Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BERTERNAK AYAM KAMPUNG

Nama : M. Nafis Abyan


No : 19
Kelas : XII MIPA I

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
tugas “Makalah Ternak Ayam Kampung”.
Makalah ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa yang diharapkan  dan
dengan terselesainya makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya.
Makalah ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar
kiranya kami sebagai pelajar dapat memahami betul tentang perlunya sebuah
tugas agar menjadi bahan pembelajaran.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan
ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Guru
Pembimbing dan Teman teman berkat kerjasamanya sehingga Makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan
dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun, sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan
bahan kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis,
semoga karya ilmiah yang penulis buat  ini mendapat ridho dari Tuhan Yang
Maha Esa.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Tujuan......................................................................................................1

C. Ruang Lingkup.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan............................................................................................2

2.2 Mengenal Ayam Kampung.....................................................................3

2.3 Persiapan Beternak.................................................................................3

2.4 Pemeliharaan...........................................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................8

3.2 Saran.......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................9

ii
1
BAB I PEDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat
dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah
bukan hal asing.
Istilah ayam kampung semula adalah kebalikan dari istilah ayam ras, dan sebutan ini
mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar perumahan. Namun,
semenjak dilakukan program pengembangan, pemurnian, dan pemuliaan beberapa ayam lokal
unggul, saat ini dikenal pula beberapa ras unggul ayam kampung. Untuk membedakannya
kini dikenal istilah ayam buras (singkatan dari "ayam bukan ras") bagi ayam kampung yang
telah diseleksi dan dipelihara dengan perbaikan teknik budidaya (tidak sekadar diumbar dan
dibiarkan mencari makan sendiri). Peternakan ayam buras mempunyai peranan yang cukup
besar dalam mendukung ekonomi masyarakat pedesaan karena memiliki daya adaptasi yang
tinggi (secara alamiah) sehingga terhadap lingkungan dan pemeliharaannya relatif lebih
mudah. Oleh karena itu, bagaimana cara beternak ayam kampung tersebut ?

B.      Rumusan Masalah


1. Bagaimana potentsi ayam kampung sebagai hewan ternak ?
2. Apa saja yang harus disiapkan dalam berternak ayam kampung ?
3. Bagaimana cara perawatan ternak ayam kampung yang baik ?

C.    Tujuan Masalah
1. Mengetahui potensi ayam kampung sebagai hewan ternak.
2. Dapat mempersiapkan hal-hal yang harus disiapkan dalam berternak ayam kampung.
3. Mengetahui cara merawat ayam kampung dengan baik.

2
BAB II PEMBAHASAN

A.    Potensi Ayam Kampung

Ayam kampung yang diternakan berasal dari ayam hutan di Asia Tenggara. Ayam
hutan merupakan nenek moyang dari ayam kampung yang berada di Pulau Jawa dan juga
terdapat di pegunungan yang ketinggiannya 1000 – 1700 meter dari permukaan laut.
Produktivitas ayam kampung memang melonjak rata-rata pertahun 60 butir dan berat ayam
jago tua lebih kurang 1,9 kg.
Kemampuan bertelur beberapa ayam
Spesies Rata-rata Clutch Max Produksi/Tahun
Petelur 10 – 14 300 – 360
Pedaging 10 – 14 190 – 200

B. Persiapan Beternak Ayam Kampung

a.    Tujuan Beternak


1)      Hanya sekedar untuk mengisi waktu luang.
2)      Hanya sekedar memanfaatkan lahan kosong.
3)      Hanya mencari nafkah.

b.     Penentuan Lokasi


1)      Lokasi itu tidak jauh dari pemasaran atau tidak jauh dari produksi.
2)      Lokasi itu tidak jauh dari keramaian.
3)      Memperhatikan tatacara mempergunakan tanah dari pemerintah.
4)      Hendaknya fasilitas fisik cukup air, tidak dibawah lembah atau bukit.

c.    Sistem Produksi Berkesinambungan


1)      Memperoleh kemampuan beli dari para pengecer.
2)      Memperoleh kemampuan beli dari pedagang.
3)      Memperoleh informasi dari pasar.
Dan langkah-langkahnya adalah :
1)      Memperhatikan kemampuan ayam bertelur.
2)      Produksi pertahun di jadikan per minggu.
3)      Jauh pesanan dari pada langkah ke-2.

3
d.    Perencanaan Kandang
4 m       Sistem ayam terkurung
6m        Sistem ayam pelindung
Lebar x panjang          = luas kandang
4 x panjang                  = luas kandang
      panjang                  = luas kandang / 4

1)      Bahan Yang Digunakan


a.       Beton atau tiang besi
b.      Bambu dan balok
2)      Penempatan Kandang
Ditempatkan membujur dari utara ke selatan sehingga sisi kanan mengarah ke matahari terbit
dan kiri kematahari terbenam, dengan itu pengembusan angin lebih bebas.
3)      Lingkungan Peternakan
Sebaiknya lingkungan tidak terlalu lembab, agar ayam tidak terlalu dingin ketika angin
berhembus.
a.       Sistem Meminjam dari Bank
Ayam kampung bertelur diproduksi umur 5 bulan dan dikembalikan masa tenggangnya, masa
cicilan dan hutangnya.
b.      Sistem Kerja Sama
Dapat dilakukan apabila telah memiliki tanah milik sendiri
4)      Perancangan Tenaga Kerja
Untuk menjual ayam perorang dapat dipelihara, itu ada 150 ekor kebawah-dewasa. Produktif
cukup dipegang satu orang. Kelak apabila ayam tersebut berkembang dengan baik dan
sukses. Maka hasil diperoleh penanam modal 40 % dari penanaman modal kemudian 60%
dibagi kepada pekerja lainnya

C.      Perawatan Ternak Ayam Kampung

a.    Sistem Perawatan Ternak Ayam Kampung


1)      Sistem Ekstensif
Cara ini tidak digunakan dengan tangan manusia, melainkan dilepas begitu saja dan datang
sendiri pada malam hari dengan begitu ayam bebas memilih makanannya.
2)      Sistem Semi Intensif
Cara ini baru ada sedikit campur tangan manusia. Tujuannya untuk memperoleh pengetahuan
cara dan mula-mula beternak ayam.
3)      Sistem Intensif

4
Cara ini dilakukan sepenuhnya oleh campur tangan manusia. Ciri-ciri dari cara ini adalah
diperlukannya modal tambahan dan pengetahuan, dan memperoleh hasil yang lebih baik.

b.     Kandang
 Fungsi kendang :
a.       Hanya tempat bermalam saja.
b.      Hanya tempat berteduh dari hujan dan panas.
c.       Fasilitasnya harus benar-benar lengkap.

 Batasan yang perlu diperhatikan :


a.       Untuk anak dan induk ayam tiap 1 m persegi cukup 30 anak ayam.
b.      Untuk ayam yang memasuki usia telur tiap m2 cukup 16 ekor. Kurangi jumlah itu menjadi 14
ekor pada saat ayam bertelur.
c.       Untuk ayam yang bertelur tiap meter persegi 6 ekor

Berdasarkan sistem lantai :


a.       Sistem lantai litter
Lantai ini bertumpu pada tanah yang dipadatkan dan disemen lalu ditabur kulit padi pada
lantai setebal 6 cm.
b.      Sistem lantai cage
Cara ini bertumpu langsung pada tanah, tetapi antara tanah dan lantai ada ruang untuk
menampung tinja dan setelah itu terdapat lantai bambu berlubang-lubang.

C.    Pemeliharaan Anak Ayam


1)      Oleh 1 Induk
Setelah ayam menetas semua dan bulunya sudah kering maka induknya segera membawa
anak ayam yang baru menetas itu keluar dari pengeraman. Bila memakai sistem pemeliharaan
halaman berumur 4 – 7 hari, induknya dan anaknya dapat dilepas kehalaman.

2)      Oleh Induk Buatan


Cara ini merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan. Contoh, telur yang ditetaskan
oleh induk lain yang bukan mengeluarkan telurnya. Yang bertujuan memberi kehangatan
pada telur. Yang kemudian juga dapat memberi pengalaman pada induk ayam buatan

D.    Pemeliharaan Lepas Induk


Hal ini dilakukan induk ayam apabila anak ayam sudah mampu hidup sendiri.
Meskipun anak ayam sudah mampu hidup sendiri induk ayam tetap menjaga apabila anaknya
diganggu.
Vaksinasi tetes pada masa lepas induknya dilakukan kurang lebih 1,5 bulan sebelum
bertelur. Sebagian vaksinasi yang pertama dilakukan semasa anak ayam. Kemudian dalam
hal pemisahan, dapat dilakukan semenjak awal masa lepas dan yang betina dilakukan 2
minggu setelah bertelur.

5
E.     Perbaikan Sistem Pemeliharaan dan Produksi
Contoh cara tradisional hanya dihasilkan 30 – 40 butir telur. Sedangkan pemeliharaan
yang baik dapat dicapai 160 butir per bulan.

a. Cepat atau lambatnya bertelur terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi :


1)      Kualitas dan kuantitas makanan.
2)      Cahaya matahari.
3)      Kesehatan ayam.
4)      Perawatan umum pada ayam

b. Tinggi atau rendahnya produksi telur dipengaruhi :


1)      Keturunan
2)      Makanan
3)      Pemeliharaan
4)      Penyakit

F.     Pemeliharaan Masa Bertelur


Anak ayam jantan sebaiknya diambil yang umurnya 1 – 2 bulan lebih tua dan ayam
betina supaya pada masa bertelur ayam betina dapat mengkonsentrasikan diri pada telur yang
dieraminya.

G.    Masa Pemanenan


Dalam pemanenan ayam akan dimasukkan pada satu bot, dan setiap bot diisi paling
banyak 5 ekor, agar ayam tidak lemas. Dalam membawa ayam itu atau menstranfer ke daerah
lainnya, kecepatan rata-rata mobil harus diatas 85 km/jam, dalam hal ini juga diperlukan
kemahiran supir mengangkut ayam tersebut, agar ayam tidak cepat pusing.

6
BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
Dari tulisan-tulisan yang di cantumkan dalam “Cara-Cara Beternak Ayam Kampung”, maka
bisa disimpulkan :
1.      Proses Perawatan
Perawatan yang lebih efektif juga akan menimbulkan efek terhadap ayam-ayam, kemudian
setiap 1 x 5 hari kandang dibersihkan agar bulu ayam tetap bersih.
2.      Pembuatan Kandang
Proses pembuatan kandang tidak harus terlalu besar, tetapi setidaknya kandang untuk induk
dibedakan pada usia anak ayam melebihi 15 hari.
3.      Langkah – Langkah Yang Harus Diingat
Ayam tidak perlu dikasih mineral setiap saat karena akan melebihi lemak pada daging-
dagingnya, setidaknya mineral dicampur jika 200 ekor ayam cukup hanya 20 bks mineral.
Jadi setiap jumlah ayam dibagi 10 dengan mineral.

3.2.     Saran
Untuk kegiatan yang seterusnya disarankan agar, berhati-hati melihat atau membaca
susunan dari buku ini yang dianggap palsu.

DAFTAR PUSTAKA

Rasyat Muhammad. 1986. Beternak Ayam Kampung. Sindang Barang : Penebar Sajada.
F. Komar, Sopiandi. 1968. Mengenal dan Beternak Ayam. Yogyakarta-Jakarta : Dian Publishing
Company.
Soeseno, Ari. 1987. Beternak Ayam. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai