LP Halusinasi
LP Halusinasi
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Kasus (masalah utama):
Halusinasi
2. Proses terjadinya masalah
a. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata Keliat, (2011) dalam Zelika, (2015).
Sedangkan Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan
kepribadiannya.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata Keliat, (2011) dalam Zelika, (2015).
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak sesuai
dengan kenyataan Sheila L Vidheak,( 2001) dalam Darmaja (2014).
b. Faktor Predisposisi
1) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukan oleh penelitian-
penelitian yang berikut:
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak yang lebih luas
dalam perkembangan skizorenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik
berhubungan dengan perilaku psikotik.
c. Faktor Presipitasi
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stres lingkungan
Ambang tolerasi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
d. Tanda Gejala
1) Tahap 1 (comforting)
a) Tertawa tidak sesuai dengan situasi
b) Menggerakkan bibir tanpa bicara
c) Bicara lambat
d) Diam dan pikiranya dipenuhi pikiran yang menyenangkan
2) Tahap 2 (condemning)
a) Cemas
b) Konsentrasi menurun
c) Ketidakmampuan membedakan realita
3) Tahap 3
a) Pasien cenderung mengikuti halusinasi
b) Kesulitan berhubungan dgn orla
c) Perhatian dan konsentrasi menurut
d) Afek labil
e) Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk)
4) Tahap 4 (controlling)
a) Pasien mengikuti halusinasi
b) Pasien tidak mampu mengendalikan diri
c) Tidak mampu mengikuti perintah nyata
d) Beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
3. Dasar Penetapan Masalah klien
1) Data subjektif
a) Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam
b) Mengungkapkan perasan takut, cemas, hawatir
2) Data objektif
a) Wajah tegang, merah
b) Mondar-mandir
c) Mata melotot rahang mengatup
d) Tangan mengepal
e) Keluar keringat banyak
f) Mata merah
b. Analisa data:-
c. Pohon masalah
1) Masalah keperawatan
a) Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b) Perubahan sensori perseptual : halusinasi
c) Isolasi sosial : menarik diri
2) Data yang perlu dikaji
a) Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :
(1) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
(2) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
(3) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
(1) Mata merah, wajah agak merah.
(2) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
(3) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
(4) Merusak dan melempar barang-barang.
b) Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Data Subjektif :
(1) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata
(2) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus
yang nyata
(3) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
(4) Klien merasa makan sesuatu
(5) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
(6) Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan
didengar
(7) Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
(1) Klien berbicara dan tertawa sendiri
(2) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
(3) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk
mendengarkan sesuat
(4) Disorientasi
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih,
Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur,
Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
No Dx Perencanaan
Tgl Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Dx Keperawatan
Gangguan TUM: Klien Setelah1x interaksi klien 1. Bina hubungan saling
sensori dapat mengontrol menunjukkan tanda – percaya dengan
persepsi: halusinasi yang tanda percaya kepada menggunakan prinsip
halusinasi dialaminya perawat : komunikasi terapeutik :
(lihat/dengar/p a. Sapa klien dengan
Tuk 1 : 1. Ekspresi wajah
enghidu/raba/k ramah baik verbal
Klien dapat bersahabat.
ecap) maupun non verbal
membina 2. Menunjukkan rasa
b. Perkenalkan nama,
hubungan saling senang.
nama panggilan dan
percaya 3. Ada kontak mata.
tujuan perawat berkenalan
4. Mau berjabat
c. Tanyakan nama
tangan.
lengkap dan nama
5. Mau menyebutkan
panggilan yang disukai
nama.
klien
6. Mau menjawab
d. Buat kontrak yang
salam. jelas
7. Mau duduk e. Tunjukkan sikap jujur
berdampingan dengan dan menepati janji setiap
perawat. kali interaksi
8. Bersedia f. Tunjukan sikap empati
mengungkapkan dan menerima apa adanya
masalah yang dihadapi. g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
h. Tanyakan perasaan
klien dan masalah yang
dihadapi klien
i. Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan klien
TUK 2 : Setelah 1x interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering
menyebutkan : dan singkat secara
Klien dapat
bertahap
mengenal 1. Isi
2.2. Observasi tingkah
halusinasinya 2. Waktu
laku klien terkait
3. Frekunsi
dengan halusinasinya
4. Situasi dan kondisi
(* dengar /lihat
yang menimbulkan
/penghidu /raba
halusinasi
/kecap), jika
menemukan klien yang
sedang halusinasi:
1. Tanyakan apakah
klien mengalami
sesuatu ( halusinasi
dengar/ lihat/
penghidu /raba/ kecap
)
kadang – kadang )
2. Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
2. Setelah 1x interaksi 2.4Diskusikan dengan klien
klien menyatakan apa yang dirasakan jika
perasaan dan responnya terjadi halusinasi dan beri
saat mengalami kesempatan untuk
halusinasi : mengungkapkan
Marah perasaannya.
Takut 2.3. Diskusikan dengan
Sedih klien apa yang
Senang dilakukan untuk
Cemas mengatasi perasaan
Jengkel tersebut.
2.4. Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila klien
menikmati
halusinasinya.
sedang berhalusinasi.
3.4 Bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan
dan latih untuk
mencobanya.
TUK:
1. Klien dapat
1. Setelah1X interaksi
membina
klien menunjukkan tanda-
hubungan saling
tanda percaya kepada /
percaya
terhadap perawat:
o Wajah cerah,
tersenyum
• Tanyakan perasaan
klien dan masalah yang
dihadapi kllien
• Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan klien
• Perawat lain
• Pengertian menarik
diri
perilaku kekerasan.
8.2. Diskusikan potensi
keluarga untuk
membantu klien
mengatasi perilaku
kekerasan
8.3. Jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan
cara merawat klien
perilaku kekerasan yang
dapat dilaksanakan oleh
keluarga.
8.4. Peragakan cara merawat
klien (menangani
perilaku kekerasan)
8.5.Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
8.6. Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
8.7. Tanyakan perasaan
keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
tidak biasa
Beri pujian terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat.
Rodiana kurniasih