Anda di halaman 1dari 18

Sejarah yang Terlupakan: Khazanah Tokoh Islam Abad Pertengahan

SEJARAH YANG TERLUPAKAN: KHAZANAH TOKOH


ISLAM ABAD PERTENGAHAN

Kustiana Arisanti
Institut Agama Islam Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo
arisantikustiana@gmail.com

ABSTRACT
Newton as the inventor of gravity theory became the lighter idea to
write this paper. The theory leads to a discussion of medieval Islam
which is the golden age of Islam. The author tells about the descrip-
tion of Islamic golden-age in the mid-period. Furthermore, the au-
thor explains about the emergence of some important figures in sci-
ence which is a proof of Islamic civilization and culture in the middle-
ages. The advancement of science in the middle period is characteriz-
ed by the birth of various studies. Ultimately, development of science
is a proof that Islam was once the leader of world civilization, espe-
cially on the development of science aspect.

Keywords: Islamic Civilization, Middle-Ages, Muslim Inventors

PENDAHULUAN
Bermula dari keinginan sederhana untuk mengetahui tokoh-tokoh uta-
ma pencipta teori-teori pengetahuan, penulis mencoba browsing nama to-
koh dengan kata kunci “teori gravitasi” lalu muncul nama tokoh yang tidak
asing di telinga kita, termasuk anak-anak usia sekolah dari tingkat dasar
sampai tingkat tinggi, khususnya dalam pelajaran ilmu Fisika. Isaac New-
ton, sudah masyhur sebagai pencetus teori gravitasi. Teori gravitasi adalah
sebuah teori yang menjelaskan adanya tarik menarik antara bumi dan langit.
Konon teori ini bermula dari kegiatan (tidak segaja) Isaac Newton, saat du-
duk dan melihat buah apel jatuh ke bumi, sehingga memotivasi Newton
untuk membuat rumus-rumus dan menciptakan teori gravitasi yang banyak
dikenal di dunia akademik saat ini.
Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah hanya dengan mengamati
jatuhnya apel dari pohon, Isaac Newton melahirkan teori gravitasi? Apakah

FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017 | 119


Kustiana Arisanti

Isaac Newton adalah benar orang pertama yang menciptakan teori gravi-
tasi? Jika memang ada sebelumnya, lalu siapa tokoh utama tersebut? Lalu
siapa sebenarnya orang pertama yang menciptakan teori gravitasi tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengemuka setelah Isaac Newton ya-
ng seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia
yang berasal dari Inggris, mampu menciptakan teori gravitasi setelah meli-
hat buah apel jatuh. Teori tersebut muncul sekitar tahun 1687, jauh setelah
masa kejayaan peradaban Islam di abad pertengahan.
Tahun 1687 atau periode abad ke-17 merupakan periode pasca abad
pertengahan yang dikenal dengan masa Renaissans atau kebangkitan Eropa
yang pernah mempunyai mimpi buruk di abad sebelumnya. Di sisi lain Is-
lam mengalami kecemerlangan peradaban di abad pertengahan khususnya
di bidang ilmu pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa bukan tidak mung-
kin sebelum Newton, ilmuan Islam sudah menelurkan teori tersebut. Islam
yang pernah menjadi pusat peradaban dunia di abad pertengahan meng-
alami kemajuan yang signifikan, sehingga menjadi kiblat seluruh dunia.
Oleh karena itu dalam tulisan ini penulis akan mengemukakan masa ke-
cemerlangan Islam di abad pertengahan, serta beberapa tokoh yang muncul
pada saat itu, yang memungkinkan lahirnya tokoh-tokoh ilmuan penting
selain para ahli agama yang selama ini sudah masyhur.

Masa Renaissans Islam


Renaissans sebenarnya adalah sebuah istilah yang popular sebagai tan-
da diakhirinya masa abad pertengahan di Eropa atau dikenal pula dengan
zaman baru menuju Eropa modern. Abad pencerahan. Renaissance sendiri
berasal dari kata “Re” yang berarti kembali dan “Naiter” yang berarti ba-
ngun. Jadi Renaissance memiliki arti “bangun kembali”. Renaissance adalah
suatu periode sejarah mencapai titik puncaknya kurang lebih pada tahun
1500 M. Istilah Renaissans berasal dari bahasa Perancis. Renaissance yang
artinya adalah “lahir kembali” atau “kelahiran kembali”1. Yang dimaksud-
kan biasanya adalah kelahiran kembali budaya klasik terutama Yunani Kuno
dan budaya Romawi Kuno. Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemer-

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans

120 | FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017


Sejarah yang Terlupakan: Khazanah Tokoh Islam Abad Pertengahan

lang di bidang seni, pemikiran maupun kesusastraan yang mengeluarkan


Eropa dari kegelapan intelektual Eropa abad pertengahan.
Namun renaissans yang dimaksudkan oleh penulis dalam hal ini bu-
kanlah masa kejayaan dan perkembangan Eropa. Penulis hendak mengung-
kapkan bahwa abad pertengahan yang menurut orang-orang Eropa meru-
pakan masa kegelapan, tapi justru pada abad ini Islam berada di garda de-
pan membangun peradaban dunia dari berbagai aspek. Pada abad perte-
ngahan –sekitar abad ke 8–14 masehi (antara tahun 750–1258 M atau 132–
658 H) Islam membangun dan memimpin peradaban dunia baik dalam bi-
dang pemikiran, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan sastra. Berdasarkan
realitas inilah maka penulis, dalam hal ini, menyebut masa tersebut sebagai
masa Renaissans Islam (meminjam istilah renaissance Eropa). Pada abad ini
–yang oleh orang Eropa– disebut sebagai abad kegelapan, justru menjadi
abad pencerahan dan kecermelangan Islam, karena Islam mampu me-
mimpin peradaban dunia.Pada masa itu seluruh dunia berkiblat pada Islam
baik dalam bidang ilmu pengetahuan, pemikiran, budaya dan sastra. Pada
masa itu terjadi arabisasi di berbagai literatur ilmu pengetahuan, karena ba-
hasa tulisan yang digunakan adalah bahasa Arab, sebagai tempat bersum-
bernya ilmu pengetahuan pada zaman itu. Abad kecermalangan ini dimulai
sejak masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Umayyah periode
II yang mampu mengantarkan Islam menjadi pusat peradaban dunia. Pada
abad ini Islam mampu menguasai pengetahuan Yunani, menjadikan Roma-
wi dan Barat sebagai negara yang berada dibawah kekuasaan Islam. Islam
menguasai dan memimpin peradaban dunia di Timur dan Barat. Di wila-
yah Timur dikuasai oleh Dinasti Abbasiyah sedangkan di Barat dipimpin
oleh Dinasti Umayyah II dibawah kepemimpinan Abdurrahman ad-Dakhil.
Dinasti Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H/ 750 M oleh Abul Abbas
as-Safah yang merupakan keturunan dari Abbas bin Abdul Muthallib, dan
masih satu keturunan dengan Nabi Muhammad Saw, karena Abbas adalah
saudara Abdullah, ayah Rasulullah Saw. Pemerintahan dinasti Abbasiyah
memimpin kekuasaan Islam selama ± 5,5 abad atau 524 tahun dengan 37
Khalifah. Khalifah Abbasiyah pertama dan merupakan peletak pondasi per-
adaban Islam adalah Abu Ja’far al-Mansur yang mampu mengantarkan Is-
lam menjadi dinasti yang berperadaban cemerlang. Kecermalangan

FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017 | 121


Kustiana Arisanti

Abbasiyah mencapai puncaknya tepat pada pemerintahan Harun al-Rasyid


yang meletakkan Islam pada puncak kegemilangannya. Pada saat itu ilmu
pengetahuan berkembang pesat. Karya-karya ulama Islam tidak hanya ter-
fokus pada kajian keislaman saja, namun kajian mereka meliputi berbagai
macam ilmu pengetahuan. Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang
saat itu adalah historiografi, astronomi, astrologi, fisika, kimia, matematika,
kedokteran, hukum dan filsafat, selain ilmu-ilmu agama Islam dan pemi-
kiran Islam.
Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh kebijakan
khalifah Harun al-Rasyid yang memberikan dukungan penuh terhadap ke-
majuan ilmu pengetahuan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Harun al-
Rasyid dalam mengembangkan ilmu pengetahuan adalah dengan mendiri-
kan perpustakaan Baitul Hikmah, yang menjadi sumber dan inspirasi para
ulama dan intelektual Islam saat itu untuk melakukan pelbagai kegiatan pe-
ngembangan ilmu pengetahuan. Perpustakaan tersebut tidak hanya menjadi
tempat buku-buku ilmiah, akan tetapi perpustakaan itu juga menjadi tem-
pat kegiatan para ulama dalam melakukan penterjemahan/alih bahasa, pe-
nelitian dan penulisan karya-karya ilmiah. Ahmad Syalabi dalam bukunya
menjelaskan bahwa kegiatan para ulama dalam mengembangkan ilmu pe-
ngetahuan pada periode tersebut terdiri dari: menyusun buku-buku ilmiah,
mengatur ilmu-ilmu keislaman, terjemahan dari bahasa asing.2
Dalam penyusunan buku-buku ilmiah para ulama dan intelektual Islam
melakukan kegiatan ilmiah dengan cara menyalin ide-ide pokok atau teks
asli dari sebuah kitab ke dalam catatan-catatan yang kemudian menjadi se-
buah buku ilmiah. Pada kegiatan ini para ulama juga menghimpun ide-ide
yang mempunyai tema sama untuk kemudian disusun menjadi sebuah buku
yang berupa kajian tematik mengenai persoalan-persoalan tertentu. Melalui
penyusunan tersebut maka muncul berbagai karya tulis atau buku-buku
ilmiah yang sampai saat ini tetap menjadi referensi primer pada berbagai
ilmu pengetahuan. Salah satu karya monumental ulama dari kegiatan ini
adalah kitab al-Muwattha’ karya Imam Malik.

2
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 3, Terj. Muhammad Labib Ahmad, ,
Jilid III, Cet. II (Jakarta: al-Husna Dzikra, 1997 ), 186.

122 | FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017


Sejarah yang Terlupakan: Khazanah Tokoh Islam Abad Pertengahan

Yang dimaksud dengan mengatur ilmu-ilmu keislaman pada masa itu


adalah munculnya berbagai konsentrasi yang berbeda dalam kajian ke-
ilmuan. Diantaranya adalah pemisahan antara ilmu tafsir dan ilmu hadits,
serta munculnya kitab-kitab hadits dan tafsir yang sebelumnya belum per-
nah ada. Lahirnya kajian fiqh dengan berbagai madzhab menjadi bukti bah-
wa ulama pada saat itu menghargai adanya perbedaan penafsiran yang tidak
mengakibatkan perpecahan karena adanya fanatisme terhadap pendapat ter-
tentu. Dampak dari perbedaan penafsiran tersebut melahirkan penafsiran
terhadap doktrin-doktrin agama yang beraliran aqliyah atau penafsiran yang
mengedepankan rasionalitas yang disebut ahlu ra’yi dan aliran naqliyah
yang merupakan penafsiran teks-teks agama dengan pendekatan normatif
dan disebut ahlu hadits.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang signifikan saat itu banyak dipe-
ngaruhi oleh kegiatan penerjemahan para ulama terhadap dokumen-doku-
men pengetahuan Yunani, Sansekerta, dan Suryani. Salah satu bentuk ke-
giatan tersebut adalah penerjemahan terhadap karya-karya filsafat Plato,
Aristoteles, dan lain sebagainya. Bahkan menurut Philip K. Hitti dalam His-
tory of The Arab,3 para ilmuan Islam sangat berjasa dalam menyebarkan
karya-karya filsafat Yunani, karena mereka lah yang pertama kali melakukan
penerjemahan terhadap karya filosof Yunani. Jika bukan karena kreatifitas
ilmuan Islam dalam melakukan penerjemahan teks-teks Yunani tersebut,
lanjut Philip, niscaya filsafat Yunani tidak akan pernah dinikmati oleh se-
mua ilmuan di belahan dunia manapun saat ini. Ungkapan tersebut me-
nunjukkan bahwa Ilmuan Islam yang pertama kali melakukan pembaharuan
kebudayaan maka wajar saja jika dikatakan bahwa Islam yang menjadi pen-
cetak peradaban dan kebudayaan, sehingga menjadi inspirasi bagi ilmuan-
ilmuan pada saat ini.
Salah satu faktor utama yang menjadi motivasi ulama adalah perhatian
pemerintah Abbasiyah, khususnya pada pemerintahan Harun al-Rasyid,
yang memberikan apresiasi lebih kepada karya dan jasa para ilmuan saat itu.
Salah satu bentuk dukungan yang paling inovatif adalah pemberian imbalan
emas yang beratnya disesuaikan dengan berat buku yang sudah mereka

3
Philip K. Hitti, History of The Arab, Terj. Cecep Lukman Yasin dan Slamet Riadi (Jakar-
ta: Serambi, 2013), 462.

FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017 | 123


Kustiana Arisanti

ciptakan. Jika seandainya ilmuan tersebut menulis dan mengarang buku


yang jika ditimbang berat buku tersebut 1 kilogram, maka yang didapat
oleh pengarang buku tersebut adalah emas seberat 1 kilogram.
Melalui kegiatan ilmiah tersebut, khususnya kegiatan penerjemahan,
muncul beragam ilmu-ilmu baru di dalam Islam. Kajian keilmuan mereka
tidak hanya terfokus pada konsentrasi kajian Islam saja, akan tetapi lebih
luas lagi sehingga pada masa itu muncul ilmu-ilmu baru seperti matemati-
ka, fisika, kimia, astronomi, astrologi, geografi dan lain sebagainya. Perlua-
san kajian keilmuan ini disebabkan karena para ulama saat itu, tidak hanya
menerjemahkan, tetapi mengkaji, memahami dan meneliti untuk mengem-
bangkan ilmu pengetahuan tersebut. Kreatifitas mereka itulah yang kini di-
tiru oleh pegiat pengetahuan Barat. Oleh karena itu wajar saja jika David
Levering Lewis4 menyebutkan bahwa Islam sangat berjasa terhadap kema-
juan Eropa saat ini. Menurutnya kebangkitan Eropa saat ini dirangsang
oleh kemajuan Islam pada abad pertengahan, khususnya kemajuan Islam di
Andalus.
Jika di wilayah bagian Timur dikuasai oleh kepemimpinan Islam Di-
nasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, di wilayah Barat dikuasai oleh
kepemimpinan Islam di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah II yang dirintis
oleh Abdurrahman ad-Dakhil dan berpusat di Cordova. Andalusia –
Spanyol sekarang– sudah menjadi wilayah kekuasaan dinasti Umayyah pada
abad 1 H/7 M. Penaklukan wilayah Andalusia di bawah panglima Musa bin
Nusair dan Thariq bin Ziyad pada pemerintahan khalifah al-Walid bin Ab-
dul Malik pada tahun 95 H/ 714 M.5 Andalusia pada masa al-Walid masih
menjadi wilayah bagian kekuasaan dimana pusat pemerintahannya berada
di Damaskus. Andalusia menjadi pusat kekuasaan Islam pada masa Ab-
durrahman bin Muawiyah bin Hisyam yang dikenal dengan Abdurrahman
ad-Dakhil adalah keturunan ke 7 Muawiyah bin Abu Sufyan, pendiri

4
David Levering Lewis, The Greatness of al-Andalus, Terj. Yuliani Liputo (Jakarta:
Serambi, 2012), 21.
5
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia: Kisah Islam Pertama Kali Menginjakkan Ka-
ki di Spanyol, Membangun Peradaban Hingga Menjadi Warisan Sejarah Dunia, Terj. Zainal
Abidin (Jakarta: Zaman, 2015), 60. Lihat juga Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam
2, Terj. Mukhtar Yahya dan Sanusi Latif, , Jilid 2, Cet. III (Jakarta: al-Husna al-Dzikra, 1995),
151; Philip K. Hitti, History of The Arab, 627.

124 | FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017


Sejarah yang Terlupakan: Khazanah Tokoh Islam Abad Pertengahan

dinasti Umayyah di Damaskus. Ad-Dakhil menjadikan Andalusia sebagai


pusat pemerintahan dinasti Umayyah II setelah berhasil melarikan diri dari
kejaran Abul Abbas as-Safah yang berniat menghabisi seluruh keturunan di-
nasti Umayyah. Setelah menjadi pusat pemerintahan Islam Umayyah, An-
dalusia mengalami perubahan dan perkembangan peradaban dan kebudaya-
an secara signifikan. Perhatian khalifah terhadap ilmu pengetahuan dan ke-
majuan kebudayaan menjadi faktor utama yang mempengaruhi pesatnya
perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam di Barat saat itu. Bahasa
Arab menjadi bahasa resmi Andalusia dan menjadi bahasa pengantar di
wilayah tersebut. Ilmu pengetahun berkembang pesat, karena khalifah
memberikan dukungan penuh terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Karya monumental yang muncul saat itu adalah desain pembuatan gambar
Globe pertama yang dibuat oleh al-Idrisi, yang kemudian dicontoh oleh
Colombus dan di kemudian hari diklaim sebagai pembuat peta dunia per-
tama.Selain itu banyak bermunculan ilmuan-ilmuan Islam yang menjadi sa-
lah satu bukti bahwa Islam pernah memimpin peradaban dan kebudayaan
dunia. Kelahiran ilmuan-ilmuan muslim tersebut akan diulas di bagian
berikutnya.

Pengukir Sejarah Dunia yang Terlupakan


Sejarah peradaban dan kebudayaan Islam pada abad petengahan men-
jadi bukti bahwa Islam pernah menjadi pusat peradaban dunia. Masa yang
oleh Philip K. Hitti disebut sebagai the golden age menjadi mimpi indah
bagi umat Islam yang sudah berakhir seiring dengan berkembangnya ke-
majuan zaman yang dikuasai oleh Eropa saat ini. Namun, memori indah
tersebut bukan berarti harus dilupakan, karena kemajuan Islam pada abad
pertengahan menjadi motivator utama perkembangan Eropa saat ini. Islam
pernah menjadi pemimpin peradaban dunia dalam berbagai bidang, khu-
susnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Saat itu ilmu pengetahuan
Islam, dengan segala keterbatasan yang ada,6 sudah modern dan maju jika
dibandingkan Eropa. Salah satu bukti dari kemajuan tersebut adalah lahir-
nya beberapa ilmuan Islam yang mempunyai keahlian di berbagai bidang

6
Dalam hal ini yang dimaksud dengan keterbatan itu adalah keterbatasan fasilitas
yang ada jika dibandingkan dengan fasilitas saat ini.

FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017 | 125


Kustiana Arisanti

yang menurut penulis menjadi inspirasi bagi ilmuan Barat saat ini. Para
ilmuan tersebut karya-karyanya sampai saat ini masih menjadi referensi
utama dalam kajian ilmiah di bidangnya masing-masing. Di antara tokoh-
tokoh yang muncul pada abad pertengahan tersebut adalah:
1. Bidang Geografi
a. Al-Khawarizmi
Nama aslinya adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi,
beliau adalah seorang ahli, geografi, astronomi, astrologi dan
matematika. Karya monumental al-Khawarizmi di bidang geografi
adalah kitab Surah al-Ardh (gambar bumi) yang menjadi acuan
karya-karya berikutnya.Surah al-Ardh tersebut disertai dengan
gambar peta bumi dan angkasa luar yang pertama kali dalam
sejarah.7
b. Abu Ali al-Mas’udi
Nama aslinya adalah Abu al-Hasan Ali bin al-Husain bin Ali
al-Mas’udi. Karya beliau di bidang geografi adalah kitab Muruuj
az-Zahab wa Ma’adin al- Jawahir.8 Dalam buku tersebut dijelaskan
bagaimana terjadinya gempa bumi. Beliau juga menceritakan
tentang laut mati dan tentang kincir angin.
c. Yaqut al-Hamawi
Nama lengkapnya adalah Yaqut bin Abdullah al-Rumi al-Ha-
mawi.9 Karya beliau adalah Mu’jam al-Buldan.Kitab yang memiliki
ketebalan 33.180 halaman ini merupakan sebuah ensiklopedi geo-
grafi yang menguraikan tentang aspek arkeologi, etnografi, antro-
pologi, ilmu alam, geografi dan koordinat dari setiap tempat yang
ada di abad pertengahan.
d. Al-Idrisi
Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Abdullah al-
Idrisi10 adalah ahli georgrafi yang membuat globe pertama dan di-
sebut Tabule Regoriana. Peta tersebut, menggunakan bahasa Arab,

7
Philip, History, 481.
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Philip, History, 742.

126 | FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017


Sejarah yang Terlupakan: Khazanah Tokoh Islam Abad Pertengahan

menampilkan daratan Eurasia secara keseluruhan dan sebagian ke-


cil bagian utara benua Afrika dan Asia Tenggara.Peta tersebut
menjadi rujukan Columbus dalam mengelilingi dunia.
e. Ibnu Bathuta
Muhammad bin Abdullah bin Bathutah adalah seorang ilmu-
an yang melakukan perjalanan mengelilingi dunia. Ke sebelah Ti-
mur ia berkelana hingga mencapai Ceylon, Bengal, Maldives, dan
Cina bahkan Nusantara. Dia juga mengunjungi kota Konstanti-
nopel. Perjalanan terakhirnya sampai ke Afrika. Catatan perjalanan
beliau mengelilingi dunia dibukukan dalam kitab Rihlah Ibnu
Batuthah.
f. Abu Ubaidillah
Abu Ubaidillah Muslim al-Balansi, adalah seorang ahli geo-
grafi yang memegang doktrin bahwa bumi itu bulat dan mem-
punyai pusat, yang dikenal dengan teori Ariin. Dari teori inilah
Colombus memperoleh doktrin yang membuatnya percaya bahwa
bumi itu berbentuk seperti buah pir.
2. Bidang Fisika
a. Al-Biruni
Nama lengkap beliau adalah Abu Raihan Muhammad al-
Biruni. Teori mengenai bumi berputar pada porosnya beliau ung-
kapkan jauh sebelum Galileo Galilei. Teori beliau mengenai Bumi
yang tertuang dalam kitab al-Jawahir fi al-Jamahir tersebut me-
ngundang banyak perdebatan pada masanya. Beliau juga meng-
hitung dengan akurat panjang garis lintang dan garis bujur bumi.
Di antara kontribusi ilmiahnya adalah penjelasan tentang cara kerja
mata air melalui prinsip hidrostatis, yang menghasilkan teori bah-
wa lembah Indus pada awalnya merupakan dasar laut kuno yang
dipenuhi bebatuan sedimen, disertai gambaran tentang sejumlah
makhluk yang menyeramkan, termasuk apa yang kita sebut seka-
rang sebagai manusia kembar siam.11

11
Philip, History, 471-472.

FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017 | 127


Kustiana Arisanti

b. Al-Battani
Muhammad bin Jabir al-Battani adalah seorang peneliti kawa-
kan. Beliau mengoreksi dan memperbaiki perhitungan beberapa
bulan dan planet. Beliau juga membuktikan kemungkinan terjadi-
nya gerhana matahari cincin, menentukan sudut ekliptik bumi de-
ngan tingkat keakuratan tinggi, dan mengemukakan berbagai teori
orisinal tentang kemungkinan munculnya bulan baru.12
c. Al-Khazini
Abdurrahman al-Khazini adalah seorang fisikawan dan ahli
astronomi yang merupakan pencetus teori gravitasi.13 Kitabnya
yang berjudul Mizan al-Hikam atau Balance of Wisdom, yang ditulis
pada tahun 1121 M itu mengungkapkan bagian penting fisika. Da-
lam buku itu, al-Khazini menjelaskan secara detail tentang keseim-
bangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaannya, serta teori
statika atau ilmu keseimbangan dan teori pusat gravitasi. Buku itu
juga menguraikan perkembangan ilmu dari para pendahulu serta
ilmuwan sezamannya. Menjelaskan beberapa peralatan yang di-
ciptakan seperti aerometer buatan Pappus, pycnometer flask yang
diciptakan al-Biruni.
3. Bidang Kimia
a. Jabir Bin Hayyan
Jabir bin Hayyan atau Geber (orang Eropa menyebutnya)
adalah bapak kimia bangsa Arab yang merupakan tokoh terbesar
bidang kimia di abad pertengahan. Jabir berpendapat bahwa logam
biasa seperti seng, besi tembaga dan besi dapat diubah menjadi
emas atau perak dengan formula yang misterius. Jabir juga meng-
gambarkan secara ilmiah dua operasi utama kimia yaitu kalnikasi
dan reduksi kimia. Beliau juga memperbaiki metode penguapan,
sublimasi, peleburan dan kristalisasi. 14 karya monementalnya
sampai saat ini masih menjadi risalah kimia yang paling otoritatif di
Eropa, salah satunya adalah Kitab al-Tajmi’ (Buku tentang

12
Philip, History, 471.
13
Ibid., lihat juga http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/
09/04/01/41295-al-khazini-saintis-muslim-perintis-ilmu-gravitasi

128 | FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017


Sejarah yang Terlupakan: Khazanah Tokoh Islam Abad Pertengahan

Konsentrasi), al-Zi’baq al-Syarqi (Air raksa timur), Kitab al-


Rahmah, dan lain-lain.14
4. Bidang Kedokteran dan Farmasi
a. Al-Razi
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad Bin Zaka-
riya al-Razi. Beliau merupakan dokter muslim terbesar dan penulis
paling produktif di Baghdad.15 Karya terbesarnya dalam bidang
kedokteran adalah al-Hawi (buku yang komprehensif) yang
merupakan buku ensiklopedi kedokteran dan sudah diterjemahkan
ke dalam bahasa Latin. Al-Razi dipandang sebagai penemu prinsip
seton dalam operasi. Selain itu beliau juga dikenal sebagai ahli
kimia, karya utamanya dalam ilmu kimia berjudul al-Asraar (buku
tentang rahasia) yang menjadi sumber utama ilmu kimia sebelum
Jabir bin Hayyan.
b. Ibnu Sina
Abu Ali Husain Bin Hasan Ali Bin Sina adalah seorang ilmu-
an produktif yang memiliki ± 200 karya di bidang kedokteran,
filsafat, geometri, astronomi teologi, filologi dan kesenian. Karya
terbesarnya di bidang kedokteran adalah al-Qanuun fi al-Thib yang
merupakan kodifikasi pemikiran kedokteran Yunani-Arab. Buku
tersebut dengan seluruh kandungan ensiklopedinya, sistematika
dan penuturannya menjadi literatur terpenting bidang kedokteran
masa itu, bahkan menjadi buku referensi primer pendidikan kedok-
teran di Eropa. dari abad ke 12 hingga abad ke 17 M, buku itu
menjadi panduan ilmu kedokteran di Barat dan Timur yang masih
digunakan sampai sekarang. Dikatakan bahwa al-Qanuun fi al-Thib
adalah kitab suci kedokteran.16
c. Ali Bin Abbas
Ali Bin Abbas adalah pengarang kitab al-Kamil al-Sinaah al-
Thibbiyah merupakan kamus pengetehuan dan praktik kedokteran
yang lebih ringkas dari kitab al-Hawi.Sumbangan utamanya di bi-

14
Philip, History, 476-477.
15
Philip, History, 457-458.
16
Philip, History, 460-461.

FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017 | 129


Kustiana Arisanti

dang kedokteran adalah konsep awal tentang sistem pembuluh da-


rah kapiler dan pembuktian bahwa pada saat persalinan, seorang
bayi tidak keluar dengan sendirinya, tapi didorong oleh kontraksi
otot dalam rahim.17
d. Ibnu Jazlah
Abu Ali Yahya Bin Isa Bin Jazlah adalah penulis buku obat-
obatan dan pembuat anatomi tubuh manusia dan fungsinya. Si-
nopsis medisnya yang berjudul Taqwim al-Abdan fi Tadbir al-Insan
adalah buku yang membahas tentang anatomi tubuh manusia yang
terkait dengan pengaturan fisik manusia. Dalam buku tersebut di-
gambarkan anatomi tubuh manusia dan fungsinya dengan meng-
gunakan penjelasan bahasa Arab.18
e. Al-Zahrawi
Abul Qasim Khalaf Bin Abbas al-Zahrawi atau dikenal de-
ngan Abul Qasis oleh orang Eropa adalah seorang ahli Bedah yang
teori-teorinya mengenai pembedahan banyak digunakan oleh
orang Eropa sampai saat ini. Karyanya tentang ilmu pembedahan
tertuang dalam kitab al-Tashrif Li Man A’jaz ‘an al-Ta’alif. Buku
ini menekankan ide-ide baru dalam ilmu pembedahan seperti
membakar luka, menghancurkan batu dalam kandung kemih, serta
keharusan vivisection19 dan pembedahan. Buku tersebut juga men-
jelaskan tentang peralatan kedokteran. Beliau dikenal sebagai bapak
pembedahan modern20 oleh orang Eropa.
f. Al-Baythar
Abdullah Bin Ahmad al-Baythar ilmuan yang terkenal di bi-
dang botani dan farmasi. Karyanya yang berjudul al-Mughny fi al-
Adwiyah al-Mufrodah tentang pengobatan dan Jami’ fi al-Adwiyah
al-Mufrodah merupakan catatan tentang pengobatan sederhana
yang berasal dari binatang, sayur-sayuran dan bahan-bahan miner-

17
Philip, History, 459.
18
Philip, History, 462.
19
Vivisection adalah operasi bedah yang dilakukan pada makhluk hidup untuk tujuan
penelitian ilmiah. Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Pembedahan_mahluk_hidup
20
Philip, History, 734.

130 | FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017


Sejarah yang Terlupakan: Khazanah Tokoh Islam Abad Pertengahan

al. Karya ini menjadi risalah yang paling penting dalam bidang pe-
ngobatan dan herbal,21 khusunya di abad pertengahan.
5. Bidang Matematika
a. Al-Khawarizmi
Muhammad Bin Musa al-Khawarizmi adalah tokoh utama da-
lam kajian matematika Arab. Karyanya di bidang matematika ber-
judul Hisab al-Jahr wa al-Muqabalah yang menguraikan tentang
aritmatika dan al-Jabar. Buku tersebut merupakan buku teks mate-
matika terpenting yang digunakan di universitas-universitas Eropa
dan berhasil memperkenalkan aljabar ke daratan Eropa. Karya-
karya al-Khawarizmi juga turut berperan memperkenalkan ke be-
nua Eropa angka-angka Arab yang disebut algoritma.22
b. Al-Hayyam
Omar Bin Hayyam adalah seorang astronom dan matematika-
wan yang teori matematikanya dikenal dengan aljabar al-Hayyam.
Teorinya dipengaruhi oleh al-Khawarizmi dalam membahas solusi
pecahan tingkat dua dengan menggunakan geometri dan aljabar.23
Beliau juga merupakan pencetus teori parallel dan binominal.
6. Bidang Astronomi
a. Al-Fazari
Ibrahim al-Fazari adalah orang Islam pertama yang membuat
Astrolob yang digunakan untuk melihat benda-benda langit dalam
menentukan tanggal dan bulan. Astrolob diletakkan di Observa-
torium yang merupakan tempat untuk melakukan penelitian dan
kajian di bidang astronomi.
b. Al-Farghani
Abu al-Abbas al-Farghani yang dikenal dengan Alfraganus
adalah seorang astronom pada masa khalifah al-Mutawakkil.
Karyanya dalam bidang astronomi berjudul al-Mudkhil Ila Ilm al-

21
Philip, History, 733.
22
Philip, History, 475.
23
Philip, History, 475.

FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017 | 131


Kustiana Arisanti

Hay’ah al-Aflak,24 membahas tentang konfigurasi dan pergerakan


benda-benda langit.
c. Al-Hayyam
Omar al-Hayyam merupakan seorang astronom dan matema-
tikawan. Karya beliau di bidang astronomi adalah al-Tarikh al-
Jalali atau pembuatan kalender yang lebih akurat dari kalender
buatan Gregorius dari Yunani. Kalender buatan al-Hayyam hanya
keliru satu hari dalam 5000 tahun, sedangkan kalender Gregorius
mengalami kekeliruan satu hari selama 3330 tahun.25
d. Al-Majriti
Abu al-Qasim Maslamah al-Majriti adalah seorang ilmuan
muslim Spanyol yang cukup penting, menyunting dan mengoreksi
skema astronomi yang disusun oleh al-Khawarizmi. Skema ter-
sebut merupakan skema astronomi pertama yang dibuat oleh se-
orang muslim. Beliau mengubah dasar skema tersebut dari masa
Yagdagird hingga periode Islam dengan menggantikan garis bujur
‘Arin dengan bujur Cordova.
7. Bidang Astrologi
a. Al-Balkhi
Abu Ma’syar al-Balkhi adalah seorang tokoh astrologi yang
paling otoritatif dan sering dikutip pada abad pertengahan. Beliau
dikenal sebagai Albumasar yang dipandang sebagai nabi dalam
ikonografi.26 Teorinya di bidang astrologi tentang pengaruh benda
langit terhadap kelahiran, kejadian dalam hidup, dan kematian se-
gala sesuatu. Albumasar juga memperkenalkan ke Eropa hukum
pasang surut air laut, yang ia jelaskan dalam kaitannya dengan tim-
bul dan tenggelamnya bulan.27
Beberapa tokoh ilmuan di atas adalah sebagian kecil dari para ilmuan
Islam abad pertengahan. Masih ada beberapa ilmuan yang tidak penulis

24
Philip, History, 470.
25
Philip, History, 472.
26
Ikonografi adalah cabang sejarah seni yang mempelajari identifikasi, deskripsi dan
interpretasi isi gambar. Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Ikonografi
27
Philip, History, 473.

132 | FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017


Sejarah yang Terlupakan: Khazanah Tokoh Islam Abad Pertengahan

sebutkan, khususnya ilmuan Islam yang konsentrasi terhadap kajian teo-


logis, pemikiran dan doktrin. Tidak adanya penjelasan secara keseluruhan
ilmuan Islam tersebut karena kajian ini hanya difokuskan pada identifikasi
ilmuan di bidang pengetahuan umum. Deskripsi dan uraian mengenai
tokoh-tokoh ilmuan tersebut di atas cukup menjadi bukti bahwa Islam per-
nah maju dalam bidang ilmu pengetahuan pada masanya. Kajian mereka
terhadap ilmu pengetahuan menambah khazanah keislaman semakin be-
ragam yang tidak terbatas pada kajian teologis dan normatif saja. Hanya
saja selama ini para tokoh tersebut seakan-akan hilang dan terlupakan,
sehingga yang tertanam dalam benak anak cucu kaum muslimin dan banyak
melahirkan karya monumental dalam ilmu pengetahuan hanya golongan
Barat saja.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh David Levering Lewis, bahwa
Islam menjadi motivator orang Eropa dalam bidang pengetahuan. Ung-
kapan tersebut merupakan realita sejarah yang menjadi catatan manis yang
mengungkapkan bahwa jauh sebelum Eropa maju seperti saat ini, Islam su-
dah menjadi pemimpin peradaban dunia. Oleh karena itu rasanya tidak ber-
lebihan jika dikatakan bahwa Islam adalah pencetak peradaban dan kebu-
dayaan dunia.
Dari uraian ini juga dapat dijelaskan bahwa teori-teori yang di-
munculkan oleh orang Eropa merupakan duplikat atau keberlanjutan dari
teori-teori yang sudah dibangun dan diciptakan oleh ilmuan Muslim abad
pertengahan. Salah satu contohnya adalah teori gravitasi Newton. Jika
boleh berasumsi dapat dikatakan bahwa Newton terinspirasi dari teori
gravitasinya al-Khazini melalui teori mizannya. Begitu juga teori bumi ber-
putar pada porosnya milik Galileo Galilei yang terinspirasi al-Biruni dalam
kitab al-Jawahir fi al-Jamahir. Duplikasi pemikiran terhadap karya-karya
ilmuan muslim tersebut terjadi pasca hancurnya Baghdad dan Cordova
yang dipengaruhi oleh terjadinya perang salib dan serangan tentara Mongol
di wilayah Timur dan Barat yang menyebabkan hancurnya perpustakaan
Baitul Hikmah dan merupakan perpustakaan yang berisi ribuan buku-buku
ilmiah karya ilmuan muslim tersebut. Namun, kajian tentang jatuhnya pe-
merintahan Islam di Baghdad dan Cordova tidak menjadi kajian kali ini.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan ada kajian selanjutnya

FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017 | 133


Kustiana Arisanti

tentang runtuhnya peradaban dan kebudayaan Islam. Keruntuhan perada-


ban dan pemerintahan Islam ini menjadi awal kemunduran Islam di berba-
gai bidang yang sampai saat ini belum menggeliat maju lagi.

KESIMPULAN
Penjelasan mengenai sejarah yang terlupakan dapat memberikan infor-
masi baru tentang Islam yang pernah memimpin peradaban dunia. Kema-
juan peradaban tersebut terjadi pada masa kekuasaan dinasti Abbasiyah di
Timur dan Dinasti Umayyah periode II di Barat. Kemajuan peradaban dan
kebudayaan Islam menjadi bukti bahwa Islam pernah mencapai ke-
cermelangannya pada abad pertengahan yang oleh Philip K. Hitti disebut
the golden age.
Kemajuan Islam pada abad pertengahan dipengaruhi oleh adanya du-
kungan dari pemerintahan saat itu. Para khalifah memberikan perhatian le-
bih dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan menyediakan fasilitas
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, salah satunya adalah mem-
bangun perpustakaan Baitul Hikmah. Motivasi khalifah untuk mengem-
bangkan ilmu pengetahuan juga memberikan perhargaan berupa imbalan
yang sepadan dengan hasil karya mereka, sebagai bentuk apresiasi dan
motivasi terhadap karya ilmuan Islam tersebut.
Kemajuan peradaban Islam terjadi di berbagai bidang, salah satunya
adalah bidang ilmu pengetahuan. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan
tersebut dibuktikan dengan lahirnya beberapa ilmuan Islam dalam beragam
kajian ilmu. Di antaranya adalah Ibnu Sina di bidang kedokteran, al-Idrisi
di bidang geografi, al-Khawarizmi di bidang matematika, Jabir bin Hayyan
dibidang kimia dan lain sebagainya.

134 | FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017


Sejarah yang Terlupakan: Khazanah Tokoh Islam Abad Pertengahan

DAFTAR PUSTAKA

Hitti, Philip K., History of The Arab. Terj. Cecep Lukman Yasin dan Slamet
Riadi (Jakarta: Serambi, 2013).
Lewis, David Levering, The Greatness of al-Andalus, Terj. Yuliani Liputo
(Jakarta: Serambi, 2012.
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Jakarta:
Universitas Indonesia Press, 2013).
Syalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, Terj. Mukhtar Yahya dan
Sanusi Latif, Jilid 2, Cet. III (Jakarta: al-Husna al-Dzikra, 1995).
Syalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam 3. Terj. Muhammad Labib
Ahmad, Jilid III, Cet. II (Jakarata: al-Husna Dzikra, 1997).
Suwaidan, Tariq, Dari Puncak Andalusia: Kisah Islam Pertama Kali
Menginjakkan Kaki di Spanyol, Membangun Peradaban Hingga
Menjadi Warisan Sejarah Dunia, Terj. Zainal Abidin (Jakarta:
Zaman, 2015).

FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017 | 135


Kustiana Arisanti

136 | FENOMENA, Vol. 16 No. 1 April 2017

Anda mungkin juga menyukai