Anda di halaman 1dari 6

Makalh

Relasi dalam Hadis

Disusun untuk Memenuhi


Tugas Matakuliah Kajian Matematika dan Hadis

Dosen Pengampu :
Dr. Zaed Bin Smeer, lc., M.A
Dr. Abdussakir, M.pd

Disusun Oleh :
Muhammad Nuzulul Muttaqin (18810011)
Alik chusniah (18810009)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
A. Materi relasi
Relasi yaitu hubungan antara anggota pada suatu himpunan dengan
anggota himpunan yang lainya. Relasi dari himpunan A ke himpunan B
ialah menghubungkan anggota-anggota himpunan A pada anggota-anggota
himpunan B.
Relasi pada himpinan A dan B bisa dinyatakan dengan 3 cara
yaitu:
1. Diagram panah
2. Diagram cartesius
3. Himpunan pasangan berurutan.
Dalam makalah ini penulis ingin menyajikan materi relasi yang
mungkin berkenaan di hadis-hadis Rosulullah SAW. Hadis-hadis yang
dipilih penulis berkenaan dengan relasi suami dan istri, relasi tentang
kewajiban, dan relasi tentang kesempatan. Berikut paparan hadisnya.
B. Relasi suami istri
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan sebagian hak-
hak ini dalam sabdanya kepada orang yang bertanya kepada beliau tentang
hak istri atas suaminya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud
dari Mu’awiyah bin Haidah Radhiyallahu anhu, ia menuturkan: “Aku
bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa hak isteri salah seorang dari kami
terhadapnya?’ Beliau menjawab:

‘(Yaitu) engkau memberi makan kepadanya ketika engkau makan, dan


memberi pakaian kepadanya ketika engkau berpakaian. Tidak memukul
wajahnya, tidak mencacinya dan tidak pula mengucilkannya, kecuali di
dalam rumah.
Dalam hadis ini terdapta relasi yang jelas antar suami dan sitri, relasi
yang bisa kita ambil adalah relasi hak istri terhadap suami yang terdiri dari 5
hak yaitu meberi makan yang sepadan dengan suami, meberi pakaian yang
sepadan dengan suami, tidak boleh memukul wajahnya, tidak boleh
menjelek-jelekkan istri, dan tidak boleh meninggalkan istri kecuali dirumah.
Secara diagram panah kita bisa menggambarkan hak tersebut sebagai
berikut.

Dari hak istri yang sudah diperlihatkan diatas, terdapat relasi yang
berkebalikan yaitu relasi kewajiban suami terhadap istri, sehingga jika kita
gambarkan kedalam diagram panah menjadi seperti berikut:
C. Relasi kewajiban

Artinya:
 Diriwayatkan Abdullah bin Maslamah dari Malik dari
Abdullah bin  Dinar dari Abdullah bin umar r.a berkata : Saya
telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah
pemimpin dan akan di minta pertanggung jawaban atas
kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta
pertanggung jawaban perihal rakyat  yang dipimpinnya. Seorang
suami akan di tanya perihal keluarga  yang dipimpinnya. Seorang
istri yang memelihara rumah tangga  suaminya akan ditanya
perihal tanggung jawab dan tugasnya.  Bahkan seorang
pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara
barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal  yang
dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya
(diminta pertanggungan jawab) dari hal-hal yang dipimpinnya.
( HR. Muslim) (Syafe’I, 2000:135)
Penjelasan hadist tersebut yakni, bahwa setiap orang yang hidup
didunia, merupakan seorang pemimpin. Oleh karena itu, setiap pemimpin
juga harus dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya kelak. Bukan
hanya bagi seorang kepala negara saja, yang telah diberikan amanah untuk
memimpin rakyatnya. Akan tetapi, bagi seorang suami, ibu rumah tangga,
bahkan  pembantu rumah tangga juga akan dimintai
pertanggungjawabannya. Setiap orang minimal menjadi pemimpin bagi
dirinya sendiri, dan bisa juga menjadi  pemimpin bagi orang lain.
Relasi yang bisa kita lihat dari hadis diatas adalah relasi tentang
tanggung jawab. Domain yang kita dapat adalah himpunan pekerjaan
orang atau himpunan profesi orang. Sedangkan domain dalam relasi
tersebut adalah tanggung jawab yyang di emban. Secara diagram panah
kita bisa menggambarkannya sebagi berikut.

D. Relasi tentang mengambil kesempatan


Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menasihati seorang laki-laki.

Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaitu)


mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu
sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum
matimu.” (HR. Al Hakim).
dalam hadis diatas terdapat dua himpunan yaitu himpunan
kesempatan yang sebaiknya diambil oleh anak muda dan himpunan kedua
dalah himpunan keadaan yang mungkin akan terjadi dimasa depan. Jika
kita buat relasidari kedua himpunan tersebut kita bisa mendapatkan
diagram panah seperti dibawah ini:

Anda mungkin juga menyukai