
Untuk mengetahui hal itu, maka peran media dalam proses pembelajaran bisa membantu
menyelesaikan masalah tersebut.
3. Kemudahan memperoleh media
Media pembelajaran yang digunakan merupakan media yang mudah diperoleh, setidaknya
mudah dibuat guru. Selain kemampuan guru itu sendiri dalam menggunakan media.
4. Keterampilan guru dalam menggunakan media
Adapun jenis media yang diperlukan syarat utamanya adalah kemampuan guru dalam
menggunakannya dalam pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada
medianya, tetapi dampak penggunaan dari guru pada saat tidak mempumyai arti apa-apa. Jika
guru tidak dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran guru mempertinggi kualitas
belajarnya.
5. Alokasi waktu
Media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan
waktu yang tersedia, agar dalam pelaksanaannya tidak mengganggu jadwal kegiatan yang lain,
sehingga media yang digunakan tersebut dapat dimanfaatkan selama proses pembelajaran
berlangsung.
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa
Memilih media untuk proses pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir
siswa. Sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh siswa dan dapat
menghasilkan kualitas belajar yang baik.
Menurut Winarno Surakmad dalam bukunya "Interaksi belajar mengajar" disebutkan bahwa:
Tidak setiap metode dalam setiap situasi memerlukan penggunaan sarana atau alat Bantu
berupa benda konkrit. Dan juga dalam penggunaannya tidak selalu diperlukan alat-alat yang
seragam. Ada metode yang tidak atau yang hampir tidak menggunakan alat-alat pelajaran yang
lebih dari bahasa (lisan), kapur, papan tulis seperti umpamanya kebanyakan metode ceramah,
pada metode Tanya jawab, diskusi, wawancara atau menggunakan alat-alat yang cukup rumit
misalnya televisi atau komputer.

Sebagai pendekatan praktis disarankan untuk memperhatikan bagian media apa saja yang ada,
berapa harganya, format apa yang harus dipenuhi dalam memakainya. Dalam hubungannya
dalam hal ini, Dick and Carey menyebutkan bahwa di samping kesesuaian tujuan perilaku
belajarnya, masih ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media, yaitu:
1. Kesediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada
sumber-sumber yang ada maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Apakah untuk membeli atau memproduksi media tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.
3. Faktor yang menyangkut keluasaan kepribadian dan ketahanan media yang bersangklutran
untuk waktu yang lama, artinya biasa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada di
sekitarnya, kapanpun serta mudah dibawa dan dipindahkan.
4. Efektivitas biayanya dalam waktu yang panjang, sebab ada jenis media yang biaya
produksinya mahal seperti film bingkai. Namun jika dilihat kestabilan harganya dan
penggunaannya yang berulang-uolang untuk jangka waktu yang panjang, mungkin lebih murah
dari media yang biaya produksinya murah sepeti brusor, tetapi setiap waktu berganti.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
memilih media pengajaran adalah :
1. objektivitas
2. program pengajaran
3. sasaran pengajaran
4. situasi dan kondisi
5. kualitas teknik
6. keefektivan dan efisiensi penggunaan

Oleh karena itu, prosedur yang perlu dilakukan oleh guru dalam menggunakan media agar
pembelajaran efektif dan efisien adalah mengerti, mencari, menemukan dan memilih media
sesuai dengan kebutuhan belajar dan kematangan belajar siswa.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran

1. Latar Belakang Pendidikan Guru


Merupakan awal bagi seorang guru untuk menggali atau demi pendidikan. Dari latar belakang
ini guru memiliki pengakuan yang berbeda-beda. Perbedaan dari latar belakang ini dilatar
belakangi oleh jenis dan penjenjangan dalam pendidikan. Perbedaan latar belakang pendidikan
akan mempengaruhi kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan interaksi pembelajaran.
Perbedaan latar belakang pendidikan juga memiliki pengalaman yang berbeda-beda, sehingga
dari pengalaman dalam proses pendidikan tersebut sangat mempengaruhi kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran khususnya dalam menggunakan media pembelajaran. Seorang guru
yang telah menekuni pendidikan keguruan tentu memiliki muatan ilmu pengetahuan tentang
keguruan yang lebih luas dari pada guru yang tidak pernah menekuni pendidikan keguruan.
Dasar pengetahuan sangatlah penting artinya bagi guru dalam melaksanakan tugas. Guru yang
pernah menekuni pendidikan sesuai dengan tujuan akan berbeda keahliannya dengan guru yang
tidak memahami pendidikan sesuai dengan tugasnya. Dalam Al-qur'an surat Az Zumar ayat 9
ditegaskan sebagai berikut:
‫ِت اَنآ َء اللَّي ِْل سَ ا ِج ًدا َو َقآ ِئمًا َيحْ َذ ُر اآلخِرَ َة َو َيرْ جُوا رَ حْ َم َة رَ ِّب ِه ُق ْل َه ْل َيسْ َت ِوي الَّذِينَ َيعْ لَمُونَ َوالَّذِينَ ال َيعْ لَمُونَ إِ َّنمَا َي َت َذ َّك ُر أُولُو‬
ٌ ‫أَمَّنْ ه َُو َقان‬
)9( ‫ب‬ ِ ‫ْاألَ ْلبَا‬
2. Tujuan pembelajaran
Merupakan kunci yang ingin dicapai dari penggunaaan media, karena media ditetapkan
berdasarkan pertimbangan tujuan pengajaran yang dicapai. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Robert F. Moger (1975) dalam kata pengantar bukunya Preparing Instructional Objectives,
bahwa “Suatu pernyataan yang jelas dari pada tujuan akan merupakan dasar pokok bagi
pemilihan metode dan bahasa pengajaran serta pemilihan-pemilihan alat-alat untuk menilai
apakah pengajaran itu lebih berhasil;.”
Ungkapan Moger tersebut menunjukkan bahwa betapa pentingnya tujuan itu di dalam
pendidikan dan pengajaran. Karena dari tujuan akan ditetapkan media apa yang digunakan
untuk menyampaikan materi pelajaran.

3. Ketersediaan media pembelajaran


Ketersediaan media pembelajaran juga merupakan faktor yang mempengaruhi dalam media,
karena tanpa adanya ketersediaan media pembelajaran, penyajian media kurang optimal, dan
menjadikan pembelajaran terhambat dan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Mengenai
ketersediaan kelangkapan media ini juga ada hubungannya antar kesiapan guru dan pihak
sekolah dan menunjang adanya kelengkapan media sebelum mengajar.
4. Kemampuan dalam menggunakan media
Kemampuan juga merupakan faktor yang penting, hal ini karena walaupun kelengkapan media
tersedia tetapi untuk menggunakan kemampuan tidak dimiliki atau tidak mengetahui maka
sebuah media tidak berdaya guna jika tidak digunakan semestinya. Modal kemampuan kunci
sukses seorang guru dalam penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, dan juga dalam
perencanaan pengajaran faktor kemampuan adalah sesuatu yang perlu dimiliki.
Gagne dan Brig yang dikutip oleh B. Suryosubroto, mengemukakan bahwa “pengajaran bukanlah
sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru dalam menciptakan
suasana komunikasi, yang edukatif antara guru dan peserta didik.

5. Waktu yang tersedia


Tersedianya waktu dalam pembelajaran juga mempengaruhi dalam penggunaan media, hal ini
karena waktu menjadikan sebuah media itu efisien, atau tidak di dalam pembelajaran
digunakan. “Waktu ini yang membatasi setiap ruang gerak dari pembelajaran. Proses itu akan
berakhir sesuai waktu yang telah dijadwalkan setiap bidang studi”.
Masalah waktu memang menjadi perhatian dalam pengajaran karena tanpa waktu yang ada
mustahil sebuah media digunakan waktu yang memadai. Tentu hal ini akan memperlancar
dalam proses pembelajaran. Waktu merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penggunaan media sehingga alokasi waktu yang tersedia tercukupi dalam menggunakannya.
6. Metode yang digunakan
Metode yang diperlukan seorang guru dalam rangka menyampaikan materi pelajaran.
Bervariasinya metode juga harus disesuaikan dengan media yang digunakan, karena antara
media pembelajaran mempunyai hubungan kesesuaian dengan metode yang digunakan.
Menurut Azhar Arsyad mengemukakan bahwa “dalam suatu pembelajaran dua unsur yang
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.“ Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran
yang sesuai.”
Kesalahan dalam menggunakan metode akan menjadikan penggunaan media menjadi tidak
berarti dan menggagalkan proses penerimaan atau pemahaman anak didik.
7. Kondisi siswa
Keadaan siswa juga merupakan faktor bagi guru dalam penggunaan media dan umumnya dalam
pembelajaran karena dalam interaksi pembelajaran siswa juga terlibat didalamnya. Pengajaran
itu akan berhasil bila materi pelajaran dapat diterima dan dimengerti oleh siswa.
Menurut Roestiyah N.K mengemukakan bahwa :
Materi pelajaran yang diberikan harus diabadikan untuk kepentingan siswa dimasa sekarang dan
masa mendatang. Maka guru perlu meneliti tentang anak muridnya sebaik mungkin.
Pengetahuan tentang diri siswa secara mendalam sangat menunjang tugas guru sebagai
pengajar maupun dalam mendekati siswa. 

Usaha guru untuk mengetahui kondisi siswa bagaimana sikap, dan tingkah laku dalam
pembelajaran sebagai bahan dan pertimbangan yang mempengaruhi daripada penggunaan
media. Dengan mengetahui kondisi siswa maka pembelajaran yang menggunakan media akan
berjalan dengan lancar dan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang penulis ambil adalah 2 orang guru agama Islam yang ada di sekolah
SMPN 6 Selat Kabupaten Kapuas ditambah dengan siswa kelas 1 dan 2 berjumlah 60 orang yang
ada di SMPN 6 Selat Kabupaten Kapuas.
2. Objek Penelitian
Adapun objek dalam penelitian ini adalah penggunaan media dalam pembelajaran mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 6 Selat Kabupaten Kapuas dan faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama
Islam.
B. Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data
Adapun data yang akan digali dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data Pokok dan data
penunjang.
a. Data Pokok yang meliputi
1) Data tentang penggunaan media dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam pada SMPN 6 Selat Kabupaten Kapuas meliputi Intensitas Penggunaan media pengajaran,
Kemampuan guru dalam menggunakan media, materi-materi yang menggunakan media,
bentuk-bentuk media yang digunakan.
2) Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran
mata pelajaran pendidikan Agama Islam pada SMPN 6 Selat Kabupaten Kapuas, meliputi latar
belakang pendidikan guru, tujuan pembelajaran, ketersediaan media pembelajaran, metode
yang digunakan, waktu yang tersedia dan kondisi siswa .
b. Data penunjang yakni meliputi:
1) Sejarah Berdirinya Sekolah
2) Keadaan guru, kepala sekolah, dan karyawan TU SMPN 6 Selat Kabupaten Kapuas, keadaan
siswa, keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki SMPN 6 Selat Kabupaten Kapuas serta data-
data penunjang lainnya.
2. Sumber Data
Untuk memperoleh data tersebut di atas, maka penulis mengambil sumber data melalui:
a. Responden yaitu 2 orang guru Pendidikan agama Islam dan siswa kelas 1 dan 2 berjumlah 60
orang yang ada di SMPN 6 Selat Kabupaten Kapuas yang telah dijadikan subjek dalam penelitian
ini.
b. Informan yaitu guru-guru umum, kepala sekolah, dan TU yang ada pada SMPN 6 Selat
Kabupaten Kapuas.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka mengumpulkan data di lapangan maka penulis menggunakan beberapa teknik
penelitian sebagai berikut:
a. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan 3 orang pengajar Pendidikan Agama Islam
tentang penggunaan media dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
dimiliki sekolah serta pemanfaatan lingkungan sebagai media pengajaran dan faktor-faktor
yang menjadi kendalanya.
b. Observasi
Pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian. Penulis melihat langsung penggunaaan media
pengajaran yang dilaksanakan oleh pengajar Pendidikan Agama Islam di dalam kelas guna
memperkuat hasil data dari wawancara.
c. Angket
Tekhnik ini penulis gunakan untuk mendapatkan data melalui siswa dengan pertanyaan secara
tertulis menyangkut penggunaan guru terhadap media pembelajaran.
d. Dokumentasi
Tekhnik ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum lokasi penelitian,
keadaan guru, kepala sekolah, karyawan TU. Keadaan siswa dan keadaan sarana dan prasarana
yang dimiliki serta data-data penunjang lainnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai data, sumber data dan tekhnik pengumpulan data, maka dapat
dilihat pada matriks berikut ini:
MATRIK
DATA, SUMBER DATA DAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

No. Data Sumber data TPD


1. Data pokok
a. Penggunaan media dalam pembelajaran
1) Intensitas penggunaan media dalam pembelajaran
2) Kemampuan guru dalam menggunakan media .
3) Materi-materi yang menggunakan media
4) Bentuk-bentuk media yang digunakan

Guru agama/siswa
Guru agama
Guru agama

Guru agama/siswa

Wawancara, observasi, angket


Wawancara, observasi
Wawancara, observasi
Wawancara, observasi, angket
2. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran mata pelajaran
PAI, meliputi:
1) Latar belakang pendidikan guru agama

2) Tujuan pembelajaran

3) Ketersediaan media pembelajaran


4) Waktu yang tersedia

5) Metode yang digunakan

6) Kondisi siswa
- Jumlah siswa

Guru agama

Guru agama/siswa
Guru agama/siswa
Guru agama

Guru agama/siswa
Guru agama/siswa

Wawancara, observasi, dokumenter


Wawancara, angket
Wawancara, angket
Wawancara, observasi
Wawancara, angket
Wawancara, angket
3. Data penunjang, meliputi :
a. Sejarah berdirinya sekolah

b. Keadaan guru, kepala sekolah, TU, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana serta data-
data penunjang lainnya
Kepala sekolah/TU
Kepala sekolah/TU
Observasi, dokumenter
Wawancara, observasi, dokumenter

C. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini pengolahan data yang penulis gunakan adalah :


1. Editing yaitu mencocokan kembali terhadap data yang telah dikumpulkan.
2. Koding yaitu utnuk mengklasifikasikan semua jawaban responden dan informan menurut
jenis dan macamnya.
3. Tabulating yaitu menyusun dan memasukkan data dalam bentuk tabel dan menghitung
persentase jawaban yang ada dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

x 100 % = P

Keterangan
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
P : Prosentasi
4. Interpretasi data digunakan untuk menginterpresentasikan data yang diperoleh dalam
penelitian ini, akan digunakan kategori sebagai berikut: 00% -< 20 % : kecil sekali
20 % - < 40 % : kecil
40 % - < 60 % : sedang
60 % - <80 % : besar
80 % -100 % : besar sekali

D. Analisis Data

Dari data yang telah diolah dan disajikan secara deskriptif berupa uraian-uraian yang dapat
memberikan gambaran secara jelas permasalahan yang diteliti. Selanjutnya dilakukan analisis
data secara deskriftif kualitatif dan kesimpulan akhir diambil menggunakan metode induktif,
yang menyimpulkan secara umum, berdasarkan data-data-fakta yang ditemukan di lapangan.
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa prosedur yang dilalui penulis yaitu:
1. Tahap pendahuluan
a. Survai ke lokasi penelitian
b. Proses konsultasi dengan dosen pembimbing untuk membuat proposal
c. Mengajukan Proposal ke Sekolah TInggi Agama Islam (STAI) untuk minta persetujuan
2. Tahap persiapan
a. Melaksanakan seminar
b. Mohon surat riset dari Ketua STAI Kuala Kapuas
c. Membuat pedoman wawancara observasi
3. Tahap pelaksanaan
a. Menghubungi Instansi yang terkait guna penyampaian diadakan suatu penelitian
menghubungi responden dan informan untuk memperoleh data yang digali
b. Mengumpulkan seluruh data, editing, mengolah, menyusun dan menganalisa data
4. Tahap penyusunan laporan
a. Menyajikan laporan
b. Menyerahkan kepada Bapak/Ibu pembimbing untuk dikoreksi dan disetujui
c. Mengajukan kepada Tim Munaqasyah skripsi, untuk dipertanggung jawabkan
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Sekolah


Lokasi penelitian ini adalah pada Sekolah Menengah Pertama Negeri I Binuang yang terletak di
jalan Serawi kecamatan Binuang kabupaten Tapin. Sekolah Menengah Pertama Negeri I Binuang
adalah salah satu sekolah yang turut membantu dalam perwujudan tujuan pengajaran dan
Pendidikan nasional sebagian masyarakat lebih mempercayakan pendidikan anaknya di sekolah
ini.
Sedangkan mengenai keabsahan status sekolah ini berdasarkan Surat keputusan Mendikbud RI
No. 047/0/1983/Nopember 1983. sekolah Menengah Pertama ini diresmikan sebagai sekolah
negeri oleh Bapak Soetanto Piryo Prasanto selaku Sekjen a.n. Mendikbud pada tahun 1983
dengan nomor statistik sekolah 20 1150 40 3007. sekolah ini berada ditengah-tengah
perumahan dan perkebunan penduduk, dan berdiri di atas tanah seluas 160 m2 x 125 m2 yang
berlokasi di jalan Serawi kecamatan Binuang kabupaten Tapin dan kepala sekolahnya adalah
Drs. Asy’ari dengan NIP. 131 845 169.
Adapun prasarana fisik sekolah dan bahan bangunannya permanen dengan dinding dan lantai
semen beratapkan sirap, genteng. Secara umum kondisi fisik bangunan sekolah menengah
pertama negeri I Binuang ini baik, dengan lokal belajar 15 buah, ruang kepala sekolah 1 buah,
ruang guru 1 buah, laboratorium IPA 1 buah, ruang keterampilan 1 buah, ruang UKS 1 buah,
ruang WC guru 1 buah, ruang perpustakaan 1 buah, ruang serba guna 1 buah, ruang WC siswa 1
buah, ruang OSIS 1 buah, ruang ibadah 1 buah, dan bangunan lainnya yang menunjang proses
belajar mengajar. Dengan konstruksi permanen utuh dan ditunjang fasilitas yang memadai
untuk lebih jelasnya tentang letak geografis dapat dilihat dari uraian berikut:
a Sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk
b Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk
c Sebelah timur berbatasan dengan jalan
d Sebelah barat berbatasan dengan perkebunan penduduk
2. Keadaan Tenaga Pengajar, Staf Tata Usaha/Karyawan
a. Keadaan Tenaga Pengajar
Pada tahun ajaran 2006/2007 jumlah guru pada SMPN I Binuang ini berjumlah 32 orang
berdasarkan jenis kelamin terdiri 13 orang laki-laki dan 19 orang perempuan berdasarkan
statusnya terdiri dari 24 orang guru tetap, 1 orang guru Bantu, 8 orang guru tidak tetap. Untuk
lebih jelasnya tentang susunan personalia tenaga pengajar pada sekolah menengah pertama
negeri I Binuang pada tahun ajaran 2006/2007 dapat dilihat dari tabel berikut ini.
TABEL 1
KEADAAN DEWAN GURU DI SMPN 1 BINUANG
TAHUN AJARAN 2006/2007
No Nama/NIP Gol/ Ruang Bidang Studi Pendidikan jurusan dan tahun Jabatan
123456
1. Drs. Asy’ari
131845169 IV/a - S1/Orkes/1980 Kepala sekolah
2. M.Hamzah, S.Pd
131400679 IV/a Matematika S1/MTK/2002 Wakasek/Guru pembina
3. Bambang Sutrisno, A.Md.Pd 131400666 IV/a IPA Fisika DIII/IPA/1997 Guru pembina
4. H.Suherman, S.Pd
131287482 IV/a B. Ind. S1/B. Indonesia/2000 Guru pembina
5. H.Masdikani, S.Pd.I 131417299 IV/a PAI, BTA S1/PAI/2002 Guru Pembina
6. Siti Huriah, A.Md.pd 130920297 IV/a IPA Biologi/ matematika DIII/matematika/1998 Guru
Pembina
7. Supianto, S.Pd
131093845 IV/a PPKN S1/adm Pendidikan/2001 Guru Pembina
8. Syarifah Faridah, BA 131416398 IV/a BP Sarmua/BP/1981/matematika/1997 Guru Pembina
9. Winarti, A.Md.pd
131399394 IV/a Matematika DIII/matematika/1997 Guru Pembina
10. Kamariah, S.Pd
131766827 IV/a B. Ind. S1/B. Indonesia/2004 Guru Pembina
11. Sugirah, A.Md.Pd
131258236 IV/a Matematika DIII/Matematika/1997 Guru Pembina
12. Masniah IV/a IPS, Mulok,
B. Banjar DIII/tataniaga/1987 Guru Pembina
13. Pahliani, A.md.pd
131817725 IV/a Matematika, KTK DIII/Matematika/1997 Guru Pembina
14. Ernawati, A.md.pd
131573511 IV/a IPA Biologi, PPKN DIII/IPA/1997 Guru Pembina
15. Shinta Arimbawati, S.Pd
132135705 III/d B. Inggris S1/B. Inggris/1994 Guru Pembina
16. Ismawati, S.Pd
132001993 III/d Penjaskes, Mulok,
B. Banjar, Pertanian S1/Penjaskes/2003 Guru Dewasa Tk. I

17. Hj. Noorhamidah, S.Pd


132160373 III/d Matematika, IPA Fisika S1/matematika/1997 Guru Dewasa Tk. I
18. Satriya, M.pd
132160373 III/c B. Indonesia S1/B. Indonesia/1996 Guru Dewasa Tk. I
19. Heriani, S.Pd
540019239 III/a IPS eko, KTK S1/Ekonomi/2004 Guru Madya
20. Hj.Mariyustiana, S.Pd
5400160175 III/a BK S1/Pend.BK/2004 Guru Madya

123456
21 Wawan Setiawan, S.Pd
540019245 III/a Penjaskes S1/penjaskes/2005 Guru Madya
22 Hj.Hairiyah, S.pd
540019249 III/a IPA, IPS geografi S1/Biologi/2004 Guru Madya
23 Eki patmawati, A.md
540019257 III/c IPS geografi, IPS Sejarah DIII/Geografi/2005 Pengatur
24 Siti Salmiah, SE
150500105 IPS Ekonomi, Mulok,
B. Banjar S1/Ekonomi/1994 Guru Bantu
25 Hj. Kudriah, S.Pd
132222597 III/c B. Indonesia Guru Dewasa
26 Soemarsono IPS Geografi PGSLP/Ilmu bumi/1968 GTT
27 Rosmadianor, S.Ag IPS Sejarah, KTK Sertifikasi/ekon/1997 GTT
28 Baharudin, S.Ag PAI, TIK S1/PAI/1998 GTT
29 Surya Arie Fani, S.Pd PAI, B. Inggris S1/PAI/2000 GTT
30 Rima Husrida, S.Pd B. inggris S1/B. Inggris/2005 GTT
31 H. Kaspul Anwar Fiqih Aliyah/Agama/1977 GTT
32 Supriadi, S.Pd.I BTA, PPKN S.Pd.I/PAI/2006 GTT
Sumber: Dokumentasi SMPN I Binuang tahun 2006/2007
Sehubungan dengan penelitian yang penulis lakukan tentang penggunaan media dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka penulis akan menggambarkan keadaan guru
Pendidikan Agama Islam di SMPN I Binuang kabupaten tapin.
Guru Pendidikan Agama Islam di SMPN I Binuang berjumlah 3 orang yaitu :
1) Bapak Baharuddin, S.Ag mengajar di kelas I yang berjumlah 4 kelas selanjutnya dalam
penyajian data nanti penulis memberi kode (guru PAI A/GA)
2) Bapak Rosmadianoor, S.Ag mengajar di kelas II yang berjumlah 4 kelas selanjutnya dalam
penyajian data nanti penulis memberi kode (Guru PAI B/GB)
3) Bapak H. Masdikani, S.Pd.I mengajar di kelas III yang berjumlah 5 kelas selanjutnya dalam
penyajian data nanti penulis memberi kode (Guru PAI C/GC)
Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan guru Pendidikan Agama Islam di SMPN I Binuang dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 2
KEADAAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMPN I BINUANG TAHUN AJARAN 2006/2007
NO Nama Guru L/P Jabatan Pendidkan /jurusan/tahun Bidang Studi
1. Baharuddin, S.Ag L GTT S1/PAI/2000 Pendais
2. Rosmadianoor, S.Ag L GTT S1/PAI/1998 Pendais
3. H. Masdikani, S.Pd.I L Gr. Pembina S1/PAI/2002 pendais
Sumber data : dokumentasi SMPN I Binuang tahun 2006/2007

b. Keadaan Staf tata usaha dan karyawan


Keadaan staf tata usaha dan karyawan pada SMPN I Binuang berjumlah 11 orang yang terdiri
dari 6 orang di bidang staf tata usaha dan 5 orang di bagian pengelolaan sekolah. Untuk lebih
jelasnya keadaan staf tata usaha dan karyawan dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 3
KEADAAN STAF TATA USAHA DI SMPN I BINUANG TAHUN 2006/2007

No Nama Gol Jabatan Pendidikan/jurusan/tahun


1. Armaniah III/b Pelaksana SMEA/TB/1985
2. Slamet Riadi III/a Pelaksana SMA/IPA.1986
3. Ending Setyawati III/a Pelaksana KPAA/Keuangan/1989
4. Bakhrudin II/d Pelaksana SMP/1980
5. Amat II/a Pelaksana SMA/IPS/2005
6. Antung Mazi II/a Pelaksana SMA/IPS/2000
7. Siti Umairah Operator Komputer S1/Ekonomi/2005
8. Rina Agustini, SE Perpustakaan
9. Mukeri Pesuruh
10. Jarmi Satpam
11. Abdullah Tukang kebun

Sumber data : dokumentasi SMPN I Binuang tauhn 2006/2007

c. Keadaan Siswa SMPN I Binuang tahun ajaran 2006/2007


Jumlah siswa tahun ajaran 2006/2007 di SMPN I Binuang berjumlah 321 orang dengan laki-laki
berjumlah 138 orang dan perempuan berjumlah 183 orang. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa
di SMPN I Binuang dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 4
KEADAAN SISWA SMPN I BINUANG TAHUN 2006/2007
NO KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH
Laki-laki Perempuan
12345
1. I A 14 15 29
2. I B 13 16 29
3. I C 13 15 28
4. I D 14 15 29
12345
5. 2 A 9 16 25
6. 2 B 8 17 25
7. 2 C 6 16 22
8. 2 D 9 17 26
9. 3 A 13 11 24
10. 3 B 9 12 21
11. 3 C 10 9 19
12. 3 D 9 14 23
13. 3 E 11 10 21
Jumlah 138 183 321
Sumber data : Dokumentasi SMPN I Binuang tahun 2006/2007

3. Keadaan Sarana dan Prasarana di SMPN I Binuang


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sekolah dan staf tata usaha yang
penulis lakukan, keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMPN I Binuang seperti
keadaan fisik cukup memadai dan letaknya cukup srtaegis serta mendukung dalam proses
belajar mengajar.
Keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMPN I Binuang pada tahun ajaran 2006/2007
dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 5
KEADAAN SARANA DAN PRASARANA DI SMPN I BINUANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007
No Sarana dan prasarana Jumlah
123
1. Ruang kelas 15
2. Ruang kepala sekolah 1
3. Ruang guru 1
4. Ruang tata usaha 1
5. Ruang BP/BK 1
6. Laboratorium Bahasa 1
7. Laboratorium IPA 1
8. Ruang keterampilan 1
9. Ruang serbaguna 1
10. Ruang perpustakaan 1
11. Ruang Unit Kesehatan (UKS) 1
12. Ruang OSIS/PASKIBRA 1
13. Ruang ibadah (Musholla) 1
14 Ruang gudang 1
15. Ruang Km/WC guru 1
16. Ruang KM/WC siswa 4
17. Lapangan sepakbla 1
18. Lapangan Volly 2
19. Lapangan Takraw 1
20. Lapangan Basket 1
21. Lapangan upacara 1
22. Tempat parker 2
23. Listrik 1
Jumlah 42 buah
Sumber data : dokumentasi SMPN I Binuang tahun 2006/2007

B. Penyajian Data

Sebagaimana yang telah penulis kemukakan terdahulu, bahwa masalah yang akan dibicarakan
dalam skripsi ini adalah tentang penggunaan media pengajaran dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMPN I Binuang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk
lebih jelasnya pengkajian data ini maka penulis kemukakan sebagai berikut:
1. Penggunaan media pengajaran dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN I
Binuang untuk mengetahuai tentang penggunaan media pengajaran dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Berikut ini akan penulis sajikan mengenai hal tersebut yaitu:

a. Intensitas penggunaan media pengajaran dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama


Islam
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru A bahwa dalam penggunaan media ini sangat
tergantung dengan materi yang akan diajarkan dan tidak semua materi menggunakan media
(W.GA) seperti materi istinja guru menggunakan media gambar sedangkan guru B juga senada
bahwa penggunaan media ini hanya pada materi-materi tertentu atau tergantung dari
materinya. Dan setiap materi berbeda-beda media yang digunakan, dan untuk berapa kali
digunakan media sangat tergantung dengan materinya (w, GB),seperti materi menghafal ayat
Al-Qur’an guru menggunakan media buku pelajaran dan guru C juga mengatakan bahwasanya
dalam penggunaan media ini sangat tergantung dari materi yang digunakan dan setiap materi
yang berbeda-beda dan kalaupun bersambung tetap digunakan media yang sama (w.GC),seperti
materi shalat guru menggunakan media gambar dan media lingkungan (mushalla).
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang guru PAI bahwa dalam penggunaan media melihat
daripada kesesuaian dengan materi yang akan diajarkan, tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai siswa dan dapat membangkitkan minat siswa dan juga untuk penggunaan media ini
tergantung dari tersediannya media yang akan digunakan dan dalam pelaksanaannya masih
belum maksimal karena masih kurangnya media pengajaran yang tersedia di SMPN I Binuang.
Adapun intensitas penggunaan media oleh guru dapat dilihat dari sering tidaknya guru
menggunakan media dalam pembelajaran hal ini dapat dilihat pada tabel berikut yang
diperoleh dari jawaban angket siswa.
TABEL 6
SERING TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
No Kategori Frekuensi (F) Persentasi(%)
1. Sering 22 37
2. Kadang-kadang 30 50
3. Tidak pernah 8 13
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa yang mengatakan sering dalam menggunakan media
pengajaran ada 22 orang (37 %) kategori kecil., karena hal ini tergantung dari materi yang akan
diajarkan dan yang mengatakan kadang-kadang ada 30 (50 %) kategori sedang, karena
penggunaaan media ini hanya kadang-kadang saja digunakan dan yang mengatakan tidak
pernah ada 8 orang (13 %) kategori kecil sekali dalam hal ini tidak pernah menggunakan media
apapun.
b. Kemampuan guru dalam menggunakan media
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru A bahwa menggunakan media seperti
gambar, tape recorder dan bagan-bagan beliau dapat saja menggunakannya sedangkan untuk
media OHP karena pengetahuannya tentang itu belum ada dimiliki, dan berdasarkan
pengamatan langsung, beliau belum pernah menggunakan media sebagai mana tersebut (w.GA)
dan untuk guru B juga mengatakan bahwa untuk menggunakan media seperti OHP belum
mampu untuk menggunakan karena belum ada pengetahuannya untuk menggunakannya dalam
pembelajaran. Dan juga berdasarkan pengamatan langsung bahwa beliau tidak ada
menggunakan media OHP dan (w.GB), sedangkan untuk guru C bahwa dalam pembelajaran
beliau mampu menggunakan media grafis, skema dan media tiga dimensi dan juga untuk media
seperti OHP tidak dapat menggunakannya karena keterbatasan media yang tersedia juga ruang
dan waktu dalam menggunakannya (w.GC).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari ketiga orang guru PAI tersebut disimpulkan
bahwa kemampuan mereka dalam penggunaan media khususnya media proyeksi belum dimiliki
seperti OHP belum mampu digunakan karena keterbatasan media yang tersedia juga ruang dan
waktu menggunakannya.
c. Materi-materi yang menggunakan media
Berdasarkan hasil wawancara memang hanya pada materi tertentu saja guru menggunakan
media dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 7
MATERI-MATERI PAI YANG MENGGUNAKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
No. Materi-materi Media yang digunakan
123
1. Shalat berjamaah Mushalla
2. Istinja Gambar
3. Thaharah Gambar
4. Menghafal ayat Al-qur’an Buku pelajaran
123
5. Sholat sunnat Gambar
6. Wudhu Tempat wudhu, gambar
7. Shalat Mushalla, gambar
8. Penyelenggaraan jenazah Boneka

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru A bahwa dalam menyampaikan materi shalat
berjamaah menggunakan media mushalla dan istinja, thaharah menggunakan media gambar
(w.GA). dan guru B dalam menyampaikan materi menghafal ayat-ayat Al-qur’an menggunakan
media buku pelajaran, sedangkan dalam menyampaikan materi shalat sunnat menggunakan
media gambar (w.GB).
Sedangkan guru C dalam menyampaikan materi wudhu menggunakan media tempat wudhu,
gambar dan materi shalat menggunakan media mushalla dan gambar sedangkan dalam
menyampakan materi penyelenggaraan jenazah menggunakan media boneka.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga orang guru PAI bahwa penggunaaan media dalam
menyampaikan materi-materi Pendidikan Agama Islam belum terlaksana dengan maksimal
karena terbatasnya media yang tersedia di sekolah tersebut.
d. Bentuk-bentuk media yang digunakan
Berdasarkan hasil wawancara bahwa guru PAI A dalam menggunakan media bentuk media yang
digunakan seperti media lingkungan dan media visual (w.GA) yaitu mushalla dan gambar dan
untuk guru PAI B media yang beliau gunakan adalah media cetak, media grafis (visual) yaitu
buku pelajaran dan gambar (w.GB) sedangkan untuk guru PAI C media-media yang beliau
gunakan adalah media grafis (visual),media lingkungan dan media tiga dimensi yaitu
gambar,mushalla dan boneka (w.GC).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut 3 orang guru PAI tersebut ini pernah menggunakan
media grafis yaitu gambar, hal ini dapat dilihat pada jawaban angket bahwa media gambar
pernah digunakan oleh guru PAI berikut ini:
TABEL 8
PERNAH TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PAI
No Kategori Frekuensi (F) Persentasi(%)
1. Pernah 35 58
2. Kadang-kadang 15 25
3. Tidak pernah 10 17
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa yang mengatakan guru PAI pernah menggunakan media
gambar ada 35 orang (58 %) termasuk kategori besar dan yang mengatakan kadang-kadang 15
orang (25 %) termasuk kategori sedang. Sedangkan yang mengatakan tidak pernah
menggunakan media gambar ada 10 orang (17 %) termasuk kategori kecil dan untuk media lain
seperti penggunaaan diagram, OHP tidak digunakan karena keterbatasan media yang tersedia.
Sedangkan untuk materi hafalan ayat-ayat Al-qur’an ini oleh guru menggunakan media buku
pelajaran.
Sedangkan untuk media tiga dimensi (boneka) untuk meteri penyelenggaraan jenazah, untuk
lebih jelasnya penggunaan media ini, oleh guru dapat dilihat pada jawaban angket siswa
berikut ini:
TABEL 9
PERNAH TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN MEDIA MODEL BONEKA DALAM PEMBELAJARAN PAI
No Kategori Frekuensi (F) Persentasi(%)
1. Pernah 35 59
2. Kadang-kadang 15 25
3. Tidak pernah 10 16
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa yang mengatakan guru PAI pernah menggunakan media boneka
ada 35 orang (59 %) termasuk kategori besar dan yang mengatakan kadang-kadang ada 15 orang
(25%) termasuk kategori sedang, dan yang mengatakan tidak pernah menggunakan media
boneka ada 10 orang (16 %) termasuk kategori kecil.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMPN I Binuang
a) Latar belakang Pendidikan guru
Dari hasil wawancara dan observasi dokumenter bahawa 3 orang guru PAI di SMPN I Binuang
memiliki latar belakang pendidikan sarjana, yakni untuk guru PAI A memiliki latar belakang
Pendidikan terakhir S1 IAIN Fakultas Tarbiyah tahun 2000 dan diterima mengajar pada tahun
2001. sebelumnya juga pernah mengajar di Madrasah Aliyah Assunniyah di Tambarangan.
Adapun dilihat dari pengalaman sudah cukup memadai karena sudah pernah menempuh
pendidikan khususnya ketarbiyahan dan memiliki dasar-dasar dalam mengajar juga pernah
waktu kuliah dulu diajarkan mengenai penggunaan media sedangkan kalau dilihat dari
pengetahuan berdasarkan pengakuan beliau kurang begitu menguasai atau mengetahui tentang
media khususnya media elektronik atau canggih seperti OHP, dan juga karena keterbatasan
media yang tersedia (w.GA).
Sedangkan untuk guru PAI B memiliki latar belakang Pendidikan terakhir yaitu sarjana S1 PAI
1998. sebelumnya juga pernah mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri Binuang. Mengenai
pengalaman mengajar memang sudah cukup memadai karena sudah pernah menempuh
Pendidikan khususnya ketarbiyahan dan memiliki dasar-dasar mengajar. Ditinjau dari sudut
pengetahuan beliau kurang mengetahui tentang media-media canggih khususnya OHP
dikarenakan keterbatasan media yang tersedia. (w.GB)
Sedangkan untuk guru PAI C memiliki latar belakang Pendidikan terakhir DIII PGA tahun 1979
dan IAIN S1 PAI tahun 2002 dan diterima mengajar pada tahun 1984 dan tidak pernah mengajar
di sekolah lain. Adapun dilihat dari pengalaman sudah cukup memadai karena sudah pernah
menempuh pendidikan khususnya ketarbiyahan dan memiliki dasar-dasar dalam mengajar dan
juga sering mengikuti penataran guru Agama. Dan juga dilihat dari lamanya sudah mengajar
mulai dari tahun 1984 sampai sekarang. Sedangkan dilihat dari pengetahuan beliau terhadap
media-media cukup baik, hal ini terbukti dengan pengetahuan beliau dan juga seringnya beliau
mengikuti penataran-penataran yang diadakan. Sedangkan untuk media-media yang canggih
seperti OHP beliau kurang mengetahui dan menguasai dikarenakan terbatasnya media yang
tersedia. (w.GC).
b) Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa guru A dalam menggunakan media sangat
memperhatikan tujuan materi yang akan disampaikan seperti materi thaharah tujuan kepada
siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang thaharah dengan media gambar
dan juga materi sholat berjamaah yang diharpkan siswa mampu melakukan gerakan-gerakan
sholat berjamaah setelah pembelajaran dengan media gambar dan media lingkungan (mushalla)
(w.GA).
Sedangkan untuk guru B dalam menyampaikan materi menghafal ayat Al-qur’an tujuan kepada
siswa diharapkan hafal dengan ayat-ayat tersebut dengan media buku pelajaran dan materi
sholat yang diharapkan siswa mampu melakukan gerakan-gerakan sholat setelah pembelajaran
dengan media gambar (w.GB).
Sedangkan dari guru C dalam menyampaikan materi wudhu dan sholat tujuan kepada siswa
diharapkan mampu melakukan gerakan-gerakan wudhu dan sholat setelah pembelajaran dengan
media gambar dan media lingkungan (tempat wudhu dan mushalla) dan materi
penyelenggaraan jenazah tujuan kepada siswa diharapkan mengetahuai dan dapat melakukan
cara-cara mulai dari memandikan, mengafani, mensholatkan dan juga menguburkan dengan
media boneka (w.GC).
Berdasarkan hasil tersebut bahwa penggunaan media oleh guru memang sangat dipengaruhi
oleh tujuan pembelajaran yang ingin dicapai karena tujuan pembelajaran merupakan salah satu
komponen dalam penggunaan media. Dilihat dari hasil wawancara tersebut bahwa 3 orang guru
PAI pernah menggunakan media gerak/praktik dengan menggunakan media lingkungan
(mushalla, gambar, tempat wudhu).
TABEL 10
PERNAH TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN MEDIA GERAK/PRAKTIK DALAM PEMBELAJARAN PAI
No Kategori Frekuensi (F) Persentasi(%)
1. Pernah 37 62
2. Kadang-kadang 8 13
3. Tidak pernah 15 25
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel di atas bahwa yang mengatakan guru PAI pernah menggunakan media gerak
praktik ada 37 orang (62 %) termasuk kategori besar ini berarti guru pernah menggunakan
media ini dalam pembelajaran PAI seperti praktik sholat, dan yang mengatakan kadang-kadang
8 orang (13 %) termasuk kategori kecil, sedangkan yang mengatakan tidak pernah ada 15 orang
(25 %) termasuk kategori sedang.
c) Ketersediaan media pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa tersedianya kelengkapan media sudah
tersedia di sekolah ini seperti Al-qur’an, perangkat sholat, mushalla, tempat wudhu, gambar
dan model boneka yang mendukung terhadap penggunaan media pembelajarn dan tujuan yang
diharapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sedangkan untuk media OHP belum
ada tersedia di sekolah ini dan media yang ada disekolah ini kurang mencukupi ini dapat dilihat
dari jawaban angket siswa pernah tidaknya media yang tersedia mencukupi.
TABEL 11
PERNAH TIDAKNYA MEDIA YANG TERSEDIA MENCUKUPI DALAM PEMBELAJARAN PAI
No Kategori Frekuensi (F) Persentasi(%)
1. Pernah 30 50
2. Kadang-kadang 20 33
3. Tidak pernah 10 17
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa yang mengatakan media yang tersedia mencukupi dalam
pembelajaran PAI ada 30 orang (50 %) termasuk kategori besar, dan yang mengatakan kadang-
kadang 20 orang (33 %) termasuk kategori sedang. Sedangkan yang mengatakan tidak pernah
ada 10 orang (17 %) termasuk ketegori kecil.
d) Waktu yang tersedia
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa untuk waktu yang tersedia untuk
pembelajaran kalau media dipakai di luar maka bisa saja digunakan tetapi untuk jam pelajaran
waktunya tidak mencukupi dan juga tergantung teknik metode yang dipakai oleh guru.
Dalam menggunakan media seperti gambar, buku pelajaran, caption, model boneka dapat saja
digunakan pada jam pelajaran sedangkan untuk media lingkungan seperti mushalla, tempat
wudhu untuk praktik sholat dan wudhu bisa digunakan di luar jam pelajaran dikarenakan
keterbatasan waktu yang tersedia.
Dari hasil wawancara itu bahwa waktu yang tersedia untuk penggunaan media dalam
pembelajaran waktunya tidak cukup sedangkan media yang dipakai di luar jam pembelajaran
bisa digunakan dengan cara serempak dengan mengumpulkan siswa dan menyajikan meteri
sholat dan melalui praktik.
e) Metode yang digunakan
Berdasarikan hasil wawancara dengan guru bahwa beliau sering menggunakan metode seperti
ceramah, demonstrasi, Tanya jawab, diskusi dan juga pemberian tugas. (w.GA).
Sedangkan guru PAI yang lain sering menggunakan metode ceramah Tanya jawab, diskusi, dan
pemberian tugas (w.GB). sedangkan guru PAI C juga sering menggunakan media ceramah,
diskusi, praktik dan juga pemberian tugas (w.GC).
Berdasarkan hasil tersebut 3 orang guru PAI sangat memperhatikan dan memvariasikan dalam
penggunaan metode dengan media dan juga materi yang akan disampaikan supaya tercapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, bahwa 3 orang guru PAI tersebut ini pernah
menggunakan metode diskusi, dalam pembelajaran PAI hal ini dapat dilihat pada jawaban
angket bahwa metode diskusi pernah digunakan oleh guru PAI berikut ini.
TABEL 12
PERNAH TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA JAM PELAJARAN
No Kategori Frekuensi (F) Persentasi(%)
1. Pernah 35 58
2. Kadang-kadang 15 25
3. Tidak pernah 10 17
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa yang mengatakan guru pernah menggunakan metode diskusi
ada 35 orang (58 %) termasuk katergori besar ini berarti guru pernah menggunakan metode ini
dalam pembelajaran PAI. Dan yang mengatakan kadang-kadang 15 orang (25 %) termasuk
kategori sedang, sedangkan yang mengatakan tidak pernah 10 orang (17 %) termasuk ketegori
kecil.
f) Kondisi siswa
Berdasarkan hasil wawancara bahwa kondisi siswa juga sangat mempengaruhi terhadap
penggunaan media, seperti jumlah siswa di mana jumlah siswa yang sedikit bisa dengan leluasa
memberikan pelajaran dan siswa akan lebih mengerti dan memahaminya dibandingkan dengan
jumlah siswa yang banyak. Dengan adanya media ini juga diharapkan tidak terlepas agar siswa
dapat tergugah dan meningkat motivasi dan agar tidak menjadikan monoton dalam
pembelajaran.
Dalam penggunaan media guru PAI menyesuaikan dengan kondisi siswa (jumlah siswa) hal ini
dapat dilihat bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan media pemebelajaran PAI oleh
jawaban angket siswa pada tabel berikut:
Tabel 13
SENANG TIDAKNYA SISWA MENDAPATKAN PEMBELAJARAN PAI DI KELAS
No Kategori Frekuensi (F) Persentasi(%)
1. Senang 50 83 %
2. Kadang-kadang 10 17
3. Tidak pernah 0 0
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa yang senang terhadap pembelajaran PAI ada 50 orang (83 %)
termasuk kategori besar sekali, ini merupakan tanggapan yang baik terhadap pembelajaran PAI,
sedangkan yang mengatakan kadang-kadang ada 10 orang (17 %) termasuk kategori kecil, dan
yang mengatakan tidak pernah tidak ada. Hal ini menandakan bahwa siswa masih berharap dari
pada pembelajaran PAI ini semakin maju apalagi dengan adanya media pembelajaran.
Dan juga berdasarkan dari itu bagaimana hasil dari proses pembelajaran yang diinginkan
dengan menggunakan media guru PAI menyesuaikan dengan kondisi siswa (jumlah siswa). Hal
ini dapat dilihat pada jawaban angket mengenai pernah tidaknya guru menyesuaikan kondisi
siswa (jumlah siswa) dalam menggunakan media berikut ini:
Tabel 14
PERNAH ATAU TIDAKNYA GURU MENYESUAIKAN KONDISI SISWA DALAM MENGGUNAKAN MEDIA

No Kategori Frekuensi (F) Persentasi(%)


1. Pernah 33 55
2. Kadang-kadang 16 27
3. Tidak pernah 11 18
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel di atas yang mengatakan pernah menyesuaikan kondisi siswa dalam
menggunakan media ada 33 orang (55%) termasuk kategori besar, sedangkan yang mengatakan
kadang-kadang 16 orang (27 %) termasuk kategori sedang, sedangkan yang mengatakan tidak
pernah 11 orang (18 %) termasuk kategori kecil.

C. Analisa Data

Setelah data diperoleh melalui observasi, wawancara, angket dan dokumenter, kemudian data
disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan uraian-uraian maka tahap selanjutnya adalah
menganalisis data –data tersebut yang pada akhirnya memberikan gambaran terhadap apa yang
diinginkan dalam penelitian ini.
Untuk lebih jelasnya tentang analisis data ini, maka penulis kemukakan hasil analisis
berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan.
1. Penggunaan media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN I Binuang
a) Intensitas penggunaan media dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi serta angket, data tersebut dianalisis bahwa
intensitas penggunaan media dalam pembelajaran ini cukup baik. Karena sebuah media
digunakan sangat tergantung sekali dengan tujuan, materi dan juga ketersediaan media, dan
tidak semua materi menggunakan media, hal ini pula yang menjadi tidak seringnya media
digunakan dalam pembelajaran, tetapi hanya kadang-kadang saja digunakan. Dengan demikian
dalam menggunakan media melihat dari pada kesesuaian materi yang akan diajarkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai siswa dan dapat membangkitkan minat siswa dan juga untuk
penggunaan media ini tergantung dari tersedianya media yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
b) Kemampuan menggunakan media
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa masalah kemampuan guru-guru PAI dalam
menggunakan media terlihat kurang, hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan yang dimiliki
atau tidak mengetahui tentang penggunaan media maka sebuah media tidak berdaya guan jika
tidak digunakan sebagaimana mestinya. Modal kemampuan merupakan kunci sukses seorang
guru dalam penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran dan juga dalam perencanaan
pengajaran. Faktor kemampuan adalah sesuatu yang perlu dimiliki dan juga dikarenakan
keterbatasan media yang tesedia juga ruang dan waktu menggunakannya.
c) Materi-materi yang menggunakan media
Dari hasil yang diperoleh bahwa hanya pada materi-materi tertentu saja yang menggunakan
media. Ini dari guru untuk pemilihan materi dengan menggunakan media sangat diperhatikan
oleh guru dan juga sesuai atau tidaknya dengan media akan berdampak pada hasil
pembelajaran. (lihat pada tabel 7)
Dari tabel tersebut bahwa terlihat materi-materi yang disajikan memang sudah sesuai dengan
media yang digunakan dan berdasarkan kriteria penilaian yang dilakukan oleh guru, dan media
yang digunakan sepereti media grafik atau visual (gambar), media tiga dimensi (model boneka),
media lingkungan (mushalla, tempat wudhu), media cetak (buku pelajaran).
d) Bentuk-bentuk media yang digunakan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa untuk bentuk atau jenis media yang
digunakan oleh guru sudah cukup baik. Ini terlihat dari bervariasinya media yang digunakan
oleh guru seperti media grafis jenisnya gambar yang digunakan pada materi thaharah, media
tiga dimensi (model boneka) yang digunakan pada materi penyelenggaraan jenazah, lingkungan
(mushalla, tempat wudhu) yang digunakan pada materi sholat dan materi wudhu, dan media
cetak (buku tulis) yang digunakan pada materi hafalan ayat-ayat Al-qur’an karena dalam
pembelajaran terjadi suatu komuniaksi interaksi Edukatif diperluakan suatu metode mengajar
yang tepat, juga dibutuhkannya suatu media dengan adanya media tersebut diharapkan akan
memudahkan bagi siswa dalam menerima pesan tersebut, sehingga tujuan pengajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMPN I Binuang
a) Latar belakang Pendidikan guru
Dari penyajian data dapat dianalisis bahwa latar belakang pendidikan guru sangat mendukung
sekali terhadap proses pembelajaran dan juga pengalaman belajar yang cukup lama sangat
mendukung sekali, dan juga pernah menempuh pendidikan khususnya ketarbiyahan dan
memiliki dasar-dasar dalam mengajar juga penah waktu kuliah dulu diajarkan mengenai
penggunaan media sedangkan kalau dilihat dari pengetahuan tentang media yang canggih
seperti OHP kurang begitu mengetahui dan menguasai dan juga dikarenakan keterbatasan
media yang tersedia. Dengan demikian latar belakang merupakan awal bagi serang guru untuk
menggali atau demi pendidikan, dari latar belakang ini guru memiliki pengakuan yang berbeda-
bada. Perbedaan dari latar belakang ini dilatrar belakangi oleh jenis dan penjenjangan dalam
pendidikan. Perbedaan latar belakang pendidikan akan mempengaruhi kegiatan guru dalam
melaksanakan kegiatan interaksi belajar mengajar.
b) Tujuan Pembelajaran
Dari hasil penyajian data dapat dianalisis bahwa 3 orang guru PAI sangat memperhatikan apa
yang ingin dicapai daripada tujuan pembelajaran menggunakan media, sehingga pembelajaran
terlaksana dengan baik. Hal ini merupakan hal yang mendukung bagi penggunaan media dan
tujuan pembelajaran merupakan kunci yang ingin dicapai dari penggunaan media. Karena
media ditetapkan berdasarkan pertimbangan tujaun pengajaran yang dicapai dan penggunaan
media itu ingin menghasilkan dari pada tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil tersebut bahwa
penggunaan media oleh guru memang sangat dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai karena
tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam penggunaan media.

c) Ketersediaan media pembelajaran


Dari hasil penyajian data dapat diperoleh analisis bahwa dari pihak sekolah oleh guru sudah
menyediakan dan mendukung terhadap pembelajaran PAI dengan menggunakan media seperti
adanya media grafis, gambar, Al-Qur’an, buku pelajaran, media tiga dimensi (model boneka)
dan media lingkungan (tempat wudhu dan mushalla). Sehingga pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik.
Sedangkan untuk media OHP belum ada tersedia di sekolah ini dan media yang ada di sekolah
ini kurang mencukupi karena ketersediaan media pembelajaram merupakan faktor yang
memperngaruhi dalam media, karena tanpa adanya ketersediaan media, penyajian media
kurang optimal, dan menjadikan proses belajar mengajar terhambat dan tidak sesuai dengan
hasil yang diharapkan.
d) Waktu yang tersedia
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, guru udah terlebih dahului mempertimbangkan
media apa yang perlu dipergunakan dan berapa banyak waktu yang telah tersedia jika
mempergunakan media, sehingga proses pembelajaran tidak terhambat. Dan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa waktu yang tersedia mempengaruhi
penggunaan media pengajaran pada pengajaran Pendidikan Agama Islam.
Karena waktu menjadikan sebuah media itu efisien atau tidak di dalam pembelajaran
digunakan. Waktu ini yang membatasi setiap runag dan gerak dari proses interaksi belajar
mengajar proses ini akan berakhir sesuai waktu yang telah dijadwalkan setiap bidang studi.
Masalah waktu memang menjadi perhatian dalam pengajaran karena tanpa waktu yang ada
mustahil sebuah media digunakan dalam waktu yang memadai. Waktu merupakah hal yang
sangat perlu dipertimbangkan dalam penggunaan media sehingga alokasi waktu yang tesedia
tercukupi dalam menggunakannya.
e) Metode yang digunakan
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran guru sudah terlebih dahulu menentukan metode
apa yang perlu dipergunakan agar tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru juga sangat memperhatikan dan
memvariasikan dalam penggunaan metode dengan media dan juga materi yang akan
disampaikan supaya tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Bervariasinya metode juga harus disesuaikan dengan media yang digunakan karena antara
media pengajaran mempunyai hubungan kesesuaian dengan metode yang digunakan. Karena
dalam suatu proses pembelajaran ada dua unsur yang penting adalah metode mengajar dan
media pengajaran, karena kedua aspek ini saling berkaitan. Kesalahan dalam menggunakan
metode akan menjadikan penggunaan media menjadi tidak berarti dan menggagalkan proses
penerimaan atau pemahaman anak didik.
f) Kondisi siswa
Dari hasil penyajian data dapat diperoleh analisis bahwa guru sangat memperhatikan pada
kondisi siswa yaitu jumlah siswa di mana jumlah siswa yang sedikit bisa dengan leluasa
memberikan pelajaran dan siswa akan lebih mengerti dan memahaminya dibandingkan dengan
jumlah siswa yang banyak. Dengan adanya media ini juga diharapkan tidak terlepas agar siswa
dapat tergugah dan termotivasinya serta membangkitkan minat siswa terhadap pembalajaran
PAI untuk lebih bersemangat dalam belajar dan tentunya memberikan tingkat pemahaman
kepada siswa dengan menggunakan media. Sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Karena kondisi siswa juga sangat mempengaruhi terhadap penggunaan media dan merupakan
faktor bagi guru dalam penggunaan media dan umumnya dalam pembelajaran karena dalam
interaksi pembelajaran siswa juga terlibat di dalamnya. Pengajaran itu akan berhasil bila
materi pelajaran dapat diterima dan dimengerti oleh siswa.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari hasil yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1) Penggunaan media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN I Binuang yaitu
buku pelajaran, gambar, model, media lingkungan terlaksana dengan baik walaupun masih ada
media pengajaran yang belum difungsikan sebagaimana mestinya seperti OHP dikarenakan
terbatasnya media yang tersedia di sekolah tersebut. Dalam pembelajaran PAI hanya materi-
materi tertentu saja yang menggunakan media dan juga dikarenakan keterbatasan media yang
tersedia sehingga penggunaannya belum maksimal.
2) Terlaksananya penggunaan media pengajaran tersebut ditunjang oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
a. Latar belakang Pendidikan guru yang sesuai dengan bidang studi yang dipegangnya sehingga
dalam penggunaan media sudah terlaksana dengan baik dan tidak mengalami kesulitan.
b. Tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan aspek-aspek yang ingin dicapai
c. Adanya penggunaan metode yang bervariasi
d. Kondisi siswa yang cukup mendukung untuk digunakan media pembelajaran
e. Ketersediaan media yang cukup tersedia dan siap untuk di pakai
3) Faktor-faktor yang kurang mendukung penggunaan media di SMPN I Binuang
a. Kemampuan guru dalam menggunakan media masih kurang mendukung hal ini karena masih
kurangnya pengetahuan yang mendukung dalam penggunaan media khususnya media yang
canggih seperti OHP dan sejenisnya dikarenakan keterbatasan media yang tersedia.
b. Alokasi waktu yang tersedia kurang mencukupi sehingga menggunakan waktu lain di luar jam
pelajaran
c. Ketersediaaan kelengkapan media yang kurang terutama media elektronik (proyeksi).
Ketiga faktor tersebut yang menyebabkan penggunaan media kurang optimal dan juga
terbatasnya media yang tersedia.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut:
1) Kepada guru Pendidikan Agama Islam terus memperdalam ilmu khususnya tentang
penggunaan media pengajaran, baik memperbanyak membaca buku maupun mengikuti
seminar-seminar.
2) Kepada pihak sekolah dan pemerintah perlu kiranya lebih melengkapi segala sarana dan
fasilitasnya khususnya media pengajaran yang mendukung pembelajaran supaya lebih efektif.
3) Segala komponen interaksi belajar sangat diperlukan sekali dalam menunjang proses belajar
sehingga pembelajaran menjadi efektif.
4) Kepada guru Pendidikan Agama Islam hendaknya lebih menyadari akan pentingnya
menggunakan media pemngajaran pada pengajaran Pendidikan Agama Islam sehingga dapat
mengefektifkan waktu dan mempertinggi kualitas pengajaran.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari hasil yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
4) Penggunaan media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN I Binuang:
a. Sering tidaknya guru menggunakan media seperti yaitu buku pelajaran, gambar, model,
media lingkungan sudah terlaksana dengan baik. Walaupun masih ada media pengajaran yang
belum difungsikan sebagaimana mestinya seperti OHP dikarenakan terbatasnya media yang
tersedia.
b. Kemampuan guru dalam menggunakan media terlihat kurang, terutama kemampuan dalam
menggunakan media elektronik dikarenakan kurangnya pengalaman dan terbatasnya media
yang tersedia.
c. Materi-materi yang menggunakan media hanya pada materi-materi tertentu saja, guru
sangat memperhatikan dalam pemilihan media. Sesuai atau tidaknya media dalam
pembelajaran akan berdampak pada hasil pembelajaran dan juga dikarenakan keterbatasan
media yang tersedia sehingga penggunaannya belum maksimal.
d. Bentuk-bentuk media yang digunakan adalah media gambar, mushalla, buku pelajaran, dan
boneka. Dan dalam pembelajaran sudah terlaksana dengan baik dikarenakan bervariasinya
media yang digunakan oleh guru.
5) Terlaksananya penggunaan media pengajaran tersebut ditunjang oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
a. Latar belakang Pendidikan guru yang sesuai dengan bidang studi yang dipegangnya sehingga
dalam penggunaan media sudah terlaksana dengan baik dan tidak mengalami kesulitan.
b. Tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan aspek-aspek yang ingin dicapai dan sudah
terlaksana dengan baik.
c. Adanya penggunaan metode yang bervariasi sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
baik.
d. Kondisi siswa yang cukup mendukung untuk digunakan media pembelajaran sehingga
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
e. Ketersediaan media yang cukup tersedia dan siap untuk di pakai sehingga dalam penggunaan
media terlaksana dengan baik.
6) Faktor-faktor yang kurang mendukung penggunaan media di SMPN I Binuang
d. Kemampuan guru dalam menggunakan media masih kurang mendukung hal ini karena masih
kurangnya pengetahuan yang mendukung dalam penggunaan media khususnya media yang
canggih seperti OHP dan sejenisnya dikarenakan keterbatasan media yang tersedia.
e. Alokasi waktu yang tersedia kurang mencukupi sehingga menggunakan waktu lain di luar jam
pelajaran dan dalam penggunaan media belum maksimal terlaksana.
f. Ketersediaaan kelengkapan media yang kurang terutama media elektronik (proyeksi)
sehingga dalam pelaksanaannya masih belum maksimal.
Ketiga faktor tersebut yang menyebabkan penggunaan media kurang optimal dan juga
terbatasnya media yang tersedia.
B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut:


5) Kepada guru Pendidikan Agama Islam terus memperdalam ilmu khususnya tentang
penggunaan media pengajaran, baik memperbanyak membaca buku maupun mengikuti
seminar-seminar.
6) Kepada pihak sekolah dan pemerintah perlu kiranya lebih melengkapi segala sarana dan
fasilitasnya khususnya media pengajaran yang mendukung pembelajaran supaya lebih efektif.
7) Segala komponen interaksi belajar sangat diperlukan sekali dalam menunjang proses belajar
sehingga pembelajaran menjadi efektif.
8) Kepada guru Pendidikan Agama Islam hendaknya lebih menyadari akan pentingnya
menggunakan media pemngajaran pada pengajaran Pendidikan Agama Islam sehingga dapat
mengefektifkan waktu dan mempertinggi kualitas pengajaran.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rusmilawati
NIM : 0201215221
Jurusan. : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti merupakan
duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian besar,
maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Banjarmasin, 09 Juli 2007


Yang membuat pernyataan,

Rusmilawati

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul : PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 1 BINUANG KABUPATEN TAPIN
Ditulis Oleh :
NIM :
Jurusan/Prodi. : Pendidikan Agama Islam/S.1
Fakultas : Tarbiyah
Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujuinya untuk
dipertahankan di depan sidang Tim Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin.
Banjarmasin, 09 Juli 2007

Pembimbing I

Drs. M. Ramli M.Pd


NIP. 150 251 057 Pembimbing II,

Dra. Suraijiah, M.Pd


NIP. 150 266 283

Mengetahui;
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
IAIN Antasari Banjarmasin

Drs. H. Alfian Khairani


NIP. 150 224 367

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dimunaqasyahkan dalam Sidang Tim Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN
Antasari Banjarmasin pada:
Hari : Senin
Tanggal : 23 Januari 2006

dan dinyatakan diterima dengan predikat : B (Baik)

DEKAN FAKULTAS TARBIYAH


IAIN ANTASARI BANJARMASIN,

Drs. H. Syaifuddin Sabda, M.Ag


NIP. 150 224 369

TIM PENGUJI

Nama / Jabatan : Tanda Tangan :

1. Drs. H. Syaifuddin Sabda, M.Ag 1. ..............................


Ketua / Anggota
2. Drs. Muhammad As Said 2. ..............................
Anggota
3. Dra. Hj. Mudhi’ah, M.Ag 3. ..............................
Anggota
4. Drs. Syaifullah, M.Ag 4. ..............................
Anggota

PENDIDIKAN AGAMA BAGI ANAK DI KALANGAN KELUARGA PENAMBANG BATU BARA MANUAL DESA
KINTAP
KABUPATEN TANAH LAUT

Abstrak
Pokok permasalahan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana
pelaksanaan pendidikan agama Islam di kalangan keluarga penambang batu bara manual Desa
Kintap Kabupaten Tanah Laut terhadap anaknya yang meliputi pendidikan shalat, pendidikan
puasa, membaca Al-Qur'an, dan akhlak yang mulia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah penelitian untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang
bagaimana upaya orangtua sebagai penambang batu bara manual di Desa Kintap Kabupaten
Tanah Laut terhadap pendidikan anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Subjek dalam penelitian ini adalah penambang batu bara manual di Desa Kintap Kabupaten
Tanah Laut yang mempunyai anak usia 6 – 12 yang berjumlah 50 KK. Sedangkan yang menjadi
objek dalam penelitian ini adalah upaya orangtua tersebut terhadap pendidikan keagamaan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data yaitu angket, observasi, wawancara,
dan dokumenter, selanjutnya diolah dengan teknik-teknik yaitu editing, koding, tabulating,
menghitung frekuensi, dan interpretasi data. Untuk menganalisis digunakan analisis deskriptif
kualitatif dengan teknik induktif dalam menarik kesimpulan.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa upaya pendidikan agama anak oleh orangtua
penambang batu bara manual Desa Kintap Kabupaten Tanah Laut, sudah terlaksana dengan
cukup baik, terlaksananya pendidikan agama anak ini di sebabkan faktor-faktor, kesadaran
orangtua untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam agama Islam dan memberikan
pendidikan agama pada anak-anaknya. Serta lingkungan sosial yang cukup mendukung,
sedangkan faktor yang dianggap kurang mendukung adalah latar belakang keagamaan orangtua
yang masih kurang, faktor ekonomi yang lemah dan waktu berkumpul dengan keluarga sangat
sedikit.

Riwayat Hidup Penulis

1. Nama lengkap : Rusmilawati


2.Tempat/ Tgl Lahir : Binuang, 22 September 1984
3. agama : Islam
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Status Perkawinan : kawin
6. Alamat : Jl. Manunggal II Gang II RT.40 Bina Brata Banjarmasin
7. Pendidikan : a. SDN Binuang 8 Tahun 1996
b. MTsN Binuang Tahun 1999
c. MAN 2 Rantau Tahun 2002
d. IAIN Antasari Banjarmasin Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Program S-1
Angkatan 2002

8. Orangtua 
Ayah 
a. Nama : Rahmadi
b. Pekerjaan : PNS
c. Alamat : Jl. Raya Barat Pantai Atas RT 02 No.694 Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin
Ibu
a. Nama : Rusmani
b. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
c. Alamat : Jl. Raya Barat Pantai atas RT 02 No.694 Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin
9. Saudara (Jumlah Saudara) 2 orang.
10. Suami
a. Nama : M. Syahrani
b. Pekerjaan : Swasta
c. Alamat : Jl. Raya Barat Pantai atas RT 02 No.694 Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin
11. Anak : Norkhalisyah Rusma Khairida
Banjarmasin, 09 Juli 2007

Penulis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, taufiq,
hidayah dan bimbingan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, penghulu umat, Nabi
Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan keselamatan di dunia dan akhirat,
serta shalawat dan salam atas keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau serta mereka mengikuti
beliau hingga akhir zaman.
Skiripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas dan syarat-syarat guna mencapai
gelar sarjana pada Fakultas tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin, yang berjudul: “PENGGUNAAN
MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 1 BINUANG KABUPATEN
TAPIN’’.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
banyak sekali bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak, baik berupa bimbingan,
petunjuk, motivasi, dan saran-saran yang berharga.
Sehubungan dengan itu, maka dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan dan sampaikan
rasa terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dimaksud. Khususnya, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Drs. H. Syaifuddin Sabda, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin
yang berkenan menerima dan menyutujui judul skripsi ini.
2. Drs. H. Alfian Khairani, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah IAIN
Antasari Banjarmasin yang memberikan arahan penulisan skripsi yang sesuai dengan
kepentingan pengembangan Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Banjarmasin.
3. Bapak Drs. M.Ramli, M.Pd , selaku Pembimbing I dan Ibu Dra. Suraijiah, M.Pd, sebagai
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk serta koreksi dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Para dosen dan asisten dosen serta karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Banjarmasin yang telah banyak memberikan Ilmu dan layanan yang baik selama penulis
mengikuti perkuliahan.
5. Kepala Perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin, Kepala Perpustakaan Fakultas Tarbiyah,
Kepala Perpustakaan Nasional Kalimantan Selatan beserta seluruh staf karyawan dan karyawati
yang telah memberikan pelayanan dalam peminjaman literatur skripsi ini.
6. Bapak Drs. Asy’ari kepala SMPN 1 Binuang Kabupaten Tapin, yang telah banyak memberikan
bantuan serta informasi yang sangat berguna dalam penyelesaian skiripsi ini.
7. Seluruh guru, khususnya guru mata pelajaran PAI, Kepala Tata Usaha dan staf siswa SMPN 1
Binuang yang telah banyak memberikan bantuan berupa informasi dan keterangan-keterangan
yang sangat berharga dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Seluruh kawan-kawan atas segala bantuan yang sangat berharga dalam rangka penyelesaian
skripsi ini.
9. Semua pihak yang turut membantu memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
10. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan moril dan materiil yang
begitu besar dalam penulisan skripsi ini.
Semoga Allah Swt melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka semua dan mencatat
bagi mereka kebaikan pahala yang berlipat ganda disisi-Nya.
Akhirnya, dengan mengharap ridha dan karunia-Nya semoga tulisan ini bermanfaat dan tercatat
sebagai amal ibadah disisi-Nya.

Banjarmasin, C. Jumadil Akhir 1428 H


10 Juli 2007 M

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN COVER 
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN i
TANDA PERSETUJUAN ii
PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Penegasan Judul 6
C. Perumusan Masalah 7
D. Alasan Memilih Judul 8
E. Tujuan Penelitian 9
F. Signifikansi Penelitian 9
G. Sistematika Penulisan 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGGUNAAN MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Pengertian Media pembelajaran 11
B. Nilai dan Manfaat Media pembelajaran 16
C. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran 20
1. Jenis Media Pembelajaran 20
2. Karakteristik Media Pembelajaran 25
D. Teknik Pemanfaatan Media Pembelajaran 36
E. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran 40
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan media dalam pembelajaran 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian 49
B. Data, Sumber data dan teknik Pengumpulan Data 49
C. Teknik Pengolahan Data 53
D. Analisis Data 54
E. Prosedur Penelitian 54
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian 56
B. Penyajian Data 63
C. Analisa Data 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 83
B. Saran-saran 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. KEADAAN DEWAN GURU DI SMPN 1 BINUANG TAHUN AJARAN 2006/2007 58
2. KEADAAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 1 BINUANG TAHUN AJARAN 2006/2007 60
3. KEADAAN STAF TATA USAHA DI SMPN 1 BINUANG TAHUN AJARAN 2006/2007 61
4. KEADAAN SISWA SMPN 1 BINUANG TAHUN AJARAN 2006/2007 61
5. KEADAAN SARANA DAN PRASARANA DI SMPN 1 BINUANG TAHUN AJARAN 2006/2007 62
6. SERING TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN 65
7. MATERI-MATERI PAI YANG MENGGUNAKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN 66
8. PERNAH TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PAI 68
9. PERNAH TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN MEDIA MODEL BONEKA DALAM PEMBELAJARAN PAI
69
10. PERNAH TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN MEDIA GERAK/PRAKTIK DALAM PEMBELAJARAN PAI
72
11. PERNAH TIDAKNYA MEDIA YANG TERSEDIA MENCUKUPI DALAM PEMBELAJARAN PAI 73
12. PERNAH TIDAKNYA GURU MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA JAM PELAJARAN 75
13. SENANG TIDAKNYA SISWA MENDAPATKAN PEMBELAJARAN PAI DI KELAS 76
14. PERNAH ATAU TIDAKNYA GURU MENYESUAIKAN KONDISI SISWA DALAM MENGGUNAKAN MEDIA
77

PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI


SMPN 1 BINUANG KABUPATEN TAPIN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

Ruper C. Lodge, dalam buku Metodologi Pengajaran Agama Islam karangan Ahmad
Tafsir (2008:5), menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu
menyangkut seluruh pengalaman. Sedangkan dalam arti sempit, ia berpendapat bahwa
pendidikan adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah[1]

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggungjawab penuh dalam
menjalankan amanat pendidikan. Sekolah merupakan suatu institusi yang dirancang
untuk membawa peserta didik pada proses belajar, dibawah pengawasan guru.
Pendidikan di sekolah dilakukan dalam suatu proses yang disebut pembelajaran. Belajar
merupakan perubahan yang relative permanent dalam perilaku sebagai hasil pengalaman
atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus
dan respon.[2] Sedangkan pembelajaran

merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Sutikno (2008;37) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu
system lingkungan belajar yang terdiri dari: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi.[3]

Guna meningkatkan hasil belajar peserta didiknya, guru harus selalu berupaya dengan
berbagai strategi, termasuk diantaranya adalah dengan menggunakan media belajar yang
efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. Media belajar merupakan sarana bagi guru
untuk mempermudah penyampaian ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Media
belajar juga merupakan sarana bagi peserta didik untuk mempermudah pencapaian hasil
belajaryang diinginkan. Media belajar yang tepat akan membuat peserta didik lebih
termotivasi, lebih aktif, dan lebih mudah mencerna ilmu pengetahuan yang diberikan oleh
gurunya selama proses pembelajaran, serta membuat proses pembelajaran lebih
menyenangkan.

Wiranataputra (2005:55) mengemukakan beberapa evied mengapa media pembelajaran


sangat penting sehingga harus terintegrasi dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa proses pembelajaran akan lebih
berhasil apabila siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut, dan hal ini hanya
dapat terjadi dengan adanya media.

1. Rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera memiliki


komposisi sebagai berikut:
a. 75% melalui penglihatan (visual)
b. 13% melalui pendengaran (audio)
c. 6% melalui sentuhan
d. 6% melalui penciuman dan pengecap
2. Pengetahuan yang dapat diingat seseorang antara lain bergantung pada melalui
indera apa ia memperoleh pengetahuannya.

Wiranata juga menyebutkan sifat media pengajaran sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, sehingga mengurangi


verbalisme
2. Memperbesar perhatian dan minat siswa terhadap materi pembelajaran.
3. Membuat pembelajaran lebih menetap dan tidak mudah dilupakan.
4. Memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan
6. Membantu tumbuhnya pengertian dan perkembangan berbahasa
7. Menarik minat siswa untuk membicarakannya lebih lanjut.

Terdapat beberapa jenis media belajar, diantaranya

1, Media visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

2. Media Audial : Radio, tape recorder, Lab. Bahasa. Dan sejenisnya

3. Projected still media: slide, projektor dan sejenisnya

4. Projected motion media: film, tv, video (VCD,DVD,VTR) komputer dan

sejenisnya.[4]

Media gambar merupakan salah satu jenis media yang paling disukai peserta
didik, terutama peserta didik usia anak-anak. Media gambar lebih memudahkan mereka
dalam memahami materi pembelajaran. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
aspek sebagai berikut: Al Qur’an Hadits, Aqidah, Akhlak Fiqih, Tarikh dan kebudayaan
Islam. Materi Tayamum merupakan salah satu materi pembelajaran yang termasukdalam
aspek fiqih yang kemudian harus disampaikan kepada siswa melalui pembelajaran yang
menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa


permasalahan dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran Tayamum sebagai
berikut:

a. Pengertian media pembelajaran
b. Kelebihan dan kekurangan media
c. Fungsi media pembelajaran
d. Penggunaan media gambar
e. Rancangan proses belajar mengajar fqih kelas VII MTsN

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang penggunanaan media gambar dalam pembelajaran Tayamum di lembaga
pendidikan MTSN Kls VII khususnya pendidikan di Indonesia.

BAB II

MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Secara garis besar, media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap. Media berasal dari bahasa latin merupakan jamak dari evied yang secara harfiyah
berarti perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli
memberikan definisi tentang media pembelajaran. Winataputra (2005:23) menyatakan
belajar merupakan proses mental dan evied an atau proses berfikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Terdapat tiga atribut
pokok belajar, yaitu: proses, perilaku,dan pengalaman.

Syah (2008:89) menyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fondamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan. Syah (2008:92) juga mengungkapkan belajar sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dengan demikian,
hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari suatu proses belajar.

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari komponen-
komponen berikut: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar,
metode, sumber belajar, evaluasi, dan

media belajar. (Sutikno,2008:37). Media belajar merupakan salah satu unsur yang harus
tersedia dalam dalam proses belajar. Dengan dimanfaatkannya media belajar yang sesuai,
maka diharapkan proses belajar dapat berlangsung dengan efektif dan
menyenangkan. Media gambar merupakan salah satu bentuk media ajar yang termasuk
jenis media visual, yang diketahui memberi pengaruh paling besar terhadap siswa di
antara jenis media lainnya.
Media gambar memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Tayamum. Hal ini mengacu pada pernyataan Winataputra (2005:55) yang
menyatakan bahwa penglihatan (visual) memiliki komposisi paling besar (75%) dalam
hal rata-rata jumlah informasi yang dapat diperoleh seseorang. Informasi yang
diperoleh melalui penglihatan juga lebih mudah ditangkap dan diingat oleh memori
seseorang. Media gambar apabila didukung oleh metode pembelajaran yang sesuai, juga
dapat membawa siswa pada lingkungan belajar yang aktif dan menyenangkan.

Dalam pembelajaran PAI/Fiqih pada materi Tayamum, sangat memungkinkan untuk


menggunakan media gambar. Apalagi di dunia modern ini, dimana media gambar dapat
dengan mudah dibuat atau ditemukan dengan bantuan komputer dan internet.
Penerapannya pun sangat mudah, karena tidak memerlukan fasilitas dan sarana khusus,
serta dapat diterapkan kepada hampir setiap kelompok peserta didik tanpa menilik usia
atau latar belakang lainnya. Yang terpenting adalah bagaimana guru memadukannya
dengan materi dan metode yang sesuai.

Dari sini dapat kami simpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

B. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Adapun kelebihan media gambar menurut Sadiman yaitu antara lain: sifatnya kongkrit
dan lebih realitas dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa
verbal, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan kita, memperjelas masalah bidang apa saja, dan harganya murah dan mudah
didapat dan digunakan. Sedangkan kelemahan media gambar yaitu hanya menampilkan
persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa,
gambar diinterprestasikan secara personal dan subyektif, gambar disajikan dalam ukuran
kecil, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran.(Sadiman, 1996:35)

C. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media antara lain:

a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh


peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-
faktor yang menentukan kekayaan pengalaman ana, seperti ketersediaan buku,
kesempatan melancong dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut.
8

a. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak
mungkin dialami secara langsung di dalam kelas. Misalnya objeknya terlalu besar,
objek mengandung unsur bahaya yang tinggi dll.
b. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dengan lingkungannya
c. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
d. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realistis
e. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
f. Media memberikan pengalaman yang integral dari yang kongkrit sampai dengan
yang abstrak(Sadiman, 1996)

D. Penggunaan Media Gambar

Menurut Oemar Hamalik (1986:43) bahwa “gambar adalah segala sesuatu yang


diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau
pikiran”[5]. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) “gambar
adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.”[6]

Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual sebagimana halnya media
yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran
yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke
dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya
agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien. [7]

Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin
cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang
relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.

Media gambar untuk membantu guru dan siswa dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, Secara umum fungsi media gambar menurut Basuki dan Farida (2001: 42)
yaitu:

1)      Mengembangkan kemampuan visual

2)      Mengembangkan imanijasi anak

3)      Membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang


abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas

4)      Mengeningkan kreativitas siswa[8]

Gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen


pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas”. (Azhar
Arsyad,2002: 23). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jika penggunaan media
gambar tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan dan disertai dengan penjalasan –
penjelasan yang sesuai dan tepat yang dapat menunjukkan keadaan yang digambarkan
serta gambar dan penjelasan – penjelasan tersebut dapat disajikan secara terorganisir,
jelas dan spesifik, sehingga dapat  digunakan sebagai alat komunikasi dalam elemen –
elemen pengetahuan dalam sebuah pembelajaran, maka kualitas hasil belajar dapat
ditingkatkan. Seperti yang di kemukakan oleh Judy Lever-Duffy, Jean B. Mc Donald and
Al P. Mizell (2003: 286) yang menyatakan bahwa :

Every visual consists of number of elements presented in adeliberate arrangement. There


are three primery categories of design elements: visual, text, and affective elements.
Visual elements may include graphics, symbol, real object, or organizational visuals.
Text elements include all aspects of textual presentation, ranging from the word choosen
to the font style, colors, and size used. Affective elements are those components of visual
that can elicit a response from the viewer, such as pleasure, surprise, or humor.
Selecting and arranging these elements appropriately result in effective display. Folling
the guidelines discussed here will assist you in creating clear and effective visual.[9]

Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas


sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan
atau diabaikan jika tidak digambarkan. Maksud dari uraian diatas adalah bahwa dengan
penggunaan, media gambar dapat menarik perhatian, jika perhatian siswa sudah tertarik,
maka

11

siswa semangat untuk belajar serta membantu memantapkan pengetahuan pada benak
para siswa dan dapat menghidupkan pelajaran,

sehingga dengan semangat belajar yang meningkat dan disertai penggunaan media


gambar yang tepat dan sesuai dengan materi dapat dijadikan sebagai alat pengingat, maka
hasil belajar siswa akan meningkat.

Menurut evied an Lenz dalam bukunya Azhar Arsyad ( 2002: 16) menyatakan
bahwa “Mediapembelajaran, khususnya media visual (gambar) mempunyai 4 fungsi 
yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi kognitif, (c) afektif serta (d) fungsi 
kompentsatoris”. “Media visual (gambar) dalam proses belajar mengajar dapat
mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu
meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak
mungkin dihadirkan dikelas”. (Angkowo dan A Kosasih, 2007: 28). Secara singkat dapat
dikatakan bahwa media gambar dapat  meningkatkan hasil belajar siswa.

Seperti yang di kemukakan oleh Parker dalam bukunya  Judy Lever-Duffy, Jean
B. Mc Donald and Al P. Mizell (2003: 288) menyatakan bahwa:

All of the individual pieces must be correctly fitted together to create the visual picture.
This big picture is massage to communicated, and each piece representations a design
element. When creating visual display for the learning environment, you need to first
envision the picture or massage you wish to communicate and then, elemnent by element,
build the massage to communicate your vision to your learners. Because visual learning
is nessesery for many

12

learner, being skillful in creating and using effective visuals is a critical skill for
educators.[10]

Dengan pengembangan kemampuan visual, imajinasi serta penguasaan terhadap


hal yang abstrak, maka siswa secara tidak langsung dapat memperoleh pembelajaran
yang lebih bermakna karena siswa memperoleh pengetahuan yang telah disampaikan oleh
guru.

E. Rancangan Proses Belajar Mengajar Fiqih Kelas VII MTsN

Sebelum memberikan pelajaran Fiqih Guru mengucap salam dan berdo’a,


kemudian memberikan motivasi kepada siswa akan pentingnya hukum Islam untuk
dimengerti dan dipahami karena itu berkaitan dengan kehidupan sehari – hari, sehingga
siswa tertarik untuk mempelajarinya.

Selanjutnya pada pembahasan kali ini adalah tentang Tayamum

Kompetensi Dasar :

Siswa mampu memahami tata cara tayamum.

Indikator :

1. Menyebutkan syarat tayamum.


2. Menyebutkan rukun Tayamum.
3. Menjelaskan Sebab – sebab Tayamum
4. Menyebutkan hal – hal yang membatalkan tayamum

Pelaksanaanya

Siswa ditanya Apa itu Tayamum?, Lalu guru memberikan keterangan setelah
siswa–siswi  menjawab serta menuliskannya dipapan tulis mengenai definisi tayamum.

13

Indikator : 1. Menyebutkan Syarat Tayamum

Guru menerangkan tentang syarat – syarat tayamum dan menuliskannya di


papan tulis ( sebagai media ), siswa diminta membaca bersama – sama.

Indikator : 2 Menyebutkan rukun Tayamum

Guru membawa gambar orang yang sedang bertayamum

( sebagai media ) kemudian memberi keterangan mengenai gambar tersebut yaitu :

Gambar 1 : Orang sedang berniat melakukan tayamum

Gambar 2 : Mengusap kedua telapak tangan yang berdebu pada muka

Gambar 3 : Mengusapkan kedua telapak tangan yang berdebu pada kedua

tangannya sampai ke siku.

Kemudian guru menjelaskan juga tentang sunnah–sunnah dalam bertayamum


lalu mempraktekkannya di depan para siswa tentang tata cara bertayamum

Setelah itu guru meminta dua orang siswa dan siswi untuk maju ke depan dan
mempraktekkan didepan siswa siswi lainnya tentang tata cara bertayamum, dengan
melihat gambar, kemudian diulang lagi tanpa menggunakan gambar, selanjutnya seluruh
siswa diminta untuk mempraktekkannya bersama sama tentang rukun bertayamum.

Indikator 3 : Menjelaskan sebab – sebab tayamum

Guru bertanya kepada siswa apa sebab orang boleh tayamum!,  setelah siswa
menjawab, guru menjelaskan tentang sebab – sebab boleh bertayamum.

Indikator 4 : Menyebutkan hal – hal yang membatalkan Tayamum.


14

Guru menyebutkan kepada siswa tentang hal yang membatalkan tayamum, dan
sebagai tugas!, pertemuan berikutnya setiap siswa diminta mempraktekkan cara
bertayamum.

BAB III

KESIMPULAN

Dari makalah yang kami buat ini dapat di kongklusikan bahwa media merupakan


ahan ajar yang efektif dalam proses pembelajaran, hal ini terbukti dengan adanya media
dalam proses belajar mengajar mampu menjadikan siswa lebih aktif dan paham dalam
menangkap pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Pelajaran Fiqih merupakan mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah, baik


Ibtidaiyah, Tsanawiyah Maupun Aliyah, dan pelajaran tersebut merupakan pelajaran
mengenai hukum (syari’at) Islam, oleh sebab itu dibutuhkan media dan sarana lain untuk
memudahkan dalam proses pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar diatas media yang digunakan adalah


media praktek langsung, karena media tersebut mudah diperagakan dan tidak perlu
mengeluarkan biaya, sehingga lebih efektif dan efisien, walaupun sebenarnya media
proyeksi jauh lebih bagus namun karena keterbatasan sarana dan prasarana, maka media
tersebut sangat membantu bagi siswa dalam kegiatan belajar.

15

DAFTAR PUSTAKA

Basuki dan Farida,2001, Media Pembelajaran, Bandung, Rosda,

Hamalik, 1994, Media Pendidikan, Bandung, Citra Aditya Bakti

Judy Lever-Duffy, Jean B. Mc Donald and Al P. Mizell, 2003

Rahadi,Ansto. 2003, Media Pembelajaran, Jakarta, Dikjen Dikti Depdikbud.

Sadiman, Arif, 1996 Media Pendidikan, Jakarta Raja.

Suryosubroto,2002, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta, Rineka Cipta.

Sutikno, M S 2008 Belajar dan Pembelajaran, bandung: prospect


Syah Muhibbin, 2008, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung PT
Remaja Rosda Karya.

Tafsir, Ahmad, 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung PT Remaja Rosda
Karya.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta

Winata Putra, Udin S. 2005, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, UT

16

LAMPIRAN

Materi Pembelajaran Tentang Tayamum

Kadang kala seseorang terhalang menggunakan air untuk bersuci, maka baginya
ada keringanan yaitu bertayamum. Ini termasuk bukti sempurna dan mudahnya
agama Islam. Seseorang diperbolehkan bertayamum jika tidak mendapatkan air atau
terhalang menggunakan air karena suatu sebab. Allah berfirman,

 ) .   ’ ™ 
 !% ‰   ! 
  ! = 
(‰[! (‹ ‰‹ 
Š ( / ƒ‰
ƒ 

Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih). sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.. (al
Ma’idah: 6)

Keadaan diperbolehkannya bertayamum :

Pertama, jika tidak ada air untuk bersuci, sebagaimana firman Allah diatas “lalu kamu
tidak memperoleh air..”.

Kedua, ada air tetapi air tersebut diperlukan, misal untuk minum dan lainnya. Jika air
tersebut digunakan untuk bersuci maka akan membahayakan kebutuhan, misalnya
kehausan dan lainnya.
Ketiga, jika takut menggunakan air akan membahayakan dirinya, misal karena sakit.
Sebagaima firman Allah diatas “Dan jika kamu sakit..”

Keempat, tidak mampu menggunakan air karena tidak bisa bergerak dan tidak ada yang
mewudhukan, sedang ia takut akan keluar dari waktu shalat.

Kelima, jika sangat dingin dan ditakutkan menggunakan air akan membahayakan jiwa.
Allah berfirman, Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri (an Nisa: 29).

Yang digunakan untuk tayamum

Salah bentuk keindahan agama ini adalah dijadikannya tanah sebagai sesuai yang
mensucikan. Jika tidak ada air maka boleh memakai tanah untuk bersuci. Rasulullah
bersabda, Dan dijadikan bumi bagi kami suci (dan mensucikan)

Diperbolehkan bertayamum dengan apa-apa yang ada dipermukaan bumi baik berupa
tanah, debu, kerikil dan lainnya. Dan ini yang shahih diantara pendapat para ulama’,
sebagaimana dulu Nabi dan para sahabat jika mau shalat maka mereka bertayamum
dengan permukaan bumi ditempat mereka ingin shalat, baik itu diatas tanah maupun yang
lainnya.

Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya seharusnya


menggunakan airbersih digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih.
Yang boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada debunya. Dilarang
bertayamum dengan tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan batu
halus boleh dijadikan alat melakukan tayamum.

Syarat Sah Tayamum :

- Telah masuk waktu salat

- Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran

- Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum

- Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu

- Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan

- Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh

Rukun Tayamum :
- Niat Tayamum.

- Menyapu muka dengan debu atau tanah.

- Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga ke siku.

Sebab  Melakukan Tayamum :

- Telah berusaha mencari air tapi tidak diketemukan

- Pada sumber air yang ada memiliki bahaya

- Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang kemudharatan

- Air yang ada hanya untuk minum

- Sakit dan tidak boleh terkena air

- Dalam perjalanan jauh

- Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat shalat

- Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit

Sunah / Sunat Ketika Melaksanakan Tayamum :

- Membaca basmalah

- Menghadap ke arah kiblat

- Membaca doa ketika selesai tayamum

- Medulukan kanan dari pada kiri

- Meniup debu yang ada di telapak tangan

- Menggodok sela jari setelah menyapu tangan hingga siku

Perkara yang membatalkan tayamum

1. Segala apa perbuatan atau perlakuan yang membatalkan wuduk maka

akan batal juga tayamum.


2. Terdapat air setelah hendak melakukan sembahyang.

Tata Cara / Praktek Tayamum :

- Membaca basmalah

- Renggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu,

tekan-tekan hingga debu melekat.

- Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan

untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup

ke arah berlainan dari sumber debu tadi.

- Niat tayamum : Nawaytuttayammuma listibaa hatishhalaati fardhollillahi

ta'aala (Saya niat tayammum untuk diperbolehkan melakukan shalat

karena Allah Ta'ala).

- Mengusap telapak tangan ke muka secara merata

- Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan

- Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu,

tekan-tekan hingga debu melekat.

- Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu

yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.

- Mengusap debu ke tangan kanan lalu ke tangan kiri

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MTsN

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas / Semester : VII / Ganjil


Pokok Bahasan : Bersuci

Sub pokok Bahasan : Tayamum

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. 1. Standart Kompetensi

Siswa mampu memahami tata cara tayamum.

2. Kompetensi dasar

Mempraktekkan tata cara tayamum

3. Indikator

-Menyebutkan syarat tayamum.

-Menyebutkan rukun Tayamum.

-Menjelaskan Sebab – sebab Tayamum

-Menyebutkan hal – hal yang membatalkan tayamum

B. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mempraktikkan tayamum

C. Metoda Pembelajaran : Demontrasi, tanya jawab, pemberian tugas

D. Model Pembelajaran : Langsung dan Kooperatif Learning

E . Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

-Pengkondisian kelas, salam, do’a dan absen

-Siswa menyiapkan Al Qur’an

-Siswa bersama-sama membaca Ayat Al Qur’an tentang tayamum 5-10 menit

-Apersepsi, motivasi

B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan masalah definisi tayamum dan yang berkaitan

dengan tayamum.

Guru menyuruh siswa memperhatikan gambar yang ditempel di papan.

Gambar 1 : Orang sedang berniat melakukan tayamum

Gambar 2 : Mengusap kedua telapak tangan yang berdebu

pada muka

Gambar 3 : Mengusapkan kedua telapak tangan yang

berdebu pada kedua tangannya sampai ke siku.

C. Kegiatan Akhir

Siswa mempraktikkan tatacara tayamum

Guru memberi tugas kepada siswa untuk praktika tayamum

Guru mengakhiri pelajaran dengan bacaan hamdallah

B. Alat/Bahan/Sumber : Buku Fiqih kelas VII MTs

LKS

Al Qur’an

Gambar tayamum

C. Penilaian

1.
a. Teknik penilaian : Tes dan non tes
b. Bentuk penilaian : Demosrasi
c. Instrumen : Praktek tayamum secara individual
[1] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosda karya,,

2008 hal. 5

[2] Winataputra, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, UT, 2005, hal. 23

[3] Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Prospect, 2008, hal. 31

[4] Ibid hal 23

[5] Oemar Hamalik, 1994, Media Pendidikan, Bandung, Citra Aditya Bakti. Hal. 43

[6] Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, Kamus Bahasa Indonesia,

Jakarta,329.

[7] Sadiman, Arif, 1996 Media Pendidikan, Jakarta Raja. 28-29

[8] Basuki dan Farida,2001, Media Pembelajaran, Bandung, Rosda, 42

[9] Judy Lever-Duffy, Jean B. Mc Donald and Al P. Mizell, 2003

[10] Ibid 228

PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA

 Tujuan yang ingin dicapai


 Karakteristik siswa/sasaran
 Jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak)
 Keadaan lingkungan setempat
 Luasnya jangkauan yang ingin dilayani

 
Sebagai syarat untuk menyelesaikan program strata satu di bidang ilmuPendidikan
Agama Islam Fakultas STAI Hubbul Wathan Duri.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
 
1.
 
Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada SDN 67 PematangPudu dalam
menghadapi problem pembelajaran Pendidikan AgamaIslam.
2
.
 
Guru, yaitu menjadikan media audio sebagai alternatif pembelajarandalam usaha
mengoptimalkan penguasaan konsep siswa melalui mata pelajaran Agama Islam.
3
.
 
Peneliti, yaitu memberikan wawasan, pengalaman, dan bahanmasukan bagi peneliti
sebagai calon guru untuk memilih media danmodel pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan penguasaankonsep dalam melakukan pembelajaran Agama Islam.4.
 
Sebagai syarat mendapatkan gelar S1.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang saling berkaitan antara bab satudengan bab lainnya, dan tiap-tiap
bab terdiri dari beberapa sub bagian yangdisusun
 
secara sistematika sebagai berikut:
 
 
16
Bab
  pertama
merupakan Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah,
 
 pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode
 
 penelitian dan sistematika penulisan.
 
Bab
kedua
Mengemukakan Kerangka Teori Dan Kerangka Berfikir Dan
 
Pengajuan Hipotesa, Kerangka Teori yang berisi Pemahaman Konsep yangmencakup Pengertian
Konsep, Media Pembelajaran, dan Media AudiosertaPenididikan Agama Islam.Bab
ketiga
 berisi tentang Gambaran Umum SD 67 Pematang Pudu DesaTegar 
 
dan Metodologi Penelitian yang mencakup Gambaran Umum SD 67Pematang Pudu Desa Tegar,
Manfaat Penelitian, Waktu dan Lokasi, Populasi danSampel, Tekhnik 
 
Pengumpulan Data, Tekhnik Analisa Data.
 
Bab
keempat 
merupakan Gambaran Pengolahan Data, Analisa Data dan
 
Interpretasi Data serta ulasan.
 
Bab
kelima
merupakan bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran penulis.
 
17
DAFTAR PUSTAKA
00
 
Anderson,Ronald H. 198
3
. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pemebalajaran.Jakarta:Rajawali.Amirul
Mukminin.
2003
.
  Pendidikan Nasional Yang Bermoral.
www.pendidikan.net.com
 
Akhmad, Sudrajat, M.Pd.
200
8.
  Media Pembelajaran
.akhmadsudrajat's blog 
Daradjat, Zakiah, DR., dkk,
  Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta; Bumi Aksara,199
2
,Cetke-
2
 
Gafur, Abd. 198
2
. Desain Intruksional. Solo: Tiga Serangkai.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
200
8/
0
1/1
2
/media  pembelajaran.Miarso,Yusufhadi dkk. 1984. Teknologikomunikasi
Pendidikan. Jakarta:CV.Rajawali.Lewa Karma.
200
4. Merancang Pendidikan Moral dn Budi Pekerti.
www.pendidikan.net.com
 

 
18Mustolih, Brs,
200
7
. Multi Media Dalam Pembelajaran.
http://www.pgmiunyb.wordpress.com,M. Sobry Sutikno.
200
4. Bagaimana Memberikan Pendidika Kepadaanak-anak Anda.
www.pendidikan.net.com
 
Sadiman, Arief.S dkk. 1984.Media Pendidikan.Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Yunus, Mahmud, Prof. DR. H.,
  Metode
 K 

Oleh
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2007 M/1428 H

PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI


SMPN 1 BINUANG KABUPATEN TAPIN

Anda mungkin juga menyukai