Anda di halaman 1dari 15

C.

PROGRAM PENGENDALIAN HIV/AIDS DAN PMS


Untuk menghadapi epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif,
menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi untuk menghasilkan program yang
cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan. Arah kebijakan ini perlu
dijabarkan menjadi strategi berikut :
a. Peningkatan dan perluasan cakupan pencegahan
b. Peningkatan dan perluasan cakupan perawatan dukungan dan pengobatan
c. Pengurangan dampak negatif dari epidemi dengan meningkatkan akses
ke program mitigasi sosial.
d. Penguatan kemitraan, sistem kesehatan dan sistem masyarakat
e. Peningkatan koordinasi dan mobilisasi dana
f.Pengembanagan intervensi struktural
g. Penerapan perencanaan, prioritas dan implementasi program berbasis
data.
Strategi ini memerlukan peran aktif multipihak baik pemerintah
maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan terdampak,
sehingga keseluruhan upaya dan penanggulangan HIV dan AIDS dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan,
pengobatan, mitigasi dampak, dan pengembangan lingkungan yang kondusif
(SRAN HIV/AIDS 2010-2014).

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatnya pengendalian HIV-AIDS dan IMS secara berhasil-guna
dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya
b. Tujuan Khusus
a. Menurunnya jumlah kasus baru HIV serendah mungkin (target
jangka panjang: zero new infection)
b. Menurunnya tingkat diskriminasi serendah mungkin (target
jangka panjang: zero discrimination)
c. Menurunnya angka kematian AIDS serendah mungkin (target
jangka panjang: zero AIDS related deaths)
d. Meningkatnya kualitas hidup ODHA.
Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 33
2. Hasil Kegiatan
a. Perkembangan Kasus HIV/AIDS
 Penemuan kasus HIV/AIDS
Jumlah kumulatif pengidap HIV/AIDS tahun 1991 – 2017

Dari grafik terlihat bahwa secara akumulasi jumlah pengidap


HIV/AIDS sampai dengan tahun 2017 berjumlah 2.110 orang.
Jumlah tersebut dari tahun ke tahun selalu meningkat dan yang
paling tertinggi yaitu pada tahun 2017 sebanyak 287 orang.
Jumlah pengidap HIV maupun penderita AIDS semakin
meningkat setiap tahunnya, baik pengidap HIV maupun
penderita AIDS. Sampai dengan tahun 2016 pengidap HIV
sebanyak 2.110 orang dan penderita AIDS sebanyak 783 orang.
Sedangkan kematian sebanyak 278 orang. Untuk melihat
perbandingan penemuan HIV dan penderita AIDS serta
kematian pertahunnya dapat dilihat pada grafik berikut.

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 34


 Distribusi kasus HIV/AIDS berdasar umur
Distribusi kasus HIV/AIDS berdasar umur tahun 2008 - 2017

Distribusi penderita HIV/AIDS berdasarkan kelompok umur


menunjukkan bahwa 85% orang pengidap HIV/AIDS adalah
umur produktif (20-49 th). Hal ini perlu diwaspadai karena
dengan umur yang masih produktif ini mereka juga mempunyai
perilaku seksual yang produktif juga.

 Distribusi kasus HIV/AIDS berdasar jenis kelamin

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 35


Berdasarkan jenis kelamin, pengidap HIV/AIDS terdapat pada
laki-laki dan perempuan. Pada awal tahun 1991 sampai dengan
tahun 2003 jumlah pengidap HIV/AIDS masih didominasi oleh
perempuan, namun mulai tahun 2004 sampai dengan tahun
2008 lebih banyak laki-laki. Namun demikian sejak tahun 2010
sampai 2017 penderita perempuan lebih tinggi daripada laki-
laki.

 Distribusi kasus HIV/AIDS berdasar faktor risiko


Faktor resiko terjadinya HIV/AIDS di Kabupaten Malang tahun
1991 – 2017 meliputi 10% pengidap HIV/AIDS mempunyai
faktor resiko pengguna narkoba suntik, 74% heteroseksual, 5%
homoseksual, 4% tertular dari ibunya dan 3% tidak jelas.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik distribusi kasus
HIV/AIDS berdasar faktor risiko.

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 36


 Distribusi kasus HIV/AIDS berdasar pekerjaan

Kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga menduduki tempat


tertinggi setelah lain-lain/tidak diketahui. Ini pertanda bahwa
kasus HIV sudah berdampak pada populasi resiko rendah yaitu
pada ibu rumah tangga (17,4%) dan balita (3,1%).

 Distribusi kasus HIV/AIDS berdasar tempat tinggal


Sampai dengan tahun 2006 sebanyak 25 kecamatan yang
terpapar HIV/AIDS dari 33 kecamatan yang ada (75,6%), pada
tahun 2014 kecamatan yang terpapar menjadi 32 kecamatan
Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 37
(96,9%), sedang pada akhir tahun 2016 semua kecamatan
(100%) telah terpapar HIV/AIDS. Jumlah kasus HIV/AIDS
terbanyak adalah di Kecamatan Gondanglegi, Sumbermanjing
wetan, Dampit dan Turen.

 Kematian HIV/AIDS
Dari tahun 1991 - 2017 sebanyak 86,4% pengidap/penderita
HIV/AIDS masih hidup, 13,2% telah meninggal dunia dan 0,4%
tidak jelas keberadaannya.

b. Kegiatan Layanan Infeksi Menular Seksual (IMS)


 Perkembangan Kasus IMS dan Penderita IMS di Kabupaten
Malang

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 38


 Hasil Kegiatan terkait Layanan IMS tahun 2017 di Kab Malang
NO Kegiatan Jumlah
1 Jumlah kunjungan layanan IMS 2671
2 Jumlah pasien baru yang berkunjung 1968
3 Jumlah pasien yang berkunjung 2483
5 Jumlah pasien IMS yang ditemukan 1700
7 Jumlah pasien IMS yang diobati 1698
8 Jumlah kasus IMS yang ditemukan 2055
9 Jumlah kasus IMS yang diobati 2053
10 Jumlah pasien yang di tes sifilis 448
11 Jumlah pasien sifilis yang diobati 0
12 Jumlah orang yang diberi kondom 1650
13 Jumlah kondom yang diberikan 11110
14 Jumlah pasien yang dirujuk ke layanan konseling dan
tes HIV 1402
15 Jumlah bumil yang berkunjung pertama kali (K1) ke
ANC 6
16 Jumlah bumil yang berkunjung pertama kali (K1) ke
ANC dan di tes sifilis 0
17 Jumlah bumil yang sifilis 0
18 Jumlah bumil sifilis yang diobati 0
19 Jumlah pasien yang berkunjung bulan ini yang
dirujuk oleh LSM 195

 Sindrom/jenis IMS
NO SINDROM/JENIS IMS JUMLAH
A. Dengan Pendekatan Sindrom/klinis  
1 Duh tubuh vagina 255
Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 39
2 Duh tubuh uretra 34
3 Ulkus genital 4
4 Bubo inguinal 1
5 Penyakit radang panggul 4
6 Pembengkakan skrotum 0
7 Tumbuhan genital/vegetasi 16
8 Konjungtivitis neonatorum 0
9 Duh Tubuh Anus 0
  JUMLAH 314
B. Dengan Pendekatan Laboratorium
1 Sifilis Dini 0
2 Sifilis Lanjut 0
3 Gonore 2
4 Urethritis Gonore 121
5 Uretritis Non GO 2
6 Servisitis / Proctitis 1642
7 LGV 0
8 Trikomoniasis 35
9 Lain-lain (BV, Kandisiasis) 1454
  JUMLAH 3.250

Penderita IMS menurut umur dan jenis kelamin pada tahun 2017
dapat dilihat pada grafik berikut :

Bila penderita IMS yang ditemukan dan diobati dilihat berdasarkan


kelompok resiko pada tahun 2017, sebagai berikut ;

Kelompok Risiko
No Variabel Pelan
PP War L ID Pasang g-gan
WPS S ia SL U an Risti PS Lain2
Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 40
1 Jml. kunj layanan IMS 404 2 1 12 1 437 71 1739
Jumlah pasien IMS yang
2 ditemukan 288 1 1 12 0 292 47 1056
Jumlah pasien IMS yang
3 diobati 288 1 1 12 0 292 47 1054
Jumlah kasus IMS yang
 4 ditemukan 295 2 2 25 1 339 71 1316
Jumlah kasus IMS yang
5 diobati 295 2 2 25 1 326 71 1314
Jumlah pasien yang dirujuk
ke layanan konseling dan
6 tes HIV 178 1 1 11 0 304 34 864

c. Layanan KT HIV di Kabupaten Malang tahun 2017


Layanan KT HIV di Kabupaten Malang sebanyak 39 puskesmas dan
dan 8 RS sebagai berikut :
 39 puskesmas
 RSUD Kanjuruhan
 RSUD Lawang
 RSU Bala Keselamatan Bokor
 RSAU Abd Saleh
 RSU Madinah
 RSU UMM
 RSU Prima Husada
 RSU Lawang Medika

d. Kegiatan VCT (Voluntary Counseling and Testing)


Hasil kegiatan VCT tahun 2013 - 2017 dapat terlihat pada tabel
berikut :

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 41


Dari 97 penderita positif HIV yang ditemukan dari hasil VCT th. 2017
dengan faktor resiko sebagai berikut.

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 42


e. Hasil Kegiatan PITC/TIPK
Hasil layanan KTIP di Kabupaten Malang tahun 2013 s.d. 2017,
sebagai berikut :

Dari 249 penderita HIV yang ditemukan melalui prakarsa petugas terkait
dengan penyakit yang diderita oleh pasien sebagai berikut :
Penyakit Terkait Pasien

SindromeWasting
Variabel Tokso plasmosis
Kandi-diasis

Derma-titis

Hepatitis
Lainnya
Herpes
Diare

Sifilis
PCP
LGV

IMS
TB

ditawarkan tes HIV 873 178 155 39 1 1 7 2 48 214 11 20740 0


di tes HIV 871 178 160 39 1 1 7 2 48 214 11 20725 0
menerima hasil tes 870 178 160 39 1 1 7 2 48 214 11 20725 0
HIV positif 42 72 73 12 0 0 4 0 20 7 0 71 0
HIV positif dirujuk ke PDP 22 36 38 5 0 0 2 0 10 6 0 41 0

f. Pelayanan KT HIV Pada Ibu Hamil


Pada tahun 2017 sebanyak 19.716 ibu hamil melakukan testing HIV baik
melalui KTS maupun KTIP dan ditemukan sebanyak 23 ibu hamil positif
(0,12%). Dari 23 ibu hamil HIV hanya 73,9% yang dirujuk ke layanan PDP.

Jumlah Jumlah Jml bumil HIV positif


Layanan Bumil Yg bumil pos yg dirujuk ke PDP
di test HIV dan PPIA

KTS 329 1 1
KTIP 19.387 22 16
Total 19.716 23 17

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 43


g. Kegiatan Kolaborasi TB HIV
Hasil kegiatan kolaborasi TB-HIV di RSUD Kanjuruhan dan
Puskesma tahun 2017 sebagai berikut :

NO. UNIT DOTS Trib I Trib II Trib III Trib IV Jumlah


1 Jumlah Pasien TB Yang tercatat 506 525 539 590 2160
1.1 Jumlah Pasien TB Yang tercatat dan HIV Positif 8 10 5 8 31
sebelum pengobatan TB
2 Jumlah Pasien tercatat dalam tribulan dan 243 274 359 322 1198
ditawarkan / dianjurkan test HIV selama
pengobatan TB
3 Jumlah pasien tercatat dalam tribulan dan 243 274 359 322 1198
dilakukan konseling HIV selama pengobatan TB

4 Jumlah pasien tercatat dalam tribulan dan 243 274 359 322 1198
dilakukan Testing HIV selama pengobatan TB

5 Jumlah pasien tercatat dalam tribulan tersebut 243 274 359 322 1198
yang hasil test Hiv Tercatat selama pengobatan
TB
6 Jumlah pasien tercatat dalam tribulan tersebut 5 2 1 5 13
dengan Hasil Test HIV Positif selama
Pengobatan TB
7 Jumlah Pasien TB dengan HIV Positif 13 12 6 13 44
8 Jumlah Psien TB dengan HIV Positif yang 12 11 5 7 35
mendapat ART
9 Jumlah Pasien TB dengan HIV Positif yang 12 11 5 6 34
mendapat PPK

UNIT KTS DAN PDP


NO. Trib I Trib II Trib III Trib IV Jumlah
(di RSUD Kanjuruhan, 3 pkm)
1 Jumlah ODHA yang berkunjung 307 334 351 331 412
2 Jumlah ODHA yang dikaji status Tbnya 307 334 351 331 412
3 Jumlah ODHA dengan suspek TB 6 1 1 1 9
4 Jumlah ODHA yang diperiksa dahak mikroskopis
6 6 7 2 15
5 Jumlah ODHA yang didiagnosis TB Paru BTA (+)
18 20 18 8 31
6 Jumlah ODHA yang didiagnosis TB Paru BTA (-)
0 0 0 0 0
7 Jumlah ODHA yang didiagnosis TB ekstra Paru
0 0 0 0 0
8 jumlah ODHA yang mendapat pengobatan TB
18 20 18 8 31
9 jumlah ODHA yang mendapat pengobatan TB
dan ART 18 20 18 8 31
10 jumlah ODHA yang mendapat pengobatan TB
dan PPK 18 20 18 8 31

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 44


h. Kegiatan Harm Reduction (Pengurangan Dampak Buruk pada
Pengguna Napza Suntik)
Kegiatan harm reduction tersebut pada tahun 2012 masih
dilakukan di puskesmas Gondanglegi dan puskesmas Tumpang.
Namun mulai tahun 2013 layanan PTRM tetap di puskesmas
Gondanglegi, namun untuk LJSS dari puskesmas Tumpang dialihkan
ke puskesmas Turen. Sejak tahun 2016 puskesmas Gondanglegi
sudah tidak melayani jarum suntik steril.
Hasil kegiatan sebagai berikut :
 Layanan Metadon

 Layanan Jarum suntik steril

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 45


 Pada tahun 2017 jumlah jarum yang diidistribusikan lewat
puskesmas sebanyak 2.580 buah dan tidak ada yang
didistribusikan melalui satelit (LSM). Jumlah penasun yang
diberi kondom sebanyak 29 orang dengan kondom yang
didistribusikan sebanyak 670 buah.

i. Kegiatan Pengobatan Dukungan dan Perawatan (PDP)


Kegiatan PDP di Kabupaten Malang dilaksanakan oleh RSUD
Kanjuruhan, Puskesmas Sitiarjo, Puskesmas Turen dan Puskesmas
Ampelgading. Namun Puskesmas Ampelgading belum aktif
memberikan pelayanan ARV. Sejak mulai beroperasi sampai dengan
saat ini (Desember 2017) jumlah ODHA yang pernah masuk
perawatan PDP sebanyak 982 ODHA. Hasil kegiatan PDP dapat
dilihat pada grafik berikut ini.

3. Kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2017


A. Pertemuan koordinasi Konselor HIV
B. Pertemuan Koordinasi Manajer Kasus HIV
C. Pertemuan evaluasi laboratorium HIV/IMS
D. Pertemuan kegiatan P2 IMS
E. Pertemuan kegiatan P2 HIV
F. Pertemuan monev program pengendalian HIV
a. Pertemuan Koordinasi PKVHI

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 46


4. Permasalahan
a. Masih banyaknya masyarakat yang beresiko tinggi yang belum
memanfaatkan VCT untuk mengetahui status HIVnya.
b. Masih tingginya stigma dan diskriminasi pada ODHA
c. Pencatatan dan pelaporan melalui SIHA, masih ada fasyankes
yang belum optimal mengisi secara benar dan lengkap.
d. Banyaknya ODHA yang lolos follow up pengobatan ARV
e. Puskesmas Ampelgading belum dapat memberikan layanan PDP
karena belum mempunyai dokter umum.

5. Pemecahan masalah
a. Penyuluhan / sosialisasi kepada aparat terkait/masyarakat
b. Pengembangan layanan terkait HIV/AIDS dan IMS
c. Dukungan pada ODHA
d. Meningkatkan jejaring pada semua lini
e. Meningkatkan peran dan fungsi klinik IMS/klinik VCT puskesmas
secara optimal
f. Meningkatkan kegiatan PITC pada semua layanan baik
puskesmas maupun RS.
g. Meningkatkan pencatatan dan pelaporan sesuai standar.

Laporan tahunan P2PM th. 2017 Page | 47

Anda mungkin juga menyukai