Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Kelompok 2
1. Ade Mutiara Putri N (06131282025021) / 20
2. Annida Nurul Azizah (06131282025020) / 19
3. Hetri Delmania (06131282025053) / 50
4. Luthfiyah Khoirun Nisa (06131282025041) / 39
5. Meisya Dwi Morlina (06131282025044) / 41
6. Mukhlisah Putri (06131282025026) / 25
7. Tri Damayanti (06131282025050) / 47
8. Tri Oktariana (06131282025024) / 23
9. Yosa Meliya (06131282025001) / 01
Dosen Pengampu :
Dra. Toybah, M.Pd
Vina Amilia Suganda M, S.Pd., M.Pd.
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah “Bilangan Irasional, Perpangkatan, akar dan
logaritma”.
Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi semesta
alam Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalam makalah ini. Untuk itu kami
berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan penulisan yang
akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga selesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah dicurahkan
mendapat berkah dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II : ISI
A. Bilangan Irasional.......................................................................................................3
B. Perpangkatan.............................................................................................................13
C. Akar...........................................................................................................................30
D. Logaritma..................................................................................................................46
E. Contoh Soal...............................................................................................................59
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui bilangan irasional
b. Mengetahui cara penyelesaian perpangkatan
c. Mengetahui cara penyelesaian akar
d. Mengetahui cara penyelesaian logaritma
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. BILANGAN IRASIONAL
Yosa meliya
06131182025001
Bilangan irasional adalah sistem bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan a/b dengan a, b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0, namun dapat dinyatakan dalam
bentuk desimal.
Bilangan irasional terdiri dari kumpulan bilangan yang tdak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
seperti { √2, √3, √5, √6, √7, ….. }
√2 =1.4142135623730950...
√3=1.7320508075688772...
Pi:π = 3.141592653589793298462...
pi:π merupakan ratio yang jika kita cari hasilnya tidak akan ditemukan polanya hingga
(,) pi:π ini jutaan.
3
B. Sifat-Sifat Bilangan Irasional
Misalnya a dan b adalah bilangan irasional, maka berlaku sifat komutatif untuk
operasi penjumlahan dan perkalian.
Misalnya a, b, dan c adalah bilangan irasional, maka berlaku sifat asosiatif untuk
operasi penjumlahan dan perkalian.
Elemen identitas pada bilangan irasional sama dengan elemen identitas pada
bilangan real, yaitu 0 untuk operasi penjumlahan dan 1 untuk operasi perkalian.
4
6. Setiap Elemen Punya Invers
Contoh:
Setiap bilangan irasional yang dikalikan dengan nol akan menghasilkan angka
nol.
Contoh √2 =
1,414213562373095048801688724209698078569671875376948073176679737
9907324784621070388503875343276415727350138462309122970249248360
55850737212644121497099935831...
Hingga digit ke-2 juta, pola berulang dari √2 belum juga ditemukan.
Perhitungan dilakukan oleh Robert Nemiroff (George Mason University and
NASA Goddard Space Flight Center) dan diperiksa oleh Jerry Bonnell
(University Space Research Association and NASA Goddard Space Flight
Center).
9. Mempunyai bentuk akar tidak sempurna dengan hasil desimal tidak berulang
Bentuk akar tidak sempurna adalah bentuk akar yang menghasilkan nilai tidak
bulat.
Contoh:
√2 = 1.4142135...
√3 = 1.7320508...
√5 = 2.236067...
5
10. Mempunyai sifat tidak tertutup
Contoh:
√2 × √2 = √4 = 2; hasil rasional
√2 × √3 = √6; hasil tetap irasional
Contoh soal !
Tentukan nilai
dan √(16:8)
Penyelesaian:
(16: 8) Bilangan irasional, karena 16 dibagi 8 sama dengan 2, hasil dari √2 adalah
1,14213… tidak memiliki pola sehingga cocok menjadi bilangan irasional
6
Tri Damayanti
06131282025050
Bilaangan Irasional
Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak bisa diubah kedalam bentuk pecahan
biasa ab, dan apabila kita mencoba untuk merubahnya ke dalam bentuk pecahan
desimal, maka angkanya tidak akan berhenti, dan juga tidak memiliki pola tertentu.
Salah satu contoh dari bilangan irasional yang paling populer adalah atau biasa kita
sebut bilangan phi. Beberapa contoh bilangan irasional lainnya adalah seperti berikut
ini:
Contoh:
√2 =1,4121356… atau √3=1,7320508…
Kita bisa melihat dari contoh diatas, bahwa kedua bilangan tersebut bila diubah ke
bentuk desimal, tidak akan memiliki ujung, dan juga memiliki tidak pola tertentu.
Namun tidak semua bilangan akar merupakan bilangan irasional, contohnya √4 atau
√9 yang hasilnya adalah 2 dan juga 3. Satu lagi contoh bilangan irasional yang harus
kamu ketahui adalah bilangan eksponensial (e), yang merupakan sebuah konstanta
dengan nilai 2.7182818..
Bilangan irasional terdiri dari kumpulan bilangan yang tdak dapat dinyatakan
dalam bentuk pecahan seperti { √2, √3, √5, √6, √7, ….. }
7
Sifat komutatif penjumlahan:
a+b=b+a
a×b=b×a
(a + b) + c = a + (b + c)
(a × b) × c = a × (b × c)
a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
a × (b – c) = (a × b) – (a × c)
8
Elemen identitas pada bilangan irasional sama dengan elemen identitas pada
bilangan real, yaitu 0 untuk operasi penjumlahan dan 1 untuk operasi
perkalian.
Identitas penjumlahan
√2 + 0 = √2
Identitas perkalian
√2 × 1 = √2
Contoh:
9
7. Operasi Perkalian dengan Nol menghasilkan Nol
Contoh √2 =
1,414213562373095048801688724209698078569671875376948073176679737
9907324784621070388503875343276415727350138462309122970249248360
55850737212644121497099935831...
Hingga digit ke-2 juta, pola berulang dari √2 belum juga ditemukan.
9. Mempunyai bentuk akar tidak sempurna dengan hasil desimal tidak berulang
Bentuk akar tidak sempurna adalah bentuk akar yang menghasilkan nilai
tidak bulat.
Contoh:
√2 = 1.4142135...
√3 = 1.7320508...
10
√5 = 2.236067...
Contoh:
CONTOH SOAL
Jawab:
Terlihat bahwa ada 3 bilangan yang berulang. maka pecahan itu adalah .
Setelah disederhanakan maka menjadi .2. Jika adalah suatu pecahan dari
bilangan 0,0142857142851714285171428517…. Tentukan a+b positif terkecil!
Jawab:
Terlihat bahwa ada 6 bilangan yang berulang, yaitu 142857. Jadi, supaya semua
desimal bergeser ke kiri, kalikan saja dengan 10, sehingga menjadi
0,142857142851714285171428517….
Dengan cara yang sama seperti di atas, maka pecahan tersebut adalah:
11
Setelah disederhanakan, maka hasilnya adalah . Dengan demikian, a+b positif
terkecil yang diminta adalah 70+1 = 71.
2. Tentukan nilai
dan √(16:8)
Penyelesaian:
12
B. PERPANGKATAN
Hetri Delmania
06131282025053
A. Pengertian Perpangkatan
Perpangkatan adalah operasi matematika untuk perkalian berulang suatu
bilangan sebanyak pangkatnya. Pangkat suatu bilangan adalah angka yang ditulis
lebih kecil dan terletak agak ke atas. Berdasarkan semantic penulisan huruf disebut
dengan superscript, contohnya yaitu 22, 23 , 24 dan lainnya.
B. Menghitung Pangkat
Secara matematis perpangkatan bilangan dapat dituliskan sebagai berikut,
an = a × a × a × … × a sebanyak n kali
Keterangan :
- a adalah bilangan yang dipangkatkan (bilangan pokok)
- n adalah pangkat (eksponen) dengan n bilangan bulat positif
Contoh :
23 = 2 × 2 × 2 = 8
Operasi tersebut dibaca dengan “dua pangkat tiga”
32 = 3 × 3 = 9
Operasi tersebut dibaca dengan “tiga pangkat dua”
Namun, ditingkat yang lebih tinggi nilai pangkat tidak hanya menggunakan
bilangan bulat positif. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenai sifat-sifat
bilangan-bilangan berpangkat lebih lanjut untuk menyelesaikannya.
C. Sifat Perpangkatan
1. Semua Bilangan Pangkat 0 = 1
Berdasarkan konsep dasar, semua bilangan yang dipangkatkan 0 mempunyai
hasil 1.
13
00 = 1
11 = 1
22 = 1
Pembuktian :
Misal 40 = 1
Maka,
40 = 42-2
= 42 : 4 2
= 16 : 16
=1
2. Perkalian Bilangan Berpangkat
Jika p merupakan bilangan pokok, dan m, n merupakan pangkat. Dengan p, m,
n merupakan bilangan real berlaku,
pm × pn = pm+n
Contoh :
33 × 32 = 33+2 = 35 = 243
Akan tetapi sifat tersebut berlaku pada operasi antar bilangan berpangkat
apabila bilangan pokok masing-masing bernilai sama.
Pembuktian :
Secara matematis :
33 + 32
= (3 × 3 × 3) × (3 × 3)
= 35
= 243
Perhitungan biasa juga menghasilkan hasil yang sama :
33 × 32 = 27 × 9 = 243
pm : pn = pm - n
14
Contoh :
33 × 32 = 33 – 2 = 31 = 3
Sifat ini berlaku pada operasi antar bilangan berpangkat apabila bilangan pokok
masing-masing bernilai sama.
Pembuktian :
Secara matematis:
33 : 32
= (3 × 3 × 3) : (3 × 3) = 3
Perhitungan biasa menghasilkan hasil yang sama:
33 : 32 = 27 : 9 = 3
(pm)n = pm × n
Contoh :
(42)3 = 42 × 3 = 46 = 4096
Pembuktian :
Secara matematis
(42)3
= 42 × 42 × 42
= 42+2+2
= 46 = 4096
Perhitungan biasa
(42)3 = (16)3 = 4096
Contoh :
1
3-2 = 2
3
1
=9
15
6. Bilangan Dengan Pangkat Pecahan
Secara matematis bilangan dengan pangkat pecahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
m
a n = √n am
Contoh :
3 2 3 2
4 2 = √ 4 = √ 64 = 8
Akar Pangkat 3
√3 1000 = 10
Karena 103 = 10 × 10 × 10 = 1000
16
= (-8) × (-2) = 16
D. Perpangkatan Aljabar
Rumus perpangkatan pada bentuk aljabar :
(a ± b)n = (a ± b) × … × (a ± b)
Selain itu, terdapat beberapa bentuk istimewa dalam perpangkatan aljabar :
1. (a + b)2 = a2 + ab + ab + b2 = a2 + 2ab + b2
2. (a – b)2 = a2 – ab – ab + b2 = a2 – 2ab – b2
2 2
3. a – b = (a + b) (a – b)
Contoh :
(2a – 3b)2 – (a – 2b)2 =
Penyelesaian :
(2a – 3b)2 – (a – 2b)2 = ((2a – 3b) (2a – 3b)) – ((a – 2b) (a – 2b))
= (4a2 – 6ab – 6ab + 9b2) – (a2 – 2ab – 2ab + 4b2)
= (4a2 – 12ab + 9b2) – (a2 – 4ab + 4b2)
= 4a2 – a2 – 12ab + 4ab + 9b2 – 4b2
= 3a2 – 8ab + 5b2
E. Tabel Perpangkatan 2, 3, dan 4
Contoh Soal :
17
1. Sederhanakan atau selesaikan bentuk pangkat berikut :
a. 43 × 42 ?
b. 44 : 42 ?
c. 43 × 42 : 43 ?
Jawaban :
1. a. 43 × 42 = 43 + 2 = 45 = 1024
b. 44 : 42 = 44 – 2 = 42 = 16
c. 43 × 42 : 43 = 4 3 + 2 – 3 = 42 = 16
18
= (a2 + 2ab + 2ab + 4b2) + (4a2 + 12ab + 6ab + 9b2)
= (a2 + 4ab + 4b2) + (4a2 + 18ab + 9b2)
= a2 + 4a2 + 4ab + 18ab + 4b2 + 9b2
= 5a2 + 22ab + 13b2
5. 32 – 22 = ( 3 + 2 ) ( 3 – 2 )
=9–6+6–4
=5
06131282025020
1. Bulat Positif
19
Operasi bilangan berpangkat bulat positif memiliki beberapa sifat yang
dapat digunakan untuk mempermudah dalam perhitungan. Berikut adalah sifat-
sifat operasi bilangan tersebut :
Penyelesaian :
42 x 44
= 42+4
= 46
Penyelesaian :
36 : 34
= 36-4
= 32
20
Penyelesaian :
(32)4
= 3(2×4)
= 38
Perkalian Bilangan Berpangkat Sama
Dalam sifat yang keempat dapat dituliskan rumus sebagai berikut :
am x bm = (a x b)m
Contoh soal :
Sederhanakan bentuk perkalian bilangan berpangkat ini 23 x 53
Penyelesaian :
23 x 53
= (2 x 5)3
= 103
Contoh soal :
Tentukan bentuk lain dari pembagian bilangan berpangkat 35/45
Penyelesaian :
35/45
= (3/4)5
2. Pangkat Nol
Jika a adalah suatu bilanganbulat bukan nol (a ≠ 0), maka
berlaku a0 = 1
21
Contoh soal :
Hitunglah hasil dari perpangkatan berikut 100 dan 1000
Penyelesaian :
Dengan mengingat nilai a0 = 1, maka
100 = 1 dan
1000 = 1
3. BulatNegatif
Jika a adalah suatu bilangan bukan nol (a ≠ 0) berpangkat bulat negatif,
maka berlaku a-n = 1/an
Contoh soal :
Ubahlah bentuk 5-2 menjadi bilangan berpangkat positif
Penyelesaian :
Dengan mengingat sifat bilangan berpangkat bulat negative maka jawabannya
5-2
= 1/52
= 1/25
Jadi bentuk bilangan berpangkat positif dari 5-2 adalah 1/25
22
Sehingga dapat kita simpulkan menjadi 53 x 52 = 55
ContohSoal :
Sederhanakan hasil perkalian dari bilangan berpangkat di bawah ini, lalu
tentukan nilainya!
1. 72 x 75
2. (-2)4 x (-2)5
3. (-3)3 x (-3)7
4. 23 x 34
5. 3y2 x y3
6. 2x4 x 3x6
7. -22 x 23
Jawab:
1. 72 x 75 = 72+5 = 77 = 823.543
2. (-2)4 x (-2)5 = -24+5 = -29 = – 512
3. (-3)3 x (-3)7 = -33+7 = -310 = 59.049
4. 23 x 34 ,
Soal ini tidak bias kita sederhakan kembali sebab bilangan pokonya berbeda (2
dan 3). Sehingga, kita hanya dapat menghitung nilainya saja, yaitu: 23 x 34 = 8 x
81 = 648
5. 3y2 x y3 = 3(y)2+3 = 3y5
6. 2x4 x 3x6 = (2 x 3)(x) 4+6 = 6x10
7. -22 x 23 = (-1)2 x 22 x 23 = (1) x 22+3 = 25 = 32
Untuk kasus bilangan pokok negatif yang berpangkat, seperti pada nomor 2, 3 ,
7 terdapat poin penting yang harus kalian ketahui, yaitu:
23
2. Sifat Pembagian Bilangan Berpangkat
Pada operasi hitung pembagian bilangan berpangkat, maka akan berlaku sifat
seperti di bawah ini:
am : an = am-n
Untuk lebih memahami cara mengenai rumus di atas, perhatikan uraian di
bawah ini:
56 x 53 = (5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5) x (5 x 5 x 5)
56 x 53 = 5 x 5 x 5 (coret (5 x 5 x 5) x (5 x 5 x 5))
56 x 53 = 53
Sehingga, bisa kita simpulkan menjadi 56 x 53 = 56-3
Contoh Soal
Sederhanakan hasil pembagian dari bilangan berpangkat di bawah ini, lalu
tentukan nilainya!
45 / 53
34 / 23
Jawab:
1. 45 / 53 = 45-3 = 42 = 16
2. 34 / 23, soal ini tidak bias kita sederhakan kembali sebab bilangan pokonya
berbeda
(3 dan 2). Sehingga, kita hanya dapat menghitung nilainya saja, yaitu:
34 / 23 = 81/ 8 = 10,125
24
Untuk lebih memahami cara mengenai rumus di atas, perhatikan uraian di bawah
ini:
(53)2 =(5 x 5 x 5)2
(53)2 = (5 × 5 × 5) × (5 × 5 × 5)
(53)2 = 56
Sehingga, bias kita simpulkan menjadi (53)2 = 53×2
ContohSoal
Sederhanakan hasil perpangkatan dari bilangan berpangkat di bawah ini, lalu
tentukan nilainya!
1. (43)5
2. [(-2)4]2
Jawab:
1. (43)5 = 43×5 = 415 = 1.073.741.824
2. [(-2)4]2 = (-2)4×2 = (-2)8 = 256
Contoh Soal
Sederhanakan hasil perpangkatan dari bilangan berpangkat di bawah ini, lalu
tentukan nilainya!
25
1. (2 x 7)2
2. [(1/2) x (1/3)]3
Jawab:
1. (2 x 7)2 = 22 x 72 = 4 x 49 = 196
2. [(1/2) x (1/3)]3 = (1/2)3 x (1/3)3 = (1/8) x (1/27) = 1/216
Contoh Soal
Sederhanakan hasil perpangkatan dari bilangan berpangkat di bawah ini, lalu
tentukan nilainya!
1. (2/3)2
2. [(−3)/2]3
Jawab:
1. (2/3)2 = 22/52 = 4/25
2. [(−3)/2]3 = (−3)3/23 = −27/8
26
ao = 1
0n = 0
0o = tak terdefinisi
Untuk membuktikan sifat pangkat dari r bilangan nol nomor 1, simak penjelasan
di bawah ini:
24 : 24 = 24-4 = 20 sehingga,
24 : 24 = 20, sebab 24 : 24 = 16/16 = 1, maka
20 = 1
Dengan pembuktian tersebut, maka dapat kita simpulkan jika seluruh bilangan
real kecuali nol jika kita pangkatkan dengan 0 (nol) maka hasil nya akan sama
dengan 1.
27
Seluruh bilangan artinya dapat 1, 12, 123, 1234, 12345, 13456 dan seterusnya.
Maka dari itu, definisinya tidakjelas.
Sehingga bias kita simpulkan jika bilangan nol pangkat nol hasilnya tidak
terdefinisi.
YouTube/w
D. BentukAkar
28
Di dalam bukunya dengan judul Die Coss. Simbol tersebut dipilih sebab
mirip dengan huruf ” r ” yang mana diambil dari kata “radix”, yang merupakan
bahasa latin bagi akar pangkat dua.
Sebagaimana bilangan berpangkat yang mempunyai beberapa sifat-sifat,
bentuk dariakar pun juga mempunyai beberapa sifat, diantaranya yakni:
√a2 = a
√a x b = √a x √b ; a ≥ 0 dan b ≥ 0
√a/b = √a/√b ; a ≥ 0 dan b ≥ 0
C. AKAR
Tri Oktariana
29
06131282025024
A. AKAR BILANGAN
Pada dasarnya akar bilangan dapat dijelaskan melalui perpangkatan. Akar bilangan
merupakan perpangkatan dengan pangkat / eksponen bilangan pecahan. Pangkat
bilangan disebut juga pangkat rasional. Secara umum definisi akar bilangan adalah
sebagai berikut:
n
√ a ( dibaca : akar pangkat n dari bilangan a )
n
√ a dapat juga ditulis a1/n
Contoh :
1
1) 2√ 4=√ 4=22x 2 ¿ 2
1
Akar bilangan 3 atau sama dengan pangkat pecahan
3
1
2) 3√ 8=8 3 =¿ (23)1/3 = 2
8 ∛8 2
3) 3√ 27 = ∛ 27 = 3
Untuk akar pangkat dua tidak perlu ditulisan angkanya, namum selain dua harus
dituliskan angkanya.
Akar pangkat n dari a dinotasikan dengan √n a, dan disebut radikal. Bilangan bulat n
disebut dengan indeks dari radikal dan a disebut radikan. Akar bilangan merupakan
perpangkatan dengan eksponen bilangan pecahan, dan secara umum dirumuskan
sebagai berikut.
30
m
=a ; dengan a ≠ 0 dan ≥2
n m n
√a
Contoh :
1 1
1) 2 2 2
√ 4=4 =( 2 ) =2(untuk n=2tidak perlu dituliskan)
1 1
2) 3 3
√ 27=27 =( 3 ) =3 3 3
Contoh :
1) 2 = 6/3 = 20/10 = ….
2) -5 = -15/3
3) 0,6666… = 2/3
4) 0,232323… = 23/99
5) √ 16=4
31
4) π
a√ c+ b √ c =(a+ b) √ c
a√ c−b √ c=( a−b)√ c , dengan a,b,c adalah bilangan rasional dan c
≥0
Contoh :
1) 5 √ 3+7 √3=( 5+7 ) √ 3=12 √ 3
2) 10 √ 5−5 √ 5=( 10−5 ) √ 5=5 √5
3) 12√ 2 −4 √ 2=( 12−4 ) √ 2=8 √ 2
4) 9√ 7+3 √ 7 = ( 9+3 ) √ 7=12 √ 7
√ a ×√ b=√ ab
32
a √ c × b √ d=ab √ cd , dengan a,b,c,d adalah bilangan rasional,c ≥ 0
dan d ≥ 0
Contoh :
1) √ 5 x √ 2=√ 10
2) 7 √ 5 x 6 √ 3=42 √15
3) √ 243 = √ 81 x 3=9 √ 3
√a a a √a
=√ atau √ = , dengan a dan b adalah bilangan rasional, a
√b b b √b
≥ 0 dan b ≥ 0.
Contoh :
√ 36 = 6 =2
1)
√9 3
√ 225 = 15 =3
2)
√ 25 5
√ 243 81
3) =√ =9
√3
√ 100 10
4) √ 4 = 2 =5 atau √ 100 :4=√ 25=5
√ 36 6
5) √ 9 = 3 =2atau √ 36 :9=4
33
Definisi :
a a √b a√ b
= × =
√b √b √b ¿¿
c c a ± √ b c (a± √ b)
= × = 2
a±√b a±√b a±√b a ± ¿¿
c c √ b±√d c
= × = (√ b ± √ d )
√b±√ d √ b±√d √ b±√d b±d
a
1) Bentuk pembilang dan penyebut dikalikan dengan √ b
√b
a a √b a √b a
= x = = √b
√ b √b √ b b b
c
2) Bentuk pembilang dan penyebut dikalikan dengan akar sekawan yaitu
a+ √ b
a−√ b
c c a−√ b
= ×
a+ √ b a+ √ b a−√ b
c ( a−√ b ) c (
= = 2 a−√ b )
( a+ √ b ) ( a−√ b ) a −b
c
3) Bentuk pembilang dan penyebut dikalikan dengan akar sekawan
√ a+ √ b
yaitu √ a−√ b
c c a− b
= ×√ √
√ a+ √ b √ b √ a−√ b
c ( √ a−√ b ) c
= = ( √ a−√ b )
( √ a+ √ b ) ( √ a− √ b ) a−b
Contoh :
34
9 9 √6+ √ 3
1) √6−√ 3 = √ 6− √3 × √6+ √3
9 ( √ 6+ √ 3 )
a. =
6−3
9 ( √ 6+ √ 3 )
b. =
3
c. =3 ( √ 6+ √ 3 )
d. =3 √ 6+3 √ 6
10 10 √ 5 10 √ 5
2) = ×
√5 √5 √5
=
5
=2√ 5
6 6 √ 5+ √ 2 6(√ 5+√ 2)
3) = ×
√ 5−√ 2 √ 5−√ 2 √ 5+ √ 2
=
5−2
=6 ¿ ¿
e) Pangkat Pecahan
Definisi :
1 1 1
( pm ¿n = pm× n
m 1
m×
n n
p =p =¿
Contoh :
5 3
1) 2 3 =√3 25=∛ 32=∛ 8 x 4=∛ 8 × ∛ 4=2 3 × ∛ 4=2 ×∛ 4=2∛ 4
4
2) √5 81 = √5 34 = 3 3
35
3
a) =
5
1
b) =
4
Pembahasan :
3 3 2 6
a) = × = = 0,6
5 5 2 10
1 1 25 25
b) = × = = 0,25
4 4 25 100
36
4. Menggunakan perkalian bentuk akar
a) √4 x √2
b) √ 6 x √ 3
c) 2 √ 4 x 6 √ 2
d) 3 √ 6 x 4 √ 4
Pembahasan :
a) √4 x √2 = √8
b) √ 6 x √ 3 = √ 18
c) 2 √ 4 x 6 √ 2 = 2 x 6 x √ 4 x 2 = 12√ 8
d) 3 √ 6 x 4 √ 4 = 3 x 6 x √ 6 x 4 = 12 √ 24
37
a) √(25)4
b) √(27)3
Pembahasan :
1
a) √(25)4 = ¿ ¿) 2 = 252 = ( 52 )2= 54
1 3 3 9
b) √(27)3 = ¿ ¿) 2 = 27 2 = ¿ ¿) 2 =3 2
06131282025021
Bentuk akar matematika merupakan akar dari suatu bilangan-bilangan yang hasilnya
bukan termasuk ke dalam bilangan rasional (bilangan yang meliputi bilangan cacah,
bilangan prima, serta bilangan-bilangan lain yang terkait) atau bilangan irasional (yakni
bilangan yang hasil baginya tidak pernah berhenti).
Bentuk akar adalah bentuk lain untuk menyebutkan suatu bilangan yang berpangkat.
Bentuk akar termasuk ke dalam bilangan irasional di mana bilangan irasional tidak bisa
disebutkan dengan menggunakan bilangan pecahan a/b, a serta b bilangan bulat a dan b
≠ 0.
Bilangan dari bentuk akar merupakan suatu bilangan yang ada di dalam tanda √ yang
disebut sebagai tanda akar. Beberapa contoh bilangan irasional di dalam bentuk akar
yakni √2, √6, √7, √11 dan lain sebagainya.
n
√ a ( dibaca : akar pangkat n dari bilangan a ) adalah bilangan yang apabila
dipangkatkan dengan n hasilnya sama dengan a.
n
√ a dapat juga ditulis a1/n
Untuk akar pangkat dua tidak perlu ditulisan angkanya, namum selain dua harus
dituliskan angkanya.
Akar pangkat n dari a dinotasikan dengan √n a, dan disebut radikal. Bilangan bulat n
disebut dengan indeks dari radikal dan a disebut radikan. Akar bilangan merupakan
38
perpangkatan dengan eksponen bilangan pecahan, dan secara umum dirumuskan
sebagai berikut.
m
=a ; dengan a ≠ 0 dan ≥2
n m n
√a
Sifat Bentuk Akar
Bentuk akar juga memiliki sifat-sifat khusus yang harus kamu perhatikan, seperti:
n
√am = am/n
pn√a + qn = (p+q) n√a
pn√a – qn = (p-q) n√a
n
√ab = n√a x n√b
n
a √a
√
n
=
b n√b
, dimana b ≠ 0
m n
√ √a = mn√a
Setelah mengetahui sifat-sifat dari bentuk akar, saatnya kita mengetahui operasi hitung
dari bentuk akar
Untuk masing-masing a,b,c yang menjadi bilangan rasional yang positif, maka akan
berlaku rumus atau persamaan seperti berikut :
a√c + b√c = (a + b) √c
Contoh:
7 √2 + 5 √2 = (7+5) √2 = 12 √2
3 √8 + 5 √8 + √8 = (3 + 5 +1) √8 = 9 √8
39
Rumus operasi pengurangan bentuk akar:
a√c – b√c = (a – b) √c
Contoh:
5 √2 – 2 √2 = (5 – 2) √2= 3 √2.
Operasi Perkalian
Untuk masing-masing a,b, dan c adalah bilangan rasional positif, maka rumus yang
berlaku adalah :
√a x √b = √a x b
Contoh :
√4 x √8 = √(4 x 8)
Operasi Pembagian
√a a a √a
=√ atau √ = , dengan a dan b adalah bilangan rasional, a
√b b b √b
≥ 0 dan b ≥ 0.
40
Contoh
28 72
√28 : √4 =
√ 4
= √7 √72 : √2 =
√ 2
= √36 =6
Mencari bentuk sederhana dari akar adalah hal yang akan kamu lakukan ketika belajar
ilmu matematika di sekolah. Bentuk akar dalam matematika adalah akar dari sebuah
bilangan yang hasilnya tidak termasuk dalam 2 kategori bilangan, yaitu bilangan
rasional, bilangan yang meliputi bilangan cacah, bilangan prima, dan berbagai bilangan
lain yang termasuk ke dalamnya atau bilangan irasional, bilangan yang memiliki hasil
pembagian yang tidak pernah berhenti.
Kita sudah mengetahui bahwa bentuk akar adalah akar dari sebuah bilangan yang
hasilnya tidak termasuk dalam bilangan rasional dan irasional. Ternyata bilangan akar
juga memiliki sifat-sifat operasi bentuk akar yang harus kita ketahui. Beberapa
diantaranya adalah:
Menyederhanakan bentuk akar juga bisa disebut dengan proses merasionalkan bentuk
akar. Dalam proses menyederhanakan bentuk akar ini, ada beberapa syarat yang harus
kamu perhatikan, seperti:
Sebagai contoh:
Sebagai contoh:
√ x → bentuk sederhana
x
1
→ bukan bentuk sederhana
√x
Sebagai contoh:
√ 10 → bentuk sederhana
2
Beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengubah penyebut dari pecahan yang
berbentuk akar menjadi bentuk yang rasional (sederhana) seperti berikut ini:
42
D. Contoh Soal
=(5+2) √3
= 7√3
2. hasil dari √8 x √5
= √8 x5
= √40
= √ 4 x √ 10 = 2 √10
43
450
=√450 : √9 =
√ 9
= √50
= √25 x √2
= 5√2
= 3√6 + √4×6
=3√6 + 2√6
=5√6
= 5 √2 – 2 (2 x √2) + 4 (3 x √2)
= 5 √2 – 4 √2) + 12 √2
= (5 – 4 + 12) √2
= 13 √2
8 8 √5 = 8 √5
1. = x
√5 √5 √5 5
44
8 8 2+ √ 3
2. = x
2−√ 3 2−√ 3 2 ∓ √3
8(2+ √ 3) 8(2+ √ 3)
= =
4+ 2 √ 3−2 √ 3−3 4−3
16+8 √ 3
= = 16+8 √ 3
1
6 6 3−√ 6
3. = x√
√ 3+ √6 √ 3+ √ 6 √ 3−√ 6
6 ( √ 3−√ 6) 6 ( √ 3−√ 6)
= =
3−√ 18+√ 18−6 3−(−6)
6 √ 3−6 √ 6 6 √ 3−6 √ 6
= =
3+6 9
45
D. LOGARITMA
06131282025044 / 41
A. DEFINISI
Fungsi logaritma dengan bilangan pokok a > 0 dan a ≠ 1 adalah invers dari fungsi
eksponen dengan bilangan pokok a. Secara umum dapat ditulis:
a
log b = c → ac = b
Dengan
46
B. Sifat - sifat
1. ᵃlog a = 1
Contoh :
⁷log 7 = 1 (karena 7¹ = 7)
2. ᵃlog 1 = 0
Contoh :
⁶log 1 = 0 (karena 6⁰ = 1)
Contoh :
= ⁴log 2 + ⁴log 8
= ⁴log (2 × 8)
= ⁴log 16
=2
(karena 4² = 16)
b
4. ᵃlog b - ᵃlog c = ᵃlog c
Contoh :
= ⁵log 100 - ⁵log 4
100
= ⁵log 4
= ⁵log 25
= 5log 52
=2
(karena 5² = 25)
47
5. ᵃlog bⁿ = n . ᵃlog b
Contoh :
= ⁴log 64
= ⁴log 4³
= 3 . ⁴log 4
=3.1
=3
n
6. a^mlog bn = m .a
log b
Contoh :
= ⁸log 32
= 2^3 log 25
5
= log 2 3
2
5
= 3
Contoh :
= ²log 5 . ⁵log 3 . ³log 8
= ²log 8
= ²log 2³
= 3 . ²log 2
=3.1
=3
8. a ᵃlog b = b
48
Contoh :
= 4 ⁴log 18
= 18
C. Contoh Soal
1. Log 15 + log 20
= log (15.20)
= log 300
= log (3.100)
= log 3 + 2
2. 7 log 49
=7 log 72
=2
3. Log 8 + log 50
= log (8.50)
= log 400
= log 4 + 2
49
Mukhlisah Putri
06131282025026
A. Definisi Logaritma
Fungsi logaritma dengan bilangan pokok a > 0 dan a ≠1 adalah invers
dari fungsi eksponen dengan bilangan pokok a. Secara umum dapat ditulis:
a
❑ logb = c ⇔ac = b dengan a > 0 dan a ≠1 dan b > 0
B. Sifat-Sifat Logaritma
Jika a > 0 , a ≠1, m > 0, n > 0 dan × ∈R, maka:
1. ❑a log a x =x
a
2. a log n= n
❑
p
3. a ❑q loga p =
q
4. ❑ log ( mn )=❑a log m+ ❑alog n
a
Pembuktian :
m = ap dan n = aq
m . n = a p. a q
= a p+q
a
❑ logm . n = p + q
50
= ❑a logm+ ❑alog n
Buktikan :
Pembuktian :
a
❑ logm= p dan ❑a logn=q
m = ap dan n = a q
ap
¿=
aq
= a p−q
log ¿ ¿
= ❑a logm−❑a log n
D. Contoh Soal
3
1. ❑ log 18 = log ¿ ¿
= ❑3 log 2+ ❑3 log 32
= ❑3 log 2+2
125
2. log 125- log 75 = log
75
53
= log
3.52
5
= log
3
51
Luthfiyah Khoirun Nisa
06131282025041
1. Pengertian Logaritma
Logaritma adalah suatu invers atau hasil kebalikan dari suatu perpangkatan yang
digunakan untuk menentukan besar pangkat dari suatu bilangan pokok. Dengan kata
lain, melalui logaritma kita dapat mencari besar pangkat dari suatu bilangan yang telah
diketahui hasil pangkatnya.
Telah kita ketahui bahwa logaritma adalah kebalikan dari perpangkatan atau
eksponen, maka jika terdapat suatu perpangkatan ac = b, maka didalam logaritma akan
dituliskan menjadi alog b = c.
a
log b = c
Pada penulisan alog b = c, a disebut bilangan pokok atau basis logaritma dengan
syarat a> 0 dan a ≠ 1. b disebut bilangan numerus atau bilangan yang dicari nilai
logaritma nya dengan syarat b > 1. Sedangkan c merupakan hasil dari operasi
logaritma atau besar pangkat.
log b = c.
Selain itu juga terdapat bilangan istimewa yang sering digunakan sebagai basis.
Bilangan tersebut disebut dengan bilangan euler atau bilangan natural yang memiliki
52
nilai 2, 718281828. Logaritma dengan basis bilangan natural disebut dengan operasi
logaritma natural sehingga dapat dituliskan menjadi:
In b = c
Contoh:
1. 3log 81 = c. berapa nilai c?
Jawab:
Oleh karena bentuk logaritma adalah alog b = c maka b = ac, sehingga 81 = 3c. Dari
bentuk tersebut, 3 pangkat berapa yang hasilnya 81? Ternyata 3 x 3 x 3 x 3 = 81
atau dapat dituliskan 34 = 81. Jadi, c adalah 4.
2. 103 = 1000 diubah dalam bentuk logaritma menjadi log 1000 = 3. Mengapa 10 tidak
dituliskan dalam logaritma tersebut? Karena jika a = 10 maka tidak dituliskan
sehingga rumusnya menjadi log b = c.
5
3. 27 3 ubahlah kedalam bentuk logaritma.
Jawab:
5
Pertama, kita cari dulu hasil dari 27 3 . Ubah bilangan 27 menjadi lebih sederhana
5
sehingga bisa dibagi dengan . 27 adalah 3 x 3 x 3 atau 3 3. Dapat dituliskan
3
5
menjadi: (33) = 35 = 405. Lalu, ubah menjadi bentuk logaritma menjadi: 5log 405
3
5
= .
3
2. Sifat-sifat logaritma
53
Sifat logaritma dasar maksudnya yaitu apabila basis dan numerus suatu
logaritma sama maka hasilnya adalah 1. Dapat dituliskan sebagai berikut:
a
log a = 1
Selain itu, apabila suatu logaritma memiliki numerus yang bernilai 1 maka hasilnya
adalah 0 dikarenakan suatu bilangan berpangkat jika dipangkatkan dengan 0 maka
hasilnya adalah 1. Dapat dituliskan sebagai berikut:
a
log 1 = 0
Contoh:
1. 2log 2 = 1, dikarenakan hasil perpangkatan dari 21 = 2.
2. 5log 1 = 0, dikarenakan hasil perpangkatan dari 50 = 1.
Suatu logaritma dapat dijumlahkan dengan logaritma lain apabila logaritma tersebut
memiliki a atau basis yang sama. Hasil dari operasi ini yaitu suatu logaritma yang
mempunyai basis yang sama dan numerus yang dikalikan. Jika p dan q adalah bilangan
positif dan a adalah bilangan positif yang ≠ 1, maka dapat dituliskan:
a
log x + alog y = alog xy
Contoh:
1. 4log 8 + 4log 2 = 4log (8.2) = 4log 16
2. 5log 3 + 5log 15 = 5log (3. 15) = 5log 45
a x
log x – alog y = alog
y
54
Contoh:
12
1. 4log 12 – 4log 9 = 4log
9
2. Buktikan bahwa 2log 4 = 2 dengan menggunakan sifat pengurangan
logaritma.
Jawab: 2log 4 = 2log 8 – 2log 2
2
log 8 = 3 maka 23 = 8
2
log 2 = 1 maka 21 = 2
8 23
=
2 21
8
= 23−1
2
2
log 4 = 3-1
2
log 4 = 2, sesuai dengan bilangan perpangkatan yaitu 22 hasilnya adalah
4 (terbukti).
Dalam perkalian logaritma, nilai numerus logaritma a harus sama dengan nilai
bilangan pokok logaritma b. Hasil perkalian tersebut merupakan logaritma baru dengan
nilai bilangan pokok sama dengan logaritma a, dan nilai numerus sama dengan
logaritma b. Sifat perkalian logaritma ini dapat dituliskan menjadi:
Contoh:
1. 3log 5 . 5log 81 = ?
55
Jawab: Dalam logaritma tersebut numerus logaritma a dan bilangan pokok dari
logaritma b merupakan bilangan yang sama yaitu 5, sehingga kita coret numerus
dan bilangan pokok yang sama tersebut. Maka, yang tersisa hanya 3log 81. 3
pangkat berapa yang hasilnya 81. 3 x 3 x 3 x 3 = 81, 81 = 3 4. Ingat konsep
bentuk awal logaritma, bahwa pangkat dari suatu bilangan berpangkat adalah
hasil dari suatu logaritma. Jadi, 3log 81 hasilnya adalah 4.
e. Sifat pembagian pada logaritma
Sifat ini hanya berlaku apabila kedua logaritma memiliki basis yang sama, sehingga
dapat dituliskan sebagai berikut:
x
log b / x log a = a log b
Contoh:
2 log 8❑ 4
= log 16 = 2, dikarenakan 42 = 16.
2 log 16❑
Suatu logaritma yang berbanding terbalik dengan logaritma lain yang memiliki nilai
bilangan pokok dan numerusnya saling bertukaran. Dapat dituliskan menjadi:
Suatu logaritma dapat memiliki nilai yang sama dengan negatif logaritma lain yang
memiliki numerus dengan pecahan terbalik. Dapat dituliskan sebagai berikut:
a x y
log ( ) = – a log ( )
y x
56
Sifat perpangkatan ini apabila suatu logaritma dengan numerusnya merupakan
suatu eksponen dapat dijadikan logaritma baru dengan mengeluarkan pangkatnya
menjadi bilangan pengali. Jika b adalah bilangan real positif dan a adalah bilangan real
positif ≠ 1 serta n adalah bilangan sembarang, dapat dituliskan sebagai berikut:
Contoh:
3
log 27 = 3log 33
= 3. 3log 3
= 3. 1
=3
Suatu logaritma yang nilai basisnya merupakan suatu eksponen dapat dijadikan
logaritma baru dengan mengeluarkan pangkatnya menjadi bilangan pembagi. Dapat
dituliskan sebagai berikut:
Contoh:
1 3
3 4log 9 = . log 9
4
1
= . 2 (2 didapat dari 9 = 32)
4
1
=
2
j. Perpangkatan logaritma
57
Perpangkatan logaritma maksudnya ada suatu bilangan yang mempunyai pangkat
berbentuk logaritma. Hasil pangkatnya merupakan nilai numerus dari logaritma
tersebut. Dapat dituliskan seperti berikut:
a alogm = m
Suatu logaritma dapat dipecah menjadi perbandingan dua logaritma sebagai berikut:
p
alog p
log q =
a logq
Syarat a > 0, a ≠ 1 , p > 0, q > 0
Contoh soal:
1. Buktikan bahwa hasil 3log 243 = 5 dengan menggunakan sifat penjumlahan
logaritma.
Jawab: 3log 243 = 3log 9 + 3log 27
3
log 9 = 2 maka 32 = 9
3
log 27 = 3 maka 33= 27
9 x 27 = 32 x 33
9 x 27 = 32+3
3
log (9 . 27) = 2 + 3
3
log 243 = 5
58
E. CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
π
3. Tentukan nilai 2 dan √(16:8)
4. 20 √ 4 : 5 √ 2
5. Buktikan bahwa hasil 3log 243 = 5 dengan menggunakan sifat penjumlahan logaritma.
Pembahasan
π
3. 2 = Bilangan irasional, karena 𝝅 yang berjumlah 3,142857… dibagi dengan 2
memiliki hasil 1,57142… tidak memiliki pola apapun, sehingga memenuhi ciri-ciri
bilangan irasional.
4. 20 √ 4 : 5 √ 2
= ( 20 : 5 ) √ ( 4 :2)
= 4 √3
3
5. log 243 = 3log 9 + 3log 27
3
log 9 =2 maka 32 = 9
3
log 27 =3 maka 33= 27
9 x 27 = 32 x 33
9 x 27 = 32+3
3
log (9 . 27) = 2 + 3
3
log 243 =5
60
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
https://www.advernesia.com/blog/matematika/perpangkatan/
https://tarokutu.com/2017/11/pengertian-perpangkatan-bilangan.html
https://blog.ruangguru.com/matematika-kelas-7-cara-menyelesaikan-operasi-perpangkatan-
pada-bentuk-aljabar
Siti hawa, Toybah, Vina Amilia Suganda, 2017. aritmatika. Palembang: NoerFikri.
https://blog.ruangguru.com/mengenal-logaritma-dan-sifat-sifatnya,
https://saintif.com/sifat-logaritma/,
https://www.pinterpandai.com/bilangan-rasional-dan-irasional/,
https://www.advernesia.com/blog/matematika/bilangan-rasional-dan-irasional/
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/apa-itu-bilangan-rasional-dan-irasional-4451/
https://www.advernesia.com/blog/matematika/bilangan-rasional-dan-irasional/
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/apa-itu-bilangan-rasional-dan-irasional-4451/
https://www.pinterpandai.com/bilangan-rasional-dan-irasional/
https://www.academia.edu/36153044/Aritmatika
https://www.academia.edu/15507157/Isi_matik
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kenali-sifat-dari-bentuk-akar-dan-cara-operasi-
hitungnya-4625
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/bentuk-sederhana-akar-matematika-dan-cara-
mendapatkannya-4739/
https://www.yuksinau.id/bentuk-akar-matematika/
https://blogmipa-matematika.blogspot.com/2017/05/bentuk-akar.html
Kelaspintar,id
Bobo.grid.id
61
Yuksinau.id
https://www.zenius.net/blog/23423/contoh-sifat-persamaan-logaritma-rumus
https://blog.ruangguru.com/mengenal-logaritma-dan-sifat-sifatnya
https://www.studiobelajar.com/logaritma/
https://saintif.com/sifat-logaritma/
https://rumus.co.id/sifat-sifat-logaritma/
https://www.materimatematika.com/2017/11/logaritma.html
https://www.materimatematika.com/2017/11/logaritma.htm
62
63