Anda di halaman 1dari 9

PAPER METABOLISME GIZI IBU HAMIL

MINERAL MIKRO (Na, Ka) PADA DEWASA DAN IBU HAMIL

Mata Kuliah :
Metabolisme Gizi Ibu Hamil
Sesi 11

Dosen :
Laras Sitoayu, S.Gz, MKM

Disusun oleh :
Kelompok 8
Balleny Sartono (2015-32-048)
Destrita Handayani (2017-0302-089)
Maria Kristina Busa Owa (2017-0302-113)

PRODI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESAUNGGUL
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan
zat gizi lainya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Kekurangan atau kelebihan
makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu, janin yang dikandung serta
jalannya persalinan. Oleh karena itu, perhatian terhadap gizi dan pengawasan berat badan
(BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan kesehatan pada
masa hamil. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada wanita
yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang
dikandungnya.Agar ibu hamil lebih tahu dan mengerti tentang pentingnya gizi seimbang serta
menu seimbang saat kehamilan maka dengan demikian dibuatnya makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Natrium (Na) dan Kalsium (Ka)


 Natrium

Kebutuhan Natrium (Ka)


Kelompok Umur
(mg)
Perempuan
19-29 tahun 1500
30-49 tahun 1500
Ibu Hamil
Trimester 1 +0
Trimester 2
Trimester 3 +0

+0
Tabel 1. Tabel Angka Kecukupan Gizi Yg dianjurkan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013

Pada Tabel 1 dijelaskan kebutuhan Natrium (Na) untuk dewasa pada umur 19-29
tahun dan umur 30-49 tahun sebanyak 1500 mg. Untuk ibu hamil pada trimester 1,2, dan 3
kebutuhannya sebanyak +0 mg.

 Kalsium

Kebutuhan Kalsium (Ka)


Kelompok Umur
(mg)
Perempuan
19-29 tahun 1100
30-49 tahun 1000
Ibu Hamil
Trimester 1 +200
Trimester 2
Trimester 3 +200

+200
Tabel 2. Tabel Angka Kecukupan Gizi Yg dianjurkan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013

B. Proses Metabolisme Natrium (Na) dan Kalsium (Ka)

Proses Metabolisme Dewasa Ibu Hamil


Metabolisme Natrium (Na) Sebagian kecil natrium Peningkatan produksi
diserap dalam lambung dan hormon sewaktu hamil,
sebagian besar diserap metabolisme natrium,
secara cepat dalam usus volume darah ibu hamil,
halus. Penyerapan natrium laju filtrasi di glomerulus
terjadi secara proses aktif dapat menyebabkan
yang memerlukan energi. retensi natrium.
Natrium yang diserap
ditransportasikan oleh
darah ke ginjal untuk
disaring dan diekskresikan
sehingga kadar dalam darah
tetap rendah sesuai
kebutuhan.
Metabolisme Kalsium (Ka) Penyerapan kalsium dari Kalsium diperlukan untuk
lumen ususmenuju mineralisasi rangka tulang
saluran darah dan gigi janin. Absorpsi
membutuhkan protein kalsium pada awal
pembawa (calcium binding kehamilan meningkat
protein), yang terdapat pada menjadi dua kali lipat dan
dinding usus. disimpan dalam tubuh
Dari saluran darah ibu. Selama trimester
kalsium disebarkan ke akhir, proses kalsifikasi
seluruh jaringan tubuh yang tulang janin, transfer
memerlukan, misalnya kalsium plasenta
tulang, gigi, ginjal dan menjadi lebih deras.
cairan ekstraseluler. Pada minggu kedua
terakhir kehamilan, < 300
mg kalsium ditransfer ke
janin setiap hari

C. Hasil Metabolisme Natrium (Na) dan Kalsium (Ka)


Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan eksresi ini
dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk
mempertahankan volume cairan tubuh. Pengeluaran natrium juga terjadi lewat
pengeluaran keringat dan tinja dalam jumlah kecil. Kekuran natrium dari rute-rute ini
dapat mengakibatkan kematian pada kasus berkeringat dan diare yang berlebihan.
Ingesti natrium dipengaruhi oleh rasa dan dorongan homeostatis (selera terhadap
garam) untuk mempertahankan keseimbangan natrium.
Beberapa perubahan dalam metabolisme kalsium yang berhubungan dengan
kehamilan adalah memfasilitasi transfer kalsium dari ibu ke janin sekaligus
melindungi kadar kalsium dalam serum dan tulang ibu. Ini termasuk perubahan
metabolisme kalsium dalam mengatur hormon, yang mempengaruhi penyerapan usus,
reabsorpsi ginjal, dan omset tulang. Jumlah kalsium serum menurun secara bertahap
selama kehamilan. Hal ini terkait dengan penurunan albumin serum (yang 60% dari
kalsium serum) yang dihasilkan dari ekspansi volume cairan ekstrasel). Ketika
penyesuaian dibuat untuk perubahan albumin serum atau konsentrasi protein, sedikit
atau tidak ada perubahan dalam total kadar serum kalsium jelas selama kehamilan.
Perubahan kalsium ion serum yang minimal kalsium (Pitkin et al, 1979).
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat hormon paratiroid (PTH)
meningkat secara progresif, pada akhir kehamilan, dilaporkan menjadi sekitar 50%
lebih tinggi dari tingkat sebelum hamil kalsium (Pitkin et al, 1979). Namun, penelitian
terbaru menunjukkan bahwa sebelumnya melaporkan hyperparathyroid pada
kehamilan mungkin menjadi artefak atau metode radioimmunoassay sebelumnya.
Sebuah uji immunoradiometric relatif baru yang sangat spesifik, bentuk PTH
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat PTH serum pada 81 wanita hamil adalah 14,4 ±
63 dibandingkan dengan 24,8 ± 9,0 ng / ml pada 11 wanita tidak hamil.
Transfer plasenta kalsium merupakan proses aktif yang terjadi terhadap
gradien konsentrasi yang melibatkan plasenta protein mengikat kalsium.
D. Gangguan Metabolisme
 Gangguan Keseimbangan Natrium
Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya
turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal (135-145 mEq/L) dan
hipernatremia bila konsentrasi natrium plasma meningkat di atas
normal.Hiponatremia biasanya berkaitan dengan hipoosmolalitasdan hipernatremia
berkaitan dengan hiperosmolalitas.
a) Penyebab Hiponatremia
Kehilangan natrium klorida pada cairanekstrasel atau penambahan air yang
berlebihan padacairan ekstrasel akan menyebabkan penurunankonsentrasi
natrium plasma. Kehilangan natriumklorida primer biasanya terjadi pada
dehidrasi hipoosmotikseperti pada keadaan berkeringat selamaaktivitas berat
yang berkepanjangan, berhubungandengan penurunan volume cairan ekstrasel
sepertidiare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretiksecara berlebihan.
Hiponatremia juga dapat disebabkan olehbeberapa penyakit ginjal yang
menyebabkangangguan fungsi glomerulus dan tubulus pada ginjal,penyakit
addison, serta retensi air yang berlebihan(overhidrasi hipo-osmotik) akibat
hormon antidiuretik. Kepustakaan lain menyebutkanbahwa respons fisiologis
dari hiponatremia adalahtertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus
(osmolaritas urine rendah).
Pseudohiponatremia dapat dijumpai padapenurunan fraksi plasma, yaitu pada
kondisihiperlipidemia dan hiperkolesterolemia,hiperproteinemia dan
hiperglikemia serta kelebihanpemberian manitol dan glisin.

b) Penyebab Hipernatremia
Peningkatan konsentrasi natrium plasmakarena kehilangan air dan larutan
ekstrasel (dehidrasihiperosmotik pada diabetes insipidus) atau karenakelebihan
natrium dalam cairan ekstrasel seperti padaoverhidrasi osmotik atau retensi air
oleh ginjal dapatmenyebabkan peningkatan osmolaritas & konsentrasinatrium
klorida dalam cairan ekstrasel.
Kepustakaan lain menyebutkan bahwahipernatremia dapat terjadi bila ada
defisit cairantubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi natriumatau asupan air
yang kurang. Misalnya padapengeluaran air tanpa elektrolit melalui
insensiblewater loss atau keringat, diare osmotik akibatpemberian laktulose
atau sorbitol, diabetes insipidussentral maupun nefrogenik, diuresis osmotik
akibat glukosa atau manitol, gangguan pusat rasa haus dihipotalamus akibat
tumor atau gangguan vaskular.

 Gangguan Keseimbangan Kalsium


Kalsium dikeluarkanterutama dalam bentuk urin dan feses, tetapi tetapi da juga
dalam bentuk cairan seperti keringat. ekskresi kalsium dalam urin adalah fungsi
dari keseimbangan antara beban kalsium yang disaring oleh ginjal dan efisiensi
reabsorpsi dari tubulus ginjal. Hampir 98% kalsium disaring (yaitu, glomerular
filtrat) diserap kembali oleh proses pasif atau aktif terjadi yang di empat lokasi di
ginjal, masing-masing memberikan kontribusi untuk menjaga keseimbangan
kalsium netral. 70% dari kalsium disaring dan diserap secara pasif di tubulus
proksimal. transportasi kalsium aktif diatur oleh reseptor kalsium penginderaan
terletak di ansa Henle, di mana dalam menanggapi kadar kalsium yang tinggi
dalam cairan ekstraselular, reabsorpsi aktif dalam lingkaran diblokir melalui
tindakan dari reseptor kalsium penginderaan. Sebaliknya, ketika beban kalsium
disaring rendah, kalsium penginderaan reseptor diaktifkan, dan sebagian kecil
yang lebih besar dari kalsium disaring diserap kembali. Di tubulus distal,
Daftar Pustaka

 Institute of Medicine. 1990. Nutrition During Pregnancy Part I: Weight Gain, Part
II: Nutrient Supplements. Wahington D.C. The National Academies Press.
 Sunita, Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 http://repo.unand.ac.id/587/3/bab%25201.pdf
 Prof. Dr. Hardinsyah, Ms.Ilmu Gizi teori&aplikasi. Jakarta : Buku Kedokteran. EGC
 Catharine Ross et al. Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D. THE
National Academies Press.

Anda mungkin juga menyukai