Anda di halaman 1dari 2

BAB 20 : Sistem Perumusan Strategi

Pemilihan Strategi
Strategi dipilih berdasarkan informasi yang dihasilkan kegiatan SWOT analysis.
Mitos dan Realitas tentang Misi, Visi, dan Strategi Perusahaan
Terdapat keyakinan salah dalam masyarakat tentang misi, visi, dan strategi
perusahaan berikut ini ;
1. Misi tidak boleh diubah,
2. Setiap perusahaan hanya memiliki satu misi,
3. Misi dan visi perusahaan tidak perlu diketahui oleh karyawan,
4. Strategi adalah sesuatu yang bersifat rahasia, hanya kalangan terbatas di puncak
organisasi yang berhak mengetahui strategi.

Masalah Serius
1. Misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi tidak diterjemahkan ke dalam
action plans sehingga menjadi actual actions.
Banyak eksekutf yang mengira bahwa misi, visi, keyakinan dasar, nilai
dasar, dan strategi perusahaan hanya cukup dirumuskan dan setelah itu hanya
dibiarkan sebagai hiasan dinding atau bukan hal penting. Tidak dipahami
pentingnya penerjemahan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasr dan strategi
perusahaan ke dalam action plans, sehingga dapat diwujudkan ke dalam actual
actions. Sebagai akibatnya, misi dan strategi tidak menjadi focus bisnis
perusahaan, visi tidak mengarahkan perusahaan menuju ke masa depan,
keyakinan dasar tidak memacu semangat seluruh personel perusahaan dalam
mewujudkan visi perusahaan, dan nilai dasar tidak dijunjung tinggi dalam
pengambilan keputusan strategik.
2. Tidak dipahami oleh manajemen pentingnya misi, visi, keyakinan dasar, nilai
dasar, dan strategi dalam pengelolaan perusahaan.
Banyak perusahaan Indonesia yang merumuskan misi, visi, keyakinan
dasar, nilai dasar, dan strategi hanya sekedar memenuhi tuntutan persyaratan
untuk memperoleh akreditasi dari badan engatur. Sedikit eksekutif yang
menyadari arti pentingnya misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi
dalam pengelolaan perusahaan. Sebagai akibatnya, bisnis perusahaan tidak
berfokus ke misi pilihan, perjalanan peruusahaan tidak menuju ke visi pilihan,
personel tidak memiliki keyakinan dasar yang sama dan tidak menjunjung nilai-
nilai dasar tertentu dalam menjalankan bisnis, serta tidak terjadi penggalangan
dan pengarahan seluruh sumber daya untuk mencapai visi perusahaan.
3. Tidak ada kapabilitas manajemen dalam mewujudkan yang abstrak menjadi
konkrit.
Mengapa misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi tidak
diterjemahkan ke dalam action plans dan tidak diwujudkan ke dalam actual
actions. Kemungkinan besar eksekutif tidak memiliki kapabilitas untuk
mengubah yang abstrak menjadi konkrit. Padahal telah didesain dan
diujicobakan Balanced Scorecard sebagai powerful managemenet tool untuk
menerjemahkan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi ke dalam
action plans yang komprehensif, koheren, terukur, dan berimbang. Action plans
yang memiliki empat atribut tersebut dengan mudah dapat diwujudkan ke dalam
actual actions, sehingga melalui alat manajemen tersebut, personel perusahaan
memiliki kapabilitas untuk mengubah yang abstrak menjadi konkrit.

Keterkaitan Perumusan Strategi dengan Perencanaan Strategik


Setelah strategi dirumuskan dalam tahap perumusan strategi, langkah berikutnya
dalam proses system manajemen strategik adalah menyusun rencana strategic. Dalam
perencanaan strategic, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi yang
telah dirumuskan kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategic. Untuk
menerjemahkan keluaran system perumusan strategi tersebut ke dalam langkah-langkah
tindakan yang komprehensif dan koheran diperlukan rerangka Balanced Scorecard.
Dengan rerangka Scorecard, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi
yang telah dirumuskan kemudian diterjemahkan ke dalam empat perspektif sasaran
strategik ;
1. Keuangan,
2. Customer,
3. Proses,
4. Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Dalam perencanaan strategic, setelah untuk setiap sasaran strategic tersebut
ditentukan ukuran hasil, ukuran pemacu kerja, dan setiap target yang akan diwujudkan,
kemudian dirumuskan inisiatif strategic untuk pencapaiannya. Dengan demikian,
perencanaan strategic merupakan operasionalisasi awal strategi yang telah dirumuskan
dalam tahap perumusan strategi.

Hubungan Perumusan Strategi dengan Pengimplementasian


Proses system manajemen strategic terdiri atas enam tahap; perumusan strategi,
perencanaan strategi, penyusunan program, penyusunan anggaran, pengimplementasian,
dan pemantauan. Perencanaan strategic menghasilkan sasaran dan inisiatif strategic ke
dalam program disertai dengan taksiran sumber daya yang diperoleh dari dan
dikonsumsi untuk pelaksanaan program selama periode program. Penyusunan anggaran
menjabarkan program dalam tahun tertentu ke dalam anggaran tahunan. Rencana laba
jangka pendek dalam bentuk anggaran kemudian dilaksanakan dalam proses
pengimplementasian. Pengimplementasian rencana dipantau melalui proses pemantauan
yang menghasilkan informasi umpan balik untuk mengevaluasai pengimplementasian
dan/atau rencana.

Anda mungkin juga menyukai