BAB IV Dan V
BAB IV Dan V
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Kerusakan Pada Belt Conveyor (Belt, Idler dan Pulley)
Belt Conveyor pada suatu Industri sangat dibutuhkan sekali, karena daya
angkutnya lebih besar dan bisa mengurangi dari kegiatan personil serta
Conveyor ini digunakan untuk Mengangkat karet masuk ke dalam mesin Breaker,
kerusakan, gejala kerusakan ini bisa di sebabkan karena lamanya beroperasi maka
komponen-komponen yang ada pada bagian dari Belt Conveyor ini mengalami suatu
permasalahan.
Kerja Praktek selama 2 bulan, penulis dapat menyimpulkan bahwa kerusakan yang
sering terjadi pada Belt Conveyor ini terdapat pada : Belt, Idler dan Pulley .
Adapun jenis kerusakan pada Belt, Idler dan Pulley ini adalah sebagai berikut :
Kerusakan yang sering terjadi pada Belt ini adalah sobek pada pinggir Belt
dan terkelupasnya Belt pada bagian tengah Belt. seperti yang ditunjukkan
(a) (b)
Gambar 4.1 (a) Sobek Pada Pinggir Belt (b) Terkelupas Pada Tengah Belt.
Kerusakan yang terjadi pada Idler ini adalah rusaknya Bearing pada Idler.
Kerusakan yang terjadi pada Pulley ini adalah rusaknya Bearing Pulley dan
Setelah mengetahui kerusakan yang terjadi pada Belt, Idler dan Pulley maka
penulis dapat menganalisa kerusakan yang terjadi pada Belt, Idler dan Pulley sebagai
berikut :
Setelah mengetahui data kerusakan pada Belt maka dapat mengetahui proses
dari kerusakan pada Belt, mengapa Belt mengalami kerusakan seperti yang telah di
Adany
a gaya
tarik
pada
belt
kerusakan pada Belt. Belt merupakan suatu komponen karet dan terdapat unsur-unsur
material pada belt tersebut. Seperti dilihat pada bagian sobek bagian pinggir belt,
terjadi karena pada saat beroperasi belt ini mengalami sway (tidak pada jalurnya) hal
ini dikarenakan hentakan serta benturan dari material setiap saat, maka belt
Belt terdiri dari beberapa lapisan seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.4 yaitu
lapisan 1, 2. 3 dan 4, yang mana lapisan 1 merupakan lapisan karet paling atas dari
belt, lapisan 2 merupakan lapisan karet tipis, lapisan 3 merupakan lapisan penguat
dari belt dan lapisan 4 karet penutup bagian dari bawah belt. karena belt bergesekan
33
terus menerus pada frame (kedudukan dari conveyor) dan adanya gaya yang
ditimbulkan dari luar maka akan menimbulkan panas terhadap belt, dengan terjadinya
panas pada belt maka unsur material penguat dari belt tidak tahan terhadap panas
tersebut. Karena bahan dari unsur penguat ini terbuat dari benang yang disusun
dengan saling selang seling dan adanya panas yang ditimbulkan tadi maka unsur
penguat dari belt ini mengalami kelelahan dan mengakibatkan merenggangnya dari
benang tersebut. Dengan telah tejadinya kelelahan pada unsur penguat dari belt ini,
maka lapisan lain dari belt ini akan ikut mengalami kelelahan. Dengan terus menerus
belt ini beroperasi awalnya sobek sedikit maka belt menjadi sobek lebih besar.
Adanya
gaya
tarik
pada
belt
pada belt bagian tengah, hal ini dikarenakan dari unsur material yang di angkut oleh
34
belt, material yang dibawa oleh belt ini ada unsur ketajaman. Saat material di
tumpahkan dari corong pengisian dan akan membentur belt dengan sangat keras, saat
ada material yang ada unsur ketajaman maka material tersebut tertancap pada belt dan
Awalnya belt ini terkelupasnya sedikit. Lapisan yang terkelupas ini adalah lapisan
karet paling atas. Saat belt berjalan kembali, maka yang terkelupas tersebut
material dari belt ini mengalami kelelahan serta mengakibatkan kelelahan pada
unsure lapisan belt yang lainnya, maka hal ini menyebabkan terkelupasnya belt lebih
bertambah besar.
Proses terjadinya kerusakan pada Idler ini halnya pada pembebanan dari
material, saat Belt dalam keadaan tidak berisi material dengan berisi material
tentunya berbeda pembebanannya. Seperti konstruksi pada Idler ini berbentuk huruf
“V” dimana terdapat 3 Idler. Rusaknya pada Bearing ini dikarenakan poros dan Boll
pada Bearing mendapat tekanan yang tidak sama, dengan miringnya konstruksi Idler
ini maka pembebenan pada Bearing Idler ini tidak sempurna. Seperti yang
(a) (b)
Gambar 4.6 (a) dan (b) Proses Gesekan Atau Pembebanan Pada Idler.
maka Bearing mengalami panas dan disertai dengan sering tertumpahnya material
pada permukaan Bearing maka selama Idler ini terus berputar mengalami panas dan
bearing mengalami aus dan juga rompalnya pada permukaan bearing ini.
Proses dari keruskan Bearing pada Pulley ini karena lamanya beroperasi maka
itu Bearing mengalami kelelahan pada unsur material dari Bearing tersebut. Bearing
Housing, maka kotoran-kotoran yang ada pada Housing masuk kedalam permukaan
rusaknya kinerja dari Bearing tersebut dan karena beasarnya Cleareance (celah)
antara Spie dengan drum (Salf Pulley) maka Bearing mengalami getaran sehingga
36
Housing serta Bearing akan menjadi panas, dengan hal tersebut Bearing mengalami
kerusakan.
Dengan tidak berfungsinya alat pembersih (Scraper) ini dengan baik maka saat
Belt, balik material yang masih lengket pada permukaan Belt masuk kecelah antara
bagian Belt dan Laging, dengan seiring terus berputarnya Pulley ini maka material
yang terjebak antara Belt dan lagging ini mengalami penyempitan dan bergesekan
terus menerus maka terdapatlah kerusakan pada Lagging ini berupa terkelupasnya
4.2 Faktor penyebab Kerusakan pada Belt conveyor (Belt, Idler dan Pulley)
4.2.1 Belt
1. Belt Tension
Belt Tension adalah ketegangan Belt pada sistem ban berjalan (belt
conveyor). Belt tension timbul akibat gaya tarik dari pulley penggerak (drive
pulley) dan pengaruh daya berat dari material yang dibawa oleh belt tersebut.
Belt Tension dapat mempengaruhi kinerja Belt berupa terjadinya slip, slip
terjadi karena ketegangan belt, material yang basah atau berupa hal lainnya.
menghasilkan panas, dan karena kekuatan yang besar dari motor penggerak
tentunya akan menghasilkan temperatur yang tinggi pada Belt yang akan
37
utama yang menimbulkan slip. Ketegangan Belt ini dapat di atur dengan
yang diperlihatkan pada gambar 2.8 (a) namun ada juga batasan pada
tegangan Belt untuk menghindari rusaknya Belt (bagian paling lemah yaitu
pada sambungan) dimana belt dapat rusak akibat tegangan yang berlebihan.
Ketidak samaan tegangan kiri dan kanan juga dapat menyebabkan Belt
bergerak kesalah satu pinggir Conveyor sehingga kedudukan Belt tidak lurus
terhadap Pulley.
mulurnya sabuk.
ulang.
lainnya yaitu sederhana dan mudah. Akan tetapi sistem pengencangan ini memiliki
panjang pergerakan yang terbatas, oleh karena itu sistem pengencangan ini lebih
sistem ini maka pengencangan harus selalu dicek, karena adanya mulur pada Belt
4.2.2 Idler
pada gambar 4.9 di mana apabila kedudukan frame tidak sesuai atau tidak
center antara bagian kiri dan kanan maka juga dapat mempengaruhi kinerja
4.2.3 Pulley
melakukan sesuatu, begitu juga halnya dengan belt conveyor (Belt, Idler dan Pulley)
ini. Seharusnya Belt Conveyor (Belt, Idler dan Pulley) yang digunakan ini bisa
(Belt, Idler dan Pulley) tersebut hanya bertahan paling lama 3 bulan, bahkan bisa
Perawatan yang dilakukan pada Belt Conveyor (Belt, Idler dan Pulley) ini
mempertahankan fungsi aset yang tersedia. Perawatan ini dioperasikan secara berkala
dikategorikan atau komponen Conveyor yang termasuk dalam perawatan ini adalah
Idler, di mana Idler ini sebelum mengetahui kerusakan nya maka terlebih dahulu
dapat mengetahui gejala dari kerusakan tersebut, seperti yang telah dijelaskan pada
bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah berhenti untuk memenuhi
dilakukan apabila fasilitas yang bersangkutan tidak bekerja atau berhenti, dan
perencanaan sebelumnya atas suatu fasilitas yang telah diduga, sedangkan Running
41
dilakukan pada saat perawatan sedang beroperasi, cara perawatan ini termasuk jenis
a. Reparasi
b. Overhoul
Conveyor yang di katagorikan masuk dalam perawatan korektif ini adalah bagian
Belt dan Idler. Di mana seperti penjelasan tersebut, penggantian dan reparasi pada
komponen Belt dan Idler ini di lakukan pada saat sistem Conveyor tidak sedang
beroperasi. Maka sebab itu kedua komponen ini (Belt dan Idler) di katagorikan pada
operator.
42
sebelumnya.
yang ada untuk memperkirakan lebih awal kerusakan yang akan terjadi.
yang termasuk dalam perawatan prediktif ini adalah Belt, Idler dan Pulley. Dengan
kerusakan lebih awal seperti yang telah di jelaskan pada penjelasan perawatan
prediktif.
a. Pelumasan.
b. Cleaning (pembersihan).
c. Inspection/Adjusment (penyetelan).
d. Cek kondisi.
e. Replacement (penggantian).
4.4 Tujuan Perawatan Pada Belt Conveyor (Belt, Idler dan Pulley)
43
Pekerjaan perawatan harus mulai dilakukan sejak awal dan kita harus
menyadari bahwa pekerjaan perawatan itu adalah pekerjaan yang sangat penting dan
sangat mendasar dalam suatu mesin atau komponen pada suatu pabrik tersebut.
Begitu juga halnya dengan Belt Conveyor (Belt, Idler dan Pulley) ini juga perlu
perawatan supaya produksi karet basah dapat bejalan dengan lancar dan baik.
Adapun tujuan dari perawatan pada Belt Conveyor (Belt, Idler dan Pulley) ini
adalah :
1 Supaya Belt Conveyor (Belt, Idler dan Pulley) ini bisa dipakai atau
karena apabila Belt Conveyor rusak maka hal ini dapat mengakibatkan
b. Pemeriksaan dan jika perlu set kecepatan dari Main Drive dengan
pelumasan.
44
1. Belt
Perawatan pada Belt ini hanyalah menjaga Belt agar tetap dalam
Belt dan juga memperhatikan keadaan yang ada pada disekitar Belt
tersebut.
2. Idler
sekeliling Idler dan juga kedudukan dari pada Idler tersebut, supaya
Idler berjalan dengan stabil dan juga membersihkan Idler dari tumpahan
3. Pulley
Perawatan yang dilakukan pada pulley ini menjaga bearing pada pulley
material tidak ada yang lengker pada permukaan Lagging Pulley, jika
Pulley.
45
4.5 Data Kerusakan, waktu failure dan waktu preventive belt conveyor
Berdasarkan data–data masa lalu dari PT. Famili Raya diketahui selama periode
bulan 2013 sampai dengan 2014, mesin belt conveyor mengalami lebih banyak
kerusakan dibandingkan mesin lainnya yaitu sebanyak 25 kali kerusakan, pada tabel
Tabel 4.1
Data kerusakan belt conveyor periode bulan 2013 sampai dengan 2014
Bulan Jumlah Kerusakan Waktu Failure (jam) Waktu Preventive (jam)
1 5 43,76 157,00
2 1 55,35 170.31
3 3 43,56 167,91
4 1 29,32 156,98
5 1 31,61 130,90
6 1 61,24 128,75
7 - - -
8 5 54,48 136,98
9 3 26,55 137,90
10 1 35,25 156,42
11 3 10,91 132,67
12 - - -
Total 25 392,03 1428,51
Rata-rata 39,20 142,85
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata waktu kerusakan mesin belt
conveyor periode 2013 sampai dengan 2014 adalah sebanyak 39,20 jam, sementara
kedalam 3 shift perharinya dengan waktu kerja per shifnya adalah sebanyak 6 jam.
Sementara gaji pekerja dari teknisi yang bekerja di PT. Famili Raya per bulannya
adalah sebesar Rp. 2.500.000 dengan total jam kerja seharinya adalah 6 jam, maka
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja pada PT. Famili
karena jumlah produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang telah
sebanyak 190 ton/hari. Dengan demikian dalam satu jam yang dapat dihasilkan
adalah sebanyak 7.92 ton. Harga 1 kg harga bahan jadi adalah Rp. 8000/kg.
Dapat disimpulkan bahwa jika mesin produksi terhenti maka perusahaan akan
produksi secara langsung akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan karena hal
tersebut akan membuat jumlah barang yang diproduksi jadi berkurang, dan untuk
mencegah terjadinya kerugian tersebut paska perawatan dan perbaikan mesin maka
PT. Famili Raya menyediakan 1 unit mesin belt conveyor untuk dipakai secara
Perawatan yang baik akan dilakukan dalam jangka waktu, semakin sering
perawatan suatu mesin dilakukan akan meningkatkan biaya perawatan. Disisi lain bila
perawatan tidak dilakukan akan mengurangi performa kerja dari mesin tersebut.Pola
maintenance yang optimal perlu dicari supaya antara biaya perawatan dan biaya
kerusakan bisa seimbang pada total cost yang paling minimal. Preventive Cost
merupakan biaya yang timbul karena adanya perawatan mesin yang memang sudah
Dari data yang telah diperoleh sebelumnya maka dapat diketahui biaya dari
preventive maintenance dan failure maintenance dari mesin belt conveyor, yaitu
sebgai berikut :
48
Tabel 4.2
Biaya perawatan Preventive,biaya Failure belt conveyor periode bulan
2013 sampai dengan 2014
Jumlah Waktu Preventive Waktu Failure Biaya Perawatan Biaya Kerusakan
Bulan Kerusakan (jam) (jam) Preventive Failure
1 5 43,76 157,00 Rp 759.717 Rp 9.947.520
2 1 55,35 123,00 Rp 960.931 Rp 7.793.280
3 3 43,56 167,91 Rp 756.245 Rp 10.638.778
4 1 29,32 156,98 Rp 509.025 Rp 9.946.253
5 2 31,61 130,90 Rp 548.781 Rp 8.293.824
6 1 61,24 128,75 Rp 1.063.188 Rp 8.157.600
7 - - - - -
8 5 54,48 136,98 Rp 945.827 Rp 8.679.053
9 3 26,55 137,90 Rp 460.935 Rp 8.737.344
10 1 35,25 156,42 Rp 611.975 Rp 9.910.771
11 3 10,91 132,67 Rp 189.409 Rp 8.405.971
12
Total 25 392,03 1428,51 Rp 6.806.033 Rp 90.510.394
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya preventive yang dikeluarkan oleh
PT.Famili Raya lebih kecil dibandingkan biaya kerusakan ( failure ). Dimana total
biaya preventive pada satu periode 2013 sampai dengan 2014 adalah Rp. 6.806.033
sementara biaya untuk kerusakan failure adalah sebesar Rp. 90.510.394 disimpulkan
untuk menghemat biaya perawatan preventive dengan baik di karenakan biaya yang
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan pada bab sebelumnya.
1. Kerusakan yang sering terjadi pada saat pengoperasian Belt Conveyor ini
a. Kerusakan yang terjadi pada Belt adalah sobeknya bagian pinggir dari
belt, dikarenakan akibat adanya gaya dari faktor jatuhnya material dari
corong penumpahan.
b. Kerusakan yang terjadi pada pada Idler adalah rusaknya bearing pada
c. Kerusakan yang terjadi pada Pulley adalah rusaknya bearing Pulley yang
2. Perawatan yang dilakukan pada Belt Conveyor (Belt, Idler dan Pulley) ini adalah
adalah komponen idler, cara melakukan perawatan pada idler ini adalah
4. Total biaya preventive pada satu periode 2013 sampai dengan 2014 adalah
sebesar Rp. 6.806.033 sementara biaya untuk kerusakan (failure) adalah sebesar
5.2 Saran
1 Dari analisa yang dilakukan pada kerusakan yang terjadi pada Belt Conveyor
2 Sebaiknya pihak Repair/maintenance yang ada di PT. Famili Raya agar lebih bisa
produksi karet.