TINJAUAN TEORI
4
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri (Wahid.
2006).
5
bermukim di wilayah yang miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terutama
di Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih
untuk masalah gizi tersebut, agar pembangunan nasional dapat tercapai.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membuat asuhan kebidanan pada
KK binaan pada balita Tn. A dan Ny. S dengan berat badan rendah di Dusun
Jelateng Timur Desa Gegerung Kecamatan Lingsar.
b. Berat Badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk
umur tertentu merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan
yang harus diberikan agar tumbuh kembang berjalan lancar.
c. Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 – 37,5°C untuk metabolisme yang
optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka
tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti denagan hasil
6
metabolism tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan
berarti lebih besar pula masukkan energy yang diperlukan.
d. Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas yang
dilakukan sedemikian banyak pula energi yang diperlukan.
e. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam
kondisi sakit diperlukan nutrisi untuk membantu proses penyembuhan.
Seacara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energy, membangun dan memelihara jarinagan tubuh,
serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi
mempunyai pengertian lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan
dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas fisik.
7
5. Status Gizi Kurang Pada Balita
a. Pengertian Status Kurang Gizi
status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2016).
Status gizi berkaitan dengan asupan makronutrien dan energi. Energi
didapatkan terutama melalui konsumsi makronutrien berupa
karbohidrat, protein dan lemak. Selama usia pertumbuhan dan
perkembangan asupan nutrisi menjadi sangat penting, bukan hanya
untuk mempertahankan kehidupan melainkan untuk proses tumbuh
dan kembang. Di Indonesia, prevalensi konsumsi energi di bawah
kebutuhan minimal secara nasional mencakup 33,9% untuk
kelompok usia 4-6 tahun dan 41,8% untuk usia 7-9 tahun.7
Prevalensi konsumsi protein di bawah kebutuhan minimal secara
nasional mencakup 25,1% untuk kelompok usia 4-6 tahun dan 30,8%
untuk usia 7-12 tahun. Selain sebagai indikator kesehatan
masyarakat, status gizi secara individual juga berhubungan dengan
penentuan prestasi akademik. Status gizi yang baik sejalan dengan
prestasi akademik yang baik pula,9 meskipun beberapa penelitian
gagal menunjukkan hubungan tersebut.10,11 Kekurangan zat gizi
secara berkepanjangan menunjukkan efek jangka panjang terhadap
pertumbuhan (Ryadinency, 2012).
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk metabolisme tubuh. Status gizi seseorang
tergantung dari asupan zat gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan
gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan
status gizi yang baik (Harjatmo,dkk 2017)
8
b. Istilah Dengan Penilaian Status Gizi
Pengertian menurut “ buku pedoman penanggulangan kurang energy
protein (KEP)” yang disusun oleh proyek perbaikan gizi masyarakat Dinkes
Jatim (2001), sebagai berikut :
9
b. Wajah bulat dan sembab.
c. Pandangan mata sayu.
d. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung,
mudah dicabut tanpa rasa sakit, serta mudah rontok.
e. Perubahan status mental, apatis dan rewel.
f. Pembesaran hati.
g. Otot mengecil ( hipotropi ) terlihat nyata jika diperiksa pada
posisi berdiri atau duduk.
h. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.
i. Marasmus adalahgejala klinis dari KEP berat atau gizi
buruk dengan tanda –tanda sbb :
1. Tampak sangat kurus.
2. Wajah seperti orang tua.
3. Cengeng dan rewel.
4. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit
sampai tidak ada terlihat seperti celana longgar atau
baggy pant.
5. Perut cekung.
6. Iga gambang.
7. Sering disertai penyakit infeks, diare.
j. Marasmus Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat
atau gizi buruk dengan tanda –tanda campuran dari
beberapa gejala klinis kwasiokor dan marasmus, dengan BB
/ U 80% baku median WHO – NCHS dan disertai denga
odema yang tidak mencolok.
k. BGM (Bawah Garis Merah ) adalah keadaan dimana letak
titik berat badan balita dibawah garis merah pada kartu
menuju sehat ( KMS ).
10
l. Kejadian luar biasa ( KLB ) gizi buruk adalah
ditemukannya satu atau lebih kasus KEP berat atau gizi
buruk disuatu desa.
m. Pelacakan KLB gizi adalah kegiatan penulusuran secara
langsung ( investigasi ) kasus gizi buruk untuk menentukan
penyebab dan ususlan tindakan.
11