Anda di halaman 1dari 22

Laporan Akhir Landasan Moral (Pancasila, Akhlak

dan Kode Etik)


Kode Etik Profesi Jurnalistik
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Kode Etik,
Pancasila dan Akhlak

Di susun Oleh:

Nama: Endang Nur Sitadona


NIM: 1508015033

Universitas Muhammadyah Prof. DR. Hamka


Jakarta
2018
BAB 1

1.1 Profesi Jurnalistik


Wartawan atau jurnalis atau pewarta adalah seseorang yang melakukan
kegiatan jurnalistik atau orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan
tulisannya dikirimkan/dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat
dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi,
dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan
mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki
pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.

1.2 Tujuan

Tujuan mengambil profesi ini untuk di wawancarai dikarnakan Profesi Jurnalistik yang
memiliki kode etik dan aturan-aturan tersendiri dalam melakukan pekerjaannya. Untuk
menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang
benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman
operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta
profesionalisme. Dengan kode etik yang sudah tersedia dalam profesi Jurnalistik, maka
wawancara yang akan dilakukan pada responden pun dapat dengan mudah dibandingkan
dengan kegiatan langsung yang terjadi di lapangan.

2
BAB II

2.1 Pengertian Kode Etik Profesi

Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan
penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik
bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa
yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun
bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma
hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.

2.2 Pengertian Pancasila

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin,
dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu
“panca” artinya “lima”
“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”
“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh”
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan
“susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata
“Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek

3
yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki
lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan
tingkah laku yang penting.

Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum
rumusan Pancasila sebagai berikut :
  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang
secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan
oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

2.3 Pengertian Akhlak

Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki arti tingkah
laku, perangai dan tabiat. Secara istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.
(Azyumadi.2002.203-204). Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Dari definisi-definisi tersebut, kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam
perbuatan akhlak, yaitu; pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam
kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiaannya. Kedua, perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti
bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,
hilang ingatan, tidur atau gila. Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul
dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan

4
keputusan yang bersangkutan. Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang
dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Kelima,
sejalan dengan ciri yang keempat perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah
perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji
orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.

2.4 Prinsip Umum Kode Etik Psikologi

Prinsip A: Penghormatan pada

Harkat Martabat Manusia

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus menekankan pada hak asasi manusia
dalam melaksanakan layanan psikologi.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menghormati martabat setiap orang serta hak-
hak individu akan keleluasaan pribadi, kerahasiaan dan pilihan pribadi seseorang.
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari bahwa diperlukan kehati-hatian
khusus untuk melindungi hak dan kesejahteraan individu atau komunitas yang karena
keterbatasan yang ada dapat mempengaruhi otonomi dalam pengambilan keputusan.
(4) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari dan menghormati perbedaan
budaya, individu dan peran, termasuk usia, gender, identitas gender, ras, suku
bangsa, budaya, asal ke bangsaan, orientasi seksual, ketidakmampuan
(berkebutuhan khusus), bahasa dan status sosial-ekonomi, serta
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut pada saat bekerja dengan orang-orang
dari kelompok tersebut.

(5) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusaha untuk menghilangkan pengaruh


bias faktor-faktor tersebut pada butir (3) dan menghindari keterlibatan baik yang
disadari maupun tidak disadari dalam aktivitas-aktivitas yang didasari oleh
prasangka

5
Prinsip B: Integritas dan Sikap Ilmiah

(1)Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus mendasarkan pada dasar dan etika ilmiah
terutama pada pengetahuan yang sudah diyakini kebenarannya oleh komunitas
psikologi.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi senantiasa menjaga ketepatan, kejujuran,
kebenaran dalam keilmuan, pengajaran, pengamalan dan praktik psikologi.
(3)Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak mencuri, berbohong, terlibat pemalsuan
(fraud), tipuan atau distorsi fakta yang direncanakan dengan sengaja memberikan fakta-
fakta yang tidak benar.
(4)Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berupaya untuk menepati janji tetapi dapat
mengambil keputusan tidak mengungkap fakta secara utuh atau lengkap HANYA dalam
situasi dimana tidak diungkapkannya fakta secara etis dapat dipertanggungjawabkan untuk
meminimalkan dampak buruk bagi pengguna layanan psikologi.
(5) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan
kebu-tuhan, konsekuensi dan bertanggung jawab untuk memperbaiki ketidakpercayaan
atau akibat buruk yang muncul dari penggunaan teknik psikologi yang digunakan.

Prinsip C : Profesional

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memiliki kompetensi dalam


melaksanakan segala bentuk layanan psikologi, penelitian pengajaran, pelatihan,
layanan psikologi dengan menekankan pada tanggung jawab, kejujuran, batasan
kompetensi, obyektif dan integritas.

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi mem-bangun hubungan yang didasarkan pada
adanya saling percaya, menyadari tanggungjawab pro-fesional dan ilmiah terhadap
pengguna layanan psikologi serta komunitas khusus lainnya.
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menjunjung tinggi kode etik, peran dan kewajiban
profesional, mengambil tanggung jawab secara tepat atas tindakan mereka, berupaya
untuk mengelola berbagai konflik kepentingan yang dapat mengarah pada eksploitasi dan
dampak buruk.

6
(4)Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat berkonsultasi, bekerjasama dan/atau
merujuk pada teman sejawat, profesional lain dan/atau institusi-institusi lain untuk
memberikan layanan terbaik kepada pengguna layanan psikologi.
(5)Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi perlu mem-pertimbangkan dan memperhatikan
kepatuhan etis dan profesional kolega-kolega dan/atau profesi lain.

(6)Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam situasi tertentu bersedia untuk


menyumbangkan sebagian waktu profesionalnya tanpa atau dengan sedikit kompensasi
keuntungan pribadi.

Prinsip D : Keadilan

(1)Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memahami bahwa kejujuran dan ketidakberpihakan


adalah hak setiap orang. Oleh karena itu, pengguna layanan psikologi tanpa dibedakan
oleh latar-belakang dan karakteristik khususnya, harus mendapatkan layanan dan
memperoleh ke-untungan dalam kualitas yang setara dalam hal proses, prosedur dan
layanan yang dilakukan.
(2)Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi mengguna-kan penilaian yang dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional, waspada dalam memastikan kemungkinan
bias-bias yang muncul, mem-pertimbangkan batas dari kompetensi, dan keterbatasan
keahlian sehingga tidak mengabaikan atau mengarah kepada praktik-praktik yang
menjamin ketidakberpihakan.

Prinsip E : Manfaat

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusaha maksimal memberikan manfaat pada
kesejah-teraan umat manusia, perlindungan hak dan meminimalkan resiko dampak
buruk pengguna layanan psikologi serta pihak-pihak lain yang terkait.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi apabila terjadi konflik perlu menghindari serta
memini-malkan akibat dampak buruk; karena keputusan dan tindakan-tindakan ilmiah

7
dari Psikolog dan/ atau Ilmuwan Psikologi dapat mempengaruhi kehidupan pihak-
pihak lain.
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi perlu waspada terhadap kemungkinan adanya
faktor-faktor pribadi, keuangan, sosial, organi-sasi maupun politik yang mengarah
pada pe-nyalahgunaan atas pengaruh mereka

2.5 Prinsip Umum Kode Etik Jurnalistik

Wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:

1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang,


dan tidak beritikad buruk.

2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas


jurnalistik.

3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak


mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak
bersalah.

4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan


susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.

7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak
bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo,
informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

8. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau
diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat
jiwa atau cacat jasmani.

9. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali


untuk kepentingan publik.

8
10. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan
tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau
pemirsa.

11. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional

2.6 Hadist dan Ayat Al-Quran

2.6.1 Kejujuran

“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan
kebenaran menuntunmu ke surga. Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur
sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu
berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu
ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di
sisi Allah Swt. sebagai pendusta.” (H.R. Muslim)

Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati,
dan bila diamanati dia berkhianat.(HR. Muslim).

Celaka bagi orang yang bercerita kepada satu kaumtentang kisah bohong dengan maksud
agar mereka tertawa. Celakalah dia... Celaka dia.(HR. Abu Dawud dan Ahmad)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."(Al Ahzab: 70-71)

9
2.6.2 Sabar

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda : “Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak
dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu
kesalahanpun”
“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka
itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”.
[Al-Baqarah:177]

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas”.[Az-Zumar:10]

2.6.3 Amanah

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Apabila amanah disia-
siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Salah seorang sahabat
bertanya:”Bagaimanakah menyia-nyiakannya, hai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab:
“Apabila perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancurannya (HR. Imam Bukhari)

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat
zalim dan Amat bodoh. (QS. Al Ahzab/33: 72)

10
BAB III

3.1 Identitas Responden

Nama: Woro Anggi

Umur: 23 tahun

Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 27 maret 1995

Pekerjaan: Wartawan / Reporter

3.2 Aktivitas Responden

Profesi Wartawan yang responden kerjakan saat ini sudah berlangsung selama dua
tahun. Awal mula responden berkecimpung di dunia jurnalistik yaitu ketika responden
pertama kali bekerja pada sebuah stasiun televisi bernama ‘RCTI’, sekitar 3 bulan
responden menjadi wartawan dalam stasiun televisi tersebut sampai akhirnya memutuskan
untuk pindah pada stasiun Televisi bernama ‘MNC Media’ yang sampai sekarang masih
menjadi tempat dimana responden bekerja.

11
BAB IV

Hasil Wawancara

Dalam wawancara yang sudah dilakukan terhadap responden yang memiliki profesi sebagai
Jurnalistik, terdapat tiga sudut pandang yang akan di analisis, yaitu:

1. Sudut Pandang Kode Etik


A. Menghargai HAM serta Pendapat seseorang.
Dalam wawancara yang sudah saya lakukan, terdapat cerita mengenai kemarahan
seorang artis bernama Opick yang merasa terganggu oleh pertanyaan dari
responden, dan responden memutuskan untuk tidak melanjutkan wawancara
tersebut serta menghargai hak Opick yang tidak ingin diwawancarai.
B. Meghargai RAS termaksud perbendaan gender, agama & adat istiadat yang
berlaku.
Dalam wawancara, terdapat cerita mengenai responden yang meliput kegiatan
sebuah kepercayaan yang memperbolehkan memakan makanan haram menurut
islam, namun responden tetap mengikuti acara tersebut sampai selesai meskipun
tidak memakan makanan yang ditawarkan kepadanya.
C. Menekankan Rasa Tanggung Jawab
Dalam wawancara yang saya lakukan terhadap responden, terdapat sebuah cerita
yang sangat menggambarkan rasa tanggung jawab seraong wartawan. Pertama
pada saat responden bercerita mengenai dirinya yang menunggu selama enam jam
demi mendapatkan bahan materi untuk ditayangkan kepada seorang artis, meski
tidak mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai artis itu pada malam hari,
namun responden kembali datang pada pagi harinya demi kembali menjalankan
tanggung jawab yang sudah diperintahkan kepadanya. Kedua, pada saat responden
tak sengaja menghapus catatan penting dalam ponselnya, responden secara cepat
bertanggung jawab dengan kembali mengetikan ulang bahan wawancara yang
sudah terkumpul. Dan yang ketiga, pada saat terdapat kendala secara teknisi yaitu
Mic mati, responden secara cekatan mengeluarkan ponselnya agar bisa mereka
ucapan dari orang yang ingin diwawancarainya.

12
D. Menekankan rasa Kejujuran
Dalam wawancara yang saya lakukan terhadap responden, terdapat sebuah cerita
dimana responden pernah dimarahi oleh atasannya dikarnakan tidak mendapatkan
hasil yang maksimal. Meski sudah mengulang kembali wawancara agar
mendapatkan apa yang atasan mau, namun ternyata hasilnya masih kurang
memuaskan. Responden tidak memaksakan hal itu dan berkata jujur pada atasan
kalau hanya itu yang bisa ia dapatkan, tidak bisa lagi memaksakannya.

2. Sudut pandang Pancasila.


A. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sama seperti cerita diatas, dari sudut pandang pancasila, juga menekankan sifat
adil. Salah satu seperti yang sudah diceritakan, responden yang dimintai untuk
meliput kegiatan yang memiliki perbedaan adat istiadat maupun kepercayaan,
responden secara adil tetap memperlakukan semua orang dengan sama. Tidak
memperdulikan siapa yang dirinya wawancarai, karna pada dasarnya, setiap
manusia adalah sama.

3. Sudut pandang Akhlak


A. Amanah
Dalam wawancara yang sudah saya lakukan terhadap responden, saya menemukan
sisi amanah yang terdapat dalam diri responden. Yaitu ketika responden sudah
diamanahkan untuk mewawancarai seseorang, meski ia harus menunggu selama
mungkin bahkan harus kembali pada pagi harinya, ia tetap melakukannya
dikarnakan responden tidak ingin mengecewakan amanah yang sudah diberikan
kepadanya dan sebisa mungkin menjalaninya dengan segenap kemampuan yang
responden miliki.
B. Sabar
Dalam wawancara yang sudah saya lakukan terhadap responden, terdapat sikap
kesabaran yang dimiliki oleh responden. yaitu pada saat responden dimarahi oleh
atasan dikarnakan tidak mendapati bahan berita yang lengkap, responden dengan
sabar kembali menggali informasi yang lebih meskipun di akhir responden tetap
tidak bisa mendapatkan apa yang atasan inginkan. Ia dengan jujur
menceritakannya kepada atasan, berusaha untuk membuat atasannya mengerti.

13
Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang sudah saya lakukan terhadap responden, dapat dilihat bahwa
responden yang memiliki profesi Jurnalistik tetap menekankan sisi Kode Etik seperti
menghargai Hak Asasi Manusia, menghargai pendapat serta tidak memaksakan kehendak,
menghargai perbedaan RAS berikut gender, agama maupun adat istiadat, menekankan rasa
tanggung jawab dan menekankan rasa kejujuran. Responden yang memiliki profesi sebagai
jurnalistikpun tidak luput menekankan sifat pancasila diantaranya seperti bersikap adil
kesemua manusia, tidak membeda-bedakan derajat maupun golongan. Dan yang terakhir
yaitu tetap menjaga Akhlak pada dirinya seperti menekankan Amanah yang sudah diberikan
oleh atasan kepada responden, serta memiliki sifat sabar yang kuat agar dapat melewati
kendala-kendala yang terjadi saat tengah menjalani tugasnya.

14
Lampiran

Panduan Wawancara

1. Sudah berapa lama anda berkecimpung di dunia Jurnalistik?


2. Hal menarik apa yang membuat anda tertarik untuk memasuki dunia Jurnalistik?
3. Bisakah anda menceritakan mengenai hal yang anda sukai dari profesi Jurnalistik?
4. Bisakah anda mencertakan mengenai hal yang anda tidak sukai dari profesi
Jurnalistik?
5. Dapatkah anda menceritakan mengenai pengalaman yang tidak terlupakan saat anda
menjalani profesi ini?
6. Disaat tengah menjalani tugas anda, dapatkah anda menceritakan kendala yang pernah
anda alami?
7. Bisakah anda menceritakan pengalaman anda saat mendapati keritikan pedas dari
atasan anda terkait pekerjaan anda?
8. Apa yang anda lakukan jika atasan tidak puas dengan informasi yang anda
kumpulkan?
9. Pernahkah anda mendapati responden yang berbeda bangsa dengan anda? Bagaimana
cara anda menyikapi hal tersebut?
10. Dalam pekerjaan anda, terdapat kode etik benar? Pernahkah anda melanggarnya? Dan
apa yang terjadi setelah itu?
11. Bisakah anda menceritakan mengenai kesalahan terbesar anda saat menjalani
pekerjaan anda?

15
Verbatim hasil Wawancara

NO Pertanyaan Jawaban
Selamat siang, Mba? Siang juga, De.
Sesuai dengan kesepakatan yang Terkait pekerjaan Mba, kan?.
pernah dibicarakan, hari ini Sita akan
menanyakan beberapa pertanyaan.
Iya benar Oke, baik.
Sudah siap? Kalau begitu Sita mulai Silahkan.
Kira-kira, sudah berapa lama mba Hm, dari aku lulus kuliah, kira-kira kurang
terjun ke dalam dunia jurnalisitik? lebih dua tahunan lah.
Bagaimana mba bisa memilih profesi Gimana ya, De. Mba kan dari jaman SMA
ini sebagai pekerjaan mba? emang orangnya lebih suka berpetualang
diluar, bukan dirumah terus belajar sambil
baca buku gitu, itu bukan Mba banget. Jadi
pas tau kalo di jogja ada kuliah multimedia
yang dimana anak-anak didiknya bisa kerja
sebagai Jurnalistik seperti reporter,
cameramen atau presenter sekalipun, jadi
Mba langsung tertarik. Dan kebetulan dapet
kerjanya jadi wartawan, jadi makin semangat
dan cinta sama pekerjaannya. Karnakan
apapun pekerjaan yang didasari sama rasa
suka bakal jadi menyenangkan buat kitanya
juga. Ya, kan?
Bener, Mba. Lalu dari pekerjaan Hm, pertama yang tadi karna aku bilang kara
Mba, Apa kira-kira hal yang Mba kerjanya turun ke lapangan terus juga kita
sangat sukain dari pekerjaan Mba? bisa ketemu orang banyak sehingga bisa
bersosialisasi dengan baik. Karna mengenal
orang baru itu adalah hal yang amat sangat
menyenangka, De.
Jadi kenal sama orang baru menurut Iyap, bener.
Mba hal yang paling Mba sukain,
ya?
Kalo hal yang gak Mba sukain? Hm, adasih beberapa. Salah satunya temen
kantor, kadang mereka suka pada iri satu
sama lain, jadinya jahat gitu.

16
Jahat gimana tuh Mba? Bisa Mba Jadi pernah waktu itu, Mbakan lagi nunggu
certain yang lebih jelasnya lagi, gak? mobil jemputan yang lagi nemenin
cameramen ambil perlengkapan shooting,
nah posisinya itu depan kantor gitu, disana
ada dua wartawan, Mba sama temen Mba.
Udah satu jam lebih Mba coba buat nelfon
pengemudi mobil jemputan itu, minta tolong
buat jemput Mba depan kantor sekalian
langsung berangkat ke lokasi, eh gak
diangkat-angkat sama dia. Akhir Mba
jalanlah pergi ke dalem kantor, ketemu sama
pengemudi itu yang ternyata masih nungguin
cameramen ambil alat shooting, mba nanya
kenapa gak ngangkat telfon, dia jawab “Tadi
temen lu suruh jangan ngangkat, katanya biar
aja lu yang nyamperin.” Kan sebel banget,
jadi temen Mba yang tadi sama-sama nunggu
mobil jemputan itu yang ngomong ke
pengemudi mobil biar dia gak ngangkat
telfon Mba. Ngerjain Mba biar Mba naik
tangga tiga lantai.
Terus saat itu terjadi, Mba ngelakuin Mbasih diem aja, cukup tau gitu karna
apa? ternyata dia orangnya irian. Jadituh dia
ternyata iri karna Mba dapet cuti akhir tahun
dan dia engga, makanya dia sensitive banget
sama Mba.
Terus setelah kejadian itu, hubungan Pastinya gak tegor-tegoranlah, karna Mba
Mba gimana sama temen Mba? udah males ngobrol sama dia. Kalo missal
ada yang pamit mau pulang eh kebetulan dia
juga lagi pamitan sama anak-anak kantor,
Mba cuma nyapa temen Mba yang satunya
aja, dianya Mba cuekin. Sampe dia akhirnya
sadar dan nanya ke cameramen Mba, “Woro
marah ya sama gue? Gue salah apa?” Lah

17
pake nanya lagi, bukan mikir.
Hahahahaha, oke Mba. Karna kita Pengalaman yang gak bisa terlupakan ada
udah bahas hal yang Mba gak sukain, duanih, yang enak sama gak enak. Mau yang
kira-kira sekarang Mba bisa certain mana?
gak pengalaman apa yang paling
Mba gak bisa lupain?
Dua-duanya, Mba. Oke, jadi pertama pengalaman gak enak ya.
Waktu itu aku inget banget hari minggu
malem sekitar jam 7an lah. Nah aku udah
stand by didepan rumah Ayu Ting Ting
karna sebelumnya udah janjian mau
wawancara sama dia. Eh pas nyampe sana,
Mba telfon ko gak direspon, telfon
managernya juga dicuekin. Nunggu sampe
jam satu malem, dia gak keluar juga. Itu
inget banget Mba.
Enam jam sendiri nungguinnya? Ya aku masih terus usaha karna emang
Terus apa yang Mba lakuin? wawancara dia dibutuhin untuk bahan berita
siletkan, jadi tetep sabar nunggu.
Terus gimana kelanjutannya? Karna dia tetep gak keluar, akhirnya malem
itu Mba pulang dulu dan kesana lagi pagi-
pagi. Alhamdulillah akhirnya ketemu dan
bisa wawancara.
Oke, itu pengalaman yang gak Ehm, waktu itu Mba dines yang luar kota
ngenakin. Kalo yang tepanya di daerah Makassar. Mba dines itu
menyenangkannya? tiga hari bareng Vino G Bastian, artis favorit
Mba. Itu yang bener-bener bahagia banget
karna Mba emang suka banget sama Vino
dari SMA, eh sekarang bisa ketemu bakal
tidur dikamar hotel depan dia, bener-bener
depan-depanan kamar kita. Dan Mba
ngikutin kesehariannya dia gitu. Itusih
bahagia banget.
Terus apa yang Mba lakukan setelah Ya Mbamah cuma bisa bersyukur dan
itu? semakin yakin aja gitu kalo missal pekerjaan

18
Mba emang pekerjaan yang cocok buat Mba.
Oke, Mba. Dalam setiap pekerjaan Iya benar, kendala pasti ada. Tapi sejauh
pastikan ada kendala ya, Mba, bisa inisih Mba baru mendapati kendala secara
gak mba menceritakan kendala apa teknisi ajasih Alhamdulillah. Misal seperti
yang pernah Mba alami saat tengah pada saat wawancara Micnya mati, lalu harus
menjalani profesi ini? tetap melanjutkan wawancara dengan
ngerekam pakai ponsel Mba supaya bisa
inget apa aja yang responden omongin. Oh
sama paling cuaca, kan itu juga resiko ya
karna kita kerja diluar lapangan jadi harus
nerima segala jenis resiko. Misal wawancara
sambil lari-larian dibawah ujan, besoknya
demam. Tapi gak apa-apa, karna Mba suka
sama pekerjaan Mba. Jadi segala resiko ya
Mba terima.
Baik, Mba. Lalu selanjutnya, Kalo itu pasti pernah.
pernahkan Mba mendapati keritikan
dari atasan Mba terkait pekerjaan
Mba?
Bisa Mba ceritakan bagaimana Jadi waktu itu, Mba pernah dimarahin atasan
keadaan saat itu? karna gak dapet informasi dari Opick,
padahal besok berita itu harus udah tayang.
Mba dimarahin abis-abisan dan disuruh buat
cari berita itu sampai dapat, nah akhirnya
Mba minta ketemu lagi sama Opick, eh
gantian dia yang marahin Mba karna ngerasa
keganggu. Itusih yang rada sakit hati.
Terus apa yang Mba lakuka saat itu? Ya, Mba cuman bisa berusaha lagi dan lagi.
Ngebujuk Opick biar mau diwawancarain
lima menit aja, Alhamdulillah dianya
akhirnya mau.
Oh, jadi kadang responden ada yang Iya, pasti. Apalagi yang menyangku privasi
marah-marah dan gak mau di dia.
wawancarain ya Mba?
Mba pernah dihadapkan sama situasi Pernah banget, De.

19
sulit?
Situasi yang kaya gimana dan Itu saat Mba diminta untuk nanya terkait
gimana cara Mba ngatasinnya? kasus narkoba gitu, Mba gak mungkinkan
nanya ‘Anak ibu masuk penjara karna kasus
narkoba, ya?’ Bisa-bisa Mba langsung diuir
dari sana. Jadi Mba harus pelan-pelan bawa
pertanyaannya, dari yang ringan sampe
akhirnya masuk ke pertanyaan inti.
Baik, lalu saat menjalani pekerjaan Hm, apa yah. Banyak yang udah lupasih. Oh
Mba, ada lagi gak kira-kira moment ada satu, waktu itu aku ngeliput suatu adat
bersejarah? gitu yang makan makanan yang maaf
menurut kita haram, tapi menurut
kepercayaan mereka diperbolehkan. Itu
semua hidangannya yang gak bisa Mba
makan, jadi untuk menghargai Mba cuman
minum air putih aja.
Oh iya, Mba? Terus gimana? Iya, menurut aku itu fine-fine aja. Selama
kita masih bisa menghargai kepercayaan satu
sama lain, ya kenapa harus dipermasalahkan?
Kejadian kayak gitu sempet dua kali aku
alamin. Tapi seru kok, gak kapok.
Oke, Mba. Selanjutnya, dalam Hahahaha yah ketahuan deh. Malu ah.
pekerjaan Mba itukan pasti punya
aturan tersendiri, pernah gak Mba
secara sengaja maupun enggak
melanggar aturan tersebut?
Hehe gak apa-apa Mba cerita aja, Gimana ya, ya namanya aturan pasti gak
aman ko. selamanya kita jadiin patokan untuk
pekerjaan ya? Jadi secara sengaja maupun
enggak, semua orang pasti pernah melanggar
yang namanya aturan.
Bisa diceritain gak, Mba? Hm, Jadi aku pernah kayak semacam pulang
sebelum kerjaan aku ditambahin. Jadi gini
sistemnya, kita itu kerjakan 8 jam, nah
kadang Mba udah selesai sebelum 8jam,

20
nanti kita kayak digeser lagi gitu suruh
pindah lokasi buat wawancara lagi. Dan kalo
udah gitu, bisa-bisa overtime alias lembur.
Mba kadang capek, jadi kalo udah selesai
wawancara di satu tempat, Mba lama-lamain
aja biar pas 8 jam, jadi ke kantor terus
tinggal pulang deh.
Pernah ketahuan gak, Mba? Alhamdulillah gak pernah. Dan jangan
sampe hahaha
Hahaha, itu masih Mba lakuin sampe Sekarang udah enggak, karna emang jadwal
sekarang? aku numpuk sampe gak ada waktu buat
males-malesan. Terus sekarangkan aku udah
pindah ke MNC, itu juga udah lebih enakan
disbanding RCTI. Atasannya lebih santai,
jadi fine-fine aja.
Oke, Mba ini yang terakhir. Pernah Pernah! Wah itu kacau sih.
gak Mba ngelakuin kesalahan
terbesar Mba saat tengah menjalani
pekerjaan Mba?
Bisa diceritain, Mba? Itu aku inget kejadiannya pas malem-malem,
jadikan aku itu biasanya ngetik hasil
wawancara di note ponsel kan, nah malem
itutuh aku disuruh ngirim hasil wawancara
ke kantor, terus karna aku iseng, aku editlah
dulu itu ketikannya biar tambah rapih
ceritanya. Eh ke hapus dong!
Lalu gimana, Mba? Aku nangis, editor udah nelfonin berkali-kali
juga minta dikirimin karna mau tayang besok
paginya. Akhirnya dengan tangan yang
gemeteran aku ngetik ulang semuanya dari
awal, coba inget-inget lagi bahkan sampe
ngechat artisnya untuk memastikan kalo apa
yang aku inget gak salah.
Yaampun, hebat banget Mba. Hebat apanya, itu juga karna kepepet
makanya otak lancar. Untung sama Artisnya

21
dibales dan dia ramah banget.
Haha gitu ya, Mba? Kira-kira ada Apa ya, paling cuma kurang laporan aja
lagi mba? sama atasan terus diomelin.
Terus Mba gimana? Ya akumah nurut aja pas disuruh cari lagi
beritanya sampe lengkap. Kalo dapet ya
Alhamdulillah, kalo enggak ya aku pasrah.
Bilang apa adanya.
Ada lagi Mba? Udah kayaknya.
Gitu ya, Mba? Yaudah, makasih Hahaha ya gak apa-apa sering begini juga
banyak ya Mba udah ganggu Mba seneng. Kan biasanya Mba yang
waktunya. wawancara, sekarang Mba yang
diwawancarain. Deg-degan juga.
Hehe makasih banyak ya, Mba sekali Iya sama-sama De. Lancar, ya.
lagi.
Amin.

22

Anda mungkin juga menyukai