Berkata Yang Baik Atau Diam

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Hadirin Rahimakumullah wa A’azzakumullah

Allah Ta’ala senantiasa menyerukan agar kita menjadi hamba-hamba yang berbahagia di
dunia dan di akhirat, dengan cara menaati, patuh, dan mengikuti dengan ikhlas petunjuk
.dan aturan Dinul Islam, yaitu rahmat bagi kita sekalian
Termasuk bukti rahmat Allah dalam Dinul Islam adalah wasiat Rasulullah shallallahu
‘alaihi .wasallam dalam sunnahnya tentang menjaga lisan ,Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda

‫هلل َو ْال َي ْو ِم اآْل خ ِِر‬ َ ‫َمنْ َك‬


ِ ‫ان ي ُْؤمِنُ ِبا‬

ْ ‫َف ْل َيقُ ْل َخيْرً ا أَ ْو لِ َيصْ م‬


‫ُت‬

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir , maka hendaklah dia berkata yang
baik“ .(atau hendaklah diam. ” (HR . al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah

Hadirin Rahimakumullah !
Wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut menunjukkan betapa pentingnya
kedudukan lisan. Dengan lisan, seorang hamba bisa mencapai derajat yang tertinggi, bahkan
mendapat karunia yang amat agung di sisi Allah. Namun sebaliknya, dengan lisan .pula
, seorang hamba jatuh tersungkur ke dalam jurang kehinaan yang sedalam-dalamnya

Hadirin Rahimakumullah !
Itulah kekuatan lisan dalam menentukan kedudukan dan keselamatan seorang hamba.
Kemudian marilah kita renungkan, bagaimana agar kita secara pribadi-pribadi sekaligus secara
maj-muk masyarakat, mampu mempergunakan kekuatan lisan kita untuk mencapai kedudukan
yang tinggi, derajat yang terhormat, bahkan pangkat yang paling mulia, bukan hanya di
kalangan manusia atau segenap makhluk, akan tetapi kemuliaan di sisi Allah juga, ?bagaimana
caranya
Junjungan kita Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai pemimpin yang paling
mengasihi dan menyayangi umatnya, telah berpesan serta berwasiat demi keselamatan,
kemuliaan, serta ketinggian derajat kita, umat beliau, dalam sabda beliau shallallahu
‘alaihi ,wasallam, beliau menerangkan
Sesungguhnya seseorang dari kalian berkata dengan perkataan yang diridhai Allah, dia tidak“
menyangka bahwa kalimat itu bisa sampai pada apa yang dicapai (oleh kalimat itu), kemudian
Allah mencatat baginya disebabkan kalimat itu pada keridhaanNya sampai hari dia bertemu
.(denganNya.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa`i, Ibnu Hibban dari sahabat Bilal bin Harits y

Sekali lagi, kita perhatikan dalam wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut,
bahwa derajat yang tinggi dapat dicapai dengan kalimat yang diridhai oleh Allah. Kalimat ?
apakah itu

Bersyukurlah bapak-bapak, saudara-saudara, hadirin rahimakumullah! Hanya karena


..hidayah dan taufik Allah semata, kita dapat senantiasa berdzikir dan bersyukur kepadaNya

Maka sekarang tergantung kita, apakah kita sebagai umat, sebagai bangsa, sebagai generasi,
ingin tetap mempertahankan kedudukan yang mulia dan tertinggi itu, atau malah kita tidak mau
peduli dan tidak mau sadar bahwa kita sedang menukik terjun ke dalam jurang .kehinaan dan
kehancuran umat dan bangsa

!Hadirin Rahimakumullah
Tiada cara untuk bisa mempertahankan kedudukan termulia dan tertinggi itu selain dari
bersyukur kepada Allah, senantiasa mensyukuri nikmat kesehatan lisan, dengan berupaya
mengguna-kannya untuk mengucapkan kalimat yang diridhai Allah Ta’ala semata,
menggunakan lisan hanya untuk menyeru kepada Allah, memperbanyak dzikir di manapun
.berada, sehingga bibir senantiasa basah oleh dzikir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
ditanya oleh seorang sahabat, “Duhai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam telah terlalu
banyak yang harus aku jalankan, maka beritahukan kepadaku apa yang dapat aku pegangi
(terus menerus).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi ,wasallam menjawab

.(Lidahmu tidak henti-hentinya basah dari dzikir kepada Allah.” (HR. at-Tirmidzi“

Di samping itu juga, sangat dianjurkan bahkan akan memperoleh satu kedudukan yang
tinggi jika kita menggunakan lisan untuk bermudzakarah, menyebarkan, dan menuntut
,ilmu.
!Hadirin Rahimakumullah
Dengan cara seperti itulah kaum muslimin senantiasa bisa mempertahankan kedudukan
yang paling mulia sejak zaman para nabi dan rasul sampai saat sekarang, maka janganlah
sekali-kali kita melupakan atau tidak mau mewarisinya dengan sungguh-sungguh, sehingga
tersungkur dalam jurang kehancuran, karena tidak mampu lagi menjaga lisan dan
.mensyukurinya dengan sebaik-baiknya

Apabila kita tidak mampu untuk berkata yang baik, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi ”!
wasallam memberi satu solusi jitu yaitu, “Diamlah
Karena diam itu mampu menahan seorang hamba agar tidak jatuh ke dalam jurang
.kehancuran

,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

Siapa yang diam, niscaya akan selamat.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, ad-Darimi, Ibnul Mubarak,“
.(Ibnu Abi ad-Dunya

Dengan diam, kita akan selamat dari jurang neraka, seperti yang diperingatkan oleh
Rasulullah dalam haditsnya, “Dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat dari
yang dimurkai Allah yang tidak diperhatikannya, sehingga Allah melemparkannya disebabkan
.(kalimat itu ke dalam Neraka Jahanam.” (HR. al-Bukhari

4/8
Hadirin Rahimakumullah wa A’azzakumullah !
Sesungguhnya perkataan yang tidak baik dapat menyebabkan kehancuran dan
kesengsaraan di dunia dan di akhirat, semua itu dikarenakan tidak mau mengendalikan
.lisan atau tidak bisa diam

Di sini khatib mencoba menyebutkan beberapa ucapan yang harus kita hindari, agar kita
:selamat dari laknat dan murka Allah

BERDUSTA ATAS NAMA ALLAH

MEMBANTAH ATAU BERPALING DARI KITAB ATAU SUNNAH RASULNYA .


MENERTAWAKAN ATAU MENGOLOK-OLOK SYARIAT ALLAH, MENGOLOK-OLOK
NABI MAUPUN AL-QUR`AN

GEMAR BERSUMPAH PALSU, MENGADU DOMBA DAN MENYEBARKAN FITNAH


(BERITA (BOHONG
GHIBAH, GOSIP, MENGGUNJING, DAN BERBURUK
SANGKA

Anda mungkin juga menyukai