Anda di halaman 1dari 3

ILMU UKUR TANAH 02

ALAT UKUR JENIS OPTIK UT2.02

ALAT UKUR JENIS OPTIK

A. Pendahuluan

Gambar 1. Pengukuran bangunan sipil

Dalam perencanaan bangunan Sipil misalnya perencanaan jalan raya, jalan kereta api,
bendung dan sebagainya, Peta merupakan hal yang sangat penting untuk perencanaan
bangunan tersebut. Untuk memindahkan titik - titik yang ada pada peta perencanaan suatu
bangunan sipil ke lapangan (permukaan bumi) dalam pelaksanaanya pekerjaan sipil ini dibuat
dengan pematokan/ staking out, atau dengan perkataan lain bahwa pematokan merupakan
kebalikan dari pemetaan. Selain itu diperlukan suatu pengukuran beda tinggi agar dapat
diketahui perbedaan tinggi dari dipermukaan tanah.
Pengukuran dalam perencanaan bangunan paling sering dilakukan pada pekerjaan
perencanaan jalan raya, jalan kereta api, bendungan, namun untuk bangunan gedung juga
biasa dilakukan. Umumnya pekerjaan ini dilakukan pada konstruksi-konstruksi besar, seperti
pembangunan gedung bertingkat, stadion, pusat perbelanjaan dan sebagainya.

B. Pengukuran pada bangunan Gedung


Pengukuran dan pematokan (setting out/stake out) adalah pekerjaan tahap awal dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, sebelum melaksanakan pengukuran dan pematokan juru
ukur perlu menyiapkan dokumen gambar kerja (gambar rencana, gambar denah ruang dan
gambar denah pondasi).

5
Gambar 2. Pengukuran pada konstruksi gedung

Adapun tujuan dari pengukuran pada pekerjaan konstruksi gedung antara lain :
1. Menentukan titik-titik batas area proyek, ini diperlukan untuk pembuatan alur pagar
proyek dan penentuan koordinat gedung.
2. Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi dan lantai basement, kesalahan dalam
penentuan elevasi ini dapat menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian tanah.
3. Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
4. Memantau kedataran cor beton pada pekerjaan lantai basement atau plat lantai diatasnya.
5. Marking atau menentukan as kolom gedung, pada pekerjaan ini menggunakan istilah
pinjaman as 1 m untuk mengecek apakah pembesian dan bekisting kolom sudah terletak
pada posisi yang benar.
6. Pengecekan ketegakan kolom dengan menggunakan waterpass atau benang ukur yang
diberi bandul.
7. Menghitung ketinggian elevasi cor kolom beton agar pas untuk menaruh balok dan plat
lantai, kesalahan dalam pekerjaan ini dapat menyebabkan adanya bobok beton atau cor
ulang untuk menambah ketinggia kolom.
8. Pengecekan kedataran elevasi balok lantai agar sesuai dengan gambar rencana.
9. Marking perletakan stek besi tulangan struktur diatasnya.
10. Marking perletakan void dan lobang lift gedung agar berada tepat pada posisi rencana.
11. Membuat as elevasi bangunan tiap lantai, dibuat dengan cara membuat garis pinjaman
dengan ketinggian 1 m dari lantai gedung.
12. Membuat dan Mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu sekali untuk
mengetahui apakah posisi gedung yang sudah dibangun berada pada kondisi aman.
13. Marking posisi pekerjaan arsitektur seperti pemasangan dinding batu bata, pemasangan
kepalaan keramik, penentuan posisi titik lampu, penentuan posisi sanitair toilet dll.

6
C. Pengukuran pada konstruksi jalan
Teknik pengukuran yang digunakan dalam pengukuran konstruksi jalan adalah metode
yang digunakan pada pengukuran survey dasar yaitu pengukuran posisi vertikal, pengukuran
posisi horizontal , dan pemetaan topografi.

Gambar 3. Pengukuran pada konstruksi jalan

Adapun tujuan dari pengukuran pada pekerjaan konstruksi jalan antara lain :
1. Menentukan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah area rencana, ini diperlukan
untuk pembuatan alur atau jalur rencana jalan yang akan dibuat.
2. Menentukan alignament horisontal dan vertikal konstruksi jalan.
3. Menentukan posisi penampang memanjang dan melintang jalan.
4. Menentukan elevasi kedalaman galian dan ketebalan timbunan, kesalahan dalam
penentuan elevasi ini dapat menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian tanah.
5. Menentukan tebal perkerasan rencana jalan.

Anda mungkin juga menyukai