BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Metalografi
Selama proses makro suatu logam atau paduannya terdiri dari tiga
langkah.
(sumber:http://belajarmetalurgi.blogspot.com/)
B. Proses Metalografi
1. Pemotongan
- Pemotongan menggunakan
2. hfidh
3. Pengamplasan
arah agar diperoleh permukaan logam yang baik. Amplas yang digunakan
mulai dari yang kasar sampai yang halus.
4. pemolesan
5. etsa
Etsa tidak merusak terdiri atas etsa optik dan perantaraan kontras
dari struktur dengan pencampuran permukaan secara fisik terkumpul
pada permukaan spesimen yang telah dipoles. Pada etsa optik
digunakan teknik pencahayaan khusus untuk menampilkan struktur
mikro. Beberapa metode etsa optik adalah pencahayaan gelap (dark
field illumination), polarisasi cahaya mikroskop (polarized light
microscopy) dan differential interfence contrast.
Pada etsa fisik dihasilkan permukaan yang bebas dari sisa zat kimia
dan menawarkan keuntungan jika etsa elektrokimia sulit dilakukan.
Etsa ion dan etsa termal adalah teknik etsa fisik yang mengubah
morfologi permukaan spesimen yang telah dipoles.
(sumber:http://www.scribd.com/doc/50191491/proposal-tugas-akhir-
muhammad-fakkaruddin-arief)
C. Sejarah Mikroskop
Istilah mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata micron yang
berarti kecil dan scopos yang artinya tujuan. Dari dua pengertian tersebut,
mikroskop dapat diartikan sebagai alat yang dibuat atau dipergunakan untuk
melihat secara detail obyek yang terlalu kecil apabila dilihat oleh mata
telanjang dalam jarak yang dekat. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat yang
bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen sendiri sehari-
harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata. Dibantu oleh Hans
Janssen mereka mambuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop
pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat perbesaran objek hingga dari
150 kali dari ukuran asli.
Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei
(Italia), untuk membuat alat yang sama. Bahkan Galileo mengklaim dririnya
sebagai pencipta pertamanya yang telah membuat alat ini pada tahun 1610.
Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop
yang dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu mikroskop
Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut
mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki
kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan
oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya.
Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200
nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati
ukuran di bawah 200 nanometer.
Setelah itu seorang berkebangsaan belanda bernama Antony Van
Leeuwenhoek (1632-1723) terus mengembangkan pembesaran mikroskopis.
Antony Van Leeuwenhoek sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang
profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf,
Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-
seratpada kain. Tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta
menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.
Leewenhoek mwnggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk
mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik
dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat
dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan
‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil.
Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi
dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan
menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak.
Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar
200-300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut
danmengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang
pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya hewan
yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-
1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil
pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun
spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut
membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang
akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.
Bila Di Eropa, mikroskop sudah dikenal sejak abad ke-17 dan digunakan
untuk melihat binatang-binatang sejenis mikroba. Menariknya, orang Jepang
senang menggunakannya untuk mengamati serangga berukuran kecil, dan
hasilnya berupa buku-buku berisi pemerian tentang serangga secara mendetail.
Mikroskop Cahaya
Keterbatasan pada mikroskop Leeuwenhoek adalah pada kekuatan lensa
cembung yang digunakan. Untuk mengatasinya digunakan lensa tambahan
yang diletakkan persis didepan mata pengamat yang disebut eyepiece, sehingga
obyek dari lensa pertama (kemudian disebut lensa obyektif) dapat diperbesar
lagi dengan menggunakan lensa ke dua ini. Pada perkembangan selanjutnya
ditambahkan pengatur jarak antara kedua lensa untuk mempertajam fokus,
cermin atau sumber pencahayaan lain, penadah obyek yang dapat digerakkan
dan lain-lain, yang semua ini merupakan dasar dari pengembangan mikroskop
modern yang kemudian disebut mikroskop cahaya Light Microscope (LM).
LM modern mampu memberikan pembesaran (magnifikasi) sampai 1.000
kali dan memungkinkan mata manusia dapat membedakan dua buah obyek
yang berjarak satu sama lain sekitar 0,0002 mm (disebut daya resolusi 0,0002
mm). Seperti diketahui mata manusia yang sehat disebut-sebut mempunyai
daya resolusi 0,2 mm. Pada pengembangan selanjutnya diketahui bahwa
kemampuan lensa cembung untuk memberikan resolusi tinggi sudah sampai
pada batasnya, meskipun kualitas dan jumlah lensanya telah ditingkatkan.
Belakangan diketahui bahwa ternyata panjang gelombang dari sumber cahaya
yang digunakan untuk pencahayaan berpengaruh pada daya resolusi yang lebih
tinggi. Diketahui bahwa daya resolusi tidak dapat lebih pendek dari panjang
gelombang cahaya yang digunakan untuk pengamatan. Penggunaan cahaya
dengan panjang gelombang pendek seperti sinar biru atau ultra violet dapat
memberikan sedikit perbaikan, kemudian ditambah dengan pemanfaatan zat-
zat yang mempunyai indeks bias tinggi (seperti minyak), resolusi dapat
ditingkatkan hingga di atas 100 nanometer (nm). Hal ini belum memuaskan
peneliti pada masa itu, sehingga pencarian akan mode baru akan mikroskop
terus dilakukan.
dan partikel mikroskopis yang akan dipelajari berikut yaitu virus. Penemuan virus
melalui perjalanan panjang dan melibatkan penelitian dari banyak ilmuwan.
Mikroskop Elektron Mode Scanning
Ada 2 jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan, yaitu:
1. Transmission Electron Microscopy (TEM)
2. Scanning Electron Microscopy (SEM).
D. Jenis-Jenis Mikroskop
1. Mikroskop Cahaya
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
2. Mikroskop Stereo
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
3. Mikroskop Elektron
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
4. Mikroskop Ultraviolet
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
(Sumber:http://pelangibiology.blogspot.com/2008/09/mikroskop.html)
a. Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik adalah sebuah pemeriksaan untuk
mengamati struktur dengan perbesaran 10-100 kali, biasanya digunakan
mikroskop cahaya.
b. Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik adalah sebuah pemeriksaan untuk
mengamati struktur dengan perbesaran diatas 100 kali, biasanya digunakan
mikroskop cahaya ataupun mikroskop elektron dan mikroskop optik.
Sumber:http://www.scribd.com/doc/40501433/METALOGRAFI
F. Korosi
Namun demikian, defenisi tentang korosi yang telah digunakan selama ini
tidak berubah.
yang berlangsung pada sekitar 900°C), laju oksidasi cukup besar untuk
menghasilkan selapis oksida yang disebut kerak giling (mill scale), yang
tidak berfungsi sebagai pelindung. Kita sudah melihat bahwa kerak giling
mungkin penting pengaruhnya terhadap laju korosi baja lunak dalam
lingkungan berair. Di pihak lain, kemanfaatan logam - logam seperti
aluminium dan titanium bergantung pada kemampuan masing – masing
dalam membentuk selaput oksida pelindung pada temperatur kamar.
digunakan oleh Parsons pada tahun 1897 untuk penggerak kapal laut,
temperatur pengoperasian tidak terlalu tinggi sehingga bahan – bahan yang
sudah ada msih dapat digunakan. Pengembangan motor turbin gas untuk
pesawat sessudah Perang Dunia Kedua secara dramatik mengubah situasi
tersebut.
2. Korosi Celah
Kendati korosi celah sama sekali bukan masalah yang baru, seperti
korosi dwilogam, para perekayasa sering masih kurang menghayati
pentingnya perancangan dan pemilihan bahan secara tepat guna
mendapatkan ketahanan yang memadai terhadap korosi. Pada tahun 1981
dilaporkan bahwa salah satu masalah paling serius dalam industri nuklir
AS adalah serangan – serangan lokal pada tabung – tabung Incole 600
akibat korosi dalam celah – celah di antara tabung – tabung dan pelat –
pelat penyangga dari baja karbon. Karena sekitar 60 generator uap yang
terkena masalah ini, biaya penanggulangannya ditaksir sekitar 6000 juta
dollar.
3. Korosi Sumuran
Berikut ini kita akan membahas korosi sumuran pada besi atau baja
karena mekanisme pembentukannya menggambarkan kemajuan yang
nyata dalam pemahaman tentang korosi ini.
sehari – hari kata itu berarti produk korosi kecoklatan yang terbentuk di
permukaan besi atau baja yang terkorosi. Produk korosi ini sesungguhnya
suatu campuran dari sejumlah bahan kimia sehingga kata “karat”
sebetulnya mempunyai makna yang lebih tepat.
Fe → Fe2+ + 2e-
a) Fe + H2O → Fe(H2O)ads
b) Fe(H2O)ads → Fe(OH-)ads + H+
c) Fe(OH-)ads → Fe(OH)ads + e-
d) Fe(OH)ads → Fe(OH)+ + e-
4. Fatik
a) Penyelesaian permukaan
c) Temperatur
d) Tegangan rata-rata
5. Dislokasi
Dislokasi sisi
Dislokasi ulir
6. Mekanisme Creep
(sumber:http://kireidwi.blog.friendster.com/2008/09/korosi/)\
G. Mekanisme Difusi
(sumber:journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-teknoin/article/view/694/616)
(sumber:journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-teknoin/article/view/694/616)
Lebih jelasnya bagian dari transfer massa dapat dilihat pada gambar
yang meliputi: peluluhan plastis yang mendeformasi ujung kontak permukaan,
difusi surface dari permukaan menuju leher, difusi volume dari permukaan ke
leher, penguapan dari permukaan mengembun pada leher, difusi grain
boundary dari antar muka menuju leher, difusi volume dari antar muka
menuju leher, power law creep
Pada tahap ketiga, bagian difusi yang dominan adalah difusi volume.
Selama tahap ini rongga-rongga menyusut hingga menjadi sangat kecil dan
akhirnya hilang. Batas butir bergerak menuju sebuah bentuk kesetimbangan,
hingga menyatu dan tidak dapat dibedakan dari grain boundary lainnya, secara
struktur mikro. Bidang kontak permukaan awal berubah karena adanya
penetrasi lokal difusi atom.. Tahap tiga berlanjut secara sempurna dengan
hilangnya rongga-rongga hingga menyatunya permukaan kedua material yang
disambung.
2. Variabel Diffusion
a) Kelebihan
b) Kekurangan
4. Mekanisme Difusi
1. Difusi interstisi
(sumber:journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-
teknoin/article/view/694/616)
(sumber:journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-
teknoin/article/view/694/616)
3. Difusi Substitusi
(sumber:journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-
teknoin/article/view/694/616)
H. Tegangan Sisa
Tegangan sisa adalah sebuah tegangan yang bekerja pada suatu bahan setelah
semua gaya-gaya luar yang bekerja pada benda tersebut dihilangkan. Tegangan
sisa muncul akibat beberapa proses pembentukan seperti deformasi plastis,
perubahan temperatur dan transformasi fasa. Beberapa proses pembentukan
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=2&ved=0CBwQFjAB&url =
http%3A%2F%2Fp3m.amikom.ac.id%2Fp3m%2F75%2520%2520PENGARUH
%2520TEGANGAN%2520SISA
Uji/Analisis Metalografi
Peralatan:
Mesin potong Accutom dengan diamond cutting
Abrasive Cutter Buehler Metaserv
Low Speed Ecomet
Alat Mounting Herzog
Optical Microscopes
LEITZ METALLOVERT
Dilengkapi dengan uji kekerasan
Pengamaran struktur mikro logam dan paduan, keramik dan komposit
Akurasi perhitungan besar butir dengan metode Hyne: 1 µm
Perbesaran maksimum 1000x. Scanning Electron Microscope (SEM)
JEOL JSM-840A
Dengan WDS (Wavelength Dispersive Spectroscopy) dan Sputter Coater,
Analisis morfologi, topografi dan kristalografi dari logam/paduan logam, keramik,
dan polimer, Analisis unsur secara kualitatif dan kuantitatif dengan WDS,
Perbesaran maks. 360.000x, Aplikasi penting dalam penelitian ilmu bahan,
analisis kegagalan dan kontrol mutu dan lainnya.
Analisis cacat bahan, penentuan presipitat dan pola difraksi dari paduan
logam dan keramik serta pemeriksaan mikrostruktur bahan organic.
http://www.batan.go.id/ptbn/php/index.php?
option=com_content&view=article&id=75&Itemid=69
J. ASTM
K. Klasifikasi Baja
1) Baja Karbon
Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsure karbon
sangat menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan lainnya yang
biasa terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat
baja karbon biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikrostruktur.
2) Baja Paduan
Baja paduan adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain atau
lebih dengan kadar yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja
karbon. Menurut kadar unsur paduan, baja paduan dapat dibagi ke dalam
dua golongan yaitu baja paduan rendah dan baja paduan tinggi. Baja
rendah unsur paduannya di bawah 10% sedangkan baja paduan tinggi di
atas 10%.
3) Baja Khusus
Baja khusus mempunyai unsur-unsur paduan yang tinggi karena
pemakaian-pemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja than karat,
baja tahan panas, baja perkakas, baja listrik. Unsur utama dari baja tahan
karat adalah Khrom sebagai unsure terpenting untuk memperoleh sifat
tahan terhadap korosi. Baja tahan karat ada tiga macam menurut
strukturnya yaitu baja tahan karat feritis, baja tahan karat martensitas dan
austenitis. Baja tahan panas, tahan terhadap korosi. Baja ini harus tahan
korosi pada suhu lingkungan lebih tinggi atau oksidasi. Baja perkakas
adalah baja yang dibuat tidak berukuran besar tetapi memegang peranan
dalam industri-industri. Unsure-unsur paduan dalam karbitnya diperlukan
untuk memperoleh sifat-sifat tersebut dan kuat pada temperature tinggi.
Baja listrik banyak dipakai dalam bidang elektronika.
1. Pemotongan
Pemilihan sampel yang tepat dari suatu benda uji studi mikroskop optik
merupakan hal yang sangat penting. Pemilihan sampel tersebut didasarkan
pada tujuan pengamatan yang hendak dilakukan. Pada umumnya bahan
komersial tidak homogen sehingga satu sampel yang diambil dari suatu
volume besar tidak dapat dianggap representatif.Pengambilan sampel harus
direncanakan sedemikian sehingga menghasilkan sampel yang sesuai dengan
kondisi rata-rata bahan/kondisi ditempat-tempat tertentu(kritis) dengan
memperhatikan kemudahan pemotongan pula. Secara garis besar, pengambilan
d. pemotongan abrasi
http://radensomad.com/makalah-metalografi.html
http://www.scribd.com/doc/30684736/metalografi
http://www.scribd.com/doc/19000443/Metalografi
http://radensomad.com/makalah-metalografi.html
2. Mounting
Proses mounting atau pembingkaian benda uji dilakukan pada benda uji dengan
ukuran yang kecil dan tipis, hal ini bertujuan untuk mempermudah
pemegangan benda uji ketika dilakukan tahap preparasi selanjutnya seperti
pengampelasan dan polishing. Benda uji ini di-mounting dengan alat mounting
press dengan penambahan bakelit yang akan menggumpal dan membingkai
benda uji. Selain bakelit juga masih banyak bahan yang dapat digunakan untuk
mounting.
Cetakannya :
1.Berbentuk bulat
Macam-macamnya :
5. Aseton.
a. Adhesive mounting
b. Clamp
1. Castable mounting, jenis bahan mounting dimana bahan serbuk diberi pelarut
dan serbuk itu diletakkan dalam satu tempat dengan dengan spesimen,
kemudian dibalik dan bagian permukaan atasnya datar. Contoh serbuknya
adalah polister, epoxies (transparan) atau acrylics. Kelebihannya adalah
spesimen dengan ukuran besar / kecil dapat dimounting, cetakannya bias
digunakan berulang-ulang.
2. Compression mold dimana ukuran diameter tetap, jika berubah maka mesin
harus diganti. Jenis material yang digunakan thermosetting dan thermoplastic.
http://candadisini.blogspot.com/2010_12_01_archive.html
Seperti pada penggerindaan kasar, juga harus selalu dialiri air pendingin, agar
specimen tidak rusak atau terganggu oleh pemanasan yang terjadi.
Pengamplasan adalah proses untuk mereduksi suatu permukaan dengan
pergerakan permukaan abrasif yang bergerak relatif lambat sehingga panas
yang dihasilkan tidak terlalu signifikan. Pengamplasan bertujuan untuk
meratakan dan menghaluskan permukaan sampel yang akan diamati.
Pengamplasan ini dilakukan secara berurutan yaitu dengan memakai amplas
kasar hingga amplas halus. Pengamplasan kasar adalah pengamplasan yang
dilakukan dengan menggunakan amplas dengan nomor di bawah 180 #, dan
masih menyisahkan permukaan benda kerja yg belum halus. Pengamplasan
halus adalah pengamplasan yang dilakukan dengan menggunakan amplas
dengan nomor lebih tinggi dari 180 #, dam menghasilkan permukaan yang
halus. Pengamplasan dimulai dengan meletakkan sampel pada kertas amplas
dengan permukaan yang akan diamati bersentuhan langsung dengan bagian
kertas amplas yang kasar, kemudian sampel ditekan dengan gerakan
searah.Selama pengamplasan terjadi gesekan antara permukaan sampel dan
kertas amplas yang memungkinkan terjadinya kenaikan suhu yang dapat
mempengaruhi mikrostruktur sampel sehingga diperlukan pendinginan dengan
cara mengaliri air.Apabila ingin mengganti arah pengamplasan, sampel
diusahakan berada pada kedudukan tegak lurus terhadap arah mula-
mula.Pengamplasan selesai apabila tidak teramati lagi adanya goresan-goresan
pada permukaan sampel, selanjutnya sampel siap dipoles.
http://www.scribd.com/doc/19000443/Metalografi
2. Pemolesan
pemolesan dibagi dua yaitu pemolesan kasar dan halus. Pemolesan kasar
menggunakan abrasive dalam range sekitar 30 - 3µm, sedangkan pemolesan
halus menggunakan abrasive sekitar 1µm atau di bawahnya.
1. Mechanical polishing
2. Chemical-mecanical polishing
3. Electropolishing
http://candadisini.blogspot.com/2010_12_01_archive.html
disesuaikan dengan sampel yang akan diamati. Zat etsa yang umum
digunakan untuk baja ialah nital dan picral. Setelah reaksi etsa selesai, zat
etsa dihilangkan dengan cara mencelupkan sampel ke dalam aliran air
panas. Seandainya tidak memungkinkan dapat digunakan air bersuhu
ruang dan dilanjutkan dengan pengeringan dengan alat pengering.
Permukaan sampel yang telah dietsa tidak boleh disentuh untuk mencegah
permukaan menjadi kusam. Stelah dietsa, sampel siap untuk diperiksa di
bawah mikroskop. Pada intinya proses pengetsaan dilakukan
menggunakan cairan kimia untuk memunculkan detail struktur mikro pada
spesimen. Dilakukan dengan cara mencelupkan mount kedalam wadah zat
etsa.
http://www.scribd.com/doc/19000443/Metalografi
http://yefrichan.wordpress.com/2010/05/31/metalografi/
Nittal
Nital adalah larutan alkohol dan asam nitrat yang biasa digunakan
untuk mengetsa logam. Hal ini terutama cocok untuk mengungkapkan
mikro baja karbon. Larutan l dengan kadar 2% biasa digunakan untuk
mengamati butir ferit.
http://pdf.dipotips.com/www-nital-it/
Struktur Butir
1. Sementit
Juga dikenal sebagai besi karbida yang memiliki rumus kimia, Fe 3C.
Sementit mengandung 6,67% karbon. Memiliki tipikal keras dan campuran
interstisial rapuh dari kekuatan tariknya yang rendah (kurang lebih 5000 psi)
tetapi memiliki kekuatan tekan yang tinggi. Struktur kristalnya adalah
ortorombik.
http://www.google.co.id/imglanding?
q=struktur+butir+sementit&um=1&hl=id&tbm=isch&tbnid=FnU7cAy10KbwFM:&imgrefurl=http:
//petersirami.blogspot.com/2011_02_14_archive.html&imgurl=http://2.bp.blogspot.com/-
RuC0BQ_vM/TVi3_UjmxCI/AAAAAAAAAIE/BFVdACqM_Mw/s1600/b5.bmp&w=479&h=355&ei=I
eiWTb_fNMyGcdaZtacH&zoom=1&biw=1366&bih=607
2. Austenit
Juga dikenal sebagai besi gamma (γ), yang merupakan sebuah larutan padat
interstisial dari karbon yang dilarutkan dalam besi yang memiliki struktur
kristal face centered cubic (FCC). Sifat-sifat austenit rata-rata adalah :
Hardness Rockwell C 40
Toughness High
Normalnya austenit tidak stabil pada suhu kamar. Tapi di bawah kondisi-
kondisi tertentu mungkin saja austenit dihasilkan pada suhu kamar.
http://www.google.co.id/images?q=diagram+fe-
fe3c&hl=id&biw=1366&bih=607&um=1&ie=UTF-8&source=og&sa=N&tab=wi
3. Ferit
Juga dikenal sebagai besi alpha (α), yang merupakan larutan padat
interstisial dari sejumlah kecil karbon yang dilarutkan dalam besi yang
memiliki sturktur kristal body centered cubic (BCC). Ferrit adalah struktur
yang paling lembut pada diagram besi-besi karbida. Sifatnya rata-rata
adalah:
Toughness Low
http://www.google.co.id/imglanding?
q=struktur+butir+ferit&um=1&hl=id&tbm=isch&tbnid=mWCpsSN3xEbW4M:&imgrefurl=http://di
gilib.unnes.ac.id/gsdl/cgi-bin/library%253Fe%253Dd-00000-00---0skripsi--00-1--0-10-0---0---
0prompt-10---4-------0-1l--11-zh-50---20-about---00-3-1-00-11-1-0gbk-00%2526a%253Dd%2526d
%253DHASH01bf59f6255ec12cbae459ca%2526showrecord
%253D1&imgurl=http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01bf/59f6255e.dir/
1810-47_1.jpg&w=365&h=240&ei=T-eWTZnYDt_KcL_S8aoH&zoom=1&biw=1366&bih=607
4. Perlit (α + Fe3C)
Bentuknya sangat datar dan merupakan campuran antara ferrit dan sementit.
Struktur dari perlit seperti matriks putih (dasarnya dari ferrit) termasuk
bentuk pipihnya yang seperti sementit. Sifat rata-ratanya adalah:
gambar Mikrostruktur dari perlit (cahaya dasarnya adalah matriks ferrit, garis hitamnya
adalah jaringan sementit)
Diperlukan sejumlah dosis dari karbon dan sejumlah dosis dari besi
untuk membentuk sementit (Fe3C). Begitu juga perlit yang membutuhkan
sejumlah dosis dari sementit dan ferrit.
Jika karbon yang diperlukan tidak cukup, yaitu kurang dari 0,83%,
besi dan karbonnya akan menyatu membentuk Fe3C sampai seluruh
karbonnya habis terpakai. Sementit ini akan bergabung dengan sejumlah
ferrit untuk membentuk perlit. Sejumlah sisa dari ferrit akan tinggal didalam
struktur sebagai ferrit bebas. Ferrit bebas juga dikenal sebagai ferrit
proeutektoid. Baja yang mengandung ferrit proeutektoid disebut juga
sebagai baja hipoeutektoid.
5. Ledeburit
6. Besi δ
Besi δ terbentuk pada suhu diantara 2552 dan 2802°F. dia terbentuk
dari kombinasi dengan melt hingga sekitar 0,5% karbon, kombinasi dengan
austenit hingga sekitar 0,18% karbon dan keadaan fasa tunggal hingga
sekitar 0,10% karbon. Besi δ memiliki struktur kristal body centered cubic
(BCC) dan memiliki sifat magnetik.
Dislokasi ini membuat struktur kristal sangat tahan terhadap tegangan geser
– yang berarti secara sederhana bahwa ia tidak bisa dilekukkan dan tergores
dengan mudah.
http://www.google.co.id/images?
um=1&hl=id&biw=1366&bih=607&tbm=isch&sa=1&q=martensit&aq=
f&aqi=g2&aql=&oq=
DIAGRAM TTT
http://www.google.co.id/images?
um=1&hl=id&biw=1366&bih=607&tbm=isch&sa=1&q=diagram+TTT
&aq=f&aqi=&aql=&oq=
http://www.google.co.id/images?
um=1&hl=id&biw=1366&bih=607&tbm=isch&sa=1&q=diagram+TTT&aq
=f&aqi=&aql=&oq
Diagram CCT
Penjelasan diagram:
Pada proses pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan
menghasilkan struktur mikro perlit dan ferlit.
(http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.htm)