Anda di halaman 1dari 18

Job Sheet Overhole Motor Bensin

Job : 05 Waktu : 8 Jam pel


SMT : 5 (Lima) OVERHAUL MOTOR BENSIN Th Ajaran : 2020/2021
Kelas : SMK MUH 2 TAMAN
Kelompok
Nomor :

A.    Tujuan
1.      Siswa diharapkan dapat memahami cara kerja dari Motor Bensin.
2.      Siswa diharapkan dapat melakukan analisis awal kerusakan pada kendaraan.
3.      Siswa diharapkan dapat melakukan Overhaul engine dengan baik dan benar.
4.      Siswa diharapkan dapat mengenali nama-nama komponen dari engine dan cara kerjanya.
5.      Siswa diharapkan dapat memahami prosedur kerja yang baik sesuai standarnya.
B.     Keselamatan Kerja
1.      Gunakanlah alat pelindung praktikum yang sesuai, seperti wearpak, sepatu, dll.
2.      Gunakan alat sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian alat yang benar.
3.      Berhati-hatilah terhadap komponen yang mudah patah ataupun yang memerlukan kerataan.
4.      Perhatikan tanda-tanda yang ada pada bodi komponen.
5.      Bekerjalah dengan serius dan selalu patuhi instruksi intruktur.
C.    Alat dan Bahan
1.      Toolbox Set 6.      Feeler Gauge
2.      1 Unit Mobil 7.      Kunci Shock
3.      V Block 8.      Kunci Momen
4.      Jangka Sorong 9.      Micrometer
5.      Silinder Bore Gauge 10.  Bensin
D.    Teori Singkat
Sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan dasar engine, diperlukan pengetahuan
tentang prinsip dan cara kerja motor bakar, sistem pendinginan, sistem pelumasan,
penghitungan daya motor dan prosedur pembongkaran dan pemasangan komponen engine
serta cara pembersihan engine dengan glass bead. Adapun fungsi pelaksanaan pekerjaan dasar
engine bertujuan :
a.       Tujuan primer
1)      Menjaga agar engine dapat berfungsi secara optimal dan aman
2)      Meningkatkan umur pemakaian
3)      Menghemat biaya pemeliharaan
b.      Tujuan skunder
Mengorganisasi dan melaksanakan pekerjaan serta membuat catatan pemeliharaan
Prinsip dan cara kerja motor bensin 2 tak dan 4 tak
                          I.            Motor bensin 2 tak :
Disebut motor 2 tak karena dalam menghasilkan satu usaha motor membutuhkan dua
langkah piston. Pada motor 2 tak bahan bakar yang tercampur dengan udara dari karburator
dimasukkan melalui katub pengatur (reed valve) menuju ruang poros engkol.
Selain itu terdapat pula saluran yang mengalirkan bahan bakar dari ruang poros engkol
menuju ruang bakar melalui saluran transfer yang terletak pada silinder blok. Untuk lebih
jelasnya dapat diuraikan seperti berikut :
1)      Piston bergerak dari TMA ke TMB
a)      Di atas piston
Terjadi langkah usaha, pembuangan dan awal pemasukan campuran bahan bakar ke dalam
ruang bakar.
b)      Di bawah piston
Terjadi langkah kompresi terhadap campuran bahan bakar yang berada di dalam ruang
poros engkol untuk di suplai ke ruang pembilasan seperti ditunjukkan gambar 1 bawah ini
2)      Piston bergerak dari TMA ke TMB
a)      Diatas piston
1)      Akhir pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar.
2)      Terjadi proses langkah kompresi dan pembakaran bahan bakar oleh busi.
b)      Di bawah piston
Terjadi langkah penghisapan campuran bahan bakar dari karburator ke dalam ruang poros
engkol.
                  II.            Motor bensin 4 tak:
Disebut 4 tak karena untuk menghasilkan satu siklus pembakaran terdiri dari empat
langkah torak
1.      Langkah Hisap
a)      Piston bergerak dari TMA ke TMB.
b)      Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup.
c)      Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan campuran udara dan bahan bakar
masuk ke dalam silinder.
2.      Langkah Kompresi
a.       Piston bergerak dari TMB ke TMA
b.      Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup
c.       Pada akhir langkah kompresi busi memercikkan bunga api

3.      Langkah Usaha


a.       Piston bergerak dari TMA ke TMB.
b.      Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup.
c.       Hasil pembakaran menekan piston
4.      Langkah buang
a.       Piston bergerak dari TMB ke TMA.
b.      Katup hisap tertutup.
c.       Katup buang terbuka.
d.      Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar.
E.     LANGKAH KERJA
A)    UMUM
1.      Lepaskan pemegang tutup mesin dan lepaskan tutup mesin.
2.      Keluarkan pada radiator dan blok silinder.
3.      Keluarkan oli mesin.
4.      Keluarkan aki.
5.      Lepaskan saringan udara bersama rumalmya.
6.      Buka kabel gas dan cuk karburator. 
7.      Lepaskan pipa bensin melalui sambungan pada saringannya. 
8.      Lepaskan selang masuk heater (pemanas) pada saluran isap
9.      Lepaskan kawat primer dan tegangan tinggi pada distributor. 
10.  Lepaskan thermosensor air.  
11.  Lepaskan kabel-kabel motor starter dan switch tekanan oli.
12.  Kendorkan klem selang, setelah itu lepaskan selang radiator dan bawah dari radiator dan
pompa air.
13.  Lepaskan air. 
14.  Buka baut tangkai, srtelah alternator dan copot tali kipas. setelah itu lepas atau copot
altemator. 
15.  Lepaskan dudukan alternator.
16.  Lepas pipa buang depan dari saluran buang. Kemudian buka saluran buangan dari kop
silinder.  
17.  Lepas starter motor. .
18.  Pasang rantai (seling) yang cocok pada gantungan mesin.
cantolkan rantai pada alat angkat yang memadai. Setelah itu angkat rantai sedikit ke atas
hingga tidak kendor.
19.  Lepaskan braket dudukan mesin di sebelah kanan dan kiri.
20.  Tarik mesin ke depan hingga poros yang masuk transmisi benar-
benar kelihatan. Angkat mesin dari kendaraan.

B)    MESIN
1.      Cylinder Head
Cylinder head terbuat dari besi tuang (konstruksi mesin lama) saat ini banyak
diaplikasikan cylinder head yang terbuat dari campuran aluminium. Cylinder head berfungsi
sebagai dudukan mekanisme katup, karburator, busi dan sebagai ruang bakar.
a)      Pelepasan Cylider Head.
1)      Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.
2)      Lepaskan semua komponen seperrti seperti valve case, rocker arm, push rod (untuk cylinder
head dengan konstruksi OHV).
3)      Lepaskan semua baut pengikat cylinder head dari baut sisi paling luar menuju baut sisi paling
dalam.
4)      Lepaskan katup dari dudukan katup menggunakan special service tool.
b)      Pembersihan komponen Cylider Head.
Lakukan pembersihan kerak pada ruang bakar dan semua komponen mekanisme katup
sebelum melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan lebih presisi.
c)      Pemeriksaan komponen Cylider Head.
1)      Kerataan intake manifold.
2)      Periksa kerataan permukaan cylinder head.
3)      Periksa kebengkokan katup.
4)      Periksa kerataan permukaan katup.
d)     Pemasangan Cylider Head.
1)       Bila permukaan tidak rata lakukan perataan permukaan dengan menyesuaikan batas yang
tersedia pada bagian sisi cylinder head.
2)      Lakukan pemasangan sesuai dengan arah kebalikan pembongkaran.

2.      Cylinder block


Cylinder block berfungsi untuk dudukan komponen mesin dan terdapat water jacket
untuk tempat aliran air pendingin. Silinder liner adalah silinder yang dapat dilepas. Silinder
liner dibagi menjadi 2 tipe : dry type dan wet type seperti ditunjukkan gambar dibawah. Dry
type mempunyai keuntungan effisiensi panas lebih baik, tetapi pendinginan pada liner kurang
baik. Wet type mempunyai keuntungan pendinginan pada liner baik tetapi effisiensi panas
berkurang.
Tabung silnder adalah bagian yang menindahkan tenaga panas ke tenaga mekanis serta
sebagai lintasan / bergerak naik dan turunnya torak dalam melakukan proses kerja mesin.
a)      Pelepasan Cylinder Block.
1)      Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.
2)      Lepaskan cylinder head unit.
3)      Lepaskan semua engine mounting.
4)      Setelah engine dipisahkan dari badan kendaraan lepaskan komponen yang terdapat pada
ruang poros engkol seperti pompa oli.
5)      Lepaskan batang piston dapat melepaskan poros engkol.
6)      Setelah semua bagian dilepas bersihkan komponen dengan solven atau glass bead.
b)      Pemeriksaan Cylinder Block.
Dalam pemeriksaan blok silinder yang pertama diperiksa setelah dibersihkan adalah
keutuhannya secara fisik ( secara visual) dari kemungkinana pecah , retak atau perubahan
bentuk dasarnya.
Sedangkan yang perlu dilakukan penukuran setelah mesin dioverhaul / dibongkar adalah :
1)      Pengukuran / Pemeriksaan Keretakkan Blok Silinder :
Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah :
  Magnetic Crask Detektor dan kelengkapannya
Cara Pengukuran Keretakan :
o   Permukaan blok silinder yang telah dibersihkan ditaburi dengan bedak yang mengandung
serbuk besi secara tipis dan merata .
o   Rakit Magnetic Crack Detector , kemudian pole magnet remanennya diletakkan ditasa
permukaan blok silinder yang telah ditaburi bedak
o   Hidupkan sumber listrik magnetic crack detectornya sehingga pole magnet remanen menjadi
magnet, lihat serbuk bedak disekitar magnet remanen apakah bedak mengumpul membentuk
sebuah garis atau tidak (tetap seperti semula). Bila ternyata bedakmembentuk garis berarti
garis tersebut adalah garis retaknya dari blok silinder karena sifat serbuk besi adalah akan
selalu terbawa ketepi suatu besi saat ada garis gaya magnet, sedangkan kalau bedak tidak
membentuk garis berarti masih baik.
o   Lakukan pemeriksaan seperti diatas pada posisi pada posisi permukaan silinder lainnya sampai
seluruh permukaan silindernya terperiksa.
o   Bila ternyata blok silinder sudah retak berate blok silinder harus diganti karena dapat
menyebabkan kebocoran terutama saat langkah atau langkah usaha.
2)      Pemeriksaan / Pengukuran Kerataan Permukaan Blok Silinder :
Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah :
o   Straigt Edge
o   Feeler Gauge
o   Mikrometer (bila diperlukan untuk mengukur bilah)

Cara Pengukuran :
o   Letakkan Staright Edge pada permukaan blok silinder (posisi berdiri dan pada bagian yang
kecil diletakkan dibawah)
o   Lihat celah anata blok dengan straight edge kemudian masukkan bilah feeler gauge yang dapat
masuk
o   Lihat/ukur bilah tersebut dengan mikrometer, besarnya penyimpangan kerataan blok silinder
adalah sebesar tebal bilah tersebut.
o   Lakukan pengukuran seperti diatas pada enam posisi yaitu: Membujur (kiri dan kanan) dan
melintang (depan, tengah dan belakang).
o   Dari beberapa pengukuran ambilah nilai penyimpangan kerataan yang tertinggi dan bila
penyimpangan kerataannya sudah melebihi batas maksimum maka blok silinder harus
diperbaiki dengan jalan di gerinda sampai kerataannya nol.
3)      Kelurusan dudukan poros engkol :
Untuk mendukung puritan poros engkol menjadi stabil (getarannya kecil) maka dudukan
poros engkol harus lurus antara satu dengan lainnya, oleh karena itu saat membongkar mesin
kelurusan dudukan harus diukur .
Adapaun peralatan yang dibutuhhkan untuk pengukuran kelurusan adalah :
o   Straight Edge
o   Feeler gauge dan Mikrometer (bila diperlukan)
Cara Pengukuran :
o   Letak blok silinder dengan posisi ruang engkol diatas/dudukan poros engkol diatas
o   Letakkan straight edge membujur dari depan kebelakang dengan posisi berdidi dan sisi yang
kecil di bawah.
o   Masukkan bilah feeler gauge (yang dapat masuk) pada tiap-tiap dudukan.
o   Besarnya penyimpangan kelurusannya adalah sebesar tebal bilah yang dapat masuk.
o   Bila penyimpangan kelurusan sudah melebihi batas maksimum maka harus diperbaiki dengan
jalan digerinda.

c)      Pemeriksaan dan Pengukuran Tabung Silinder


Untuk memperoleh tenaga mesin yang maksimal maka kebocoran antara torak dan ring
torak dengan silinder harus dibuat sekecil mungkin, oleh karena itu tabung silinder tidak
boleh terdapat goresan, keovalan, ketirusan maupun keausan yang terlalu besar.
Pemeriksaan tabung slilinder
Pemeriksaan ini dilihat secara visual dari kemungkinan tergores, cembung yang telalu
besar atau dengan diraba barang kali silinder sudah berubah bentuknya.
1)      Pengukuran Tabung Silinder
Alat yang digunakan adalah :
o   Jangka sorong
o   Mokrometer luar (sesuai ukuran)
o   Silinder boore gauge (sesuai ukuran)
o   Ragum micrometer (bila diperlukan)
Cara Pengukuran :
o   Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring torak
o   Ambil micrometer yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut
o   Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan micrometer sesuai dengan hasil pengukuran
dengan jangka sorong (untuk memudahkan penghitungan dapat dibulatkan ketasa atau
kebawah).
o   Rakit silinder Boore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba masukkan dalam
silinder) kemudian kalibrasi silinder bore dengan micrometer tersebut (pada saat silinder bore
diukur dengan micrometer dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi
micrometer).
o   Ukur diameter silinder dengan silinder bore gauge pada enam posisiyaitu bagian yang terkena
gesekan ring torak bagian atas (melintang dan membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y),
dan Bagian bawah (X dan Y).
o   Hitung besarnya diameter silinder tiap pengukuran dan catat hasilnya , dimana besarnya
diameter silinder adalah besarnya ukuran settingan micrometer ditambah atau dikurangi
besarnya penyimpangan jarum dial pada silinder Bore Gauge (bila jarum dial bergerak
berlawanan jarum jam berate ditambah dan bila dial bergerak searah jaru jam berarti
dikurangi).
o   Hitung ketirusan tiap-tiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan X3 atau Y1 dengan
Y3).
o   Hitung keovalan tiaptiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan Y 1, atau X2 dengan
Y2 , atau X3 dengan Y3 ).
o   Hitung Keausan silinder (selisih pengukuran terbesar dengan ukuran standar tabungs silinder).
o   Bila ketirusan dan keovalan sudah melibihi batas maksimum (lihat buku manual) dan keausan
masih dibawah batas / limit maka silinder dapat diperbaiki dengan digerinda /dihinning).
o   Bila keusan sudah melebihi batas maksimum maka silinder harusdipernbaiki dengan jalan
di over size/diperbesar ukuran sesuai dengan petunjuk pabrik.

3.      Piston (Torak)


A.    Kontruksi
Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi,
usaha, dan buang. Fungsi utama piston adalah untuk menerima tekanan pembakaran dan
meneruskannya ke poros engkol. Piston terbuat dari paduan alumunium karena ringan dan
radiasi panas yang baik.
B.     Fungsi
Fungsi Dari torak adalah mengisap, mengkompresi dan memikuktekanan hasil
pembakaran serta menyalurkannya ke poros engkol melalui batang torak dan sebagi
pendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder serta sebagai penyekat antara ruang
engkol dengan silinder. Torak pada motor 2 tak juga berfungsi sebagai katup/pengatur dalam
proses pembilasan.
Torak terbuat dari paduan alumunium atau besi tuang atau dari keramik. Pada sisi luat
bagian atas dibuat dua sampai empat alur untuk penempatan ring torak dan ring oli.

1)      Ring Torak


Fungsi ring torak adalah :
o   Menghindari kebocoran gas (terutama saat kompresi dan ekpansi)
o   Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder agar tidak masuk dalam ruang baka /silinder (ring
penghapus oli).
o   Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder.
2)      Pena torak
Fungsi dari pena torak adalah sebagai pemindah gaya dalam hubungan antara torak
dengan batang torak. Bahan dari pena torak biasanya terbuat dari baja nikel.
Diameter pena tyorak dibuat lebih besar dengan tujuan agar bidang geseknya lebih
besar dan tahan terhadap keausan, serta bagian dalamnya dibuat lubang agar bobot dari pena
torak menjadi lebih kecil sehingga memudahkan untuk bergerakknya torak. Pengikatan pena
torak
Agar pena torak tidak keluar dari ptorak maka harus ada yang menjamin/mengikat
sehingga pena torak dapat berfungsi dengan baik dan tidak merusak komponen lainnya.
3)      Batang Torak
Fungsi batang torak adal untuk memindahkan gaya dari torak keporos engkol atau
sebaliknya serta merubah arak gerakan lurus bolak-balik torak menjadi gerakan putar poros
engkol.
Beban yang diterima batang torak adalah: beban tarik, beban tekan dan beban
tekukkan serta beban puntiran. Oleh karena itu, batang torak harus dibuat seringan mungkin
agar massa kelembamannya kecil, dan tahan terhadap tekukkan, tekanan maupun puntiran
dengan demikian biasanya konstruksi batang torak dibuat dengan profik “I“, karena bentuk ini
mempunyai kekuatan yang tinggi dan stabil serta bobotnya relative kecil.

4)      Tutup Bantalan Batang Torak


Ada dua jenis tutup bantalan yaitu
o   Bentuk lurus
Dimana bentuk ini konstruksi penutup bantalan dan pangkal batang torak dibuat
simetris dan diaut sebelah kiri dan kanan.
o   Bentuk miring
Posisi penutup bantalan dengan ujung batang torak dibuat miring dengan tujuan agar
pada saat melepas/memasang bantalan tidak perlu menurunkan mesin ataupun melepas poros
engkol dan cukup melewati lubang silinder saja (didorong keatas).
C.    Pemeriksaan dan Pengukuran Torak dan Kelengkapannya
1.      Pemeriksaan Dan Pengukuran Torak , Ring Torak dan Pena torak
Pemeriksaan secara visual dapat dilihat antara lain: torak terbakar, retak atau pecah,
kekocakan batang torak dengan penanya serta keausan/bekas gesekan torak.

Pengukuran yang perlu dilakukan


a.       Celah alur ring torak
Untuk mengukur celah ini gunakan feeler gauge dengan cara :
o   Lepas ring torak dari alurnya
o   Bersihkan alur dan ring toraknya
o   Masukkan ring pada alurnya dengan posisi lingkaran diluar piston
o   Ukur celah dengan feelergauge yang dapat masuk
o   Besarnya tebal feeler gauge adalah sama dengan celah ring torak
o   Lakukan pengukuran pada semua ring torak
b.      Lakukan pemeriksaan celah ujung pegas ring piston.
Besarnya celah pada umumnya adalah 0,2 – 0,5 mm pada temperatur ruangan, dan diukur
pada 10 mm dan 120 mm dari atas silinder.
c.       Pengukuran celah torak dengan lubang silinder .
Alat yang digunakan adalah micrometer dan silinder bore gauge dengan kelengkapannya.

Cara melakukan pengukuran adalah :


o   Ukur diameter torak dengan micrometer yang sudah dikalibrasi.
o   Ukur lubang silinder dengan silinder bore gauge sesuai dengan urutan pengukuran yang benar.
o   Bandingkan kedua pengukuran (selisih) adalah merupan celah antara dinding silinder dengan
toraknya.
o   Celah ini bila terlalu besar akan berakibat kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol
banyak dan untuk perbaikannya torak dan silinder harus disesuaikan (diganti toraknya).
o   Pemeriksaan Celah Bushing Torak dengan Pena torak
o   Dengan menggunakan micrometer luar dan dalam maka ukur dimeter bagian dalam bushing
dan ukur diameter luar pena torak pada bagian yang bergesekan dengan bushing. Besarnya
selisih pengukuran adalah sama dengan besarnya celah antara bushing torak dengan pena
torak. Bila celah terlalu longgar maka akan terjadi suara yang kasar saat mesin bekerja..
2.      Pemeriksaan Dan Pengukuran Batang Torak
a)      Pengukuran Kepuntiran dan Kebengkokkan Batang Torak
Alat yang digunakan adalah Conecting Rod Aligner dan Feeler Gauge.

Cara pengukuran
o   Pasang batang torak pada Connecting Rod Aligner (diameter pena engkol disesuaiakan).
o   Letakkan pelurus pada pena torak dengan posisi yang benar
o   Tempelkan sensor pada dinding alat.
o   Lihat sensor lainnya yang masih ada celahnya dan ukur dengan menggunakan feeler gauge.
o   Bila celah itu pada sensor bagian atas berarti adalah kebengkokkan.
o   Dan bila celah tersebut pada sensor bagian kiri atau kanan berarti celah tersaebut adalah
kepuntirannya.
b)       Pengukuran celah bantalan batang torak
Untuk mengukur celah bantalan gunakan plastic gauge dan cara pengukurannya sama
persis dengan saat mengukur celah bantalan poros engkol
c)       Pengukuran celah samping batang torak
Alat yang digunakan adalah Dial Indicator, dan cara pengukurannya sama persisi saat
mengukur celah samping poros engkol.
4.      Poros Nok
Poros nok berfungsi untuk menggerakkan mekanisme katup pompa bahan bakar dan
distributor.
a.       Pelepasan.
1)      Lepaskan semua komponen baut pengikat.
2)      Bersihkan poros nok
b.      Pemeriksaan.
1)      Periksa keausan pada permukaan lupe.
2)      Ukur besarnya tinggi angkat dengan menguragi diameter terbesar dengan diameter terkecil
pada masing- masing lupe.
3)      Sesuaikan dengan spesifikasi yang ada pada buku manual
c.       Pemasangan.
Lakukan pemasangan sesuai dengan langkah kebalikan dari pelepasan

5.      Poros Engkol dan Bantalan Poros Engkol


1)      Poros Engkol
Fungsi dari poros engkol adalah untuk merubah arah gerakan bolak-balik torak dalam
silinder (gerak lurus) menjadi gerakan putar dengan perantaraan batang torak.
Persyaratan yang harus dipenuhi dari poros engkol ini adalah harus tahan terhadap
puntiran dan kebengkokkan serta mempunyai sifat luncur yang baik.

Bahan dan cara pembuatan poros engkol antara lain :


a)      Poros engkol dengan tuntutan tinggi.
Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin diesel (mesin dengan perbandingan
kompresi yang tinggi). Poros engkol jenis ini terbuat dari baja khusus yang diikuti dengan
pelakuan panas untuk meningkatkan kekuatannya.
b)      Posos engkol dengan tuntutan sedang.
Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin bensin/mesin disel ringan. Poros engkol
ini terbuat dari besi tuang khusus dengan proses perlakuan panas.
c)      Pengerasan permukaan jurnal dan pena engkol.
Jurnal dan pena engkol diperkeras dengan lapisan yang tahan terhadap keausan dan
mempunyai sifat luncur yang baik dengan perlakuan panas atau kimia, kemudian digerinda
dengan/dibubut tekanan kecil.

a.      Pelepasan, Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol


Pemeriksaan secara fisik terutama dapat dilihat pada pena engkol dan jurnal engkol
dari kemungkinan tergores, retak (pecah) atau berubah bentuk seperti tirus atau lonjong.
Pengukuran poros engkol.
1)      Pelepasan
a)      Lepaskan semua baut pengikat bantalan poros engkol.
b)      Lepaskan semua metal dari main journal.
c)      Bersihkan semua komponen.
2)      Pengukuran Ketirusan dan Keovalan jurnal dan pena engkol.
Alat yang digunakan :
         Jangka sorong
         Mikrometer sesuai ukuran
         Blok V
Cara pengukuran
  Letakkan poros engkol dengan ditumpu blok V pada kedua ujungnya.
  Ukur diameter jurnal engkol secara kasar pada bagian yang terkena gesekan bantalan dengan
jangka sorong.
  Ambil micrometer yang sesuai dengan diameter poros tersebut, kemudian dikalibrasi dengan
hati-hati.
  Lakukan pengukuran diameter jurnal satu persatu dimanana setiap jurnal diukur diameternya
sebanyak 4 posisi yaitubsgian depan melintang dan menyilang (X1 dan Y1) serta bagian
belakang (X2 dan Y2).
  Lakukan juga pengukuran pada semua pena engkol seperti diatas (nomor b,c dan d ).
  Hitung ketirusan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran X1 dengan X2 atau Y1
dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.
  Hitung Keovalan semua poros dengan jalan mengitung selisih pengukuran antara X1 dengan
Y1 atau X2 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.
  Hitung keausan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran terkecil dengan diamneter
standar.
  Apabila keausan masih dalam batas sedang keovalan dan ketirusan sugah melebihi batas maka
perbaikannya dengan jalan digerinda dengan tekanan tipis sehingga didapat ketirusan dan
keovalannya nol.
  Bila keausan sudah melebihi batas maka perbaikan poros dilakukan dengan jalan diperkecil
ukuranya (under size) sesuai dengan petunjuk pabrik .

3)       Pengukuran kebengkokkan poros engkol.


Peralatan yang dibutuhkan: Blok V dan Dial Tester Indicator (DTI).
Cara Pengukuran :
  Letakkan poros engkol dengan kedua ujungnya ditumpudengan blok V.
  Pasang Dial indicator pada poros jurnal paling tenga.
  Posisikan dial pada angka nol agar pembacaan lebih mudah.
  Putar poros engkol pelan-pelan 360 derajat sambil melihat gerakan jarum dial.
  Besarnya kebengkokkan adalah sebesar jumlah penyimpangan jarum dial indicator.
2)      Bantalan Poros Engkol
Bantalan poros engkol adalah berfungsi melindungi dan menghantarkan putaran poros
engkol. Untuk hal tersebut maka bantalan harus mempunyai persyartan:
  Tahan aus
  Mempunyai sifat lincur yang baik
  Mendapat pelumasan yang merata disekeliling poros
  Tahan terhadap tekanan gaya aksil maupun horizontal
Bantalan pada poros engkol ada dau jenis yaitu bantalan utama (main jurnal bearing)
yaitu bantalan pada poros utama dan bantalan jalan (connecting rod bearing) yaitu bantalan
antara batang torak dengan poros pena engkol (crank pin).
a.      Prinsip Kerja Bantalan.
Apabila ada dua bual logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling
bergeseran maka akan timbul gesekan, panas dan keausan. Untuk itu pada kedua benda diberi
suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan, panas dan keausan serta untuk memperbaiki
kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung antara dua benda tersebut dapat
dihindari.
b.      Jenis-Jenis Bantalan Luncur
1)      Berdasar konstruksinya bantalan luncur dibagi:
a.       Bantalan luncur radial.
Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar. Konstruksinya
terbagi/terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol.
b.      Bantalan luncur aksial
Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksialyaitu terutama pada saat
terjadi melepas/menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan.
c.       Bantalan gelinding (roll).
Bantalan poros engkol ini digunakan pada poros engkol yanmg terpisah/terbagi, sehingga
pemasangan/pelepasannya dengan jalan membagi poros engkol terlebihdahulu. Bantalan roll
ini banyak digunakan pada motor-motor 2 tak .
c.       Pemeriksaan dan pengukuran bantalan poros engkol
Hal yang perlu diukur dalam bantalan adalah celah oli antara bantalan dengan porosnya,
sedang alat yang digunakan adalah plastic gauge , kunci momen dan kedi.
Cara mengukur celah oli:
         Lepaskan tutup bantalan.
         Pasang plastic gauge sekitar satu centimeter pada poros yang akan diukur.
         Pasang kembali tutup bantalan dan keraskan dengan kunci momen sesuai dengan
spesifikasinya.
         Buka kembali tutup bantalan (jangan memutar poros engkol).
         Lihar plastic gauge yang menjadi pipih dan ukur lebarnya dengan masternya yang ada pada
tutup / bungkus plastic gauge.
Pemeriksaan dan pengukuran bantalan aksial poros engkol.
Alat yang diperlukan untuk mengukur celah antara poros dengan bantalam aksial adalah Dial
indicator dan kedi.
Cara pengukuran :
         Pasang DTI pada ujung poros.
         Kalibrasi dial (pada posisi nol untuk memudahkan pembacaan).
         Gerakkan poros maju dengan mengungkit poros menggunakan obeng minus.
         Hitung penyimpangan jarum dialnya.
         Gerakakan kembali poros mundur sampai berhenti
         Hitung penyimpangan jaru dialnya.
         Besarnya penyimpangan jarum (saat diungkit maju maupun mundur) adalah sama dengan
celah oli antara bantalan aksial dengan porosnya .

6.      Roda Penerus


Roda penerus/ fly wheel (pelengkap poros engkol terbuat dari baja tuang berfungsi
menyimpan tenaga putar mesin. Flywheel dilengkapi dengan ring gear yang berfungsi untuk
per-kaitan dengan gigi pinion motor starter.
Roda gaya mempunyai dua fungsi yaitu :
a.       Fungsi utama:
-          Menyimpan energi hasil pembaakaran sehingga dapat mengatasi hambatan dalam melakukan
langkah-langkah proses kerja mesinterutama pada motor dengan silinder tunggal .
-          Menyeimbangkan ketidak stabilan putaran/memperhalus varisi putaranmesin (terutama pada
silinder banyak).
b.      Fungsi sekunder :
-          Sebagai penempatan roda gigi untuk menggerakkan saat start.
-          Sebagai permukaan gesek dan tempat dudukan plat koplin (jenis gesek tunggal).
Apabila roda gaya terlau berat maka akan berakibat dalam melakukan
akselersi/percepatan mmenjadi lemah karena momen kelembamannya sangat besar, sedang
bila terlalu ringan berakibat pada putaran rendah/stationer akan tidak stabil/sering mati tetapi
untuk akselerasi sangat bagus.
HASIL KERJA
1)      Keolengan Push Rod
No Silinder Hasil Ket No Silinder Hasil Ket
1 Ex 0,08 mm 3 Ex 0,19 mm Buruk
In 0,06 mm Buruk In 0,10 mm Buruk
2 In 0,08 mm Buruk 4 In 0,01 mm
Ex 0,01 mm Ex 0,31 mm
Spesifikasi 0,30 mm

Kesimpulan : Komponen Silinder 1 (ex), 2 (ex), 4 (in) masih dalam kondisi baik. Dan yang
lainnya harus diganti karena tidak sesuai spesifikasi.

2)      Diameter Tapped


No Silinder Hasil Ket No Silinder Hasil Ket
1 Ex 19, 97 mm 3 Ex 19,98 mm
In 19, 99 mm In 19,99 mm
2 In 19,99 mm 4 In 19, 97 mm
Ex 19, 98 mm Ex 19, 98 mm
Spesifikasi 21,00 mm

Kesimpulan : Tapped dalam kondisi baik dan tidak perlu diganti.

3)      Kerataan Kepala Silinder


Sisi Blok a b c d
0,01 mm 0,03 mm 0,03 mm 0,04 mm
Silinder
Spesifikasi 0,05 mm

Masuk Buang
Sisi Manifold a b c d
0,01 mm 0,01 mm 0,02 mm 0,02 mm
Spesifikasi 0,05 mm

Kesimpulan : Kerataan Kepala silinder baik dari sisi Block Silinder maupun sisi Monifold
masih dalam kondisi baik dan tidak perlu di sekur/ diratakan.

4)      Kebocoran Katup dengan Dudukannya


Katup Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Masuk Tidak Bocor Tidak Bocor Tidak Bocor Tidak Bocor
Buang Tidak Bocor Tidak Bocor Tidak Bocor Tidak Bocor

Kesimpulan : Kondisi katup dengan dudukannya semuanya baik baik saja dan tidak ada yang
bocor sehingga tidak perlu ada pergantian katup.

5)      Diameter Batang Katup


Katup Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Jenis EX IN IN EX EX IN IN EX
A (mm) 8,00 7,60 7,57 8,12 8,11 7,57 7,63 8,00
B (mm) 8,10 7,64 7,60 8,13 8,11 7,64 7,50 8,09
Spesifikasi EX = 7,960 – 7,980 mm IN = 7,951 – 7,991 mm

Kesimpulan : Katup IN semuanya sesuai spesifikasi dan tidak perlu diganti. Katup EX
semuanya sudah membesar dan dudukan katup sudah di over size dari spesifikasinya. Kondisi
katup baik IN maupun EX semuanya dalam kondisi normal dan tidak perlu diganti. (silinder 1
s.d. silinder 4)

6)      Ketebalan Margin Katup


Katup Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Masuk 0,847 mm 0,847 mm 0,847 mm 0,847 mm
Buang 0,845 mm 0,844 mm 0,844 mm 0,847 mm
Spesifikasi EX = 0,9 mm IN = 1,6 mm

Kesimpulan : Ketebalan Margin katup baik katup hisap maupun buang mulai dari silinder 1
s.d. silinder 4 masih dalam kondisi baik dan sesuai spesifikasi. Serta tidak perlu adanya
pergantian katup.
7)      Panjang Katup
Katup Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Masuk 100,4 mm 100,2 mm 100 mm 100,1 mm
Buang 99,2 mm 99,6 mm 99,2 mm 99,4 mm
Spesifikasi EX = 100,10 mm IN = 99,90 mm
Kesimpulan : Kondisi Katup IN banyak yang sudah bertambah panjang karena over heating,
akan tetapi kondisi katup masih dalam keadaan baik semua dan masih dapat digunakan, akan
tetapi apabila untuk bersekala panjang harus cepat cepat diganti karena mengakibakan
keruskana komponen lain.
8)      Panjang Pegas Katup
Katup Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Masuk 44,50 mm 44,40 mm 44,20 mm 44,55 mm
Buang 44,40 mm 44,20 mm 44,00 mm 44,20 mm
Spesifikasi 46,5 mm

Kesimpulan : Panjang pegas katup sudah sesuai spesifikasi dan tidak perlu adanya pergantian
pegas katup.

9)      Diameter Roda Gigi + rantai


Nama Gigi Hasil Spesifikasi
Gigi Sprocet poros engkol 53,3 mm 59,4 mm
Gigi Sprocet poros nok 106,6 mm 113,8 mm

Kesimpulan : Gigi sprocet poros engkol dan poros nok masih dalam kondisi baik dan sesuai
spesifikasi. Sehingga tidak perlu adanya pergantian rantai sprocet dan giginya.
10)  Diameter Blok Silinder
Silinder Jangka Sorong Silinder Bore Gauge Hasil
Silinder 1 75,00 mm Kanan 0,01 mm 74,98 mm
Silinder 2 75,00 mm Kanan 0,01 mm 74,98 mm
Silinder 3 75,00 mm Kanan 0,02 mm 74,97 mm
Silinder 4 75,00 mm Kanan 0,03 mm 74,96 mm
Spesifikasi 75,00 mm

Kesimpulan : Block Silinder belum terjadi oversize dan hasilnyadapat saya simpulkan bahwa
terdapat celah 0,01 mm setip block silinder dan piston.

11)  Diameter Piston


Silinder Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Hasil 74,98 mm 74,98 mm 74,97 mm 74,96 mm
Spesifikasi 75,00 mm

Kesimpulan : Diameter piston masih dalam kondisi baik. Dan tidak perlu adanya pergantian.
Serta Piston masih standart dan tidak ada oversize pada piston tersebut.

12)  Ring Piston end Gap


Silinder Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Hasil 0,50 mm 0,50 mm 0,50 mm 0,40 mm
Spesifikasi 0,23 – 0,33 mm

Kesimpulan : Kondisi Piston End Gap atau Ring piston harus ada pergantian karena tidak
sesuai spesifikasi.

13)  Celah Ring Piston (1)


Silinder Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Hasil 0,05 mm 0,05 mm 0,05 mm 0,05 mm
Spesifikasi 0,05 mm
Kesimpulan : Celah Ring piston dengan piston masih sesuai spesifikasi. Akan tetapi karena
kondisi Ringnya masih longgar jadi perlu adanya pergantian.

14)  Keolengan Run Out poros engkol


Keolengan : 0,02 mm
Spesifikasi : Maksimum 0,03 mm
Kesimpulan : Poros engkol masih dalam kondisi baik dan tidak perlu adanya pergantiaan
pada komponen tersebut.

15)  Keolengan Camshaft (poros Nok)


Keolengan Camshaft: 0,005 mm
Spesifikasi : Maksimum 0,06 mm
Kesimpulan : Keolengan camshaft masih dalam spesifikasi bahkan lebih baik
karena hanya 0,005 mm dan masih dalam kondisi prima. Tidak perlu adanya pergantian pada
komponen tersebut.

16)  Ketinggian Noken


Noken Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Masuk 36,30 mm 36,18 mm 36,30 mm 36,20 mm
Buang 36,40 mm 36,32 mm 36,28 mm 36,18 mm
Spesifikasi EX = 36,07 mm IN = 36,17 mm

Kesimpulan : Ketinggian Noken sudah tidak sesuai spesifikasi dan perlu adanya pergantian.
Akan tetapi noken masih dapat digunakan. Dengan catatan kalau digunkan jarak jauh harus
segera diganti karena dapat menyebabkan katup tidak bekerja dengan baik serta dapat
menyebabkan kerusakan komponen lain pada mesin.
17)  Diameter jurnal poros Nok (camshaft)
Poros Nok Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4
Hasil 43,23 mm 43,42 mm 42,68 mm 42,96 mm
Spesifikasi (mm) 43,209-43,225 42,954-42,970 42,704-42,720 42,459-42,475
Kesimpulan : Poros Nok (campshaft) silinder 1 dan silinder 3 masih dalam keadaan baik dan
tidak perlu diratakan. Akan tetapi untuk silinder 2 dan 4 tidak sesuai spesifikasi karena
overheating pada msein. Sehingga perlu adanya perataan agar keolengan pada campshaft
dapat sesuai spesifikasi.

F. KESIMPULAN
Untuk dapat melaksanakan Overhaul Engine perlu diketahui beberapa hal tentang
prinsip dasar berbagai mesin. Overhaul Engine ini dapat dikatakan sebagai perawatan. Dalam
teknik otomotif perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan kinerja mesin
pada kinerja awalnya. Perawatan tersebut meliputi beberapa sistem seperti:
a)      Sistem pendinginan
b)      Sistem pelumasan
c)      Sistem aliran bahan bakar
Pada kendaraan engine Kijang 4K ini secara keseluruhan masih dalam kondisi baik
dan masih dapat digunkan. Akan tetapi kalau digunakan jarak jauh sudah tidak mampu dan
harus ada pergantian bebarapa komponen yang sudah saya sebutkan diatas. Karena apabila
tidak diganti mengkibatkan mesin tidak dapat berakselerasi secara maksimal.
Setelah membongkar dan memasang komponen diatas kita dapat belajar dari
pengalaman bahwa :
1)      Harus ada tanda komponen dalam pada mesin, karena terjadinya over heating pada mesin
mengakibatkan perbedaan pada setiap hal seperti baut kepala silinder, tapped, katup, dll
2)      Dalam pelepasan baut harus hati – hati dan tidak boleh salah. Karena apabila salah akan
mengakibatkan baut aus dan tidak dapat digunkan lagi sehingga perlu adanya oversize atau
pergantian.
Taman.............2020
Pembimbing Nilai Praktikum

Anda mungkin juga menyukai