Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERLINDUNGAN HAK MEREK

Disusun Oleh :

NAMA :EDI
NIM : EAA 117 153
M.K : HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2020

i
ii
KATA PENGANTAR

 Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puji dan syukur ke hadirat Allah swt atas segala berkat,

rahmat, taufik, serta, sehingga hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan

judul PERLINDUNGAN HAK MEREK

Dalam penyusunannya, penulisan memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga semua ini bisa memberikan kebahagiaan dan

menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

 Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,

namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah

ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Palangka Raya, Oktober 2020

Penyusun              

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang……………………………………………………………. 1

B. RumusanMasalah…………………………………………………………. 2

C. Tujuan…………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Serta Pengaturan Hak Merek…………………………………… 3

2.1.1 Pengertian Merek………………………………………………… 3

2.1.2 Perlindungan Hak Merek………………………………………… 6

2.1.3 Penegakan Hukum Hak Merek………………………………....... 7

2.1.4 Jenis Dan Macam – Macam Merek……………………………… 8

2.1.5 Strategi Merek Atau Brand Strategies…………………………. .. 9

2.2 Syarat Dan Tata Cara Permohonan Pengajuan Merek………………….. 10

2.3 Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Merek Terkena………………….. 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 13

B. Saran……………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merek menjadi salah satu kata yang sangat populer yang sering digunakan

dalam hal mempublikasikan produk baik itu lewat media massa seperti di surat kabar, 

majalah,  dan tabloid maupun lewat media elektronik seperti di televisi, radio dan

lain-lain. Seiring dengan semakin pesatnya persaingan dalam dunia perdagangan

barang dan jasa ahkir-akhir ini maka tidak heran jika merek memiliki peranan yang

sangat signifikan untuk dikenali sebagai tanda  suatu produk tertentu di kalangan

masyarakat dan juga memilki kekuatan serta manfaat apabila dikelola dengan baik.

Merek bukan lagi kata yang hanya dihubungkan dengan produk atau sekumpulan

barang pada era perdagangan bebas sekarang ini tetapi juga proses dan strategi bisnis.

Oleh karena itu, merek mempunyai nilai atau ekuitas. Dan ekuitas menjadi sangat

penting karena nilai tersebut akan menjadi tolak ukur suatu produk yang ada

dipasaran.

Merek memiliki kemampuan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil

perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain di dalam pasar, baik untuk

barang/jasa yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Fungsi merek tidak hanya

sekedar untuk membedakan suatu produk dengan produk lain, melainkan juga

berfungsi sebagai asset perusahaan yang tidak ternilai harganya, khususnya untuk

merek-merek yang berpredikat terkenal( well-known marks).Sebuah merek dapat

menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena melalui merek produk barang atau

jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya, kualitasnya serta keterjaminan bahwa

suatu produk tersebut Original. Melalui merek sebuah perusahaan telah membangun

suatu karakter terhadap produk-produknya, yang diharapkan akan dapat membentuk

1
reputasi bisnis yang meningkat atas penggunaan merek tersebut. Upaya pemilik

merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain merupakan hal yang

sangat pentingdan sepatutnya dilindungi oleh hukum. Berkaitan dengan perlindungan

merek, perdagangan tidak akan berkembang jika merek tidak mendapat perlindungan

hukum yang memadai di suatu Negara. Pembajakan atau pelanggaran-pelanggaran

merek tentunya tidak hanya merugikan para pengusahanya saja sebagai pemilik atau

pemegang hak atas merek tersebut, tetapi juga bagi para konsumen.

Disini Hak Merek merupakan bagian dari HKI. Merek dianggap sebagai “roh”

dari suatu produk. Bagi pengusaha, merek merupakan aset yang sangat bernilai karena

merupakan ikon kesuksesan sejalan usahanya yang dibangun dengan segala keuletan

termasuk biaya promosi. Bagi produsen merek dapat digunakan sebagai jaminan mutu

hasil produksinya. Merek Terdaftar, sering disimbolkan dengan tanda. Setelah

meratifikasi WTO Agreement, Indonesia melakukan banyak revisi terhadap berbagai

undang-undang di bidang Hak Kekayaan Intelektual yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang diuraikan diatas, maka terdapat beberapa permasalahan

yang akan dibahas, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Merek ?

2. Bagaimana syarat dan tata cara pengajuan permohonan Merek ?

3. Bagaimana perlindungan hukum bagi pemegang Merek terkenal ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan merek.

2.  Mengetahui sayarat dan tata cara pengajuan merek?

3.  Mengetahui perlindungan hukum bagi pemegang Merek terkenal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI SERTA PENGATURAN HAK MEREK

2.1.1 Pengertian Merek

Merek adalah alat untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi

oleh suatu perusahaan dengan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh

perusahaan lain. Menurut Molengraaf, merek adalah dipribadikannya sebuah

barang tertentu dengan nama untuk menunjukkan asal barang dan jaminan

kualitasnya sehingga bisa dibandingkan dengan barang-barang sejenis yang dibuat

dan diperdagangkan oleh orang atau perusahaan lain.

Berdasarkan beberapa ahli yang meneliti dalam bidang hak merek, beberapa

ahli menerangkan bahwa definisi/pengertian dari Hak Merek adalah:

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek :  Merek

adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka-angka,susunan

warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Hak Atas Merk adalah

hak ekslusif yang diberikan negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam

Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri

Merek tersebut atau memberikan ijin kepada pihak lain untuk menggunakannya.

Pengertian mengenai hal lain dalam UU NO. 15 TAHUN 2001 :

a. Hak Prioritas yakni,  Hak pemohon untuk mengajukan permohonan yang

berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention For The Protection

Of Industrial Property atau Agreement Establishing The World Trade

3
Organization untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di

negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota

salah satu dari kedua perjanjian itu, selama pengajuan tersebut dilakukan

dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan Paris Convention For

The Protection Of Industrial Property.

b. Lisens yakni, Ijin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada pihak

lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan

pengalihan hak) untuk menggunakan Merek tersebut, baik untuk seluruh atau

sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan

syarat tertentu. 

c. Merek Dagang yakni, Merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau

badan hukum yang membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. 

d. Merek Jasa yakni, Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan

oleh sesorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum

untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. 

e. Merek Kolektif yakni, Merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan

karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan

hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa

sejenis lainnya. 

Untuk lebih mengetahui tentang merk itu, maka penulis menyajikan teori

pengertian merek dari yakni :

a. Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1

Merek adalah Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-

4
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang

memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang

atau jasa.

b.  Menurut Philip Kotler (2000 : 404), menyatakan bahwa: “Merek adalah

tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan

warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya

pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan dan jasa.

c. pengertian merek menurut Djaslim Saladin (2003 : 84), menyatakan bahwa:

“Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau

gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa

dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan

membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.

d. DR. Buchori Alma (2000:105) : “Merek adalah  tanda atau simbol yang

memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa

kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.

e. Menurut Kotler (2000:404) ada enam pengertian yang dapat disampaikan

melalui suatu merek :

1) Atribut yakni, Sebuah merek menyampaikan atrribut-atribut tertentu

2) Manfaat yakni, Ada manfaat yang bisa diambil dari merek tersebut

yang akan dikembangkan menjadi manfaat fungsional atau emosional.

3) Nilai yakni, Merek menunjukan nilai produsen.

4) Budaya yakni, Merek menunjukan budaya tertentu.

5) Kepribadian yakni, Merek mencerminkan kepribadian tertentu. Jika

merek merupakan orang, binatang, atau suatu obyek.

5
6) Pemakai yakni, Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli

atau yang menggunakan produk tersebut.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semua definisi mempunyai

pengertian yang sama mengenai merek yakni salah satu atribut yang penting dari

sebuah produk, dimana merek suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi

produk tersebut. Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu

merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari

perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah

dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada saat

pembelian ulang produk tersebut. Pada dasarnya merek terdiri dari dua bagian

yaitu bagian yang dapat diucapkan yaitu nama merek, dan bagian yang dapat

dikenali tetapi tidak dapat diucapkan yaitu tanda merek.

2.1.2 Perlindungan Hak Merek

Perlindungan hak merek diperoleh setelah dilakukan pendaftaran merek.

Merek yang sudah didaftarkan disebut Merek Terdaftar, sering disimbolkan dengan

tanda (registered) setelah merek atau tanda (trademark) setelah merek.

Tujuan Perlindungan Hak Merek Perlindungan hak merek dimaksudkan untuk

melindungi pemilikan atas merek, investasi dan goodwill (nama baik) dalam suatu

merek, dan untuk melindungi konsumen dari kebingungan menyangkut asal usul

suatu barang atau jasa. Perlindungan hak merek dilakukan melalui Pendaftaran

Merek.

Justifikasi Perlindungan Merek, Paling tidak terdapat tiga (3) justifikasi

perlindungan hak merek menurut Bently & Sherman, yaitu:

a. Kreatifitas yakni, Usaha untuk membenarkan perlindungan Merek dengan

argumentasi kreatifitas adalah suatu hal yang lemah, sebagian karena pada saat

6
hubungan antara barang dengan Merek dipicu dan dikembangkan oleh

pedagang, namun peran yang sama besarnya justru diciptakan oleh konsumen

dan masyarakat. Bently dan Sherman memandang, bahwa argumentasi yang

paling meyakinkan dalam hal ini terkait dengan pendapat yang melihat Merek

sebagai imbalan atas investasi.

b. Informasi yakni, Ini merupakan justifikasi utama perlindungan merek, karena

merek digunakan dalam kepentingan umum sehingga meningkatkan pasokan

informasi kepada konsumen dan dengan demikian meningkatkan efisiensi

pasar. Merek merupakan cara singkat komunikasi informasi kepada pembeli

dilakukan dalam rangka membuat pilihan belanja. Dengan melindungi merek,

lewat pencegahan pemalsuan oleh pihak lain, maka akan menekan biaya

belanja dan pembuatan keputusan. Peran iklan dalam dunia industri yang

makin dominan menjadikan perlindungan merek menjadi semakin penting.

c. Etis yakni, Argumentasi etis utama bagi perlindungan Merek didasarkan pada

gagasan mengenai keadilan dan fairness. Khususnya dikatakan bahwa

“seseorang tidak boleh memetik dari yang tidak ditanamnya”. Lebih khusus

dikatakan dalam argumentasi ini, bahwa dengan mengadopsi Merek orang lain

maka seseorang telah mengambil keuntungan dari nama baik yang dihasilkan

oleh pemilik asli Merek.

2.1.3 Penegakan Hukum Hak Merek

Sebagaimana diketahui, bahwa perlindungan merek di Indonesia, semula

diatur dalam Reglement Industriele Eigendom Kolonien 1912, yang kemudian

diperbaharui dan diganti dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang

Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan (disebut pula Undang-Undang Merek

1961). Adapun pertimbangan lahirnya Undang-Undang Merek 1961 ini adalah

7
untuk melindungi khalayak ramai dari tiruan barang-barang yang memakai suatu

merek yang sudah dikenalnya sebagai merek barang-barang yang bermutu baik.

Selain itu, Undang-Undang Merek 1961 juga bermaksud melindungi pemakai

pertama dari suatu merek di Indonesia.

Selanjutnya, pengaturan hukum merek yang terdapat dalam Undang-Undang

Merek 1961, diperbaharui dan diganti lagi dengan Undang-undang Nomor 19

Tahun 1992 tentang Merek (selanjutnya disebut Undang-undang Merek 1992),

yang mulai berlaku sejak tanggal 1 April 1993. Dengan berlakunya Undang-

undang Merek 1992, Undang-undang Merek 1961 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pada prinsipnya Undang-Undang Merek 1991 telah melakukan penyempurnaan

dan perubahan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan merek, guna disesuaikan

dengan Paris convention. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992, disempurnakan

lagi dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997. Penyempurnaan undang-

undang terus dilakukan, hingga sekarang diberlakukan Undang-undang No. 15

Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 110, Tambahan

Lembaran Negara Tahun 4131), yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2001.

2.1.4 Jenis – Jenis Dan Macam – Macam Merek

a. Manufacturer Brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh

suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti

soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit,

vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.

b. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor

atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop

cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour

8
yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang

menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.

c. produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan

tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk

lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur,

minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga,

tanaman, dan lain sebagainya.

Merk terdiri dari 3 (Tiga) macam Berdasarkan Undang-Undang No. 15Tahun

2001, yaitu :

1) Merek Dagang yakni Merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau

badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.(Pasal

1 angka 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek)

2) Merek Jasa  yakni, Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan

oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum

untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka 3 Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek)

3) Merek Kolektif  yakni, Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa

dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang

atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang

dan/atau jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 15

Tahun 2001 Tentang Merek)

2.1.5 Strategi Merek Atau Brand Strategies

Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek

sebagai berikut di bawah ini :

9
a. Individual Branding / Merek Individu : Individual branding adalah memberi

merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari

unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada

wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar

yang beda.

b. Family Branding / Merek Keluarga : Family branding adalah memberi merek

yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang

sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek

gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk

berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya

toya, dan lain sebagainya.

2.2 SYARAT DAN TATA CARA PERMOHONAN PENGAJUAN MEREK

Ketentuan yang mengatur mengenai syarat dan tata cara Permohonan Merek

berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 diatur dalam :

a) Pasal 7 sampai dengan pasal 10 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001

b) Pasal 1 hingga Pasal 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 1993 tentang tata cara Permintaan Pendaftaran merek.

Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada

Direktorat Merek dengan ketentuan:

1) Permohonan diajukan dengan menggunakan formulir yang bentuk dan isinya

seperti contoh yang dilampirkan pada Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 23 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permintaan Pendaftaran

Merek.

2) Pengisian formulir Permohonan tersebut wajib dilakukan dalam rangkap

empat dengan mencantumkan:

10
a. Tanggal, bulan dan tahun

b. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon

c. Pemohon dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara

bersama, atau badan hukum 

d. Dalam hal Permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang

secara bersama-sama berhak atas Merek tersebut, semua nama Pemohon

dicantumkan dengan memilih salah satu alamat sebagai alamat mereka.

Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasanya, dengan ketentuan dalam

hal permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara bersama-sama

berhak atas Merek tersebut, Permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu

Pemohon yang berhak atas Merek tersebut dengan melampirkan persetujuan tertulis

dari para pemohon yang mewakili. Dalam hal Permohonan tersebut diajukan melalui

Kuasa (Konsultan Hak Kekayaan Intelektual), Permohonan ditandatangani oleh

Kuasa dengan ketentuan yakni Surat Kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak

yang berhak atas Merek tersebut. Dan jika penerima Kuasa lebih dari satu orang, dan

dalam surat kuasa tidak terdapat klausul “surat kuasa diberikan kepada kuasa-kuasa

tersebut untuk bertindak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama”, menurut

pendapat penulis, Permohonan harus ditandatangani oleh semua penerima kuasa.

2.3 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG MEREK TERKENAL

Menurut Sudikno Mertokusumo memberikan gambaran terhadap pengertian

Perlindungan hukum , yaitu segala upaya yang dilakukan untuk menjamin adanya

kepastian hukum yang didasarkan pada keseluruhan peraturan atau kaidah-kaidah yang

ada dalam suatu kehidupan bersama. Keseluruhan peraturan itu dapat dilihat baik dari

Undang-Undang maupun Ratifikasi Konvensi Internasional.

11
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis beranggapan bahwa perlindungan hak

kekayaan intelektual khususnya terhadap Merek Terkenal bersifat preventif dan

repressif.

Perlindungan secara preventif dititkberatkan pada upaya untuk mencegah agar

merk terkenal tidak dapat dipakai oleh orang lain secara salah. Upaya itu dapat berupa

Penolakan pendaftaran oleh kantor Merek dan Pembatalan Meerk terdaftar yang

melanggar hak merek orang lain. Akibat kesalahan pendaftaran yang dilakukan oleh

petugas kantor merek, suatu merk yang seharusnya tidak dapat didaftar tetapi akhirnya

didaftar dalam daftar umum merk(DUM) yang mengesahkan merk tersebut. Padahal

merk tersebut jelas-jelas melanggar merek orang lain, karena berbagai hal antara lain

mirip atau sama dengan merk lain yang telah terdaftar sebelumnya.

Perlindungan secara Represif dititikberatkan pada pemberian hukuman kepada

barang siapa yang telah melakukan kejahatan dan pelanggaran merk sebagaimana

diatur dalam pasal 90, 91, 94 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merk.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana

merek suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek

tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk

membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan

identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada

gilirannya tentu akan memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut. Pada

dasarnya merek terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang dapat diucapkan yaitu nama

merek, dan bagian yang dapat dikenali tetapi tidak dapat diucapkan yaitu tanda merek.

Kini masyarakat dalam melakukan pengajuan permohonan sudah tidak

mengalami kesulitan karena Pemerintah melalui DITJEN HKI telah banyak

melakukan sosialisasi baik lewat masmedia maupun forum-forum yang yang telah

dibentuk. Sehingga akhirnya bagi pemilik hak tersebut tidak usah khawatir akan

adanya kerugian yang diakibatkan oleh oknum yangtak bertanggung jawab yang ingin

memanfaatkan kepopuleran merk suatu produk tertentu.

            Bahwa telah kita bahas dihalaman sebelumnya tentang perlindungan terhadap

pemilik hak merk sudah sangat ketat dengan melalui beberapa tahap proses

penyeleksian terhadap pendaftaran merk dan itu dibuktikannya dengan beberapa

undang-undang dan peraturan pemerintah Republik Indonesia yang selalu di

perbaharui seiring perkembangan dan semakin maraknya persaingan di dunia

perdagangan baik nasional maupun internasional. Sehingga dengan adanya beberapa

regulasi tersebut dapat menekan berbagai macam tindak kejahatan dibidang Hak

Kekayaan Intelektual khususnya Merek.

13
3.2.      Saran

Saran yang dapat disampaikan melalui penulisan makalah ini ialah, agar setiap

orang yang membacanya dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan merek serta

bagaimana tahapan- tahapan dalam pendaftarannya, kita juga harus mngerti agar suatu

saat tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan mengenai penetapan merek yang

akan dibuat maupun menjaga merek yang telah dimliki dengan mendaftarkannya

sebagai bukti kepemilikan merek tertentu.

           

14
DAFTAR PUSTAKA

Saladin, Djaslim, 2003, “Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran”, Cetakan Ketiga,

Bandung : Linda Karya

Alma, Buchari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.Edisi Revisi. Cetakan

Keempat. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Kotler, Philip, 2000, Marketing Management. Edisi Milenium, Prentice Hall Intl, Inc New

Jersey.

Mertokusumo, Sudikno, 2005, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, liberty, Yogyakarta.

Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merk.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permintaan

Pendaftaran Merek.

15

Anda mungkin juga menyukai