Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Istilah anestesi dikemukakan pertama kali oleh O.W Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit.
Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
Anestetika umum yaitu rasa sakit hilang disertai dengan kehilangan kesadaran
Anestetika lokal yaitu menghilangkan rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran
Tujuan narkosa adalah untuk mencapai taraf anastesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau
efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah yang paling penting sedangkan
taraf ke empat harus dihindari. Pada proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf
terbalik dari taraf ketiga sampai kesatu.
Kadangkala dipakai kombinasi dari anestetika pokok dengan suatu anestetika lanjutan untuk
memperpanjang lamanya narkose, seperti gas N2O dan siklopropan pada narkosa pokok serta
barbital-barbital.
Penggolongan
Menurut penggunaanya anestetika umum dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
Anestetika injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (tiopental dan heksobarbital),
dll ·
Anestetika inhalasi, diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll
Tehnik pemberian
Pemberian anestetika inhalasi dibagi menjadi 3 cara, yaitu:
Sistem terbuka, yaitu dengan penetesan langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut atau
hidung penderita, contohnya eter dan trikloretilen.
Sistem tertutup, yaitu dengan menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas
dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukan kembali (bertujuan
memperdalam pernafasan dan mencegah berhentinya pernafasan atau apnea yang dapat terjadi
bila diberikan dengan sistem terbuka). Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti
maka cara ini banyak disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan ·
Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trachea
dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandel
Sediaan, Indikasi, Kontra indikasi dan efek saamping
2. Enfluran
Indikasi : Anestesi inhalasi (Untuk pasien yang tahan eter)
Kontra indikasi :-
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual
Sediaan :-
3. Halotan
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi :-
Efek samping : Menekan pernafasan, aritmia dan hipotensi
Sediaan :-
4. Droperidol
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi :-
Efek samping :-
Sediaan :-
5. Eter
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi :-
Efek samping : Merangsang mukosa saluran pernafasan
Sediaan :-
6. Ketamin Hidroklorida
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi : -
Efek samping : Menekan pernafasan (dosis tinggi), halusinasi dan tekanan darah naik
Sediaan :-
7. Tiopental
Indikasi : Anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : Insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : Menekan pernafasan
Sediaan :-
Spesialite Obat-obat anastetika umum