PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
F. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja,
cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan
dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab.
Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada
keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika
keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai
berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian,
tetapi hanya bantuan saja. Pengabdian ini dapat berupa pengabdian yang
kita tujukan kepada:
1. Pengabdian kepada Keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini
didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung
pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa
pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti
kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat
berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan
anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
2. Pengabdian kepada Masyarakat
Manusia adalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang
lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang
yang hidup di masyarakat tidak mau memasyarakatkan diri dan selalu
mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia
akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai
dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
3. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga
negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan
negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian.
Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
4. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu
merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha
Esa.
G. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung
pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang
tulus ikhlas semata-mata.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada
perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya
berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu
menuntut pengabdian.
H. Kesadaran
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya tahu
dan mengerti atas segala perbuatan dan akibatnya. Kesadaran bersumber
pada unsur budaya dalam diri manusia. Sebagai makhluk beradap dan
berbudaya manusia menilai dan dinilai. Rasa tanggung jawab lahir dari
kesadaran moral manusia yang perwujudannya berupa kewajiban yang
harus dijalankan oleh manusia.
Kesadaran moral dikatakan merupakan keterbukaan hati atau pikiran
akan menghargai hak-hak dan kewajiban orang lain, untuk berbuat yang
tidak melanggar hak dan kewajiban orang lain.
Unsur-unsur dalam kesadaran yaitu:
1. Perasaan Wajib
Kesadaran bahwa seseorang merasa mempunyai beban atas kewajiban
untuk melaksanakan sesuatu.
2. Rasional
Kesadaran yang didasarkan kepada pikiran yang benar (akal sehat)
3. Kebebasan
Kesadaran yang tidak memperoleh paksaan/tekanan, tidak memihak,
tidak didasarkan perhitungan mencari keuntungan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu
keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani
menanggung resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya. Ia
jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak
pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui
seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang
mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,
sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan
tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang
lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya
dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai
yang berlaku.
B. Saran
Kita sebagai manusia harus dapat menempatkan diri kita dalam porsi
kehidupan yang seimbang, yaitu dalam hak dan kewajiban kita yang juga
berhubungan dengan tanggungjawab kita.
DAFTAR PUSTAKA