Anda di halaman 1dari 6

Nama : DIVA CARISSA OCTAVIANI

NIM : 142190069
Kelas : EA-B

KUIS PERPAJAKAN
SOAL I
Tuan Lie Pan Kim adalah warga Negara Singapura bertempat tinggal di Indonesia kurang
dari 183 hari. Ia bekerja pada PT JAYA TEKNIK sebagai bentuk usaha tetap di Jepara yang
dimulai pada bulan Juli sampai dengan Desember 2020. Pada semester kedua tahun 2020
Liem Pan Kim memperoleh penghasilan Bruto dari gaji dan tunjangan tiap bulan US $
15.500.- Kurs yang berlaku adalah Rp 14.500,- per US $ 1. Semua uang penghasilannya
diterima dan dibawa ke Singapura.
Hitunglah:
1. Berapa PPh 26 yang terutang yang harus dibayar oleh Tuan Liem Kok Kim selama 6
bulan terakhir di tahun 2020.
2. Apabila Tuan Lie Pan Kim menjadi WN Indonesia mulai sejak Januari 2021 Berapa
PPh Pasal 21 yang dibayar mualai bulan Januari 2020, apabila Tuan Lie Pan Kim dan
Istri dengan Tanggungan Anak 2 (K/3) ?

Catatan:
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) gunakan peraturan baru mulai berlaku Januari
2016.
Besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) untuk tahun pajak 2016 sebagai berikut :
1. Rp 54.000.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib
Pajak orang pribadi;
2. Rp4.500.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk Wajib
Pajak yang kawin;
3. Rp.54.000.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) tambahan untuk
seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 TAHUN
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 36 TAHUN 2008;
4. Rp.4.500.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang
untuk setiap keluarga.
PTKP ini mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2016 bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam menjalankan kewajiban PPh Pasal 21 dan PPh Orang Pribadi..

Hitunglah:
1. Berapa PPh 26 yang terutang yang harus dibayar oleh Tuan Liem Kok Kim selama 6
bulan terakhir di tahun 2020.
Penghasilan bruto berupa gaji sebulan:
US$ 15.500 x Rp14.500 = Rp224.750.000

Penerapan tarif:
20% x Rp224.750.000 = Rp44.950.000

PPh terutang 6 bulan = Rp44.950.000 x 6


= Rp269.700.000
2. Apabila Tuan Lie Pan Kim menjadi WN Indonesia mulai sejak Januari 2021 Berapa
PPh Pasal 21 yang dibayar mulai bulan Januari 2020, apabila Tuan Lie Pan Kim dan
Istri dengan Tanggungan Anak 3 (K/3) ?
Perhitungan PPh Pasal 21:
Penghasilan bruto sebulan Rp224.750.000
Pengurangan:
Biaya jabatan
5% x Rp224.750.000 Rp11.237.500
Maksimum diperkenankan Rp 500.000
Rp500.000
Penghasilan neto sebulan Rp224.250.000
Penghasilan neto setahun
12 x Rp224.250.000 Rp2.691.000.000
PTKP
a. WP sendiri Rp54.000.000
b. menikah Rp 4.500.000
c. anak 3 Rp 13.500.000
Rp72.000.000
PKP Rp2.619.000.000

PPh Pasal 21 setahun


5% x Rp 50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp250.000.000 = Rp37.500.000
25% x Rp500.000.000 = Rp125.000.000
30% x Rp473.500.000 = Rp142.050.000
Rp307.050.000
PPh Pasal 21 sebulan
Rp307.050.000 : 12 Rp25.587.500
SOAL II.
PT ASTIN INTERNASIONAL adalah Perusahaan PMA berkedudukan di Jakarta. Pada
tahun 2020 mengalami kerugian di Singapura Rp 200.000.000,00 dan membayar pajak 30%
dari penghasilan. Di Thailand memperoleh laba bersih sebelum pajak Rp 700.000.000,00
dengan membayar Pajak Penghasilan 25%. Di Malaysia perusahaan ini merugi Rp
50.000.000,00. Di Indonesia sebagai kantor pusat PT ASTIN INTERNASIONAL,
perusahaan ini memperoleh laba Rp 400.000.000,00.
Hitunglah:
1. Berapa Kredit pajak luar negeri pada tahun 2020 setiap negara (per country limitation)
tersebut yang diperkenankan di Indonesia.
2. Berapa Pajak Penghasilan terutang yang harus disetor ke Negara pada tahun 2020.
Jawab :
Laba
Laba bersih di Thailand Rp 700.000.000,00 x 25% = Rp 175.000.000,00
Laba bersih di Indonesia Rp 400.000.000,00 Rp 400.000.000,00
Total Laba Rp 1.100.000.000,00

Kerugian
Kerugian di Singapura Rp 200.000.000,00 x 30% = Rp 60.000.000,00
Kerugian di Malaysia Rp 50.000.000,00 Rp 50.000.000,00

Menghitung Total Penghasilan Kena Pajak


Penghasilan di Thailand Rp 700.000.000,00
Penghasilan di Indonesia Rp 400.000.000,00
Total Rp 1.100.000.000,00

PPn terhutang = 25% x Rp 1.100.000.000,00 = Rp 275.000.000,00

1. PPn maksimum yang dikreditkan:


= (penghasilan luar negeri : total penghasilan) x total PPn terhutang
= (Rp 700.000.000,00 : Rp 1.100.000.000,00) x Rp 275.000.000,00
= Rp 175.000.000,00
Kredit Pajak Thailand
= (Rp 700.000.000,00 : Rp 1.100.000.000,00) x Rp 275.000.000,00
= Rp 175.000.000,00
Kredit Pajak Indonesia
= (Rp 400.000.000,00 : Rp 1.100.000.000,00) x Rp 275.000.000,00
= Rp 300.000.000,00

2. Total Kredit Pajak Luar negeri yang diperkenankan di Indonesia


= Rp 275.000.000,00
SOAL III
PT SALMA Pada awal bulan Oktober 2020 membeli bahan baku benang dan lain-lain Rp
550.000.000 termasuk PPN 10%; dan menjual barang jadi akhir bulan Oktober dari hasil
produksi Rp 800.000.000,-
Selanjutnya PT SALMA pada bulan November 2020 membeli bahan baku dan lain-lain Rp
200.000.000 belum termasuk PPN 10% dan menjual barang jadi akhir November 2020 dari
hasil produksi sebesar Rp 352.000.000,- termasuk PPN 10%.
Diminta: Hitunglah PPN yang harus bayar oleh PT SALMA masing-masing pada bulan
November dan Desember 2020 ?
Jawab :
a. Membeli bahan baku benang dan lain-lain Rp 550.000.000 pada awal Oktober .
PPN = 10% x Rp 550.000.000
= Rp 55.000.000
b. Menjual barang jadi akhir bulan Oktober sebesar Rp 800.000.000
PPN = 10% x Rp 800.000.000
= Rp 80.000.000
c. Membeli bahan baku dan lain-lain sebesar Rp 200.000.000 pada Bulan November.
PPN = 10% x Rp 200.000.000
= Rp 20.000.000
d. Menjual barang jadi akhir November sebesar Rp 352.000.000
PPN = 10% x Rp 352.000.000
= Rp 35.200.000

PPN yang harus dibayarkan bulan Oktober :


Jumlah Pajak Keluaran = Rp 80.000.000
Jumlah pajak masukan = Rp 55.000.000
PPN kurang bayar = Rp 25.000.000

PPN yang harus dibayarkan bulan November :


Jumlah Pajak Keluaran = Rp 35.000.000
Jumlah pajak masukan = Rp 20.000.000
PPN kurang bayar = Rp 15.000.000
Jadi PPN yang harus dibayar oleh PT. SALMA masing-masing pada bulan Oktober
dan November 2020 sebesar Rp 25.000.000 dan Rp 15.000.000
SOAL IV
Pada tahun 2020 PT KARYA UTAMA Yogyakarta memperoleh laba bersih Rp
600.000.000.- jumlah laba ini sudah termasuk laba yang diperoleh dari cabang perusahaan di
luar negeri. Selama tahun 2020 telah dibayar PPh Pasal 25 sebesar Rp 10.000.000,- per bulan.
Kredit Pajak PPh Pasal 23 tahun 2020 sebesar Rp 9.000.000,- dan PPh Pasal 24 tahun 2020
Rp 2.500.000.
Hitunglah: Angsuran Pajak Penghasilan (PPh pasal 25) setiap bulan dalam tahun 2021
JAWAB
Menghitung besarnya PPh Badan terutang 2020 :
= 25% x Rp 600.000.000
= Rp 150.000.000
Angsuran PPh 25:
=Rp 150.000.000 – (Rp 10.000.000 x 12 bulan)
= Rp 150.000.000 – Rp 120.000.000
= Rp 30.000.000
Kredit Pajak PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 24:
=Rp 30.000.000 – Rp 9.000.000 – Rp 2.500.000
= Rp 18.500.000
Menghitung besarnya angsuran Pajak Penghasilan (PPh Pasal 25) setiap bulan dalam
tahun 2021:
= Rp 18.500.000 / 12 bulan
= Rp 1.541.666,667
Jadi, besarnya angsuran Pajak Penghasilan (PPh Pasal 25) setiap bulan dalam tahun 2021
adalah sebesar Rp 1.541.666,667

SOAL V
A. PT ASTRA PERKASA adalah importir barang-barang tertentu lainnya yang memiliki
API. Pada Maret 2020 melakukan import barang dari Jepang dengan harga faktur US $
300,000.- Biaya asuransi dibayar di luar negeri dan biaya angkut pengapalan barang
dari jepang ke daerah pabean (Indonesia) masing-masing sebesar 2% dan 4% dari
harga faktur. Tarif bea masuk dan bea masuk tambahan masing- masing sebesar 6%
dan 4% dari Cost Insurance and Freight (CIF). Kurs yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan pada saat itu adalah US $ 1,00 = Rp 14.500,-
Hitung PPh pasal 22 dari transaksi tersebut sesuai PMK Nomor 34/PMK.010/2017!
a. Harga barang
= $ 300.000 × Rp14.500
= Rp4.350.000.000
Harga Impor
= 4.350.000.000 + (87.000.000 + 174.000.000) + (276.660.000 + 184.440.000)
= 4.350.000.000 + 261.000.000 + 461.100.000
= Rp5.072.100.000

PPh Pasal 22 API


= 2,5% × 5.072.100.000
= Rp126.802.500
B. Pada bulan Oktober 2020 PDAM Semarang membeli Televisi besar untuk kegiatan
Konferensi seharga seharga Rp 35.200.000 termasuk PPN 10% untuk mengganti
televisi yang rusak di ruang Rapat dan ruang Tamu. Dari jumlah tersebut Rp
13.200.000.- dibiayai dengan dana dari APBD.
Hitunglah :
1) Jumlah nilai PPN atas pembelian Televisi tersebut ?
Sebelum PPN = (100/110) × 35.200.000 = Rp32.000.000
PPN = 10% × 32.000.000 = Rp3.200.000
2) PPh pasal 22 Bendaharawan yang dipotong/dipungut oleh PDAM Semarang dari
transaksi tersebut ?
PPh Pasal 22 yang dipungut
= 1,5% × 32.000.000
= Rp480.000

Anda mungkin juga menyukai