TUGAS AKHIR
MURSALIN
10.11.106.701501.0284
Menyetujui, Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
2
Kata Pengantar
rahmat dan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan
hadapi, akan tetapi berkat bantuan, saran dan masukan dari semua pihak yang
selama ini.
5. Kedua orang yang senantiasa memberikan dukungan sehingga
penelitian ini dapat terlaksana dengan tepat waktu dan sesuai dengan
harapan.
menyadari bahwa di dalamnya terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran
dan masukan dari pembaca dan pihak yang terkait sangat kami harapkan demi
3
manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi peneliti mendatang pada
Penulis
4
Daftar Isi
Lembar Pengesahan...............................................................................................ii
Kata Pengantar.....................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................v
Daftar Gambar.....................................................................................................vii
Daftar Tabel.........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................10
C. Batasan Masalah.........................................................................................10
D. Tujuan Penelitian........................................................................................10
E. Manfaat Penelitian......................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12
A. Air Minum...................................................................................................12
1. Pengertian Dan Fungsi Air Bagi Tubuh.............................................12
2. Air Sebagai Senyawa Kimia...............................................................13
B. Pengolahan Air Minum Isi Ulang..............................................................15
C. Good Manufacturing Practice (GMP)........................................................20
D. Hygiene Dan Sanitasi Depot Air Minum..................................................22
1. Lokasi....................................................................................................23
2. Bangunan..............................................................................................24
3. Fasilitas Sanitasi..................................................................................26
4. Sarana Pengolahan Air Minum..........................................................27
5. Air Baku...............................................................................................29
6. Pelayanan Konsumen..........................................................................29
7. Karyawan.............................................................................................29
8. Pekarangan...........................................................................................30
9. Pemeliharaan.......................................................................................30
5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................32
A. Rancangan Penelitian.................................................................................32
B. Tempat, Waktu Dan Objek Penelitian......................................................36
1. Tempat Penelitian................................................................................36
2. Waktu Penelitian..................................................................................36
3. Objek Penelitian..................................................................................36
C. Definisi Operasional Variabel....................................................................37
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................................37
E. Metode Analisis Data..................................................................................38
Daftar Pustaka......................................................................................................40
6
Daftar Gamba
7
Daftar Tabel
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
minum adalah air baku yang telah diproses dan aman untuk diminum.
Ketersediaan air didunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat
Dari total jumlah air yang ada, hanya 5% saja yang tersedia sebagai air
1
ketersediaan air bersih pun semakin berkurang (Kumalasari, Satoto.
2
3
dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Fungsi air dalam tubuh manusia
terkontaminasi dengan zat – zat kimia, dan telah memenuhi syarat untuk
dari unsur mikrobiologi, fisik, maupun kimiawi. Air minum dapat kita
pengolahan depot air minum isi ulang. Konsumsi Depot Air Minum
yang banyak beredar di masyarakat adalah Air Minum Isi Ulang (AMIU).
Selain murah, mudah diperoleh, air minum isi ulang dianggap praktis
dimasak lagi. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas air minum
isi ulang yaitu hygiene dan sanitasi depot, sarana pengolahan, dan proses
pengolahan air minum isi ulang. Proses pengolahan air minum isi ulang
4
yang saat ini dilakukan diberbagai depot yang ada di masyarakat yaitu
2012)
relatif murah dan bagi konsumen dirasa lebih praktis, karena air tersebut
konsumen tidak menyadari bahwa telah banyak usaha DAM yang dalam
oleh keadaan sekitar depot yang kurang bersih, sanitasi yang kurang baik
dan pengolahan air yang kurang maksimal. Hal ini dapat menimbulkan
Djou (2011) yang berjudul Studi Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di
dilihat bahwa hasil yang diperoleh adalah pada ke empat depot yang
violet (UV) dan ozon untuk proses sterilisasi pengolahan air minum,
namun pada salah satu depot (depot 3) menunjukkan positif coliform dan
E.coli, ini dibuktikan dengan adanya fermentasi pada laktosa broth (uji
penduga) dan adanya koloni bakteri berwarna hijau metalik pada media
mengenai mutu air produksi depot air minum isi ulang di 5 Kota (95
melalui UV, ozon, dan RO masih sesuai dengan standar baku mutu
kebersihan dan hygienitas. Sementara itu pada bagian dalam, yaitu sistem
karbon aktif, catridge filter, tangki-tangki air baku dan air hasil
terdapat 16 depot yang tidak baik 42,1%) dan 22 depot yang baik
oleh Ari Khoeriyah dkk (2013) dalam aspek kondisi hygiene sanitasi
7
fisik, dari 7 depot yang diteliti terdapat 2 depot (28,6%) yang tidak
operator atau penjual terkesan kurang profesional atau kurnag cepat dan
jumlah depot air minum hingga tahun 2015 adalah sebanyak 120 Depot
Balikpapan pada tahun 2014 (form 14 dalam frofil 2014 tentang “Jumlah
Kecamatan:
dilaporkan)
pengguna air minum isi ulang berarati tingkat produksi dari Depot Air
time-nya semakin singkat, selain itu bahan/alat tidak dapat lagi bekerja
optimal. Dengan demikian jika Pengolahan Air Minum Isi Ulang tidak
semakin meluas.
2009 183 858 52 611 102 471 109 754 89 831 - 538 525
2010 190 529 60 088 122 098 98 498 83 364 - 554 577
2011 191 737 60 664 123 214 98 552 83 412 - 557 579
2012 116 909 65 335 125 759 103 904 89 084 87 780 588 771
2013 121 323 65 597 130 698 103 529 90 183 86 355 599 685
Jakarta) yang membeli Air Minum Isi Ulang adalah karena praktis dan
(14,89%); lebih baik kualitas air minumnya (8,51%); lebih murah dari
minum lainnya (6,38%) dan yang terendah adalah karena tidak ada
dengan alasan praktis tanpa perlu adanya proses lebih lanjut lagi sebelum
diminum. Hal ini tentu sangat berbahaya jika Depot Air Minum selaku
penyedia air minum isi ulang ini tidak menggunakan baha/peralatan yang
bukan tara pangan dan dalam kondisi yang tidak optimal, serta kondisi
higienitas selama proses produksi tidak diperhatikan. Hal ini dapat terjaid
karena tidak ada kontrol dari pemerintah secara serius, hal ini terlihat dari
data depot yang terdata pada Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dari
tahun 2003 sampai tahun 2015 tercatat ada sebanyak 120 depot akan
tetapi yang memiliki izin yang masih berlaku sampai hari ini (31 Juli
11
Air Minum kurang memperhatikan kualitas air yang mereka jual kepada
konsumen.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Balikpapan Utara?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang muncul dalam
Balikpapan Utara.
D. Tujuan Penelitian
Balikpapan Utara.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Kesehatan Kerja.
Air Minum
3. Bagi Masyarakat.
b. TINJAUAN PUSTAKA
c.
A. Air Minum
d. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom Hidrogen (H)
dan satu atom Oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang
diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar
berbahaya lainnya.
14
f. Menurut KEPMENPERINDAG NOMOR 651/MPP/ kep/10/2004
bahwa air minum adalah air baku yang telah diproses dan aman
untuk diminum.
15
16
makanan tetapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh
orang dewasa. Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang
h.
i. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen
pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa
dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu padatekanan 100 kPa
(kecuali flor).
hidroksida (OH-).
18
m.
19
kep/10/2004).
p. Pada proses pengolahan air minum pada depot minum isi ulang,
polypropylene. Air baku depot air minum isi ulang Sumber air baku
depot air minum isi ulang dapat berasal dari berasal dari air tanah,
menjadi air bersih (sesuai standar), lalu filtrasi menjadi air minum.
(Rinawati, 2003)
(1) Tangki air sesuai kapasitas produksi tiap harinya, terbuat dari
plastik.
(3) Filter air, seperti:jenis absorbsi, untuk menyaring dan
kontaminasi.
(5) Sinar ultraviolet berfungsi membunuh mikroorganisme pada air.
(6) Cartridge microfilter berupa saringan berpori berukuran mikron
r. Pada umumnya, proses pengolahan air pada depot air minum isi
karbon aktif,
(3) Tanki penampungan, dilengkapi dengan Catridge (saringan air
proses pengolahan air pada depot air minum isi ulang sebagai
berikut:
pompa, tabung ini terdiri dari media saringan pasir dan karbon
aktif.
(2) Air hasil filtrasi dialirkan ke catridge (saringan air dari
karena sebagian besar zat zat terlarut di dalam media air tidak dapat
(1) Air baku dialirkan ke tabung filter (poripori 0,1 mikron) guna
kimia
(2) Air dialirkan ke blok karbon aktif (menyempurnakan fungsi
dikonsumsi.
air guna menghilangkan polutan pada produk depot air minum isi
baku air bersih maupun hasil olahannya. Hal ini terutama harus
v.
proses industri yang bersih dan bebas dari pencemaran pada produk
training, supervisi.
26
konstruksi gedung).
(3) Pengendalian sanitasi
(4) Perengkapan dan pengendalian sanitasi
ae. Penerapan GMP secara efektif pada industri makanan adalah suatu
yang tidak sulit dalam teori, namun sangat sulit dalam praktek.
af.
tesebut adalah cemaran fisik seperti benda mati baik halus maupun
adalah cemaran kimia seperti bahan organik dan non organik yang
konsumsi air minum yang berasal dari Depot Air Minum. Dengan
Supriyono, 2004)
(Supriyono, 2004)
aj.
1. Lokasi
ak. Bangunan yang digunakan untuk DAM harus berada di lokasi yang
mudah pemeliharaannya
b) Tata ruang usaha DAM minimal terdiri dari ruangan proses
berikut; bahan kedap air, permukaan rata, halus tetapi tidak licin,
lantai.
e) Atap dan langit-langit dipersyaratkan; harus menutup sempurna
seluruh bangunan, bahan atap tahan terhadap air dan tidak bocor,
kegunaanya.
h) Pencahayaan; permukaan tempat kerja dan ruangan pengolahan
200 lux.
i) Ventilasi; untuk kenyaman depot harus diatur ventilasi yang
dan kualitas air minum, menjaga suhu tetap nyaman dan sesuai
kebutuhan
j) Sekat pemisah bangunan setiap sekat pemisah bangunan depot
meliputi; kran air baku, pipa pengisian air baku, tandon air baku,
air minum curah, kran pencucian botol, tangki pembawa air, kran
a) Ozon,
31
yang tinggi.
5. Air Baku
au. Air baku adalah air bersih yang sesuai dengan Peraturan Menteri
av.
6. Pelayanan Konsumen
33
Kualitas Air Minum. Setiap wadah yang akan diisi air minum harus
ditutup dengan penutup wadah yang steril. Setiap air minum yang
ax.
7. Karyawan
ay. Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular, bebas dari
luka, bisul, penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi sumber
az.
8. Pekarangan
bb.
9. Pemeliharaan
pembuktian).
bd.
be. BAB III
bg.
A. Rancangan Penelitian
sampel depot air minum isi ulang. Dimana teknik sampling yang
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data
(Sugiyono, 2014)
35
36
fn. Selain alasan di atas, alasan lain adalah berdasarkan data dari hasil
fo.
38
fp. Penentuan titik sampling ini akan dibagi berdasarkan lokasi dan
30 Depot.
fq.
fu.
40
fv.
fy.
41
tempat penelitian ini dilakukan pada depot air minum isi ulang
ga.
2. Waktu Penelitian
gc.
3. Objek Penelitian
gd. Objek penelitian adalah kegiatan atau proses pembuatan air minum
isi ulang yang dilaksanakan pada depot-depot air minum yang ada
ge.
42
mendapat skor 0.
2. Kondisi Fisik, adalah pemeriksaan yang berkaitan dengan sumber
yang terpilih.
2. Data sekunder adalah berbagai informasi yang terkait dengan
(PSDK)
gg.
E. Metode Analisis Data
menggunakan rumus:
gi.
gj.
gk.
gl. Skor = Jumlah jawaban “Ya” x 100
gm. Jumlah soal seluruhnya
gn.
go. Sumber: Kasmadi dan Nia (2013)
gq.
44
gt.
gu. Tingkat Kondisi Higienitas
Skor
gv.
gw. Sangat Rendah (SR)
<25
gx.
gy. Rendah (R)
25 - 50
gz.
ha. Sedang(S)
51 - 75
hb.
hc. Tinggi (T)
>75
hd. Sumber : Diadopsi dari Permenkes RI Nomor 736 tahun 2010
he.
hf.
hg.
45
ii.
ij.
ik. Simbolon, Veronika Amelia. Santi, Devi Nuraini dan Ashar, Taufik.
2012. Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot dan Pemeriksaan Kandungan
Bakteri Escherichia Coli Pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan
Tanjung Pinang Barat Tahun 2012. Universitas Sumatra Utara. Medan.
il.
im.
in. Sulistyandari, Hartini, 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kontaminasi Deterjen Pada Air Minum Isi Ulang Di Depot Air
Minum Isi Ulang Di Kabupaten Kendal. Universitas Diponegoro.
Semarang.
io.
ip.
iq. Supangat, Andi, 2007. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi
dan Nonparametrik. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
ir.
is.
it. Taib, Dian Angraini. 2012. Aspek Kualitas Air Dan Hygiene
Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kecamatan Kota Utara
Kota Gorontalo Tahun 2012. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo
iu.
iv.
iw. Tanty, Heruna, 2011. Analisis Kandungan Zat Kimia Anorganik
Pada Beberapa Proses Filtrasi Air Minum Menggunakan One-Way
Manova. Universitas Bina Nusantara. Jakarta.
ix.
iy.
iz. Yudo, Satmoko dan Rahardjo, P. Nugroho. 2005. Evaluasi
Teknologi Air Minum Isi Ulang Di DKI Jakarta. Kelompok Teknologi
Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Lingkungan – BPPT. Jakarta.
ja.
jb.
jc.
jd. LAMPIRAN I
je.
jf. KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HIGIENE
SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN BALIKPAPAN UTARA
jg. TAHUN 2015
jh.
I. Karakteristik Responden
I.1. Nama :
I.2. Umur :
I.3. Pendidikan Terakhir :
jn.
jm.
Tidak
Ya
II.2. Apakah telah memiliki Surat Keterangan Laik
Hygiene Sanitasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat?
jo. jp.
Ya Tidak
II.3. Apakah depot air minum memiliki Surat Tanda
Izin Usaha (SITU)
jq. jr.
Ya Tidak
II.4. Apakah depot air minum memiliki Surat
Jaminan Pasok Air Baku dari PDAM atau perusahaan yang memiliki
izin Pengambilan Air dari Instansi yang berwenang?
js. jt.
Ya Tidak
II.5. Apakah depot air minum memiliki laporan hasil
uji air minum yang dihasilkan dari laboratorium pemeriksaan kualitas
air yang ditunjuk Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi?
ju. jv.
Ya Tidak
jw.
jx.
jy. Sumber : Simbolon dkk (2012)
jz. LAMPIRAN II
ka.
kb. Lembar Observasi Higiene Sanitasi Depot Air
Minum
kc. Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai!
kf. Pe
menuhan
kd. ke. Pelaksanaan Higiene
Syarat
No Sanitasi
ki. kj.
Ya Tidak
kk.
kl. Lokasi
A.
km.
kn. Bebas dari pencemaran ko. kp.
1.
kq. a. Debu kr. ks.
b. Tempat pembuangan
kt. ku. kv.
kotoran/sampah
c. Tempat penumpukan barang
kw. kx. ky.
bekas/berbahaya/beracun
d. Sistem saluran pembuangan air
kz. la. lb.
yang kurang baik
lc. e. Tergenang air dan rawa ld. le.
lf.
lg. Bangunan
B
lh.
li. Tata Ruang lj. lk.
1.
ll. a. Ruang proses pengolahan lm. ln.
lo. b. Ruang tempat penyimpanan lp. lq.
c. Ruang tempat
lr. ls. lt.
pembagian/penyediaan
lu. d. Ruang tunggu pengunjung lv. lw.
lx.
ly. Konstruksi lz. ma.
2.
mb. a. Kuat mc. md.
me. b. Aman mf. mg.
mh. c. Mudah dibersihkan mi. mj.
mk.
ml. Lantai mm. mn.
3.
mo. a. Kedap air mp. mq.
mr. b. Permukaan rata ms. mt.
mu. c. Halus mv. mw.
mx. d. Tidak licin my. mz.
na. e. Mudah dibersihkan nb. nc.
nd. f. Keadaan bersih dan tidak buruk ne. nf.
ng.
nh. Dinding ni. nj.
4.
nk. a. Terbuat dari bahan kedap air nl. nm.
nn. b. Permukaan rata no. np.
nq. c. Halus/licin nr. ns.
nv. Pe
menuhan
nt. nu. Pelaksanaan Higiene
Syarat
No Sanitasi
ny. nz.
Ya Tidak
oa. d. Tidak menyerap debu ob. oc.
od. e. Mudah dibersihkan oe. of.
og. f. Warnan dinding terang oh. oi.
oj. g. Bebas dari pakaian tergantung ok. ol.
om.
on. Atas dan langit-langit oo. op.
5.
oq. a. Halus or. os.
ot. b. Menutup sempurna ou. ov.
ow. c. Tahan terhadap air ox. oy.
oz. d. Tidak bocor pa. pb.
e. Konstruksi atap terbuat dari anti
pc. pd. pe.
tikus
f. Bahan langit-langit mudah
pf. pg. ph.
dibersihkan
pi. g. Tidak menyerap debu pj. pk.
pl. h. Pernukaan rata pm. pn.
po. i. Berwarna terang pp. pq.
pr. j. Tinggi langit-langit minimal 2,4 m ps. pt.
pu.
pv. Pintu pw. px.
6.
py. a. Bahan kuat dan tahan lamaa pz. qa.
qb. b. Permukaan rata qc. qd.
qe. c. Halus qf. qg.
qh. d. Berwarna terang qi. qj.
qk. e. Mudah dibersihkan ql. qm.
qn. f. Dapat menutup rapat qo. qp.
qq.
qr. Pencahayaan qs. qt.
7.
a. Penyinaran cahaya minimal 100-
qu. qv. qw.
200 lux
qx. b. Lampu anti hancur/ada pelindung qy. qz.
ra.
rb. Ventilasi rc. rd.
8.
a. Cukup untuk meminimalkan bau,
re. rf. rg.
gas, uap berbahaya
rh. b. Bersih ri. rj.
rk.
rl. Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi
C
rm.
rn. Tempat cuci tangan ro. rp.
1.
rq.
rr. Toilet rs. rt.
2.
ru.
rv. Tempat sampah rw. rx.
3.
ry. rz. sa. sb.
se. Pe
menuhan
sc. sd. Pelaksanaan Higiene
Syarat
No Sanitasi
sh. si.
Ya Tidak
sj.
sk. Sarana Pengolahan Air Minum
D
sl.
sm. Alat dan perlengkapan sn. so.
1.
sp. a. Terbuat dari bahan tara pangan sq. sr.
ss. b. Tahan korosi st. su.
sv. c. Tidak bereaksi dengan bahan kimia sw. sx.
sy. sz. Alat yang digunaka masih
ta. tb.
2. dalam masa pakai
tc. td. Bahan tidak terbuat dari
te. tf.
3. logam berat yang larut dalam air
tg.
th. Air Baku
E.
tj. Untuk menjamin kualitas
ti.
air baku dilakukan pengambilan dan uji tk. tl.
1.
sampel secara periodik
a. Kimia dan fisika (2 kali dalam
tm. tn. to.
setahun)
tp. b. Mikrobiologi (sekali dalam 3 bulan) tq. tr.
ts. tt. Air baku memenuhi syarat
tu. tv.
2. mutu
tw.
tx. Penampungan air baku ty. tz.
3.
ua. a. Dibuat dari bahan tara pangan ub. uc.
b. Bebas dari bahan yang dapat
ud. ue. uf.
mencemari air
ug.
uh. Desinfeksi
F.
ui.
uj. Menggunakan Ozon uk. ul.
1.
um. un. Menggunakan sinar
uo. up.
2. ultraviolet
uq.
ur. Pelayanan Konsumen
G.
us. ut. Wadah yang akan diisi
uu. uv.
1. dalam keadaan bersih
uw. ux. Proses pencucian botol
uy. uz.
2. disediakan oleh depot
va. vb. Wadah yang diisi ditutup
vc. vd.
3. dengan penutup wadah saniter
ve. vf. Wadah yang sudah diisi
vg. vh.
4. langsung diberikan kepada pelanggan
vi.
vj. Karyawan
H.
vk. vl. Bebas dari penyakit
vm. vn.
1. menular
vo.
vp. Bebas dari vq. vr.
2.
vs. a. Luka vt. vu.
vv. b. Bisul vw. vx.
vy. c. Penyakit kulit vz. wa.
wb. d. Luka lain pada angota tubuh wc. wd.
we. wf. wg. wh.
wk. Pe
menuhan
wi. wj. Pelaksanaan Higiene
Syarat
No Sanitasi
wn. wo.
Ya Tidak
wp. wq. Mencuci tangan pada saat
wr. ws.
3. melayani pelanggan
wt. wu. Pada waktu melayani
wv. ww.
4. konsumen, tidak;
wx. a. Merokok wy. wz.
xa. b. Berkuku panjang xb. xc.
xd. c. Meludah/bersin xe. xf.
xg. d. Menggaruk xh. xi.
xj. e. Mengorek hidung/telinga/gigi xk. xl.
xm. f. Makan xn. xo.
xq. Memiliki surat keterangan
xp.
telah mengikuti kursus operator depot xr. xs.
5.
air minum
xt.
xu. Menggunakan xv. xw.
6.
xx. a. Pakain kerja yang bersih dan rapi xy. xz.
ya. b. Memakai penutup kepala yb. yc.
yd. c. Memakai sepatu ye. yf.
yg.
yh. Pekarangan
I.
yi.
yj. Permukaan yk. yl.
1.
ym. a. Kedap air yn. yo.
yp. b. Cukup miring yq. yr.
ys.
yt. Dijaga kebersihannya yu. yv.
2.
yw. yx. Bebas dari pencemaran
yy. yz.
3. lain
za. Sumber: Diadopsi Dari Keputusan Menteri
Perindustrian Dan Perdagangan RI No.651/MPP/10/2004 Tentang
Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan Perdagangan Dan
Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot
Air Minum, Ditjen P2PL Depkes RI Tahun 2006 (dalam Simbolon
dkk, 2012)
zb. LAMPIRAN III
zc.
zd. Format Pemeriksaan Fisik
ze. Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai!
zh. Pe
menuhan
zf.
zg. Uraian Syarat
No
zk. zl.
Ya Tidak
zm.
zn. Pengawasan Proses Pengolahan
A.
zo. Tendon air bahan baku
1. zp. zq.
terlindung dari sinar matahari
zr. Bahan tendon air terbuat
dari bahan yang tidak dapat
2. zs. zt.
melepaskan zat-zat beracun ke dalam
air
zu.
zv. Tabung Filter
B.
zw. Tabung filter terbuat dari
bahan tara pangan dan mudah
3. zx. zy.
pemeliharaannya serta tahan tekanan
tinggi
zz. Dimungkinkan melakukan
4. aaa. aab.
sistem back washing
aac.
aad. Mikro Filter
C.
aae. Bahan mikro filter terbuat
5. aaf. aag.
dari bahan tara pangan
aah. Terdapat lebih dari satu
6. mikro filter dengan ukuran berjenjang aai. aaj.
maksimal 10 mikron
aak. Mikro filter masih sesuai
7. aal. aam.
masa pakai
aan.
aao. Peralatan Pompa dan Pipa Penyalur Air
D.
aap. Terdapat pompa stainless
8. aaq. aar.
yang bekekuatan tinggi
aas. Terdapat alat penunjuk
9. aat. aau.
tekanan air
aav. Pipa penyalur
10. aaw. aax.
menggunakan bahan tara pangan
aay.
aaz. Peralatan Sterilisasi atau Desinfeksi
E.
aba. Terdapat peralatan
sterilisasi berupa ultraviolet atau
11. abb. abc.
ozonisasi dan atau lainnya yang
berfungsi dan digunakan secara benar
abd. Peralatan desinfeksi masih
12. abe. abf.
dalam masa efektif membunuh kuman
abg.
abh. Pencucian Galon
F.
abi. Fasilitas pencucian galon
13. berfungsi dan digunakan dengan abj. abk.
benar
abl. Fasilitas pembilasan galon
14. berfungsi dan digunakan dengan abm. abn.
benar
abo.
abp. Pengisian Galon
G.
abq. Ada fasilitas pengisian
15. abr. abs.
galon dalam ruangan tertutup
abv. Pe
menuhan
abt.
abu. Uraian Syarat
No
aby. abz.
Ya Tidak
aca. Tersedia tutup galon yang
16. acb. acc.
bersih
acd. Tidak ada stok galon yang
17. ace. acf.
telah diisi, lebih dari 24 jam di depot
acg.
ach. Operator
H.
aci. Berperilaku Hidup Bersih
18. acj. ack.
dan Sehat
acl. Memiliki surat keterangan
19. telah mengikuti kursus operator depot acm. acn.
air minum
aco.
acp. Pengawasan Tikus, Lalat dan Kecoa
I.
acq. Terhindar dari tikus, lalat
20. acr. acs.
dan kecoa
act. Konstruksi lantai dan
21. acu. acv.
langit-langit kokoh
acw.
acx. Pencahayaan
J.
22. acy. Pencahayaan yang cukup acz. ada.
adb.
adc. Lain-lain
K.
add. Secara umum terlihat
23. ade. adf.
bersih dan rapi
adg. Sumber: Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan
Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Ditjen P2PL Depkes RI Tahun
2006 (dalam Simbolon dkk, 2012)
A.
adh. LAMPIRAN IV
adi.
adj. Uraian Detail Obyek Pengawasan Pada
Observasi Higiene Sanitasi
adk. Depot Air Minum
adl.
A. Lokasi
1. Lokasi di Depot Air Minum harus terbebas dari pencemaran
yang berasal dari debu di sekitar Depot, daerah tempat
pembuangan kotoran/sampah, tempat penumpukan barang
bekas, tempat bersembunyi/berkembang biak serangga,
binatang kecil, pengerat, dan lain-lain, tempat yang kurang
baik sistem saluran pembuangan air dan tempat-tempat lain
yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran.
adm.
B. Bangunan
1. Ruang proses produksi menyediakan tempat yang cukup untuk
penempatan peralatan proses produksi. Area produksi harus
dapat dicapai untuk inspeksi dan pembersihan disetiap waktu.
2. Konstruksi area produksi harus baik dan selalu bersih. Dinding
ruang pengisian harus dibuat dari bahan yang licin, berwarna
terang dan tidak menyerap sehingga mudah dibersihkan.
Pembersihan dilakukan secara rutin dan dijadwalkan.
3. Lantai area produksi harus baik dan selalu bersih. Dinding
ruang pengisian harus dibuat dari bahan yang licin, berwarna
terang dan tidak menyerap sehingga mudah dibersihkan.
Pembersihan dilakukan secara rutin dan dijadwalkan.
4. Dinding area produksi harus baik dan selalu bersih. Dinding
ruang pengisian harus dibuat dari bahan yang licin, berwarna
terang dan tidak menyerap sehingga mudah dibersihkan.
Pembersihan dilakukan secara rutin dan dijadwalkan.
5. Atap dan langit-langit dipersyaratkan; harus menutup
sempurna seluruh bangunan, bahan atap tahan terhadap air
dan tidak bocor, konstruksi atap dan langit-langit dibuat anti
tikus (rodent proof), langit-langit harus menutup sempurna
seluruh ruangan, bahan langit-langit harus kuat, tahan lama
dan mudah dibersihkan, dan tidak menyerap debu. Permukaan
langit-langit harus rata dan berwarna terang, dalam keadaan
bersih dan tidak berdebu. Pembersihan dilakukan secara rutin
dan dijadwalkan.
6. Pintu, bahan pintu harus kuat, tahan lama dan tidak
melepaskan gas beracun, permukaan rata, halus, berwarna
terang, mudah dibersihkan, pemasangannya rapih sehingga
dapat menutup dengan baik, membuka kedua arah, selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu.
7. Penerangan di area proses produksi, tempat pencucian, pembilasan,
sterilisasi dan pengisian gallon harus cukup terang untuk mengetahui adanya
kontaminasi fisik, sehingga karyawan/personil mempunyai pandangan yang
terang untuk dapat melihat setiap kontaminasi produk. Dianjurkan
penggunaan lampu yang anti hancur dan atau lampu yang memakai
pelindung sehingga jika pecah, pecahan gelas lampu tidak mengkontaminasi
produksi. Pencahayaan bisa buatan (lampu) maupun secara alami dengan
dengan minimal 10 – 20 foot candle atau 100 – 200 lux.
8. Ventilasi harus cukup untuk meminimalkan bau, gas atau uap berbahaya dan
kondensat dalam ruang proses produksi, pencucian/ pembilasan/sterilisasi
dan pengisian gallon. Pengecekan terhadap perlengkapan ventilasi perlu
dilakukan secara rutin agar tidak ada debu dan dijaga tetap bersih. Semua
bagian luar yang terbuka atau lubang harus dilindungi dengan layar/screen,
pelindung lain atau pintu yang menutup sendiri untuk mencegah serangga,
burung dan binatang kecil masuk ke dalam Depot.
adn.
C. Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi
1. Depot harus menyediakan fasilitas sanitasi sedikitnya fasilitas yang
meliputi; tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran pembuangan.
ado.
D. Sarana Pengolahan Air Minum
1. Mesin dan peralatan yang berhubungan langsung dengan bahan baku
ataupun produk akhir harus dibersihkan dan dikenakan tindak sanitasi secara
teratur, sehingga tidak menimbulkan pencemaran terhadap produk akhir.
Mesin dan peralatan yang digunakan oleh Depot Air Minum harus dirawat
secara berkala dan apabila sudah habis umur pakai harus diganti sesuai
dengan ketentuan teknisnya.
adp.
E. Air Baku
1. Bahan baku utama yang digunakan adalah air yang diambil dari sumber
yang terjamin kualitasnya, untuk itu beberapa hal yang harus dilakukan
untuk menjamin mutu air baku meliputi :
a. Sumber air baku harus terlindung dari cemaran kimia dan mikrobiologi
yang bersifat merusak/mengganggu kesehatan
b. Air baku diperiksa secara berkala terhadap pemeriksaan organoleptik
(bau, rasa, warna), fisika, kimia dan mikrobiologi
2. Syarat mutu sesuai dengan permenkes No. 492 Tahun 2010
3. Bak penampung air baku harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade),
harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air.
adq.
F. Desinfeksi
1. Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam
tangki atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal
0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 - 0,1
ppm.
2. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara
penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 nm atau
kekuatan 2537 0 A dengan intensitas minimum 10.000 mw detik per cm2.
adr.
G. Pelayanan Konsumen
1. Depot air minum wajib memberikan wadah yang di bawa oleh konsumen
dan dilarang mengisi wadah yang tidak layak pakai.
2. Depot air minum harus melakukan pembilasan dan atau pencucian dan atau
sanitasi wadah yang di lakukan dengan cara yang benar
3. Proses pengisian dan penutupan dilakukan secara saniter yakni dilakukan
dalam ruang yang hygienis. Tutup wadah yang disediakan oleh Depot Air
Minum harus polos/tidak bermerek. Depot Air Minum tidak diperbolehkan
memasang segel/”shrink wrap” pada wadah.
4. Depot Air Minum hanya diperbolehkan menjual produknya secara langsung
kepada konsumen dilokasi Depot dengan cara mengisi wadah yang dibawa
oleh konsumen atau disediakan Depot. Depot Air Minum dilarang memiliki
“stock produk air minum dalam wadah yang siap dijual
ads.
H. Karyawan
adt.
1. Bebas dari penyakit yang dapat dengan mudah menular, misal
bersin dan batuk dan atau TBC selama pengisian
2. Karyawan yang berhubungan dengan produksi harus dalam
keadaan sehat, bebas dari luka, penyakit kulit atau hal lain
yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap air
minum.
3. Karyawan harus mencuci tangan sebelum melakukan pekerjaan, terutama
pada saat penanganan wadah dan pengisian
4. Karyawan tidak diperbolehkan makan, merokok, meludah atau melakukan
tindakan lain selama melakukan pekerjaan yang dapat menyebabkan
pencemaran terhadap air minum.
5. Pernah mengikuti pelatihan higiene sanitasi Depot Air
Minum
6. Karyawan bagian produksi (pengisian) diharuskan
menggunakan pakaian kerja, tutup kepala dan sepatu
yang sesuai.
adu.
I. Pekarangan
1. Lokasi depot harus mempunyai halaman atau pekarangan
dengan persyaratan; cukup luas untuk parkir kendaraan,
permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak
terjadi genanangan, selalu dijaga kebersihannya setiap
saat, bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran
lainnya.
adv.