Anda di halaman 1dari 49

1

ii
RINGKASAN

Manusia adalah makhluk sosial yang dimana pasti membutuhkan suatu


interaksi dengan manusia lain. Pada zaman dahulu, interaksi antar manusia hanya
bisa dilakukan dengan cara bertemu langsung atau berbicara. Seiring
berkembangnya teknologi zaman sekarang, interaksi antar manusia bisa
dilakukan dengan cara tidak bertemu langsung, seperti menggunakan telepon, dan
perangkat komunikasi tidak langsung lainnya.
Dunia IT pun tidak mau kalah untuk memudahkan manusia dalam
berinteraksi. Yang paling nyata dalam perkembangan IT adalah jejaring sosial.
Jejaring sosial merupakan media interaksi manusia dalam dunia maya. Dimana
orang-orang mengakses sebuah situs dalam teknologi web dan bisa
menghubungkan manusia tersebut ke dunia luar. Dengan jejaring sosial, manusia
semakin mudah dalam berinteraksi. Bagi masyarakat Indonesia, jejaring sosial
banyak manfaatnya. Selain berinteraksi dengan dunia luar, dan masyarakat bisa
mempererat tali silaturahmi, bertukar informasi, hingga melakukan kerjasama.
Internet dapat membantu remaja dalam berkomunikasi dan bersosialisasi,
karena internet memudahkan remaja menjalin relasi dengan teman ataupun lawan
jenis. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi halangan dalam hal komunikasi. Akan
tetapi sebaliknya, seorang remaja yang kecanduan internet cenderung mengalami
penurunan keinginan untuk berkomunikasi secara langsung, tatap muka,
khususnya dengan keluarga. Kemampuan untuk berkomunikasi secara asertif
sangat diperlukan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan internet pada
remaja. Remaja yang cenderung mudah terpengaruh oleh teman sebaya rentan
terhadap pengaruh buruk penggunaan internet yang berlebihan. Terlepas dari
pentingnya pemanfaatan internet untuk kepentingan pendidikan atau
pembelajaran, kini makin terlihat fenomena yang menunjukkan minat yang tinggi
pada kalangan remaja perkotaan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan alternatif pemecahan masalah pada remaja yang memiliki
kecenderungan ketergantungan pada jejaring sosial agar lebih meningkatkan
komunikasi interpersonal yang dimiliknya sehingga tidak mengalami hambatan
dalam bersosialisasi. Subyek dalam penelitian ini adalah 300 siswa-siswi SMA di
Semarang.

Kata kunci : IT, Jejaring Sosial, Komunikasi Interpersonal

iii
PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
memberikan kami semangat untuk dapat menyusun laporan akhir penelitian kami
dengan baik dan lancar.
Laporan ini berisi hasil akhir penelitian yang telah kami laksanakan,
disela rutinitas dan aktivitas kami sebagai pengajar. Dengan penuh tanggung
jawab, kami mencoba menyelesaikan pemikiran kami dalam penelitian ini,
walaupun terkadang ada hambatan atau kendala seperti pembagian waktu agar
kami tetap menjalankan kewajiban kami mengajar dan membimbing mahasiswa.
Harapan kami, semoga hasil luaran penelitian ini dapat menjadi alat bantu
dalam memahami pentingnya pengaruh sosial media terhadap komunikasi
interpersonal dan cyberbullying pada remaja.

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

Judul i
Halaman Pengesahan ii
Ringkasan iii
Prakata iv
Daftar Isi v
Bab I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Perumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Peneltian 5
1.4 Kontribusi Penelitan 5
Bab II Tinjauan Pustaka 5
2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal 5
2.2 Macam-macam Jejaring Sosial 8
2.3 Baik Buruknya Jejaring Sosial 9
2.4 Pengertian CyberBullying 12
2.5 Pengertian Remaja 14
Bab III Metode Penelitian 17
3.1. Identifikasi Variabel Penelitian 17
3.2. Subjek Penelitian 17
3.3. Metode Pengumpulan Data 17
3.4. Metode Analisis Data 18
Bab IV Biaya dan Jadwal Pelaksanaan 19
4.1 Anggaran Biaya 19
4.2 Jadwal Penelitian 19
Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan 20
Bab VI Kesimpulan dan Saran 29
Daftar Pustaka 30
Lampiran 31

v
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan


yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu
menampilkan diri sesuai dengan norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu
dituntut untuk mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Sundari (2008)
menyatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki penyesuaian diri yang positif apabila ia
dapat menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: tidak adanya ketegangan emosi, dalam
memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan rasional, mengarah pada masalah yang
dihadapi secara langsung dan mampu menerima segala akibatnya, dalam memecahkan
masalah bersikap realistis dan objektif, mampu belajar ilmu pengetahuan yang
mendukung apa yang dihadapi, sehingga dengan pengetahuan itu dapat digunakan untuk
menanggulangi masalah, karena dalam menghadapi masalah memerlukan kesanggupan
membandingkan pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain.
Berkomunikasi merupakan kegiatan rutin manusia sejak mereka dilahirkan, mulai
dari tangisan sang bayi yang menyampaikan pesan berisi kebutuhan psikologis dan
fisiologisnya, sampai dengan pesan berisi kebutuhan komplementer orang dewasa.
Semuanya tidak terlepas dari proses penyampaian dan penerimaan pesan yang disebut
komunikasi. Seiring berkembangnya teknologi zaman sekarang, interaksi antar manusia
bisa dilakukan dengan cara tidak bertemu langsung, seperti menggunakan telepon, dan
perangkat komunikasi tidak langsung lainnya.
Internet dapat membantu remaja dalam berkomunikasi dan bersosialisasi, karena
internet memudahkan remaja menjalin relasi dengan teman ataupun lawan jenis. Jarak
dan waktu tidak lagi menjadi halangan dalam hal komunikasi. Akan tetapi sebaliknya,
seorang remaja yang kecanduan internet cenderung mengalami penurunan keinginan
untuk berkomunikasi secara langsung, tatap muka, khususnya dengan keluarga.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara asertif sangat diperlukan untuk mengurangi
dampak negatif penggunaan internet pada remaja. Remaja yang cenderung mudah
terpengaruh oleh teman sebaya rentan terhadap pengaruh buruk penggunaan internet yang
berlebihan. Terlepas dari pentingnya pemanfaatan internet untuk kepentingan pendidikan

1
atau pembelajaran, kini makin terlihat fenomena yang menunjukkan minat yang tinggi
pada kalangan remaja perkotaan di Indonesia.
Dunia IT pun tidak mau kalah untuk memudahkan manusia dalam berinteraksi.
Yang paling nyata dalam perkembangan IT adalah jejaring sosial. Jejaring sosial
merupakan media interaksi manusia dalam dunia maya. Dimana orang-orang mengakses
sebuah situs dalam teknologi web dan bisa menghubungkan manusia tersebut ke dunia
luar. Dengan jejaring sosial, manusia semakin mudah dalam berinteraksi. Bagi
masyarakat Indonesia, jejaring sosial banyak manfaatnya. Selain berinteraksi dengan
dunia luar, dan masyarakat bisa mempererat tali silaturahmi, bertukar informasi, hingga
melakukan kerjasama.
Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan lainnya dapat membantu dalam
banyak hal dan membuka banyak kesempatan untuk anda. Tapi, siapa sangka ternyata
jejaring sosial juga dapat mendatangkan masalah untuk penggunanya. Jejaring sosial
merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi banyak orang. Terutama, bagi orang yang
maniak internet, dapat berhubungan dengan teman dengan mudah, terutama untuk orang
yang sudah lama tak bertemu dan tinggal berjauhan.
Menurut pendapat Kak Seto selaku aktivis Komnas Perlindungan Anak,
penggunaan situs jejaring sosial ibarat pisau bermata dua, bisa berdampak positif maupun
berdampak negatif,tergantung mana yang digunakannya. Dikatakannya, sebaiknya anak
tidak disalahkan atas dampak negatif yang muncul dari penggunaan Facebook karena
anak hanya menjadi korban saja. Orangtua harus menyadari bahwa selama ini mereka
salah dalam mendidik anak.
Begitu juga warung internet (warnet), tidak bisa disalahkan atas banyaknya kasus
anak hilang karena Facebook, tetapi salahkan orangtua dan pihak sekolah dalam
mendidik anak.
Jejaring sosial yang marak digunakan oleh remaja merupakan tempat curhat bagi
mereka, karena selama di rumah tidak diperhatikan oleh sekolah maupun keluarga.
Sehinnga mereka selalu mencari alternatif lain di luar rumah untuk mencurahkan
perasaan hatinya.
Untuk itu solusi yang harus dilakukan adalah dengan mengubah cara mendidik
anak, yaitu dengan cara memberi perhatian lebih kepada anak remaja. Misalnya dengan

2
mengadakan pertemuan minimal seminggu sekali tentang apa yang menjadi keluhan anak
untuk dibahas dalam keluarga.
Sedangkan menurut Aris Merdeka Sirait, Komisi Nasional Perlindungan Anak
telah mendapatkan 36 laporan terkait kasus anak dan remaja yang menjadi korban
kejahatan lewat situs jejaring Facebook sepanjang Januari hingga Februari 2010. Dalam
database Komnas Perlindungan anak telah terjadi kasus penculikan anak sebanyak tujuh
kasus yang dilaporkan ke polisi. Angka laporan soal kasus kejahatan anak di Facebook
yang diterima Komnas Anak tentu lebih besar dari yang kenyataan sebenarnya.
Laporan tersebut menunjukkan modus-modus yang berawal dari Facebook,
berupa perdagangan anak, prostitusi, tapi anak juga bisa menjadi korban
pemerkosaan.Beliau menilai pesatnya kemajuan teknologi harus dipelajari dengan baik
untuk mengantisipasi kejahatan lewat internet. Di situ orang tua punya peranan penting
untuk mengantisipasi. Caranya, orang tua harus mengubah pendekatan dari disiplin
otoriter menjadi pendekatan personal kekeluargaan. Menurut beliau ada beberapa benteng
yang dapat menangkal bahaya Facebook. Keluarga, lingkungan sosial dan terakhir
negara. Dalam keluarga, seorang ibu memegang peranan penting, jangan sampai orang
tua telah tergantikan dengan adanya FB.
Selain menguntungkan pengguna, jejaring sosial juga dapat merugikan pengguna.
Hal ini disebabkan apabila ada oknum atau pihak yang berniat melakukan kejahatan
dengan menggunakan media jejaring sosial. Kejahatan yang dimaksud bisa berupa
kriminal, pornografi, dan pencemaran nama baik
Salah satu kasus yang marak menjadi bahan perbincangan adalah saat seorang
mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta beradegan bugil di internet. Polisi
dari Satuan Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya sedang
mendalami kasus ini.“Sedang ditelusuri apakah foto itu foto dia atau bukan. Atau juga
apakah foto itu disebar oleh dia atau orang lain, kita masih telusuri,” ucap Ajun
Komisaris Besar Hermawan, Kepala Satuan Cyber Crime, pada Rabu (23/3) siang.Tapi,
kata Hermawan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan dari mahasiswi yang
disebut-sebut berinisial Tr itu. Menurut Hermawan, jika Tr merasa dirugikan, dia
harusnya melapor ke polisi agar polisi mengusut pelaku penyebar foto porno
tersebut.“Untuk membuktikan hal itu sebagai sebuah tindak pidana, maka kita harus
mencari bukti-bukti yang kuat dulu. Misalnya mendapatkan fotonya, lalu menemukan

3
pemilik foto tersebut untuk dicek apakah foto itu memang dia. Kalau pun benar, maka
kita harus mencari bukti siapa yang telah meng-upload-nya,” papar Hermawan.Jika
terbukti, maka sanksi bagi orang yang mengupload foto mahasiswi bugil dijerat dengan
Undang Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) No 11 Tahun 2008 dan Undang
Undang Pornografi No 44 Tahun 2008.Foto-foto telanjang Tr awalnya beredar di akun
jejaring facebook miliknya. Foto-foto itu kini tersebar di sebuah blog.
1.2 Perumusan Masalah
Dampak situs jejaring sosial lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena
sebagian besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah.
Mudahnya menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang
baik sengaja ataupun hanya mencoba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs
jejaring sosial tersebut.
Dalam waktu singkat mengakses situs jejaring sosial akan menjadi suatu
kebiasaan, dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya pengguna dalam hal ini
peserta didik, bisa lupa waktu karena terlalu asik dengan kegiatannya didunia maya
tersebut. Yang paling mengkhawatirkan adalah pada era teknologi dan globalisasi seperti
sekarang ini, telepon seluler yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat penerima dan
pemanggil jarak jauh, kini dapat digunakan untuk mengakses internet dan situs jejaring
sosial.
Sehingga siswa tidak perlu lagi ke warnet untuk mengakses situs pertemanan,
melainkan dapat mengaksesnya langsung di telepon seluler mereka. Hal ini semakin
menambah banyak kasus penyalahgunaan situs jejaring sosial untuk hal yang tidak sesuai
dengan aturan. Tidak hanya siswa, mahasiswa pun tidak luput dari dampak situs jejaring
sosial ini. Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski, peneliti dari Ohio State
University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna aktif jejaring sosial seperti
facebook ternyata memmpunyai nilai yang rendah daripada para mahasisswa yang tidak
menggunakan situs jejaring sosial facebook. Menurutnya, tidak ada korelasi langsung FB
akan menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar menjadi jeblok. Namun diduga FB
telah menyebabkan waktu belajar para siswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs
jaring sosial yang tengah populer ini. Para pengguna FB mengakui waktu belajar mereka
memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna FB kehilangan waktu antara 1 - 5
jam sampai 11 - 15 jam waktu belajarnya per minggu untuk bermain FB. Hal tersebut

4
mengakibatkan kurang efektifnya komunikasi interpersonal yang mereka lakukan pada
keluarga maupun lingkungan sekitar, sehingga mereka mudah terpengaruh dari dampak
negatif FB.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pemecahan masalah pada remaja
yang memiliki kecenderungan ketergantungan pada jejaring sosial agar lebih
meningkatkan komunikasi interpersonal yang dimiliknya sehingga tidak mengalami
hambatan dalam bersosialisasi
1.4 Luaran yang dihasilkan
Remaja memiliki komunikasi interpersonal yang baik, dalam lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat

5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal oleh Devito dalam Liliweri (2009) didefinisikan
sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau
sekelompok orang dengan efek dan umpan balik secara langsung. Selanjutnya bahwa
komunikasi interpersonal, individu selain menunjukkan perhatian juga menunjukkan
seberapa jauh perhatian itu diberikan. Semakin besar interaksi interpersonal yang ada
menunjukkan semakin besar perhatian seseorang pada orang lain yang diajak
komunikasi, sebaliknya semakin sedikit komunikasi interpersonal yang terjadi
semakin kecil orang memperhatikannya.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap
muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan,
keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap,
pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal
Rakhmat (2001) menyatakan dalam komunikasi interpersonal selain melibatkan dua
orang yang bertatap muka, ada beberapa aspek penting yang mendukung keberhasilan
komunikasi interpersonal, yaitu :
1. Rasa Percaya
Dengan adanya rasa percaya ini menjadikan orang lain terbuka dalam
mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap individu, sehingga akan terjalin
hubungan yang akrab dan berlangsung secara mendalam.
2. Sikap Suportif
Yang akan tampak dalam sikap ini adalah sebagai berikut :
 Deskripsi, artinya penyampaian perasaan dan persepsi tanpa menilai.
 Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama
mencari pemecahan masalah.
 Spontanitas, yaitu sikap jujur dan tidak mau menyelimuti motif yang
terpendam.
 Empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain.
 Persamaan adalah sikap yang menganggap sama derajatnya, menghargai dan
menghormati perbedaan pandangan dan keyakinan yang ada.

6
 Profesionalisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapatnya dan
bersedia mengakui kesalahan.
3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi yang efektif. Adapun
karakteristik orang terbuka, sebagai berikut :
 Menilai pesan secara objektif.
 Berorientasi pada isi.
 Mencari informasi dari berbagai sumber.
 Lebih bersifat profesional dan bersedia merubah kepercayaan.
 Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan.
Devito dalam Rakhmat (2008) mengemukakan adanya lima aspek komunikasi
interpersonal yang efektif, yaitu :
1. Keterbukaan (Openess)
2. Empati (Empathy)
3. Dukungan (Supportness)
4. Rasa Positif (Positiveness)
5. Kesamaan (Equality)
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa aspek-aspek komunikasi
interpersonal adalah kemampuan untuk mengirim pesan-pesan kepada orang lain secara
akrab, dialogis, saling memahami, saling pengertian dengan efek dan umpan balik langsung.
Melalui komunikasi ini diharapkan dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku seseorang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal
Menurut Lunandi (1994, 85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal.
Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Citra Diri (Self Image)
Setiap manusia merupakan gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosialnya,
kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi dan
persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri melalui hubungannya dengan orang
lain, terutama manusia lain yang penting bagi dirinya.
2. Citra Pihak Lain (The Image of The Others)
Citra pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak
lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya.

7
Kadang dengan orang yang satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang lainnya
tahu-tahu jadi gugup dan bingung. Ternyata pada saat berkomunikasi dirasakan campur
tangan citra diri dan citra pihak lain.
3. Lingkungan Fisik
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada
norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu tempat atau disebut lingkungan fisik
sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan kedua faktor di atas.
4. Lingkungan Sosial
Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi tingkah laku dan
komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang
harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran untuk
membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.
5. Kondisi
Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang sakit kurang cermat dalam
memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga kurang
stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut bukan hanya
mempengaruhi pengiriman komunikasi juga penerima. Komunikasi berarti peluapan
sesuatu yang terpenting adalah meringankan kesesalan yang dapat membantu meletakkan
segalanya pada proporsi yang lebih wajar.
6. Bahasa Badan
Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim melalui kata-kata yang diucapkan. Badan
juga merupakan medium komunikasi yang kadang sangat efektif kadang pula dapat samar.
Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat
ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan.
2.2. Macam-macam Jejaring Sosial
Terdapat berbagai macam jejaring sosial yang ada di dunia maya saat ini. Dari masa
ke masa jejaring sosial pun mengalami perkembangan.Perkembangan tersebut dari
segi konten maupun fasilitas yang diberikan oleh tiap jejaring sosial. Macam-macam
jejaring sosial yang biasa diakses masyarakat Indonesia antara lain:
 Friendster
Merupakan jejaring sosial pertama yang populer di Indonesia. Jejaring sosial ini
menawarkan konten dimana pengguna bisa membuat sebuah profil yang bisa

8
terhubung ke profil orang lain. Jejaring sosial ini populer pada awal tahun 2002 hingga
2006. Sekarang jejaring sosial ini telah bangkrut dan digantikan oleh situs permainan
sosial dengan nama yang sama.
 Facebook
Merupakan jejaring sosial paling populer yang pernah ada. Didirikan oleh Mark
Zuckerberg pada tahun 2004. Facebook menawarkan konten dan fasilitas yang lebih
lengkap dari jejaring sosial lainnya. Fasilitas yang diunggulkan dari jejaring sosial
yang lain antara lain chat, update status, share foto dan video, application, dan
beragam fasilitas lain. Ada lebih dari 600 juta orang menggunakan Facebook.
Facebook baru populer di Indonesia pada tahun 2007 hingga sekarang.
 Youtube
YouTube adalah sebuah website yang memungkinkan Anda untuk mencari, melihat
dan meng-upload video yang Anda buat sendiri untuk berbagi dengan pengguna lain.
Ini adalah cara yang bagus untuk membangun marketing melalui virtual video.
Meskipun begitu, kebanyakan pengakses youtube hanya menggunakan youtube untuk
menonton videonya saja.
 Flickr
Flickr adalah jejaring sosial seputar fotografi. Flickr memungkinkan Anda berbagi
foto dan berbalas komentar dengan orang-orang di seluruh dunia.
 Twitter
Twitter menawarkan jaringan sosial yang sifatnya umum dan juga memfokuskan diri
pada micro-blogging. Twitter memungkinkan Anda untuk mem-follow apa yang teman
Anda lakukan dan juga berbagi informasi aktifitas terkini yang sedang Anda lakukan.
Saat ini Twitter lebih populer daripada facebook, dikarenakan twitter menawarkan
fasilitas yang lebih simpel dan banyak digunakan artis-artis papan atas. Namun,
fasilitasnya jauh dibawah facebook.
2.3. Baik Buruknya Jejaring Sosial
Setelah kita mengetahui jenis-jenis jejaring sosial, kita juga perlu mengetahui
mengenai baik dan buruk dampak dari jejaring sosial itu sendiri. Manfaat baiknya
antara lain:

9
1. Mempelopori Gerakan Reformasi dan Revolusi
Masih ingatkah bagaimana kasus Prita dengan sebuah Rumah Sakit swasta, dimana
penggalangan dana untuk membantu si korban hanya dengan menggunakan media
jejaring sosial salah satunya adalah Facebook.
2. Menjadikan Orang Lebih Percaya Diri
Para pengguna jejaring sosial itu memiliki tingkat kepercaya dirian yang lebih
tinggi daripada yang tidak. Karena mereka itu sering mengupload foto-foto yang
bergitu narsisi dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
3. Mempermudah Komunikasi
Yang namanya jejaring sosial itu adalah tempat untuk berkomunikasi. Tapi
berkomunikasinya lewat sebuah media yang bernama internet.
4. Mempermudah Menyampaikan Informasi
Kemungkinan Masa Depan itu adalah Masa yang serba Online dan serba internet.
Maka dari itu untuk mempermudah menyampaikan informasi itu ya harus
menyampaikannya dari jejaring sosial, karena jejaring sosial itu memiliki trafik
kunjungan yang besar.
5. Bisa Mendapatkan Uang dari Bisnis Online
Dengan jejaring sosial kita juga bisa mendapatkan uang. Misalnya, anda memiliki
Twitter yang di-follow oleh 100 orang. Saya sarankan anda itu harus menguangkan
Twitter anda dengan cara menjadi publisher di revtwt. Karena revtwt akan
membayar per klik dari link yang anda promosikan dari tweet anda.
6. Bisa Mempelajari Bahasa Asing
Yang namanya Jejaring Sosial itu umumnya bersifat internasional dan Bahasa
Internasional itu adalah Bahasa Inggris. Dengan menggunakan jejaring sosial itu
kita secara tidak langsung akan mempelajari bahasa asing.
7. Bisa Berekspresi Sebebas-bebasnya
Maksudnya kita itu memiliki hak dan kewajiban untuk menyampaikan pendapat.
Tapi menyampaikan pendapat secara sopan dan berekspresi dengan sopan dan
bertanggung jawab. Misalnya, kita membagikan link di akun twitter kita. Tapi link
tersebut isinya tentang ilmu pendidikan / hal yang bermanfaat.
8. Menyelamatkan Kita dari Aksi Kriminal

10
Ada sebuah kasus bahwa ada seorang facebooker yang selamat dari aksi
perampokan. Pada saat itu ada perampok masuk ke rumahnya dan menahan salah
satu anggota keluarganya. Lalu dia mengupdate status yang berbunyi “HELPPP!.”
Dan banyak temanya yang menanggapinya sebagai guroan tapi akhirnya dia
menyakinkan temanya bahwa itu serius. Lalu salah satu temannya menelepon 911
dan polisi langsung ke TKP dan akhirnya perampok tersebut tertangkap karena
belum sempat kabur
Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan lainnya dapat membantu dalam banyak hal
dan membuka banyak kesempatan untuk anda. Tapi, siapa sangka ternyata jejaring sosial juga
dapat mendatangkan masalah untuk penggunanya.Jejaring sosial merupakan sesuatu yang
menyenangkan bagi banyak orang. Terutama, bagi orang yang maniak internet.Anda dapat
berhubungan dengan teman dengan mudah, terutama untuk orang yang sudah lama tak
bertemu dan tinggal berjauhan.
Tak hanya itu, di jejaring sosial Anda juga bebas mengemukakan pendapat dan perasaan
Anda dengan teman, serta mengetahui keadaan teman Anda lainnya.Walaupun menyenangkan
dan memiliki banyak manfaat, jejaring sosial itu pasti ada efek negatifnya. Inilah beberapa
bahaya dari jejaring sosial yang akan membuat Anda bisa lebih berhati-hati dan bijaksana :
1. Pencurian identitas
Untuk mengakses jejaring sosial, Anda membutuhkan password untuk memastikan
bahwa Anda yang masuk ke akun Anda. Tapi, apa yang terjadi jika Anda secara tak
sengaja memberikan password Anda dan membuat orang lain dapat mengakses akun
Anda? Ini sungguh berbahaya karena "identitas" Anda dicuri secara langsung.Dan
lebih bahaya lagi, jika orang yang mengetahui akun anda melakukan perbuatan
kriminal seperti : penipuan dan pemerasan melalui internet, apalagi jika orang
tersebut menggunakan akun Anda untuk mengirimkan pesan-pesan negatif kepada
teman-teman Anda, Ingat! orang lain mudah percaya terhadap berita atau informasi
yang dikirim melalui internet meskipun belum terbukti kebenarannya.
2. Membuat orang lain malu
Banyak orang yang ingin agar privasi dan juga kehidupan pribadinya tetap terjaga
dan hanya diketahui oleh sedikit orang.tapi, walaupun Anda telah memproteksi akun
jejaring sosial Anda, bisa jadi teman Anda tidak. Dan hal ini bisa saja mengakibatkan
Anda malu akibat foto tersebut.

11
3. Penyalahgunaan oleh anak kecil
Dari data yang ada, 7,5 persen pengguna Facebook adalah anak yang berusia
dibawah 13 tahun!Penggunaan Facebook dan jejaring sosial lainnya yang berlebihan
dapat menyebabkan anak-anak menjadi seorang pengintai di masa depannya, atau
membuatnya dirinya tidak aman karena terlalu banyak memberikan info di jejaring
sosialnya. Untuk itu, tampaknya perlu ada pendamping / pengawas untuk seorang
Anak agar dapat lebih bijaksana dalam menggunakan berbagai jejaring sosial.
Berikut penggalan kriminalitas tentang dampak penggunaan media jejaring sosial pada
masyarakat Indonesia :
Kasus Penyalahgunaan jejaring sosial di masyarakat
Selain menguntungkan pengguna, jejaring sosial juga dapat merugikan pengguna. Hal
ini disebabkan apabila ada oknum atau pihak yang berniat melakukan kejahatan dengan
menggunakan media jejaring sosial. Kejahatan yang dimaksud bisa berupa kriminal,
pornografi, dan pencemaran nama baik. Beberapa kasus jejaring sosial yang terjadi di
Indonesia antara lain;
Pornografi
Seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta beradegan bugil di
internet. Polisi dari Satuan Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda
Metro Jaya sedang mendalami kasus ini.“Sedang ditelusuri apakah foto itu foto dia
atau bukan. Atau juga apakah foto itu disebar oleh dia atau orang lain, kita masih
telusuri,” ucap Ajun Komisaris Besar Hermawan, Kepala Satuan Cyber Crime, pada
Rabu (23/3) siang.Tapi, kata Hermawan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan
dari mahasiswi yang disebut-sebut berinisial Tr itu. Menurut Hermawan, jika Tr
merasa dirugikan, dia harusnya melapor ke polisi agar polisi mengusut pelaku
penyebar foto porno tersebut.“Untuk membuktikan hal itu sebagai sebuah tindak
pidana, maka kita harus mencari bukti-bukti yang kuat dulu. Misalnya mendapatkan
fotonya, lalu menemukan pemilik foto tersebut untuk dicek apakah foto itu memang
dia. Kalau pun benar, maka kita harus mencari bukti siapa yang telah meng-upload-
nya,” papar Hermawan.Jika terbukti, maka sanksi bagi orang yang mengupload foto
mahasiswi bugil dijerat dengan Undang Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE)
No 11 Tahun 2008 dan Undang Undang Pornografi No 44 Tahun 2008.Foto-foto

12
telanjang Tr awalnya beredar di akun jejaring facebook miliknya. Foto-foto itu kini
tersebar di sebuah blog.
Kriminal
Dibantu tiga orang teman, seorang remaja memerkosa pacar kakaknya. Korban yang
sebelumnya dicekoki minuman keras juga difoto. Foto-foto syur telanjang itu
diedarkan melalui internet dan blackberry messenger (BBM).Peristiwa itu diawali oleh
ajakan Kiki, 15, mengajak Put, 17, untuk karaoke di Senayan City, Tanah Abang,
Jakarta Pusat. Ajakan adik pacar itu disambut kesediaan cewek yang baru lulus SMA
tersebut. Mereka lalu janjian untuk bertemu di lokasi karaoke. Ketika Put tiba di
tempat itu, ternyata Kiki bersama tiga teman.Tetapi di tempat karaoke tersebut, Put
dicekoki minuman keras (miras) oleh Kiki dan ketiga temannya. Melihat Put dalam
keadaan setengah sadar dan lemah, rupanya Kiki terbakar birahi melihat pacar
kakaknya, Husen. Warga Cibubur, Jakarta Timur, itu lalu memerkosa Put di kamar
kecil (toilet).
2.4. Pengertian CyberBullying
Cyber bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja
dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying
adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau
dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau
telepon seluler. Cyber bullying dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di
bawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang
terlibat (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan
dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking (sering juga disebut cyber
harassment).
Cyber bullying yang berkepanjangan bisa mematikan rasa percaya diri anak,
membuat anak menjadi murung, khawatir, selalu merasa bersalah atau gagal karena
tidak mampu mengatasi sendiri gangguan yang menimpanya. Bahkan ada pula korban
cyber bullying yang berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena tak tahan lagi
diganggu! Remaja korban cyber bullying akan mengalami stress yang bisa memicunya
melakukan tindakan-tindakan rawan masalah seperti mencontek, membolos, lari dari
rumah, dan bahkan minum minuman keras atau menggunakan narkoba.

13
Anak-anak atau remaja pelaku cyber bullying biasanya memilih untuk
menganggu anak lain yang dianggap lebih lemah, tak suka melawan dan tak bisa
membela diri. Pelakunya sendiri biasanya adalah anak-anak yang ingin berkuasa atau
senang mendominasi.Anak-anak ini biasanya merasa lebih hebat, berstatus sosial lebih
tinggi dan lebih populer di kalangan teman-teman sebayanya. Sedangkan korbannya
biasanya anak-anak atau remaja yang sering diejek dan dipermalukan karena
penampilan mereka, warna kulit, keluarga mereka, atau cara mereka bertingkah laku
di sekolah. Namun bisa juga si korban cyber bullying justru adalah anak yang
populer, pintar, dan menonjol di sekolah sehingga membuat iri teman sebayanya yang
menjadi pelaku.
Cyber bullying pada umumnya dilakukan melalui media situs jejaring sosial
seperti Facebook dan Twitter.Ada kalanya dilakukan juga melalui SMS maupun pesan
percakapan di layanan Instant Messaging seperti Yahoo Messenger atau MSN
Messenger.Anak-anak yang penguasaan komputer serta internetnya lebih canggih
melakukan cyber bullying dengan cara lain. Mereka membuat situs atau blog untuk
menjelek-jelekkan korban atau membuat masalah dengan orang lain dengan berpura-
pura menjadi korban. Ada pula pelaku yang mencuri password akun e-mail atau situs
jejaring sosial korban dan mengirim pesan-pesan mengancam atau tak senonoh
menggunakan akun milik korban.
Cyber bullying lebih mudah dilakukan daripada kekerasan konvensional
karena si pelaku tidak perlu berhadapan muka dengan orang lain yang menjadi
targetnya. Mereka bisa mengatakan hal-hal yang buruk dan dengan mudah
mengintimidasi korbannya karena mereka berada di belakang layar komputer atau
menatap layar telelpon seluler tanpa harus melihat akibat yang ditimbulkan pada diri
korban. Peristiwa cyber bullying juga tidak mudah diidentifikasikan orang lain, seperti
orang tua atau guru karena tidak jarang anak-anak remaja ini juga mempunyai kode-
kode berupa singkatan kata atau emoticon internet yang tidak dapat dimengerti selain
oleh mereka sendiri. Harus diwaspadai bahwa kasus cyber bullying ini seperti gunung
es. Korban sendiri lebih sering malas mengaku. Ini karena bila mereka mengaku
biasanya akses mereka akan internet (maupun HP) akan dibatasi. Korban juga
terkadang malas mengaku karena sulitnya mencari pelaku cyber bullying atau
membuktikan bahwa si pelaku benar-benar bersalah.Ini menyebabkan munculnya

14
kondisi gunung es tadi. Tujuannya adalah untuk mengganggu,
mengancam,mempermalukan, menghina,mengucilkan secara sosial, atau merusak
reputasi orang lain.
Mengapa Orang Melakukan CyberBullying?
 Motivasi sesorang melakukan cyberbullying diantaranya adalah:
 Marah, sakit hati, balas dendam atau karena frustasi.
 Haus Kekuasaan dengan menonjolkan ego dan menyakiti orang lain.
 Merasa bosan dan memiliki kepandaian melakukan hacking.
 Untuk hiburan, mentertawakan atau mendapatkan reaksi.
 Ketidaksengajaan, misalnya berupa reaksi/komentar impulsif dan emosional.
2.5. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa
ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial.
Remaja sering kali didefinisikan sebagai periode transisi antara masa kanak-kanak ke
masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah
laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya.
Kartini Kartono (1995: 148) “masa remaja disebut pula sebagai penghubung antara
masa kanak-kanak dengan masa dewasa”. Pada periode ini terjadi perubahan-
perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan
jasmaniah, terutama fungsi seksual. Disisi lain Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 53)
“menjelaskan masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa”.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja dalam (Sarlito Wirawan
Sarwono, 2006: 7) adalah suatu masa ketika:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tandatanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif lebih mandiri.

15
Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada
masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan
perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.

16
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Identifikasi Variabel Penelitian


Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, perlu dikemukakan terlebih dahulu
identifikasi variabel-variabel penelitian ini. Variabel penelitian menurut Best (dalam Achmadi
dan Narbuko, 2002: 118) adalah kondisi-kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Adapun variabel-variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel tergantung : Komunikasi Interpersonal
2. Variabel bebas : Pengaruh Social Media, CyberBullying
3.2. Subjek Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003: 55).
Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu atau yang paling sedikit
mempunyai satu sifat yang sama. Istilah penduduk pada hakekatnya tidak saja menunjuk pada
sejumlah individu yang berwujud manusia, melainkan dapat berupa hewan, barang dagangan
dan benda-benda alam lainnya (Hadi, 2004: 221).
Batasan populasi untuk penelitian ini adalah siswa siswi SMA di kota Semarang yang
aktif menggunakan jejaring sosial.
3.3. Metode Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan data
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode skala. Skala menurut Azwar
(1999: 5) adalah suatu metode yang berupa daftar pernyataan yang diajukan kepada
responden dan interpretasinya terhadap pernyataan tersebut merupakan proyeksi dari
perasaannya. Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu
Validitas dan reliabilitas alat ukur
a. Validitas
Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2004: 5). Peneliti menggunakan teknik korelasi Product
Moment dari Karl Pearson.
Perhitungan korelasi skor aitem dengan skor total perlu dikoreksi dengan
menggunakan teknik korelasi Part Whole (Azwar, 2004: 150). Perhitungan kembali skor

17
batas yang bersangkutan di dalam skor total setelah dikoreksi, bertujuan untuk mengurangi
kelebihan bobot atau over estimate terhadap validitas aitem.
b. Reliabilitas alat ukur
Menurut Azwar (2004: 4) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana
suatu alat ukur itu dapat memberikan hasil yang konsistensi dan dapat dipercaya atau
diandalkan. Pengujian terhadap aitem-aitem yang valid alat ukur yang digunakan dengan
menggunakan teknik uji reliabilitas Alpha Cronbach. Alasan menggunakan teknik korelasi
Alpha Cronbach dalam pengujian reliabilitas ini adalah:
a. Korelasi Alpha merupakan salah satu teknik uji reliabilitas yang saat ini paling banyak
digunakan dan handal.
b. Didasarkan pada teknik Internal Consistency.
c. Dengan koefisien Alpha dapat diketahui apakah aitem satu dengan yang lain saling
menunjang.
3.4. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan teknik statistik untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji
hubungan pengaruh sosial media dan cyberbullying sebagai variabel bebas dengan
komunikasi interpersonal sebagai variabel tergantung, dengan menggunakan teknik korelasi
Product Moment dari Pearson. Korelasi Product Moment ini suatu teknik korelasi yang
digunakan untuk mencari hubungan maupun pengaruh dan membuktikan hipotesis hubungan
variabel bebas dan variabel tergantung (Sugiyono, 2003: 212).
Asumsi yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan Product Moment (Sugiyono,
2003: 213) yaitu:
1. Kedua variabel baik prediktor maupun kriterium memiliki distribusi yang cenderung
normal.
2. Hubungan antara prediktor dan kriterium membentuk garis lurus karena terjadinya
hubungan yang linier.

18
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Gaji dan upah (3 orang peneliti dan 4 orang 20 % Rp. 3.750.000,-
surveyor)
2 Bahan habis pakai dan peralatan pendukung 50 % Rp. 6.691.000,-
habis pakai
3 Perjalanan 15 % Rp. 2.125.500,-
4 Lain – lain (publikasi, seminar, olah data) 15 % Rp. 1.433.500,-
Jumlah Rp. 14.000.000,-
4.2 Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN BULAN
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Jul Ags Sept Okt
13 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
1 Persiapan
Proposal
2 Review dan Revisi
3 Studi Pustaka dan
Analisa Masalah
4 Survey dan
Sampling
5 Olah Data

6 Analisa Data
7 Penyusunan
Laporan Hasil
Penelitian
8 Seminar dan
publikasi

19
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang Pengaruh Sosial Media Terhadap Komunikasi Interpersonal dan


Cyberbullying pada Remaja ini dilakukan dengan menggunakan 2 macam alat ukur yaitu :
1. Alat Ukur Komunikasi Efektif, terdiri dari 24 item F dan UF
2. Alat Ukur Pengaruh Sosial Media Terhadap Cyberbullying, terdiri dari 24 item F dan
UF
Subyek penelitian yang akan digunakan adalah sebanyak +300 siswa-siswi SMA / SMK yang
ada di beberapa sekolah di kota Semarang. Berdasarkan uji coba alat ukur maka akan
diketahui item-item yang gugur maupun yang valid sehingga akan lebih mempermudah dan
menguatkan penelitian selanjutnya.
Dalam penelitian ini rancangan alat ukur yang digunakan adalah :
Skala 1. Skala Komunikasi Efektif

Item
Aspek Jumlah
F UF
Keterbukaan 3 3 6
Empati 3 3 6
Dukungan 3 3 6
Rasa positif 3 3 6
Jumlah 12 12 24

Capaian hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah terdistribusikannya item – item
yang telah sesuai dengan aspek yang diperlukan untuk mengungkap tujuan penelitian

20
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian


Sebelum pengumpulan data dilakukan, tahap awal yang harus dilakukan adalah
menentukan tempat dimana penelitian tersebut akan dilakukan, serta mempersiapkan segala
sesuatunya agar kegiatan pengumpulan data menjadi lancar. Sehubungan dengan hal tersebut,
pengumpulan data dilakukan di SMAN 14 dan SMA Agus Salim Semarang, berdasarkan
beberapa pertimbangan :
a. SMAN 14 dan SMA Agus Salim Semarang memiliki siswa yang sesuai dengan ciri-ciri
subyek yang akan diteliti untuk memenuhi syarat tercapainya tujuan penelitian
b. Pihak Kepala Sekolah tidak keberatan dengan adanya penelitian ini
SMAN 14 Semarang yang didirikan berdasarkan SK Menteri pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No:52/0/1988 tanggal 8 Februari 1988. Bangunan Fisik
SMAN 14 Semarang menempati lahan Seluas 10.000 m2 terdiri dari : Pembelian oleh
Program Depdikbud Seluas 5.000 m2 dan Hibah dari PT. Tanah Mas Seluas 5.000 m2 .
Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:
474/C/Kep/I/1995, tanggal 1 September 1995 SMA Negeri 14 Semarang Diberikan Piagam
Penetapan Tipe Sekolah Menengah Umum Rencana Type B dengan Nomor : 090/03/95 Pada
Tanggal 15 September 1995.Salah satu misi SMA Negeri 14 Semarang adalah melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara optimal yang menunjang Visi SMA Negeri 14 Semarang
yang ingin meningkatkan prestasi dan religi dalam pribadi.SMA Negeri 14 Semarang yang
terletak di jalan Kokrosono Semarang selain strategis dan mudah dijangkau dari berbagai arah
juga memiliki banyak kelebihan dan prestasi. Penunjukkan SMA Negeri 14 Semarang sebagai
Sekolah Kriteria Mandiri yang pertama di Semarang membuktikan bahwa SMA Negeri 14
Semarang memiliki kemampuan untuk dijadikan standar bagi sekolah lain di Semarang.
Dengan demikian siswa yang berpotensi sangat berminat masuk ke SMA Negeri 14 Semarang
sehingga potensi yang dimiliki tetap dapat dikembangkan.
Sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dimiliki, dukungan komite sekolah dan
orang tua, serta lingkungan yang baik sangat mendukung prestasi SMA Negeri 14 Semarang.
Selain prestasi akademik, prestasi non akademik pun tidak kalah menonjolnya. SMA Negeri
14 Semarang mengukir prestasi sekolah negeri dan swasta di kota Semarang.Keberhasilan
siswa setiap tahun menjadi tolok ukur kemajuan sekolah, baik output ( lulusan ) maupun
outcome ( siswa yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ).Dengan demikian tantangan

21
dan persaingan yang dihadapi tidaklah kecil, masih banyak lagi tanggungjawab dan tugas
yang harus diselesaikan, masih perlu peningkatan dan kerja keras namun paling tidak SMA
Negeri 14 Semarang memiliki komitmen terhadap bangsa ini secara sungguh-sungguh ingin
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia agar kelak menjadi Tuan di negeri sendiri
tanpa kehilangan identitas dan moral bangsa.
Visi Sekolah : "Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, trampil, berbudaya,
religius, dan berakhlak mulia"
Misi Sekolah : Untuk mewujudkan visi sekolah tersebut maka sekolah perlu
menjabarkan dalam misi sekolah sebagai berikut:
1. Meningkatkan prestasi akademik peserta didik
2. Meningkatkan prestasi non akademik peserta didik
3. Menumbuhkembangkan sopan santun peserta didik
4. Membangun kejujuran peserta didik
5. Meningkatkan tanggung jawab peserta didik
6. Mengembangkan kecakapan hidup peserta didik
7. Menumbuhkembangkan kewirausahaan bagi peserta didik
8. Meningkatkan keimanan peserta didik
9. Meningkatkan ketaqwaan peserta didik
10. Membudayakan seni tari bagi peserta didik
11. Mengembangkan seni rupa bagi peserta didik
Secara umum tujuan umum SMAN 14 Semarang adalah melaksanakan pendidikan yang
berkualitas untuk mewujudkan peserta didik yang mampu berprestasi, memiliki ketrampilan,
berbudaya, religius dan berakhlak mulia.Sesuai dengan Visi dan Misi sekolah maka tujuan
khusus sekolah adalah: meningkatnya nilai UN bhs Indonesia, meningkatnya nilai UN
matematika, meningkatnya nilai UN fisika, meningkatnya nilai UN kimia, meningkatnya nilai
UN biologi, meningkatnya nilai UN bhs inggris, meningkatnya nilai UN ekonomi,
meningkatnya nilai UN sosiologi, meningkatnya nilai UN geografi, meningkatnya nilai UN
sastra indonesia, meningkatnya nilai UN antropologi, meningkatnya nilai UN bhs perancis,
Terbentuknya kebiasaan bicara yang santun antar warga sekolah, terbentuknya kebiasaan
berpakaian yang santun, terbentuknya kebiasaan pergaulan yang santun antar warga sekolah,
terbangunnya kejujuran peserta didik dalam mengikuti ulangan, terbangunnya kejujuran
peserta didik dalam perkataan, terbangunnya kejujuran peserta didik dalam perbuatan,

22
meningkatnya ketaatan peserta didik terhadap tata tertib sekolah, terbentuknya budaya
kebersihan kelas, meningkatnya keamanan sekolah, meningkatnya kenyamanan peserta didik,
dikuasainya ketrampilan sablon bagi peserta didik, dikuasainya ketrampilan multimedia bagi
peserta didik, dikuasainya ketrampilan bahasa asing bagi peserta didik, berkembangnya
kemampuan berwirausaha home industry, berkembangnya kemampuan berwirausaha jasa,
terselenggaranya sholat jumat di sekolah, terselenggaranya sholat dhuhur berjamaah,
terselenggaranya kegiatan siraman rohani tiap pagi selama 10 menit sebelum kbm,
terselenggaranya peringatan hari besar agama, tumbuhnya kesadaran membayar zakat,
tumbuh kembangnya kesenian tari tradisional, tumbuh kembangnya tari kreasi baru, tumbuh
kembangnya seni rupa proyeksi, tumbuh kembangnya seni rupa perspektif, tumbuh
kembangnya seni rupa desain batik, tumbuh kembangnya seni rupa desain keramik
2. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian yang akan dilakukan meliputi: persiapan administrasi, persiapan
alat ukur, dan persiapan tenaga pelaksana pengambil data.
Ada dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala komunikasi
interpersonal dan skala cyberbullying
a. Persiapan administrasi
Persiapan administrasi diawali dengan mengajukan surat ijin penelitian dari
Universitas Semarang, kepada Kepala Sekolah SMAN 14 dan SMA Agus Salim. Hasil
permohonan ijin tersebut menyatakan pihak sekolah tidak keberatan untuk
memberikan ijin penelitian, selanjutnya peneliti menetapkan waktu pelaksanaan
penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
b. Penyusunan alat ukur
Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala komunikasi interpersonal dan skala
cyberbullying
Blue print sebaran item
Skala 1. Skala Komunikasi Interpersonal
Item
Aspek Jumlah
F UF
Keterbukaan 3 3 6
Empati 3 3 6
Dukungan 3 3 6
Rasa positif 3 3 6
Jumlah 12 12 24

23
Skala 2. Cyber Bullying
Item
Aspek Jumlah
F UF
Disindir melalui 4 4 8
jejaring sosial
Diancam melalui 4 4 8
jejaring sosial
Diteror melalui 4 4 8
jejaring sosial
Jumlah 12 12 24

Setiap aspek mempunyai bobot yang sama dalam menentukan penyesuaian sosial,
sedangkan item-item dalam skala ini berupa pernyataan yang bersifat favourabel dan
unfavourabel. Skala komunikasi interpersonal terdiri dari 24 item yang mencakup aspek
keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif. Sebaran item komunikasi interpersonal dapat
dilihat pada tabel 3berikut ini
Tabel 3
Sebaran ItemKomunikasi Interpersonal

Aspek Nomor item Jumlah


Favourable Unfavourable
Keterbukaan 1,9,17 2,10,18 6
Empati 3,11,19 4,12,20 6
Dukungan 5,13,21 6,14,22 6
Rasa positif 7,15,23 8,16,24 6
Jumlah 12 12 24

Skala cyber bullying dalam penelitian ini terdiri dari 24 item yang mencakup aspek
disindir melalui jejaring sosial,diancam melalui jejaring sosial, dan diteror melalui jejaring
sosial. Sebaran item cyber bullying dapat dilihat pada tabel 4

24
Tabel 4
Sebaran Item Skala Cyber bullying

Aspek Jumlah Jumlah


Favourable Unfavourable
Disindir melaui jejaring sosial 1,7,13,19 2,8,14,20 8
Diancam melalui jejaring sosial 3,9,15,21 4,10,16,22 8
Diteror melalui jejaring sosial 5,11,17,23 6,12,18,24 8
Jumlah 12 12 24

B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai, sehingga dalam penelitian ini hanya ada
satu kali pengambilan data yang akan digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat
ukur maupun data untuk menguji hipotesis. Penelitian dilakukan pada hari Senin, 8September
2014dengan jumlah subyek sebanyak 500siswa. Peneliti meminta waktu sebelum pertemuan
rutin dimulai. Setelah skala diisi oleh subyek, peneliti mengambil skala tersebut dan semua
skala kembali dengan diisi secara lengkap.
Skala yang sudah lengkap kemudian diberikan nilai berdasarkan skor jawaban yang
telah dibuat oleh peneliti. Dari data yang ada semuanya memenuhi persyaratan karena subyek
menjawab keseluruhan skala yang diberikan. Nilai – nilai yang diperoleh masing masing
responden dimasukkan ke dalam tabulasi sesuai nomor urut skala. Hal ini untuk
mempermudah administrasi skoring dan tabulasi. Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk
digunakan dalam pengujian hipotesis.

C. Uji Validitas dan Reliabilitas


Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan perhitungan program SPSS for
Windows Release 16.0
1. Hasil Uji Validitas
a. Skala Komunikasi Interpersonal
Hasil analisis item skala komunikasi interpersonal menunjukkan dari 24 item
terdapat15 item yang valid dan 9 item yang gugur, dengan koefisien corrected
correlation berkisar 0,232 - 0,568.

25
b. Skala cyber bullying
Hasil perhitungan item skala cyber bullying menunjukkan dari 24 item terdapat
11 item yang valid dan 13 item yang gugur, dengan koefisien corrected
correlation berkisar 0,214 - 0,338.

2. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur


Teknik untuk menguji reliabilitas pada dua skala dalam penelitian ini menggunakan
teknik Alpha Cronbach. Uji reliabilitas dilakukan berdasarkan item-item yang valid.
Untuk skala komunikasi interpersonal diperoleh hasil koefisien Alpha 0,756, dan
untuk skala cyber bullying diperoleh hasil koefisien Alpha 0,625. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kedua skala tersebut reliabel.
D. Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi agar diketahui apakah
memenuhi syarat atau tidak untuk analisis selanjutnya. Adapun uji asumsi yang dilakukan
adalah uji normalitas sebaran dan uji linieritas.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi
data masing-masing variabel penelitian, yaitu variabel komunikasi interpersonal dan
cyber bullying. Teknik analisis uji normalitas data penelitian menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan komputer program SPSS for
WindowRelease 16.0, dapat diketahui bahwa :
1. Variabel Komunikasi Interpersonal berdistribusi normal, dengan nilai K-S Z = 0,105:
p>0,05.
2. Variabel Cyber bullying berdistribusi normal, dengan nilai K-S Z = 0,066 ; p>0,05.

2. Uji Linieritas
Hasil uji linieritas dengan menunjukkan bahwa variabel cyber bullying terhadap
komunikasi interpersonal bersifat linier dengan F linier = 18,805 dengan p<0,01

26
E. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan data yang telah diperoleh yang telah memenuhi syarat, maka dilakukan
analisis uji hipotesis dengan menggunakan program SPSS for windows release 16.0,
menunjukkan hubungan komunikasi interpersonal dengan cyber bullying pada masa remaja,
menunjukkan korelasi sebesar 0,218
Artinya ada antara hubungan antara kedua variabel tersebut. Korelasi positif
menunjukkan bahwa hubungan antara komunikasi interpersonal dan cyber bullying pada
remaja searah.
Angka probabilitas (sig) p= 0,00(<0,05) Artinya ada hubungan yang signifikan antara
variabel komunikasi interpersonal dan cyber bullying.
Tabel ANOVA terlihat F hitung = 18,805, dengan p=0,00 (<0,01) maka ada hubungan
linier antara komunikasi interpersonal dengan cyber bullying pada remaja, dengan kata lain
bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap cyber bullying pada remaja.

F. Pembahasan
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
komunikasi interpersonal dengan cyberbullying pada remaja. Hasil Penelitian ini didukung
oleh penelitian sebelumnya tentang cyberbullying yang menghasilkan data bahwa 51.3%
siswa menceritakan cyberbullying yang dialaminya pada teman sekolah dan yang lainnya
tidak bersedia menceritakan pada siapapun, termasuk orang tuanya.Dampak situs jejaring
sosial lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna jejaring
sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah. Mudahnya menjadi anggota dari situs
jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang baik sengaja ataupun hanya mencoba
mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih belum memiliki keterbukaan pada orang tua
maupun guru di sekolah tentang sesuatu yang dialaminya. Bahkan masih banyak siswa yang
belum memahami tentang cyberbullying, sehingga tidak menyadari bahwa dirinya menjadi
korban bullying. Remaja sebagai sosok yang masih membutuhkan pendampingan tentunya
tidak dapat dibiarkan begitu saja oleh orang tua maupun guru dalam mengakses situs yang ada
di internet. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa komunikasi interpersonal
yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap cyberbullying yang dialami. Semakin baik

27
komunikasi interpersonalnya, maka cyberbullying yang dialami akan semakin berkurang,
demikian pula sebaliknya.
Hasil penelitian ini tentu saja tidak sempurna dan memiliki kelemahan karena
keterbatasan peneliti, dalam hal ini ada beberapa kelemahan dalam melaksanakan
penelitian,antara lain :
1. Jumlah skala yang terdiri dari 2 macam menyebabkan subjek menjadi jenuh dalam
menjawab
2. Pengumpulan data dilakukan oleh guru, sehingga bisa mengakibatkan ada yg mengisi
dengan tidak sebenarnya

28
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Dalam penelitian ini, variabel penelitian yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapun variabelnya terdiri variabel tergantung, yaitu komunikasi
interpersonal dan variabel bebas, yaitu pengaruh sosial media dan cyberbullying.
2. Variabel penelitian ini telah diuji validitasnya dan hasilnya adalah sudah valid sesuai
dengan aspek –aspek yang diukur dalam penelitian.
3. Alat ukur sudah diuji relibialitasnya apakah item yang satu dengan yang lainnya saling
menunjang.

6.2 Saran
1. Distribusi kuesioner lebih baik dapat diperluas ke daerah – daerah yang lain yang
belum terjangkau .
2. Penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan mengadakan pengabdian berisi penyuluhan
mengenai internet sehat.

29
DAFTAR PUSTAKA

Azwar,S 2004. ReliabilitasdanValiditas.Yogyakarta :PustakaPelajar Offset.

Duwi Priyatno. 2010. Asyiknya Mencari Teman dan Berburu Dollar di Situs Pertemanan
Twitter. Ed.1. Yogyakarta : Gava Media.

Eunike Eni, Teguh. 2009. Kupas Tuntas Facebook “Era Baru Pergaulan Di Dunia Maya”.
Ed.1. Yogyakarta : Gava Media.

Feri Sulianta. 2007. Cyberworld Ethics, yang Perlu Remaja dan Orangtua Ketahui. Ed.1.
Yogyakarta : ANDI.

Hadi, S. 2001. Metodolologi Research Jilid 2. Yogyakarta: ANDI

Liliweri, 1991, Behaviour in Organization : Understanding and Managing the Human Side of
Work, Allyn and Bacon, Orlando

Lunandi, A.G., 1994, KomunikasiMengenai :Meningkatkan Efektivitas Komunikasi antar


Pribadi, Yogyakarta : Kanisius

Merry Magdalena, Maswigrantoro. 2007. Cyberlaw, Tidak Perlu Takut. Ed.1. Yogyakarta :
ANDI.

Nazir, Moh. 2003. MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Rakhmat,2001, PsikologiKomunikasi,Bandung : CV. RemajaKarya

Sarwono, Sarlito W. 2010. PsikologiRemaja. EdisiRevisi. Jakarta: RajawaliPers

Sugiyono.2010.Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R & D. Bandung : ALFABETA

30
LAMPIRAN – LAMPIRAN

31
Lampiran 1. Alat Ukur Efektif

Inisial :
Usia :
Mulai aktif menggunakan FB :

Petunjuk Pengisian Skala

1. Pada lembar berikut ini anda akan menemukan pernyataan-pernyataan, bacalah baik-baik dan
pilih salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda saat ini.
2. Pilih salah satu dari 5 pilihan jawaban yang tersedia, yang paling sesuai dengan diri anda
dengan memberi tanda X pada tempat yang telah tersedia
Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah
SS : Jika anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut
S : Jika anda SETUJU dengan pernyataan tersebut
R : Jika anda ragu dengan pernyataan tersebut
TS : Jika anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
STS : Jika anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut
Contoh :
3. Bila anda akan mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah
dipilih dan pilih kembali jawaban yang sesuai
Contoh :
STS TS R S SS

4. Semua jawaban adalah benar, tidak ada yang baik atau buruk
5. Periksa kembali agar tidak ada nomor yang terlewati

TERIMA KASIH DAN SELAMAT MENGERJAKAN

32
SKALA 1

NO PERNYATAAN PILIHAN
01 Saya menyadari pengalaman yang saya miliki akan membantu dalam STS TS R S SS
berhubungan sosial
02 Saya malas bertanya pada teman tentang hal-hal baru yang belum saya STS TS R S SS
pahami
03 Saya bahagia berjumpa dengan teman-teman dalam organisasi STS TS R S SS
04 Hal yang paling tidak menyenangkan adalah saat harus berkumpul STS TS R S SS
bersama orang yang belum saya kenal
05 Saat teman mengalami masalah, saya selalu siap membantunya STS TS R S SS
06 Bukanlah hal yang penting bagi saya kalau teman saya sedang STS TS R S SS
menghadapi masalah di sekolah
07 Saya menerima masukan dari teman tentang bahaya FB STS TS R S SS
08 Saya cenderung cemas bila ada dalam lingkungan yang baru STS TS R S SS
09 Saya bisa menerima teman yang kuper dalam penggunaan FB STS TS R S SS
10 Saya selalu berbincang dengan teman apabila mengalami kesulitan STS TS R S SS
menggunakan situs FB
11 Saat teman sedih, saya berusaha menghiburnya STS TS R S SS
12 Saya tidak perduli dengan kesulitan saudara-saudara saya STS TS R S SS
13 Hal terpenting dalam kehidupan saya adalah persahabatan STS TS R S SS
14 Bagi saya memiliki banyak teman bukanlah hal penting STS TS R S SS
15 Saya takut kalau ditinggalkan teman-teman di lingkungan saya STS TS R S SS
16 Saya merasa aman berada di lingkungan tempat tinggal saya STS TS R S SS
17 Ketika ada tetangga baru, saya cepat mengenalnya STS TS R S SS
18 Saya paling malas saat harus berkumpul dengan teman yang tidak saya STS TS R S SS
kenal
19 Ketika lingkungan tempat saya tinggal mengadakan kegiatan, saya STS TS R S SS
pasti mengikutinya
20 Saya tidak pernah mau mengikuti kegiatan organisasi STS TS R S SS
21 Teman-teman selalu meminta pendapat saya, saat ada masalah STS TS R S SS
22 Saya ingin dihargai oleh orang-orang di sekitar saya STS TS R S SS
23 Saya merasa teman saya sangat berarti dalam kehidupan saya STS TS R S SS
24 Saya yakin bisa terhindar dari bahaya penggunaan sosial media bila STS TS R S SS
sering berkomunikasi dengan teman

33
SKALA 2
NO PERNYATAAN PILIHAN
01 Saya menyadari pengaruh social media akan merusak perkembangan STS TS R S SS
mental saya
02 Saya malas bertanya pada teman tentang dampak negatif social media STS TS R S SS
yang belum saya pahami
03 Saya kurang menyukai menggunakan social media misalnya FB karena STS TS R S SS
bagi saya tidak ada manfaatnya
04 Hal yang paling tidak menyenangkan adalah saat saya harus mengalami STS TS R S SS
kejadian yang tidak enak di jejaring sosial
05 Saat teman mengalami masalah dalam penggunaan social media , saya STS TS R S SS
selalu siap membantunya
06 Banyak teman saya yang mengalami penipuan lewat FB STS TS R S SS
07 Saya menerima masukan dari teman tentang bahaya FB STS TS R S SS
08 Saya cenderung cemas bila ada dalam lingkungan yang baru STS TS R S SS
09 Saya bisa menerima teman yang kuper dalam penggunaan FB STS TS R S SS
10 Saya selalu berbincang dengan teman apabila mengalami kesulitan STS TS R S SS
menggunakan situs FB
11 Saya merasa tidak ada gunanya aktif menggunakan FB STS TS R S SS
12 Saya tidak peduli dampak negatif penggunaan FB STS TS R S SS
13 Hidup saya terasa hampa apabila sehari saja tidak membuka FB STS TS R S SS
14 Bagi saya memiliki banyak akun FB sangat menyenangkan STS TS R S SS
15 Saya takut apabila menjadi korban kejahatan FB STS TS R S SS
16 Saya merasa curiga bila ada orang asing meminta pertemanan STS TS R S SS
17 Saat ada orang asing meminta konfirmasi pertemanan pasti saya akan STS TS R S SS
langsung menerimanya
18 Saya tidak percaya adanya kejahatan di dunia FB STS TS R S SS
19 Ketika teman sekolah saya menjadi anggota social media yang baru, STS TS R S SS
saya pasti mengikutinya
20 Saya tidak pernah mau menjadi anggota social media STS TS R S SS
21 Teman-teman selalu melarang saya aktif di FB karena bahaya STS TS R S SS
22 Saya ingin tahu semua fitur yang ada di social media STS TS R S SS
23 Saya yakin aktif di FB sangat berarti dalam kehidupan saya STS TS R S SS
24 Saya yakin bisa terhindar dari bahaya penggunaan sosial media STS TS R S SS

34
LAMPIRAN
PEMBAYARAN PAJAK

35
36
37
LAMPIRAN
PELAKSANA PENELITIAN

38
39
40
41
42
43
44

Anda mungkin juga menyukai