Anda di halaman 1dari 19

REKAP HASIL

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan


Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar Pada Semester 1
Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas

Oleh :
CICI PURWANTI NPM 1903041

DOSEN PENGAJAR
HENDRA BUDIMAN,S.Si

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
PRODI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Cici Purwanti


NPM : 1903041
Prodi : Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Asisten Dosen :
1. Anggia Rizcyta NPM 1703001 (.............)
2. Robbin Aji Saputra NPM 1703003 (.............)
3. Alin Nurromadhon NPM 1703005 (.............)
4. Dewi Astuti NPM 1703007 (.............)
5. Firman Arvian NPM 1703020 (.............)
6. Devan Maulana NPM 1703033 (.............)
7. Ario Dwi Saputra NPM 1703040 (.............)
8. Ayu Nurjana NPM 1703044 (.............)
9. Wahyuni Regina Pingkan NPM 1703052 (.............)
10. Tholib Canali Sobli NPM 1703062 (.............)
11. Diafitri NPM 1703071 (.............)
12. Aisyah Nurlaily NPM 1603013 (.............)
13. Aulia Lu’lu’ Aljannah Suli NPM 1603018 (.............)
14. Tri Ayu Anggraini NPM 1603031 (.............)
15. Erik Triyansyah NPM 1603033 (.............)
16. Zaqlia Syafitri NPM 1603036 (.............)
17. Rendi Irmansyah NPM 1603039 (.............)
18. Andre Almuttaqin NPM 1603041 (.............)
19. Nur Laili NPM 1603045 (.............)
20. Iqbal Dwi Anugrah NPM 1603057 (.............)
21. Febby Emellia NPM 1603062 (.............)

Mengetahui, Palembang, 19 Januari 2020


Koordinator Asisten Dosen
Praktikum Fisika Dasar Penyusun

M. Reynaldi Saputra Cici Purwanti

Dosen Pengajar
Laboratorium Fisika Dasar

Hendra Budiman, S.Si., M.Si.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Penulis rahmat serta karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas untuk
memenuhi syarat mengikuti Ujian Akhir Praktikum Fisika Dasar
Pelaksaan Percobaan Fisika Dasar ini dimaksudkan untuk menambah
pengetahuan yang telah terima selama mengikuti pembelajaran diperkuliahan dan
sebagai salah satu program atau pokok persyaratan untuk mengikuti ujian akhir Fisika
Dasar Di Politeknik Akamigas Palembang.
Penulis berterima kasih, Penulis berharap semoga rekap hasil praktikum fisika ini
dapat bermanfaat baik bagi penyusun sendiri maupun bagi orang lain. Segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
hasil rekap praktikum fisika dasar di masa yang akan datang.

Palembang, 19 Januari 2018


Penulis

Cici Purwanti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... v
1.2 Tujuan.................................................................................................. vi
1.3 Manfaat................................................................................................ vii
1.4 Batasan Masalah................................................................................... viii
1.5 Metode Penulisan................................................................................. ix
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 PROFIL POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2.1.1 Visi dan Misi.................................................................................1
2.1.2 Program Studi...............................................................................1
2.2 DASAR TEORI
2.2.1 Pengukuran Dasar Mekanis..........................................................2
2.2.2 Penentuan Resistansi Logam (Hukum Ohm)...............................2
2.2.3 Viskositas Zat Cair.......................................................................4
2.2.4 Elektrolisa ( Hukum I Faraday)....................................................5
2.2.5 Impedansi Daya Listrik.................................................................6
2.2.6 Pesawat Atwood (Katrol).............................................................7
2.2.7 Elastisitas......................................................................................7
2.2.8 Kalorimeter (Hukum Archimedes)...............................................8
BAB III ISI
3.1 Pengukuran Dasar Mekanis....................................................................9
3.2 Penentuan Resistansi Logam (Hukum Ohm)..........................................10
3.3 Viskositas Zat Cair..................................................................................11
3.4 Elektrolisa (Hukum I Faraday)...............................................................12
3.5 Impedansi Daya Listik............................................................................13
3.6 Pesawat Atwood (katrol)........................................................................14
3.7 Elastisitas................................................................................................15
3.8 Kalorimeter (Hukum Archimedes).........................................................16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hakikatnya pembelajaran fisika merupakan salah satu bidang sains yang mencari
tahu fenomena alam secara sistematis. Penyelenggaraan mata pelajaran fisika
dimaksudkan sebagai sarana agar siswa mampu menguasai pengetahuan, konsep,
memiliki kecakapan ilmiah, memiliki keterampilan proses sains dan kemampuan
berpikir. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang
berorientasi pada siswa yang dapat mengasah kemampuan siswa memahami konsep,
keaktifan serta kemampuan berpikir siswa. Salah satu kemampuan yang harus
dimiliki siswa adalah kemampuan berpikir rasional. Kemampuan berpikir rasional
terdiri dari kemampuan menggali informasi, kemampuan mengolah informasi,
kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah secara kreatif.
Kemampuan berpikir rasional merupakan kemampuan yang penting dimiliki oleh
siswa karena kemampuan ini dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang
kebenaran yang meringankan suatu permasalahan.
Selain kemampuan berpikir rasional, untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa
harus dapat menguasai konsep fisika. Penguasaan konsep fisika sangat penting dalam
proses 2 pembelajaran karena siswa dapat mempelajari fisika dengan baik jika
penguasaan siswa akan konsep terhadap materi fisika juga baik dan hal ini sangat
berkaitan erat dengan prestasi belajar siswa di sekolah. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan pada beberapa orang siswa, mereka cenderung menganggap fisika
merupakan mata pelajaran yang sulit di pahami karena banyak hitungan dan terdapat
materi fisika yang dipelajari bersifat non observable, artinya fenomenanya sulit
diamati secara langsung. Salah satu contoh materi fisika yang bersifat non observable
adalah materi tentang listrik dinamis. Pada materi tersebut kecenderungan siswa
untuk memahaman konsep sangat kurang, karena dalam pembelajaran siswa hanya
menghafal tanpa memahami benar isi pelajaran.
Selain itu pembelajaran yang diberikan guru kurang bermakna sehingga tidak
memberikan stimulus kepada siswa untuk mengembangkan kemapuan berpikir
rasional dan meningkatkan penguasaan konsep fisikanya. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah pembelajaran yang dapat menjadikan materi pembelajaran mudah dipahami
oleh siswa, sekaligus memperkecil kuantitas miskonsepsi mereka khususnya pada
konsep listrik dinamis. Untuk mengatasi kendala tersebut maka ada baiknya jika
digunakan suatu cara penyajian (representasi) yang lebih bermakna sehingga
diharapkan mampu membantu siswa untuk dapat memahami suatu materi belajar dan
mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Karena suatu cara yang tepat untuk
menyampaikan materi pelajaran, dapat membuat siswa belajar lebih 3 efektif dan
dapat mengembangkan kemampuan berpikir mereka sehingga memberikan hasil yang
berbeda.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam melengkapi Rekap Hasil Laporan Praktikum Fisika
Dasar ini yaitu :
1. Dapat mempelajari cara kerja praktikum dengan benar
2. Dapat mengetahui gambaran umum tentang praktikm dasar fisika
3. Dapat menerapkan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari
4. Dapat menambah kerja sama dalam belajar

1.3 Manfaat
Tidak hanya itu, penulis juga dapat memetik beberapa manfaat yang nyata
penulis dapatkan selama menulis laporan dengan berbagai judul hingga pada titik
dimana penulis diminta untuk merekap hasil laporan praktikum yang telah menjadi
syarat wajib bagi penulis dalam mengikuti pelajaran praktikum fisika dasar, dan
petikan manfaat yang penulis dapatkan yaitu :
1. Untuk memahami konsep-konsep dasar fisika
2. Untuk menambah wawasan dalam pembelajaran
3. Untuk menjadikan kita sumber daya manusia yang dapat bermanfaat dan
memiliki ilmu yang berguna bagi dunia pertambangan

1.4 Batasan Masalah


Dalam penulisan Rekap Hasil Laporan Praktikum Fisika Dasar ini, penulis sangat
menitik beratkan tentang pemahaman mendalam mengenai penjelasan dari beberapa
judul laporan praktikum yang telah penulis selesaikan sebelumnya.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan Rekap Hasil Laporan Praktikum Fisika ini penulis membuat
empat bab pendukung secara sistematis, empat bab tersebut terdiri dari :
BAB I Pendahuluan
Merupakan Bab yang berisi tentang pokok penulisan mengenai latar belakang,
tujuan dan manfaat, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Umum
Pada bab ini penulis memaparkan Profil Politeknik Akamigas selaku lembaga
dimana tempat penulis terdaftar sebagai mahasiswa, dan dasar teori yang menjadi
salah satu inti dari tujuan penulisan rekap hasil laporan praktikum fisika dasar ini.
BAB III Isi
Merupakan bab yang berisikan penyusunan dari semua laporan praktikum fisika
yang telah penulis tulis mulai dari judul satu hingga judul terakhir.
BAB IV Kesimpulan
Bab yang berisikan kesimpulan yang penulis dapat simpulkan dari hasil
penulisan rekap hasil laporan praktikum fisika dasar ini.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 PROFIL POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG


Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang
memiliki Sumber Daya Energi sangat melimpah, dan telah di eksplorasi dan di
eksploitasi sejak sebelum kemerdekaan RI sampai sekarang baik secara konvensional
maupun modern. Namun sampai saat ini, belum ada Perguruan Tinggi di Sumatera
Selatan yang secara spesifik menyelenggarakan pendidikan tinggi di bidang
eksplorasi, eksploitasi dan pengolahan migas dan batubara.
Sesuai dengan program Sumatera Selatan sebagai Lumbung Energi Nasional,
Gubernur Sumatera Selatan Bapak Ir. Syahrial Oesman, MM mendukung
pendirian Politeknik Akamigas Palembang melalui Yayasan Karya Bangsa.
Tindak lanjut dari dukungan Gubernur tersebut, pada tanggal 20 Agustus 2005
pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengirim surat dengan No. 2236/As.II/
2005 kepada Menteri Pendidikan Nasional, perihal izin pendirian Politeknik
Akamigas Palembang dengan 4 (empat) Program Studi yaitu :
1. Laboratorium Minyak dan Gas.
2. Pengolahan Minyak dan Gas.
3. Eksplorasi Minyak dan Gas.
4. Teknologi Pengolahan Batubara. 
Izin pendirian Politeknik Akamigas Palembang diperoleh melalui Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor : 224/D/O/2006 tanggal 28
September 2006 dan No. 4887/D/T/2006 tanggal 21 Desember 2006, tentang
pendirian 4 (empat) program studi yaitu :
1. Laboratorium Minyak dan Gas.
2. Pengolahan Minyak dan Gas.
3. Eksplorasi Minyak dan Gas.
4. Teknologi Pengolahan Batubara.
Berdasarkan surat izin tersebut, Politeknik Akamigas Palembang mulai
melaksanakan kegiatan penerimaan mahasiswa baru untuk tahun akademik
2006/2007 dengan 2 program studi, yaitu :
1. Laboratorium Minyak dan Gas
2. Pengolahan Minyak dan Gas
Jumlah mahasiswa yang diterima adalah 19 orang pada Program Studi
Laboratorium Migas dan 35 orang Program Studi Pengolahan Migas.
Peresmian pelantikan dan kuliah perdana mahasiswa baru angkatan pertama
2006/2007 dilakukan pada tanggal 13 Desember 2006 oleh Gubernur Sumatera
Selatan, Ir. Syahrial Oesman, MM., General Manager PT. PERTAMINA (Persero)
UP III Plaju, Bapak Ahmadi Hario dan Ketua Yayasan Karya Bangsa, Bapak Ir. H.
Abdul Rozak, M.Sc.
Pada tahun akademik 2007/2008, Politeknik Akamigas Palembang telah dapat
menyelenggarakan 4 (empat) program studi, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 114
mahasiswa/i.

2.1.1 Visi dan Misi Politeknik Akamigas Palembang


Visi:
Terwujudnya institusi yang unggul secara nasional di bidang energi dan berdaya
saing global tahun 2025.
Misi:
1. Melaksanakan tridharma perguruan tinggi yang kontributif dan produktif di
tingkat nasional.
2. Memenuhi kebutuhan SDM yang tersertifikasi dan berdaya saing tinggi di
tingkat ASEAN.
3. Mewujudkan kehidupan civitas akademika yang sejahtera, optimal dan
kondusif serta bersinergi dengan pihak terkait.

2.1.2 Program Studi:


 Teknik Analisis Laboratorium Migas (TLM)
 Teknik Pengolahan Migas (TPM)
 Teknik Eksplorasi Produksi Migas (TEP)
 Teknik Pertambangan Batubara (TPB)

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Pengukuran Dasar Mekanis
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya
menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya distandarkan, bertujuan
untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran.
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan
dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa
sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu :
1. Dapat diukur atau dihitung.
2. Dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. Mempunyai satuan.
Bila ada satu dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi dari pengukuran yang
dilakukan maka sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran. Besaran berdasarkan
cara memperolehnya dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Besaran fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran karena diperoleh
dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya sebagai contoh adalah massa.
2. Besaran non fisika yaitu besaran yang diperoleh dari perhitungan dalam hal
ini tidak perlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator.
Besaran fisika sendiri dibagi menjadi 2 macam :
1. Besaran pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan
kesepakatan para ahli fisika adapun besaran pokok yang umum ada 7 macam Di
sajikan dalam bentuk tabel beikut ini
2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran
ini ada banyak macamnya sebagai contoh  dan gaya (N) diturunkan dari besaran
pokok massa,panjang,dan waktu volume (m3) diturunkan dari besaran okok
panjang dan lain-lain.Besaran turunan mempunayai ciri khusus antara lain :
a. diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung
b. mempunyai satuan dari satu dan diturunkan dari besaran pokok
Suatu pengukuran yang akurat dan profesi sangat bergantung pada metode
pengukuran dan alat hasil pengamatan yang baik akan berarti /bermanfaat jika
pengolahan dikerjakan secara tepat oleh karena itu ada pengetahuan yang lengkap
tentang presisi pengukuran, cara analisis, teori ralat dan statistik.

2.2.2 Penentuan Resistansi Logam (Hukum Ohm)


Hukum ohm adalah besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar
selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Suatu
bahan dengan harga konduktivitas yang besar kan mengalirkan arus yang besar pula
untuk suatu haraga kuat medan listrik E. Pada suhu tetap sebanding dengan beda
poten0sial antara kedua ujung-ujung konduktor.
Rangkaian listrik terdapat 2 macam rangkaian, yaitu rangkaian seri dan rangkaian
parallel. Alat yang digunakan adalah berupa amperemeter dan voltmeter.
Amperemeter berfungsi untuk mengukur arus yang mengalir. Voltmeter berfungsi
untuk mengukur tegangan, sumber arus dan hambatan. Besar nilai hambatan berbeda-
beda, bergantung pada besar arus dan nilai beda potensialnya, kuat arus yang berbeda
menimbulkan perbedaan dari tegangan yang dihasilkan. Semakin besar arus listrik
maka semakin besar pula tegangan (V) yang dihasilkan. Jadi, kuat arus (I) sangat
berhubungan dengan tegangan (V). Selain itu, juga dapat disimpulkan semakin besar
kuat arus dan tegangan yang dihasilkan maka hambatan yang dihasilkan semakin
kecil dan energi listrik semakin besar. Nilai R dan W berbanding terbalik.
Pemakaian kuat arus yang berbeda pada rangkaian seri dan parallel menimbulkan
perbedaan dari tegangan yang dihasilkan. Semakin besar kuat arus (I) maka tegangan
(V) yang dihasilkan juga bertambah, rangkaian seri dan rangkaian parallel tidak
berbanding terbalik atau sama, artinya pada rangkaian seri hubungan I dan V
meningkat pada rangkaian paralel juga mengalami peningkatan.

2.2.3 Viskositas zat cair


Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa
juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat
cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas
dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Viskositas
dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan
dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya
air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan
dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar. Gejala ini dapat
dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang disebut kekentalan atau
viskositas (viscosity). Oleh karena itu, viskositas berkaitan dengan gerak relatif antar
bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai ukuran tingkat
kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu fluida makin sulit fluida
itu mengalir. Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan
alir cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan
dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Fluida adalah suatu zat yang
mempunyai kemampuan berubah secara kontinue apabila mengalami geseran, atau
mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun dalam keadaan diam atau
dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja
padanya,dan oleh sebab itu fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa.
Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang
menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas terjadi terutama
karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan. Semua fluida nyata (gas dan
zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat diketahui, antara lain: rapat massa
(density), kekentalan (viscosity), kemampatan(compressibility), tegangan permukaan
(surface tension), dan kapilaritas(capillarity). Beberapa sifat fluida pada
kenyataannya merupakan kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh
kekentalan kinematik melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa. Sejauh yang
kita ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul-molekul dengan jarak
pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair. Molekul-molekul itu tidak terikat
pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Rapat
massa adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan dinyatakan dalam bentuk massa
persatuan volume .

2.2.4 Elektrolisa (Hukum I Faraday)


Elektrolisa adalah  peristiwa  berlangsungnya  reaksi kimia  oleh  arus listrik.
Alat elektrolisa terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan),
dan dua elektroda, anoda dan katoda. pada anoda terjadi reaksi oksida sedangkan
pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi.
Pada suatu percobaan elektrolisa reaksi yang terjadi pada katoda bergantung pada
kecenderungan  terjadinya  reaksi  reduksi.  Elektrolisa  NaCl  pada  berbagai keadaan
menunjukkan  pentingnya  suasana  sistem  yang  dielektrilisa.  Jika  larutan NaCl
yang sangat encer dielektrolisa menggunakan elektroda platina maka reaksi pada
kedua elektroda sebagai berikut ;
anoda : 2 H2O O2 + 4 H+ + 4 e katoda : 2 H2O + 2 e     H2 + 2 OH-
Jika larutan cukup pekat, reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
anoda : 2 Cl-Cl2 + 2 e
katoda : 2 H2O + 2 e     H2 + 2 OH-
Jika leburan NaCl dielektrolisis maka reaksi pada elektroda adalah sebgai berikut
:anoda : 2 Cl-Cl2 + 2 e katoda : Na+ + e     Na
Jika pada elektrolisis larutan NaCl digunakan raksa sebagai katoda, reaksi-reaksi pada
elektroda adalah sebagai berikut :
anoda : 2 Cl-Cl2 + 2 e katoda : Na+ + e     Na
Natrium yang berbentuk melarut dalam raksa membentuk amalgam.

2.2.5 Impedansi Daya Listrik


Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah
jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber
Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang
terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Pada rangkaian terbagi
menjadi dua jenis yaitu, rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Rangkaian seri adalah salah satu model rangkaian listrik yang dikenal dewasa ini.
Dalam pelajaran kelistrikan, rangkaian seri adalah suatu rangkaian yang semua
bagian-bagiannya dihubungkan berurutan, sehingga setiap bagian dialiri oleh arus
listrik yang sama. Ciri-ciri rangkaian seri adalah semua komponen listrik yang akan
dipasang disusun secara berderet atau berurutan. Kabel penghubung semua
komponen tersebut tidak memiliki percabangan sepanjang rangkaian, sehingga hanya
ada satu jalan yang dilalui oleh arus. Akibatnya, arus listrik (I) yang mengalir di
berbagai titik dalam rangkaian sama besarnya, sedangkan beda potensialnya berbeda.
Artinya semua komponen yang terpasang akan mendapat arus yang sama pula.
Rangkaian seri memiliki hambatan total yang lebih besar daripada hambatan
penyusunnya. Hambatan total (Rtotal) ini disebut hambatan pengganti. Beda potensial
atau tegangan total (Vtotal) dari rangkaian seri adalah hasil jumlah antara beda
potensial pada tiap resistor.
Rangkaian paralel adalah salah satu model rangkaian yang dikenal dalam
kelistrikan. Secara sederhana, rangkaian paralel diartikan sebagai rangkaian listrik
yang semua bagian-bagiannya dihubungkan secara bersusun. Akibatnya, pada
rangkaian paralel terbentuk cabang di antara sumber arus listrik. Olehnya itu,
rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian bercabang. Dalam rangkaian ini, semua
percabangan yang ada dapat dilalui oleh arus listrik.
Ciri-ciri dari rangkaian paralel adalah semua komponen listrik terpasang secara
bersusun atau sejajar. Pada rangkaian paralel arus yang mengalir pada setiap cabang
berbeda besarnya. Setiap komponen terhubung dengan kutub positif dan kutub negatif
dari sumber tegangan, artinya semua komponen mendapat tegangan yang sama besar.
Sedangkan, hambatan totalnya menjadi lebih kecil dari hambatan tiap-tiap komponen
listriknya.

2.2.6 Pesawat Atwoo (Katrol)


Pesawat Atwood (Katrol) merupakan salah satu bentuk dari pesawat sederhana
yang berfungsi untuk memudahkan pemindahan benda. Prinsip kerja dari pesawat
sederhana adalah melipat gandakan gaya atau mengubah arah gaya. Benda atau beban
yang berat dapat dipindahkan dengan memberikan sedikit gaya saja. Bilangan yang
menyatakan pelipat gandaan hasil dari suatu pesawat sederhana terhadap gaya atau
jarak perpindahan disebut keuntungan mekanis.
Dalam pemakaian katrol, biasanya katrol dilengkapi dengan tali. Terdapat dua
jenis katrol yaitu katrol tetap dan katrol bergerak. Dalam pemakaiannya kita sering
menggabungkan beberapa katrol yang disebut dengan sistem katrol, Katrol tetap,
katrol bergerak, dan sistem katrol
Pada gambar di atas, beban FB ditahan oleh jumlah utas atau penggal tali yang
menahan berat benda, sehingga gaya yang diberikan beban FB akan direspon oleh
gaya FK bersama-sama melalui jumlah penggal tali yang terlibat dalam menahan
beban tersebut. Keuntungan mekanis menggunakan sistem adalah sama dengan
perbandingan antara besar gaya beban dengan gaya kuasa.
Untuk sistem katrol yang terdiri dari 2 buah katrol, maka ada dua penggal tali
yang menahan gaya yang diberikan oleh beban FB seperti terlihat pada gambar 1,
sehingga satu penggal tali akan memberikan gaya kuasa sebesar setengahnya dari
gaya yang diberikan beban. Dengan demikian mengangkat benda dengan
menggunakan sistem dua katrol dapat dilakukan dengan memberikan gaya yang
besarnya setengah dari gaya yang diberikan benda/beban, atau FB = 2 x FK.
Keuntungan mekanis sistem dua katrol adalah FB/ FK = 2. Seringkali beban
yang harus kita pindahkan berat sekali. Untuk mengangkatnya kita dapat
menggunakan katrol majemuk yang merupakan gabungan dari beberapa katrol diam
dan katrol bergerak seperti pada gambar 1d. Terlihat bahwa gaya beban FB ditahan
oleh 4 utas/penggal tali. Masing-masing penggal tali memberikan gaya seperempat
dari gaya beban FB. Disini FB = 4 x FK. Keuntungan mekaniknya adalah adalah FB/
FK = 4.
Disamping keuntungan tersebut di atas, penggunaan sistem katrol atau katrol ganda
juga memiliki kelemahan. Kelemahan penggunaan katrol ganda dalam memindahkan
beban adalah pergeseran yang harus kita lakukan menjadi sekian kali lipat dari
jumlah penggal tali yang terlibat.

2.2.7 Elastisitas

Elastisitas (elasticity) adalah kemampuan (ability) dari benda padat untuk


kembali ke bentuk semula segera setelah gaya luar yang bekerja padanya hilang
dihilangkan. Deformasi (perubahan bentuk) pada benda padat elastis mengikuti
aturan yang dikemukakan Robert Hooke yang kemudian dikenal dengan hukum
Hooke. Ahli matematika dan juga seorang filsuf asal Inggris ini mencetuskan hukum
Hooke (elastisitas).
Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk
benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan
bentuk adalah pertambahan panjang.
Pertambahan panjang yang terjadi berbanding lurus dengan gaya tarik yang
diberikan. Hal ini pertama kali diselidiki pada abad 17 oleh seorang arsitek
berkebangsaan Inggris yang bernama Robert Hooke. Hooke menyelidiki hubungan
antara gaya tarik yang diberikan pada sebuah pegas dengan pertambahan panjang
pegas tersebut.
Deformasi (perubahan bentuk) pada benda padat elastis mengikuti aturan yang
dikemukakan Robert Hooke yang kemudian dikenal dengan Hukum Hooke. Ahli
matematika dan juga seorang filsuf asal Inggris ini mencetuskan hukum Hooke
(elastisitas) yang berbunyi :
"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya
sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang deberikan ditambah hingga
melebihi batas elastisitas benda maka benda akam mengalami deformasi (perubahan
bentuk) permanen".
Hooke menemukan bahwa pertambahan panjang pegas yang timbul
berbanding lurus dengan gaya yang diberikan. Lebih jauh lagi, Hooke juga
menemukan bahwa pertambahan panjang pegas sangat bergantung pada karakteristik
dari pegas tersebut. Pegas yang mudah teregang seperti karet gelang akan mengalami
pertambahan panjang yang besar meskipun gaya yang diberikan kecil. Sebaliknya
pegas yang sangat sulit teregang seperti pegas baja akan mengalami pertambahan
panjang yang sedikit atau kecil meskipun diberi gaya yang besar. Karakteristik yang
dimiliki masing-masing pegas ini dinyatakan sebagai tetapan gaya dari pegas
tersebut. Pegas yang mudah teregang seperti karet gelang memiliki tetapan gaya yang
kecil. Sebaliknya pegas yang sulit teregang seperti pegas baja memiliki tetapan gaya
yang besar. Secara umum apa yang ditemukan Hooke bisa dinyatakan sebagai
berikut:
F = k. X.......................................................................................................................2.1
Keterangan:
F = Gaya yang diberikan pada pegas (N)
k = Tetapan gaya pegas (N/m)
x = Pertambahan panjang pegas (m)
Sobat punya sebatang bambu apus kecil. Saat sobat memberikan tenaga untuk
membengkokkan bambu tersebut ia akan melengkung (deformasi) yang bersifat
sementara yang berarti bahwa bambu bersifat elastis. Bambu akan kembali ke bentuk
semula jika sobat menghilangkan gaya yang bekerja padanya. Akan tetapi jika sobat
memberikan gaya dalam jumlah yang besar bambu tersebut bisa patah. Kapan ia
patah? Ketika gaya yang sobat berikan melebihi titik elastis dari bambu.

2.2.8 Kalorimeter (Hukum Archimedes)


Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan
(mengukur) kalor. Pengukuran itu dilakukan untuk mengetahui kalor jenis suatu zat.
Jika kalor jenis suatu zat sudah diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat
dihitung dengan mengukur perubahan suhunya. Kalorimeter terdiri atas sebuah
bejana logam yang kalor jenisnya sudah diketahui sebelumnya. Bejana itu
ditempatkan dalam suatu wadah bejana lain dengan cara dipisahkan (tidak terdapat
kemungkinan bersinggungan secara langsung) diantara kedua bejana tadi diberi
isolator yang mencegah terjadinya pertukaran kalor dengan udara luar.
Prinsip kerja kalorimeter didasarkan pada Azas Black yang dinyatakan sebagai
berikut :
 Jika dua benda yang mempunyai suhu berbeda didekatkan sehingga terjadi
kontak maka temperatur akhir kedua benda yang mempunyai suhu berbeda
setelah keseimbangan termis tercapai akan sama.
 Jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang diberikan.
Jika sebuah benda melepas kalor, maka akan terjadi perubahan wujud pada zat
tersebut selain itu juga terjadi perubahan ukuran. Misalnya air jika didinginkan
akan berubah menjadi es. Dari pertama air yang berbentuk cair, berubah bentuk
menjadi es. Dari cair menjadi padat. Begitu pula yang terjadi pada benda cair
yang menguap menjadi gas.
Ada beberapa hal yang terkait dengan kalor, yaitu :
1. Kalor jenis, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1
gram atau1 kg zat sebesar 1o
2. Kapasitas kalor, adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk
menaikkan suhunya sebesar 1o
3. Kalor lebur, menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan
massa zat padat untuk merubah seluruh wujudnya menjadi cair.
4. Kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud cair menjadi padat pada titik bekuya.
5. Titik lebur normal suatu zat atau partikel, dapat diketahui atau ditentukan oleh
gaya tarik antar partikel-partikel di dalamnya.
6. Kalor uap adalah banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat dari
wujud cair menjadi uap pada titik didihnya.
7. Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dibebaskan untuk mengubah 1 kg
zat dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya.
8. Titik didih normal dari sebuah cairan merupakan kasus di mana tekanan uap
cairan sama dengan tekanan atmosphere dipermukaan laut.
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan
oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan:
 Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang
panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
 Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepas benda panas
 Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap bila dipanaskan
Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"
Rumus Asas Black
Secara umum rumus Asas Black adalah :
Qlepas = Qterima...............................................................................................................2.2

Keterangan:
Qlepas adalah jumlah kalor yang dilepas oleh zat
Qterima adalah jumlah kalor yang diterima oleh zat
dan rumus berikut adalah penjabaran dari rumus diatas :
(M1 X T1 + M2 X T2) / (M1 + M2)..............................................................................2.3
Keterangan :
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Ta  = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke
lingkungan sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil
kali antara massa, kalor jenis dan kenaikan suhu wadah dan rumus cepat di atas hanya
berlaku untuk dua jenis zat cair yang sejenis (air dengan air) dan wadahnya dianggap
tidak ikut menyerap.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan BAB IV

Dalam seluruh percobaan praktikum fisika yang diujikan, membuktikan


bahwa hasil dari teori dan praktek berbeda. Kemudian kami dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
1. Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah
satunya menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya
distandarkan,bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu
besaran.
2. Hukum Archimedes menjelaskan tentang adanya gaya yang mempengaruhi
benda pada zat cair.
3. Elastisitas (elasticity) adalah kemampuan (ability) dari benda padat untuk
kembali ke bentuk semula segera setelah gaya luar yang bekerja padanya
hilang/dihilangkan.
4. Elektrolisa adalah  peristiwa  berlangsungnya  reaksi kimia  oleh  arus listrik,
terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan), dan dua
elektroda, anoda dan katoda. pada anoda terjadi reaksi oksida sedangkan pada
elektroda katoda terjadi reaksi reduksi.
5. Setelah selesainya Rekap Hasil Laporan Praktikum Fisika Dasar ini penulis
dapat memenuhi semua tugas yang telah diberikan Dosen pada mata kuliah
Praktikum Fisika Dasar.
6. Rekap Hasil Laporan Praktikum Fisika Dasar telah disusun dengan format
yang benar dengan Delapan judul laporan yaitu, Pengukuran Dasar Mekanis,
Elektrolisa, Viskositas Zat Cair, Elastisitas, Pesawat Atwood ( Katrol),
Penentuan Resistansi Logam Terhadap Hukum OHM, Kalorimeter, dan
Hukum Archimedes.
7. Dengan adanya Rekap Hasil Praktikum Fisika Dasar ini penulis dapat
mempelajari materi yang akan dihadapi pada Ujian Akhir Semester I.
DAFTAR PUSTAKA

Buat Berdasarkan Sumber yang Ada pada laporan !!!

Anda mungkin juga menyukai