Anda di halaman 1dari 5

MODUL

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA (5)


KOROSI

Kelas/Semester : XII/5
Materi : Korosi dan pencegahannya
Waktu : 2 x 45 menit (2 Jam Pelajaran)
Kompetensi Dasar : Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan
cara mengatasinya
I. Indikator:
1. Menjelaskan proses korosi yang melibatkan reaksi redoks dan faktor-faktor
penyebab terjadinya korosi.melalui percobaan sederhana di rumah

2. Menjelaskan upaya pencegahan dan mengatasi terjadinya korosi.

II. Tujuan:
1. Melalui pembelajaran mandiri peserta didik dapat melakukan percobaan sederhana
di rumah untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi

2. Melalui pembelajaran mandiri peserta didik dapat menjelaskan cara


mencegah/menghambat terjadinya korosi.

III. Materi Ajar :

Perhatikan lingkungan di sekitar rumahmu. Adakah benda-benda di sekitarmu yang berkarat?.


Mengapa benda -benda tersebut bisa berkarat?. Proses perkaratan umumnya terjadi pada
pada benda-benda yang terbuat dari besi, seperti pagar rumah, badan kendaraan bermotor,
jembatan, juga konstruksi bangunan lain yang terbuat dari besi.
Karat pada pada pagar atau badan kendaraan bermotor terjadi karena cat yang melapisinya
terkelupas sehingga ada bagian besinya terbuka yang akan bereaksi dengan udara dan uap
air atau air hujan. Karat yang tampak berwarna coklat kekuningan ini melapisi permukaan
logam besi.

Apa yang dimaksud dengan karat? Faktor apa yang menyebabkan dan mempercepat
terjadinya karat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalian dapat melakukan percobaan
sederhana di rumah berkelompok dengan satu kelompok terdiri dari 9 orang

MODUL REDOKS DAN ELEKTROKIMIA (6) 1


LEMBAR KERJA
JUDUL : Mengamati Korosi Besi
TUJUAN : Menunjukkan factor-faktor penyebab terjadinya korosi
ALAT : Gelas bekas minuman air kemasan 9 buah
Paku yang tidak berkarat
Plastik transparan tidak berwarna dan karet gelang

BAHAN : Air
Larutan cuka
Larutan garam dapur
Minyak Goreng

LANGKAH KERJA
1. Masukkan paku ke dalam gelas dan susun seperti gambar

MODUL REDOKS DAN ELEKTROKIMIA (6) 2


2. Amati perubahannya tiap hari selama 10 hari
3. Catat setiap gejala reaksi yang terjadi

PERTANYAAN
Berdasarkan pengamatan kalian, jawablah pertanyaan berikut!
1. Paku pada gelas nomor berapa yang mengalami korosi/perkaratan?
2. Bagaimana kecepatan terjadinya korosi?, Urutkan berdasarkan kecepatan terjadinya
korosi mulai dari yang paling cepat ke yang lambat
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perkaratan?
4. Jika besi diganti dengan aluminium foil, menurut kalian, apa yang terjadi? Jelaskan
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan dan laporan dari percobaan yang kalian lakukan dengan berdiskusi
lebih dahulu dalam grup line kelompok dan guru kelas.

KETERANGAN TUGAS
Satu kelompok menyerahkan satu laporan (ada nama seluruh anggota) ditulis tangan. Foto
laporannya dan kirim ke WA guru kelas. Selama proses (10 hari ) guru memantau keaktifan
di line kelompoknya sebagai penilaian proses. Jika tidak aktif dalam proses percobaan akan
mempengaruhi penilaian kelompok. Hari ke-11 laporan sudah harus dikirim paling lambat
tanggal 13 November 2020 pukul 07.00 WIB

MODUL REDOKS DAN ELEKTROKIMIA (6) 3


1. Proses Korosi

Korosi merupakan proses oksidasi logam oleh gas oksigen di udara. Suatu logam
akan mengalami korosi jika pada permukaannya terdapat lapisan yang bertindak
sebagai anoda dan lapisan lain sebagai katoda. Korosi merupakan proses
elektrokimia.

Untuk menjelaskan hal ini, kita ambil contoh proses korosi pada besi
Persamaan reaksinya sebagai berikut:
Anoda : Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e
Katoda : O2(g) + 4H+(aq) + 4e → 2H2O(l)
Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses korosi berikutnya. Oelh
karena itu karat disebut juga autokatalis

Mekanisme terjadinya korosi pada besi dapat dijelaskan sebagai berikut.


Logam besi pada permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi menjadi ion Fe 2+.
Ion Fe2+ ini larut dalam air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu ujung
tetesan air ini disebut anoda. Ion Fe 2+ bergerak dari anoda ke katoda melalui tetesan
air, sedangkan electron yang dilepaskan bergerak dari anoda ke katoda melalui logam.
Elektron ini selanjutnya akan mereduksi oksigen dari udara dan menghasilkan air.
Ujung tetesan air tempat terjadinya reaksi reduksi disebut katoda.
Sebagian oksigen dari udara larut dalam tetesan air dan akan mengoksidasi lebih
lanjut ion Fe2+ menjadi ion Fe3+. Nah….ion Fe3+ dalam tetesan air membentuk karat
besi dengan rumus Fe2O3.H2O

2. Kerugian Akibat Korosi

Korosi banyak menimbulkan kerusakan, terutama pada bangunan dan benda-benda


yang terbuat dari besi atau logam. Hal itu disebabkan korosi merupakan reaksi yang
cepat terjadi dan berlangsung terus menerus karena besi (III) oksida bersifat porous
(mudah ditembus oleh oksigen dan air). Sifat porous pada besi inilah yang
mempercepat proses perkaratan selanjutnya, sehingga bangunan atau benda-benda
yang terbuat dari besi yang telah berkarat akan semakin rapuh.

Alat-alat produksi dalam industry makanan, obat-obatan dan farmasi tidak boleh
menggunakan logam yang mudah berkarat. Hal ini disebabkan karat yang terbentuk
mudah larut dan bersifat racun sehingga berbahaya bagi industry makanan, obat-
obatan, dan zat kimia yang menggunakan peralatan industry dari logam besi.
Oleh karena itu, untuk kepentingan industry biasanya menggunakan peralatan
stainless yang anti karat.

MODUL REDOKS DAN ELEKTROKIMIA (6) 4


3. Pencegahan Korosi

Kerugian yang cukup besar akibat proses korosi mengharuskan adanya upaya-upaya
pencegahan terjadinya korosi. Prinsip pencegahannya adalah dengan cara melindungi
besi dari factor-faktor penyebab terjadinya karat. Beberapa tindakan untuk mencegah
atau memperlambat korosi yang dapat dilakukan antara lain:

a. Modifikasi Lingkungan
Mengurangi kadar oksigen atau menurunkan kelembapan udara dapat
memperlambat proses perkaratan. Sebagai contoh kelembapan dalam Gudang
dapat dikurangi dengan mendinginkan Gudang menggunakan AC.

b. Modifikasi Besi
Agar besi lebih tahan terhadap perkaratan maka besi dibuat aloi dengan unsur-
unsur tertentu. Baja (aloi dari besi) mengandung 11 – 12 % kromium dan sedikit
karbon, yang disebut stainless steel atau baja anti karat.

c. Proteksi Katodik
Cara proteksi katodik yaitu menghubungkan besi dengan logam lain yang lebih
mudah mengalami oksidasi, yaitu yang memiliki potensial reduksi lebih kecil/lebih
negatif. (ingat deret volta).
Bila kita menghubungkan logam besi dengan seng, besi akan sulit mengalami
korosi. Hal ini disebabkan seng lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan
besi ( E0 Zn2+lZn = - 0.76 V, E0 Fe2+lFe = - 0,44 V ). Dalam deret volta Zn lebih di
kiri dari pada besi sehingga yang mengalami oksidasi adalah Zn. Sedangkan besi
akan mengalami reduksi, jadi bertindak sebagai katoda sehingga terlindungi dari
korosi. Oleh karena itu cara ini disebut proteksi katodik atau pengorbanan anoda

d. Pelapisan logam (electroplating)


Penggunaan logam pelapis, seperti timah (Sn) atau tembaga (Cu) akan melindungi
besi dari korosi. Prinsipnya logam pelapis memiliki potensial electrode lebih besar
atau lebih positif daripada logam yang dilapisi ( dalam deret volta ada di kanan),
sehingga logam pelapis mampu melindungi dari reaksi oksidasi. Namun jika logam
pelapis rusak, besi akan mengalami korosi dengan cepat.

Selain menggunakan logam, pelapisan besi dapat pula menggunakan senyawa


nonlogam, misal cat, plastic, vaselin, oli, gelas. Proses pelapisan logam besi ini
pada prinsipnya adalah senyawa pelapisnya sukar ditembus oleh oksigen maupun
air. Contoh, agar tidak berkarat maka pagar besi di cat.

MODUL REDOKS DAN ELEKTROKIMIA (6) 5

Anda mungkin juga menyukai