PEMBELAJARAN
OLEH : KELOMPOK I
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak khususnya kepada dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran IPS yang telah
membimbing penulis dalam menulis makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan untuk para pembaca.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah lebih baik lagi. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
WassalamualaikumWr.Wb.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Pembelajaran...................................................................3
B. Ideology yang Mendasari Pembelajaran..........................................3
C. Teori-Teori yang Mendasari Pembelajaran.....................................6
D. Tujuan yang Mendasari Pembelajaran............................................7
A. Kesimpulan.........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara mendasar, Pendidikan Adalah Segala situasi Hidup Yang mempengaruhi
pertumbuhan individu sebagai Pengalaman belajar Yang berlangsung hearts Segala
Lingkungan Dan Sepanjang Hidup. Pendidikan yang sempit adalah pembelajaran yang
diselenggarakan pada umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Sedangkan
para ahli psikologi memandang pendidikan sebagai pengaruh orang dewasa terhadap anak
yang belum dewasa agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosialnya dalam masyarakat.
Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik yang mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan ia
berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat. Dilihat dari sudut pengertian
dan defenisi, dengan demikian pendidikan itu adalah usaha yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan, pembelajaran dan latihan yang berlangsung
di sekolah dan luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran di
mana ada pendidik yang melayani para siswanya dalam melakukan kegiatan belajar, dan
pendidik penilaian atau mengukur tingkat belajar siswa tersebut dengan prosedur yang
ditentukan.
Menurut Charles E. Silberman, pendidikan tidak sama dengan pembelajaran, karena
pembelajaran hanya menitikberatkan pada usaha mengembangkan intelektualitas manusia.
Sedangkan pendidikan berusaha mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan
manusia, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan mempunyai
makna yang lebih luas dari pembelajaran, tetapi pembelajaran merupakan sarana yang ampuh
dalam menyelenggarakan pendidikan.
Jadi pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan, mengacu pada konsep yang
lebih luas dan lintas budaya masyarakat Indonesia yang demikian majemuknya, maka
pendidikan diatur berdasarkan rencana yang matang, jelas dan lengkap, menyeluruh, rasional,
dan obyektif menjadikan peserta didik menjadi warga negara yang baik.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran?
2. Apa itu ideologi yang mendasari pembelajaran ?
3. Apa teori-teori yang mendasari pembelajaran ?
4. Apa tujuan yang mendasari pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran
2. Untuk mengetahui ideilogi yang mendasari pembelajaran
3. Untuk mengetahui teori-teori yang mendasari pembelajaran
4. Untuk mengetahui tujuan yang mendasari pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran
Pengertian pembelajaran secara umum adalah proses interaksi antara peserta didik
atau siswa dengan pendidik atau guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang
meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pembelajaran juga bisa diartikan sebagai suatu proses oleh guru atau tenaga didik
untuk membantu murid atau peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Arti pembelajaran yang lain adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana
perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu tertentu
dan karena adanya usaha.
B. Ideologi Pembelajaran
Ideologi merupakan dasar pegangan yang sangat kuat terkait dengan ide, teori,ataupun
sistem yang diakui kebenarannya, diikuti serta diperjuangkan dan dilaksanakan dalam
praktek, dengan komitmen, dedikasi dan tanggung jawab yang setinggi-tingginya, jika perlu
dengan pengorbanan apa pun jua.
3
Kegiatan pendidikan yang intinya adalah proses pembelajaran memerlukan ideologi
sebagai landasan yang kuat dan kokoh. Seorang pendidik perlu dilengkapi dengan ideologi,
agar pelaksanaan pendidikan yang menjadi tugas kewajibannya terlaksana dengan mantap
dengan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Perkembangan ideologi pendidikan dalam dunia pendidikan hari ini tidak terlepas
dari pemikiran tokoh-tokoh seperti William F. O’Neil dan FauloFreire yang mencoba
meramu beberapa pemikiran tokoh-tokoh sebelumnya yang bergerak pada tataran filsafat dan
logika yang kemudian memasukkan ide-ide sebagai konsep berfilsafat, yang kemudian
melahirkan konsep ideologi sebagai bagian disiplim ilmu baru. Misalnya Soeharto (2010),
membagi ideologi pendidikan menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu;
Sejalan dengan itu, sasaran pendidikan adalah untuk memulihkan cara-cara yang lebih
baik, demi membangun kembali tatanan sosial yang ada. Sekolah seharusnya menekankan
karakter moral yang layak, melatihsiswa untuk menjadi pribadi yang baik diukur dengan
tolak ukur perilaku moral tradisional.
4
tradisi budaya yang mendasar, penekanannya harus diberikan pada regenerasi moral, dalam
hal membangun kemabali masyarakat menurut jalur-jalur pendekatan tradisional terhadap
keyakinan dan perilaku.
Ideologi intelektualisme, menganut sebuah etika diri yang terbuka yang universalistik,
dan hampir semua intelektualiscendrung untuk mengajukan sarana pelatihan kecerdasan
sebagai sebuah cara yang unggul (yang alamiah) untuk menuntun individu ke arah
pencerahan filosofis atau relegius.
Bagi ideologi pendidikan kaum konservatisme, tujuan dan sasaran pendidikan adalah
sebagai pelestarian dan penerusan pola-pola kemapanan sosial serta tradisi-tradisi. Berciri
orientasi masa kini, pendidik konservatif sangat menghormati masa silam, namun mereka
lebih memusatkan perhatiannya pada kegunaan dan penerapan pola belajar mengajar di
dalam konteks sosial yang ada sekarang.
Disisi lain, individu secara deskriptif lebih tinggi kedudukannya (superior) ketimbang
masyarakat (dalam arti filosofis murni), dan ia menjadi benar-benar manusia serta mencapai
5
pewujudan diri, hanya ketika ia melampaui perintah-perintah atau keharusan-keharusan
(imperatif) masyarakat terorganisir itu secara menyeluruh.
1. Teori Behavioristik
Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama dianut oleh
para pendidik. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi tentang perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
2. Teori Kognitivistik
Menurut cara pandang teori konstruksivisme belajar adalah proses untuk membanguin
pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki
pengetahuan jika pengetahuan itu dibangu atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat.
Evaluasi pembelajaran.
Dalam treorikontruktivisme, evaluasi tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui
kualitas siswa dalam memahami materi dari guru. Evaluasi menjadi saran untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran.
Konstruktivisme sebagai deskripsi kognitif manusia seringkali diasosiasikan dengan
pendekatan paedagogi yang mempromosikan learningbydoing. Teori ini memberikan
keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau
teknologi, dan hal lain yang diperlakukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
4. Teori Humanistik
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu
6
peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar,
dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal.
Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling
ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapundapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia”
(mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
Dalam teori belajar humanistik ini, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya.
7
Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan
Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indicator yang akan
digunakan dalam silabus yang akan digunakan.
Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditentukan.
Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok pembelajaran yang
terdapat dalam silabus.
Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
Menentukan langkah-langkah pembelajaran.
Menentukan sumber belajar yang akan digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik atau siswa dengan pendidik
atau guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa
yang saling bertukar informasi.
Ideologi merupakan dasar pegangan yang sangat kuat terkait dengan ide, teori,ataupun
sistem yang diakui kebenarannya, diikuti serta diperjuangkan dan dilaksanakan dalam
praktek, dengan komitmen, dedikasi dan tanggung jawab yang setinggi-tingginya, jika perlu
dengan pengorbanan apa pun jua. Ideologi pembelajaran itu antara lain;Ideologi pendidikan
fundamentalisme, Ideologi pendidikan intelektualisme, Ideologi pendidikan konservatisme,
Ideologi pendidikan liberalisme.
Teori-teori yang mendasari pembelajaran:
Teori behavioristik
Teori kognitivistik
Teori kontruktivistik
Teori humanistik
8
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana
9
10