Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ETIKA BISNIS (KULIAH ONLINE)

SELASA 21 APRIL 2020

Nama : Amalina Hanun


Nim : 18141900028

Tugas pertama :
Jawaban nomor 1 :
Menilai kebahagiaan secara objektif melalui system perhitungan Happiness Index. Namun
kebahagiaan itu adalah suatu emosi yang bersifat relatif karena kadar kebahagiaan pada setiap
manusia berbeda-beda tingkatannya. Jadi, saya tidak menyetujui pendapat J.S Mill bahwa
kebahagiaan dapat diukur dengan menggunakan aritmatik.
Uang merupakan salah satu perwakilan yang nyata dalam mengukur kebahagiaan, karena mencapai
suatu kebahagiaan akan selalu memerlukan modal atau biaya

Jawaban nomor 2 :
Etika dalam auditing sangat penting karena hal ini merupakan suatu prinsip untuk melakukan proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu
entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria-kriteria adalah yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. Profesi
akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga menimbulkan ketergantungan
dalam hal tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan Publik merupakan
kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini
menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, sehingga menimbulkan
ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Dalam kode etik
diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap klien yang membayarnya saja,
akan tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan publik adalah kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan
untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya serta sesuai dengan kode etik
professional AKDA.

Jawaban nomor 3 :
pemangku kepentingan atau sering disebut dengan istilahstakeholder adalah individu atau kelompok
yang berkepentingan terhadap keberhasilanorganisasi dalam memberikan hasil yang diinginkan dan
mempertahankan kelangsungan produkdan jasa organisasi. Pemangku kepentingan memengaruhi
program, produk, dan jasa. Contohnyatermasuk pelanggan, pemegang saham, dan karyawan.
Harapan pemangku kepentingan tentupenting bagi reputasi dan profitabilitas perusahaan. Seperti
yang dijelaskan sebelumnya,pemangku kepentingan mencakup seluruh elemen yang berhubungan
dengan perusahaantersebut. Setiap elemen dalam perusahaan pasti memiliki harapannya masing-
masing yangtentunya untuk menjaga nama baik perusahaan dan mendapatkan keuntungan.
Harapanpemangku kepentingan juga penting untuk melihat kinerja perusahaan.
Tugas ke dua :
Jawaban nomor 1 :
1. Pelanggaran yang dilakukan oleh Andi Iskandar dan rekan
Transparansi serta kejujuran dalam pengelolaan lembaga yang merupakan salahsatu derivasi
amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh salah satu badan usaha
milik negara, yakni PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporankinerja keuangan tahunan yang
diterbitkannya pada tahun 2005, ia mengumumkan
bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar telah diraihnya. Padahal, apabiladicermati,
sebenarnya ia harus dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp. 63milyar.Kerugian ini terjadi
karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapatmenagih pajak pihak ketiga.
Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketigadinyatakan sebagai pendapatan.
Padahal, berdasarkan standar akuntansi keuangan,ia tidak dapat dikelompokkan dalam
bentuk pendapatan atau asset. Dengandemikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi
atau perubahan keuangan telahterjadi di sini.Di lain pihak, PT Kereta Api Indonesia
memandang bahwa kekeliruan pencatatantersebut hanya terjadi karena perbedaan persepsi
mengenai pencatatan piutangyang tidak tertagih. Terdapat pihak yang menilai bahwa
piutang pada pihak ketigayang tidak tertagih itu bukan pendapatan. Sehingga, sebagai
konsekuensinya PTKereta Api Indonesia seharusnya mengakui menderita kerugian sebesar
Rp. 63milyar. Sebaliknya, ada pula pihak lain yang berpendapat bahwa piutang yang
tidaktertagih tetap dapat dimasukkan sebagai pendapatan PT Kereta Api Indonesiasehingga
keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar dapat diraih pada tahun tersebut.Diduga, manipulasi
laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia telah terjadi padatahun-tahun sebelumnya.
Sehingga, akumulasi permasalahan terjadi disini.

2. Pelanggaran yang telah dilakukan oleh KAP Hans Tuanakotta and Mustofa (Deloitte Touche
Tohmatsu's af iliate) adalah melanggar prinsip dasar etika profesi akuntan, terutama
integritas, objektivitas, dan perilaku profesional. Akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa
ikut bersalah dalam manipulasi laporan keuangan, karena sebagai auditor independen
akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) seharusnya mengetahui laporan-laporan
yang diauditnya itu apakah berdasarkan laporan fiktif atau tidak.Juga Sdr. Ludovicus Sensi W
sebagai rekan kerjanya. Untuk kasus PT. Kimia Farma, Direksi lama dan pihak manajemen
yang melakukan pelanggaran. Risiko ini berdampak pada reputasi HTM dimata pemerintah
ataupun publik, dan pada akhirnya HTM harus menghadapi konsekuensi risiko seperti
hilangnya kepercayaan publik dan pemerintah akan kemampuan HTM, penurunan
pendapatan jasa audit, hingga yang terburuk adalah kemungkinan ditutupnya Kantor
Akuntan Publik tersebut. Diluar risiko bisnis, risiko etika yang dihadapi KAP HTM ini
cenderung pada kemungkinan dilakukannya kolaborasi dengan manajemen Kimia Farma
dalam manipulasi laporan keuangan.Walaupun secara fakta KAP HTM terbukti tidak terlibat
dalam kasus manipulasi tersebut, namun hal ini bisa saja terjadi. Tindakan pemerintah
dilakukan dimulai dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) yang melakukan
pemeriksaan laporan keuangan dan menemukan kesalahan yang terjadi. Lalu ditindaklanjuti
oleh BP2AP (Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik) yaitu lembaga non pemerintah yang
dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesa (IAI) dan pemberian sanksi administratif berupa
denda, peringatan tertulis, pembekuan izin usaha, atau pencabutan izin usaha. Tindakan
yang dilakukan oleh HTM melanggar UU nomor 5 tahun 2011 tentang akuntan publik (Pasal
55 dan Pasal 56).
3. Pelanggaran yang dilakukan oleh Hendra Winata dan rekan Kesalahan yang dilakukan
akuntan publik dalam kasus di atas adalah kesalahan dalam proses audit. Hal ini sangat
memprihatinkan karena kesalahan yang dilakukan oleh empat akuntan publik tersebut
sangat mendasar.Kesalahan akuntan publik tersebut tidak mencerminkan Prinsip-prinsip
etika profesi yang tertuang dalam Kode Etik Umum Akuntan Indonesia.Para akuntan
tersebut tidak berkompeten, tidak professional dan tidak bisa menjalankan maupun
mematuhi standar teknis yang ditetapkan.Dikatakan tidak berkompeten karena akuntan
terebut tidak memiliki kompetensi dan ketekunan serta tidak mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan
bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesionalnya yang
kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling
mutakhir.Akuntan tersebut juga tidak professional karena tidak berperilaku yang konsisten
dengan reputasi profesi yang baik dan gagal menjauhi tindakan yang dapat mendiskriditkan
profesi.Terakhir, akuntan tersebut tidak sesuai dengan Standar teknis, yaitu setiap anggota
harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati.

4. Pelanggaran yang dilakukan oleh JohanMalonda dan rekan. Melakukan pelanggaran dengan
memanipulasi yang berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT
Great River International Tbk tahun 2003. Karena menurut BAPEPAM terdapat indikasi
penipuan dalam penyajian laporan keuangan. Pasalnya, Bapepam menemukan kelebihan
pencatatan penyajian akun penjualan dan piutang dalam laporan tersebut. Kelebihan itu
berupa penambahan asset tetap dan penggunaan dana hasil emisi obligasi yang tanpa
pembuktian. Akibatnya Great River mengalami kesulitan arus kas.Perusahaan ini tidak
mampu mebayar utang Rp. 250 Milyar kepada Bank Mandiri dan gagal membayar obligasi
senilai Rp. 300 Milyar.

5. Pelanggaran yang dilkukan oleh Prasetio Utomo dan rekan Enron dan KAP Prasetio
Utomosudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas
bahkan menghancurkan Enron dan KAP Prasetio Utomo.Dalam kasus ini, KAP yang
seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Prasetio Utomo.
Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut
dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Prasetio Utomo sendiri
kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut,
juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Prasetio Utomo dimana mereka
menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.

6. Pelanggaran yang dilakukan oleh Robert Yogi Kasus yang terjadi adalah penyimpangan yang
dilakukan oleh Bank Century terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan. Laporan
keuangan yang dikeluarkan Bank Century yang dianggap menyesatkan ternyata banyak
sekali terjadi kesalahan yang material.Disini peran auditor sangat dibutuhkan untuk
memeriksa laporan keuangan tersebut. Hasil audit BPK tentang century dianggap
menyesatkan antara lain dikarenakan audit investigasi Badan Pemeriksaan Keuangan
memuat “dosa” LPS (lembaga penjamin simpanan) yang belum secara resmi menetapkan
perhitungan perkiraan biaya penanganan Bank Century secara keseluruhan. Hal tersebut
dapat muncul karena adanya penghilangan informasi fakta material, atau adanya
pernyataan material yang salah, dan dapat menyebabkan ketidaktepatan opini yang
diberikan oleh akuntan publik karena banyak ditemukan kesalahan yang material oleh
auditor pada saat melakukan pemeriksaan laporan keuangan.Sehingga, auditor tersebut sulit
untuk menemukan bukti-bukti yang rill dan sulit untuk menerbitkan jenis opini pada Bank
Century tersebut

7. Pelanggaran yang dilakukan oleh Salaki dan salaki Keterlibatan 10 KAP di Indonesia dalam
praktik kecurangan Keuangan. KAP-KAP tersebut ditunjuk untuk mengaudit 37 bank sebelum
terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997. Hasil audit mengungkapkan bahwa laporan
Keuangan bank-bank tersebut sehat. Saat krisis menerpa Indonesia, bank-bank tersebut
kolaps karena kinerja keuangannya sangat buruk.Ternyata baru terungkap dalam investigasi
yang dilakukan pemerintah bahwa KAP-KAP tersebut terlibat dalam praktik kecurangan
akuntansi. 10 KAP yang dituduh melakukan praktik kecurangan akuntansi adalah Hans
Tuanakotta and Mustofa (Deloitte Touche Tohmatsu's affiliate), Johan Malonda and Partners
(NEXIA International's affiliate), Hendrawinata and Partners (Grant Thornton International's
affiliate), Prasetyo Utomo and Partners (Arthur Andersen's affiliate), RB Tanubrata and
Partners, Salaki and Salaki, Andi Iskandar and Partners, Hadi Sutanto (menyatakantidak
bersalah), S. Darmawan and Partners, Robert Yogi and Partners.

8. Pelanggaran yang dilakukan oleh S.Darmawan dan rekan Kasus yang terjadi adalah
penyimpangan yang dilakukan oleh Bank Century terhadap laporan keuangan yang
dikeluarkan. Laporan keuangan yang dikeluarkan Bank Century yang dianggap menyesatkan
ternyata banyak sekali terjadi kesalahan yang material.Disini peran auditor sangat
dibutuhkan untuk memeriksa laporan keuangan tersebut. Hasil audit BPK tentang century
dianggap menyesatkan antara lain dikarenakan audit investigasi Badan Pemeriksaan
Keuangan memuat “dosa” LPS (lembaga penjamin simpanan) yang belum secara resmi
menetapkan perhitungan perkiraan biaya penanganan Bank Century secara keseluruhan. Hal
tersebut dapat muncul karena adanya penghilangan informasi fakta material, atau adanya
pernyataan material yang salah, dan dapat menyebabkan ketidaktepatan opini yang
diberikan oleh akuntan publik karena banyak ditemukan kesalahan yang material oleh
auditor pada saat melakukan pemeriksaan laporan keuangan.Sehingga, auditor tersebut sulit
untuk menemukan bukti-bukti yang rill dan sulit untuk menerbitkan jenis opini pda Bank
Century tersebut.

9. Pelanggaran yang dilakukan oleh RB Tanubrata dan rekan Keterlibatan 10 KAP di Indonesia
dalam praktik kecurangan Keuangan. KAP-KAP tersebut ditunjuk untuk mengaudit 37 bank
sebelum terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997. Hasil audit mengungkapkan bahwa
laporan Keuangan bank-bank tersebut sehat. Saat krisis menerpa Indonesia, bank-bank
tersebut kolaps karena kinerja keuangannya sangat buruk.Ternyata baru terungkap dalam
investigasi yang dilakukan pemerintah bahwa KAP-KAP tersebut terlibat dalam praktik
kecurangan akuntansi. 10 KAP yang dituduh melakukan praktik kecurangan akuntansi adalah
Hans Tuanakotta and Mustofa (Deloitte Touche Tohmatsu's affiliate), Johan Malonda and
Partners (NEXIA International's affiliate), Hendrawinata and Partners (Grant Thornton
International's affiliate), Prasetyo Utomo and Partners (Arthur Andersen's affiliate), RB
Tanubrata and Partners, Salaki and Salaki, Andi Iskandar and Partners, Hadi Sutanto
(menyatakantidak bersalah), S. Darmawan and Partners, Robert Yogi and Partners.
10. Pelanggaran yang dilakukan oleh Hadi Susanto Hadi Sutanto & Rekan yang mengaudit
Laporan Keuangan PT. Telkomsel Tahun Buku 2002- tidak bersedia terasosiasi dengan
pekerjaan audit KAP Eddy Pianto untuk menghindari risiko yang dapat merugikan jika
terasosiasi dengan pekerjaan audit KAP Eddy Pianto dan menolak hasil auditnya untuk diacu
dalam pekerjaan audit KAP Eddy Pianto dalam Form 20-F PT. Telkom karena karena
keraguan kelayakan hak berpraktek KAP Eddy Pianto dihadapan US SEC. Kejadian ini
dianggap melanggar kode etik karena KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan tidak memiliki
kewenangan untuk menilai kualifikasi KAP lainnya (Eddy Pianto) untuk berpraktek di
hadapan US SEC. Tindakan KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan menyebabkan persaingan tidak
sehat berupa menyebabkan competitive harm dan consumer harm. Bagi KAP Eddy Pianto,
yaitu menimbulkan pernilaian bahwa KAP Eddy Pianto tidak dapatmenyelesaikan dan tidak
mampu melakukan pekerjaan audit terhadap Laporan Keuangan PT. Telkom tersebut.
Penilaian tersebut berakibat menurunkan reputasi KAP second layer (KAP Eddy Pianto) pada
umumnya di mata perusahaan pengguna jasa audit first layer (Drs. Hadi Sutanto & Rekan),
sehingga pilihan perusahaan pengguna jasa audit first layer tetap terkonsentrasi pada KAP
first layer. Hal ini jelas menggambarkan persaingan yang tidak sehat antar KAP. Kejadian
tersebut tidak hanya merugikan KAP Eddy Pianto tapi juga merugikan PT. Telkom, sebagai
pengguna jasa audit terpaksa harus mengeluarkan tambahan waktu, tenaga, dan biaya yang
seharusnya tidak perlu dikeluarkan bila proses pelaksanaan audit berjalan normal. Kejadian
diatas hanya salah satu contoh pelanggaran kode etik dalam dunia akuntan. Dalam
menghadapi keadaan seperti ini, akuntan perlu untuk terus berpegang pada kode etik
profesi akuntan dan bila kode etik tidak dapat memberikan pengarahan yang jelas maka
akuntan harus kembali pada etika dan nilai-nilai yang Ia percayai.

Jawaban nomor 2 :
BPKP menyelenggarakan fungsi :
 pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan
 perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan
 koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP
 pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan
pengawasan keuangan dan pembangunan
 penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Perbedaan BPKP dan BPK :
BPKP merupakan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden dan berwenang melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
 kegiatan yang bersifat lintas sektoral
 kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara
 kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Jadi ranah pengawasan pelaksanaan pemerintahan yang menjadi tugas dan wewenang BPKP hanya
pada kegiatan lintas sektoral dan kebendaharaan umum Negara terlepas dari berdasarkan
penugasan dari Presiden.Artinya, salah apabila BPKP masuk kedalam lembaga-lembaga Negara
apalagi mengusulkan pelaksanaan pemeriksaan atas lembaga-lembaga tersebut. Sedangkan BPK
adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Berdasarkan pasal 6, BPK memiliki tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara
lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara. Dengan demikian jelas
bahwa fungsi pemeriksaan terhadap entitas/lembaga-lembaga Negara ada pada tugas dan
kewenangan BPK.Salah satunya adalah fungsi pemeriksaan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).

Jawaban nomor 3 :
Badan peradilan di bawah IAI :
 Kantor Akuntan Publik Ketaatan terhadap kode etik adalah tanggung jawab pimpinan KAP
dimana anggota itu bekerja.Managing partner dan partner serta manager KAP melaksanakan
pengawasan terhadap ditaatinya perilaku ini.
 Unit Peer Review Kompartemen Akuntan Publik – IAI Di lingkungan Kompartemen Akuntan
Publik, usaha pengawasan ini diwujudkan dalam bentuk "Peer Review" yang
penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Seksi Pengendalian Mutu di lingkungan
kepengurusan IAI di Kompartemen tersebut. Pengawasan oleh Unit Peer Review yang
khusus dibentuk untuk mengawasi sesama KAP sampai saat ini belum pernah terlaksana.
 Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik – IAI Badan ini merupakan unit
organisasi yang melaksanakan peradilan pada tingkat pertama terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan oleh anggota IAI kompartemen akuntan pendidik.
 Dewan Pertimbangan Profesi IAI Dewan ini berfungsi sebagai peradilan tingkat banding
untuk kasus-kasus yang telah diputuskan hukumnya berdasar keputusan pada tingkat Badan
Pengawas Profesi. Dewan ini melaksanakan peradilan untuk kasus-kasus pelanggaran lainnya
yang tidak berkaitan dengan akuntan publik.
 Departemen Keuangan RI Yaitu Direktorat Jendral Lembaga Keuangan, misalnya Direktorat
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai. Ia sebagai pemberi ijin praktek Akuntan Publik.
Pengawasan yang dilakukannya pada umumnya untuk menilai apakah KAP yang diberi ijin
telah melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan keputusan Menteri
Keuangan tentang perijinan pembukaan KAP (SK Menkeu 43/KMK 017/1997) tanggal 27
Januari 1997 tentang jasa akuntan publik.
 BPKP Berdasarkan Keppres 31/th 1983, wewenangnya adalah melaksanakan pengawa san
terhadap KAP. Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP melakukan evaluasi tentang kepatuhan
KAP terhadap perizinan yang diberikan dan terhadap pelaksanaan tugas profesional akuntan
publik. Selain keenam unit organisasi tadi, pengawasan terhadap Kode Etik diharapkan dapat
dilakukan sendiri oleh para anggota dan pimpinan KAP. Hal ini tercermin di dalam rumusan
Kode Etik Akuntan Indonesia pasal 1 ayat 2, yang berbunyi :
 Setiap anggota harus selalu mempertahankan nama baik profesi dan etika profesi
serta hukum negara di mana ia melaksanakan tugasnya.
 Setiap anggota harus selalu mempertahankan integritas dan obyektifitas dalam
melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, ia akan bertindak
jujur, tegas dan tanpa pretensi. Dengan mempertahankan obyektifitas, ia akan
bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan / permintaan pihak tertentu / kepentingan
pribadinya.
Jawaban nomor 4 :
Kejadian diatas hanya beberapa contoh pelanggaran kode etik dalam dunia akuntan. Dalam
menghadapi keadaan seperti ini, akuntan perlu untuk terus berpegang pada kode etik profesi
akuntan dan bila kode etik tidak dapat memberikan pengarahan yang jelas maka akuntan harus
kembali pada etika dan nilai-nilai yang Ia percayai..selain itu Kecurangan akuntansi (Fraud) yang
telah dipaparkan diatas menggambarkan bagaimana para akuntan tidak bertanggung jawab telah
melanggar prinsip dasar etika profesi, terutama integritas, objektivitas, dan perilaku profesional.
Akibat dari Kecurangan tersebut adalah kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar tersebut.
Seharusnya sanksi yang dijatuhkan sesuai dengan ketentuan dan disesuaikan dengan pelanggaran
etika yang dilakukan. Sanksi yang ringan tidak akan memberikan efek jera sehingga kesalahan
tersebut bias saja berlanjut. Sanksi yang dijatuhkan harus setimpal dengan pelanggaran yang
dilakukan agar dapat memberika efek jera bagi tersangka.

Anda mungkin juga menyukai