1) Pengertian
Layanan rumah peribadatan adalah sebuah layanan khusus yang diberikan sekolah dengan harapan agar layanan tersebut
digunakan untuk kegiatan beribadah atau kegiatan keagamaan lainnya sehingga terbentuk jiwa kerohanian di setiap peserta didik dan
warga sekolah. Ada berbagai macam jenis rumah peribadatan, yang paling sering ditemukan di sekolah adalah masjid dan gereja.
Adapun program masjid di sekolah secara umum terdiri dari program harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan insidental.
Berikut adalah uraian kegiatan dari masing-masing program, diantaranya:
1. Program Harian
a. Agenda dhuhur
b. Program masjid bersih
2. Program Mingguan
a. Media education
b. Media artistic,
3. Program Bulanan
a. Bedah buku,
b. Ceramah agama
4. Program Tahunan
a. Ramadhan berprestasi
b. Istighosah bersama menjelang UAN
c. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
5. Program Insidental
a. Penggalangan dana kemanusiaan & bencana alam
b. Kegiatan yang tidak direncanakan sebelumnya
Adapun layanan rumah peribadatan yang biasanya ada di sekolah adalah masjid dan gereja. Masjid sekolah merupakan
suatu tempat yang berfungsi sebagai pusat kegiatan peribadatan baik bagi peserta didik, guru, maupun pihak sekolah lainnya
dengan tujuan meningkatkan iman dan taqwa serta membentuk kepribadian yang baik. Dengan adanya masjid di sekolah maka
semua warga sekolah dapat memanfaatkan keberadaannya dan menggunakannya sebagaimana fungsinya. Masjid di sekolah juga
harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang menunjang, seperti tempat wudlu, peralatan shalat, dan sebagainya.
Peranan masjid di sekolah atau madrasah benar-benar sangat diperlukan dalam artian untuk pelengkap sarana belajar seperti
ruangan-ruangan lain yang bisa dijadikan tempat belajar. Adapun program masjid di sekolah secara umum terdiri dari program
harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan insidental.
Sekolah hubungan gereja dengan sekolah harus terus menerus dipelihara, dibina dan dikembangkan. Gereja tidak boleh
apatis dan membiarkan sekolah berjalan sendiri, lepas dari visi dan misi yang diemban oleh gereja. Gereja juga harus terus-
menerus memantau agar sekolah kristen tidak terpenjara pada kekristenan simbolik serta kekristenan ornamental artinya sebuah
kekristenan yang hanya dipresentasi melalui pengadaan kebaktian dan doa, pada hiasan-hiasan ayat Alkitab yang terpampang di
dinding, tapi kekristenan yang menjadi norma, standar, roh dari kehidupan dalam sekolah tersebut.