Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Batasan Keluarga
a. Keluarga merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan dalam
kehidupan. Dimana keluarga merupakan tempat pertama dan utama
dalam memukai kehidupan dan berinteraksi antar anggotanya.
Keluarga merupakan institusi terkecil dari masyarakat yang memiliki
struktur sosial dan sistem tersendiri dan merupakan sekumpulan orang
yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan atau hubungan darah karena perkawinan, kelahiran,
adopsi, dan lain sebagainya (Direktorat Pembinaan Masyarakat, 2013:
VIII dalam (Aziz, 2017).
b. Keluarga merupakan unit pertama dan institusi pertama dalam
kehidupan masyarakat dimana setiap individu dalam keluarga dapat
menjalin hubungan secara langsung dengan lingkungannya, dan dari
situlah mulai berkembang dan terbentunya tahapantahapan sebuah
proses sosialisasi terutama bagi anak-anak. Dari interaksi dalam
keluarga inilah anak-anak memperoleh pengetahuan, keterampilan,
minat, nilai-nilai, emosi dan memperoleh unsure dan ciri-ciri dari
kepribadiaanya (watak dan karakter serta ahlak) serta sikapnya dalam
hidup dan dengan itu pulalah mereka memperoleh ketenteraman dan
ketenangan. (Fachruddin, Peranan Pendidikan Keluarga, 2013.
http://artikelislam fachrudin.blogspot.co.id (April 2013).
2. Struktur Keluarga
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn
melalui jalur garis ayah.

4
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri (Wahid.
2006).

B. Konsep Dasar Prioritas Masalah


1. Gambaran Umum Gizi
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh yaitu
untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta
mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang gizi mempunyai
pengertian yang lebih luas, disamping untuk kesehatan gizi dikaitkan dengan
potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan otak, kemampuan
belajar, dan produktifitas kerja. Oleh karena itu di Indonesia yang sekarang
sedang dalam proses membangun, factor gizi dianggap penting untuk
memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan
sumber daya manusia yang berkualitasSaat ini malnutrisi masih melatar
belakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering luput dari perhatian.
Pada tahun 1990, lebih dari 30% anak balita di dunia memiliki berat badan
rendah (BGM), denagn kisaran 11% (sekitar 6,4 juta orang) di Amerika Latin,
27% ( 31,6 juta orang ) di Afrika, dan 41 % ( 154,8 juta orang ) di Asia.
Meskipun prevalensi berat badan rendah terus menurun, tetapi kasus
malnutrisi ini tidak berkurang sesuai dengan angka yang diharapkan.
Sebagian besar anak di dunia ( sekitar 80%) yang menderita malnutrisi

5
bermukim di wilayah yang miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terutama
di Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih
untuk masalah gizi tersebut, agar pembangunan nasional dapat tercapai.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membuat asuhan kebidanan pada
KK binaan pada balita Tn. A dan Ny. S dengan berat badan rendah di Dusun
Jelateng Timur Desa Gegerung Kecamatan Lingsar.

2. Kebutuhan Gizi Pada Balita


a. Pengertian
Sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-baiknya
yang harus dikonsumsi balita agar tubuh selalu dalam kesehatan yang
optimal untuk tumbuh kembang, menjaga kesehatan bayi atau mencegah
berbagai penyakit. (Peath, EF. 2004)

3. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Balita


a. Umur
Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena
perkembangan dan fungsi sistem pencernaan dan sistem organ lain
dipengaruhi oleh umur. Contohnya bayi usia kurang dari 6 bulan belum
bias mencerna makanan padat tetapi setelah usia 6 bulan boleh makan
makanan tambahan dan bertingkat teksturnya mulai makan lumat,
makanan lembek sampai makanan ornag dewasa.

b. Berat Badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk
umur tertentu merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan
yang harus diberikan agar tumbuh kembang berjalan lancar.

c. Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 – 37,5°C untuk metabolisme yang
optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka
tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti denagan hasil

6
metabolism tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan
berarti lebih besar pula masukkan energy yang diperlukan.

d. Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas yang
dilakukan sedemikian banyak pula energi yang diperlukan.

e. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam
kondisi sakit diperlukan nutrisi untuk membantu proses penyembuhan.

4. Manfaat Gizi Pada Balita


a. Gizi penghasil energi
Zat gizi penghasil energi sebagian besar dihasilkan oleh makanan
pokok seperti padi, umbi, sagu,jagung dll.

b. Zat gizi pembangun sel


Terutama diperoleh dari protein yang dihasilkan dari ikan, ayam, telur,
daging, susu,kacang-kacangan dan hasil olahanya seperti tahu,
tempe,oncom, oleh karena itu, lauk pauk tergolong ke dalam zat
pembangun sel.

c. Zat gizi pengatur


Terdiri dari atas vitamin dan mineral yang diperoleh dari sayuran dan
buah – buahan.
( Wiboworini,B. 2007 )

Seacara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energy, membangun dan memelihara jarinagan tubuh,
serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi
mempunyai pengertian lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan
dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas fisik.

7
5. Status Gizi Kurang Pada Balita
a. Pengertian Status Kurang Gizi
 status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2016).
 Status gizi berkaitan dengan asupan makronutrien dan energi. Energi
didapatkan terutama melalui konsumsi makronutrien berupa
karbohidrat, protein dan lemak. Selama usia pertumbuhan dan
perkembangan asupan nutrisi menjadi sangat penting, bukan hanya
untuk mempertahankan kehidupan melainkan untuk proses tumbuh
dan kembang. Di Indonesia, prevalensi konsumsi energi di bawah
kebutuhan minimal secara nasional mencakup 33,9% untuk
kelompok usia 4-6 tahun dan 41,8% untuk usia 7-9 tahun.7
Prevalensi konsumsi protein di bawah kebutuhan minimal secara
nasional mencakup 25,1% untuk kelompok usia 4-6 tahun dan 30,8%
untuk usia 7-12 tahun. Selain sebagai indikator kesehatan
masyarakat, status gizi secara individual juga berhubungan dengan
penentuan prestasi akademik. Status gizi yang baik sejalan dengan
prestasi akademik yang baik pula,9 meskipun beberapa penelitian
gagal menunjukkan hubungan tersebut.10,11 Kekurangan zat gizi
secara berkepanjangan menunjukkan efek jangka panjang terhadap
pertumbuhan (Ryadinency, 2012).
 Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk metabolisme tubuh. Status gizi seseorang
tergantung dari asupan zat gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan
gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan
status gizi yang baik (Harjatmo,dkk 2017)

8
b. Istilah Dengan Penilaian Status Gizi
Pengertian menurut “ buku pedoman penanggulangan kurang energy
protein (KEP)” yang disusun oleh proyek perbaikan gizi masyarakat Dinkes
Jatim (2001), sebagai berikut :

a) Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang


disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan
sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).
b) Klasifikasi KEP :
1. KEP ringan adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U )
70% – 80% baku median WHO – NCHS dan atau berat badan
menurut tinggi badan ( BB / TB ) 80% – 90% baku median
WHO-NCHS .
2. KEP sedang adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U )
60% – 70% baku median WHO – NCHS dan atau berat badan
menurut tinggi badan (BB / TB ) 70% – 80% baku median
WHO – NCHS.
3. KEP berat adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) <
70% baku median WHO – NCHS dan atau berat badan menurut
tinggi badan ( BB / TB ) < 70 % baku median WHO –NCHS.
4. KEP Nyata adalah istilah yang digunakan pengelola program
gizi di lapangan meliputi : KEP tingkat sedang dan KEP tingkat
berat atau gizi buruk ( jika dilihat pada kartu menuju sehat maka
berat badan anak berada di bawah garis merah ).
5. KEP Total adalah istilah yamh digunakan pengelola program
gizi di lapangan yang meliputi : KEP tingkat rinngan, sedang,
dan berat atau BB / U < 80% baku median WHO –NCHS.
6. Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk
dengan tanda –tanda sbb :
a. Odema umumnya diseluruh tubuh terutama pada punggung
kaki.

9
b. Wajah bulat dan sembab.
c. Pandangan mata sayu.
d. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung,
mudah dicabut tanpa rasa sakit, serta mudah rontok.
e. Perubahan status mental, apatis dan rewel.
f. Pembesaran hati.
g. Otot mengecil ( hipotropi ) terlihat nyata jika diperiksa pada
posisi berdiri atau duduk.
h. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.
i. Marasmus adalahgejala klinis dari KEP berat atau gizi
buruk dengan tanda –tanda sbb :
1. Tampak sangat kurus.
2. Wajah seperti orang tua.
3. Cengeng dan rewel.
4. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit
sampai tidak ada terlihat seperti celana longgar atau
baggy pant.
5. Perut cekung.
6. Iga gambang.
7. Sering disertai penyakit infeks, diare.
j. Marasmus Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat
atau gizi buruk dengan tanda –tanda campuran dari
beberapa gejala klinis kwasiokor dan marasmus, dengan BB
/ U 80% baku median WHO – NCHS dan disertai denga
odema yang tidak mencolok.
k. BGM (Bawah Garis Merah ) adalah keadaan dimana letak
titik berat badan balita dibawah garis merah pada kartu
menuju sehat ( KMS ).

10
l. Kejadian luar biasa ( KLB ) gizi buruk adalah
ditemukannya satu atau lebih kasus KEP berat atau gizi
buruk disuatu desa.
m. Pelacakan KLB gizi adalah kegiatan penulusuran secara
langsung ( investigasi ) kasus gizi buruk untuk menentukan
penyebab dan ususlan tindakan.

11

Anda mungkin juga menyukai