2021-2025
Penerbit:
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Gedung Soemitro Djojohadikusumo
Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4
Jakarta 10710
(021) 29600 000
Desember 2020
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun
tanpa izin tertulis dari penerbit
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN iii
iv Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MASTER PLAN 2021
SEKTOR JASA KEUANGAN INDONESIA
Memulihkan Perekonomian Nasional serta
Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan 2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 1
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
Pengantar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyelesaikan Master Plan Sektor Jasa Keuangan
Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 dengan tema “Memulihkan Perekonomian Nasional
serta Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan”. Tema tersebut
diangkat untuk menggambarkan arah pengembangan Sektor Jasa Keuangan (SJK)
serta komitmen OJK ke depan yang fokus pada pemulihan ekonomi nasional dalam
rangka penanganan dampak pandemi Covid-19 serta membangun semangat untuk
meningkatkan ketahanan dan mempersiapkan SJK dalam menghadapi persaingan
regional maupun global.
Upaya pengembangan SJK masih dihadapkan dengan berbagai tantangan baik dari
ketidakpastian ekonomi global maupun domestik. Tantangan dari global bersumber
dari perlambatan pertumbuhan ekonomi, perang dagang yang masih berlanjut, gejala
proteksionisme yang semakin meningkat, dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu, tantangan dari domestik bersumber dari defisit transaksi berjalan yang
masih berlanjut, sumber pembiayaan ekonomi jangka panjang yang masih terbatas,
ketimpangan ekonomi dan kesenjangan pendapatan, tingkat produktivitas dan daya saing
yang masih rendah, belum optimalnya pembiayaan ekonomi berkelanjutan, terdapatnya
gap pengaturan dan pengawasan lintas SJK, rendahnya literasi dan inklusi keuangan,
dan disrupsi revolusi era ekonomi digital. Pada saat yang sama, ekspektasi pemangku
kepentingan terhadap peranan SJK ke depannya pun meningkat dengan perekonomian
Indonesia yang telah menembus tingkat kesejahteraan yang setara dengan negara-
negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income country).
Akhir kata, kami atas nama Dewan Komisioner OJK menyampaikan apresiasi kepada
seluruh pihak yang berperan serta dalam penyusunan MPSJKI ini. Harapan kami,
MPSJKI 2021-2025 ini dapat menjadi acuan bagi seluruh pelaku industri dan pemangku
kepentingan lainnya dalam pengembangan SJK, sehingga memberikan nilai tambah
yang lebih besar bagi perekonomian nasional guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.
Digital
Tingkat Literasi dan Inklusi 17
Kilas Balik
Ekonomi Global 7 Keuangan
Tantangan
dan Domestik ke Depan
18
Kondisi Ekonomi Global dan 7
Domestik Sebelum Pandemi Tantangan Jangka Pendek 18
Covid-19 Tantangan Struktural 19
Dampak Pandemi Covid-19 8
Master Plan Sektor
22
terhadap Ekonomi Global dan
Domestik
Jasa Keuangan
Respon Kebijakan
terhadap Dampak 10 Indonesia
2021-2025
Covid-19 Arah Kebijakan Sektor Jasa 23
Keuangan Jangka Pendek
(2020-2021) - Dukungan Sektor
Jasa Keuangan terhadap Program
Pemulihan Ekonomi Nasional
Kerangka Struktural 2021-2025: 26
Meningkatkan Ketahanan dan Daya
Saing Sektor Jasa Keuangan
Kolaborasi dan Kerja Sama Antar 44
Pemangku Kepentingan Sebagai
Enabler
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 3
Ringkasan Eksekutif
ENABLER
• Pendanaan infrastruktur dan • Penguatan pengawasan SJK • Pengembangan potensi • Pemenuhan kuantitas dan
sektor ekonomi prioritas • Penguatan dan penataan ekonomi daerah kualitas SDM di SJK dan
• Penguatan kapasitas SJK SJK sesuai standar • Perluasan akses pengawasan LJK
• Pengembangan produk keuangan dan penguatan • Pemanfaatan teknologi
dan layanan SJK serta perlindungan konsumen informasi dalam kegiatan
peningkatan literasi keuangan di SJK
• Penguatan peran SJK Syariah
n
Tra konom
Presiden
Reg rhanaa
2015-2019 telah dilaksanakan dan dicapai dengan baik.
nsf
E
i
ulas
Pencapaian tersebut tercermin dari terus terjaganya
orm i
e
yed
stabilitas sistem keuangan, meningkatnya aset Lembaga
asi
Pen
Jasa Keuangan (LJK) dan peranannya dalam mendukung
pertumbuhan perekonomian nasional, serta semakin Penyederhanaan
meningkatnya tingkat inklusi keuangan dalam mendukung Birokrasi
upaya mempersempit ketimpangan ekonomi dan
mendukung pemerataan kesejahteraan masyarakat.
polhukhankam
masih berlanjut, gejala proteksionisme yang semakin dan transformasi
pelayanan publik
meningkat, dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu, tantangan dari domestik bersumber dari
defisit transaksi berjalan yang masih berlanjut,
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 5
Target RPJMN Kerangka Kerja Integrasi
2020-2024 Keuangan ASEAN
Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia
sumber pembiayaan ekonomi jangka panjang yang ekonomi tersebut. Untuk itu, SJK nasional harus
masih terbatas, ketimpangan ekonomi dan kesenjangan meningkatkan efisiensi, ragam produk dan layanan,
pendapatan, tingkat produktivitas dan daya saing yang dan layanan prima termasuk dalam memanfaatkan
masih rendah, belum optimalnya pembiayaan ekonomi perkembangan teknologi. Kapasitas dan kapabilitas
berkelanjutan, terdapatnya gap pengaturan dan yang memadai pun menjadi salah satu kunci untuk
pengawasan lintas SJK, rendahnya literasi dan inklusi meningkatkan kontribusi dan daya saing SJK.
keuangan, dan disrupsi revolusi era ekonomi digital.
Untuk menghadapi berbagai kondisi dan tantangan
Pada saat yang sama, ekspektasi pemangku diuraikan di atas, OJK menilai perlu untuk menyusun
kepentingan terhadap peranan SJK ke depannya pun MPSJKI 2021-2025 sebagai kerangka dasar arah
meningkat dengan perekonomian Indonesia yang telah kebijakan strategis SJK. MPSJKI ini merupakan
menembus tingkat kesejahteraan yang setara dengan respon atas berbagai tantangan perekonomian global
negara-negara berpenghasilan menengah atas (upper dan domestik yang dinamis, ekspektasi masyarakat
middle income country). Dalam hal ini, Pemerintah terhadap SJK, serta diselaraskan dengan acuan utama
telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang memuat RPJMN 2020-2024.
target-target pembangunan nasional lima tahun ke
depan. RPJMN ini memerlukan dukungan pembiayaan MPSJKI semula direncanakan terbit pada Triwulan I
yang cukup besar termasuk dari SJK sehingga 2020. Namun mempertimbangkan dampak pandemi
pembangunan ekonomi nasional dapat dicapai. Covid-19 terutama terhadap kondisi SJK dan
perekonomian, maka dilakukan penyesuaian sehingga
Selain itu, kegiatan ekonomi dan keuangan di kawasan struktur MPSJKI terdiri dari Arah Kebijakan SJK
semakin terintegrasi dengan inisiatif Masyarakat Jangka Pendek (2020-2021) - Dukungan SJK terhadap
Ekonomi ASEAN. Pada satu sisi, integrasi tersebut PEN dan Kerangka Struktural 2021-2025 yang
membawa peluang dengan semakin terbukanya fokus pada tiga area yaitu: (1) Penguatan Ketahanan
pangsa pasar di kawasan. Di lain sisi, integrasi dan Daya Saing; (2) Pengembangan Ekosistem
tersebut semakin meningkatkan persaingan di Jasa Keuangan; dan (3) Akselerasi Transformasi
kawasan. Konsekuensinya, daya saing yang tinggi Digital. Selain itu, MPSJKI 2021-2025 mengarus
> Ringkasan Eksekutif
bagi SJK nasional menjadi sebuah tuntutan yang tidak utamakan kolaborasi dan kerja sama antar pemangku
terelakkan bagi para pelaku pasar agar pada akhirnya kepentingan sebagai faktor penggerak utama
Indonesia dapat mengambil peluang dari integrasi (enabler) untuk pencapaiannya.
FAKTOR 200
• Perang Dagang
EKSTERNAL 150 128,06
108,89
• Perlambatan 100
99,89
Perdagangan 50
Global 0
Des-08
Des-09
Des-10
Des-11
Des-12
Des-13
Des-14
Des-15
Des-16
Des-17
Des-18
Des-19
• Gejolak Geopolitik
Non-Migas Pertanian Pertambangan
PERTUMBUHAN
EKONOMI GLOBAL
Faktor eksternal mempengaruhi ekonomi
2015 2019 dan keuangan domestik (vice versa)
3,5% 3,3%
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 7
Dampak Pandemi Covid-19 terhadap
Ekonomi Global dan Domestik
Sembuh
349.160 Terkonfirmasi 78,4%
273.661
Kasus dari
Terkonfirmasi
135
IMPACT LEVELS SEKTOR TERDAMPAK 130
120,5
125
HIGH IMPACT • Pariwisata 120,0
119,8 120
(Omzet turun > 30%) • Manufaktur 119,7
• Bahan bangunan, alat berat 115
2017
2018
2019
2020
2019
2020
• Peternakan, perikanan
• Distribusi Pengeluaran Rp1-2 Juta Pengeluaran Rp2-5 Juta Pengeluaran > Rp5 Juta
• Komoditas (perkebunan, Sumber: Bank Indonesia
pertambangan)
LOW IMPACT • Kemasan Penanaman Modal Asing
(Omzet turun <10%) • E-commerce
• Pembangkit listrik Lainnya Singapura
• Alat kesehatan US$ 1,3 M 20,1% 28,8% US$ 2,0 M
• Makanan pokok
• Distribusi
• Tembakau/rokok Korea Selatan
• IT/communication US$ 0,6 M 8,1%
60
40
Inflasi
2,0-4,0%
20
0
20
Tingkat suku bunga SBN
40
6,67-9,56%
10 tahun
Mar 18
Mei 18
Jul 18
Sep 18
Nov 18
Jan 19
Mar 19
Mei 19
Jul 19
Sep 19
Nov 19
Jan 20
Mar 20
Mei 20
US$40-US$50
> Kilas Balik Ekonomi Global dan Domestik
60 Harga
40 minyak mentah per barel
20
0 Lifting minyak bumi
-20
-40
677-737 ribu
barel per hari
-60 Lifting gas bumi
1.085-1.173 ribu
Mar 18
Mei 18
Jul 18
Sep 18
Nov 18
Jan 19
Mar 19
Mei 19
Jul 19
Sep 19
Nov 19
Jan 20
Mar 20
Mei 20
Sumber: BPS
Sumber: Kementerian Keuangan
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 9
Respon Kebijakan
terhadap Dampak
Covid-19
Sejak diumumkannya Covid-19 sebagai pandemi Pemerintah melaksanakan PEN sebagai langkah
oleh WHO pada tanggal 11 Maret 2020, Pemerintah melindungi, mempertahankan dan meningkatkan
menerbitkan rangkaian kebijakan untuk mencegah kemampuan ekonomi para pelaku usaha dari sektor
meluasnya dampak pandemi Covid-19. Sejumlah riil dan sektor keuangan dalam menjalankan usahanya
stimulus telah diterbitkan, meliputi stimulus fiskal, selama pandemi Covid-19. PEN dilaksanakan melalui
moneter, dan SJK. Bauran kebijakan yang efektif penyertaan modal negara, penempatan dana dan/
sangat penting untuk mencegah meningkatnya korban atau investasi Pemerintah, dan kegiatan penjaminan
jiwa serta meluasnya dampak negatif yang lebih dengan skema yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk
dalam, khususnya pada perekonomian. memitigasi terganggunya suatu LJK. Program PEN
memiliki empat prinsip dalam pelaksanaannya, yaitu
Sebagai landasan untuk penanganan krisis tidak menimbulkan moral hazard, skala prioritas, risk
kemanusiaan dan perekonomian, Pemerintah sharing, dan tata kelola yang baik.
menetapkan payung hukum untuk melakukan langkah-
langkah penanganan Covid-19, yaitu Undang Undang Selanjutnya, muatan pengaturan dalam UU 2/2020
No 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan juga menetapkan kebijakan dalam rangka menjaga
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 stabilitas sistem keuangan dalam menghadapi
Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara ancaman krisis ekonomi atau keuangan di tengah
dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan pandemi Covid-19. Kebijakan menjaga stabilitas sistem
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/ keuangan antara lain memberikan skema dukungan
atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang dalam pelaksanaan kewenangan KSSK dalam rangka
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau penanganan permasalahan stabilitas sistem keuangan.
Stabilitas Sistem Keuangan (UU 2/2020).
Dalam rangka tindak lanjut Pasal 11 UU 2/2020,
Kebijakan OJK:
1. Stabilisasi pasar untuk
menjaga sentimen pasar
2. Komunikasi kebijakan yang
efektif dan masif
Investor Outflow
Sektor Keuangan
> Respon Kebijakan terhadap Dampak Covid-19
Inflow Kredit
Debitur Default CKPN
(Perbankan, Pasar Modal, IKNB)
Likuiditas Outflow DPK
80 80
60 60
40 40
20 20
0 0
Des 14
Feb 15
Apr 15
Jun 15
Agt 15
Okt 15
Des 15
Feb 16
Apr 16
Jun 16
Agt 16
Okt 16
Des 16
Feb 17
Apr 17
Jun 17
Agt 17
Okt 17
Des 17
Feb 18
Apr 18
Jun 18
Agt 18
Okt 18
Des 18
Feb 19
Apr 19
Jun 19
Agt 19
Okt 19
Des 19
05/12/14
05/03/15
05/06/15
05/09/15
05/12/15
05/03/16
05/06/16
05/09/16
05/12/16
05/03/17
05/06/17
05/09/17
05/12/17
05/03/18
05/06/18
05/09/18
05/12/18
05/03/19
05/06/19
05/09/19
05/12/19
Pasar Nilai Tukar Pasar Utang PUAB
OJK Coincidence Index Batas Ambang Rata-rata Bulanan
Pasar Saham Institusi Jasa Keuangan Batas Ambang
Rp804 T Rp727 T
Rp527 T
Rp2,558 T Rp2,473 T
Rp1,923 T
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan
Rp8,713 T Rp8,817 T
Rp6,843 T
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 11
Snapshot Perkembangan Sektor Jasa Keuangan
Indonesia 2015-2019 dan Triwulan II 2020
PERBANKAN IKNB
ASET IKNB
MODAL 54,57%
DPK
TWII-2020 TWII-2020
Rp6.260,46 T 37,15% Rp2.472,86 T
IHSG
2015 2019
Rp4.593,01 Rp6.299,54
TWII-2020
ASET ASURANSI
Rp4.905,4
38,89% 65,16%
KREDIT
TWII-2020 TWII-2020
REKSA DANA
2015 2019
Rp271,97 T Rp542,24 T
RBC ASURANSI
PAJ: 535,00% PAJ: 789,37%
Rp478,13 T
2,01% 254,37%
CAR
2015 2019
Rp249,88 T Rp445,20 T
TWII-2020
Rp429,71 T PEMBIAYAAN
1,69% 24,49%
PIUTANG
LDR
2015 2019
2015 2019
Rp363,27 T Rp452,22 T
91,95% 93,64%
TWII-2020 TWII-2020
Rp413,20 T
EMITEN BARU
88,64% 185,71%
JUMLAH
2015 2019
21 60
TWII-2020
GEARING RATIO
25
38,74% 0,90 kali
ASET
2015 2019
2015 2019 3,59 kali 2,61 kali
Rp5.919,39 T Rp8.212,58 T
TWII-2020
TWII-2020 2,48 kali
NILAI EMISI
Rp8.313,96 T 42,81%
2015 2019
Rp116,83 T Rp166,85 T
TWII-2020
NPL (GROSS)
0,04% Rp42,92 T
ASET DANA
41,17%
PENSIUN
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan
TWII-2020 TWII-2020
3,15% Rp288,70 T
Perbankan
Ketahanan SJK khususnya Perbankan masih dalam kondisi yang baik dan terkendali ditunjukkan oleh
permodalan dan likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga.
21,50% 1,5%
1,0%
21,00% 21,63% 1,17%
0,5% 1,03%
20,50% 0,0%
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
Permodalan industri Perbankan terjaga stabil pada Risiko kredit Perbankan masih terjaga pada level
level yang memadai yang ditunjukkan dengan Capital yang manageable dengan NPL gross dan net untuk
Adequacy Ratio (CAR) Perbankan tercatat stabil pada posisi Oktober 2020 masing-masing sebesar 3,15%
level 23,74% (Oktober 2020), setelah sempat turun dan 1,03%, menunjukkan perbaikan dari posisi Juli
ke level 21,63% pada Maret 2020. 2020 untuk NPL gross (3,22%) dan posisi Mei 2020
untuk NPL net (1,17%).
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
-5%
Kondisi likuiditas yang menguat tersebut tidak lepas Likuiditas Perbankan berada pada level yang
dari tingginya pertumbuhan DPK Perbankan di memadai dengan tren meningkat dan sangat ample.
tengah perlambatan kredit. Pertumbuhan DPK sejak Per 26 Oktober 2020, rasio AL/NCD dan AL/DPK
bulan Agustus telah mencapai double digit, berlanjut terpantau pada level 153,98% dan 32,96%, jauh di
di bulan Oktober 2020 tumbuh 12,12% yoy, seiring atas threshold.
dengan penempatan dana Pemerintah ke Perbankan.
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 13
Subsequent Event
Kondisi Sektor Jasa Keuangan
Pasar Modal
Kondisi sektor Pasar Modal secara berangsur semakin membaik setelah melewati beberapa titik
terendahnya, antara lain:
Rp Triliun
Net Buy/Sell SBN Net Buy/Sell Saham
Rp Triliun
100
600
5.128,2 50
500 21.80
BUY
400 0
465
SELL
300 (3,71)
(50)
200
(15,59)
(121,26)
100 (100)
3.937,6
(5,59)
(150)
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
Pasar saham masih terjaga dan IHSG kini Peningkatan IHSG juga mendorong perbaikan Sejalan dengan masuknya investor non-residen
telah berada dalam tren menguat dan pada kinerja Reksa Dana. Pada periode Oktober ke emerging market lainnya, investor non-residen
30 Oktober 2020 ditutup di level 5.128,2, 2020 Nilai Aktiva Bersih (NAB) telah berada mulai melakukan aksi beli pada Pasar SBN yang
meskipun sempat menyentuh titik terendah pada level Rp529 Triliun yang sebelumnya NAB pada posisi Oktober mencatatkan net buy sebesar
di tanggal 24 Maret 2020 (3.937,6). Reksa Dana sempat mencapai titik terendah di Rp21,80 Triliun (posisi Maret net sell terbesar
Rp465 Triliun. yaitu Rp121,26 Triliun). Penguatan pasar SBN
ini didukung oleh peningkatan partisipasi sektor
Perbankan di pasar SBN.
IKNB
Sektor IKNB sempat mengalami tekanan dan secara berangsur menunjukkan perbaikan.
5,6% 538,8%
2,73x 2,28x
337,2%
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Agt 20
Sep 20
Okt 20
level yang manageable dengan rasio (RBC) industri asuransi jiwa dan
asuransi umum masing-masing
dalam tren menurun pada
NPF tercatat sebesar 4,7% untuk
posisi Oktober 2020 atau telah sebesar 538,8% dan 337,2%, jauh 2,28 kali (Oktober 2020).
turun dari posisi Juli yang mencapai diatas ambang batas ketentuan
titik tertinggi yaitu 5,6%. yaitu 120%.
1.200 140
221 223 223 250 300
204 117 117 116
1.000
109 120
180 183 200 250
100
800
129 150 150
80
600
44
100 100 60
400
22 26
50 50 20
200 20
0
0 0 0
2015 2016 2017 2018 2019 TWII-2020 TWIII-2020 Okt-2020 2015 2016 2017 2018 2019 Sep-20 Okt-20
2.500 50 40
2.000 40
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan
30
1.500 30
Juta
1.000 20 20
500 10
10
- -
Des 18
Feb 19
Apr 19
Jun 19
Agt 19
Okt 19
Des 19
Feb 20
Apr 20
Jun 20
Agt 20
Okt 20
-
2017 2018 2019 Sep-20 Okt-20
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 15
Perkembangan Konglomerasi Keuangan dan
Inovasi Keuangan Digital
72%
Grup BRI 1.404,9
14.000
70,4%
Grup Mandiri 1.375,4
12.000 70%
Grup BCA 983,8
10.000 68% Grup BNI 886,5
66,2% 66,2% 66,7% Grup MUFG (d/h Grup Danamon) 372,4
8.000 65,7% 66%
63,6% Grup CIMB Niaga 277,4
6.000 62,6% 64%
62,9% Grup Panin 225,5
4.000 62% Grup Bangkok Bank 193,8
Grup OCBC 189,5
2.000 60%
Grup Maybank 167,1
0 58%
Grup Astra 120,7
Des 2015 Des 2016 Des 2017 Jun 2018 Des 2018 Jun 2019 Des 2019 Jun 2020
Grup Mega 117,3
Aset KK Aset SJK Share (rhs) Grup UOB
111,7
Grup HSBC
109,4
86
50 1
40 31 31 Online Distress Solution
1 Total
30
1
20 Property Investment Management 2
2
10 TWIII-2020
89
Verification Non-CDD 4
0
5
TWI-2019 TWII-2019 TWIII-2019 TWIV-2019 TWI-2020 TWII-2020 TWIII-2020
3
Total
Tax & Accounting
3
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan
E-KYC 4
3
RegTech
1
1
InsurTech 2
1
Insurance Broker Marketplace 1
1
-
Online Gold Depository
-
-
Social Network & Robo Advisor
-
29,70%
38,03%
67,80%
76,19%
30,00%
Peningkatan ini merupakan hasil implementasi dari 3 20,00%
2016
2019
program Inisiatif Strategi Nasional Literasi Keuangan 10,00%
0,00%
Indonesia (Revisit 2017). Literasi Keuangan Inklusi Keuangan
Aceh
Kalimantan Timur
6
Sebaran Literasi Sumatera Utara Kalimantan Utara 23
14
dan Inklusi Keuangan Riau Sulawesi Utara
Kalimantan Barat Maluku Utara
Kep. Riau Sulawesi Tengah
15
di Indonesia 7 5 12
27 Sumatera Selatan 9 30
Sumatera Barat Gorontalo
Bangka Belitung 19 Papua Barat
Jambi 24 10 33
17 Maluku
8 22 21 25 Sulawesi Barat 20
Inklusi 2016 Bengkulu 28 Kalimantan Tengah 18
32
Sulawesi Tenggara
31 Kalimantan Selatan 29
Inklusi 2019 Lampung DKI Jakarta
1 Jawa Timur Sulawesi Selatan
Banten 11 3
Literasi 2016 16 4 Papua
Jawa Barat 2 NTT
13 34
Literasi 2019 DI Yogyakarta
Bali
NTB
26
Jawa Tengah
59,16%
93,98%
94,76%
58,53%
92,91%
92,39%
92,13%
88,48%
87,96%
86,91%
86,39%
86,09%
85,56%
84.29%
85,08%
84,51%
83,99%
76,19%
48,95%
47,38%
76,12%
75,85%
45,67%
44,36%
43,19%
40,05%
38,03%
39,63%
39,63%
39,27%
38,85%
37.43%
38,06%
37,96%
37,53%
37,01%
67,8%
69.5%
78,2%
75,6%
76,0%
74,9%
74,5%
71,4%
73,2%
68,0%
69,5%
73,1%
67,3%
72,4%
65,1%
68,4%
76,7%
64,0%
29,7%
33.0%
31,3%
30,5%
22,5%
38,2%
28,7%
37,5%
31,3%
27,3%
26,2%
40,0%
38,5%
35,6%
33,5%
37,1%
32,7%
29,5%
Nasional 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
76,19%
75,33%
75,07%
74,80%
74,54%
64,57%
61,94%
66,75%
65,71%
64,83%
65,62%
65,09%
62,99%
62,73%
60,89%
60,89%
60,63%
38,03%
59,84%
36,75%
36,48%
36,48%
36,22%
35,70%
35,43%
34,65%
35,17%
34,91%
34,55%
34,12%
32,46%
31,23%
26,9% 30,97%
22,2% 29,13%
19,3% 28,87%
28,0% 27,82%
67,8%
65,5%
66,9%
60,4%
59,3%
66,9%
66,2%
64,0%
61,5%
66,9%
69,1%
65,5%
63,3%
69,8%
62,5%
61,5%
62,2%
58,5%
29,7%
26,9%
21,5%
27,3%
27,6%
28,4%
23,3%
26,5%
30,5%
26,2%
23,3%
29,5%
26,5%
26,9%
Nasional 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Berdasarkan gender, indeks literasi dan inklusi Indeks literasi Keuangan Syariah juga mengalami
keuangan sama-sama meningkat baik pada laki-laki peningkatan dari 8,1% di tahun 2016 menjadi 8,93% di
maupun perempuan. tahun 2019.
Literasi dan Inklusi Keuangan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah dan
Berdasarkan Gender Konvensional
KONVENSIONAL SYARIAH
SI INKLUSI 9,10%
LITERASI INKLUSI LITERASI INKLUSI KLU 29,5% 2019
IN
2019 2019
2016
11,1%
2016
37,72%
39,94% 77,24% 36,13% 75,15% 2019
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan
I
AS
LI T L IT E R ASI
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 17
Tantangan ke Depan
N
PE
al
on
sia
i Na
om
on
Ek
m
gra
Pro
1 2 3 4
dan jasa.
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 19
Master Plan Sektor Jasa Keuangan
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN
1
Mendukung Percepatan Implementasi PEN
Melalui dukungan pembiayaan pada usaha
bersifat padat karya dan/atau memiliki
multiplier effect yang tinggi terhadap
perekonomian
Monitoring dan Evaluasi
Kebijakan Stimulus dan
Transisi Normalisasi Kebijakan
Relaksasi Prudensial yang
2
Telah Diberikan
Melanjutkan implementasi
relaksasi kebijakan
restrukturisasi kredit/
Current Crisis
Percepatan Reformasi
IKNB dan Pasar Modal
dalam rangka Menjaga
Integritas Pasar
Keuangan
MPSJKI 2021-2025
PENGUATAN PENGEMBANGAN AKSELERASI
KETAHANAN DAN EKOSISTEM JASA TRANSFORMASI
DAYA SAING KEUANGAN DIGITAL
Structural
Response
Membangun integrasi SJK
manajemen risiko dan sektor keuangan digital
untuk meningkatkan nilai
market conduct tambah Keuangan Syariah
Meningkatkan kapasitas
dalam pengembangan industri
SDM di SJK seiring dengan
Menyelaraskan halal dan ekosistem ekonomi
perkembangan industri
(sinkronisasi) syariah
digital
pengaturan dan Memperluas akses keuangan
pengawasan SJK dan meningkatkan literasi Memperkuat peran riset
dengan mengacu pada keuangan masyarakat untuk mendukung inovasi
dan transformasi digital SJK
best practices dan/atau
Memperkuat perlindungan
standar internasional Mengakselerasi penerapan
konsumen SJK
pengawasan berbasis
Memperkuat Mendorong percepatan TI (suptech) di OJK dan
pengawasan pendalaman pasar keuangan pemanfaatan regtech oleh
terintegrasi lintas LJK
Mendukung ekspansi kegiatan
sektor (cross usaha LJK untuk melakukan Melakukan Business
cutting issues) dan multi-activities business Process Reengineering
konglomerasi keuangan untuk peningkatan kualitas
Meningkatkan peran jasa perizinan, pengaturan, dan
keuangan dalam sustainable pengawasan
finance untuk mencapai SDGs
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 21
Master Plan
Sektor Jasa Keuangan
Indonesia 2021-2025
SJK perlu dikembangkan sehingga memiliki daya Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, SJK
saing tinggi, berperan secara optimal terhadap nasional harus dibangun sehingga memiliki resiliensi
perekonomian nasional, serta mampu menghadapi yang tinggi terhadap berbagai hantaman, memiliki
berbagai tantangan di tengah dinamika perekonomian daya saing dan adaptif dengan lingkungan yang terus
nasional dan global. Sebagaimana telah diuraikan berubah, efisien dan berkontribusi optimal dalam
di atas, tantangan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu mendorong pembangunan perekonomian nasional,
tantangan jangka pendek dan struktural yang serta mampu menyediakan layanan keuangan yang
dapat berasal dari internal maupun eksternal. berorientasi pada konsumen.
Pada jangka pendek, kondisi perekonomian dan
SJK sebagai dampak pandemi Covid-19; kecepatan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia
penemuan dan distribusi vaksin Covid-19; respon (MPSJKI) 2021-2025 diarahkan untuk memulihkan
kebijakan Pemerintah untuk penanganan kesehatan perekonomian nasional serta meningkatkan
dan implementasi program PEN serta dampak ketahanan dan daya saing SJK melalui inovasi dan
keberlanjutan kebijakan PSBB perlu menjadi digitalisasi, serta mempersiapkan SJK nasional dalam
pertimbangan. Sementara pada jangka menengah menghadapi persaingan regional maupun global.
dari sisi internal, SJK masih sangat tersegmentasi Struktur MPSJKI terdiri dari:
dengan jumlah yang banyak dan modal inti yang
relatif masih rendah serta tata kelola dan manajemen a. Arah Kebijakan SJK Jangka Pendek (2020-2021)
risiko yang masih perlu ditingkatkan dan pengaturan - Dukungan SJK terhadap Program Pemulihan
serta pengawasan lintas sektor yang masih perlu Ekonomi Nasional (PEN).
diharmonisasi. Dari sisi eksternal, SJK dihadapi
dengan perkembangan ekonomi digital yang pesat b. Kerangka Struktural 2021-2025: Meningkatkan
dan cepat diiringi dengan perubahan perilaku Ketahanan dan Daya Saing SJK
konsumen, kebutuhan pendanaan pembangunan 1. Penguatan Ketahanan dan Daya Saing.
nasional yang relatif besar, dan volatilitas pasar 2. Pengembangan Ekosistem Jasa Keuangan
keuangan global yang masih tinggi. 3. Akselerasi Transformasi Digital.
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
1. Mendukung percepatan implementasi PEN Selanjutnya, OJK akan terus melakukan pemantauan
secara berkala kepada industri dan berusaha
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi untuk mencari solusi atas kendala-kendala yang
oleh banyak pembuat kebijakan respon dampak muncul di lapangan yang kerap dilaporkan melalui
Covid-19 adalah dari segi kecepatan dan ketepatan Call Center Kontak 157 maupun Kantor Regional
penerima manfaat. Hal ini dirasakan pula dalam atau Kantor OJK (KR/KOJK). Selain itu, dalam hal
perumusan dan pengimplementasian kebijakan diperlukan, OJK juga akan mengeluarkan peraturan
stimulus di SJK. Oleh karena itu, dukungan dan pendukung pelaksanaan program PEN, apabila ke
kerja sama setiap pihak baik dari sisi pembuat depan terdapat program baru yang dikeluarkan oleh
kebijakan maupun intermediary kebijakan menjadi Pemerintah.
sangat penting.
2. Monitoring dan evaluasi kebijakan stimulus
Dalam upaya mempercepat implementasi dan transisi normalisasi kebijakan relaksasi
stimulus Pemerintah, OJK mendukung program prudensial yang telah diberikan
Pemerintah dalam PEN dan mengoptimalkan
peran SJK baik dalam menggerakkan roda Selama masa implementasi kebijakan stimulus,
perekonomian melalui dukungan pembiayaan OJK secara aktif melakukan pemantauan dan
pada usaha bersifat padat karya dan/atau mengevaluasi penerapan kebijakan tersebut guna
memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap memastikan kelancaran program dan memberikan
perekonomian. OJK telah mengeluarkan berbagai masukan serta perbaikan kebijakan. Ke depan,
kebijakan stimulus di masa pandemi Covid-19 pemantauan akan terus dilakukan secara proaktif
sejalan dengan upaya Pemerintah untuk dan evaluasi kebijakan stimulus pun akan dilakukan
mendorong PEN. sebagai salah satu bahan pertimbangan penyusunan
kebijakan lanjutan maupun kebijakan normalisasi.
(KPM)
2. Imunisasi, Sarpras, Lab, 2. Dukungan Pembiayaan
SOSIAL
UMKM
1. Dukungan Pariwisata
K/L SEKTORAL
2. Ketahanan Pangan
INSENTIF
(LPEI)
USAHA
PEMDA
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 23
OJK juga secara proaktif melakukan pemantauan 4. Mempercepat ekosistem digital ekonomi dan
dan koordinasi tidak hanya di pusat, namun keuangan yang terintegrasi
juga di daerah-daerah melalui kepanjangan
tangan KR/KOJK di daerah-daerah. Upaya ini Seiring dengan perubahan gaya hidup dan
dilakukan untuk mempercepat proses identifikasi kebutuhan konsumen yang mengedepankan
sekaligus mengatasi berbagai kendala yang layanan non-fisik/digital ditambah dengan
spesifik dirasakan oleh daerah tertentu. OJK Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) selama pandemi
meyakini pemulihan ekonomi secara bertahap dan Covid-19 yang menyebabkan terbatasnya ruang
berkelanjutan di daerah-daerah pada gilirannya gerak fisik manusia, semakin mempertegas
akan menopang PEN yang lebih solid dan cepat. urgensi untuk mengakselerasi transformasi dan
ekosistem digital ekonomi dan keuangan.
Dari hasil evaluasi implementasi kebijakan dan
memperhatikan perkembangan pandemi serta Peningkatan layanan melalui kanal digital menjadi
perekonomian nasional, dalam jangka pendek salah satu fokus pengembangan yang dilakukan
ke depan, OJK akan melanjutkan implementasi oleh beberapa industri yang telah siap beradaptasi
relaksasi kebijakan restrukturisasi kredit/ dengan kebutuhan konsumen. Sebagai regulator,
pembiayaan sebagai langkah antisipasi untuk OJK mendukung percepatan transformasi dan
menyangga terjadinya penurunan kualitas pengembangan ekosistem digital di SJK melalui
debitur restrukturisasi akibat kondisi pandemi. kebijakan yang akomodatif.
Perpanjangan restrukturisasi diberikan secara
selektif berdasarkan asesmen LJK untuk Beberapa kebijakan di sektor Perbankan yang
menghindari moral hazard. akan diambil dalam jangka pendek adalah
Blueprint Transformasi Digital Perbankan,
Selanjutnya, guna memastikan keberlangsungan penerapan digitalisasi bagi semua kelompok
bisnis SJK yang stabil dan sehat, industri usaha Perbankan Syariah sebagaimana ketentuan
diarahkan agar terus memperhatikan kecukupan terkait sinergi Perbankan dalam satu kepemilikan
pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk pengembangan Perbankan Syariah serta
(CKPN) untuk mengantisipasi kualitas kredit yang memberikan insentif dalam pemenuhan dokumen
memburuk. persyaratan melalui optimalisasi peran komite
tata kelola terintegrasi.
Hal ini perlu menjadi pertimbangan industri
dalam mengelola permodalan yang disesuaikan Di Pasar Modal, untuk mendukung transformasi
dengan profil risiko, termasuk dalam menentukan digital, OJK terus mendorong pembukaan akses
kebijakan pembagian dividen/tantiem. yang lebih luas kepada UMKM melalui pendanaan
equity/securities crowdfunding dan pembukaan
3. Meningkatkan permintaan masyarakat, akses keuangan dengan menambah porsi
pengembangan UMKM dan penciptaan penawaran kepada publik melalui sistem e-IPO.
lapangan kerja Selain itu, pelaksanaan RUPS secara elektronik
juga akan terus dilanjutkan. Di sektor IKNB, OJK
Sebagaimana pembahasan sebelumnya, kebijakan akan mendorong digitalisasi BWM dan menyusun
penanganan pandemi memiliki dampak langsung pengaturan terkait layanan Pialang Asuransi dan
terhadap pelemahan ekonomi, terutama dari sisi Reasuransi secara digital.
permintaan. Lemahnya permintaan selama masa
pandemi menjadi permasalahan yang memerlukan Dalam rangka percepatan perizinan, OJK
intervensi kebijakan. Dalam hal ini, OJK akan senantiasa melakukan Business Process
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
Di samping itu, secara cross-sector, OJK juga Arah kebijakan jangka pendek di atas perlu didukung
melakukan integrasi atas database pelaku di SJK dengan beberapa kebijakan stuktural yang harus
melalui aplikasi yang memungkinkan pengawas segera diimplementasikan meliputi penguatan
mendapatkan seluruh data profil sampai dengan permodalan dan konsolidasi SJK, akselerasi
riwayat pelaku LJK baik individu dan badan hukum transformasi digital SJK, penyaluran kredit kepada
hanya dengan memasukan parameter yang sektor prioritas, UMKM dan pembangunan daerah
dimiliki layaknya search engine. Ke depan, OJK yang didukung dengan program penjaminan
akan melakukan perluasan terhadap data pelaku Pemerintah, percepatan perizinan dan akselerasi
dan scalability pada aplikasi tersebut. penerapan suptech, komunikasi efektif dan sinergi
dengan para pemangku kepentingan untuk
mengakselerasi PEN.
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 25
Kerangka Struktural 2021-2025: Meningkatkan
Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan
dengan tingkat permodalan. OJK juga akan
PILAR 1: mengawasi secara ketat pemenuhan terhadap
PILAR 1
persyaratan permodalan.
Penguatan Ketahanan
dan Daya Saing Selain itu, OJK juga akan mengakselerasi proses
konsolidasi LJK terutama di sektor Perbankan.
Konsolidasi dimaksudkan untuk menciptakan
Ketahanan dan daya saing SJK masih perlu struktur SJK yang kuat, skala usaha yang lebih
ditingkatkan di tengah berbagai tantangan besar, berdaya saing melalui kemampuan
sebagaimana diuraikan di atas. Ketahanan yang inovasi, serta mampu memberikan kontribusi
kuat dibutuhkan agar LJK mampu menghadapi signifikan dalam perekonomian.
berbagai hantaman yang mungkin timbul dari gejolak
perekonomian. Daya saing tinggi juga diperlukan Melalui arah kebijakan tersebut, LJK diharapkan
untuk mengatasi semakin ketatnya kompetisi akibat memiliki modal yang kuat untuk menyerap
dari proses integrasi ekonomi kawasan serta semakin risiko-risiko yang timbul dari seluruh kegiatan
meningkatnya pemain baru di SJK terutama seiring usahanya dan mampu meningkatkan skala
dengan perkembangan teknologi informasi yang usahanya. Pada akhirnya, SJK dapat memiliki
sedemikian pesat. ketahanan yang lebih kuat dan stabilitas sistem
keuangan yang terus terjaga.
Penguatan ketahanan dan daya saing SJK akan
dilakukan melalui: 1.2 Memperkuat tata kelola, manajemen risiko
dan market conduct
1.1 Memperkuat permodalan dan akselerasi 1.3
konsolidasi LJK 1.2.1 Penguatan tata kelola dan manajemen risiko
Permodalan yang kuat merupakan suatu syarat Penguatan penerapan tata kelola dan
utama dalam meningkatkan ketahanan dan manajemen risiko menjadi suatu hal penting
daya saing. Permodalan memberikan sumber untuk saat ini dan masa akan datang mengingat
dukungan keuangan dalam pelaksanaan risiko dan tantangan yang dihadapi SJK akan
aktivitas LJK baik untuk ekspansi usaha dan semakin meningkat. Hal ini terutama diperlukan
penyediaan infrastruktur yang memadai maupun dalam rangka memitigasi berbagai risiko yang
sebagai bantalan (cushion) untuk menyerap timbul baik dari ketidakpastian perekonomian,
risiko dan kerugian yang tidak terduga perkembangan teknologi informasi yang
(unexpected losses), dan jaring pengaman mendisrupsi model bisnis, maupun semakin
(safety net) dalam kondisi krisis. Disamping itu, kompleksnya produk dan layanan di SJK.
permodalan yang kuat juga dapat mendukung
kesehatan dan kestabilan SJK. Oleh karena itu, Kerangka peraturan tata kelola dan manajemen
LJK harus memiliki modal memadai. Dalam risiko di SJK saat ini telah diterapkan bagi
rangka memperoleh modal yang kuat, terdapat Bank, Asuransi, Perusahaan Pembiayaan, dan
beberapa cara yang dapat ditempuh oleh LJK Dana Pensiun. Namun demikian, kerangka
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
antara lain penambahan modal dan konsolidasi. peraturan dan penerapannya masih perlu
disempurnakan untuk memastikan risiko-risiko
Sejalan dengan penguatan permodalan, OJK baru yang muncul baik dari perkembangan
akan meningkatkan persyaratan permodalan aktivitas dan produk keuangan maupun
khususnya bagi sektor Perbankan dan beberapa adopsi teknologi informasi dapat diantisipasi
jenis LJK di IKNB (a.l. Perasuransian, Lembaga secara efektif. Selain itu, kerangka peraturan
Pembiayaan, dan LKM), yang disertai dengan tata kelola dan manajemen risiko juga perlu
pemberian insentif dan/atau disinsentif yang diterapkan untuk LJK lainnya.
tepat. Selain itu, kebijakan diarahkan pula untuk
mengakselerasi konsolidasi di SJK. Sementara Untuk itu, OJK akan menyempurnakan
di sektor Pasar Modal, akan terdapat kebijakan kerangka peraturan tata kelola dan
stratifikasi kegiatan usaha yang disesuaikan manajemen risiko di seluruh SJK. OJK akan
PILAR 1
Selain itu, OJK akan melakukan pengawasan pengawasan terhadap perilaku PUJK dalam
yang ketat terhadap penerapan tata kelola dan mendesain, menyusun dan menyampaikan
manajemen risiko di LJK baik secara invidual informasi, menawarkan, membuat perjanjian,
maupun terintegrasi melalui tindakan preventif memberikan pelayanan atas penggunaan
maupun penegakan hukum. Tindakan preventif produk dan/atau layanan jasa keuangan serta
diterapkan melalui berbagai bentuk metode penanganan pengaduan dan penyelesaian
penilaian (assessment) dan pemantauan sengketa dalam upaya mewujudkan
(surveillance) untuk memastikan penerapan perlindungan konsumen.
tata kelola dan manajemen risiko yang
efektif di LJK. Tindakan penegakan hukum Untuk memperkuat pengawasan market
dilakukan antara lain melalui pengenaan sanksi conduct, OJK menyusun Roadmap Pengawasan
administratif serta investigasi dan koordinasi Market Conduct yang memuat program kerja,
dengan pihak terkait dalam hal ditemukan dalam membangun pengawasan market
indikasi penyimpangan yang bertentangan conduct yang kredibel. Pada rancangan
dengan ketentuan yang berlaku atau road map tersebut, OJK akan memperkuat
mengandung unsur pidana. pengaturan pengawasan market conduct,
infrastruktur pengawasan market conduct
Penerapan tata kelola yang baik diharapkan antara lain penyesuaian struktur organisasi,
dapat meningkatkan kinerja LJK, penguatan piranti dan perangkat berupa
membangun kepercayaan konsumen, dan supervisory tools, pengembangan sistem
melindungi kepentingan para stakeholders informasi pemantauan dan pengawasan,
melalui transparansi, akuntabilitas, penyusunan pedoman (antara lain perjanjian
pertanggungjawaban, independensi, dan baku, ringkasan informasi produk dan layanan,
kewajaran. Sementara itu, manajemen risiko pedoman iklan jasa keuangan di media cetak/
yang baik diharapkan dapat mendeteksi digital), serta memperkuat kuantitas dan
secara dini risiko yang timbul dari aktivitas kualitas SDM pengawasan market conduct.
LJK sehingga dapat diambil tindakan yang
tepat agar risiko tersebut tidak menimbulkan Di sisi lain pengembangan metodologi
kerugian yang dapat mengganggu pengawasan ke arah best fit dan best common
kelangsungan usaha LJK. Secara keseluruhan, practices yang telah dilaksanakan otoritas
penerapan keduanya diharapkan dapat di berbagai negara dengan menyesuaikan
membangun integritas bisnis, memacu dengan kemampuan dan kebutuhan. Di
investasi jangka panjang, dan stabilitas sistem samping itu, diperlukan strategi lain yang perlu
keuangan sehingga pada akhirnya mendukung dikedepankan adalah pelaksanaan koordinasi,
pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. kerja sama, dan pemberdayaan dengan para
pemangku kepentingan, antara lain dengan
1.2.2 Penguatan market conduct asosiasi, akademisi, praktisi di SJK dalam
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 27
menerapkan perlindungan konsumen antara dan standar internasional yang berlaku
lain dengan menggunakan code of ethics dan dengan memperhatikan national interest dan
code of conducts yang berlaku di kalangan para perkembangan SJK di Indonesia (best fit).
profesi di area financial technology. Penerapan standar internasional tersebut antara
lain akan dilakukan dalam hal pengaturan,
1.3 Menyelaraskan (sinkronisasi) pengaturan pelaporan, dan pengawasan di SJK, termasuk
dan pengawasan SJK dengan mengacu yang terkait dengan penerapan rezim APU-PPT
PILAR 1
PILAR 2
Untuk itu, pengembangan ekosistem jasa keuangan kebijakan pengembangan Pasar Modal dalam
yang melibatkan seluruh LJK, sektor riil, dan upaya pembiayaan pembangunan jangka
elemen terkait lainnya menjadi sangat diperlukan. panjang termasuk mendorong dan memfasilitasi
Pengembangan ekosistem keuangan ini harus sejalan penerbitan efek berbasis utang/syariah, Reksa
dengan rencana pembangunan yang ditetapkan Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Efek Beragun
sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan Aset (EBA), Dana Investasi Real Estate (DIRE),
transformasi ekonomi nasional. Pengembangan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), instrumen
ekosistem ini tentunya meliputi seluruh sektor mulai derivatif berupa Indonesia Government Bond
dari Perbankan, Pasar Modal, dan IKNB. Futures (IGBF), dan Efek Bersifat Utang Non
Penawaran Umum seperti Medium-Term-Notes
Sejalan dengan hal tersebut, OJK akan mendorong (MTN).
pengembangan ekosistem jasa keuangan dengan
cara: Selain itu, OJK akan meningkatkan peran
pengawasan (supervisory action) untuk
2.1 Meningkatkan peran jasa keuangan mendorong penyaluran pembiayaan oleh LJK ke
untuk mendukung sektor ekonomi sektor ekonomi prioritas dan proyek strategis
prioritas, UMKM, penciptaan lapangan yang disesuaikan dengan kapasitas dan
kerja dan pembangunan daerah karateristik dari masing-masing LJK.
SJK memiliki peran vital dalam mendorong Dalam rangka mendorong pengembangan
pertumbuhan perekonomian nasional. UMKM dan penciptaan lapangan kerja, OJK akan
Keterkaitan antara SJK dengan pertumbuhan mengambil beberapa kebijakan. Pertama, OJK
ekonomi bersifat demand-following, yaitu situasi mengarahkan seluruh LJK untuk memperluas
pertumbuhan ekonomi mendorong permintaan layanan kepada UMKM terutama di daerah-
terhadap SJK untuk menfasilitasi alokasi daerah terpencil. Kedua, OJK senantiasa
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
sumber daya keuangan (Bappenas, 2019). mendukung penyaluran Kredit Usaha Rakyat
(KUR) dengan beragam skema. Ketiga, OJK dan
Dalam RPJMN 2020-2024, Pemerintah Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meningkatkan
menekankan pentingnya SJK dalam mendukung akses pembiayaan UMKM melalui Pasar Modal
pembiayaan sektor ekonomi prioritas, UMKM, terutama dengan cara pencatatan dalam
dan pembangunan daerah untuk mencapai papan akselerasi, melalui inkubator bisnis dan
target pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,7% mempercepat proses Pernyataan Pendaftaran
pertahun (skenario moderat). Sejalan dengan Penawaran Umum Emiten dengan aset
hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan skala kecil atau menengah secara elektronik
beberapa sektor ekonomi prioritas termasuk (E-Registration). Keempat, OJK akan terus
lima sub sektor ekonomi prioritas yang mengoptimalkan program khusus UMKM seperti
mencakup industri makanan dan minuman, BWM dan Asuransi Mikro.
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 29
OJK juga terus mendorong pembiayaan bagi tumbuh dan memperluas layanan dan jangkauan
keluarga pra sejahtera melalui program untuk melayani masyarakat luas baik umat
Mekaar oleh PNM, penjaminan kredit oleh muslim maupun non muslim.
lembaga penjamin, pembiayaan pembangunan
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan Pengembangan industri Keuangan Syariah
rendah oleh SMF, pembiayaan melalui Indonesia berfokus pada 3 hal pokok, yaitu
pergadaian dan pembiayaan bagi UMKM yang penguatan lembaga Keuangan Syariah,
berorientasi ekspor oleh LPEI. Kelima, OJK penciptaan demand Keuangan Syariah yang
mendukung pembentukan ekosistem keuangan berkelanjutan, dan terbentuknya ekosistem
yang melibatkan kerja sama antara LJK dalam Keuangan Syariah yang terintegrasi dengan
melayani keperluan keuangan UMKM. industri halal.
Keenam, OJK akan meneruskan upaya
penguatan peran lembaga penjamin di tingkat Untuk mendorong lembaga Keuangan Syariah
pusat maupun daerah untuk mendukung menjadi berdaya saing tinggi, OJK akan terus
pembiayaan LJK kepada UMKM. Terakhir, OJK melakukan penguatan kelembagaan Keuangan
juga akan berkoordinasi dengan kementerian Syariah dengan mengedepankan keunggulan
dan lembaga terkait untuk meningkatkan dan diferensiasi produk serta memperkuat
pemberdayaan UMKM terutama yang permodalan, SDM, dan TI yang mutakhir.
berorientasi ekspor dan substitusi impor. Terbatasnya pertumbuhan SJK Syariah dapat
mengindikasikan perlunya relaksasi peraturan
PILAR 2
Sebagai upaya meningkatkan pembangunan untuk mendukung daya saing para pelaku pasar
ekonomi daerah, OJK akan mengambil beberapa di SJK syariah dalam berkompetisi di level
kebijakan. Pertama, OJK mendorong dan internasional. Hal ini mensyaratkan peningkatan
memfasilitasi penerbitan Obligasi Daerah untuk service excellence yang berorientasi konsumen
mendanai proyek di daerah yang memiliki agar SJK syariah dapat bertumbuh dan bersaing
multiplier effect. Kedua, OJK akan memberikan dengan SJK konvensional.
perhatian khusus pada upaya skema penjaminan
bagi proyek-proyek pembangunan di daerah. Pertumbuhan ekonomi dan Keuangan Syariah
Terakhir, OJK akan mendorong optimalisasi harus didukung dengan penguatan ekosistem
peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) halal, melalui dukungan infrastruktur dan
terutama melalui BUMDes center yang diperkuat pembiayaan syariah hulu ke hilir. OJK mendorong
oleh tiga pilar yaitu pilar kelembagaan dan pertumbuhan LJK syariah untuk dapat melayani
bisnis (BUMDes yang telah memiliki legalitas masyarakat dengan berbagai spektrum
badan hukum didorong mendirikan unit usaha kebutuhan, mulai dari LKM Syariah, Bank
berbasis potensi desa melalui fasilitasi business Perkreditan Rakyat Syariah, Fintech Syariah,
matching agar mampu menjadi penggerak Bank Umum Syariah, IKNB (Perusahaan Asuransi,
ekonomi desa); pilar akses keuangan
(optimalisasi aktivitas ekonomi masyarakat
desa melalui ketersediaan akses keuangan di
BUMDes) dan pilar digitalisasi (selain berperan
sebagai offtaker terhadap hasil produksi
masyarakat desa, BUMDes juga memfasilitasi
masyarakat desa untuk mengakses
pasar melalui platform market place yang
dikembangkan melalui ekosistem BUMDes yaitu
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
BUM-desa online).
PILAR 2
SINERGI DAN INTERKONEKSI EKOSISTEM EKONOMI SYARIAH
Media & Rekreasi Halal
Setiap transaksi
keuangan di ekosistem Makanan Halal
ekonomi syariah
Fashion Halal
menggunakan layanan
Keuangan Syariah
Farmasi &
Kosmetik Halal Bank Syariah Nazhir
Operasional jasa
Keuangan Syariah
harus berinovasi untuk
bisa terdepan dalam
pelayanan berbasis
Wisata Market Place
digital. Syariah
Halal
Masjid
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 31
2.3 Memperluas akses keuangan dan TPAKD diharapkan dapat berfungsi juga sebagai
meningkatkan literasi keuangan media bagi masyarakat dalam mengakses
masyarakat berbagai produk/layanan keuangan, termasuk
memfasilitasi program-program Pemerintah
2.3.1 Perluasan akses keuangan seperti Mekaar dan UMii.
Akses keuangan masih perlu ditingkatkan Selain akselerasi pembentukannya, OJK akan
terutama di beberapa daerah dengan tingkat menyusun Roadmap TPAKD yang berfungsi
inklusi keuangan yang rendah. Untuk itu, sebagai pedoman pelaksanaan program
OJK akan berkerjasama dengan pemangku TPAKD. Roadmap tersebut akan berisikan
kepentingan terkait melalui beberapa program parameter kuantitatif yang difungsikan sebagai
utama seperti program KEJAR (Satu Rekening key success indicator TPAKD yang menjadi
Satu Pelajar); program TPAKD (Tim Percepatan dasar monitoring dan evaluasi. Roadmap TPAKD
Akses Keuangan Daerah); program inklusi akan bersifat tematik yang disesuaikan dengan
Keuangan Syariah; dan perluasan kanal karakteristik, kearifan lokal, dan kebutuhan
distribusi untuk produk Pasar Modal dan IKNB. masing-masing daerah.
SimPel (Simpanan Pelajar), dan tidak semua perlu upaya maksimal dalam meningkatkan
anak usia pelajar mengenyam pendidikan indeks inklusi Keuangan Syariah di Indonesia.
formal di sekolah. Penguatan program Sebagai langkah awal, diperlukan optimalisasi
KEJAR ke depan akan digiatkan melalui pengembangan, baik pengembangan produk
pengembangan produk seperti transformasi unik syariah yang berdaya saing tinggi dan
SimPel reguler menjadi serupa dengan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,
produk tabungan dengan karakter seperti maupun penguatan kapasitas SDM LJK Syariah
tabungan reguler. Bahkan dimungkinkan dalam memasarkan produk Keuangan Syariah
pengembangannya ke dalam platform digital, dan memberikan pelayanan prima kepada
namun dengan persyaratan yang tetap konsumen.
dimudahkan sebagaimana produk tabungan
SimPel, sehingga pelajar yang memiliki Pengenalan produk Keuangan Syariah perlu
tabungan reguler pada akhirnya juga tertarik terus-menerus dilakukan secara masif
untuk menggunakan SimPel. Untuk menjangkau dan berkala agar meningkatkan awareness
pelajar di pesantren, SimPel ditransformasikan masyarakat. Untuk itu, salah satu strategi
menjadi Tabungan Santri. yang didorong untuk dilakukan oleh seluruh
pemangku kepentingan ekonomi dan Keuangan
Program TPAKD Syariah yakni melakukan program Kampanye
OJK juga akan memperkuat koordinasi dengan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. OJK
Pemerintah daerah dalam memfasilitasi juga mendorong para pelaku pasar Keuangan
pembentukan TPAKD di seluruh Provinsi Syariah untuk terus melakukan promosi atas
dan Kabupaten/Kota. TPAKD akan semakin produk dan layanan Keuangan Syariah melalui
berfokus pada inklusi keuangan baik dari sisi berbagai media dan kegiatan selain program
funding dan lending. Dari sisi funding, menabung kampanye nasional.
didefinisikan lebih dari sekedar menabung
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
di Bank tetapi juga dapat dioptimalkan untuk Selain itu, berbagai upaya peningkatan akses
melakukan kegiatan transaksi Pasar Modal, produk dan layanan keuangan perlu terus
seperti pembelian saham, obligasi, reksa dana, ditingkatkan. Kanal distribusi penawaran
dan produk dana pensiun. Dari sisi lending, produk Keuangan Syariah perlu diperluas
TPAKD difokuskan untuk menggali potensi dengan memanfaatkan teknologi informasi,
ekonomi daerah, usaha mikro dan kecil, serta antara lain melalui sinergi dengan fintech dan
memfasilitasi business matching melalui e-commerce.
penyediaan generic model yang sesuai dengan
karakteristik usaha tertentu/potensi unggulan
misalnya pertanian dan peternakan.
PILAR 2
diarahkan tidak hanya untuk meningkatkan 2.4 Memperkuat perlindungan konsumen SJK
pemahaman masyarakat mengenai berbagai
produk dan jasa keuangan, namun juga untuk OJK akan memperkuat perlindungan konsumen
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya di SJK. Hal ini dilakukan antara lain melalui
mencari informasi lengkap mengenai produk pengembangan Aplikasi Portal Perlindungan
dan jasa keuangan tersebut. Peningkatan literasi Konsumen (APPK) yang terintegrasi;
keuangan ini juga mencakup peningkatan pengaturan mengenai penetapan mekanisme
keahlian mengelola keuangan. Strategi Pengembalian Keuntungan Tidak Sah (PKTS)
akselerasi literasi keuangan yang lebih masif dan Dana Kompensasi Kerugian Investor (DKKI/
memerlukan kolaborasi seluruh pihak, tidak disgorgement fund) yang bertujuan untuk
hanya OJK dan LJK namun juga seluruh meminimalisir kerugian investor di Pasar Modal;
pemangku kepentingan termasuk lembaga dan memastikan penerapan disgorgement fund yang
instansi terkait. bertujuan untuk meminimalisir kerugian investor
di Pasar Modal; mendorong penetapan program
Akselarasi literasi keuangan perlu difokuskan penjaminan polis sebagai bagian dari reformasi
pelaksanaannya di daerah-daerah dengan tingkat IKNB; dan membentuk Lembaga Alternatif
literasi keuangan rendah, dan pendekatan sasaran Penyelesaian Sengketa Terintegrasi (LAPST).
kepada kelompok perempuan/ibu rumah tangga,
UMKM termasuk profesi yang mendapatkan Sebagai bagian upaya perlindungan konsumen
penyaluran KUR klaster seperti petani dan masyarakat, OJK akan memperkuat Satgas
dan nelayan. Materi literasi keuangan ditekankan Waspada Investasi (SWI) untuk menyikapi
terkait industri keuangan dengan literasi aktivitas ilegal di SJK. Penguatan ini dilakukan
keuangan rendah, risiko produk keuangan yang dengan memanfaatkan teknologi informasi.
relatif kompleks/hybrid, pengelolaan keuangan
serta waspada investasi.
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 33
2.5 Mendorong percepatan pendalaman pasar pasar uang. Hal ini merupakan upaya mitigasi
keuangan risiko untuk menjaga stabilitas pasar keuangan
melalui peningkatan transparansi pasar. Untuk
Pasar keuangan yang dalam sangat diperlukan mendorong pertumbuhan Reksa Dana, OJK akan
untuk mendorong pertumbuhan pembangunan mewujudkan pemanfaatan Investor Fund Unit
ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan. Acccount (IFUA) yang ada pada S-INVEST sebagai
Namun, saat ini, pasar keuangan nasional masih sarana pembayaran transaksi subscription/
relatif dangkal sehingga berpengaruh terhadap redemption Reksa Dana.
pencapaian target pertumbuhan perekonomian
nasional. Kedua, OJK akan mendorong pengembangan
basis investor domestik yang dalam dan luas.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan, Basis investor yang luas dan beragam sangat
SJK nasional masih dihadapkan tantangan mendorong likuiditas, kedalaman, serta
meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi stabilitas pasar keuangan. Untuk meningkatkan
instrumen dengan harga yang kompetitif. likuiditas pasar, OJK mendukung peningkatan
Keterbatasan instrumen keuangan, khususnya partisipasi investor institusi untuk berinvestasi
instrumen jangka panjang, menyebabkan dalam instrumen pembiayaan jangka panjang
mismatch dan mengurangi fleksibilitas emiten seperti instrumen ekuitas, EBUS, serta produk-
untuk mendapatkan pendanaan yang sesuai produk investasi di Pasar Modal sepert RDPT,
dengan karakter dan tenor aset yang akan DIRE, dan DINFRA. Kontrak investasi kolektif
PILAR 2
saluran distribusi efek, OJK akan menerbitkan berupaya mendorong penyetaraan perlakuan
peraturan untuk memungkinkan para pelaku perpajakan produk KIK yang tercatat di
pasar untuk berperan sebagai channeling agent bursa, serta instrumen lainnya antara lain
dari Perusahaan Efek dengan memperhatikan KIK-EBA, RDPT, DIRE, dan DINFRA. Selain
karakteristik dari pelaku pasar tersebut. itu, OJK juga akan mendukung pelaksanaan
program tabungan perumahan rakyat yang
Untuk mengembangkan transaksi derivatif mempergunakan instrumen investasi berupa
dengan meningkatkan efisiensi transaksi, Kontrak Investasi Kolektif Pemupukan Dana
infrastruktur Pasar Modal akan didorong Tabungan Perumahan Rakyat (KIK-Pemupukan
untuk berfungsi sebagai Central Counterparty Dana Tapera) sebagai sarana pengelolaan
Clearing Over The Counter (CCP OTC) Derivatif pemupukan Dana Tapera. Melalui hal ini,
PILAR 2
industri telah mendorong LJK untuk multi-activities business di SJK, termasuk
menangkap peluang yang ada serta prospek penerapan investment banking
beradaptasi dengan melakukan multi-activities bagi Perbankan Syariah sebagai salah satu
business. Salah satu contoh bentuk multi- upaya menarik investasi dari luar negeri dan
activities business tersebut berupa universal meningkatkan daya saing Perbankan Syariah.
banking dan investment banking.
Eksplorasi penerapan multiactivities oleh LJK
Karakteristik universal banks pada umumnya diharapkan dapat memberikan alternatif model
tercermin dari aktivitas bank yang menawarkan bisnis yang lebih luas. Alternatif-alternatif model
tidak hanya produk-produk Perbankan (seperti bisnis tersebut diharapkan dapat menjawab
tabungan, deposito, kredit) melainkan juga kebutuhan produk dan layanan keuangan
produk dan layanan keuangan lainnya secara yang lebih bervariasi dan komprehensif dari
komprehensif. Pemerintah, konsumen retail, komersial, dan
investor dari dalam maupun luar negeri, serta
Beragam produk dan layanan keuangan tersebut meningkatkan daya saing SJK Indonesia.
kemudian dapat disesuaikan (tailored) dengan
kebutuhan konsumen retail dan komersial, 2.7 Meningkatkan peran jasa keuangan
maupun kebutuhan layanan investasi (investment dalam sustainable finance untuk
services) seperti asset management, investment mencapai SDGs
advisory dan securities transactions. Dengan
bentuk ini pula, bank dapat menawarkan jasa SJK tidak terlepas dari tuntutan untuk
underwriting dan financial analysis. mendukung pembangunan yang berkelanjutan
yang juga sejalan dengan pencapaian
Sustainable Development Goals (SDGs).
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 35
Dengan demikian, dalam jangka panjang Lebih jauh lagi, aspek sosial dan tata kelola juga
diharapkan seluruh transaksi jasa keuangan di akan didorong untuk diimplementasikan oleh
Indonesia akan berprinsip berkelanjutan. SJK, sehingga tercipta aspek berkelanjutan
yang komprehensif yaitu Environment, Social dan
Demi tercapainya tujuan ini, diperlukan Governance (ESG). Sebagaimana halnya aspek
sebuah ekosistem yang mendukung. OJK, lingkungan, ke depan juga diharapkan aspek
saat ini tengah menyusun inisiatif untuk Social dan Governance akan menyatu di dalam
diciptakannya Sustainable Finance Ecosystem setiap aktivitas bisnis IJK di Indonesia.
di Indonesia melalui kerja sama dengan K/L
terkait, serta dengan lembaga donor asing Selaku regulator dan pengawas SJK di
maupun organisasi internasional. Ekosistem Indonesia, OJK telah mulai mengakomodasi
tersebut diharapkan dapat mendorong prinsip keuangan berkelanjutan dalam Roadmap
pengimplementasian prinsip-prinsip keuangan dan beberapa peraturannya. Saat ini OJK
berkelanjutan demi mengurangi dampak tengah fokus pada penyusunan Sustainable
perubahan iklim serta tercapainya tujuan lain Finance Roadmap Phase 2 (Roadmap Phase
yang termuat dalam SDGs. Dalam ekosistem 2). Roadmap Phase 2 tersebut akan memuat
tersebut, peran dan kontribusi SJK sangat vital kerangka penting seperti penguatan kapasitas
dalam mengakselerasi pencapaian tujuan yang pengawasan terkait aspek implementasi
diharapkan. SJK antara lain dapat menciptakan keuangan berkelanjutan, mekanisme insentif
instrumen-instrumen atau tools yang dibutuhkan maupun disinsentif bagi IJK, serta aturan
PILAR 2
untuk meningkatkan aktivitas green financing. lain yang diharapkan dapat mengakselerasi
pencapaian tujuan yang diharapkan. Terkait
Selain itu, agar tercipta suatu ekosistem yang hal ini, OJK akan melakukan hal-hal antara
efektif, taksonomi keuangan berkelanjutan lain menerbitkan panduan mengenai ESG
menjadi salah satu aspek penting dalam untuk LJK dan pengawas, membangun sistem
ekosistem tersebut. Taksonomi ini antara lain pelaporan dan kerterbukaan pelaksanaan
memuat: i) definisi “hijau” dari sebuah proyek; ii) ESG, dan melakukan peningkatan kapasitas
tools yang dibutuhkan seperti lembaga sertifikasi dan pengembangan institusi. Selain itu, OJK
dan Zrating yang dapat melakukan penilaian akan terus mengoptimalkan fora internasional
terhadap aspek dan dampak lingkungan dari seperti Sustainable Banking Network serta
suatu proyek yang akan dibiayai atau ataupun OECD-Tri Hita Karana Forum sebagai bagian
obligasi yang akan diterbitkan oleh SJK; dan iii) dari upaya untuk pembentukan ekosistem
aktivitas bisnis yang memenuhi persyaratan sustainable finance.
minimum ketentuan lingkungan (safeguards).
Taksonomi ini juga akan disusun bersama-sama
dengan K/L terkait di Indonesia, serta lembaga
asing maupun internasional lainnya.
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
PILAR 3
kolaborasi dengan para pemain baru dan penyedia layanan LJK. Kebijakan tersebut akan membuka
layanan teknologi yang memiliki keahlian dan kesempatan luas bagi LJK termasuk fintech
mampu berinovasi juga menjadi penting untuk untuk berinovasi dan melakukan transformasi
dipertimbangkan sebagai strategi bisnis ke depan. digital dengan memperhatikan persaingan yang
sehat serta perlindungan konsumen.
Transformasi teknologi yang akan terjadi oleh SJK
akan berdampak pada perubahan dunia kerja. Di Strategi holistik dan seimbang telah diterapkan
satu sisi, akan terdapat pekerjaan manual dan guna menciptakan lingkungan yang kondusif
kognitif yang digantikan oleh mesin dan algoritma, untuk inovasi sekaligus tetap memastikan
atau bahkan terotomasi sepenuhnya. Di sisi lain, resiliensi dari para pemain baru yang
pengadopsian teknologi tersebut menciptakan menawarkan produk, jasa, dan model bisnis baru
berbagai pekerjaan baru dan meredefinisi kembali dan inovatif di SJK. Hal ini diterapkan melalui
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
berbagai tasks. Kedua fenomena ini pada akhirnya regulatory sandbox, kerangka regulasi yang
berujung pada terjadinya transformasi pasar tenaga principle based regulation sehingga agile terhadap
kerja yang cukup besar ke depannya. dinamika bisnis dan inovasi, pengawasan market
conduct yang dilakukan melalui bekerja sama
Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan besar dengan asosiasi, OJK Infinity (OJK Innovation
dalam hal kualitas dan keahlian tenaga kerja. Riset Centre for Digital Financial Technology) yang
McKinsey (2018) menunjukkan bahwa Indonesia berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan
masih mengalami shortage of extraordinary talent yang inovasi bagi fintech, sarana koordinasi dan
sangat dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi kolaborasi dengan pemangku kepentingan utama,
digital. Extraordinary talent ini antara lain adalah dan laboratorium regulatory sandbox.
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 37
Dalam upaya menyeimbangkan antara manfaat teknologi/enablers (seperti aggregator, e-KYC
inovasi dan berbagai potensi risikonya, OJK telah provider), pelaku bisnis lainnya (wirausaha),
mulai melakukan review terhadap perkembangan dan investor potensial baik dari dalam maupun
pesat dari bisnis layanan pinjam meminjam luar negeri. Di samping itu, OJK akan terus
uang berbasis teknologi informasi, “peer-to- mendukung akselerator dan sektor privat dalam
peer lending”. Oleh karena itu, OJK di awal tahun menyediakan inkubator untuk perusahaan
2020, melakukan penghentian sementara untuk start up fintech. Guna meningkatkan daya
pendaftaran baru fintech peer-to-peer lending saing dan menjaga ketahanan IJK Indonesia,
guna memberikan waktu penyempurnaan sistem LJK didorong untuk meningkatkan efisiensi
pengawasan dan meningkatkan kualitas industri dengan pemanfaatan teknologi secara intensif
peer-to-peer lending termasuk dari sisi prudensial dalam proses bisnis LJK. Dukungan teknologi
(a.l. manajemen risiko, tata kelola), persaingan memungkinkan IJK untuk melayani konsumen
usaha, dan kontribusinya terhadap peningkatan secara lebih luas dan cost efficient. Era keuangan
inklusi keuangan khususnya untuk daerah-daerah digital mengharuskan SJK untuk lebih adaptif
dengan inklusi keuangan rendah. dan inovatif dengan mengoptimalkan teknologi
seperti blockchain, cloud computing, dan Artificial
Beberapa kebijakan yang akan dilakukan ke Intelligence (AI).
depan adalah optimalisasi regulatory sandbox
dan OJK Infinity, serta mendukung inovasi LJK juga akan didorong untuk meningkatkan
produk, jasa, dan model bisnis oleh LJK inovasi dalam proses transformasi digital,
termasuk melalui transformasi digital. Selain termasuk dalam hal ini mendorong Bank
itu, OJK juga mendorong kolaborasi para Perkreditan Rakyat untuk menyediakan layanan
pelaku di SJK untuk melakukan inovasi yang keuangan secara digital. Untuk mencapai
dapat meningkatkan efisiensi dan memperluas hal ini akan dibangun kolaborasi yang erat
jangkauan layanan bagi masyarakat. baik antara otoritas dengan LJK maupun LJK
dengan para pemangku kepentingan dalam
Regulatory sandbox akan terus ditekankan sebagai ekosistem keuangan digital. Selain memberikan
mekanisme uji coba untuk menilai keandalan kebijakan yang akomodatif terhadap inovasi
dari produk, jasa, proses dan model bisnis serta dan transformasi digital tersebut, otoritas juga
manajemen risiko dan tata kelola yang diterapkan akan tetap memperhatikan keseimbangan
oleh para inovator berdasarkan kriteria yang antara dampak positif dan risiko yang muncul
telah ditentukan. Inovator tersebut tidak terbatas dari inovasi tersebut guna memastikan bahwa
pada para pemain baru yang unregulated tetapi risiko terkelola dengan baik dengan pengawasan
PILAR 3
juga bagi LJK (regulated). Selain itu, regulatory yang sesuai dan memadai dan memberikan nilai
sandbox juga akan direvitalisasi agar memiliki exit tambah bagi konsumen, perekonomian maupun
policy/follow up policy yang jelas bagi entitas yang sistem keuangan nasional.
telah terdaftar dan mampu memastikan bahwa
inovasi produk, jasa, maupun model bisnis yang Implementasi kebijakan-kebijakan tersebut
ditawarkan memiliki nilai tambah bagi konsumen diharapkan dapat menciptakan lingkungan
(consumer benefit) dengan tetap memperhatikan yang kondusif bagi LJK dan para pemain baru
prinsip-prinsip perlindungan konsumen. Hal untuk berinovasi dan bersaing secara sehat
tersebut antara lain dapat dilakukan melalui dengan tetap memperhatikan koridor prinsip
pengujian yang tidak hanya dianalisis oleh perlindungan konsumen.
regulator dan para pakar saja, tetapi juga diukur
dari respon/feedback dari konsumen yang
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
PILAR 3
virtual banking, insurtech, robo advisor, dan project yang berkaitan dengan bisnis keuangan
based crowdfunding). termasuk manajemen risiko teknologi
informasi di SJK. Sertifikasi tersebut akan
Kolaborasi dengan regulator terkait, asosiasi SJK disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
dan asosiasi fintech juga akan terus diperkuat. fungsi di setiap fungsi, jenjang manajerial dan
Hal ini akan dilakukan melalui koordinasi dan di kebutuhan di masing-masing sektor.
penyelarasan kebijakan perizinan, pengaturan
kelembagaan dan kegiatan usaha, pelaporan, Sementara itu, program peningkatan kapasitas
pengawasan, perpajakan, serta standar akuntansi bagi SJK akan diarahkan untuk mendorong
dengan otoritas regulator dan Pemerintah. LJK menyiapkan sumber daya manusianya
Sementara itu, kerja sama dengan asosiasi akan di era digital. Program-program ini akan
diarahkan untuk memastikan setiap pelaku didesain secara kolaboratif dengan para pakar
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 39
dari dalam dan luar negeri (a.l. universitas, SJK. Hal ini antara lain akan dilakukan dengan
lembaga internasional, asosiasi industri) serta mengeksplorasi pemanfaatan teknologi-
disesuaikan dengan hasil kajian pemetaan hard teknologi baru dalam produk, jasa, dan model
and soft skills yang diperlukan di era digital dan bisnis keuangan maupun dalam pengembangan
berbagai best practices internasional. metode pengawasan SJK (pengembangan
suptech dan regtech) serta mengeksplorasi key
Ke depan program-program tersebut success factor dalam melakukan transformasi
akan dikemas dalam Roadmap/Kerangka digital LJK maupun regulator.
Pengembangan SDM SJK yang bertujuan
untuk meningkakan awareness dan merubah Beberapa riset tersebut antara lain mencakup
mindset SDM SJK seiring dengan pemanfaatan analisis prospek produk, jasa, dan model
teknologi digital dalam bisnis SJK yang dinamis; bisnis baru (a.l. penerapan open banking, virtual
menciptakan SDM SJK yang agile, kompeten banking, robo advisor, project based crowdfunding
unggul serta berdaya saing nasional dan global; dan insurtech), serta menyediakan infrastruktur
dan memenuhi skills demand dan talent gap SDM yang dapat mengakselerasi perizinan dan
di SJK baik yang berasal dari bidang pendidikan, menyederhanakan berbagai proses di SJK (a.l.
pelatihan, asosiasi, institusi maupun industri. e-voting, e-IPO, dan sebagainya).
Upaya peningkatan kapasitas SDM di SJK Peningkatan riset tersebut diharapkan dapat
tersebut diharapkan dapat meningkatkan mendukung perumusan pendekatan dan
jumlah tenaga ahli yang relevan dengan penyusunan kebijakan yang akan diambil
perkembangan teknologi informasi di LJK, oleh OJK untuk mampu mendukung inovasi
meningkatkan kualitas kemampuan para dan transformasi digital di SJK dalam rangka
pegawai, manajer, dan pimpinan di LJK dalam menciptakan SJK yang berdaya saing tinggi.
menjalankan bisnis keuangan dan mengelola
risiko dengan baik, serta membangun pimpinan Sejalan dengan akselerasi transformasi digital
LJK yang digital savvy untuk mendukung SJK, OJK juga akan memperkuat pengawasan
akselerasi transformasi digital. SJK untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi. Upaya penguatan pengawasan
3.4 Memperkuat peran riset untuk mendukung perlu diarahkan dengan memanfaatkan
inovasi dan transformasi digital SJK teknologi informasi, yang dikenal pula sebagai
pengawasan berbasis teknologi atau suptech.
Produk, jasa, dan model bisnis baru yang Sejalan dengan hal tersebut, penguatan
PILAR 3
muncul akibat dari perkembangan teknologi dan pengawasan juga perlu dilakukan melalui
bisnis dapat berimplikasi signifikan terhadap tranformasi proses bisnis (business process
mekanisme regulasi, pengawasan, dan tata reengineering) serta pengembangan SDM yang
kelola. Pelajaran penting dari inovasi adalah unggul di era digital.
perlunya penanganan risiko-risiko baru yang
muncul sehingga inovasi dapat berkembang 3.5 Mengakselerasi penerapan pengawasan
dengan tetap memberikan kontribusi positif bagi berbasis Teknologi Informasi (suptech) di
ekonomi dan masyarakat serta memiliki bisnis OJK dan pemanfaatan regtech oleh LJK
yang keberlanjutan.
3.5.1 Penerapan pengawasan berbasis teknologi
Saat ini, riset untuk mendukung kebijakan yang informasi
mendorong transformasi digital dan inovasi
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
produk, jasa, dan model keuangan masih sangat Suptech adalah pemanfaatan teknologi inovatif
terbatas. Sementara itu, riset yang mendalam dalam mendukung kinerja otoritas. Suptech
perlu dilakukan untuk mendukung kebijakan mendorong kinerja otoritas ke arah data-
yang dikeluarkan oleh regulator (research based driven dengan tetap memperhatikan tingkat
policy) sehingga mengurangi potensi kesalahan kompleksitas (complexity), ukuran (size) dan
pendekatan yang dapat menyebabkan distorsi kesiapan serta perkembangan (development) IJK
pasar atau persaingan yang tidak sehat. yang diawasi. Perangkat yang diterapkan sangat
beragam mulai dari advanced data collection and
Riset yang dilakukan diharapkan dapat data analytical tools seperti Artificial Intelligence
diarahkan untuk mempercepat akselerasi (AI)/Machine Learning (ML) sampai dengan virtual
transformasi digital dan mendorong inovasi di assistance seperti Chatbot.
4G Big Data
2G Data 3G Big Data
1G Technology Architecture with
Architecture Architecture
AI-Enabled Solutions
Business
Dynamic Business
Static Report Dashboard Intelligence
Intelligence +
Action Plans
Visualization
Descriptive, Descriptive,
Descriptive, Diagnostic,
Descriptive Diagnostic,
Diagnostic, Predictive,
Predictive Prescriptive
Analytics
Secara umum, suptech OJK dapat dikatakan Sedangkan dari sisi pengawasan, OJK telah
telah berada di level 2G Architecture atau tahap mengembangkan sistem informasi pengawasan
PILAR 3
pengembangan awal (early development stages) yang secara otomatis mengolah data-data yang
baik untuk perizinan, pelaporan, maupun dilaporkan secara elektronik oleh LJK. Selain itu,
pengawasan. OJK juga telah memanfaatkan big data analytics
dalam rangka identifikasi investasi ilegal melalui
Dari sisi perizinan, OJK telah mengembangkan analisis terhadap email aduan yang dikirimkan
aplikasi SPRINT untuk meningkatkan efisiensi oleh masyarakat dan penegakan disiplin pelaku
dan transparansi dalam bentuk informasi proses pasar melalui pemantauan iklan SJK di berbagai
perizinan di SJK. media dengan menggunakan metode text mining
dan text analysis.
Dari sisi pelaporan, OJK telah mengembangkan
OBOX dan APOLO yang memanfaatkan
mekanisme Host-to-Host melalui file transfer
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 41
Ke depan, OJK akan terus mengembangkan optimal. Berdasarkan hal tersebut, OJK akan
penerapan suptech dengan menggunakan mengembangkan Enterprise Data Warehouse
teknologi terkini secara bertahap baik untuk (EDW) dan standardisasi taksonomi dan metadata.
perizinan, pelaporan, maupun pengawasan. EDW akan mengintegrasikan data pelaporan dari
sektor Perbankan, Pasar Modal, IKNB, dan EPK
Terkait perizinan, pengembangan suptech untuk memfasilitasi pertukaran data lintas sektor
akan difokuskan pada aplikasi SPRINT dengan dan lintas lembaga. Dalam penerapannya, EDW
menerapkan sertifikasi digital dan tanda tangan akan memanfaatkan Master Data Management
elektronik bekerja sama dengan otoritas (MDM) untuk memastikan terjaminnya data
terkait. Aplikasi SPRINT akan menjadi satu- governance dan data validity. Standardisasi
satunya pintu masuk perizinan para pelaku taksonomi dan metadata diperlukan untuk
pasar SJK di OJK. menciptakan keseragaman definisi dan cakupan
data di LJK dan OJK sebagai dasar integrasi serta
Terkait pelaporan, pengembangan suptech pertukaran data/informasi. Standardisasi ini
akan dilakukan dengan menyempurnakan data diharapkan dapat menghilangkan inkonsistensi
collection menggunakan data pulling approach dan redundansi data yang disampaikan oleh
dan real-time monitoring. Mekanisme data pulling para pelaku pasar di SJK kepada OJK. Selain
memungkinkan OJK untuk melakukan penarikan itu, standardisasi taksonomi dan metadata
data yang bersifat transaksional secara diharapkan dapat mendukung interoperabilitas
langsung dari sistem di LJK. Untuk data yang data, integrasi pelaporan lintas sektor keuangan,
bersifat masif dan bulk, OJK akan melakukan dan penyederhanaan proses pelaporan.
kajian mengenai metode dan teknologi yang
dapat dipergunakan. Selain itu, OJK akan Terakhir, penerapan suptech perlu didukung
melakukan koordinasi dengan lembaga dengan infrastruktur yang memadai terutama
terkait untuk mendukung mekanisme otomasi server, storage, jaringan, dan pengamanan
pelaporan dimaksud. dengan kapasitas yang sangat besar sehingga
mampu mengakomodasi proses pengiriman
Terkait pengawasan, OJK akan mengembangkan data (baik dari segi volume, variety, maupun
sistem informasi pengawasan dengan velocity) dari para pelaku pasar di SJK.
mengadopsi advanced analytical tools seperti
Artificial Intelligence (AI)/Machine Learning (ML) 3.5.2 Membangun sumber daya manusia
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan yang unggul di era digital
pengawasan yang dilakukan. Selain itu,
PILAR 3
PILAR 3
bisnis LJK yang semakin kompleks dan saling
Pertama, perizinan terintegrasi berbasis terkait. Untuk mengakomodir arah pengawasan
teknologi akan dikembangkan ke arah akselerasi dimaksud, OJK juga akan mengembangkan
penyatuan proses perizinan LJK melalui satu aplikasi pengawasan terintegrasi. Melalui sistem
pintu menggunakan sistem yang telah dibangun tersebut, kualitas pengawasan diharapkan dapat
yaitu SPRINT. Dalam mendorong hal ini, OJK telah meningkat dengan memperhatikan informasi/
menerbitkan regulasi terkait perizinan secara data dan kondisi lintas SJK.
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 43
Kolaborasi dan Kerja Untuk itu, OJK akan melakukan koordinasi dan
kolaborasi intensif dengan BI untuk penyelarasan
Sama Antar Pemangku dan penyederhanaan proses perizinan dan
mekanisme pelaporan LJK (khususnya terkait sistem
Kepentingan Sebagai pembayaran) sehingga mengurangi redundancy
informasi yang disampaikan serta penyelarasan.
Enabler Di samping itu, sinergi dan harmonisasi
kebijakan dengan BI akan dilakukan pula dalam
Untuk mencapai pilar-pilar MPSJKI, OJK memerlukan konteks moneter (a.l. Giro Wajib Minimum, suku
kolaborasi dan kerja sama yang baik dengan bunga), koordinasi pengawasan serta sistem
seluruh pemangku kepentingan terutama LJK serta pembayaran. Koordinasi kebijakan dan pengawasan
kementerian dan lembaga terkait. mikroprudensial dan makroprudensial akan terus
dioptimalisasi dan disinergikan. Dalam kerangka
Untuk itu, OJK akan berupaya meningkatkan ekonomi dan keuangan digital dan sejalan dengan
kolaborasi dan kerja sama antar pemangku Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025, OJK
kepentingan antara lain dengan cara: dan BI juga akan mensinergikan respon kebijakan
terhadap para pemain baru (start up fintech) maupun
Melakukan harmonisasi kebijakan moneter, LJK yang menyediakan produk keuangan dan
fiskal, makroprudensial, dan pembangunan melakukan kegiatan sistem pembayaran.
nasional
Dalam hal kebijakan fiskal, OJK dengan Kementerian
SJK memiliki keterkaitan erat dengan kebijakan fiskal, Keuangan akan mengintensifkan koordinasi terkait
moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran dengan penyelarasan ketentuan tarif perpajakan
serta mekanisme resolusi yang dikeluarkan oleh bagi subjek pajak untuk instrumen keuangan yang
Kementerian Keuangan, BI dan LPS dalam kerangka sama, pengenaan perpajakan dan harmonisasi
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Oleh regulasi untuk produk dan jasa keuangan yang
karena itu, koordinasi dan harmonisasi kebijakan baru, termasuk yang belum memiliki kejelasan
dengan anggota KSSK menjadi sangat penting untuk skema perpajakan. Di samping itu, koordinasi juga
memastikan bahwa kebijakan dari setiap otoritas, akan dilakukan dalam kerangka implementasi
baik yang bersifat stimulus maupun kontraktif, dapat kebijakan OJK yang memerlukan insentif fiskal
bekerja secara efektif di pasar dan konsisten. seperti relaksasi pajak aksi korporasi dalam rangka
konsolidasi LJK.
Dalam rangka penanganan dampak pandemi
Covid-19, OJK bersama anggota KSSK telah Selanjutnya, dalam upaya untuk mendukung
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk PEN. Ke pembangunan nasional, OJK akan berkolaborasi
depan, OJK bersama anggota KSSK akan memperkuat dengan kementerian terkait guna menyelaraskan
koordinasi dan implementasi bauran kebijakan untuk kebijakan-kebijakan yang akan diberlakukan bagi
menjaga stabilitas ekonomi. SJK. Beberapa kebijakan tersebut diantaranya
terkait dengan pendanaan major project Pemerintah,
Selain itu, kolaborasi dan sinergi kebijakan antar kredit kepada UMKM, upaya membangun ekosistem
otoritas juga diperlukan untuk mencapai tujuan ekonomi dan Keuangan Syariah, dan implementasi
pembangunan perekonomian yang inklusif dan strategi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan
menyeluruh. Hal ini terutama memperhatikan masyarakat. Selanjutnya, OJK juga akan bersinergi
kebutuhan pembiayaan yang cukup tinggi untuk dan memfasilitasi LJK dalam implementasi kebijakan
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 45
Daftar Singkatan
AL/NCD Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit DPK Dana Pihak Ketiga
APOLO Aplikasi Pelaporan Online OJK ESG Environment, Social and Governance
APU-PPT Anti Pencucian Uang dan Pencegahaan FHC Financial Holding Company
Pendanaan Terorisme FSB Financial Stability Boards
ASEAN Association of Southeast Asian Nations FTP File Transfer Protocol
AUM Asset Under Management GWM Giro Wajib Minimum
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan HMETD Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Nasional
IAIS International Association of Insurance
BCBS Basel Committee on Banking Supervision Supervisors
BEI Bursa Efek Indonesia IHSG Indeks Harga Saham Gabungan
BI Bank Indonesia IJK Industri Jasa Keuangan
BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal IKD Inovasi Keuangan Digital
BLT Bantuan Langsung Tunai IMF International Monetary Fund
BP Bukan Pekerja IOSCO International Organisation of Securities
BPR Business Process Re-Engineering Commissions
Covid-19 Corona Virus Disease 2019 Laku Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam
Pandai Rangka Keuangan Inklusif
DINFRA Dana Investasi Infrastruktur
LAPST Lembaga Alternatif Penyelesaian
DIRE Dana Investasi Real Estate Sengketa Terintegrasi
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 47
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
www.ojk.go.id
48 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025