Anda di halaman 1dari 26

MOD

UL
PENG
ELASA
N

SMK BINA KARYA 2 KARAWANG


TAHUN 2020

PENGELASAN

A. Pengertian Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan
pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang
disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan
kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Namun
kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan
yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang
dilas.

B. Klasifikasi Pengelasan
Pengelasan dibedakan pada cara kerja alat tersebut bekerja dan bentuk
pemanasannya. Pengklasifikasian pengelasan berdasarkan cara kerja dapat dibagi
dalam tiga kelas utama, yaitu :
1. Pengelasan cair.
Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api yang terbakar.
2. Pengelasan tekan.
Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian.
Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang menggunakan paduan logam yang
mempunyai titik cair rendah. Dalam cara ini logam induk tidak turut mencair.

C. Jenis Jenis Pengelasan:


1. OAW.
Oxy Acetylene Welding adalah proses pengelasan yang sumber panasnya
dihasilkan dari campuran gas oksigen dan asetilen.
2. SMAW.
Shielded Metal Arc Welding adalah pengelasan busur listrik, sumber energi
panas yang dihasilkan dari energi listrik dirubah menjadi energi panas untuk
melelehkan elektroda dan benda kerja.
3. GTAW.
Gas Tungsten Arc Welding ialah jenis pengelasan elektroda tidak terumpan,
artinya elektroda hanya sebagai penghasil busur dan tidak ikut mencair. Untuk
jenis elektrodanya adalah wolfram atau tungsten, sebagai pelindung lasannya
menggunakan gas Argon, Helium dan campuran keduanya.
4. SAW.
Submerged Arc Welding adalah las busur terendam, saat proses pengelasan
berlangsung busur las tertutupi oleh flux yang berbentuk seperti pasir. Hal
tersebut yang membuat jenis pengelasan ini dinamakan las busur terendam.
5. FCAW.
Flux Core Arc Welding merupakan jenis pengelasan dengan dua jenis pelindung
yaitu flux yang berada di dalam kawat las dan tambahan pelindung gas, dapat
berupa gas CO2 campuran argon.
6. GMAW.
Gas Metal Arc Welding yaitu pengelasan busur listrik yang menggunakan
pelindung berupa gas. Jenis pengelasan ini terbagi menjadi 2 yaitu MIG (Metal
Inert Gas) dan MAG (Metal Active Gas). Untuk MIG menggunakan jenis gas
muliah sebagai pelindung yaitu Argon, Helium dan campuran keduanya,
sedangkan untuk MAG menggunakan gas CO.
7. FSW (Friction Stir Welding).
Jenis pengelasan yang menggunakan mesin frais untuk proses pengelasan.
Sistem kerjanya dua plat dicekam kemudian bagian yang disambung akan
dikenakan dengan tool yang diputar oleh mesin frais sehingga terjadi gesekan
dan timbul panas yang melelehkan material sehingga timbul proses pengelasan
yang membuat kedua material tersebut tersambung.
8. Spot Welding
Merupakan las titik yang cara kerjanya dua benda ditekan dengan dua elektroda
yang dilancipkan. Jadi proses penyambungannya tidak kontinyu melainkan
berupa titik sesuai dengan lokasi yang dilas. Aplikasinya biasanya untuk pelat
pelat tipis pada dunia otomotif atau kerangka body.
9. Seam Welding.
Sejenis dengan spot welding, yang membedakannya pengelasan ini
sambungannya secara kontinyu atau memanjang.

D. Alat Pelindung Diri K3 Las


Proses pengelasan merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai banyak
resiko atau bahaya. Karena saat proses pengelasan berlangsung, maka bahaya seperti
asap, cahaya pengelasan, panas dan bahaya listrik akan timbul. Oleh karena itu jika
kita tidak memakai alat keselamatan las, maka akan membahayakan keselamatan kita
saat bekerja.
1. Pakaian Kerja Las atau Apron.
Pakaian kerja las adalah pakaian yang dapat melindungi seluruh bagian tubuh dari
panas dan percikan las. Selain itu terdapat Apron sebagai tambahan, apron dada
dan apron lengan ini terbuat dari bahan kulit. Karena jika dari kain biasa maka
pakaian akan lubang, hal ini disebabkan tingginya temperatur percikan las.
2. Sarung Tangan Las atau welding gloves.
Welding gloves atau sarung tangan las adalah sarung tangan yang memang khusus
dibuat untuk proses pekerjaan las, bahan sarung tangan las terbuat dari kulit atau
bahan sejenis asbes dengan kelenturan yang baik. Welding gloves berfungsi untuk
melindungi kedua tangan dari percikan las atau spater dan panas material yang
dihasilkan dari proses pengelasan
3. Sepatu las atau safety shoes.
Sepatu las adalah sepatu yang terbuat dari kulit dan bagian depan sepatu terdapat
sebuah plat baja yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan bendan yang
berat dan benda yang tajam. Selain itu karena bersifat isolator, sepatu ini juga
melindungi dari bahaya sengatan listrik.
4. Helm Las atau Topeng las.
Helm las adalah alat yang mempunyai fungsi melindungi bagian wajah dari percikan
las, panas pengelasan dan sinar las ke bagian mata. Topeng las ini terbuat dari
bahan plastik yang tahan panas, selain itu terdapat tiga kaca (bening, hitam, bening)
yang berfungsi untuk melindungi mata dari bahaya sinar tampak dan ultraviolet saat
melakukan pekerjaan pengelasan. Kaca las listrik mempunyai pengkodean nomor,
yaitu nomor 6, 7, 8 , 10, 11, 12 dan 14. Semakin besar ukurannya maka densitas
atau kegelapan kaca tersebut juga semakin tinggi. Jadi Anda dapat menyesuaikan
yang cocok dengan kondisi mata Anda. Selain itu juga ukuran ampere yang
digunakan, karena ampere yang besar akan menimbulkan cahaya yang lebih terang.
5. Masker Las.
Masker berfungsi sebagai alat perlindung pernafasan dari bahaya asap las, karena
asap las berbeda dengan asap biasa. Asap las ini merupakan hasil pembakaran dari
bahan kimia untuk perlindungan lasan dan juga pembakaran atau pelelehan dari
material lasan. Oleh karena itu asap las ini hampir seperti serbuk bersih dan sangat
membahayakan alat pernafasan kita.
LAS OXYGENT ACETYLENE WELDING ( OAW )

A. Pengertian Las Oxy-Acetylene


Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,
dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh
nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa
logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.
Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga
dipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan untuk
produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi
(repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon,
terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun
demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas dengan las
gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal).
Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane,
untuk logam–logam dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas
tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimana udara
sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%), argon (0,9 %),
neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.

B. Perlengkapan Las Oxyacetylene (OAW)


Perlengkapan yang digunakan pada proses oxyacetylene welding dibagi dalam
peralatan operasi dan peralatan keselamatan (safety).
Keterangan gambar:

Sebagai penunjuk besarnya tekanan isi dalam tabung dan


Regulator gas
tekanan kerja. Sebagai katup pengatur tekanan kerja.
Tabung oksigen Berisi gas oksigen.
Tabung acetylene Berisi gas acetylene.
Selang Saluran gas menuju torch.
Katup pengontrol gas Mengatur gas yang ingin dilepas.
Welding torch (pembakar
Komponen untuk menyemburkan nyala api.
)
Welding tip Komponen torch untuk mengarahkan nyala api.
Nyala api Dihasilkan dari kombinasi acetylene dan oksigen.
Peralatan operasi penting lainnya yaitu:
Bahan Untuk dimakankan pada cairan base metal.
tambah
Korek api Menyalakan api.
Tongs Bila memerlukan penjepit untuk komponen yang panas.
Sikat kawat Membersihkan benda kerja atau area las.
Kikir kecil Membersihkan lubang welding tip.

C. Jenis-Jenis Nyala Las OAW


Nyala hasil pembakaran dapat berubah tergantung pada perbandingan antara gas
oksigen dengan gas asetilin.

1. Nyala Api Oksidasi


Nyala Api Oksidasi atau Oksigen lebih adalah jenis nyala api yang mempunyai
tekanan gas oksigen lebih besar dibandingkan tekanan gas asetilen. Bentuk nyala api ini
seperti kerucut namun pendek dan terdapat seperti aliran gas oksigen ditengahnya.
Fungsi Nyala Api Oksidasi : Untuk pemotongan material logam dan untuk
pengelasan dengan jenis material perunggu dan kuningan.
2. Nyala Api Karburasi
Nyala karburasi atau nyala asetilen lebih adalah jenis nyala api yang mempunyai
tekanan gas asetilen lebih besar dibandingkan dengan tekanan gas oksigen. Bentuk nyala
api ini terdapat tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat
kerucut antara yang berwarna keputih-putihan.
Fungsi nyala api karburasi untuk pengelasan bahan logam Monel, Nikel, berbagai jenis
baja. Selain itu juga digunakan untuk heat treatment dan bahan pengerasan permukaan
nonferous.
3. Nyala Api Netral
Nyala Api Netral atau tekanan gas oksigen dan asetilen seimbang adalah jenis
nyala api yang tekanan oksigen dan tekanan asetilen sama. Untuk bentuknya ini
ukurannya lebih kecil dan terfokus. Fungsi nyala api netral Untuk pengelasan baja, baja
tahan karat, besi cor dan pengelasan tembaga.

Cara menyalakan api


1. Buka katup botol oksigen dan asetilin.
2. Atur tekanan yang diinginkan sesuai dengan nosel yang dipakai.
3. Buka sedikit katup oksigen dan brander.
4. Buka katup asetilin pada brander.
5. Nyalakan pemercik api dan sulutkan pada ujung brander.
6. Atur katup oksigen dan asetilin sesuai nyala yang diinginkan.

Cara mematikan api


1. Tutup katup oksigen pada brander.
2. Tutup katup asetilin pada brander.
3. Tutup katup pada botol oksigen dan asitelin.
4. Buka katup oksigen dan acytelene pada brander untuk pembuangan sisa gas yang
ada pada slang gas atau saluran.
5. Tutup semua katup.

D. Cacat-Cacat Pada Las Asetilin


Dengan kondisi pengelasan yang benar, teknik dan meterial sesuai standar,
akan menghasilkan pengelasan yang sangat berkualitas. Tetapi seperti pada proses
pengelasan yang lain, cacat las dapat terjadi. Cacat yang sering terjadi pada proses
pengelasan Oksi-Asetilin antara lain :
• Penetrasi yang kurang sempurna
• Fusi yang kurang sempurna
• Undercutting
• Porosity
• Longitudinal crack
LAS SHIELDED METAL ARC WELDING ( SMAW )

A. Pengertian SMAW
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal
Arc Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses
penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap,
dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa
elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang
terjadi antara ujung elektroda dan logam induk/benda kerja (base metal) akan
menghasilkan panas. Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan
benda kerja secara setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin
las.Elektroda yang dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks.
Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang
berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka
terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag).

Kelebihan SMAW Kekurangan SMAW


 Dapat dipakai dimana saja, diluar,  Pengelasan terbatas hanya
dibengkel & didalam air sampai sepanjang elektoda dan
 Dapat mengelas berbagai macam tipe harus melakukan
dari material penyambungan.
 Set-up yang cepat dan sangat mudah  Setiap akan melakukan
untuk diatur pengelasan berikutnya slag
 Dapat dipakai mengelas semua posisi harus dibersihkan.
Elektroda mudah didapat dalam banyak  Tidak dapat digunakan untuk
ukuran dan diameter pengelasan bahan baja non-
 Perlatan yang digunakan sederhana, ferrous.
murah dan mudah dibawa kemana-  Mudah terjadi oksidasi akibat
mana. pelindung logam cair hanya
 Kebisingan rendah (rectifier) busur las dari fluks.
 Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli  Diameter elektroda tergantung
& gemuk dari tebal pelat dan posisi
pengelasan.

B. Peralatan SMAW
1. Mesin Las
Mesin las adalah bagian terpenting dari peralatan las. Mesin ini harus dapat
memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan dan tegangan yang cukup untuk terus
melangsungkan suatu lengkung listrik las.
a. Transformator
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dan sebaliknya memberi arus
bolak-balik dengan voltase (tegangan) yang lebih rendah pada proses pengelasan.
Berdasarkan system pengaturan arus yang digunakan, mesin las busur listrik AC
dapat dibagi dalam empat jenis yaitu: jenis inti bergerak, Jenis kumparan bergerak,
jenis reaktor jenuh dan jenis saklar.
b. Mesin Las Rectifier
Mesin ini merubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus listrik
searah (DC) keluar. Bekerjanya tenang dan biasanya mempunyai tombol pengontrol
tunggal untuk menyetel arus listrik keluar.
Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus
searah. Arus searah ini berasal dari mesin las yang berupa dinamo motor listrik
searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau
alat penggerak lainnya yang memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah
arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC). Mesin las rectifier arus searah ini mempunyai beberapa
keuntungan, antara lain:
a. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil dan tenang;
b. Setiap jenis elektroda dapat digunakan untuk pengelasan pada mesin DC;
c. Tingkat kebisingannya lebih rendah;
d. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus
searah.
c. Inverter
Pada tipe ini sumber power menggunakan inverter. Power berasal dari sumber
utama yang diubah menjadi DC tegangan tinggi, AC fekwensi tinggi antara 5 sampai
30 KHz. Keluaran dari rangkaian dikontrol menurut prosedur pengelasan yang
diperlukan. Frekwensi tinggi diubah menjadi tegangan pada saat pengelasan.
Keuntungan dari inverter adalah menggunakan transformer kecil, semakin kecill
transformer semakin meningkat frekwensinya. Dapat dikontrol dari jarak jauh dan ada
yang menggunakan display.
d. Generator
Terdiri dari generator arus listrik bolak balik dan searah yang dijalankan
dengan sebuah mesin (bensin atau diesel). Karena sumber energinya bahan bakar
maka dalam pemakaiannya mesin ini banyak digunakan dilapangan (jauh dari sumber
listrik) dan mengeluarkan asap. Kokoh, busur yang dihasilkan stabil, suaranya berisik,
berat, mahal, design dan perawatannya rumit.

Keuntungan Mesin AC-DC


Mesin Las AC Mesin Las DC
1. Perlengkapan dan perawatan lebih 1. Busur nyala listrik yang
murah dihasilkan stabil
2. Kabel massa dan kabel elektroda dapat 2. Dapat menggunakan semua jenis
ditukar,tetapi tidak mempengaruhi hasil elektroda
las. 3. Dapat digunakan untuk
3. Busur nyala kecil sehingga mengurangi pengelasan pelat tipis.
timbulnya keropos pada rigi-rigi las.
Tipe pengkutupan mesin SMAW
1. Arus listrik bolak-balik (AC)
Karena adanya penggantian arah aliran arus listrik tersebut, maka panas yang
dihasilkan dibagi merata antara elektroda las (50%) dan bahan Induk (50%).
2. Arus listrik searah (DC)
Arah aliran listrik selalu tetap yaitu dari kutub negatif, sehingga elektron akan bergerak
dari kutub positif ke negatif. Karena adanya bagian panas yang dihasilkan berbeda
pada benda kerja maupun elektroda maka pengkutuban arus listrik searah ini dibagi
dua:
a. DCSP (Direct Current Straight Polarity) atau DCEN (Direct Current Electrode
Negative)
Benda kerja dihubungkan ke kutub positif dan elektroda dihubungkan ke kutub
negatif, sehingga sebagian panasnya (30%) diserap oleh elektroda sedangkan pada
benda kerja (70%) maka hasil penetrasinya akan dalam. Pengkutuban ini bisa
digunakan untuk mengelas benda-benda yang tebal
b. DCRP (Direct Current Reverse Polarity) atau DCEP (Direct Current Electrode
Positive)
Benda kerja dihubungkan kekutub negatif, dan elektoda dihubungkan ke
kutub positif. Karena panas pada benda kerja rendah, maka cara ini baik untuk
digunakan untuk mengelas pelat-pelat yang tipis, karena menghasilkan penetrasi
yang dangkal.

Pemegang Elektroda (Stick Elektrode) berfungsi untuk menjepit/memegang


ujung elektroda yang tidak berselaput. Alat ini dirancang supaya bisa memudahkan
penggantian elektroda las dan mampu mengalirkan arus listrik dengan baik, sehingga
arus yang mengalir dari kabel ke elektroda dapat berjalan sempurna. Pemegang
elektroda dibungkus oleh bahan penyekat, biasanya terbuat dari ebonit. Bagian
terpenting dari pemegang elektroda adalah bagian mulutnya (bagian
memegang/menjepit), bagian ini harus bersih agar hambatannya kecil sehingga baik
untuk mengalirkan arus.

Pemegang Elektroda

Tang massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja


atau ke meja kerja. Tang massa juga berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan arus
listrik dari kabel massa ke benda kerja atau meja kerja. Oleh karena itu, tang massa
harus dijepitkan pada bagian yang bersih dan mampu menghantarkan arus listrik
dengan baik.

Penjepit Pegas dan Penjepit Buaya


Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke mesin
las atau dari mesin las ke elektroda dan penjepit benda kerja. Kabel penghantar arus
ini dirancang khusus untuk pengelasan, dan harus mampu mengalirkan arus listrik
yang besar dengan baik dari mesin las ke pemegang elektroda maupun ke penjepit
benda kerja. Inti dari kabel ini terbuat dari kawat tembaga yang dipintal, dibungkus
dengan isolator dan diberi penguat agar tidak mudah patah dan terkelupas. Kabel ini
harus fleksibel, tidak kaku supaya gerakan tangan operator tidak terganggu.
2. Elektroda
Bagian yang sangat penting dalam las elektroda terbungkus adalah elektroda.
Jenis elektroda yang digunakan akan sangat menetukan hasil pengelasan.
- Fungsi Elektroda
 Sebagai pelindung busur las dari pengaruh atmosfir seperti oksigen, nitrogen dan
udara.
 Mencegah terjadinya ionisasi pada ujung elektroda. Menjaga busur tetap stabil
 Menghasilkan terak dan slag Sebagai unsur pemadu
 Untuk mengontrol kecairan elektroda
 Untuk mengontrol penetrasi pada sambungan las
 Untuk mengontrol profil atau kontur las khususnya pada proses pengelasan yang
menggunakan bahan tambah (filler metal).
- Bagian Elektroda
Elektroda yang terbungkus merupakan sumber logam las yang terdiri dari:
 Sumbu elektroda merupakan logam pengisi yang meleleh di dalam lengkung
listrik bersama-sama dengan bahan induk dan kemudian membeku membentuk
kampuh las.
 Pembungkus elektroda (fluks) mengurai didalam lengkung listrik dan
menghasilkan perisai gas CO2 dan juga suatu lapisan padat, yang kedua-duanya
melindungi kampuh las yang sedang terbentuk terhadap pengaruh yang merusak
dari udara sekelilingnya.
Selain berfungsi melindungi kampuh las, fluks juga berfungsi:
 Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrida logam, sewaktu proses
pengelasan berlangsung;
 Membuat terak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendinginan,
hal ini bertujuan agar hasil lasan yang terjadi tidak getas dan rapuh.
 Memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil lasan dengan cara menambahkan
zat-zat tertentu yang terkandung dalam selaput.
 Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api sehinggga
mudah dikontrol;
 Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair; Memungkinkan
dilakukannya posisi pengelasan yang berbeda-beda.
3. Teknik Pengelasan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mendukung hasil las yang
mulus, kuat dan efisien diantaranya:
- Parameter Pengelasan
Panjang busur ,Voltage, Arus listrik
Diameter Elektroda (inchi) Ketebalan Benda Kerja (inchi) Arus (ampere)
3/32 1/16 25 – 65
1/8 1/8 60 – 110
5/32 3/16 110 – 170
3/16 1/4 150 – 225
1/4 3/8 150 – 350
1/4 1/2 190 – 350
5/16 3/4 200 – 450
5/16 1 200 - 450
Diameter elektroda, ketebalan benda kerja dan besarnya arus

- Menyalakan dan mematikan busur las


a. (Scratching Methode)
b. (Tapping Methode)
- Gerakan elektroda
a. Gerakan menarik (dragging motion)
b. Gerakan maju mundur (whipping motion)
c. Gerakan melebar (weaving motion)
- Menyambung Las
a. Terak yang ada didalam kawah las dibersihkan
b. Lengkung listrik dinyalakan las dengan jarak kira-kira ½ inch didepan
kawah
c. Elektroda digerakkan ke kawah las dan diisi hingga sama besar
dengan jalur las sebelumnya
- Perencanaan sambungan (Joint Design)
- Posisi pengelasan (Welding Position) Sambungan Sudut (Fillet Welds)
- Sambungan Alur (Groove Welds)

o
LAS GAS METAL ARC WELDING

A. Pengertian Las Gas Metal Arc Welding


Las MIG ( Metal Inert Gas ) yaitu merupakan proses penyambungan dua
material logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan
menggunakan elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya
(base metal) dan menggunakan gas pelindung ( inert gas ).
Las MIG (Metal Inert Gas) merupakan las busur gas yang menggunakan kawat
las sekaligus sebagai elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat ( rol ) yang
gerakannya diatur oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas argon dan helium
sebagai pelindung busur dan logam yang mencair dari pengaruh atmosfir.
Secara bagan perkembangan las GMAW (Gas Metal Arc Welding ) dapat dilihat
dalam gambar sebagai berikut dibawah ini :

Gas Shieldid
Welding

Gas Metal Arc Welding


Gas Tungsten
( GMAW )
Arc
Welding
( GTAW )

Metal Inert Gas Metal Active


Welding Gas
( MIG ) Welding ( MAG )

B. Proses Mesin Las MIG (Metal Inert Gas )


Proses pengelasan MIG ( metal inert gas ), panas dari proses pengelasan ini
dihasilkan oleh busur las yang terbentuk diantara elektroda kawat (wire electrode) dengan
benda kerja. Selama proses las MIG ( metal inert gas ),elektroda akan meleleh kemudian
menjadi deposit logam las dan membentuk butiran las (weld beads). Gas pelindung
digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi dan melindungi hasil las selama masa
pembekuan (solidification). Proses pengelasan MIG ( metal inert gas ), beroperasi
menggunakan arus searah (DC), biasanya menggunakan elektroda kawat positif. Ini
dikenal sebagai polaritas “terbalik” (reverse polarity). Polaritas searah sangat jarang
digunakan karena transfer logam yang kurang baik dari elektroda kawat ke benda
kerja. Hal ini karena pada polaritas searah, panas terletak pada elektroda. Proses
pengelasan MIG ( metal inert gas ), menggunakan arus sekitar 50 A hingga mencapai 600
A, biasanya digunakan untuk tegangan las 15 volt hingga 32 volt. Adapun proses Las MIG
dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
Penggunaan las MIG ( Metal Inert Gas ) misalnya digunakan dalam
pengelasan di dunia Industri untuk pembuatan suatu barang atau alat. Dengan contoh
dalam pembuatan kapal terbang, rangka mobil, teralis besi dan sebagainya.

C. Kelebihan dan Kelemahan Las MIG ( Metal Inert Gas )


- Kelebihan Las MIG ( Metal Inert Gas )
Penggunaan Las MIG ( Metal Inert Gas ) dalam berbagai pengelasan memiliki
beberapa kelebihan antara lain dapat disebutkan berikut ini :
 Sangat efisien dan proses pengerjaan yang cepat
 Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan (welding positif
 Tidak menghasilkan slag atau terak,layaknya terjadi pada las SMAW
 Memiliki angka deposisi (deposition rates) yang lebih tinggi dibandingkan
SMAW
 Membutuhkan kemampuan operator yang baik
 Proses pengelasan MIG ( metal inert gas )sangat cocok untuk pekerjaan
konstruksi
 Membutuhkan sedikit pembersihan post-weld

- Kelemahan Las MIG ( Metal Inert Gas )


Pada proses pengelasan MIG ( Metal Inert Gas ) memiliki beberapa kelemahan,
antara lain :
 Wire-feeder yang memerlukan pengontrolan yang kontinou b.Sewaktu waktu
dapat terjadi Burnback
 Cacat las porositi sering terjadi akibat pengunaan kualitas gas pelindung yang
tidak baik.
 Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang kurang baik.
 Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang sulit

D. Peralatan utama las MIG ( Metal Inert Gas )


Peralatan utama adalah peralatan yang berhubungan langsung dengan proses
pengelasan, yakni minimum terdiri dari:
- Mesin las
Sistem pembangkit tenaga pada mesin MIG ( metal inert gas ) pada prinsipnya
adalah sama dengan mesin SMAW yang dibagi dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las
arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus
searah (Direct Current/DC Welding Machine), namun sesuai dengan tuntutan
pekerjaan dan jenis bahan yang di las yang kebanyakan adalah jenis baja, maka
secara luas proses pengelasan dengan MIG ( metal inert gas ) adalah menggunakan
mesin las DC. Adapun gambar rangkaian perlengkapan mesin las adalah sebagai
berikut:

Mesin las MIG merupakan mesin las DC, umumnya berkemampuan sampai
250 amper. Dilengkapi dengan sistem kontrol, penggulung kawat gas pelindung,
system pendingin dan rangkaian lain. Sumber tenaga untuk Las MIG ( metal inert gas
) merupakan mesin las bertegangan konstan. Tenaga yang dikeluarkan dapat
berubah-ubah sendiri sesuai dengan panjang busur. Panjang busur adalah jarak
antara ujung elektroda ke benda kerja. Panjang busur ini bisa distel. Bila busur
berubah menjadi lebih pendek dari setelan semula, maka arus bertambah dan
kecepatan kawat berkurang. Sehingga panjang busur kembali semula. Sebaliknya bila
busur berubah menjadi lebih panjang, arus berkurang, kecepatan kawat elektroda
bertambah. Dengan sistem otomatis seperti ini, yaitu mesin yang mengatur sendiri,
maka panjang busur akan konstan dan hasil pengelasan akan tetap baik. Adapun
contoh gambar mesin las mig sesuai keterangan diatas adalah sebagai berikut :

Umumnya mesin las arus searah (DC) mendapatkan sumber tenaga listrik dari
trafo las ( AC ) yang kemudian diubah menjadi arus searah dengan voltage yang
konstan (constant-voltage ). Pemasangan kabel-kabel las (pengkutuban) pada mesin
las arus searah dapat diatur/dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan, ialah
dengan cara:
- Unit pengontrol kawat elektroda (wire feeder)
Alat pengontrol kawat elektroda (wire feeder unit) adalah alat/ perlengkapan
utama pada pengelasan dengan MIG ( metal inert gas ). Alat ini biasanya tidak
menyatu dengan mesin las, tapi merupakan bagian yang terpisah dan ditempatkan
berdekatan dengan pengelasan. Fungsinya adalah sebagai berikut:
 Menempatkan rol kawat elektroda
 Menempatkan kabel las (termasuk welding gun dan nozzle) dan sistem saluran gas
pelindung
 Mengatur pemakaian kawat elektroda (sebagian tipe mesin, unit pengontrolnya
terpisah dengan wire feeder unit )
 Mempermudah proses/penanganan pengelasan, dimana wire feeder tersebut dapat
dipindah-pindah sesuai kebutuhan.

Pada dasarnya terdapat tiga jenis wirefeeder; yaitu jenis dorong, jenis tarik, jenis
dorong-tarik. Perbedaannya adalah dari cara menggerakan elektroda dari spool ke tourch.
Kecepatan dari wirefeeder dapat diatur mulai dari 1 hingga 22 m/menit pada mesin las
MIG ( metal inert gas ) performa tinggi, kecepatannya dapat mencapai 30 m/menit).

Untuk jenis rolnya wirefeeder dibagi dalam dua jenis yaitu sistem 2 (dua) rol
dan sistem 4 ( empat ) rol. Sedangkan menurut bidang kontaknya rol dari wirefeeder
dapat dibagi menjadi jenis trapesium halus, jenis setengah lingkaran halus, dan jenis
setengah lingkaran kasar.
- Welding Gun

- Kabel las dan kabel control


Pada mesin las terdapat kabel primer (primary powercable) dan kabel
sekunder atau kabel las (welding cable). Kabel primer ialah kabel yang
menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti pada
kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat
sebagai hubungan pentanahan dari mesin las. Kabel sekunder ialah kabel-kabel yang
dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari kabel yang dihubungkan dengan tang
las dan benda kerja serta kabel- kabel control.
Inti Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya disesuaikan dengan
kapasitas arus maksimum dari pada mesin las. Makin kecil diameter kabel atau makin
panjang ukuran kabel, maka tahanan/hambatan kabel akan naik, sebaliknya makin
besar diameter kabel dan makin pendek maka hambatan akan rendah. Pada ujung
kabel las biasanya dipasang sepatu kabel untuk pengikatan kabel pada terminal mesin
las dan pada penjepit elektroda maupun pada penjepit masa.
- Regulator gas pelindung
Fungsi utama dari regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas. Untuk
pemakaian gas pelindung dalam waktu yang relatif lama, terutama gas CO2
diperlukan pemanas (heater-vaporizer) yang dipasang antara silinder gas dan
regulator.Hal ini diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang
berakibat terganggunya aliran gas.

- Pipa kontak
Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak terbuat
dari tembaga, dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda yang bergerak
dan mengarahkan elektroda tersebut ke daerah kerja pengelasan. Torch dihubungkan
dengan sumber listrik pada mesin las dengan menggunakan kabel. Karena elektroda
harus dapat bergerak dengan bebas dan melakukan kontak listrik dengan baik, maka
besarnya diameter lubang dari pipa kontak sangat berpengaruh.

- Nozzel gas pelindung


Nozzle gas pelindung akan mengarahkan jaket gas pelindung kepada daerah las.
Nozzle yang besar digunakan untuk proses pengelasan dengan arus listrik yang tinggi.
Nozzle yang lebih kecil digunakan untuk pngelasan dengan arus listrik yang lebih kecil.
.
E. Jenis-jenis gas pelindung untuk las MIG ( metal inert gas )
Gas-gas pelindung untuk MIG ( metal inert gas ) adalah pelindung untuk
mempertahankan atau menjaga stabilitas busur dan perlindungan cairan logam las
dari kontaminasi selama pengelasan, terutama dari atmosfir dan pengotoran dearah
las. Fungsi utama gas pelindung adalah untuk membentuk sekeliling daerah
pengelasan dengan media pelindung yang tidak bereaksi dengan daerah las tersebut.
Sedangkan menurut “ sri widharto “ fungsi utama dari gas lindung adalah mengusir
mengusir udara di sekitar busur dan kolam las agar tidak bersinggungan dengan
cairan metal untuk mencegah terjadinya proses oksidasi metal tersebut oleh oksigen
dalam udara.
- Jenis jenis gas pelindung
Jenis gas pelindung yang digunakan untuk mengelas baja karbon dan baja
paduan adalah sebagai berikut :
 Gas argon
Argon adalah jenis gas pelindung yang digunakan secara sendiri atau
dicampur dengan gas lainnya untuk mencapai karakteristik busur yang diinginkan
pada pross pengelasan logam fero maupun non-fero. Hampir semua proses
pengelasan GMAW dapat menggunakan gas argon atau campuran gas argon untuk
mendapatkan mampu las, properti mekanik, karakteristik busur dan produktifitas yang
baik. Gas argon digunakan secara sendiri tanpa campuran untuk proses pengelasan
logam non-fero, seperti alumunium, paduan nikel, paduan tembaga, dan lainnya. Gas
argon dapat menghasilkan stabilitas busur yang baik pada pengelasan busur spray,
dan menghasilkan penetrasi serta bentuk bead weld yang baik. Ketika menggunakan
logam fero, gas argon biasanya dicampur dengan gas lainnya sperti oksigen, dan
helium. Potensi ionisasi yang rendah dari gas argon, menghasilkan kestabilan busur
yang superior
 Gas helium
Helium adalah gas peliundung yang digunakan untuk aplikasi pengelasan yang
membutuhkan masukan panas (heat input) yang lebih besar untuk meningkatkan bead
wetting, penetrasi yang lebih dalam dan kecepatan pngelasan yang lebih cepat.
 Karbondioksida
Gas karbon dioksida umumnya digunakan untuk proses pengelasan untuk
logam fero. Kelebihan dari gas pelindung karbon dioksida adalah kecepatan
pengelasan yang cepat dan penetrasi yang lebih dalam. Gas karbon dioksida juga
dapat dicampur dengan gas pelindung lainnya untuk menambah karakteristik kimia
gas tersebut.
F. Menentukan Parameter Pengelasan
Setelah memilih elektroda dan gas pelindung, maka kondisi pengoperasian
harus dipilih. Parameter yang paling penting dalam pengelasan adalah arus las,
ekstansi elektroda, tegangan las dan kecepatan pengelasan (arc travel speed).
Parameter ini akan mempengaruhi hasil las secara langsung.
- Pengaturan besar arus las
Besarnya arus dan tegangan pengelasan adalah tergantung pada tebal bahan
dan diameter kawat elektroda serta posisi pengelasan atau berdasarkan WPS (
welding prosedure specification ) pekerjaan tersebut. Arus las adalah arus listrik yang
digunakan untuk melakukan proses pengelasan. Dalam proses pengelasan MIG (
metal inert gas ), arus las secara langsung berhubungan dengan kecepatan wirefed.
Jika arus las dinaikkan maka kecepatan wirefeed juga seharusnya naik. Hubungan ini
biasanya disebut karakteristik “burn-off”.

Tabel Ketentuan umun penyetelan besaran arus dan tegangan


berdasarkan diameter kawat elektroda
Diameter Arus Tegangan Tebal bahan
kawat ( amper ) ( volt )
0,6 mm 50 – 80 13 – 14 0,5 – 1,0
mm
0,8 mm 60 – 150 14 – 22 0,8 – 2,0
mm
0,9 mm 70 – 220 15 – 25 1,0 – 10 mm
1,0 mm 100 – 290 16 – 29 3,0 – 12 mm
1,2 mm 120 – 350 18 – 32 6,0 – 25 mm
1,6 mm 160 – 390 18 – 34 12,0 – 50
mm
ROBOTIC WELDING MACHINE

A. Pengertian Robotic Welding Machine


Pengelasan robot adalah penggunaan alat yang dapat diprogram secara mekanis
( robot ), yang sepenuhnya mengotomatiskan proses pengelasan dengan melakukan
pengelasan dan menangani bagian tersebut. Proses seperti pengelasan busur logam
gas , meskipun sering kali otomatis, tidak selalu sama dengan pengelasan robot,
karena kadang-kadang operator manusia menyiapkan bahan yang akan
dilas. Pengelasan robot biasanya digunakan untuk pengelasan titik
resistansi dan pengelasan busur dalam aplikasi produksi tinggi, seperti industri
otomotif.
Seperangkat robot enam sumbu FANUC yang digunakan
untuk pengelasan menggunakan penyiapan obor melalui lengan dengan obor
ABICOR BINZEL.
b. Pengelasan robot adalah aplikasi robotika yang relatif baru , meskipun robot pertama
kali diperkenalkan ke industri AS selama tahun 1960-an. Penggunaan robot dalam
pengelasan tidak dimulai sampai tahun 1980-an, ketika industri otomotif mulai
menggunakan robot secara ekstensif untuk pengelasan titik. Sejak itu, jumlah robot
yang digunakan dalam industri dan jumlah aplikasinya telah berkembang pesat. Pada
tahun 2005, lebih dari 120.000 robot digunakan di industri Amerika Utara, sekitar
setengahnya untuk pengelasan. [1] Pertumbuhan terutama dibatasi oleh biaya
peralatan yang tinggi, dan pembatasan yang dihasilkan untuk aplikasi produksi tinggi.
c. Pengelasan busur robot baru-baru ini mulai berkembang pesat, dan sudah
menguasai sekitar 20% aplikasi robot industri. Komponen utama robot pengelasan
busur adalah manipulator atau unit mekanis dan pengontrol, yang bertindak sebagai
"otak" robot. Manipulator inilah yang membuat robot bergerak, dan desain sistem ini
dapat dikategorikan menjadi beberapa tipe umum, seperti SCARA dan robot
koordinat kartesian , yang menggunakan sistem koordinat berbeda untuk
mengarahkan lengan mesin.
d. Robot dapat mengelas posisi yang telah diprogram sebelumnya, dipandu
oleh penglihatan mesin , atau dengan kombinasi kedua metode tersebut. [2] Namun,
banyak manfaat pengelasan robotik telah terbukti menjadikannya teknologi yang
membantu banyak produsen peralatan asli meningkatkan akurasi, kemampuan
pengulangan, dan hasil [3]
e. Teknologi pemrosesan gambar tanda tangan telah dikembangkan sejak akhir 1990-
an untuk menganalisis data kelistrikan secara real time yang dikumpulkan dari
pengelasan robotik otomatis, sehingga memungkinkan pengoptimalan pengelasan.
Alat-alat yang modern dan mulai meninggalkan alat-alat konvensional. Dalam
menjalankkan mesin las robot ada beberapa komponen pendukung yang digunakan agar
fungsi kerja nya bisa berjalan dengan baik. Diantaranya adalah panel kelistrikan, angin
bertekanan, kawat las, program computer, dan beberapa sistem control lainnya. Adapun
fungsi nya adalah sebagai berikut:
 Panel kelistrikan berfungsi untuk mengatur suplay daya yang diperlukan dalam
pengoperasian mesin-mesin pada las robot.
 Angin bertekanan digunakan untuk mengoperasikan mesin jig dan beberapa sistem
pada mesin robot itu sendiri.
 Program computer berfungsi sebagai otak dari mesin las robot itu sendiri, disana
kordinat pengelasan diatur oleh operator untuk menjalankan proses pengelasan.
 Sistem control digunakan untuk memulai, mengontol, menghentikan sistem-sistem
pada alas robot yang dioperasikan oleh operator.

                   Panel kelistrikan pada mesin las robot merupakan suatu sumber suplay daya yang
dibutuhkan oleh mesin las robot itu sendiri. Panel kelistrikan ditempatkan pada suatu
tempat khusus untuk mempermudah menggunakannya dan disana juga dilengkapi dengan
sistem pendingin untuk mendinginkan panel-panel tersebut. Mesin las robot biasanya
berjalan selama 24 jam untuk mencapai target hasil produksi.

Gambar 3.  Operator Programmer

        Mesin las robot biasanya dijalankan oleh seorang operator yang membantu proses
pengelasan, penempatan benda kerja, memonitor sistem control dan melalukan
pengecekan (quality control) benda kerja proses las agar sesuai dengan standar. Kerja
dari operator tidak terlalu susah oleh karena itu mesin las robot bisa menyelesaikan
pengelasan yang banyak per hari nya.
DAFTAR PUSTAKA

Dieter, G.E. (1983). Engineering design: A materials and processing approach.


Tokyo: McGraw-Hill International Book Company.
Graham E. (1990). Maintenance Welding, Prentice-Hall Inc: New Jersey.
Smith, F.J.M. (1992). Basic fabrication and welding engineering, Hong Kong: Wing Tai
Cheung Printing Co. Ltd.

Anni Faridaf, dkk. 2008 . Teknik Pembentukan Pelat Jilid 3. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.

Ausaid. 2001 . Dasar Las MIG/MAG (GMAW). Batam Institutional Development


Project.

Eka Yogaswara. (2004). Mengelas Dengan Proses Las Gas Metal. Bandung.Arico
Riswan Dwi Jatmiko. Teori Pengelasan Logam.Modul.

Sri widharto. (2007) . Menuju Juru Las Tingkat Dunia.Jakarta. PT Pradnya Paramita

Sugiyono . 2002 . Las Tig dan MIG.

Team Instruktur Pusdiklat. 2001 . Dasar Las MIG (Metal Inert Gas ). Cilegon, Banten.

Tim Fakultas teknik UNY. 2004 . Mengelas Dengan Proses Las Gas Metal.
PEMBUATAN JALUR LAS

A.   TUJUAN :
Setelah mempelajari dan berlatih membuat jalur las pada pelat baja, peserta
diharapkan akan mampu : 
1.    Mempersiapkan peralatan las secara benar dan sesuai dengan SOP.
2.    Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja.
3.    Mengatur penggunaan arus pengelasan sesuai dengan pekerjaan.
4.  Membuat jalur las dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.

B.   ALAT DAN BAHAN :


    1.    Alat : 
a.    Robotic Welding
    2.  Bahan : 
a.    Pelat baja karbon ukuran 50 x 20 mm

C.   KESELAMATAN KERJA : 
1. Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang
kurang kuat/ longgar.  Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari
lokasi pengelasan.
2. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan sesuai
dengan fungsinya. 
3. Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.
4. Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang
cukup.
5. Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga cahaya
las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang berada di sekitar
lokasi. 
6. Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak
dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan. 
7. Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja. 

D.   LANGKAH KERJA :
1. Siapkan bahan las dengan ukuran 50 x 20 mm, kikir/ gerinda bagian-
bagian yang tajam.
2. Buat garis jalur las yang akan dibuat, dan jika perlu beri tanda dengan
penitik untuk memudahkan dalam pengelasan.
3. Tempatkan bahan diatas meja kerja dengan posisi rata/ di bawah
tangan.
4. Atur amper pengelasan
5. Lakukan pengelasan sesuai demonstrasi Instruktor/ pembimbing
6. Periksakan hasil las tiap jalur yang dikerjakan pada Instruktor/
pembimbing sebelum jalur-jalur las selanjutnya.
7. Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika
belum mencapai kriteria.
8. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/
pembimbing.

E.    PENILAIAN

Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L/ TL Rekomendasi


Lebar jalur las 5 mm + 2 ; - 0 mm
Tinggi jalur las 1 mm
Kelurusan jalur las Penyimpangan maks 20%
Rigi las 85% rata dan halus
Overlap Tidak terjadi overlap
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
           
L= Lulus ; TL = Tidak Lulus

                                                                 Karawang,……………....... 2020
                                                                                  Instruktur

                                                                                                          (……………………….)

Anda mungkin juga menyukai