Anda di halaman 1dari 9

ISLAMIC CHARACTER BUILDING (ICB) SEBAGAI LANDASAN

PENDIDIKAN KARAKTER PADA TINGKAT PENDIDIKAN ANAK


USIA DINI (PAUD)

Dewiyana1, Mariatul Fithriasari2


Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C FKM Unair, Surabaya 60115,
Pos-el: dewiyananina@gmail.com, mariatulfithriasari@ymail.com

Abstrak
Akhir-akhir ini masalah korupsi, kejahatan seksual, kehidupan ekonomi yang konsumtif dan kehidupan
politik yang pelik merupakan permasalahan yang kerap kali muncul di masyarakat. Realita tersebut
seolah menjadi hal yang wajar, padahal sangat jauh dari nilai-nilai dan karakter bangsa ini. Indonesia
sejatinya adalah bangsa dan negara yang besar karena mempunyai modal yang memadai untuk terus
berkembang. Namun, mentalitas bangsa kita belum terbangun secara utuh, sehingga menjadi penghambat
dalam kemajuan menuju bangsa dan negara yang berkarakter. Salah satu media yang penting untuk
mengubah mentalitas bangsa adalah lewat pendidikan.

Pendidikan tidak hanya sekedar “transfer of knowledge” tetapi juga “transfer of emotion” yang kaya akan
pembentukan karakter dan nilai-nilai luhur kepribadian bangsa. Dalam deskripsi nilai pendidikan budaya
dan karakter bangsa yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional, salah satu nilai yang
menjadi prioritas adalah religius. Dalam hal ini nilai-nilai religius diharapkan mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang landasan dasar pembangunan karakter terutama pada usia dini. Karena
pada usia dini merupakan periode golden age, pada masa ini otak anak berkembang 80% sehingga
karakter anak lebih mudah untuk dibentuk terutama karakter religius.

Oleh karena itu, pembangunan karakter yang berlandaskan religiusitas terutama pada anak usia dini
sangatlah penting. Sejalan dengan hal ini Islamic Character Building (ICB) sebagai landasan pendidikan
karakter sangat cocok diterapkan pada tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan
menggunakan metode Tarbiyah, Ta’dîb, Tazkiyah, dan Tadlrîb dalam proses pembelajaran, maka tujuan
akhir pendidikan yang ingin dicapai yaitu terbentuknya anak yang berkarakter takwa dan berakhlak budi
pekerti yang luhur bisa terealisasikan.

Kata Kunci: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Islamic Character Building (ICB), Taqwa

Abstract
Lately the problem of corruption, sex crimes, life of the consumer economy and political life is a
complicated issue that often appears in public. The reality seems to be a natural thing, but it so far from
the values and character of this nation. Indonesia is actually a great nation because it has sufficient
capital to continue to grow. However, the mentality of our people have not been awakened in their
entirety, so it is the bottleneck in the progress toward the nation of character. One of the important media
to change the mentality of the people is through education.

Education is not just a "transfer of knowledge" but also "the transfer of emotion" that is rich in the
formation of character and noble values of national identity. In the description of the values and
character of the nation's cultural education, announced by the Ministry of National Education, one of the
priority value is religious. In this case religious values are expected to answer questions about the basic
foundation of character development, especially at an early age. Because at an early age is a golden age
period, at this time 80% of a child's brain develops so much easier for the child's character is formed
mainly of religious character.

Therefore, the development of character based religiosity, especially in early childhood is essential. In
line with this Islamic Character Building (ICB) as the foundation of character education is very suitable
to be applied at the level of Early Childhood Education (ECD). By using Tarbiyah, Ta'dib, Tazkiyah, and
Tadlrîb in the learning process, the ultimate goal of education is to be achieved is the establishment of
piety child and moral character of noble character can be realized.

Key Words : Islamic Character Building (ICB), Early Childhood Education (ECD), Taqwa
Pendahuluan mengurangi penyebab berbagai masalah
karakter bangsa.
Persoalan karakter bangsa kini
Pemerintah Indonesia melalui
menjadi sorotan tajam di masyarakat.
Kementerian Pendidikan Nasional sudah
Persoalan yang muncul di masyarakat seperti
mencanangkan penerapan pendidikan
korupsi, kekerasan, kejahatan seksual,
karakter untuk semua tingkat pendidikan,
perusakan, perkelahian massa, kehidupan
dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga
ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik
Perguruan Tinggi (PT). Namun, pendidikan
pelik menjadi topik pembahasan hangat di
untuk pembentukan karakter perlu dilakukan
berbagai kesempatan. Realita yang terjadi di
sejak usia dini. Jika karakter sudah terbentuk
Indonesia kini sangat jauh dari kondisi yang
sejak usia dini, maka karakter seseorang
ideal. Bangsa Indonesia seperti kehilangan
tidak akan mudah terpengaruh juga sekaligus
karakter dan jati dirinya.
dapat membangun kepribadian bangsa. (Nuh,
Indonesia sejatinya adalah bangsa dan
2013)
negara besar. Indonesia memiliki modal atau
Indonesia adalah negara yang memiliki
kekuatan yang memadai untuk menjadi
muslim terbesar di dunia. Hal tersebut dapat
bangsa besar dan negara yang kuat. Akan
dilihat dalam grafik di bawah ini:
tetapi modal yang besar itu seakan tidak
banyak berarti apabila mentalitas bangsa ini
belum terbangun atau belum berubah ke arah
yang lebih baik. Mentalitas bangsa Indonesia
yang kurang kondusif akan menjadi
penghambat kejayaan bangsa Indonesia
menjadi bangsa maju yang berkarakter.
Media yang cukup ampuh untuk mengubah
mentalitas bangsa adalah lewat pendidikan.
Pendidikan yang mampu memperbaiki
Gambar 1.1 10 Negara dengan jumlah
mentalitas tidak hanya memperbaiki sumber
muslim terbanyak di dunia (dalam jutaan).
daya manusia dari segi keilmuan saja, tetapi Grafik di atas menunjukkan bahwa
juga perbaikan moral di kehidupan yang akan populasi umat Islam terbesar di dunia adalah
datang. Pendidikan dianggap sebagai Indonesia. Pertumbuhan jumlah umat Islam
alternatif yang bersifat preventif dalam ini akan terus meningkat dan diperkirakan
peranannya membangun generasi baru yang pada tahun 2030 jumlah Muslim dunia
lebih baik. Pendidikan diharapkan dapat sekitar 2.2 miliar jiwa atau sekitar 35 persen
mengembangkan kualitas generasi muda pada tahun tersebut. Menurut data dari The
bangsa dalam berbagai aspek yang dapat Pew Forum on Religion & Public Life pada
tahun 2010, Indonesia memiliki sekitar 205 karakter ini juga bertujuan untuk melakukan
juta jiwa umat islam atau 88,1 persen dari usaha sungguh-sungguh, sitematik dan
jumlah penduduk. Indonesia adalah negara berkelanjutan dalam dunia pendidikan. Selain
yang terletak di benua Asia sebelah tenggara. itu berfungsi membangkitkan dan
Meskipun jauh dari negara asal agama Islam, menguatkan kesadaran serta keyakinan
namun penduduk yang menganut agama semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada
Islam di Indonesia sangatlah besar, yaitu masa depan yang lebih baik tanpa
sekitar 12,7 persen dari total Muslim dunia. membangun dan menguatkan karakter rakyat
Hal ini selaras dengan deskripsi nilai Indonesia.
pendidikan budaya dan karakter bangsa yang
dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan Kajian Pustaka
Nasional bahwa salah satu nilai yang menjadi Pendidikan menurut Undang-
prioritas adalah religius. Yakni sikap dan Undang Sistem Pendidikan Nasional
perilaku yang patuh dalam melaksanakan selanjutnya disebut UU Sisdiknas, No.20
ajaran agama yang dianutnya, toleran tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan untuk mewujudkan suasana belajar dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain. proses pembelajaran agar peserta didik secara
Dengan harapan nilai-nilai religius mampu aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
landasan dasar dalam pembangunan karakter. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
Oleh karena itu, pembangunan akhlak mulia, serta keterampilan yang
karakter yang berlandaskan keislaman sangat diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam
diperlukan terutama di usia dini. Usia dini Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan bahwa,
merupakan periode golden age, pada masa “Pendidikan nasional berfungsi
ini otak anak berkembang 80%. Pada masa mengembangkan dan membentuk watak serta
ini karakter anak mudah dibentuk, oleh peradaban bangsa yang bermartabat dalam
karena itu anak perlu dibimbing dengan cara rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang baik dan sesuai dengan usianya agar bertujuan untuk berkembangnya potensi
nantinya menjadi anak yang unggul secara peserta didik agar menjadi manusia yang
agama maupun intelektual. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Dengan Adanya hal tersebut, maka Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
Islamic Character Building (ICB) sebagai cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
landasan pendidikan karakter sangat cocok negara yang demokratis serta bertanggung
diterapkan pada tingkat Pendidikan Anak jawab.”
Usia Dini (PAUD). Model pendidikan Jika dipahami lebih jauh, dalam UU
Sisdiknas ini telah mencakup pendidikan landasan pendidikan adalah sebagai dasar
karakter, yaitu pada bagian kalimat terakhir pijakan praktik pendidikan. Pada fase usia
yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dini cenderung lebih mudah tersentuh oleh
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, motivasi dari pada ancaman. Maka,
akhlak mulia, serta keterampilan yang hendaknya pendidik tidak mengandalkan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan ancaman untuk mendidik sang anak, seperti
negara. daripada memberitahukan anak tentang
Bagian kalimat tersebut juga murka Allah, siksa dan neraka-Nya, lebih
menggambarkan tujuan pendidikan yang baik memotivasinya bahwa kebaikan akan
mencakup tiga dimensi. Yaitu dimensi mendapat balasan surga dengan segala
ketuhanan, pribadi dan sosial. Artinya, kenikmatannya.
pendidikan bukan diarahkan pada pendidikan Jadi dalam pendidikan di Indonesia,
yang sekuler, bukan pada pendidikan pendidikan yang mencakup dimensi
individualistik, dan bukan pula pada ketuhanan akan menjadikan agama sebagai
pendidikan sosialistik. Tapi dari defenisi landasan. Bukan memisahkan antara
pendidikan ini, pendidikan yang diarahkan di keduanya. Hal inilah yang menjadi salah satu
Indonesia itu adalah pendidikan mencari jalan pembentukan karakter bagi generasi
keseimbangan antara ketuhanan, individu dan muda Indonesia.
sosial. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Karakter bangsa Indonesia adalah adalah jenjang pendidikan sebelum
karakter yang dimiliki warga Negara jenjang pendidikan dasar yang merupakan
Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
yang dinilai sebagai suatu kebajikan anak sejak lahir sampai dengan usia enam
berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat tahun. Hal ini dilakukan melalui
dan bangsa Indonesia. Karakter sebagai suatu pemberian rangsangan pendidikan untuk
moral excellence atau akhlak dibangun di membantu pertumbuhan dan perkembangan
atas berbagai kebajikan (virtues) yang pada jasmani dan rohani agar anak memiliki
gilirannya hanya memiliki makna ketika kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
dilandasi atas nilai-nilai yang berlaku dalam lanjut, yang diselenggarakan pada jalur
budaya bangsa. formal, nonformal, dan informal.
Landasan religius pendidikan, yaitu Rentangan anak usia dini menurut Pasal
asumsi-asumsi yang bersumber dari religi 28 UU Sisdiknas ayat 1 adalah 0-6 tahun.
atau agama yang menjadi titik tolak dalam Sementara menurut kajian rumpun keilmuan
rangka praktik pendidikan dan atau studi PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa
pendidikan. Dengan kata lain, fungsi negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8
tahun. Ruang Lingkup PAUD adalah: bermain. Apapun metodenya, yang harus
1. Infant (0-1 tahun) diperhatikan ialah hubungan komunikasi
2. Toddler (2-3 tahun) guru dengan anak, bagaimana cara guru
3. Preschool/Kindergarten Children (3-6 tersebut berkomunikasi. Ketika mengajar,
tahun) sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan
4. Early Primary School/SD Kelas Awal (6- anak. Berikut beberapa metode Islamic
8 tahun) Character Building (ICB) sebagai landasan
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan karakter pada PAUD:
salah satu bentuk penyelenggaraan a. Metode tarbiyah digunakan untuk
pendidikan yang menitikberatkan pada membangkitkan rasa kasih sayang,
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan kepedulian dan empati dalam hubungan
perkembangan fisik (koordinasi motorik interpersonal antara guru dengan murid,
halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, sesama guru dan sesama siswa.
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan Implementasi metode tarbiyah dalam
spiritual), sosio emosional (sikap dan pembelajaran mengharuskan seorang guru
perilaku serta agama) bahasa dan bukan hanya sebagai pengajar melainkan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan seorang bapak atau ibu yang memiliki
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh kepedulian dan hubungan interpersonal
anak usia dini. yang baik dengan siswa-siswinya.
Ada dua tujuan diselenggarakannya Kepedulian guru untuk menemukan dan
PAUD. Tujuan yang pertama untuk memecahkan persoalan yang dihadapi
membentuk anak Indonesia yang berkualitas, siswanya adalah bagian dari penerapan
yaitu anak yang tumbuh dan berkembang metode tarbiyah.
sesuai dengan tingkat perkembangannya b. Metode ta’dîb digunakan untuk
sehingga memiliki kesiapan yang optimal di membangkitkan “raksasa tidur”, kalbu
dalam memasuki pendidikan dasar serta (EQ) dalam diri anak didik. Ta’dîb lebih
mengarungi kehidupan di masa dewasa. berfungsi pada pendidikan nilai dan
Tujuan berikutnya untuk membantu pengembangan iman dan taqwa. Dalam
menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar pendidikan kalbu ini, sasarannya adalah
(akademik) di sekolah. terbentuknya anak didik yang memiliki
komitmen moral dan etika. Hasilnya
Pembahasan
adalah anak yang memiliki karakter,
Terdapat beberapa metode pengajaran
integritas dan menjadi mujaddid.
yang disesuaikan dengan tahap usia anak.
Mujaddid adalah orang yang memiliki
Pada tahap usia 0-3 tahun anak dapat
komitmen moral dan etis dan rasa
mengikuti kegiatan di sekolah taman
terpanggil untuk memperbaiki kondisi Al-Ahzab ayat 21 mengatakan:
masyarakatnya. “Sesungguhnya Telah ada pada (diri)
c. Metode tazkiyah digunakan untuk Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
membersihkan jiwa (SQ). Tazkiyah lebih (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
berfungsi untuk mensucikan jiwa dan Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
mengembangkan spiritualitas. Sasarannya banyak menyebut Allah.”
adalah terbentuknya jiwa yang suci, jernih Tujuan dari pendidikan karakter dalam
dan damai. Hasilnya adalah terbentuknya perspektif pendidikan Islam di Indonesia itu
jiwa yang tenang (nafs al-mutmainnah), adalah supaya interaksi manusia dengan
ulûl arhâm dan tazkiyah. Ulûl arhâm Allah SWT dan sesama makhluk lainnya
adalah orang yang memiliki kemampuan senantiasa terpelihara dengan baik dan
jiwa untuk mengasihi dan menyayangi harmonis. Pendidikan karakter memerlukan
sesama sebagai manifestasi perasaan yang pembiasaan. Karakter tidak terbentuk secara
mendalam akan kasih sayang Tuhan instan, tapi harus dilatih secara serius dan
terhadap semua hamba-Nya. proporsional agar mencapai bentuk dan
d. Metode tadlrîb (latihan) digunakan untuk kekuatan yang ideal. Pembinaan karakter
mengembangkan keterampilan fisik, selanjutnya dilakukan dalam lingkungan
psikomotorik dan kesehatan fisik. Hasil keluarga dan harus dilakukan sedini mungkin
dari tadlrîb adalah terbentuknya anak sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
yang mampu bekerja keras, pejuang yang perkembangan anak.
ulet, tangguh dan seorang mujahid. Melalui pembinaan karakter islam pada
Mujahid adalah orang yang mampu setiap individu dan keluarga akan tercipta
memobilisasi sumber dayanya untuk peradaban masyarakat yang tentram dan
mencapai tujuan tertentu dengan sejahtera. Karena dalam Islam, karakter atau
kekuatan, kecepatan dan hasil maksimal. akhlak mempunyai kedudukan penting dan
Semua pendekatan dan metode dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam
pendidikan dan pengajaran haruslah mengacu memandu kehidupan masyarakat.
pada tujuan akhir pendidikan yaitu Sebagaimana firman Allah SWT di dalam
terbentuknya anak yang berkarakter taqwa Al-qur’an surat An-Nahl ayat 90
dan berakhlak budi pekerti yang luhur. mengatakan: “Sesungguhnya Allah
Implementasi pendidikan karakter dalam menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
Islam, tersimpul dalam karakter pribadi kebajikan, memberi kepada kaum kerabat,
Rasulullah SAW. Dalam pribadi Rasul, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
tersemai nilai-nilai akhlak yang mulia dan kemungkaran dan permusuhan. dia memberi
agung. Sesuai dengan Al-qur’an dalam surat pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.” Karakter untuk Membangun
Masyarakat Madani. IPPK Indonesia
Pendidikan karakter dalam Islam
Heritage Foundation.
diperuntukkan bagi manusia yang Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan
Karakter; Solusi yang Tepat untuk
merindukan kebahagiaan dalam arti yang
Membangun Bangsa.Bogor:Indonesia
hakiki, bukan kebahagiaan semu. Karena Heritage Foundation.
karakter seorang muslim adalah karakter
Website:
yang benar-benar memelihara eksistensi Anonim. 2012. Landasan filsofi pendidikan
karakter pada siswa di sekolah.
manusia sebagai makhluk terhormat sesuai
(Online).
dengan fitrahnya. (http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2344324-
landasan-filsofi-pendidikan-karakter-
Simpulan
pada/#ixzz2hvyVOF00). (Diakses
Pada hakikatnya, pendidikan akan dapat
tanggal 20 Oktober 2013)
terwujud jika penyelenggaraan pendidikan
Diklat EDS LMPM Kalsel. 2011. (Landasan
dapat berjalan secara seimbang. Unsur
Pedagogis Pendidikan Budaya dan
terpenting dalam pembentukan karakter Karakter Bangsa). (Online).
(http://www.sriudin.com/2011/07/land
adalah pikiran, karena di dalam pikiran
asan-pedagogis-pendidikan-
terdapat seluruh program yang terbentuk dari budaya.html). (Diakses tanggal 22
Oktober 2013)
pengalaman hidup dan merupakan pelopor
Megawangi, Ratna, 2004. Pendidikan
segala hal. Oleh karena itu, metode ICB Karakter Solusi untuk Membangun
Bangsa. (Online).
sebagai landasan pendidikan karakter pada
(http://indovasi.or.id/content/pendidika
PAUD sangat baik diterapkan untuk n-karakter-anak-dimulai-sejak-usia-
dini#sthash.x37iYfMs.dpuf). (Diakses
membentuk generasi yang memiliki
tanggal 18 Oktober 2013)
integritas, berkarakter taqwa dan berakhlak Solehuddin. 2011. Membangun dan
Mengembangkan Karakter Anak
mulia sebagai bentuk kesiapan di masa
Melalui Pensinergian Pendidikan
mendatang. Rumah dan Sekolah. (Online).
(http://massofa.wordpress.com).
(Diakses tanggal 6 Desember 2011)
Pustaka Rujukan
Wildan, Muhammad. 2010. Berbagai
Buku:
Masalah Muncul karena Lemahnya
Amstrong, Thomas,Ph.D. (1997) Setiap anak
Karakter Bangsa. (Online).
cerdas. Jakarta: Gramedia Pustaka
(http://bpplsp-reg5.go.id/berita-252-id-
utama Departemen Pendidikan dan
berbagai-masalah-muncul-karena-
Kebudayaan.
lemahnya-karakter-bangsa.html).
Azzet, Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan
(Diakses tanggal 19 Oktober 2013)
Karakter di Indonesia. Yogyakarta.
Ar-Ruzz Media
Chatif, Munib. 2012. Sekolah Anak-Anak
Juara. Bandung. Kaifa.
Kesuma, Dharma. 2011. Pendidikan
Karakter. Bandung. PT. Remaja
Rosda Karya.
Megawangi, Ratna. 2003. Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai