Anda di halaman 1dari 10

SKENARIO

SIMULASI BENCANA BANJIR DI ALAS MALANG


Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Bencana yang diampu oleh
Ns. Riyan Dwi Prasetyawan, M.Kep.

Disusun oleh:
1. Ameliya Susanti 2017.02.048
2. Diah Noviana Efendi 2017.02.057
3. Gilang Akbar Sejati 2017.02.062
4. Kadek Trisna Damayanti 2017.02.067
5. Luvia Masna Wulidatul K 2017.02.069
6. Ni Putu Erna Puspayani 2017.02.072
7. Nila Nimatul Mu’minah 2017.02.073
8. Nuriyawati 2017.02.076
9. Vitta Juana 2017.02.092
10. Zahara Syifa Annisa 2017.02.093
11. Anggi Wahyu Sudarsono 2017.02.096

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANYUWANGI
2021
PERAN

1. Ameliya Susanti : Prolog dan Perawat (Ns. Amelia).


2. Diah Noviana Efendi : Relawan dan Perawat (Ns. Diah).
3. Gilang Akbar Sejati : Bapak Gilang dan Petugas Keamanan.
4. Kadek Trisna Damayanti : Korban
5. Luvia Masna Wulidatul K : Pemerintah daerah dan Perawat (Ns. Luvia)
6. Ni Putu Erna Puspayani : TRC dan Perawat (Ns. Erna)
7. Nila Nimatul Mu’minah : Ibu Nila dan Pers
8. Nuriyawati : Penolong dan MC (Medical Commander)

9. Vitta Juana : BPBD Perawat (Ns. Pitta)


10. Zahara Syifa Annisa : IC
11. Anggi Wahyu Sudarsono : Tukang ojek dan Kepala desa
SKENARIO

Kamis tanggal 12 Januari 2021 Desa Alas Malang. Ada sungai yang berada tepat di desa
Alas Malang, Sungai tersebut dikhawatirkan akan meluap jika cuaca sewaktu-waktu hujan yang
sangat ekstrim, Di pagi hari tepat pada pukul 07.00 warga melakukan aktivitas seperti biasa.

Ibu Nila : “Ibu Trisna mau kemana?”


Ibu Trisna : “Saya mau ke pasar bu.”
Ibu Nila : “Bareng yuk”
Ibu Trisna : “Oh tidak bisa, soalnya saya naik ojek dan juga ada urusan.”
Tukang Ojek : “ojek.. ojek..”
Ibu Nila : “oh itu tukang ojeknya”
Ibu Trisna : “oh iya, Ojek pak ojek, anterin saya ke pasar ya, saya soalnya mau belanja.”

Wargapun asik melakukan aktivitas seperti biasa, tidak lama kemudian warga mendengar
pemberitahuan untuk berkumpul di Masjid Ar Royyan karena akan diadakan sosialisasi tanda
bencana evakuasi banjir dikatakan Desa Alas Malang berpotensi besar terjadinya banjir, karena
bendungan air dapat sewaktu-waktu jebol dan sungai akan meluap jika terjadi cuaca ekstrim atau
hujan yang sangat lebat

PRA BENCANA

Bapak Gilang :“Assalamualikum Wr.Wb untuk seluruh warga Desa Alas Malang sehubungan
dengan diadalakan sosialisasi tanda bencana evakuasi banjir maka saya
menghimbau untuk berkumpul di depan Masjir Ar Royyan tepat jam 1 siang,
Terimakasih pengumuman ini berasal dari kepala desa Alas Malang
Wassalamualikum Wr.Wb.”

Tepat jam 1 siang wargapun mulai berdatangan untuk mengikuti sosoalisasi, sosialisasi pun
sedang berlangsung.
Kepala desa :” Assalamualikum Wr.Wb “
Warga : “Waalikumsalam Wr.Wb”
Kepala desa : “Selamat siang bapak ibu sekalian”
Warga : “Siang”
Kepala desa : “Baik jadi maksud dan tujuan saya mengumpulkan bapak dan ibu disini untuk
memgimformasikan hasil dari sosialisasi yang saya ikuti kemarin yaitu
sosialisasi tanda bencana evakuasi berhubung di desa kita ini ada sungai, saya
harapkan kepada seluruh masyarakat agar lebih waspada, kita tidak tau sewaktu-
waktu, apabila cuaca ekstrim, sungai akan meluap dan akan terjadi banjir. Ini
hanya pemberitahuan agar kita lebih waspada, semoga saja desa kita ini bisa
terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan.”

SAAT BENCANA

1 bulan kemudian, selama 3 hari berturut-turut terjadi hujan lebat, tampak dari jalan raya, sungai
meluap, dan saluran air tersumbat dan tampak banyak sampah dan material mengarah ke
pemukiman warga. Namun pukul 09.00 dari arah kejauhan terdengar suara gemuruh dan awan
dilangit tampak hitam, sekitar setengah jam kemudian suara gemuruh terdengar semakin dekat
dan menuju ke arah perkampungan warga sedangkan air semakin tinggi dan deras bahkan sudah
meluap ke desa Alas Malang dan salah satu warga memberikan pengumuman bahwa terjadi
bencana banjir dan beberapa warga membunyikan sirine dan pentungan.

Bapak Gilang : TUNG… TUNG… TUNG.. (bunyi pentungan)


“Assalamualikum Wr.Wb untuk seluruh warga Desa Alas Malang
pengumuman bahwa diinformasikan debit air yang dibendungan sudah tinggi
dan sungai sudah meluap silahkan ibu bapak menyelamatkan diri masing-
masing, tetap jangan panik, tenang, terimakasih, Wassalamualikum Wr.Wb.”
Warga : “Tolong, banjir….. banjir…., banjir… bu pak tolong banjir…”
Penolong : “Mari ibu ayuk, ayuk kesini, ayuk ibuk bapak, cepat-cepat, kearah evakuasi
ibuk bapak”
Pukul 09.30, petugas keamanan menuju rumah Kades menyampaikan kejadian bencana
Banjir, kemudian Kades berkomunikasi melalui telepon dengan pihak BPBD Kabupaten
Banyuwangi untuk meminta bantuan.

Petugas keamanan : “Selamat pagi, Pak Kades sakarang sedang terjadi banjir di desa Alas
Malang debit air yang di bendungan sudah cukup tinggi, ada beberapa
korban dan kurang lebih 500 rumah yang rusak, para warga menyelamatkan
diri menuju arah evakuasi.
Kepala Desa :“Baik terima kasih informasinya pak, saya segera menghubungi BPBD.”
Petugas keamanan : “Iya Pak Kades Terima kasih”
Kepala Desa : “Selamat siang, BPBD Kab. Banyuwangi? Saya Kades Alas Malang
melaporkan bahwa telah terjadi bencana banjir di pemukiman warga
desa Alas Malang. Diperkirakan 500 bangunan rusak. Beberapa warga
telah mengungsi menuju balai desa, SMK dan SD namun diperkirakan
masih terdapat warga yang belum bisa menyelamatkan diri. Kami
memohon bantuannya untuk mengevakuasi”.
BPBD : “Baik, kami segera mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) ke lokasi. Mohon
pastikan keadaan lapangan tempat mengungsi warga aman, menuju tempat
lebih tinggi atau jauh dari banjir.
Kepala Desa : “Baik, Pak terimakasih atas bantuannya”

BPBD mengirimkan TRC ke lokasi kejadian. TRC meninjau lokasi kejadian dan
melaporkan kondisi lapangan kepada pihak BPBD.
TRC sedang mengevakuasi korban banjir. Dan proses evakuasi sekitar 15 menit,
evakuasipun pun selasai. Telah ditemukan warga 2 warga luka ringan, 4 warga yang tenggelam

(TRC melakukan komunikasi dengan BPBD di lokasi, banjir masih berlangsung jadi
jalan dari Banyuwangi menuji Genteng via Singojuruh ditutup karena jalan di sekitar Jembatan
Garit telah digenangi air jadi akses jalan yang bisa dilalui untuk memberikan bantuan yaitu
melalui jalan Wonorokso peralatan yang dibutuhkan HT , telepon, alat berat, mesin penyedot
lumpur, pelampung, perahu karet )
TRC : “Selamat pagi, Pak kami TRC ingin melaporkan bahwa benar telah terjadi
bencana banjir di desa Alas Malang kurang lebih 500 bangunan rusak. Tidak
ada lagi aktivitas di lokasi.”
BPBD : “Terimakasih rekan TRC, Akan segera kami kordinasikan dan laporkan
kepada tim terkait dan bupati dan mohon menunggu instruksi selanjutnya.”

Pihak BPBD menghubungi pemerintah pusat Kab. Banyuwangi terkait kegawatan


bencana yang terjadi di Alas Malang
BPBD : “Selamat pagi, kami dari BPBD Kab. Banyuwangi ingin melaporkan
berdasarkan survey yang dilakukan Tim Reaksi Cepat, telah terjadi
banjir pada warga di desa Alas Malang telah ditemukan 1 orang luka
ringan dan 4 orang tenggelam yang masih ada di TKP. Ada kurang lebih
500 rumah warga yang rusak.”
Pemerintah daerah : “Baik terimakasih atas informasinya, bantuan akan segera kami
turunkan kelapangan, dan mohon untuk menghubungi tim-tim yang
diperlukan untuk evakuasi”
BPBD : “Baik, akan kami bantu terkait dengan evakuasi korban”.

Selanjutnya BPBD menginformasikan kepada tim Basarnas, Tim SAR, PMI, TAGANA,
Polres, Kodim, Medical Officer bahwa terjadi bencana di Alas Malang. Kemudian datang tim
Basarnas, Tim SAR, PMI, TAGANA, Polres, Kodim, Medical Officer (Dinkes Kabupaten) dan
ambulan ikut membantu korban-korban di lokasi kejadian.

(Seluruh sektor bersiap di lokasi untuk melakukan koordinasi dan penanganan tanggap
darurat)

Pada Pukul 09.50, seluruh pihak terkait melakukan pelaporan kepada incident commander
(IC) untuk menginformasikan sumberdaya yang tersedia. Pada pukul 09.55 stabilisasi telah
dilakukan oleh berbagai pihak. Polisi telah mengamankan lokasi sementara tim SAR dan
beberapa personel medis bersiap untuk melakukan evakuasi.
Medical Commander: “Selamat pagi, lapor, kami sudah di TKP, terdapat 5 korban yang telah
diselamatkan dan mohon tambahan ambulans dan peralatan, karena
masih ada 5 korban yang sulit ditangani karena terjebak banjir”.
IC : “Laporan saya terima, saya akan menghubungi tim rescue dan medical
officer untuk membantu proses evakuasi korban.”
Medical Commander : “Siap terima kasih.”

(Ketua tim ambulans bersama Safety Officer melakukan scene survey di TKP)
MC kembali ke tim petugas ambulans memimpin doa dan mengarahkan personel ambulans
untuk melakukan penangangan korban. Zona daerah bencana telah ditentukan oleh safety officer,
kemudian diikuti dengan tindakan triage oleh petugas triage lapangan di masing-masing zona.
Assesment dan triage menggunakan metode START. Dari hasil tindakan tersebut, didapatkan 5
orang korban terdiri dari label merah sejumlah 4 orang tenggelam dan mengalami (acute
respiratory distress syndrome) dan hipotermi, sedangkan yang berlabel hijau didapatkan 1 orang
luka lecet pada kaki dan gatal-gatal. Tim evakuasi di masing-masing zone segera mengevakuasi
korban menuju zona hijau tempat ambulans berada.
Korlap dan Safety officer memastikan area steril. Hanya ada korlap, Safety officer, tim SAR
dan petugas triage dan evakuasi lapangan di zona bencana.Tim triage bergegas ke lokasi untuk
melakukan START dan menempelkan kartu triage pada korban. Sementara tim SAR membantu
mencari dan mengevakuasi pasien kemudian membawa pasien menuju zona kuning tempat
petugas medis atau petugas ambulans berada untuk memberikan penanganan awal atau
stabilisasi. Apabila keadaan korban dapat diatasi dengan stabilisasi maka dipindahkan ke zona
hijau, apabila keadaan korban membutuhkan pertolongan lebih lanjut maka akan dirujuk ke RS
tipe C kawasan Kabupaten Banyuwangi

(Perawat ambulans siap di zona hijau TKP sesuai dengan tanggungjawabnya masing-
masing dengan membawa peralatan medis yang dibutuhkan)
Korban selain label merah dan label kuning dievakuasi langsung menuju posko sementara
label merah dilakukan penanganan di tempat yaitu zona hijau dengan bantuan HT oleh petugas
evakuasi di zona tersebut. Tim SAR membantu tim ambulans untuk melakukan evakuasi.

Di zona hijau, relawan mengarahkan korban agar berteriak agar relawan mampu mendengar
korban untuk di pindahkan ke tempat yang lebih aman.
Relawan : “Bapak ibu bisa teriak supaya saya bisa mendengar bapak ibu agar lebih
mudah saya mengevakuasinya.”
Korban : “tolong saya, saya di atas genteng bu pak”
Relawan : “sekarang dengar instruksi saya, saya akan memberikan pelampung supaya
bisa baik di perahu”

(Petugas evakuasi di label hijau bersiap dengan peralatan evakuasi. Ambulans siap di
jalur evakuasi di zona hijau)
MC tiba di zona hijau bersama pasien dan menyerahkan pasien kepada petugas ambulans
untuk ditangani.

Pada pasien di label hujau


Ns. Erna : “Ibu keluhannya apa mari saya bantu berjalan menuju ambulan”
Korban : “Kaki saya lecet-lecet dan gatal-gatal mbak tadi waktu saya jalan tidak
menggunakan alas kaki dan terkena benda-benda di dalam air”
Ns Erna : “Mari bu silahkan duduk di sini dulu. Saya bersihkan luka-luka ibu dulu ya
supaya tidak infeksi”
Korban : “Iya terima kasih.”

Pada pasien di label merah

Ns. Diah : “ Informasi dari relawan ada 4 korban tenggelam, jadi Ns. Amel segera
siapkan ambulans, Ns. Luvia dan Ns.Pitta tolong lakukan pertolongan
pertama pada korban periksa pernapasan korban, lakukan CPR”
Ns. Amel : “Baik saya akan lakukan Ns Diah.”
Ns. Luvia dan Ns Pitta : “Baik akan saya lakukan”

Setelah kondisi mulai stabil, Medical Commander mengintruksikan para ketua tim agar para
anggota tim medis segera mengevakuasi korban yang telah distabilkan. Seluruh korban selamat
berhasil dievakuasi ke rumah sakit terdekat setelah dilakukan penanangan di lapangan.

(korlap mempersilakan pers untuk melakukan konferensi pers dengan IC)

Pers : “Selamat siang pak, kami dari pers, bagaimanakah kejadian bencana banjir di alas
malang?
IC : “Selamat siang, banjir yang terjadi di pada tanggal 7 Desember 2020 pukul 09.15 di
Desa Alas Malang disebabkan karena intensitas curah hujan yang tinggi beberapa
hari ini dan Banjir diakibatkan adanya gerkan tanah di lereng Guning Raung,
tepatnya di kawasan Gunung Pendil Akibat curah hujan tinggi. Banjir bandang ini
diduga terjadi karena intensitas hujan yang sangat tinggi disekitar hulu Sungai
Badeng, Kecamatan Songgon. Air mulai meluap sekitar pukul 09.30 Namun karena
konstruksi Jembatan Gerit yang membentang di Sungai Badeng, air justru meluber
dan masuk ke rumah warga. Pihak perangkat Desa Alas Malang rutin melakukan
pemantauan. Hingga terakhir diketahui pada hari Minggu, ini kondisi air sudah surut
dan kurang lebih 500 rumah rusak akibat tergenang banjir dan lumpur dari sungai
tersebut.”
Pers : “Bagaimana keadaan warga, bagaimanakah proses pengungsian warga?”
IC : “Kami telah menentukan 6 titik pengungsian warga yaitu di Kantor desa, balai
desa, SD, SM, Dokter Gigi, Masjid.”
Pers : “Bagaimanakah rencana tindak lanjut pemerintah terhadap kejadian bencana
Banjir di Alas Malang ini pak?”
IC : “Pemprov Jatim Anggarkan Rp 35 M untuk Pembangunan, sejumlah
pembangunan rumah warga maupun akses jalan, kini sedang dikebut agar
masyarakat yang kehilangan rumah dapat segera menempati huniannya. Bupati
dari Banyuwangi menyerahkan 5 ton dan sayur mayor serta bahan makanan
untuk konsumsi para korban, yang berasal dari pegawai iuran pegawai
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Sementara itu dari data BPBD
Banyuwangi ada 549 kepala keluarga yang terdampak dan berada di desa
Alasmalang tersebar di empat dusun yaitu Karangasem, Bangunrejo, Garit, dan
Wonorekso. Ada 43 rumah rusak sangat parah, 139 rusak parah, 307 rumah
rusak sedang dan 60 rumah rusak ringan Kita sekarang fokus untuk
membersihkan lumpur di rumah-rumah warga dan membuka akses jalan
provinsi. Dapur umum setiap harinya menyediakan hampir 4.500 nasi bungkus
untuk warga yang terdampak.”
Pers :“Baik terima kasih Bapak untuk informasinya.”

Anda mungkin juga menyukai