ABSTRAKSI
Kata Kunci : Bisnis Berkelanjutan, The United Nations Global Compact, Dunia
usaha
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
berkat dan cinta kasih-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
Sumatera Utara dengan tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Banyak faktor dan
pihak yang turut serta dalam proses penyelesaian skripsi ini baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Penulis ingin berterimakasih untuk semua hal dan para
pihak tersebut.
rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skrips ini, akan sulit untuk
menyeleaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Bapak Dr. OK Saidin, S.H.,M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
3. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H.,M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum
5. Ibu Rabiatul Syahriah, SH., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik dari
terimakasih.
telah banyak memberikan masukan dan koreksi yang sangat berguna bagi penulis
8. Bapak Arif, S.H.,M.H, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak pula
memberikan saran dan perbaikan demi terselesaikannya skripsi ini dengan baik,
9. Seluruh Staf dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atas
jasajasanya yang telah membantu saya selama saya menuntut ilmu di Fakultas
mama saya Dra. Punia Silitonga yang telah memberikan hal yang tak terhitung,
dari materi, tenaga dan pikiran serta doa bagi saya. Memberikan semangat dan
motivasi, menyediakan jalan keluar dan solusi untuk setiap keluhan saya, tak
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pernah lupa memberikan nasehat serta berkat agar semua berjalan lancar dengan
baik. Selalu menjadi tempat saya mengeluarkan segala keluh kesah saya.
11. Kepada abang dan kakak-kakak saya, Juria Besty Pasaribu, S.H., M.Kn., Willis
Kristian Halomoan Pasaribu, S.T., dan Cynthia Mutiara, S.T., yang selalu mau
memberikan nasehat dan selalu mendukung saya. Terimakasih untuk semua doa
12. Kepada sahabat saya, Martina Gracia, S.H., dan Bebi Sari Dewi Harahap, mulai
dari Grup A yang masih canggung sampai kita gila-gilaan bareng dan masuk
13. Kepada Hafni Zanna Dewi dan Wira Paskah Withyanti, walaupun kita baru kenal
pada saat kerja kelompk di ILSA tapi kenagan kalian uda banyak dan sangat
membekas di benak ku. Terimakasih atas dukungan dan kelucuan kalian berdua
14. Kepada anak CHABE yang lain, Amanda, Giani, dan Ghina, terimakasih sudah
mau kompak di departemen ini, dan teman-teman dari International Law Student
Association (ILSA) 2016 yang juga sudah banyak sharing dan yang baik-baik
16. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu proses penyelesaian skripsi ini,
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Medan, April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ................................................................................................... i
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B. Pelaksanaan Praktik Bisnis Berkelanjutan Berdasarkan The United Nations Global
Compact di Indonesia ................... ..........................................................................116
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................119
B. Saran.....................................................................................................................121
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................123
DAFTAR TABEL
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang begitu ketat. Perkembangan dan perubahan terjadi secara lintas geografis, secara
transaksi dengan negara lain yang tentu saja mempunyai kelebihan dan kelemahan
tersendiri dibanding dengan transaksi perdagangan lokal. Salah satu konsekuensi dari
perdagangan tersebut
1 Georg Schwrzenberger, The Frontiers Of International Law, Stevenns & Sons Limited,
London, 1962, hlm. 213-214
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
keuangan dapat memberikan manfaat baik manfaat ekonomi bagi perusahaan yang
bersangkutan, manfaat ekonomi bagi negara, maupun manfaat bagi masyarakat pada
umumnya.
peraturan perundangan dan organisasi yang memadai baik untuk kepentingan dalam
terkait dengan kelangsungan masyarakat yang lebih luas. Sebagai tantangan sosial,
politik, dan ekonomi yang terjadi di suatu perusahaan baik yang terjadi dalam suatu
Negara dimana perusahaan itu terletak maupun di Negara lain sudah tentu akan
untuk berkolaborasi dan bermitra baik dengan pemerintah, masyarakat sipil, tenaga
kerja, atau bahkan bermitra dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang salah satu
Perkembangan bisnis saat ini ditandai dengan percepatan yang belum pernah
terjadi sebelumnya, dan bisnis merupakan pencampuran dari resiko dan peluang.
Sebuah perusahaan dapat terganggu bisnisnya dengan cepat oleh karena banyak
faktor, baik itu karena munculnya sebuah teknologi baru atau karena kurangnya
sumber daya alam, sebuah pasar baru yang dapat muncul karena trend yang
cukup bagi perusahaan untuk menyibukkan diri hanya dengan keuntungan jangka
pendek, perusahaaan yang memahami tantangan ini akan mengambil tindakan untuk
The United Nations Global Compact atau yang dapat diterjemahkan kedalam
dapat pula disingkat dengan UNGC merupakan inisiatif kebijakan strategis bagi
operasi strategis mereka dengan sepuluh prinsip universal di bidang hak asasi
ekonomi bagi perusahaan, manfaat ekonomi bagi negara (sebagai sumber pemasukan
Compact tidak hanya berbicara mengenai prinsip dan asas tetapi berbicara mengenai
alternative, cara, pengimplementasian, atau sebuah blue print bagi perusahaan dalam
untuk mencapai visi ekonomi global yang berkelanjutan dan inklusif serta dapat
bisnis dan operasi perusahaan di seluruh dunia, yakni 10 prinsip The United Nations
Global Compact. Kesepuluh prinsip The United Nations Global Compact tersebut
2. Make sure that they are not complicit in human rights abuses (memastikan
bahwa dunia usaha tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia).
secara efektif).
4. The elimination of all forms of forced and compulsory labour (penghapusan
efektif).
lingkungan).
10. Businesses should work against corruption in all its form, including extortion
and bribery (bisnis harus melawan tindak pidana korupsi dalam segala
prinsipprinsip yang terkandung dalam The United Nations Global Compact dan untuk
atau alat atau wadah untuk membantu perusahaan dalam pengelolaan resiko bisnis
lingkungan, sosial dan tata kelola, pasar dan masyarkat secara luas dengan cara
The United Nations Global Compact adalah inisiatif sukarela yang bertujuan
dan perwakilan serikat buruh serta pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan.
Dalam bidang hak asasi manusia, misalnya sebuah komunitas bisnis, perusahaan
menjujung tinggi hak asasi manusia yaitu dengan tidak melanggar hak asasi manusia
dalam menjalankan segala aktivitas dan bisnisnya. Dan dalam bidang lainnya yatu
Berdasarkan uraian diatas, maka dirasa dipenting untuk mengkaji lebih lanjut
bagaimana praktik bisnis berkelanjutan ini, hal semacam inilah yang melatar
belakangi penulis untuk membahas dan menyusun sebuah skripsi yang berjudul :
B. Perumusan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian skripsi ini adalah sebagai
berikut:
D. Keaslian Penulisan
merupakan tulisan yang masih baru yang berasal dari hasil pemikiran penulis sendiri
tanpa adanya jiplakan dari hasil tulisan milik orang lain. Dan belum ada tulisan dalam
bentuk skripsi yang membahas tentang hal ini. Demikian juga dengan pembahasan
Hukum Fakultas Hukum USU tertanggal 22 September 2016, karya tulis berjudul
sama belum pernah ditulis sebelumnya. Dengan ini penelitian ini dapat
E. Tinjauan Kepustakaan
dan informasi dari internet. Untuk itu, diberikan penegasan dan pengertian dari judul
pengertian terhadap judul penelitian ini, ditinjau dari sudut etimologi (arti kata) dan
pengertian-pengertian lainnya dari sudut ilmu hukum maupun pendapat dari para
1. Bisnis
barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan
laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata
"bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.4
2. Bisnis Berkelanjutan
bisnisnya.5
kebebasan dasar.
diatas.6
6 Mizwar Djamily,dkk, Mengenal PBB dan 170 Negara Di Dunia, Cetakan Keenam, Penerbit
PT. Kreasi Jaya Utama, hlm.10
7 https://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Global_Compact (diakses pada tanggal 07
Maret 2017)
F. Metode Penelitian
yang tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal
dengan nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan
bidang hukum.8
2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian karya tulis ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang telah
jadi, dikumpulkan dan diolah menjadi data yang siap pakai. 9 Data sekunder
8 Soerjono Soekanto dan Sri Madmuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm 33
9 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm 12
Universal
c. Bahan hukum tersier atau penunjang, yaitu semua dokumen yang berisi
hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, kamus
yang diperlukan dan relevan dengan penelitian baik itu dari literature-literatur
4. Analisis Data
Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe penelitian
yang diteliti;
penelitian;
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap materi dari skripsi ini dan agar
tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penelitian skripsi ini, maka penulis membaginya
dalam beberapa bab dan tiap bab dibagi lagi ke dalam beberapa sub-sub bab.
10 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004, hlm. 45.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
USAHA
GLOBAL COMPACT
GLOBAL COMPACT
Bab ini berisikan bagaimana The United Nations Global Compact
Hak Asasi Manusia), yang memuat pokok-pokok hak asasi manusia dan kebebasan
dasar, dan yang dimaksudkan sebagai acuan umum hasil pencapaian untuk semua
rakyat dan bangsa bagi terjaminnya pengakuan dan penghormatan hak-hak dan
kebebasan dasar secara universal dan efektif, baik di kalangan rakyat negara-negara
hak-hak dan kebebasan dasar yang dinyatakan oleh Universal Declaration of Human
Economic Social and Culture Rights atau lebih dikenal sebagai ECOSOC merupakan
salah satu kovenan Hak Asasi Manusia (HAM) yang memuat penegasan hak-hak
hak untuk mencapai taraf kesehatan yang tinggi, hak untuk memperoleh pendidikan,
hak atas pemukiman dan sebagainya. United Nations Economic and Social Council
11 Penjelasan atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang
pengesahan International Covenant On Economic, Social, and Cultural Rights.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
17
(Dewan Ekonomi dan Sosial) ini terdiri atas 18 anggota dengan hak yang sama
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Ekonomi dan Sosial ini dibantu oleh
Pertanian);
Internasional)
Internasional)
Kebudayaan)
11. UNICEF (United Nations Children Fund / Badan PBB yang mengurusi
anak-anak)
kerja, dan kemakmuran. Sebagai sebuah organisasi bisnis global, terdiri dari negara
12 https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Ekonomi_dan_Sosial_Perserikatan_Bangsa-Bangsa
(diakses pada tanggal 29 Maret 2017)
mengetahui pemandangan bisnis dunia pada beberapa isu terhangat hari ini.1314
perempuan dan laki-laki untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif
secara bebas, adil, aman dan bermartabat. Tujuan utama ILO adalah mempromosikan
internasional. ILO mempunyai struktur tripartit dan di perintah oleh para perwakilan
termasuk hak asasi manusia di tempat kerja, keselamatan dan kesehatan kerja,
tingkat internasional – untuk mengakui di tahun 1995 bahwa ada empat kategori
melindungi hak-hak dasar para pekerja. Keempat kategori ini adalah :16
ILO tentang Prinsip dan Hak Fundamental di Tempat Kerja. Deklarasi ini
menegaskan bahwa semua negara anggota ILO, malaupun mereka mungkin belum
ekonomi. Deklarasi ini menyediakan tolak ukur (benchmark) untuk perilaku dunia
usaha yang bertanggung jawab sehingga sering dijadikan rujukan dalam upaya-upaya
Tanggung Jawab Sosial Korporasi atau Corporate sosial Responsibility (CSR) seperti
Perusahaan Multi Nasional serta Kebijakan Sosial (Deklarasi PMN ILO). Deklarasi
PMN ILO sifatnya unik dibidang ini karena ia disusun oleh perwakilan pemerintah,
pengusaha, dan pekerja, dan merupakan instrument yang paling komprehensif dalam
dan perlakuan yang adil, pelatihan, upah dan tunjangan, usia minimum, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan hubungan insdustrial. Dengan demikian, deklarasi ini
kasi oleh negara anggota, akan menjadi kewajiban untuk mewujudkannya dalam
prinsip dan panduan penting yang mungkin juga relevan dengan perusahaan yang
yang ditujukan kepada pemerintah dan menyatakannya sebagai harapan yang terkait
dengan perilaku dunia usaha. Ringkasan dari prinsip-prinsip Deklarasi PMN ILO
Deklarasi PMN ILO dapat memberi panduan bagi para peserta Global
penting lainnya. Deklarasi PMN ILO ini didasari pada pengakuan bahwa
prinsipprinsip tertentu yang diambil dari standar internasional juga relevan untuk
perusahaanperusahaan.
ILO) dan Panduan OECD untuk Perusahaan Multinasional serta interpretasi dan
perilaku perusahaan.
Internasional diciptakan pada tahun 1920, dan mewakili kepentingan bisnis di tenaga
kerja dan kebijakan sosial . Hal ini didasarkan di Jenewa, Swiss . Pada September
2015, IOE memiliki 153 anggota organisasi pengusaha nasional di 143 negara.
internasional, termasuk proses antar pemerintah G20, pada tenaga kerja dan kebijakan
18 Teks deklarasi PMN ILO dan informasi lebih lanjut diperoleh dari http://www.ilo.org/multi
sosial. Ia menjelaskan dirinya sebagai "jaringan terbesar dari sektor swasta di dunia"
Pimpinan dari
(IOE) adalah Dewan Umum, yang menyatukan delegasi dari organisasi keanggotaan.
Organization of Employers (IOE), mengadopsi rencana aksi untuk tahun depan dan
19 https://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Interna
tional_Organisation_of_Employers&prev=search (diakses pada tanggal 12 Maret 2017)
(IOE), dipimpin oleh Sekretaris Jenderal, sekretaris jenderal saat ini adalah Linda
Kromjong, yang bertanggung jawab kepada Dewan Umum dan Dewan Manajemen.
orang yang bekerja di dunia. Misi utama The International Trade Union
pekerja, melalui kerja sama internasional antara serikat pekerja, kampanye global dan
advokasi dalam lembaga global utama. Daerah utama kegiatan meliputi berikut ini:
d. Solidaritas internasional.21
Pekerja merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Oleh sebab itu,
Berserikat melalui Keputusan Presiden R.I. Nomor 83 tahun 1998. dimulailah babak
dengan tuntutan reformasi di segala bidang kegiatan bangsa Indonesia. Sejalan pula
Buruh, Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang didirikan oleh, dari dan
untuk pekerja di dalam atau di luar perusahaan, milik negara atau pribadi, yang
keluarganya. Istilah pekerja/buruh” mengacu pada setiap orang yang bekerja untuk
Serikat harus bersifat tidak terikat, terbuka, independen, demokratis dan dapat
di pertanggung jawabkan:
a. Tidak terikat
b. Terbuka
c. Demokratis
dan jasa, baik dalam bentuk barang maupun jasa, demi kebaikan
The United Nations Global Compact (UNGC) adalah sebuah platform untuk
entitas bisnis dan nonbisnis untuk secara produktif terlibat dalam bidang hak asasi
22 http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-
bangkok/@ilojakarta/documents/publication/wcm_041895.pdf (diakses pada tanggal 14 Maret 2017)
yakni membangun ekonomi yang inskusif dan berkelanjutan. Dengan lebih dari
10.000 peserta yang tersebar di 145 negara, United Nations Global Compact terus
dunia.
Compact telah dilakukan pada tahun 2004 yang lalu. Namun demikian, perlu untuk
diketahui bahwa prinsip-prinsip yang terdapat dalam The United Nations Global
Compact baru diadopsi dalam kerangka pemerintahan pada bulan Agustus tahun 2005
silam.
Compact memiliki sebuah kerangka tata kelola yang ringan, nonbirokratis dan
dirancang untuk mendorong keterlibatan yang lebih besar dalam kepemilikan dan
inisiatif para peserta dan stakeholder atau para pemangku kepentingan lainnya.23
Perlu pula dikemukakan bahwa pada bulan November tahun 2008, The Global
karena itu, tata kelola United Nation Global Compact terbagi kedalam tujuh bagian
atau entitas dengan tugas, fungsi, dan peranan masing-masing yang pada dasarnya
terbagi menjadi Global Compact Leaders Summit, Local Networks, Annual Local
Team,dan Global Compact Donor Group. Ketujuh bagian atau entitas dalam tata
kelola United Nations Global Compact tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
tahunan dari semua peserta The United Nations Global Compact dan para pemangku
bagi seluruh peserta The United Nations Global Compact untuk membahas
dengan bisnis, buruh, dan masyarakat pada umumnya. The United Nations Global
anti korupsi.
The United Nations Global Compact Leaders Summit yang diadakan pada
tanggal 24-25 Juni 2010 di New York telah berhasil menghimpun para pemimpin dari
semua sector untuk meningkatkan peranan bisnis dan investasi yang bertanggung
berkelanjutan dan bersifat inklusif. Hal semacam ini menjadi penting untuk kemajuan
memberantas tindak pidana jenis baru (new dimention of crime), perlindungan planet
bumu, dan pada akhirnya perdamaian di seluruh dunia akan sangat bergantung pada
semakin mendesak.
untuk membangun era baru dalam berbisnis yakni era bisnis yang berkelanjutan. Pada
Konferesi Tingkat tinggi tersebut, para pemimpin telah berhasil melahirkan prioritas
bisnis yang sangat penting bagi kepemimpinan perusahaan hari ini dan penting bagi
transformasi pasar secara berkelanjutan sehingga pada akhirnya prioritas bisnis ini
akan melindungi planet bumi untuk generasi yang akan datang. Dengan demikian,
dengan adanya prioritas bisnis dan era bisnis berkelanjutan maka telah menjamin
perlindungan intra dan intergenerasi dari segala dampak negative suatu perusahaan
pihak swasta;
Compact, pemimpin The United Nations Global Compact Leaders Summit 2010 telah
memberikan penghargaan bagi perusahaan yang melakukan praktik terbaik yang telah
b. Local Networks
menjadi jaringan local adalah kelompok peserta The United Nations Global Compact
yang akan bersama-sama dengan komitmen dan tujuan untuk memajukan The United
dalamnya dalam suatu negara tertentu atau suatu wilayah geografis tertentu. Local
Network mengambil dan memiliki peran penting dalam mengembangkan The United
konteks nasional atau regional yang disesuaikan dengan budaya dan bahasa yang
berbeda. Local Networks juga bertugas dalam membantu dan mengatasi berbagai
lingkungan, buruh, hak asasi manusia, dan anti korupsi. Serta, Local Networks juga
perusahaan asing) yang terlibat dalam The United Nations Global Compact dan
bahwa Local Networks juga bertugas untuk menciptakan peluang bagi keterlibatan
United Nations Global Compact dan prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang ada di
dalamnya.26
sesuai dengan prinsip dan tujuan The United Nations Global Compact. Namun
United Nations Global Compact itu sendiri. Local Networks memiliki kesempatan
memberikan masukan pada kegiatan utama yang dilakukan oleh kantor The United
(forum tahunan jaringan lokal), masukan juga sangat diperlukan dalam Global
sebagai pertemuan tahunan jaringan lokal adalah kesempatan utama untuk Local
26 Ibid
27 Ibid
27
Ibid
tahunan ini juga telah memberikan kesempatan untuk mencari masukan dari Local
Networks pada isu-isu utama yang berkaitan dengan tata kelola Local Networks lebih
Nations Global Compact pada tahun 2004 semakin disadari pentingnya Local
Networks dan pertemuan tahunan mereka. Oleh karena itu, sekretaris jenderal
tahunan menjadi memiliki peran dalam inisiatif atau membuat kompenen formal
kerangka tata kelola The United Nations Global Compact . oleh karena itu, pertemuan
global Compact adalah badan penasihat dari The United Nations Global Compact
dan dewan ini bertemu setiap tahun (pertemuan pertama pada bulan Juni 2006) untuk
memberikan saran strategis dan kebijakan yang sedang berjalan untuk inisiatif secara
stakeholder atau para pemangku kepentingan terkait lainnya. Global Compact Board
ini terdiri dari empat kelompok utama, yakni konstituen bisnis, masyarakat sipil,
tenaga kerja, dan Perserikatan Bangsa Bangsa itu sendiri. Masing-masing anggota
dewan tersebut memiliki peran dan tanggung jawab yang terpisah dai fungsi
penasihat sehingga masing-masing dari mereka dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya. Sementara itu, Global Compact Board secara keseluruhan memiliki tugas
Compact secara berkelanjutan. Keanggotaan Global Compact Board ini terdiri dari
Global Compact (Ketua Yayasan), dan keanggotaan pada setiap bidang yang ada di
dalamnya.28 Anggota Global Compact Board dalam melakukan suatu tindakan atau
kapasitas dan kehormatan yang mereka miliki tidak dibayar oleh The United Nations
Global Compact tetapi mengeluarkan dananya sendiri. Selain itu, salah satu syarat
yang harus di penuhi oleh anggota Global Compact Board adalah tidak mempunyai
memberikan saran strategis dan kebijakan yang sedang berjalan untuk mendorong
inisiatif dari para peserta secara keseuruhan dan membuat rekomendasi ke Kantor
Global Compact, peserta lainnya, dan para pemangku kepentingan yang terkait.
(1) Bidang Bisnis : Mr. Toshio Arima, Jepang; Mr. Kurt W. Bock,
John Danilovich, Mr. Phillip Jennings, Mr. Jyrki Raina, Ms. Linda
Kromjong.
(4) Entitas Lainnya (Ex-Officio), terdiri dari Ms. Isabel Garro, Ms.
kali. Setiap rapat yang dilakukan menghasilkan suatu rekomendasi atau hasil.
the United Nations (Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa) pada tanggal 20
29
https://www.unglobalcompact.org/about/governance/board/members (diakses pada tanggal
15 Maret 2017)
April 2006, setelah dilakukan tinjauan ekstensif dari kerangka tata kelola The United
meningkatkan sinergi antara tingkat global dan lokal berkaitan dengan kegiatan
manajemen integritas dan jaminan kualitas, serta mempromosikan inisiatif yang lebih
luas oleh semua peserta dan stakeholder atau para pemangku kepentingan lainnya.
dalam The United Nations Global Compact, termasuk Local Networks. Setiap pihak
dituntut untuk menunjukkan catatan panjang komitmen untuk misi dan prinsipprinsip
dukungan dan manajemen dari inisiatif seluruh anggota peserta The United Nations
yang tertuang dalam The United Nations Global Compact. Global Compact Office
29
http://www.unglobalcompact.org/AboutTheGC/The_Global_Compact_Board/founding_and
_appointments.html (diakses pada tanggal 15 Maret 2017)
f. Inter-Agency Team
Dalam kerangka tata kelola dan operasional inisiatif harian The United
paling erat yang terkait dengan sepuluh prinsip atau nilai yang terdapat dalam The
berikut.
1) The Office of the United Nation High Commissioner for Human Rights
(UHCHR)
7) The United Nations Entity for Gender Equaly and the Empowerment
dalam tata kelola The United Nations Global Compact. Global Compact Office
Bangsa Bangsa. Selain itu, dalam rangka mengembangkan dan mempromosikan The
United Nations Global Compact, kontribusi dari pemerintah di mana pun dan
perkembangan The United Nations Global Compact saat ini diantaranya adalah:
Brazil, Cina, Chili, Kolombia, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Italia, Korea,
Norwegia, Spanyol, Swedia, Turki, dan Inggris. Global Compact Donor Group
bertemu dua kali setiap tahun untuk mengkaji kemajuan yang tercapai dan
memastikan penggunaan dana atau modal yang efektif san efisien dari kontribusi
Compact
mendapatkan dukungan dari Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa dan telah
oleh G8.
32
Terms Of Reference for the “United Nations Global Compact Inter-Agency Team”.
Diakses dari http://www.ilo.org/ wcmsp5/ groups/ public/---dgreports/--- jur/ documents /
genericdocument/ wcms_434552. pdf (diakses pada tanggal 15 Maret 2017)
33
https://www.unglobalcompact.org/about/finances (diakses pada tanggal 15 Maret
2017)
Pengakuan oleh negara G8 dituangkan dalam berbagai deklarasi.
tanggal 8-
Dresden pada tanggal 6-8 Mei 2007, G8 Summit Declaration: Growth and
tanggal 6-8 Juni 2007, G8 Communique Issued Following the Gleneagles Summit
yang dilaksanakan di Auchterarder pada tanngal 6-8 Juli 2005, G8 Labour and
Stuttgart pada tanggal 14-16 Desember 2003, Fostering Growth and Promoting a
pada tanggal 17 Mei 2003, G8 Africa Action Plan yang dilaksanakan di Kananskis
pada tanggal 26-27 Juni 2002, Banff Ministerial Statement on the World Summit on
telah memperbaharui dan memperluas tugas dan fungsi Global Compact Office yakni
partnership global).
Hal yang penting untuk diperhatikan dari resolusi tersebut adalah berkaitan
dengan diakuinya the vital role the United Nations Global Compact Office continues
31
http://www.unglobalcompact.org/aboutTheGC/Government_Support/recognition_by_the_g8.h
tml.
(diakses pada tanggal 16 Maret 2017)
to play with regard to strengthening the capacity of the United Nations to partner
strategically with the private sector (peran penting dari Kantor Global Compact PBB
dalam penguatan kapasitas PBB yaitu dengan bermitra strategis dengan sektor
swasta). Hal ini dinyatakan secara tegas dalam resolusi di mana dinyatakan bahwa
kegiatan The United Nations Global Compact harus in accordance with its General
practices within the United Nations system and among the global business community
(sesuai dengan mandate Majelis Umum PBB yakni mandate untuk memajukan
nialiniai PBB dan praktik bisnis yang bertanggung jawab dalam sistem PBB di antara
global, sudah tentu negara-nagara anggota PBB menyambut baik upaya semua mitra
yang relevan, termasuk sektor swasta dalam realisasi tujuan yang disepakati secara
perempuan.
kaitannya dengan pentingnya the United Nations Global Compact adalah berkaitan
memfasilitasi dialog), dan policy on the use of the Global Compact logo (kebijakan
tentang penggunaan logo Global Compact). Pemerintah juga telah mencatat berbagai
perhargaan yang telah diberikan oleh PBB kepada sektor swasta pada the annual
United Nations Private Sector Forum kepada sektor privat pada the Fourth United
diselenggarakan oleh United Nations Global Compact berkejasama dengan mitra lain.
seperangkat nilai-nilai inti dalam bidang hak asasi manusia, standar buruh,
lingkungan, dan anti korupsi. Hal ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam sepuluh prinsip
sebagai berikut.32
45
bisnisnya. Dengan kata lain, dapat pula dikatakan bahwa dalam konteks
bisnis dan hubungan perusahaan dengan pihak lainnnya sudah tentu dapat
peluang atau dapat digunakan sebagai alat (sarana) untuk mendukung atau
2. Make sure that they are not complicit in human rights abuses (memastikan
bahwa dunia usaha tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia).
pelanggaran hak asasi manusia dapat dilihat dari bentuk kegiatan atau
lain sebagainya.
secara efektif).
satu perhatian dari The United Nations Global Compact. Hal ini menjadi
terlibat dalam suatu perusahaan dan bisnis yang dilakukannya. Dalam hal
ini, baik pengusaha maupun semua pekerja pada suatu perusahaan secara
melaksanakan kegiatannya. Dengan kata lain, dapat pula dikatakan bahwa pengusaha
tidak boleh ikut campur dalam keputusan karyawan untuk berserikat, dan tidak boleh
Kerja paksa dan kerja wajib baik yang dilakukan oleh perusahaan
dengan adanya kerja paksa atau kerja wajib tidak hanya dirasakan oleh
paksa dan kerja wajib akan menurunkan tingkat produktivitas dan akan
negara.
efektif).
Anak.
jabatan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai yang terdapat
dan Jabatan).
lingkungan)
Rio Earth Summit tahun 1992 adalah tindakan melindungi lingkungan dan
berkelanjutan yakni dengan mendaur ulang limbah dari suatu produk dan
10. Businesses should work against corruption in all its form, including
extortion and bribery (bisnis harus melawan tindak pidana korupsi dalam
work against corruption in all its form, including extortion and bribery
Juni 2004 tepatnya pada the United Nations Global Compact Leaders
1. Prinsip Hak Asasi Manusia (Prinsip 1-2) The United Nation Global Compact
Prinsip yang pertama dari The United Nations Global Compact adalah
human rights (bisnis harus mendukung dan menghormati perlindungan hak asasi
dikemukakan lebih bahwa prinsip pertama dan prinsip kedua yang terdapat dalam
The United Nations Global Compact pada dasarnya tidak bisa dilepaskan dari The
Universal Declaration of Human Rights. Oleh karena itu ketentuan dan prinsipprinsip
atau nilai-nilai yang terkandung dalam The Universal Declaration of Human Rights
Compact, hak asasi manusia menjadi penting untuk bisnis dikarenakan negara atau
samping peranan negara, sudah tentu peranan individu (masyarakat) dan organisasi
dalam mendukung dan menghormati hak asasi manusia. Demikian pula dengan
dengan pihak lainnnya sudah tentu dapat menimbulkan resiko atau berpotensi bahwa
perusahaan akan berdampak negative bagi perlindungan dan penghormatan hak asasi
peluang atau dapat digunakan sebagai alat (sarana) untuk mendukung atau
perlindungan hak asasi manusia, dapat memberikan kondisi yang lebih baik dalam
perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia tidak cukup atau lemah. Dalam
negara-negara yang isu perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia tidak
cukup atau lemah salah satu bentuk atau cara yang dapat diambil adalah dengan
menempuh cara-cara yang strategis, relevan, dan berkaitan langsung dengan bisnis
Beberapa hal yang ditawarkan oleh The United Nations Global Compact
hak asasi manusia dikaitkan dengan keberadaan perusahaan dan bisnis yang mereka
lakukan adalah dengan cara memberikan kepedulian kepada konsumen. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan akses konsumen pada informasi global. Dengan
cara ini konsumen akan mengetahui dan semakin menyadari dari mana barang yang
mereka beli dibuat, apa bahan yang digunakan, dari mana barang tersebut berasal,
dimana barang tersebut dipromosikan dan bagaimana keadaan atau kondisi barang
perhatian pula pada produktivitas dan retensi dari para pekerja perusahaan tepatnya
dalam rangka meningkatkan produktivitas dan retensi pekerja. The United Nations
perusahaan tidak melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu perusahaan
negatif terhadap perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia. Oleh karena
itu, bisnis yang dijalankan harus senantiasa mempertimbangkan dampak riil ( dampak
nyata ) maupun dampak potensial terhadap pelanggaran hak asasi manusia sehingga
hubungan antara dampak negatif yang dihasilkan dengan perusahaan atau aktivitas
perusahaan, ada atau tidaknya hubungan antara dampak negatif yang dihasilkan
Hal penting berikutnya berkaitan dengan prinsip pertama dari The United
Nations Global Compact ini adalah berkaitan dengan publikasi penghormatan dan
perlindungan hak asasi manusia dalam hal ini harus diterjemahkan atau diartikan
perusahaan dalam melakukan aktivitas dan bisnisnya tidak melanggar hak asasi
dalam The United Nations Global Compact dikemukakan bahwa: “If national law
standards and not infringe on human rights. In the rare situation that national law
directly conflicts with international standards, companies are not expected to violate
national laws. Instead, there may be other ways to support the spirit of international
human rights standards.” Dengan demikian, dapat dilihat apabila standar hukum
nasional lebih rendah dari standar hukum internasional, perusahaan harus berusaha
untuk memenuhi standar internasional dan tidak melanggar hak asasi manusia.
The United Nations Global compact menentukan dengan tegas ruang lingkup
tanggung jawab perusahaan dalam hal penghormatan dan perlindungan hak asasi
perlindungan hak asasi manusia, yaitu dengan menentukan beberapa hal berikut.
operating for any human rights challenges that context might pose.
also services that seek to bring such context specific risks together in
Rights risks.
Risks.
kebijakan dan praktik yang mungkin melanggar hak asasi manusia dan
mungkin termasuk proses produksi itu sendiri, produk atau jasa yang
lainnya).
actors to consider whether they might pose a risk for the company in
by those entities.
ketentuan atau kontrak barang, jasa dan bahkan kegiatan non bisnis,
menghormati hak asasi manusia dapat dilakukan dengan melakukan due diligence.
Due diligence dalam hal ini harus diartikan sebagai proses berkelanjutan yang diambil
hukum nasional tetapi juga mengelola risiko pelanggaran hak asasi manusia.
The United Nations Global Compact juga menghormati dan melindungi hak
impacts, as well has how the company’s operations may be directly linked
to such impacts. The scale of the review will depend on the industry,
company size and national and local context and should be commensurate
with the risk of severe human rights impacts. The process should draw on
(Menilai dampak hak asasi manusia: banyak isu pelanggaran hak asasi
aktivitas yang ada dan diusulkan dapat memengaruhi hak asasi manusia.
dan nasional dan konteks lokal dan harus sepadan dengan tingkat resiko.
rights issues and their importance is not fully integrated across relevant
result. For example, product developers may not consider human rights
human rights. Leadership from the top is essential to embed respect for
for addressing impacts to the appropriate level and function within the
akan isu hak asasi manusia dan kepentingan mereka tidak sepenuhnya
pejualan atau tim pengadaan tidak tahu risiko yang dilakukan oleh
hak asasi manusia. Oleh sebab itu, kepemimpinan dari atas sangat penting
c. Taking action: The appropriate action for a company to take will vary
relationships. In the case of (a), the company should cease or prevent the
atau (b) perusahaan secara langsung terkait dengan pelanggaran hak asasi
dampaknya).
of feedback.
perusahaan, tetapi ulasan regular dampak hak asasi manusia dan kinerja
perubahan secara eksternal maupun secara internal. Hal ini berguna dalam
dampak positif terhadap keputusan bisnis dan hasil bisnis. Mengingat hal
local communities and others can raise their concerns and have them be
untuk mengatasi dampak hak asasi manusia buruk yang telah disebabkan
bertambahnya sengketa).36
perlindungan hak asasi manusia terkait erat dalam hal langkah-langkah manajemen
penghormatan hak asasi manusia, The United Nations Global Compact memberikan
empat cara bisnis yang dapat mendukung atau mempromosikan perlindungan dan
Compact goals and issues. (melalui kegiatan bisnis inti mereka dalam
filantropi).
kebijakan publik)
Dalam The United Nations Global Compact dikemukakan pula beberapa cara
berserikat)
37 Ibid
menggunakan kerja paksa atau kerja wajib dan pekerja anak baik
perumahan bagi para pekerja dan keluarga mereka, jika ini tidak
masyarakat setempat)
38 Ibid
markets that also enable the poor to gain access to goods and services
that they otherwise could not afford; (melalui harga diferensial atau
and also helps a company to have a broader and more skilled pool of
(mungkin yang paling penting, bisnis yang sukses adalah bisnis yang
ensure that existing international guidelines and standards for the use of
Prinsip yang kedua dari The United Nations Global Compact adalah Make
sure that they are not complicit in human rights abuses (memastikan bahwa dunia
usaha tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia). Keterlibatan suatu
perusahaan dalam pelanggaran hak asasi manusia akan menyebabkan kerugian baik
bagi pemerintah, individu, kelompok, masyarakat secara luas, atau bahkan perusahaan
lain. Oleh karenanya, prinsip kedua The United Nations Global Compact adalah
cara ini, secara tidak langsung perusahaan telah melakukan penghormatan dan
pelindungan terhadap hak asasi manusia itu sendiri. Menghindari bentuk kegiatan
atau usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam pelanggaran hak asasi manusia
39 Ibid
40 Ibid
dapat dilihat dari bentuk kegiatan atau usaha atau bisnisnya, sajauh mana aturan atau
asasi manusia, sajauh mana usaha antisipasi (misalnya melakukan audit) sehingga
perusahaan tidak melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan lain sebagainya.
Meskipun demikian, perlu disadari bahwa apabila dilihat dari faktor eksternal
dipengaruhi pula oleh kebijakan hukum dan kebijakan politik pada suatu negara (baik
usahanya). Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa resiko pelanggaran hak
asasi manusia yang dilakukan oleh perusahaan mungkin akan menjadi sangat tinggi di
daerah atau negara yang memiliki pemerintahan atau hukum positif yang tidak
asasi manusia. Hal ini tentu akan menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia
semakin tersebar luas. Terlepas dari itu, perlu pula disadari bahwa resiko keterlibatan
suatu perusahaan dalam pelanggaran hak asasi manusia menjadi berkurang apabila
rights dan due diligence sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
b. The knowledge by the company that its act or omission could provide such
dengan tegas bahwa tuduhan keterlibatan perusahaan dalam pelanggaran hak asasi
knows will be used to carry out the abuse. (keterlibatan langsung – ketika
manusia).
abuses even if it did not positively assist or cause them. (keterlibatan yang
Isu penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia telah menjadi semakin
penting untuk diperhatikan karena sifat dan ruang lingkup bisnis telah berubah.
Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa bisnis dengan berbagai aktor yang
berperan di dalamnya dimana diantara mereka memiliki peranan yang berbeda satu
dengan yang lain telah menimbulkan bahwa penting bagi perusahaan dan bisnis yang
manusia.
records and/or the capacity of the state to address these issues is limited.
42 Ibid
yang sebelumnya tidak tersentuh oleh pasar global. Dalam beberapa kasus,
alienation of people has occurred towards the public institutions that were
and sizes have grown to fill the void, progressively influencing both public
policy and the market agenda. They include new human rights, labour and
dari semua jenis dan ukuran telah tumbuh untuk mengisi kekosongan
agenda pasar. Dalam hal ini termasuk pula di dalamnya hak asasi manusia
had a substantial effect on the perpetration of the crime and the company
knew that its acts would assist the perpetration of the crime even if it did
because they are part of the state, they may have direct responsibilities
43 Kriteria suatu tindak pidana yang dapat dikatakan sebagai tindak pidana internasional
apabila memuhi kriteria berikut ini.
a. Tindak pidana yang dilakukan/diarahkan kepada orang-orang asing dan aset-aset asing.
b. Dampak yang dihasilkan dari tindak pidana dirasakan secara global (internasional).
c. Tindak pidana yang dilakukan diorganisasi dan/atau melibatkan pemerintah dan/atau
organisasi atau korporasi yang terdapat di lebih dari satu negara.
d. Tindak pidana yang dilakukan di latar belakangi oleh tujuan mencapai keuntungan
material.
e. Tindak pidana yang dilakukan memiliki karakteristik yang sangat teroganisasi, ekstrim,
eksklusif, tertutup , memiliki komitmen yang sangat tinggi dan memiliki dukungan
keuangan.
f. Tindak pidana tersebut bertujuan atau setidaknya dapat mempengaruhi
kebijakankebijakan yang dibuat oleh pemerintah asing.
47
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-2 (diakses pada
tanggal 17 Maret 2017)
of involvement in human rights abuses and the company's potential impact
b. Does the company have explicit policies that protect the human rights of
asasi para pekerja atau karyawan dari perusahaan rantai pasokannya ?).
e. Does the company have an explicit policy to ensure that its security
Firearms by Law
establish clear safeguards to ensure that these are not then used to
44 Ibid
security forces that the business will not condone any violation of
investasi);
f. ...identify those functions within the firm that are most at risk of becoming
yang paling beresiko terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia, yang
region; and (melakukan penilaian dampak hak asasi manusia yang terdiri
dari analisis fungsi dari investasi yang diusulkan dan dampak pelanggaran
45 Ibid
Prinsip yang ketiga dari The United Nations Global Compact adalah
Businesses should uphold the freedom of association and the effective recognition of
berserikat dan pengakuan hak untuk berunding bersama secara efektif). Kebebasan
berserikat dan hak untuk berunding bersama menjadi salah satu perhatian dari The
United Nations Global Compact. Hal ini menjadi penting mengingat kebebasan
berserikat dan hak untuk berunding bersama menyiratkan penghormatan terhadap hak
semua pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan dan bisnis yang dilakukannya.
Dalam hal ini, baik pengusaha maupun semua pekerja pada suatu perusahaan secara
bebas dan sukarela membentuk dan bergabung dalam sebuah organisasi pilihan
secara bebas dan tanpa gangguan, termasuk pula melakukan promosi dan membela
hak-hak pekerja untuk membuat keputusan secara bebas dalam dalam melaksanakan
kegiatannya. Dengan kata lain, dapat pula dikatakan bahwa pengusaha tidak boleh
ikut campur dalam keputusan karyawan untuk berserikat, dan tidak boleh
bersama adalah suatu proses atau suatu kegiatan sukarela dimana karyawan atau
mengenai hal-hal tertentu dan kondisi kerja dan pengaturan hubungan antara
antara pengusaha sendiri atau organisasinya dan serikat pekerja atau dalam kehadiran
Perlu pula disadari bahwa perundingan bersama hanya dapat berfungsi secara
efektif bila diadakan secara jujur dan bebas oleh semua pihak yang terlibat di
dalamnya. Hal ini menjadi penting karena akan berimplikasi pada beberapa hal
berikut:
dan
e. Memberi waktu yang cukup untuk para pihak dalam membahas dan
Didalam The United Nations Global Compact dikemukakan dengan tegas cara
berserikat dan hak untuk berunding bersama. Cara-cara tersebut diantaranya sebagai
berikut.
1) Respect the right of all workers to form and join a trade union of their
bergabung dengan serikat pekerja pilihan mereka tanpa rasa takut akan
carry out their functions in ways that are not disruptive to regular
they are not used as a way for the company to exercise indirect control;
tidak langsung);
kesepakatan bersama);
kesejahteraan masyarakat);
berarti);
1) Take into account the role and function of the representative national
Prinsip keempat dari The United Nations Global Compact adalah The
elimination of all forms of forced and compulsory labour (penghapusan segala bentuk
kerja paksa dan kerja wajib). Prinsip ini adalah prinsip yang diadopsi dari setidaknya
2 konvensi internasional, yakni Konvensi ILO No. 29 Tahun 1930 tentang Kerja
Paksa dan Konvensi ILO No. 105 Tahun 1957 tentang Penghapusan Kerja Paksa.
Kerja paksa atau kerja wajib adalah pekerjaan atau jasa apapun yang
dilakukan seseorang akibat ancaman hukuman dan dimana orang tersebut belum
Memberikan upah atau kompensasi lain kepada seorang pekerja tidak serta merta
menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut bukan kerja paksa atau kerja wajib.
Berdasarkan haknya, pekerjaan harus diberikan secara bebas dan pekerja harus diberi
Beberapa karakteristik kerja paksa atau kerja wajib yang dinyatakan oleh The
countries where both adults and children are obliged to work in slave-like
yakni dipaksa untuk membayar utang mereka sendiri, atau orang tua)
choice about whether to work (pekerja anak dalam kondisi sangat kasar
lakukan)
lembur paksa)
paksa)
p. Deception or false promises about terms and types of work (penipuan atau
nilai utang yang terus meningkat, mengurangi nilai barang atau jasa yang
Dalam rangka mencegah dan meminimalkan terjadinya kerja paksa dan kerja
wajib, The United Nations Global Compact memberikan cara-cara yang dapat
1) Have a clear policy not to use, be complicit in, or benefit from forced
workers, indicating the scope of and procedures for leaving the job;
(membuat kontrak kerja dalam bahasa yang mudah dipahami oleh para
meninggalkan pekerjaan)
and, where found, provide for the removal of such workers from the
dalam jeratan hutang atau dalam bentuk kerja paksa lainnya dan jika
11) If hiring prisoners for work in or outside prisons, ensure that their
relationship in the sector involved, and that they have given their
perwakilan Anda 'di tingkat lokal, negara bagian atau tingkat nasional)
address the issue, and build bridges with trade unions, law
kerja paksa)
kesehatan dan gizi bagi pekerja yang dihapus dari kerja paksa yang
yang terkena dampak penyakit dan kekurangan gizi sebagai hasil dari
6) Where use is made of prison labour, ensure that the terms and
regard to occupational health and safety), and that they have given
kerja dari penjara, pastikan bahwa syarat dan kondisi kerja yang
Prinsip kelima The United Nations Global Compact, yang berkaitan dengan
Berbicara megenai prinsip kelima dalam The United Nations Global Compact
yakni penghapusan pekerja anak secara efektif pada dasarnya tidak dapat dilepaskan
(ILO) No. 138 Tahun 1973 tentang usia minimum dan konvensi International Labour
Organization (ILO) No. 182 Tahun 1999 tentang Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk
untuk Anak.
beberapa istilah. Beberapa istilah tersebut diantaranya adalah child labour, youth
employment, dan student work. Pada dasarnya tidak ada perbedaan principal dari
51
ketiga istilah tersebut. Pekerja anak adalah salah satu bentuk eksploitasi yang
tentang usia minimum dan konvensi International Labour Organization (ILO) No.
182 Tahun 1999 tentang Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak menentukan
bahwa anak di bawah usia 18 tahun diperkenankan untuk bekerja namun tidak boleh
kurang dari usia untuk menyelesaikan wajib belajar yakni 15 tahun. Namun, hal ini
tidak berlaku mutlak bagi negara-negara yang sedang dalam masa transisi (negara
berkembang).
Jenis pekerjaan Negara maju Negara
berkembang
Dalam rangka meminimalkan pekerja anak ini, The United Nations Global
perekrutan)
will exclude those above the legal age for employment from decent
5) When children below the legal working age are found in the
pekerjaan)
yang layak dan akses ke pelayanan yang memadai bagi anak-anak dan
keluarga mereka)
pekerja anak)
pekerja anak)
regulation, take measures to ensure that wages paid to adults take into
account the needs of both them and their families. (Di mana upah tidak
address the issue, and build bridges with trade unions, law
nasional.)
anakanak yang bekerja, dan pelatihan keterampilan bagi orang tua dari
Prinsip keenam dalam The United Nations Global Compact adalah 6. The
diskriminasi dalam hal pekerjaan dan jabatan). Berbicara megenai prinsip keenam
dalam The United Nations Global Compact yakni penghapusan diskriminasi dalam
hal pekerjaan dan jabatan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai yang
terdapat dalam konvensi International Labour Organization (ILO) No. 100 Tahun
1951 tentang Upah yang Setara dan konvensi International Labour Organization
(ILO) No. 111 Tahun 1958 tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan).
serta pelatihan dan bimbingan kejuruan. Di samping itu, diskriminasi juga dapat
a. Rekrutmen;
b. Upah;
d. Perlindungan persalinan;
f. Pemberian tugas,
h. Peluang pelatihan;
i. Prospek pekerjaan;
Dari sisi pandang dunia usaha, diskriminasi tidaklah masuk akal. Diskriminasi
dalam pekerjaan dan jabatan menolak mendapatkan akses ke bakat-bakat dari sumber
keterampilan dan kompetensi yang lebih luas. Pada akhirnya, diskriminasi dapat
sahamnya.
skill and experience the basis for the recruitment, placement, training
(Bekerja atas dasar kasus per kasus untuk menilai apakah pembedaan
serta menyediakan jalan lain untuk para pekerja. Tindakan ini serta
kesepakatan bersama.
jabatan tertentu).
Prinsip ketujuh dalam The United Nations Global Compact adalah Businesses
Perhatian terhadap lingkungan merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan.
faktor yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan bersifat sistematis.
bisnis, adalah ide untuk pencegahan daripada perbaikan. Dengan kata lain, preventif
lebih hemat biaya karena perusahan dapat mengambil tindakan dini untuk
setelah kerusakan terjadi harganya dapat jauh lebih mahal, misalnya untuk
yang tidak berkelanjutan (yaitu metode yang menguras sumber daya dan
(Mengembangkan kode etik atau praktek untuk operasi dan produk yang
seluruh perusahaan)
potensial)
e. and to deal with related enquiries and complaints. Use mechanisms such
public polls combined with use of website and printed media; (dan untuk
cetak)
and products around which high level of uncertainty, potential harm and
dalam proses produksi tertentu dan produk yang berkaitan dengan tingkat
ketidakpastian yang tinggi serta adanya potensi bahaya atau masalah yang
sensitif).56
lingkungan hidup). Dalam Bab 30 Agenda 21, Rio Earth Summit tahun 1992
dinyatakan dengan tegas bahwa peran bisnis dan industri dalam agenda pembangunan
appropriate codes, charters and initiatives integrated into all elements of business
planning and decision-making, and fostering openness and dialogue with employees
56 Ibid
57 United Nations Conference on Environment & Development Rio de Janerio, Brazil, 3 to 14
June 1992 AGENDA 21.
diterima)
kepentingan). 58
ramah lingkungan sebagaimana terdapat dalam agenda 21, Rio Earth Summit tahun
ulang limbah dari suatu produk dan menangani limbah sisa dengan cara yang lebih
Teknologi ramah lingkungan juga meliputi berbagai proses produksi yang bersih dan
peningkatan efisiensi;
c. Teknologi yang menggunakan bahan yang lebih efisien dan bersih dapat
sebagai berikut:
tersebut;
keberlanjutan';
lingkungan minimum;
4. Prinsip Anti Korupsi (Prinsip 10) The United Nation Global Compact
against corruption in all its form, including extortion and bribery (bisnis harus
melawan tindak pidana korupsi dalam segala bentuknya, termasuk tindak pemerasan
dan penyuapan) diumumkan pada tanggal 24 Juni 2004 tepatnya pada the United
Nations Global Compact Leaders Summit. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
menanggapi tantangan pemberantasan tindak pidana korupsi. Hal ini juga sekaligus
kemauan baru atau komitmen baru dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, dengan
unsurunsur sistem hukum yang terdiri dari struktur hukum (legal structure), substansi
hukum (legal substance), dan budaya hukum (legal culture).62 Oleh sebab itu, perlu
dikaji terlebih dahulu kesesuaian antara nilai-nilai yang terdapat dalam The United
Setiap masyarakat atau bangsa tentu memiliki pandangan hidup yang berisi
nilai-nilai moral atau etika yang dianggap sebagai suatu kebenaran dan keharusan.
Moral dan etika itu pada dasarnya memuat suatu nilai-nilai yang dianggap baik atau
tidak baik, sesuatu yang dianggap benar dan tidak benar, sesuatu yang dianggap patut
dan tidak patut, sesuatu yang dianggap layak dan tidak layak. Nilai yang dianggap
sebagai suatu kebenaran oleh masyarakat atau bangsa sudah tentu harus dijadikan
Berangkat dari hal itu, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa hukum
yang baik harus disusun berdasarkan semua nilia-nilai yang ada dan nilai-nilai yang
112
62 Lawrence Friedman, American Law, London: W. W. Norton & Company, 1984, hlm 6.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
105
diakui sebagai suatu kebenaran dalam masyarakat. Sebaliknya, hukum yang dibentuk
yang dibentuk tanpa memperhatikan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat atau tidak
sesuai dengan struktur hukum (legal structure), substansi hukum (legal substance),
dan budaya hukum (legal culture) tidak akan ditaati atau tidak akan dapat
dilaksanakan.
Benard Arief Shidharta menyatakan bahwa, “Pada masa ini, pancasila sebagai
base value sudah sepenuhnya menjadi kenyataan. Namun pancasila sebagai goals
values, baru sila pertama dan sila ketiga yang sepenuhnya telah menjadi kenyataan,
sedangkan sila-sila lainnya masih banyak yang harus diperjuangkan dengan penuh
kepada manusia yakni melindungi manusia secara pasif (negatif) dengan mencegah
dalam The United Nations Global Compact kedalam sistem hukum Indonesia harus
dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai Pancasila sebagai goals values
dengan menjunjung tinggi rasa keadilan sebuah posisi dimana setiap manusia
memperoleh kesempatan yang sama dan luas untuk mengembangkan seluruh potensi
yang ada. Dengan melihat prinsip-prinsip yang terkandung dalam The United Nations
Global Compact tentu telah sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila.
Lebih lanjut, pancasila ini akan diimplementasikan lebih lanjut dalam Undang
Undang Dasar 1945 sebagai norma fundamental dan harus diterjemahkan lebih lanjut
dalam The United Nations Global Compact tidak boleh bertentangan dengan nilainilai
yang terkandung dalam pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Dapat dilihat
bahwa cita-cita yang ingin dicapai bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Indonesia yang merdeka adalah Indonesia yang bebas dari segala bentuk
penjajahan, baik antar manusia maupun antar bangsa, baik sebagai obyek
2. Indonesia yang bersatu adalah Indonesia yang miliki kesatuan wilayah yang
dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memiliki kadar
Indonesia.
Melihat keenam visi atau cita-cita yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia
yang terdapat dalam The United Nations Global Compact dapat dijadikan sebagai
salah satu sarana untuk mencapai visi atau cita-cita bangsa Indonesia tersebut.
bangsa, tujuan nasional, dan kepentingan seluruh masyarkat Indonesia namun tetap
Environment And Development (Rio de Janeiro) dan The United Nations Convention
Againts Corruption.
Compact.
Martha Tilaar, Founder & Chairman of Martha Tilaar Group dan bekerjasama
Development Goal; Martha Tilaar yang juga adalah Founding Participant UN Global
Compact beserta 300 peserta Asia-Pacific Business Forum lainnya, baik dari dalam
2006 di Jakarta selama Konferensi United Nations Economic and Social Commission
for Asia and the Pacific (UNESCAP). Dua puluh dua perusahaan dan organisasi
Visi dari Indonesia Global Compact Network (IGCN) adalah untuk menjadi
pencapaian hak asasi manusia, tenaga kerja yang kompetitif, lingkungan yang
berkelanjutan, dan praktik bisnis yang etis. Sedangkan misi dari Indonesia Global
A. KESIMPULAN
kerja dan kebijakan sosial, peran IOE adalah untuk memastikan bahwa
sangat penting dalam proses produksi. Kemudian ada The United Nations Global
119
dengan berkomitmen untuk membangun era baru dalam berbisnis yakni era
2. Peserta dari The United Nations Global Compact berkomitmen untuk menerapkan
(dalam lingkup pengaruh mereka) sepuluh prinsip The United Nations Global
The United Nations Global Compact adalah murni inisiatif sukarela. Instrumen ini
prinsip UNGC. Namun isi laporan ini tidak akan diperiksa. Kegagalan untuk
membuat COP akan mengakibatkan penurunan status peserta dari aktif menjadi
3. The United Nations Global Compact memiliki jaringan lokal (local networks) di
memiliki jaringan lokal The United Nations Global Compact dibentuk pada 8
April 2006 yang telah melibatkan lebih dari 160 perusahaan multinasional,
perusahaan lokal, dan berbagai institusi. Visi dari Indonesia Global Compact
kerja yang kompetitif, lingkungan yang berkelanjutan, dan praktik bisnis yang
etis.
B. SARAN
1. Karena karakter atau sifat dari panduan dunia usaha ini tidak semua bersifat
mengikat apalagi The United Nations Global Compact yang bersifat sukarela,
sehingga sangat diperlukan kerja sama aktif dari perusahaan untuk melaksanakan
kesepuluh prinsip dari The United Nations Global Compact serta harus adanya
pengawasan yang lebih ketat lagi dari aturan internasional seperti International
usaha yang berkelanjutan dan memberikat manfaat bai pekerja, perusahaan, dan
lemah, saat ini ada banyak peserta korporasi yang melanggar salah satu atau
beberapa prinsip dari Sepuluh Prinsip The United Nations Global Compact.
Dibutuhkan kerja sama dari perusahaan untuk menerapkan kesepuluh prinsip dari
menjamin bahwa peserta perusahaan telah mematuhi Sepuluh Prinsip The United
menjamin bahwa aktivitas bisnis yang dilakukan beretika dan bertanggung jawab
dapat terlaksana.
pelaksanaan dari kesepuluh prinsip ini dapat berjalan dan memberikan dampak
Seharusnya juga masyarat atau LSM ikut berperan aktif untuk membantu
melaksanakan prinsip ini dengan melaporkan kepada The United Nations Gobal
A. BUKU
Binacipta.
Amiruddin dan Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta; PT.
Djamily Mizwar, dkk., Tanpa tahun, Mengenal PBB dan 170 Negara Di Dunia, Penerbit
Kristian, S.H. 2014. Hukum Korporasi Ditinjau Dalam The United Nations Global
Prof. Dr. Hata, S.H., M.H. 2016. Hukum Ekonomi Internasional, Malang; Setara Press
Schwrzenberger, Georg. 1962. The Frontiers Of International Law. London; Stevenns &
Sons Limited.
123
Shidharta dan Myrna A. Safitri. 2012. “Prawacana: Eksistensi dan Implikasi Sebuah
Teori Tentang Hukum” dalam Mochtar Kusuma atmaja dan Teori Hukum
Soekanto, Soerjono dan Sri Madmuji. 2007. Penelitian Hukum Normatif Suatu
Suherman, Ade Mahman. 2003. Organisasi Internasional & Integritas Ekonomi Regional
B. INTERNET
http://rahayupujiastuti25.blogspot.co.id/2013/03/manajemen-berkelanjutan.html
http://unglobalcompact.org/AboutTheGC/The_Global_Compact_Board/bios.html
http://www.ilo.org/declaration
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-
bangkok/@ilojakarta/documents/publication/wcm_041895.pdf (diakses
2017)
http://www.unglobalcompact.org/aboutTheGC/Government_Support/recognition_
http://www.unglobalcompact.org/AboutTheGC/The_Global_Compact_Board/fou
https://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Global_Compact (diakses
https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Ekonomi_dan_Sosial_Perserikatan_Bangsa-
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles (diakses
hl=id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/w
12 Maret 2017)
tanggal 15
pada tanggal 15
Maret 2017)
https://www.unglobalcompact.org/about/governance/board/members
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-1
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-1
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-2
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-3
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-4
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-5
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-7
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-8
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-9
https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/mission/principles/principle-10
http://lama.elsam.or.id/downloads/1309941834_NASKAH_AKADEMIK_
RUU_Intelijen_Negara.pdf
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-
bangkok/@ilojakarta/documents/publication/wcms_126247.pdf (diakses
http://www.ilo.org/multi
https://lessconversationmoreaction.files.wordpress.com/2010/10/mcisustai
C. SUMBER LAIN
Konvensi ILO No. 105 Tahun 1957 tentang Penghapusan Kerja Paksa
Konvensi ILO No. 111 Tahun 1958 tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan)
Rights.
The United Nations Conference On Environment And Development (Rio de
Janeiro)