Anda di halaman 1dari 52

MASTER PLAN 2021

SEKTOR JASA KEUANGAN INDONESIA


Memulihkan Perekonomian Nasional serta
Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan 2025
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN i
ii Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MASTER PLAN
SEKTOR JASA KEUANGAN INDONESIA
Memulihkan Perekonomian Nasional serta
Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan

2021-2025

Penerbit:
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Gedung Soemitro Djojohadikusumo
Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4
Jakarta 10710
(021) 29600 000

Publikasi ini tersedia di website OJK


www.ojk.go.id

Desember 2020
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun
tanpa izin tertulis dari penerbit

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN iii
iv Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025
MASTER PLAN 2021
SEKTOR JASA KEUANGAN INDONESIA
Memulihkan Perekonomian Nasional serta
Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan 2025

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 1
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

Pengantar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyelesaikan Master Plan Sektor Jasa Keuangan
Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 dengan tema “Memulihkan Perekonomian Nasional
serta Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan”. Tema tersebut
diangkat untuk menggambarkan arah pengembangan Sektor Jasa Keuangan (SJK)
serta komitmen OJK ke depan yang fokus pada pemulihan ekonomi nasional dalam
rangka penanganan dampak pandemi Covid-19 serta membangun semangat untuk
meningkatkan ketahanan dan mempersiapkan SJK dalam menghadapi persaingan
regional maupun global.

Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa


Keuangan, OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam SJK
terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; serta mampu
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Sebagai salah satu perwujudan dari
tujuan tersebut, OJK perlu menetapkan arah kebijakan ke depan yang selaras dengan
dinamika SJK terkini.

Upaya pengembangan SJK masih dihadapkan dengan berbagai tantangan baik dari
ketidakpastian ekonomi global maupun domestik. Tantangan dari global bersumber
dari perlambatan pertumbuhan ekonomi, perang dagang yang masih berlanjut, gejala
proteksionisme yang semakin meningkat, dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu, tantangan dari domestik bersumber dari defisit transaksi berjalan yang
masih berlanjut, sumber pembiayaan ekonomi jangka panjang yang masih terbatas,
ketimpangan ekonomi dan kesenjangan pendapatan, tingkat produktivitas dan daya saing
yang masih rendah, belum optimalnya pembiayaan ekonomi berkelanjutan, terdapatnya
gap pengaturan dan pengawasan lintas SJK, rendahnya literasi dan inklusi keuangan,
dan disrupsi revolusi era ekonomi digital. Pada saat yang sama, ekspektasi pemangku
kepentingan terhadap peranan SJK ke depannya pun meningkat dengan perekonomian
Indonesia yang telah menembus tingkat kesejahteraan yang setara dengan negara-
negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income country).

Dengan latar belakang tersebut, OJK menyusun MPSJKI 2021-2025 sebagai


kerangka dasar arah kebijakan strategis SJK yang diselaraskan dengan acuan utama
pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. MPSJKI semula direncanakan terbit pada
Triwulan I 2020. Namun mempertimbangkan dampak pandemi Covid-19 terutama
terhadap kondisi SJK dan perekonomian, maka dilakukan penyesuaian sehingga
struktur MPSJKI terdiri dari Arah Kebijakan SJK Jangka Pendek (2020-2021) - Dukungan
SJK terhadap Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Kerangka Struktural
2021-2025 yang fokus pada tiga area yaitu: (1) Penguatan Ketahanan dan Daya Saing;
(2) Pengembangan Ekosistem Jasa Keuangan; dan (3) Akselerasi Transformasi Digital.
Selain itu, MPSJKI 2021–2025 mengarus utamakan kolaborasi dan kerja sama antar
pemangku kepentingan sebagai faktor penggerak utama (enabler) untuk pencapaiannya.

Akhir kata, kami atas nama Dewan Komisioner OJK menyampaikan apresiasi kepada
seluruh pihak yang berperan serta dalam penyusunan MPSJKI ini. Harapan kami,
MPSJKI 2021-2025 ini dapat menjadi acuan bagi seluruh pelaku industri dan pemangku
kepentingan lainnya dalam pengembangan SJK, sehingga memberikan nilai tambah
yang lebih besar bagi perekonomian nasional guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.

Prof. Wimboh Santoso, SE., Msc., Ph.D


Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan

2 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Daftar Isi
Kondisi Sektor
Jasa Keuangan
11
OJK Coincidence Index 11
Snapshot Perkembangan 12
Sektor Jasa Keuangan Indonesia
2015-2019 dan Triwulan II 2020
Subsequent Event 13
Pengantar 2 Kondisi Sektor Jasa Keuangan
Perkembangan Lembaga Keuangan 15
Daftar Isi 3 Mikro, Lembaga Jasa Keuangan
Khusus Lainnya dan Fintech
Peer-to-Peer Lending
Ringkasan
Eksekutif
4 Perkembangan Konglomerasi
Keuangan dan Inovasi Keuangan
16

Digital
Tingkat Literasi dan Inklusi 17
Kilas Balik
Ekonomi Global 7 Keuangan

Tantangan
dan Domestik ke Depan
18
Kondisi Ekonomi Global dan 7
Domestik Sebelum Pandemi Tantangan Jangka Pendek 18
Covid-19 Tantangan Struktural 19
Dampak Pandemi Covid-19 8
Master Plan Sektor
22
terhadap Ekonomi Global dan
Domestik
Jasa Keuangan
Respon Kebijakan
terhadap Dampak 10 Indonesia
2021-2025
Covid-19 Arah Kebijakan Sektor Jasa 23
Keuangan Jangka Pendek
(2020-2021) - Dukungan Sektor
Jasa Keuangan terhadap Program
Pemulihan Ekonomi Nasional
Kerangka Struktural 2021-2025: 26
Meningkatkan Ketahanan dan Daya
Saing Sektor Jasa Keuangan
Kolaborasi dan Kerja Sama Antar 44
Pemangku Kepentingan Sebagai
Enabler

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 3
Ringkasan Eksekutif

Sektor Jasa Keuangan (SJK) Indonesia terus mampu mewujudkan sistem


mengalami perkembangan positif walaupun di tengah keuangan yang tumbuh secara
perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan berkelanjutan dan stabil; serta mampu
domestik selama lima tahun terakhir dan dampak melindungi kepentingan konsumen dan
pandemi Covid-19 di tahun 2020. Namun demikian, masyarakat. Sebagai salah satu perwujudan dari
pencapaian yang menggembirakan tersebut jangan tujuan tersebut, OJK menetapkan arah kebijakan ke
menimbulkan sikap puas diri. Ke depan, SJK masih depan yang selaras dengan dinamika SJK terkini.
menghadapi berbagai tantangan yang datang dari
ketidakpastian perekonomian dan perkembangan Arah kebijakan ke depan tersebut dituangkan dalam
ekonomi digital yang mendisrupsi model bisnis. Selain Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI).
itu, SJK sebagai urat nadi perekonomian semakin MPSJKI berisikan kerangka dasar arah strategis
dituntut untuk terus menjaga stabilitas sistem pengembangan SJK terintegrasi dan komprehensif
keuangan serta mampu meningkatkan daya saing yang berfungsi sebagai pedoman pengembangan
sehingga dapat memberikan kontribusi optimal dalam SJK untuk menciptakan industri keuangan yang
mendukung pertumbuhan perekonomian nasional stabil, kontributif dan inklusif dalam mendukung
yang berkelanjutan dan inklusif. Untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
tantangan tersebut diperlukan arah kebijakan strategis
pengembangan SJK sebagai suatu acuan bagi seluruh Pada tahun 2015, OJK menerbitkan MPSJKI 2015-2019
pemangku kepentingan. yang ditujukan untuk menata penguatan peran SJK
dalam kegiatan ekonomi nasional, baik dalam konteks
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki komitmen yang penyediaan pendanaan bagi pembangunan maupun
tinggi untuk meningkatkan peran SJK dalam memacu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan
pertumbuhan ekonomi dengan tetap kesinambungan utama investasi. MPSJKI 2015-2019 berisikan tiga arah
menjaga stabilitas sistem keuangan. Berdasarkan strategis pengembangan SJK yaitu (1) mengoptimalkan
amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang peran SJK dalam mendukung percepatan
Otoritas Jasa Keuangan, OJK dibentuk dengan tujuan pertumbuhan ekonomi nasional (kontributif); (2)
agar keseluruhan kegiatan di dalam SJK terselenggara menjaga stabillitas sistem keuangan sebagai landasan
secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; bagi pembangunan yang berkelanjutan (stabil);

Tujuan dan Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Indonesia


Terwujudnya SJK yang Stabil dan Berkontribusi Signifikan bagi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Indonesia.

Tiga Arah Pengembangan dalam MPSJKI


MPSJKI 2015-2019

KONTRIBUTIF STABIL INKLUSIF

ENABLER

Pemanfaatan teknologi informasi dalam


Pemenuhan Kualitas dan Kuantitas SDM
kegiatan di SJK

KONTRIBUTIF STABIL INKLUSIF ENABLER


> Ringkasan Eksekutif

• Pendanaan infrastruktur dan • Penguatan pengawasan SJK • Pengembangan potensi • Pemenuhan kuantitas dan
sektor ekonomi prioritas • Penguatan dan penataan ekonomi daerah kualitas SDM di SJK dan
• Penguatan kapasitas SJK SJK sesuai standar • Perluasan akses pengawasan LJK
• Pengembangan produk keuangan dan penguatan • Pemanfaatan teknologi
dan layanan SJK serta perlindungan konsumen informasi dalam kegiatan
peningkatan literasi keuangan di SJK
• Penguatan peran SJK Syariah

4 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Arahan Presiden dan Agenda
Pembangunan Nasional
dan (3) mewujudkan kemandirian finansial masyarakat
serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam
pembangunan (inklusif).
Visi & Misi Presiden
Struktur ekonomi yang
1 Peningkatan kualitas 2
Secara umum, pilar kontributif diimplementasikan melalui manusia Indonesia
produktif, mandiri, dan
berdaya saing
pendanaan infrastruktur dan sektor ekonomi prioritas antara
lain pariwisata, perumahan, perkebunan sawit, industri
Pembangunan Mencapai lingkungan
berorientasi ekspor dan ekonomi kreatif; peningkatan 3 yang merata dan
4 hidup yang
peran SJK dalam mendukung kegiatan ekonomi melalui berkeadilan berkelanjutan
penguatan permodalan dan pemberdayaan peran asosiasi;
pengembangan produk dan layanan SJK serta peningkatan Kemajuan budaya Penegakan sistem
5 6 hukum yang bebas
inklusi dan literasi keuangan; dan penguatan SJK syariah yang mencerminkan
korupsi, bermartabat,
kepribadian bangsa
antara lain dengan pendirian Bank Wakaf Mikro (BWM) dan terpercaya
untuk mendorong peningkatan pemerataan akses keuangan
dan kesejahteraan masyarakat terutama di kawasan 7
Perlindungan bagi
8
Pengelolaan
segenap bangsa dan Pemerintah yang
sekitar pondok pesantren. Pilar stabil diimplementasikan memberikan rasa aman bersih, efektif, dan
dengan penguatan pengawasan SJK antara lain melalui pada seluruh warga terpercaya
pengawasan terintegrasi, penegakan hukum, penerapan
Sinergi Pemerintah daerah dalam kerangka negara
protokol manajemen krisis dan penataan SJK sesuai dengan 9 kesatuan
standar internasional. Pilar inklusif dilaksanakan dengan
pengembangan potensi ekonomi daerah antara lain dengan
penerbitan pengaturan Perusahaan Efek Daerah; perluasan
akses keuangan antara lain dengan pengaturan dan
pengawasan Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending, Layanan Pe
an Inf mba
Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif un ra ng
ng str un
(Laku Pandai), Inovasi Keuangan Digital (IKD) dan Equity ba DM uk an
m S tu
Pe r
Crowdfunding (ECF) dan perlindungan konsumen.

Berbagai arah strategis yang dituangkan dalam MPSJKI Arahan

n
Tra konom

Presiden

Reg rhanaa
2015-2019 telah dilaksanakan dan dicapai dengan baik.
nsf
E

i
ulas
Pencapaian tersebut tercermin dari terus terjaganya
orm i

e
yed
stabilitas sistem keuangan, meningkatnya aset Lembaga
asi

Pen
Jasa Keuangan (LJK) dan peranannya dalam mendukung
pertumbuhan perekonomian nasional, serta semakin Penyederhanaan
meningkatnya tingkat inklusi keuangan dalam mendukung Birokrasi
upaya mempersempit ketimpangan ekonomi dan
mendukung pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Namun demikian, upaya pengembangan SJK masih


dihadapkan dengan berbagai tantangan baik jangka pendek 7 Agenda Pembangunan
maupun jangka menengah dan jangka panjang yang (Prioritas Nasional)
bersifat struktural. Tantangan jangka pendek datang dari
ketidakpastian perekonomian dampak pandemi Covid-19 1 Ketahanan Ekonomi
untuk pertumbuhan
2 Pengembangan
wilayah untuk
yang mempengaruhi kekuatan pemulihan permintaan dan berkualitas dan
berkeadilan
mengurangi
kesenjangan
daya beli masyarakat serta produksi dan distribusi barang
dan jasa; dukungan pembiayaan yang bersifat jangka
menengah dan panjang untuk program PEN; kondisi pasar
3 SDM berkualitas
dan berdaya saing
4 Revolusi mental
dan pembangunan
kebudayaan
keuangan masih berpotensi mengalami volatilitas yang
tinggi; serta keberlanjutan kebijakan stimulus PEN dan
tahapan normalisasi. 5 Infrastruktur
untuk ekonomi dan
6 Lingkungan hidup,
ketahanan bencana,
pelayanan dasar dan perubahan iklim

Tantangan struktural dari global bersumber dari


perlambatan pertumbuhan ekonomi, perang dagang yang 7 Stabilitas
> Ringkasan Eksekutif

polhukhankam
masih berlanjut, gejala proteksionisme yang semakin dan transformasi
pelayanan publik
meningkat, dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu, tantangan dari domestik bersumber dari
defisit transaksi berjalan yang masih berlanjut,

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 5
Target RPJMN Kerangka Kerja Integrasi
2020-2024 Keuangan ASEAN
Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia

5,7% - 6,0% ASEAN


Financial Integration
Framework
PDB Sisi Produksi
Manufaktur
6,2% - 6,5% PDB Sisi Konsumen
Konsumen RT & LNPRT
Financial Capital
Pertanian 5,4% - 5,6% Capital Market
3,8% - 3,9% Services Account
Liberalization Development
Konsumen Pemerintah Liberalization
Perdagangan
4,7% - 4,9%
6,0% - 6,3%
Investasi
Jasa Keuangan
6,6% - 7,0%
6,8% - 7,2%
Inisiatif Keuangan lainnya:
Informasi dan Komunikasi Ekspor • ASEAN Capital Markets Forum (ACMF)
8,3% - 8,9% 4,7% - 4,9% • ASEAN Banking Integration Framework (ABIF)
• Payment and Settlement Systems (PSS)
Konstruksi Impor
• Financial Inclusion (FINC)
6,1% - 6,4% 4,7% - 4,8%
• ASEAN Forum on Taxation (AFT) 
Pertambangan • ASEAN Insurance Cooperation & Forum
1,9% - 2,0% Sumber: Bappenas, 2020

Sumber: ASEAN Secretariat, 2020

sumber pembiayaan ekonomi jangka panjang yang ekonomi tersebut. Untuk itu, SJK nasional harus
masih terbatas, ketimpangan ekonomi dan kesenjangan meningkatkan efisiensi, ragam produk dan layanan,
pendapatan, tingkat produktivitas dan daya saing yang dan layanan prima termasuk dalam memanfaatkan
masih rendah, belum optimalnya pembiayaan ekonomi perkembangan teknologi. Kapasitas dan kapabilitas
berkelanjutan, terdapatnya gap pengaturan dan yang memadai pun menjadi salah satu kunci untuk
pengawasan lintas SJK, rendahnya literasi dan inklusi meningkatkan kontribusi dan daya saing SJK.
keuangan, dan disrupsi revolusi era ekonomi digital.
Untuk menghadapi berbagai kondisi dan tantangan
Pada saat yang sama, ekspektasi pemangku diuraikan di atas, OJK menilai perlu untuk menyusun
kepentingan terhadap peranan SJK ke depannya pun MPSJKI 2021-2025 sebagai kerangka dasar arah
meningkat dengan perekonomian Indonesia yang telah kebijakan strategis SJK. MPSJKI ini merupakan
menembus tingkat kesejahteraan yang setara dengan respon atas berbagai tantangan perekonomian global
negara-negara berpenghasilan menengah atas (upper dan domestik yang dinamis, ekspektasi masyarakat
middle income country). Dalam hal ini, Pemerintah terhadap SJK, serta diselaraskan dengan acuan utama
telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang memuat RPJMN 2020-2024.
target-target pembangunan nasional lima tahun ke
depan. RPJMN ini memerlukan dukungan pembiayaan MPSJKI semula direncanakan terbit pada Triwulan I
yang cukup besar termasuk dari SJK sehingga 2020. Namun mempertimbangkan dampak pandemi
pembangunan ekonomi nasional dapat dicapai. Covid-19 terutama terhadap kondisi SJK dan
perekonomian, maka dilakukan penyesuaian sehingga
Selain itu, kegiatan ekonomi dan keuangan di kawasan struktur MPSJKI terdiri dari Arah Kebijakan SJK
semakin terintegrasi dengan inisiatif Masyarakat Jangka Pendek (2020-2021) - Dukungan SJK terhadap
Ekonomi ASEAN. Pada satu sisi, integrasi tersebut PEN dan Kerangka Struktural 2021-2025 yang
membawa peluang dengan semakin terbukanya fokus pada tiga area yaitu: (1) Penguatan Ketahanan
pangsa pasar di kawasan. Di lain sisi, integrasi dan Daya Saing; (2) Pengembangan Ekosistem
tersebut semakin meningkatkan persaingan di Jasa Keuangan; dan (3) Akselerasi Transformasi
kawasan. Konsekuensinya, daya saing yang tinggi Digital. Selain itu, MPSJKI 2021-2025 mengarus
> Ringkasan Eksekutif

bagi SJK nasional menjadi sebuah tuntutan yang tidak utamakan kolaborasi dan kerja sama antar pemangku
terelakkan bagi para pelaku pasar agar pada akhirnya kepentingan sebagai faktor penggerak utama
Indonesia dapat mengambil peluang dari integrasi (enabler) untuk pencapaiannya.

6 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Kilas Balik
Ekonomi Global
dan Domestik
Kondisi Ekonomi Global dan
Domestik Sebelum Pandemi Covid-19

Penurunan Harga Komoditas


Indeks 2016 = 100
250

FAKTOR 200

• Perang Dagang
EKSTERNAL 150 128,06
108,89
• Perlambatan 100
99,89
Perdagangan 50
Global 0
Des-08

Des-09

Des-10

Des-11

Des-12

Des-13

Des-14

Des-15

Des-16

Des-17

Des-18

Des-19
• Gejolak Geopolitik
Non-Migas Pertanian Pertambangan

PERTUMBUHAN
EKONOMI GLOBAL
Faktor eksternal mempengaruhi ekonomi
2015 2019 dan keuangan domestik (vice versa)

3,5% 3,3%

KEBIJAKAN SEKTOR KEBIJAKAN


FISKAL KEUANGAN MONETER • Suku Bunga
• Penerbitan • Transmisi
Surat Berharga Kebijakan
Negara Moneter dan
• Belanja Negara Makroprudensial
• Perpajakan

• Neraca Rumah Tangga


SEKTOR • Inflasi
> Kilas Balik Ekonomi Global dan Domestik

RIIL • Kredit dan NPL


• Harga Pasar

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 7
Dampak Pandemi Covid-19 terhadap
Ekonomi Global dan Domestik

Covid-19 dan Kedaruratan


Kesehatan Masyarakat
Pada akhir tahun 2019, virus Covid-19 mulai
menginfeksi Tiongkok dan kemudian menyebar ke
berbagai negara di dunia. Pada 11 Maret 2020, WHO
menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global. Hingga
saat ini pandemi Covid-19 masih belum diketahui
kapan akan berakhir.

Peta Sebaran Covid-19 di Indonesia

Sembuh
349.160 Terkonfirmasi 78,4%
273.661
Kasus dari
Terkonfirmasi

Kasus Aktif Meninggal


63.231 18,1% 12.268 3,5%
dari dari
Terkonfirmasi Terkonfirmasi

Sumber: covid19.go.id (14 Oktober 2020)

Berbagai negara termasuk Indonesia mengambil


> Kilas Balik Ekonomi Global dan Domestik

kebijakan pembatasan sosial secara ketat dalam


rangka mengurangi penyebaran Covid-19.

8 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Covid-19 Menekan Perekonomian
Pandemi Covid -19 menekan perekonomian baik dari sisi demand maupun supply. Menurunnya demand maupun
supply berasal dari permasalahan pada medical, businesses performance, dan expectation.

Sektor Ekonomi Terdampak Covid-19 Indeks Keyakinan Konsumen Indeks

135
IMPACT LEVELS SEKTOR TERDAMPAK 130
120,5
125
HIGH IMPACT • Pariwisata 120,0
119,8 120
(Omzet turun > 30%) • Manufaktur 119,7
• Bahan bangunan, alat berat 115

• Properti dan konstruksi 110


• Farmasi OPTIMIS
105
100
MEDIUM IMPACT • Multifinance PESIMIS
95
(Omzet turun 10-30%) • Otomotif I II III IV I II III IV I II III IV I 7 8 9 10 11 12 1 2
• Pusat perbelanjaan

2017

2018

2019

2020

2019

2020
• Peternakan, perikanan
• Distribusi Pengeluaran Rp1-2 Juta Pengeluaran Rp2-5 Juta Pengeluaran > Rp5 Juta
• Komoditas (perkebunan, Sumber: Bank Indonesia
pertambangan)
LOW IMPACT • Kemasan Penanaman Modal Asing
(Omzet turun <10%) • E-commerce
• Pembangkit listrik Lainnya Singapura
• Alat kesehatan US$ 1,3 M 20,1% 28,8% US$ 2,0 M
• Makanan pokok
• Distribusi
• Tembakau/rokok Korea Selatan
• IT/communication US$ 0,6 M 8,1%

Sumber: Riset Ekonomi BCA, 2020


Jepang
9,0%
Signifikansi dampak Covid-19 secara umum US$ 0,6 M
Hong Kong
17,2%
tergambar pada penurunan pertumbuhan ekonomi US$ 1,2 M

nasional (baik berupa tekanan terhadap tingkat inflasi, Tiongkok 16,8%


US$ 1,1 M Sumber: Realisasi Penanaman Modal
gangguan pada supply chain akibat menurunnya PMDN PMA TWII-2020, BKPM

impor bahan baku dari negara terdampak, neraca


pembayaran yang berpotensi naik, menurunnya
kepercayaan konsumen, peningkatan pengangguran, Outlook Indikator Ekonomi Makro
dan rendahnya penanaman modal asing). Indonesia 2021

Impor Penggunaan (yoy) Pertumbuhan


Impor Barang Konsumsi Impor Bahan Baku Ekonomi
% Impor Barang Modal Impor Total
4,5-5,5%
Pertumbuhan Impor dan Ekspor

60
40

Inflasi
2,0-4,0%
20
0
20
Tingkat suku bunga SBN
40

6,67-9,56%
10 tahun
Mar 18

Mei 18

Jul 18

Sep 18

Nov 18

Jan 19

Mar 19

Mei 19

Jul 19

Sep 19

Nov 19

Jan 20

Mar 20

Mei 20

Ekspor Penggunaan (yoy)


Nilai tukar rupiah
Rp14.900-Rp15.300
per US$
% Ekspor Total Migas Non Migas

US$40-US$50
> Kilas Balik Ekonomi Global dan Domestik

60 Harga
40 minyak mentah per barel
20
0 Lifting minyak bumi
-20
-40
677-737 ribu
barel per hari
-60 Lifting gas bumi

1.085-1.173 ribu
Mar 18

Mei 18

Jul 18

Sep 18

Nov 18

Jan 19

Mar 19

Mei 19

Jul 19

Sep 19

Nov 19

Jan 20

Mar 20

Mei 20

barel per hari

Sumber: BPS
Sumber: Kementerian Keuangan

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 9
Respon Kebijakan
terhadap Dampak
Covid-19

Sejak diumumkannya Covid-19 sebagai pandemi Pemerintah melaksanakan PEN sebagai langkah
oleh WHO pada tanggal 11 Maret 2020, Pemerintah melindungi, mempertahankan dan meningkatkan
menerbitkan rangkaian kebijakan untuk mencegah kemampuan ekonomi para pelaku usaha dari sektor
meluasnya dampak pandemi Covid-19. Sejumlah riil dan sektor keuangan dalam menjalankan usahanya
stimulus telah diterbitkan, meliputi stimulus fiskal, selama pandemi Covid-19. PEN dilaksanakan melalui
moneter, dan SJK. Bauran kebijakan yang efektif penyertaan modal negara, penempatan dana dan/
sangat penting untuk mencegah meningkatnya korban atau investasi Pemerintah, dan kegiatan penjaminan
jiwa serta meluasnya dampak negatif yang lebih dengan skema yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk
dalam, khususnya pada perekonomian. memitigasi terganggunya suatu LJK. Program PEN
memiliki empat prinsip dalam pelaksanaannya, yaitu
Sebagai landasan untuk penanganan krisis tidak menimbulkan moral hazard, skala prioritas, risk
kemanusiaan dan perekonomian, Pemerintah sharing, dan tata kelola yang baik.
menetapkan payung hukum untuk melakukan langkah-
langkah penanganan Covid-19, yaitu Undang Undang Selanjutnya, muatan pengaturan dalam UU 2/2020
No 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan juga menetapkan kebijakan dalam rangka menjaga
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 stabilitas sistem keuangan dalam menghadapi
Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara ancaman krisis ekonomi atau keuangan di tengah
dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan pandemi Covid-19. Kebijakan menjaga stabilitas sistem
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/ keuangan antara lain memberikan skema dukungan
atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang dalam pelaksanaan kewenangan KSSK dalam rangka
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau penanganan permasalahan stabilitas sistem keuangan.
Stabilitas Sistem Keuangan (UU 2/2020).
Dalam rangka tindak lanjut Pasal 11 UU 2/2020,

Kebijakan OJK:
1. Stabilisasi pasar untuk
menjaga sentimen pasar
2. Komunikasi kebijakan yang
efektif dan masif

Investor Outflow

Sektor Keuangan
> Respon Kebijakan terhadap Dampak Covid-19

Inflow Kredit
Debitur Default CKPN
(Perbankan, Pasar Modal, IKNB)
Likuiditas Outflow DPK

Kebijakan OJK: Kondisi Sektor Jasa Keuangan Kebijakan Pemerintah:


1. Restrukturisasi
2. Kredit Modal Kerja Tambahan
MODAL LIKUIDITAS Penempatan Dana Pemerintah
di Bank Umum

Mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional Kebijakan Bank Indonesia:


Kebijakan Pemerintah:
Subsidi Bunga, Penjaminan 1. Skema Likuiditas
• Subsidi Bunga 2. Quantitative Easing
• Penjaminan Kredit UMKM maupun Korporasi
• Penempatan Dana Pemerintah di Perbankan

10 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Kondisi Sektor
Jasa Keuangan

OJK Coincidence Index


SJK nasional masih menunjukkan stabilitas yang namun masih terjaga pada area normal.
terjaga dan terus bertumbuh dengan tingkat efisiensi OJK Coincidence Index juga sempat meningkat dan
yang semakin membaik serta inklusi keuangan menyentuh threshold pada awal pandemi Covid-19
yang terus meningkat selama lima tahun terakhir, masuk ke Indonesia.
di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi
global dan stagnasi pertumbuhan ekonomi nasional. SJK nasional masih sangat tersegmentasi. Sektor
Stabilitas sistem keuangan terjaga tercermin dari Perbankan mendominasi pasar keuangan dengan
indikator OJK Coincidence Index yang berada di bawah basis sumber dana bersifat jangka pendek.
ambang batas (threshold). Walaupun OJK Coincidence Sementara, Pasar Modal walaupun terus bertumbuh
Index sempat mengalami sedikit peningkatan pada namun masih belum optimal untuk pembiayaan
Semester II tahun 2015 dan Semester I tahun 2018 jangka panjang. IKNB juga masih relatif kecil
karena peningkatan volatilitas nilai tukar rupiah, walaupun terus meningkat.

OJK Coincidence Index


100 100

80 80

60 60

40 40

20 20

0 0
Des 14
Feb 15
Apr 15
Jun 15
Agt 15
Okt 15
Des 15
Feb 16
Apr 16
Jun 16
Agt 16
Okt 16
Des 16
Feb 17
Apr 17
Jun 17
Agt 17
Okt 17
Des 17
Feb 18
Apr 18
Jun 18
Agt 18
Okt 18
Des 18
Feb 19
Apr 19
Jun 19
Agt 19
Okt 19
Des 19

05/12/14

05/03/15

05/06/15

05/09/15

05/12/15

05/03/16

05/06/16

05/09/16

05/12/16

05/03/17

05/06/17

05/09/17

05/12/17

05/03/18

05/06/18

05/09/18

05/12/18

05/03/19

05/06/19

05/09/19

05/12/19
Pasar Nilai Tukar Pasar Utang PUAB
OJK Coincidence Index Batas Ambang Rata-rata Bulanan
Pasar Saham Institusi Jasa Keuangan Batas Ambang

Struktur Sektor Jasa Keuangan Indonesia

Rp804 T Rp727 T

Rp527 T
Rp2,558 T Rp2,473 T
Rp1,923 T
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan

Rp8,713 T Rp8,817 T
Rp6,843 T

2015 2019 TWII-2020

Aset Perbankan Aset IKNB Dana Kelolaan Manajer Investasi

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 11
Snapshot Perkembangan Sektor Jasa Keuangan
Indonesia 2015-2019 dan Triwulan II 2020

PERBANKAN IKNB

Asuransi, Dana Pensiun, Perusahaan


PASAR

Pembiayaan, dan IKNB Lainnya


24,02%

ASET IKNB
MODAL 54,57%
DPK

2015 2019 2015 2019


Rp4.836,76 T Rp5.998,65 T Rp1.654,74 T Rp2.557,78 T

TWII-2020 TWII-2020
Rp6.260,46 T 37,15% Rp2.472,86 T
IHSG

2015 2019
Rp4.593,01 Rp6.299,54

TWII-2020

ASET ASURANSI
Rp4.905,4
38,89% 65,16%
KREDIT

2015 2019 2015 2019


Rp4.092,10 T Rp5.683,76 T Rp830,23 T Rp1.371,20 T

TWII-2020 TWII-2020
REKSA DANA

Rp5.617,71 T 99,37% Rp1.325,78 T


NAB

2015 2019
Rp271,97 T Rp542,24 T

TWII-2020 2015 2019

RBC ASURANSI
PAJ: 535,00% PAJ: 789,37%
Rp478,13 T
2,01% 254,37%
CAR

PAU: 283,00% PAU: 345,35%


2015 2019
21,39% 23,40% 62,35%
TWII-2020 TWII-2020
PERDAGANGAN

22,50% 78,16% PAU: 688,00% PAU: 319,35%


OBLIGASI
NILAI

2015 2019
Rp249,88 T Rp445,20 T

TWII-2020
Rp429,71 T PEMBIAYAAN
1,69% 24,49%
PIUTANG
LDR

2015 2019
2015 2019
Rp363,27 T Rp452,22 T
91,95% 93,64%

TWII-2020 TWII-2020
Rp413,20 T
EMITEN BARU

88,64% 185,71%
JUMLAH

2015 2019
21 60
TWII-2020
GEARING RATIO

25
38,74% 0,90 kali
ASET

2015 2019
2015 2019 3,59 kali 2,61 kali
Rp5.919,39 T Rp8.212,58 T
TWII-2020
TWII-2020 2,48 kali
NILAI EMISI

Rp8.313,96 T 42,81%
2015 2019
Rp116,83 T Rp166,85 T
TWII-2020
NPL (GROSS)

0,04% Rp42,92 T
ASET DANA

41,17%
PENSIUN
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan

2015 2019 2015 2019


2.49% 2,53% Rp206,59 T Rp291,65 T

TWII-2020 TWII-2020
3,15% Rp288,70 T

12 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Subsequent Event
Kondisi Sektor Jasa Keuangan

Perbankan

Ketahanan SJK khususnya Perbankan masih dalam kondisi yang baik dan terkendali ditunjukkan oleh
permodalan dan likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga.

Permodalan (CAR) NPL


23,74%
23,50% NPL Gross NPL Net 3,22% 3,15%
3,5%
23,00%
3,0%
22,50% 2,5%
22,00% 2,0%

21,50% 1,5%
1,0%
21,00% 21,63% 1,17%
0,5% 1,03%
20,50% 0,0%
Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20

Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20
Permodalan industri Perbankan terjaga stabil pada Risiko kredit Perbankan masih terjaga pada level
level yang memadai yang ditunjukkan dengan Capital yang manageable dengan NPL gross dan net untuk
Adequacy Ratio (CAR) Perbankan tercatat stabil pada posisi Oktober 2020 masing-masing sebesar 3,15%
level 23,74% (Oktober 2020), setelah sempat turun dan 1,03%, menunjukkan perbaikan dari posisi Juli
ke level 21,63% pada Maret 2020. 2020 untuk NPL gross (3,22%) dan posisi Mei 2020
untuk NPL net (1,17%).

Pertumbuhan DPK (yoy) Likuiditas


Giro Tabungan Deposito Total DPK AL/NCD (LHS) Threshold AL/DPK=10%

25% AL/DPK (RHS) Threshold AL/NCD=50%


200% 40%
21,16% 180% 35%
20%
160% 30%
15% 12,12% 140% 25%

11,41% 120% 20%


10%
100% 15%
7,84%
5% 80% 10%
60% 5%
0% 40% 0%
Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20
Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20

-5%

Kondisi likuiditas yang menguat tersebut tidak lepas Likuiditas Perbankan berada pada level yang
dari tingginya pertumbuhan DPK Perbankan di memadai dengan tren meningkat dan sangat ample.
tengah perlambatan kredit. Pertumbuhan DPK sejak Per 26 Oktober 2020, rasio AL/NCD dan AL/DPK
bulan Agustus telah mencapai double digit, berlanjut terpantau pada level 153,98% dan 32,96%, jauh di
di bulan Oktober 2020 tumbuh 12,12% yoy, seiring atas threshold.
dengan penempatan dana Pemerintah ke Perbankan.
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 13
Subsequent Event
Kondisi Sektor Jasa Keuangan

Pasar Modal

Kondisi sektor Pasar Modal secara berangsur semakin membaik setelah melewati beberapa titik
terendahnya, antara lain:

IHSG NAB Reksa Dana Net Buy/Sell Non-Residen

Rp Triliun
Net Buy/Sell SBN Net Buy/Sell Saham
Rp Triliun
100
600
5.128,2 50
500 21.80

BUY
400 0
465

SELL
300 (3,71)
(50)
200
(15,59)
(121,26)
100 (100)
3.937,6
(5,59)
(150)
Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20

Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20

Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20
Pasar saham masih terjaga dan IHSG kini Peningkatan IHSG juga mendorong perbaikan Sejalan dengan masuknya investor non-residen
telah berada dalam tren menguat dan pada kinerja Reksa Dana. Pada periode Oktober ke emerging market lainnya, investor non-residen
30 Oktober 2020 ditutup di level 5.128,2, 2020 Nilai Aktiva Bersih (NAB) telah berada mulai melakukan aksi beli pada Pasar SBN yang
meskipun sempat menyentuh titik terendah pada level Rp529 Triliun yang sebelumnya NAB pada posisi Oktober mencatatkan net buy sebesar
di tanggal 24 Maret 2020 (3.937,6). Reksa Dana sempat mencapai titik terendah di Rp21,80 Triliun (posisi Maret net sell terbesar
Rp465 Triliun. yaitu Rp121,26 Triliun). Penguatan pasar SBN
ini didukung oleh peningkatan partisipasi sektor
Perbankan di pasar SBN.

IKNB

Sektor IKNB sempat mengalami tekanan dan secara berangsur menunjukkan perbaikan.

NPF RBC Asuransi Gearing Ratio


4,7% Asuransi Jiwa Asuransi Umum

5,6% 538,8%

2,73x 2,28x

337,2%
Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20
Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20
Jan 20

Feb 20

Mar 20

Apr 20

Mei 20

Jun 20

Jul 20

Agt 20

Sep 20

Okt 20

Selanjutnya, di tengah pandemi, Permodalan industri asuransi


profil risiko Perusahaan terjaga stabil pada level yang
Pembiayaan masih terjaga pada memadai, Risk-Based Capital
Selain itu, Gearing Ratio juga
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan

level yang manageable dengan rasio (RBC) industri asuransi jiwa dan
asuransi umum masing-masing
dalam tren menurun pada
NPF tercatat sebesar 4,7% untuk
posisi Oktober 2020 atau telah sebesar 538,8% dan 337,2%, jauh 2,28 kali (Oktober 2020).
turun dari posisi Juli yang mencapai diatas ambang batas ketentuan
titik tertinggi yaitu 5,6%. yaitu 120%.

14 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro,
Lembaga Jasa Keuangan Khusus Lainnya dan
Fintech Peer-to-Peer Lending
Lembaga Lembaga Jasa Keuangan
Keuangan Mikro Khusus Lainnya
Sejak berlakunya Undang-Undang Sesuai amanat Undang-Undang, OJK
Nomor 1 Tahun 2013 tentang juga melakukan pengawasan terhadap
Lembaga Keuangan Mikro (LKM), beragam LJK khusus lainnya yang antara
jumlah LKM yang mendapatkan izin dari OJK terus lain Perusahaan Penjaminan, Perusahaaan
meningkat setiap tahunnya. Aset LKM juga terus Pergadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM),
mengalami tren peningkatan. Per Oktober 2020 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI),
terdapat 223 LKM dengan total aset Rp1,13 Triliun. Sarana Multigriya Finansial (SMF), dan
Danareksa. Per Oktober 2020 Terdapat 116 LJK
Khusus Lainnya dengan total aset mencapai
Rp252,74 Triliun.

Jumlah Entitas Lembaga Keuangan Jumlah Perusahaan dan Perkembangan


Mikro dan Total Aset Aset Lembaga Jasa Keuangan Khusus
Lainnya
Rp Miliar
Rp Triliun

1.200 140
221 223 223 250 300
204 117 117 116
1.000
109 120
180 183 200 250
100
800
129 150 150
80
600
44
100 100 60
400

22 26
50 50 20
200 20
0
0 0 0
2015 2016 2017 2018 2019 TWII-2020 TWIII-2020 Okt-2020 2015 2016 2017 2018 2019 Sep-20 Okt-20

Aset Jumlah LKM (rhs) Aset Pelaku (rhs)

Fintech Peer-to-Peer Lending


Per Oktober 2020 terdapat 119 penyelenggara Fintech Peer-to-Peer Lending yang telah terdaftar
dan 36 yang berizin (total 155 yang terdiri atas: 144 konvensional dan 11 syariah; 102 lokal dan
53 PMA). Total aset penyelenggara Fintech Peer-to-Peer Lending mencapai sebesar Rp3,42 Triliun.

Pertumbuhan Aset Fintech Peer-to-Peer Pertumbuhan Jumlah Rekening Pemberi


Lending Pinjaman (Lender) dan Peminjam
4.000 80
(Borrower) Fintech Peer-to-Peer Lending
3.500 70
50
3.000 60
Rp Miliar
Rp Miliar

2.500 50 40

2.000 40
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan

30
1.500 30
Juta

1.000 20 20

500 10
10
- -
Des 18

Feb 19

Apr 19

Jun 19

Agt 19

Okt 19

Des 19

Feb 20

Apr 20

Jun 20

Agt 20

Okt 20

-
2017 2018 2019 Sep-20 Okt-20

Konvensional Syariah (rhs) Akumulasi Rekening Lender Akumulasi Rekening Borrower

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 15
Perkembangan Konglomerasi Keuangan dan
Inovasi Keuangan Digital

Perkembangan Konglomerasi Keuangan


Per Triwulan II 2020 total aset Konglomerasi Keuangan mencapai Rp7.486 Triliun atau
63,6% dari total aset SJK. Hal tersebut menunjukkan signifikannya pengaruh Konglomerasi
Keuangan terhadap SJK di Indonesia. Dari jumlah total aset tersebut didominasi oleh
Konglomerasi Keuangan dengan Entitas Utama Perbankan sebesar 95,70%.

Tren Aset KK dan Share terhadap Konglomerasi Keuangan dengan Aset


Aset SJK >Rp100 Triliun
Rp Triliun Rp Triliun

72%
Grup BRI 1.404,9
14.000

70,4%
Grup Mandiri 1.375,4
12.000 70%
Grup BCA 983,8
10.000 68% Grup BNI 886,5
66,2% 66,2% 66,7% Grup MUFG (d/h Grup Danamon) 372,4
8.000 65,7% 66%
63,6% Grup CIMB Niaga 277,4
6.000 62,6% 64%
62,9% Grup Panin 225,5
4.000 62% Grup Bangkok Bank 193,8
Grup OCBC 189,5
2.000 60%
Grup Maybank 167,1
0 58%
Grup Astra 120,7
Des 2015 Des 2016 Des 2017 Jun 2018 Des 2018 Jun 2019 Des 2019 Jun 2020
Grup Mega 117,3
Aset KK Aset SJK Share (rhs) Grup UOB
111,7
Grup HSBC
109,4

Perkembangan Inovasi Keuangan Digital


Hingga Triwulan III 2020 OJK telah mencatat 86 Klaster IKD
Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) yang
35
terbagi dalam 16 klaster. Aggregator
36
Financing Agent 5
7
Credit Scoring 13
Jumlah Penyelenggara IKD 7
13
Financial Planner
Tercatat di OJK 1
7
Claim Service Handling
88 89 2
100 86 5
Project Financing
90
71 5
80 1
Blockchain-based
70 1
60
45 Funding Agent 1 TWII-2020

86
50 1
40 31 31 Online Distress Solution
1 Total
30
1
20 Property Investment Management 2
2
10 TWIII-2020

89
Verification Non-CDD 4
0
5
TWI-2019 TWII-2019 TWIII-2019 TWIV-2019 TWI-2020 TWII-2020 TWIII-2020
3
Total
Tax & Accounting
3
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan

E-KYC 4
3
RegTech
1
1
InsurTech 2
1
Insurance Broker Marketplace 1
1
-
Online Gold Depository
-
-
Social Network & Robo Advisor
-

16 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan
Tingkat literasi dan inklusi keuangan terus bergerak Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan
positif selama lima tahun terakhir. Berdasarkan hasil 80,00%

Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan OJK 70,00%


60,00%
pada tahun 2019, indeks inklusi keuangan mencapai 50,00%

76,19% dan indeks literasi keuangan mencapai 38,03%. 40,00%

29,70%

38,03%

67,80%

76,19%
30,00%
Peningkatan ini merupakan hasil implementasi dari 3 20,00%
2016
2019
program Inisiatif Strategi Nasional Literasi Keuangan 10,00%
0,00%
Indonesia (Revisit 2017). Literasi Keuangan Inklusi Keuangan

Aceh
Kalimantan Timur
6
Sebaran Literasi Sumatera Utara Kalimantan Utara 23
14
dan Inklusi Keuangan Riau Sulawesi Utara
Kalimantan Barat Maluku Utara
Kep. Riau Sulawesi Tengah
15
di Indonesia 7 5 12
27 Sumatera Selatan 9 30
Sumatera Barat Gorontalo
Bangka Belitung 19 Papua Barat
Jambi 24 10 33
17 Maluku
8 22 21 25 Sulawesi Barat 20
Inklusi 2016 Bengkulu 28 Kalimantan Tengah 18
32
Sulawesi Tenggara
31 Kalimantan Selatan 29
Inklusi 2019 Lampung DKI Jakarta
1 Jawa Timur Sulawesi Selatan
Banten 11 3
Literasi 2016 16 4 Papua
Jawa Barat 2 NTT
13 34
Literasi 2019 DI Yogyakarta
Bali
NTB
26
Jawa Tengah
59,16%

93,98%
94,76%

58,53%

92,91%

92,39%

92,13%

88,48%

87,96%

86,91%

86,39%

86,09%

85,56%

84.29%
85,08%

84,51%

83,99%
76,19%

48,95%

47,38%

76,12%

75,85%
45,67%

44,36%

43,19%

40,05%
38,03%

39,63%

39,63%

39,27%

38,85%

37.43%
38,06%

37,96%

37,53%

37,01%
67,8%

69.5%
78,2%

75,6%

76,0%

74,9%

74,5%

71,4%

73,2%

68,0%

69,5%

73,1%

67,3%

72,4%

65,1%

68,4%

76,7%

64,0%
29,7%

33.0%
31,3%

30,5%

22,5%

38,2%

28,7%

37,5%

31,3%

27,3%

26,2%
40,0%

38,5%

35,6%

33,5%

37,1%

32,7%

29,5%

Nasional 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
76,19%

75,33%

75,07%

74,80%

74,54%

64,57%

61,94%
66,75%

65,71%

64,83%
65,62%

65,09%

62,99%

62,73%

60,89%

60,89%

60,63%
38,03%

59,84%
36,75%

36,48%

36,48%

36,22%

35,70%

35,43%

34,65%
35,17%

34,91%

34,55%

34,12%

32,46%

31,23%

26,9% 30,97%

22,2% 29,13%

19,3% 28,87%

28,0% 27,82%
67,8%

65,5%

66,9%

60,4%

59,3%

66,9%

66,2%

64,0%

61,5%

66,9%

69,1%

65,5%

63,3%

69,8%

62,5%

61,5%

62,2%

58,5%
29,7%

26,9%

21,5%

27,3%

27,6%

28,4%

23,3%
26,5%

30,5%

26,2%

23,3%

29,5%

26,5%

26,9%

Nasional 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Berdasarkan gender, indeks literasi dan inklusi Indeks literasi Keuangan Syariah juga mengalami
keuangan sama-sama meningkat baik pada laki-laki peningkatan dari 8,1% di tahun 2016 menjadi 8,93% di
maupun perempuan. tahun 2019.

Literasi dan Inklusi Keuangan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah dan
Berdasarkan Gender Konvensional
KONVENSIONAL SYARIAH
SI INKLUSI 9,10%
LITERASI INKLUSI LITERASI INKLUSI KLU 29,5% 2019
IN
2019 2019
2016
11,1%
2016
37,72%
39,94% 77,24% 36,13% 75,15% 2019
> Kondisi Sektor Jasa Keuangan
I
AS

6,74% 7,64% 0,63% 8,95%


ER

LI T L IT E R ASI

33,2% 69,6% 25,5% 66,2% 65,6% 8,1%


75,28% 2016
8,93% 2016
2016 2016 2019
2019

LITERASI 8,22% LITERASI 0,83%


INKLUSI 9,68% INKLUSI (2%)

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 17
Tantangan ke Depan

Tantangan Jangka Pendek

N
PE
al
on
sia
i Na
om
on
Ek
m
gra
Pro

1 2 3 4

Ketidakpastian Dukungan Kondisi pasar Keberlanjutan


perekonomian pembiayaan keuangan masih kebijakan
dampak pandemi yang bersifat berpotensi stimulus
Covid-19 yang jangka mengalami dalam rangka
mempengaruhi menengah dan volatilitas yang mendukung PEN
kekuatan panjang untuk tinggi yang dan
pemulihan Program PEN. dipengaruhi oleh tahapan
permintaan sentimen pelaku normalisasi.
dan daya beli pasar.
masyarakat serta
produksi dan
distribusi barang
> Tantangan ke Depan

dan jasa.

18 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Tantangan Struktural
Ketidakpastian Perekonomian Global Ketimpangan Literasi dan Inklusi
dan Domestik Keuangan
• Meningkatnya downside risk • Kenaikan indeks
pada sistem ekonomi-keuangan inklusi keuangan
nasional belum diikuti
• Daya saing dan skala ekonomi kenaikan indeks
SJK yang masih relatif kecil literasi keuangan
dengan permodalan relatif • Perlunya pemerataan
rendah di ASEAN literasi dan Inklusi
• Semakin kompleksnya risiko keuangan, terutama
SJK serta praktik regulatory ke sasaran prioritas
arbitrage akibat regulatory dan • Maraknya investasi
supervisory gap ilegal

Revolusi Ekonomi Digital


Perlunya Peningkatan
Pengawasan SJK yang Efektif

Pendekatan pengawasan yang perlu dilengkapi


dengan akses data terkini secara cepat, analisis data
dengan tepat dan akurat.
Disrupsi pola Terbatasnya SDM
bisnis dan perilaku berkualitas tinggi di
konsumen SJK era digital Masih terbatasnya
kemampuan dan
keahlian SDM di OJK
untuk melakukan
pengawasan termasuk
penerapan pengawasan
berbasis teknologi
informasi
Peran regulasi untuk Pentingnya pendekatan
mendorong inovasi dan kebijakan yang
yang bertanggung tepat berbasis
jawab riset

Kebutuhan Pembiayaan Perekonomian Nasional

Kebutuhan Pembiayaan Terbatasnya Tingkat Pengembangan Pasar keuangan Perubahan


industri yang masih
investasi untuk bagi UMKM instrumen efisiensi SJK relatif dangkal
kebutuhan
mendukung masih sustainable nasional Keuangan konsumen
dengan
pertumbuhan Syariah masih yang mencari
terbatas finance belum instrumen
> Tantangan ke Depan

ekonomi belum optimal pembiayaan one stop shop


termasuk kompetitif
sepanjang jangka menengah untuk produk
insentifnya
2020-2024 dan panjang yang keuangan
terbatas

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 19
Master Plan Sektor Jasa Keuangan
MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN

Arah Kebijakan Jangka Pendek 2020-2021


Dukungan Sektor Jasa Keuangan terhadap Program
Pemulihan Ekonomi Nasional

1
Mendukung Percepatan Implementasi PEN
Melalui dukungan pembiayaan pada usaha
bersifat padat karya dan/atau memiliki
multiplier effect yang tinggi terhadap
perekonomian
Monitoring dan Evaluasi
Kebijakan Stimulus dan
Transisi Normalisasi Kebijakan
Relaksasi Prudensial yang
2
Telah Diberikan
Melanjutkan implementasi
relaksasi kebijakan
restrukturisasi kredit/
Current Crisis

pembiayaan secara selektif


Response

untuk menghindari moral hazard


3
Meningkatkan Permintaan
Masyarakat, Pengembangan
UMKM, dan Penciptaan
Lapangan Kerja
• Mendukung program-program
yang diinisiasi Pemerintah
dalam rangka mendukung
demand creation dan
4
penciptaan lapangan kerja
Mempercepat Ekosistem
• Mengakselerasi gerak roda
Digital Ekonomi
perekonomian di daerah-
dan Keuangan yang
daerah guna menopang
Terintegrasi
kegiatan perekonomian
Mendorong digitalisasi
pada UMKM, BWM, dan
lainnya serta mendorong
pengawasan berbasis TI

Percepatan Reformasi
IKNB dan Pasar Modal
dalam rangka Menjaga
Integritas Pasar
Keuangan

20 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Indonesia (MPSJKI) 2021-2025
DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN

Kerangka Struktural 2021-2025


Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan

MPSJKI 2021-2025
PENGUATAN PENGEMBANGAN AKSELERASI
KETAHANAN DAN EKOSISTEM JASA TRANSFORMASI
DAYA SAING KEUANGAN DIGITAL

Memperkuat Meningkatkan peran jasa Mendorong inovasi dan


permodalan dan keuangan untuk mendukung akselerasi transformasi
sektor ekonomi prioritas, digital SJK
akselerasi konsolidasi UMKM, penciptaan lapangan
LJK kerja dan pembangunan Mengembangkan
daerah pengaturan yang
Memperkuat tata kelola, mendukung ekosistem

Structural
Response
Membangun integrasi SJK
manajemen risiko dan sektor keuangan digital
untuk meningkatkan nilai
market conduct tambah Keuangan Syariah
Meningkatkan kapasitas
dalam pengembangan industri
SDM di SJK seiring dengan
Menyelaraskan halal dan ekosistem ekonomi
perkembangan industri
(sinkronisasi) syariah
digital
pengaturan dan Memperluas akses keuangan
pengawasan SJK dan meningkatkan literasi Memperkuat peran riset
dengan mengacu pada keuangan masyarakat untuk mendukung inovasi
dan transformasi digital SJK
best practices dan/atau
Memperkuat perlindungan
standar internasional Mengakselerasi penerapan
konsumen SJK
pengawasan berbasis
Memperkuat Mendorong percepatan TI (suptech) di OJK dan
pengawasan pendalaman pasar keuangan pemanfaatan regtech oleh
terintegrasi lintas LJK
Mendukung ekspansi kegiatan
sektor (cross usaha LJK untuk melakukan Melakukan Business
cutting issues) dan multi-activities business Process Reengineering
konglomerasi keuangan untuk peningkatan kualitas
Meningkatkan peran jasa perizinan, pengaturan, dan
keuangan dalam sustainable pengawasan
finance untuk mencapai SDGs

KOLABORASI DAN KERJA SAMA ANTAR PEMANGKU KEPENTINGAN (ENABLER)

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 21
Master Plan
Sektor Jasa Keuangan
Indonesia 2021-2025

SJK perlu dikembangkan sehingga memiliki daya Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, SJK
saing tinggi, berperan secara optimal terhadap nasional harus dibangun sehingga memiliki resiliensi
perekonomian nasional, serta mampu menghadapi yang tinggi terhadap berbagai hantaman, memiliki
berbagai tantangan di tengah dinamika perekonomian daya saing dan adaptif dengan lingkungan yang terus
nasional dan global. Sebagaimana telah diuraikan berubah, efisien dan berkontribusi optimal dalam
di atas, tantangan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu mendorong pembangunan perekonomian nasional,
tantangan jangka pendek dan struktural yang serta mampu menyediakan layanan keuangan yang
dapat berasal dari internal maupun eksternal. berorientasi pada konsumen.
Pada jangka pendek, kondisi perekonomian dan
SJK sebagai dampak pandemi Covid-19; kecepatan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia
penemuan dan distribusi vaksin Covid-19; respon (MPSJKI) 2021-2025 diarahkan untuk memulihkan
kebijakan Pemerintah untuk penanganan kesehatan perekonomian nasional serta meningkatkan
dan implementasi program PEN serta dampak ketahanan dan daya saing SJK melalui inovasi dan
keberlanjutan kebijakan PSBB perlu menjadi digitalisasi, serta mempersiapkan SJK nasional dalam
pertimbangan. Sementara pada jangka menengah menghadapi persaingan regional maupun global.
dari sisi internal, SJK masih sangat tersegmentasi Struktur MPSJKI terdiri dari:
dengan jumlah yang banyak dan modal inti yang
relatif masih rendah serta tata kelola dan manajemen a. Arah Kebijakan SJK Jangka Pendek (2020-2021)
risiko yang masih perlu ditingkatkan dan pengaturan - Dukungan SJK terhadap Program Pemulihan
serta pengawasan lintas sektor yang masih perlu Ekonomi Nasional (PEN).
diharmonisasi. Dari sisi eksternal, SJK dihadapi
dengan perkembangan ekonomi digital yang pesat b. Kerangka Struktural 2021-2025: Meningkatkan
dan cepat diiringi dengan perubahan perilaku Ketahanan dan Daya Saing SJK
konsumen, kebutuhan pendanaan pembangunan 1. Penguatan Ketahanan dan Daya Saing.
nasional yang relatif besar, dan volatilitas pasar 2. Pengembangan Ekosistem Jasa Keuangan
keuangan global yang masih tinggi. 3. Akselerasi Transformasi Digital.
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

22 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Arah Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Jangka Pendek
(2020-2021) - Dukungan Sektor Jasa Keuangan
terhadap Program Pemulihan Ekonomi Nasional
Pandemi yang masih membayangi outlook jangka pendek meningkatkan urgensi penyusunan strategi jangka
pendek guna mempercepat PEN.

1. Mendukung percepatan implementasi PEN Selanjutnya, OJK akan terus melakukan pemantauan
secara berkala kepada industri dan berusaha
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi untuk mencari solusi atas kendala-kendala yang
oleh banyak pembuat kebijakan respon dampak muncul di lapangan yang kerap dilaporkan melalui
Covid-19 adalah dari segi kecepatan dan ketepatan Call Center Kontak 157 maupun Kantor Regional
penerima manfaat. Hal ini dirasakan pula dalam atau Kantor OJK (KR/KOJK). Selain itu, dalam hal
perumusan dan pengimplementasian kebijakan diperlukan, OJK juga akan mengeluarkan peraturan
stimulus di SJK. Oleh karena itu, dukungan dan pendukung pelaksanaan program PEN, apabila ke
kerja sama setiap pihak baik dari sisi pembuat depan terdapat program baru yang dikeluarkan oleh
kebijakan maupun intermediary kebijakan menjadi Pemerintah.
sangat penting.
2. Monitoring dan evaluasi kebijakan stimulus
Dalam upaya mempercepat implementasi dan transisi normalisasi kebijakan relaksasi
stimulus Pemerintah, OJK mendukung program prudensial yang telah diberikan
Pemerintah dalam PEN dan mengoptimalkan
peran SJK baik dalam menggerakkan roda Selama masa implementasi kebijakan stimulus,
perekonomian melalui dukungan pembiayaan OJK secara aktif melakukan pemantauan dan
pada usaha bersifat padat karya dan/atau mengevaluasi penerapan kebijakan tersebut guna
memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap memastikan kelancaran program dan memberikan
perekonomian. OJK telah mengeluarkan berbagai masukan serta perbaikan kebijakan. Ke depan,
kebijakan stimulus di masa pandemi Covid-19 pemantauan akan terus dilakukan secara proaktif
sejalan dengan upaya Pemerintah untuk dan evaluasi kebijakan stimulus pun akan dilakukan
mendorong PEN. sebagai salah satu bahan pertimbangan penyusunan
kebijakan lanjutan maupun kebijakan normalisasi.

PROGRAM PEN TETAP BERLANJUT PADA TAHUN 2021


Dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi

Rp25,40T Rp48,80T Rp110,20T


1. Program Keluarga Harapan untuk
PERLINDUNGAN

10 Juta Keluarga Penerima Manfaat


1. Pengadaan Vaksin Covid-19 1. Subsidi Bunga KUR Reguler
KESEHATAN

(KPM)
2. Imunisasi, Sarpras, Lab, 2. Dukungan Pembiayaan
SOSIAL
UMKM

2. Kartu Sembako untuk 18,8 Juta KPM


terhadap KUMKM
Litbang 3. Kartu Pra Kerja
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

3. Penempatan Dana di Perbankan


3. Cadangan Bantuan Iuran 4. Dana Desa (BLT Desa dan Dukungan
4. Penjaminan Loss Limit
BPJS untuk PBPU/BP BUMDes)
5. Cadangan Pembiayaan PEN
Rp356,5T

5. Bansos Tunai untuk 10 Juta KPM


@Rp200 Ribu selama 6 Bulan

Rp14,90T Rp20,40T Rp136,70T

1. Dukungan Pariwisata
K/L SEKTORAL

1. PMN kepada Lembaga Penjamin


PEMBIAYAAN
KORPORASI

2. Ketahanan Pangan
INSENTIF

(LPEI)
USAHA

PEMDA

1. Pajak Ditanggung Pemerintah (DTP) 3. Pengembangan ICT


2. PMN kepada BUMN yang
2. Pembebasan PPh 22 Impor 4. Pinjaman ke Daerah
Menjalankan Penugasan (HK,
3. Pendahuluan Pengembalian PPN 5. Padat Karya K/L
ITDC, Pelindo III, KIW)
6. Kawasan Industri
3. Penjaminan Backstop Loss Limit
7. Cadangan Belanja PEN

Sumber: Kementerian Keuangan, Agustus 2020.


https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/6-arah-kelanjutan-pen-dalam-rapbn-2021/

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 23
OJK juga secara proaktif melakukan pemantauan 4. Mempercepat ekosistem digital ekonomi dan
dan koordinasi tidak hanya di pusat, namun keuangan yang terintegrasi
juga di daerah-daerah melalui kepanjangan
tangan KR/KOJK di daerah-daerah. Upaya ini Seiring dengan perubahan gaya hidup dan
dilakukan untuk mempercepat proses identifikasi kebutuhan konsumen yang mengedepankan
sekaligus mengatasi berbagai kendala yang layanan non-fisik/digital ditambah dengan
spesifik dirasakan oleh daerah tertentu. OJK Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) selama pandemi
meyakini pemulihan ekonomi secara bertahap dan Covid-19 yang menyebabkan terbatasnya ruang
berkelanjutan di daerah-daerah pada gilirannya gerak fisik manusia, semakin mempertegas
akan menopang PEN yang lebih solid dan cepat. urgensi untuk mengakselerasi transformasi dan
ekosistem digital ekonomi dan keuangan.
Dari hasil evaluasi implementasi kebijakan dan
memperhatikan perkembangan pandemi serta Peningkatan layanan melalui kanal digital menjadi
perekonomian nasional, dalam jangka pendek salah satu fokus pengembangan yang dilakukan
ke depan, OJK akan melanjutkan implementasi oleh beberapa industri yang telah siap beradaptasi
relaksasi kebijakan restrukturisasi kredit/ dengan kebutuhan konsumen. Sebagai regulator,
pembiayaan sebagai langkah antisipasi untuk OJK mendukung percepatan transformasi dan
menyangga terjadinya penurunan kualitas pengembangan ekosistem digital di SJK melalui
debitur restrukturisasi akibat kondisi pandemi. kebijakan yang akomodatif.
Perpanjangan restrukturisasi diberikan secara
selektif berdasarkan asesmen LJK untuk Beberapa kebijakan di sektor Perbankan yang
menghindari moral hazard. akan diambil dalam jangka pendek adalah
Blueprint Transformasi Digital Perbankan,
Selanjutnya, guna memastikan keberlangsungan penerapan digitalisasi bagi semua kelompok
bisnis SJK yang stabil dan sehat, industri usaha Perbankan Syariah sebagaimana ketentuan
diarahkan agar terus memperhatikan kecukupan terkait sinergi Perbankan dalam satu kepemilikan
pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk pengembangan Perbankan Syariah serta
(CKPN) untuk mengantisipasi kualitas kredit yang memberikan insentif dalam pemenuhan dokumen
memburuk. persyaratan melalui optimalisasi peran komite
tata kelola terintegrasi.
Hal ini perlu menjadi pertimbangan industri
dalam mengelola permodalan yang disesuaikan Di Pasar Modal, untuk mendukung transformasi
dengan profil risiko, termasuk dalam menentukan digital, OJK terus mendorong pembukaan akses
kebijakan pembagian dividen/tantiem. yang lebih luas kepada UMKM melalui pendanaan
equity/securities crowdfunding dan pembukaan
3. Meningkatkan permintaan masyarakat, akses keuangan dengan menambah porsi
pengembangan UMKM dan penciptaan penawaran kepada publik melalui sistem e-IPO.
lapangan kerja Selain itu, pelaksanaan RUPS secara elektronik
juga akan terus dilanjutkan. Di sektor IKNB, OJK
Sebagaimana pembahasan sebelumnya, kebijakan akan mendorong digitalisasi BWM dan menyusun
penanganan pandemi memiliki dampak langsung pengaturan terkait layanan Pialang Asuransi dan
terhadap pelemahan ekonomi, terutama dari sisi Reasuransi secara digital.
permintaan. Lemahnya permintaan selama masa
pandemi menjadi permasalahan yang memerlukan Dalam rangka percepatan perizinan, OJK
intervensi kebijakan. Dalam hal ini, OJK akan senantiasa melakukan Business Process
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

senantiasa mendukung program-program yang Reengineering terhadap proses perizinan yang


diinisiasi Pemerintah dalam rangka mendukung berjalan di OJK baik dalam hal simplifikasi proses
demand creation, pengembangan UMKM dan bisnis maupun perbaikan dari sisi teknologi
penciptaan lapangan kerja melalui koordinasi, link informasi:
and match dan moral suasion dengan LJK. a. Dalam hal simplifikasi proses bisnis,
Disamping itu OJK akan mengakselerasi dilakukan analisis dan mapping terhadap
gerak roda perekonomian di daerah-daerah jenis perizinan yang ada di seluruh Sektor
guna menopang kegiatan perekonomian yang (Perbankan, Pasar Modal dan IKNB) yang
diantaranya dilakukan dengan memfasilitasi selanjutnya akan disederhanakan untuk
percepatan serapan belanja Pemerintah (APBN/ mencapai SLA yang optimal.
APBD).

24 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


b. Dari sisi teknologi informasi, upaya yang akan 5. Percepatan reformasi IKNB dan Pasar Modal
dilakukan adalah dengan merekomendasikan dalam rangka menjaga integritas pasar
perizinan produk untuk dapat dilakukan keuangan
secara otomatis (menggunakan teknologi Bot
Analysis, Optical Character Recognition, atau OJK akan melanjutkan reformasi di IKNB dan Pasar
penggunaan teknologi lainnya), sehingga Modal melalui peningkatan tools pengawasan,
Sumber Daya Manusia (SDM) dapat di termasuk melalui pemanfaatan teknologi dan
alih fungsikan untuk lebih fokus kepada enhancement pengaturan market conduct dan
pengawasan terhadap kinerja dari setiap LJK. tata kelola di Pasar Modal serta enhancement
Selain itu, OJK telah menerapkan fungsi tanda pengaturan prudensial dan tata kelola untuk IKNB.
tangan digital yang diterapkan pada beberapa Di samping itu, OJK juga akan menerapkan risk
jenis izin pada aplikasi perizinan OJK. Hal ini based supervision di sektor Pasar Modal khususnya
tentunya dapat menjawab tantangan ditengah dalam pengawasan program Anti Pencucian Uang
pandemi Covid-19. Ke depan, OJK akan dan Pencegahaan Pendanaan Terorisme (APU-PPT)
senantiasa memperluas penerapan tanda Bank Kustodian, Penilai, dan Akuntan Publik, serta
tangan digital terhadap keseluruhan jenis izin peningkatan integrasi pertukaran data di sektor
yang dimiliki oleh OJK. Pasar Modal dan IKNB.

Dalam mendorong pengawasan berbasis Upaya peningkatan integritas pasar akan


teknologi, pada tahap awal telah dilakukan terus dilakukan melalui bauran kebijakan dan
penerapan teknologi untuk kebutuhan pengawasan berkoordinasi dengan stakeholders terkait. Hal ini
SJK. Beberapa teknologi yang akan terus diperlukan untuk menjaga sentimen positif pada
dikembangkan adalah pengawasan Perbankan pasar keuangan nasional sehingga meningkatkan
melalui OBOX, enhancement sistem informasi resiliensi pada saat terjadi normalisasi kebijakan
pengawasan Pasar Modal, dan pengembangan di berbagai negara lainnya yang cenderung
sistem informasi pengawasan untuk IKNB. menimbulkan capital outflow.

Di samping itu, secara cross-sector, OJK juga Arah kebijakan jangka pendek di atas perlu didukung
melakukan integrasi atas database pelaku di SJK dengan beberapa kebijakan stuktural yang harus
melalui aplikasi yang memungkinkan pengawas segera diimplementasikan meliputi penguatan
mendapatkan seluruh data profil sampai dengan permodalan dan konsolidasi SJK, akselerasi
riwayat pelaku LJK baik individu dan badan hukum transformasi digital SJK, penyaluran kredit kepada
hanya dengan memasukan parameter yang sektor prioritas, UMKM dan pembangunan daerah
dimiliki layaknya search engine. Ke depan, OJK yang didukung dengan program penjaminan
akan melakukan perluasan terhadap data pelaku Pemerintah, percepatan perizinan dan akselerasi
dan scalability pada aplikasi tersebut. penerapan suptech, komunikasi efektif dan sinergi
dengan para pemangku kepentingan untuk
mengakselerasi PEN.

> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 25
Kerangka Struktural 2021-2025: Meningkatkan
Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan
dengan tingkat permodalan. OJK juga akan
PILAR 1: mengawasi secara ketat pemenuhan terhadap
PILAR 1

persyaratan permodalan.
Penguatan Ketahanan
dan Daya Saing Selain itu, OJK juga akan mengakselerasi proses
konsolidasi LJK terutama di sektor Perbankan.
Konsolidasi dimaksudkan untuk menciptakan
Ketahanan dan daya saing SJK masih perlu struktur SJK yang kuat, skala usaha yang lebih
ditingkatkan di tengah berbagai tantangan besar, berdaya saing melalui kemampuan
sebagaimana diuraikan di atas. Ketahanan yang inovasi, serta mampu memberikan kontribusi
kuat dibutuhkan agar LJK mampu menghadapi signifikan dalam perekonomian.
berbagai hantaman yang mungkin timbul dari gejolak
perekonomian. Daya saing tinggi juga diperlukan Melalui arah kebijakan tersebut, LJK diharapkan
untuk mengatasi semakin ketatnya kompetisi akibat memiliki modal yang kuat untuk menyerap
dari proses integrasi ekonomi kawasan serta semakin risiko-risiko yang timbul dari seluruh kegiatan
meningkatnya pemain baru di SJK terutama seiring usahanya dan mampu meningkatkan skala
dengan perkembangan teknologi informasi yang usahanya. Pada akhirnya, SJK dapat memiliki
sedemikian pesat. ketahanan yang lebih kuat dan stabilitas sistem
keuangan yang terus terjaga.
Penguatan ketahanan dan daya saing SJK akan
dilakukan melalui: 1.2 Memperkuat tata kelola, manajemen risiko
dan market conduct
1.1 Memperkuat permodalan dan akselerasi 1.3
konsolidasi LJK 1.2.1 Penguatan tata kelola dan manajemen risiko

Permodalan yang kuat merupakan suatu syarat Penguatan penerapan tata kelola dan
utama dalam meningkatkan ketahanan dan manajemen risiko menjadi suatu hal penting
daya saing. Permodalan memberikan sumber untuk saat ini dan masa akan datang mengingat
dukungan keuangan dalam pelaksanaan risiko dan tantangan yang dihadapi SJK akan
aktivitas LJK baik untuk ekspansi usaha dan semakin meningkat. Hal ini terutama diperlukan
penyediaan infrastruktur yang memadai maupun dalam rangka memitigasi berbagai risiko yang
sebagai bantalan (cushion) untuk menyerap timbul baik dari ketidakpastian perekonomian,
risiko dan kerugian yang tidak terduga perkembangan teknologi informasi yang
(unexpected losses), dan jaring pengaman mendisrupsi model bisnis, maupun semakin
(safety net) dalam kondisi krisis. Disamping itu, kompleksnya produk dan layanan di SJK.
permodalan yang kuat juga dapat mendukung
kesehatan dan kestabilan SJK. Oleh karena itu, Kerangka peraturan tata kelola dan manajemen
LJK harus memiliki modal memadai. Dalam risiko di SJK saat ini telah diterapkan bagi
rangka memperoleh modal yang kuat, terdapat Bank, Asuransi, Perusahaan Pembiayaan, dan
beberapa cara yang dapat ditempuh oleh LJK Dana Pensiun. Namun demikian, kerangka
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

antara lain penambahan modal dan konsolidasi. peraturan dan penerapannya masih perlu
disempurnakan untuk memastikan risiko-risiko
Sejalan dengan penguatan permodalan, OJK baru yang muncul baik dari perkembangan
akan meningkatkan persyaratan permodalan aktivitas dan produk keuangan maupun
khususnya bagi sektor Perbankan dan beberapa adopsi teknologi informasi dapat diantisipasi
jenis LJK di IKNB (a.l. Perasuransian, Lembaga secara efektif. Selain itu, kerangka peraturan
Pembiayaan, dan LKM), yang disertai dengan tata kelola dan manajemen risiko juga perlu
pemberian insentif dan/atau disinsentif yang diterapkan untuk LJK lainnya.
tepat. Selain itu, kebijakan diarahkan pula untuk
mengakselerasi konsolidasi di SJK. Sementara Untuk itu, OJK akan menyempurnakan
di sektor Pasar Modal, akan terdapat kebijakan kerangka peraturan tata kelola dan
stratifikasi kegiatan usaha yang disesuaikan manajemen risiko di seluruh SJK. OJK akan

26 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


mendorong LJK untuk mengedepankan serta meningkatkan aturan main yang sama
keterbukaan informasi, menerapkan (level playing field) diantara PUJK guna
kewajiban sertifikasi manajemen risiko bagi terciptanya perlindungan konsumen dan
pengurus dan pegawai LJK khususnya di masyarakat dalam mendukung stabilitas
IKNB, dan menyempurnakan standar keahlian, sistem keuangan.
standar praktik, serta kode etik.
Pengawasan market conduct adalah

PILAR 1
Selain itu, OJK akan melakukan pengawasan pengawasan terhadap perilaku PUJK dalam
yang ketat terhadap penerapan tata kelola dan mendesain, menyusun dan menyampaikan
manajemen risiko di LJK baik secara invidual informasi, menawarkan, membuat perjanjian,
maupun terintegrasi melalui tindakan preventif memberikan pelayanan atas penggunaan
maupun penegakan hukum. Tindakan preventif produk dan/atau layanan jasa keuangan serta
diterapkan melalui berbagai bentuk metode penanganan pengaduan dan penyelesaian
penilaian (assessment) dan pemantauan sengketa dalam upaya mewujudkan
(surveillance) untuk memastikan penerapan perlindungan konsumen.
tata kelola dan manajemen risiko yang
efektif di LJK. Tindakan penegakan hukum Untuk memperkuat pengawasan market
dilakukan antara lain melalui pengenaan sanksi conduct, OJK menyusun Roadmap Pengawasan
administratif serta investigasi dan koordinasi Market Conduct yang memuat program kerja,
dengan pihak terkait dalam hal ditemukan dalam membangun pengawasan market
indikasi penyimpangan yang bertentangan conduct yang kredibel. Pada rancangan
dengan ketentuan yang berlaku atau road map tersebut, OJK akan memperkuat
mengandung unsur pidana. pengaturan pengawasan market conduct,
infrastruktur pengawasan market conduct
Penerapan tata kelola yang baik diharapkan antara lain penyesuaian struktur organisasi,
dapat meningkatkan kinerja LJK, penguatan piranti dan perangkat berupa
membangun kepercayaan konsumen, dan supervisory tools, pengembangan sistem
melindungi kepentingan para stakeholders informasi pemantauan dan pengawasan,
melalui transparansi, akuntabilitas, penyusunan pedoman (antara lain perjanjian
pertanggungjawaban, independensi, dan baku, ringkasan informasi produk dan layanan,
kewajaran. Sementara itu, manajemen risiko pedoman iklan jasa keuangan di media cetak/
yang baik diharapkan dapat mendeteksi digital), serta memperkuat kuantitas dan
secara dini risiko yang timbul dari aktivitas kualitas SDM pengawasan market conduct.
LJK sehingga dapat diambil tindakan yang
tepat agar risiko tersebut tidak menimbulkan Di sisi lain pengembangan metodologi
kerugian yang dapat mengganggu pengawasan ke arah best fit dan best common
kelangsungan usaha LJK. Secara keseluruhan, practices yang telah dilaksanakan otoritas
penerapan keduanya diharapkan dapat di berbagai negara dengan menyesuaikan
membangun integritas bisnis, memacu dengan kemampuan dan kebutuhan. Di
investasi jangka panjang, dan stabilitas sistem samping itu, diperlukan strategi lain yang perlu
keuangan sehingga pada akhirnya mendukung dikedepankan adalah pelaksanaan koordinasi,
pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. kerja sama, dan pemberdayaan dengan para
pemangku kepentingan, antara lain dengan
1.2.2 Penguatan market conduct asosiasi, akademisi, praktisi di SJK dalam
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

Pengawasan market conduct (atau yang disebut


pula dengan penegakan disiplin pelaku pasar)
dilakukan dengan tujuan untuk memastikan
integritas Pelaku Usaha Jasa Keuangan
(PUJK) melalui penerapan prinsip-prinsip
perlindungan konsumen dalam tahapan
siklus produk dan atau layanan sehingga
meningkatkan kepercayaan konsumen dan
masyarakat terhadap SJK (market confidence)

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 27
menerapkan perlindungan konsumen antara dan standar internasional yang berlaku
lain dengan menggunakan code of ethics dan dengan memperhatikan national interest dan
code of conducts yang berlaku di kalangan para perkembangan SJK di Indonesia (best fit).
profesi di area financial technology. Penerapan standar internasional tersebut antara
lain akan dilakukan dalam hal pengaturan,
1.3 Menyelaraskan (sinkronisasi) pengaturan pelaporan, dan pengawasan di SJK, termasuk
dan pengawasan SJK dengan mengacu yang terkait dengan penerapan rezim APU-PPT
PILAR 1

pada best practices dan/atau standar di LJK.


internasional
Upaya mempersempit regulatory dan supervisory
Sebagaimana diuraikan di atas, SJK semakin gap di SJK diharapkan mampu meminimalisasi
terintegrasi baik dari sisi kepemilikan, produk, ataupun memitigasi risiko yang timbul dari
maupun kanal distribusi. Namun demikian, praktik regulatory arbitrage, meningkatkan level
pengaturan dan pengawasan di SJK masih playing field, dan persaingan usaha yang sehat.
belum selaras antara satu sektor dengan sektor
lainnya. Hal ini menimbulkan praktik regulatory 1.4 Memperkuat pengawasan terintegrasi
arbitrage yang dapat merugikan konsumen dan lintas sektor (cross cutting issues) dan
masyarakat serta meningkatkan kerentanan konglomerasi keuangan
SJK.
OJK menilai perlu dilakukan penguatan
Untuk meminimalisir praktik regulatory arbitrage pengawasan terintegrasi lintas sektor dan
diperlukan harmonisasi kebijakan di SJK, Konglomerasi Keuangan melalui optimalisasi
khususnya di beberapa sub-SJK yang memiliki koordinasi pengawasan aktivitas lintas sektor
kemiripan karakteristik dari nature of business- keuangan (cross cutting issues); mendorong
nya (seperti pengelolaan dana masyarakat). pengawasan Konglomerasi Keuangan berbasis
teknologi yang diarahkan menggunakan
Untuk itu, OJK akan menyelaraskan kerangka suptech dan didukung dengan enhancement
pengaturan antar SJK sehingga mempersempit sistem informasi pengawasan terintegrasi
regulatory gap antar sektor. Langkah ini akan serta penggunaan big data; dan menyesuaikan
dilakukan antara lain melalui pemetaan kembali metode pengawasan Konglomerasi Keuangan
kesenjangan pengaturan di masing-masing yang berfokus kepada grup LJK yang memiliki
sektor, yang dilanjutkan dengan penguatan pengaruh signifikan terhadap SJK.
kerangka pengaturan di sektor-sektor tertentu,
dan memperkuat peraturan yang efektif untuk Di samping itu, untuk memperkuat pengawasan
menciptakan fair competition di SJK. Selain itu terhadap Konglomerasi Keuangan diperlukan
juga akan dilakukan penyempurnaan metode dukungan landasan hukum Financial Holding
pengawasan di seluruh SJK. Company (FHC). Ke depan OJK akan mendorong
pengaturan FHC dalam peraturan perundang-
Dalam melakukan penyelarasan ketentuan undangan yang akan disusun oleh Pemerintah.
dan pendekatan pengawasan tersebut,
OJK akan mengacu pada best practices
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

28 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


PILAR 2: tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik,
Pengembangan serta kimia dan farmasi. Pemerintah juga telah
menetapkan sejumlah proyek strategis (major
Ekosistem projects) yang memerlukan pendanaan cukup
Jasa Keuangan besar dari SJK.

Selain itu, sektor UMKM sebagai tulang


SJK memiliki peran strategis dalam perekonomian punggung perekonomian masih perlu untuk
nasional baik sebagai sumber pembiayaan terus dikembangkan dan tentunya hal ini
pembangunan hingga penjaga stabilitas keuangan. memerlukan dukungan pembiayaan dari
Sejalan dengan upaya transformasi ekonomi nasional SJK. Pembangunan daerah dalam rangka
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan ekonomi juga memerlukan
inklusif, dan berkesinambungan, SJK diharapkan pembiayaan yang tidak sedikit dari SJK.
dapat semakin mengoptimalkan perannya. Dalam hal Untuk itu, OJK mengarahkan agar seluruh
ini, SJK harus dapat menjadi katalis yang mendorong pelaku pasar di SJK dapat mengambil peran
pertumbuhan perekonomian antara lain dengan optimal dalam pembiayaan sektor ekonomi
mengembangkan pasar keuangan, menyediakan prioritas dan proyek strategis. OJK melalui
sumber alternatif pembiayaan dan investasi, dan TPAKD akan melakukan kordinasi untuk
memperluas jangkauan pasar. mengupayakan pemberian insentif fiskal dan
non-fiskal di daerah. OJK juga akan meneruskan

PILAR 2
Untuk itu, pengembangan ekosistem jasa keuangan kebijakan pengembangan Pasar Modal dalam
yang melibatkan seluruh LJK, sektor riil, dan upaya pembiayaan pembangunan jangka
elemen terkait lainnya menjadi sangat diperlukan. panjang termasuk mendorong dan memfasilitasi
Pengembangan ekosistem keuangan ini harus sejalan penerbitan efek berbasis utang/syariah, Reksa
dengan rencana pembangunan yang ditetapkan Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Efek Beragun
sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan Aset (EBA), Dana Investasi Real Estate (DIRE),
transformasi ekonomi nasional. Pengembangan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), instrumen
ekosistem ini tentunya meliputi seluruh sektor mulai derivatif berupa Indonesia Government Bond
dari Perbankan, Pasar Modal, dan IKNB. Futures (IGBF), dan Efek Bersifat Utang Non
Penawaran Umum seperti Medium-Term-Notes
Sejalan dengan hal tersebut, OJK akan mendorong (MTN).
pengembangan ekosistem jasa keuangan dengan
cara: Selain itu, OJK akan meningkatkan peran
pengawasan (supervisory action) untuk
2.1 Meningkatkan peran jasa keuangan mendorong penyaluran pembiayaan oleh LJK ke
untuk mendukung sektor ekonomi sektor ekonomi prioritas dan proyek strategis
prioritas, UMKM, penciptaan lapangan yang disesuaikan dengan kapasitas dan
kerja dan pembangunan daerah karateristik dari masing-masing LJK.

SJK memiliki peran vital dalam mendorong Dalam rangka mendorong pengembangan
pertumbuhan perekonomian nasional. UMKM dan penciptaan lapangan kerja, OJK akan
Keterkaitan antara SJK dengan pertumbuhan mengambil beberapa kebijakan. Pertama, OJK
ekonomi bersifat demand-following, yaitu situasi mengarahkan seluruh LJK untuk memperluas
pertumbuhan ekonomi mendorong permintaan layanan kepada UMKM terutama di daerah-
terhadap SJK untuk menfasilitasi alokasi daerah terpencil. Kedua, OJK senantiasa
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

sumber daya keuangan (Bappenas, 2019). mendukung penyaluran Kredit Usaha Rakyat
(KUR) dengan beragam skema. Ketiga, OJK dan
Dalam RPJMN 2020-2024, Pemerintah Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meningkatkan
menekankan pentingnya SJK dalam mendukung akses pembiayaan UMKM melalui Pasar Modal
pembiayaan sektor ekonomi prioritas, UMKM, terutama dengan cara pencatatan dalam
dan pembangunan daerah untuk mencapai papan akselerasi, melalui inkubator bisnis dan
target pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,7% mempercepat proses Pernyataan Pendaftaran
pertahun (skenario moderat). Sejalan dengan Penawaran Umum Emiten dengan aset
hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan skala kecil atau menengah secara elektronik
beberapa sektor ekonomi prioritas termasuk (E-Registration). Keempat, OJK akan terus
lima sub sektor ekonomi prioritas yang mengoptimalkan program khusus UMKM seperti
mencakup industri makanan dan minuman, BWM dan Asuransi Mikro.

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 29
OJK juga terus mendorong pembiayaan bagi tumbuh dan memperluas layanan dan jangkauan
keluarga pra sejahtera melalui program untuk melayani masyarakat luas baik umat
Mekaar oleh PNM, penjaminan kredit oleh muslim maupun non muslim.
lembaga penjamin, pembiayaan pembangunan
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan Pengembangan industri Keuangan Syariah
rendah oleh SMF, pembiayaan melalui Indonesia berfokus pada 3 hal pokok, yaitu
pergadaian dan pembiayaan bagi UMKM yang penguatan lembaga Keuangan Syariah,
berorientasi ekspor oleh LPEI. Kelima, OJK penciptaan demand Keuangan Syariah yang
mendukung pembentukan ekosistem keuangan berkelanjutan, dan terbentuknya ekosistem
yang melibatkan kerja sama antara LJK dalam Keuangan Syariah yang terintegrasi dengan
melayani keperluan keuangan UMKM. industri halal.
Keenam, OJK akan meneruskan upaya
penguatan peran lembaga penjamin di tingkat Untuk mendorong lembaga Keuangan Syariah
pusat maupun daerah untuk mendukung menjadi berdaya saing tinggi, OJK akan terus
pembiayaan LJK kepada UMKM. Terakhir, OJK melakukan penguatan kelembagaan Keuangan
juga akan berkoordinasi dengan kementerian Syariah dengan mengedepankan keunggulan
dan lembaga terkait untuk meningkatkan dan diferensiasi produk serta memperkuat
pemberdayaan UMKM terutama yang permodalan, SDM, dan TI yang mutakhir.
berorientasi ekspor dan substitusi impor. Terbatasnya pertumbuhan SJK Syariah dapat
mengindikasikan perlunya relaksasi peraturan
PILAR 2

Sebagai upaya meningkatkan pembangunan untuk mendukung daya saing para pelaku pasar
ekonomi daerah, OJK akan mengambil beberapa di SJK syariah dalam berkompetisi di level
kebijakan. Pertama, OJK mendorong dan internasional. Hal ini mensyaratkan peningkatan
memfasilitasi penerbitan Obligasi Daerah untuk service excellence yang berorientasi konsumen
mendanai proyek di daerah yang memiliki agar SJK syariah dapat bertumbuh dan bersaing
multiplier effect. Kedua, OJK akan memberikan dengan SJK konvensional.
perhatian khusus pada upaya skema penjaminan
bagi proyek-proyek pembangunan di daerah. Pertumbuhan ekonomi dan Keuangan Syariah
Terakhir, OJK akan mendorong optimalisasi harus didukung dengan penguatan ekosistem
peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) halal, melalui dukungan infrastruktur dan
terutama melalui BUMDes center yang diperkuat pembiayaan syariah hulu ke hilir. OJK mendorong
oleh tiga pilar yaitu pilar kelembagaan dan pertumbuhan LJK syariah untuk dapat melayani
bisnis (BUMDes yang telah memiliki legalitas masyarakat dengan berbagai spektrum
badan hukum didorong mendirikan unit usaha kebutuhan, mulai dari LKM Syariah, Bank
berbasis potensi desa melalui fasilitasi business Perkreditan Rakyat Syariah, Fintech Syariah,
matching agar mampu menjadi penggerak Bank Umum Syariah, IKNB (Perusahaan Asuransi,
ekonomi desa); pilar akses keuangan
(optimalisasi aktivitas ekonomi masyarakat
desa melalui ketersediaan akses keuangan di
BUMDes) dan pilar digitalisasi (selain berperan
sebagai offtaker terhadap hasil produksi
masyarakat desa, BUMDes juga memfasilitasi
masyarakat desa untuk mengakses
pasar melalui platform market place yang
dikembangkan melalui ekosistem BUMDes yaitu
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

BUM-desa online).

2.2 Membangun integrasi SJK untuk


meningkatkan nilai tambah Keuangan
Syariah dalam pengembangan industri
halal dan ekosistem ekonomi syariah
Industri Keuangan Syariah Indonesia terus
mengalami pertumbuhan yang relatif stabil,
baik di sektor Perbankan syariah, IKNB syariah,
maupun Pasar Modal Syariah. Industri Keuangan
Syariah Indonesia memiliki potensi besar untuk

30 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun, dan LJK peranan produk dan jasa Keuangan Syariah,
khusus syariah), serta berbagai instrumen Pasar baik dari sektor Perbankan Syariah, IKNB
Modal Syariah (saham, sukuk, reksa dana syariah, Syariah, maupun Pasar Modal Syariah dalam
EBA syariah, DIRE syariah, DINFRA syariah, memenuhi pembiayaan kebutuhan publik seperti
Crowdfunding syariah). Penyaluran dana akan pembangunan perumahan umum, pendidikan,
digunakan untuk membiayai pengembangan kesehatan, pengadaan keperluan haji, serta
industri halal antara lain pariwisata, energi pembiayaan infrastruktur.
baru terbarukan serta makanan dan minuman,
maupun proyek infrastruktur berjangka panjang. Selain itu, OJK akan mengambil beberapa
Untuk mendukung pertumbuhan Keuangan kebijakan dalam rangka mendorong LJK syariah
Syariah secara luas, OJK terus mendukung untuk mendukung pembangunan kawasan
inisiatif BWM yang bertujuan memberi akses industri halal.
Keuangan Syariah kepada UMKM dan dalam
jangka panjang memberdayakan UMKM untuk Bauran kebijakan tersebut dilakukan
dapat mandiri dan tumbuh berkelanjutan. untuk mencapai target Indonesia menjadi
OJK mengajak para pelaku pasar Keuangan pusat Keuangan Syariah dunia, dengan
Syariah untuk melakukan promosi kepada mengoptimalkan peluang Keuangan Syariah
masyarakat luas secara berkesinambungan. Indonesia serta populasi penduduk muslim
Lebih lanjut, OJK mendukung upaya peningkatan yang besar.

PILAR 2
SINERGI DAN INTERKONEKSI EKOSISTEM EKONOMI SYARIAH
Media & Rekreasi Halal
Setiap transaksi
keuangan di ekosistem Makanan Halal
ekonomi syariah
Fashion Halal
menggunakan layanan
Keuangan Syariah

Farmasi &
Kosmetik Halal Bank Syariah Nazhir
Operasional jasa
Keuangan Syariah
harus berinovasi untuk
bisa terdepan dalam
pelayanan berbasis
Wisata Market Place
digital. Syariah
Halal

IKNB Syariah Pasar Modal


Jasa Keuangan Syariah Syariah
harus mampu melayani Lembaga Amil Zakat
ekosistem ekonomi syariah Haji dan Umroh
sehingga diperlukan
dukungan induk usaha
melalui konsep
platform sharing. Pesantren

Masjid
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

Diperlukan sinergi dan


integrase antara sektor riil,
keuangan komersial, dan Support
keuangan sosial sehingga (Platform Sharing)
ketiga sektor tersebut dapat
tumbuh secara bersama-
sama, dengan melibatkan Bank Konvensional Pasar Modal Konvensional IKNB Konvensional
stakeholders secara efektif.
LJK Konvensional sebagai induk usaha

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 31
2.3 Memperluas akses keuangan dan TPAKD diharapkan dapat berfungsi juga sebagai
meningkatkan literasi keuangan media bagi masyarakat dalam mengakses
masyarakat berbagai produk/layanan keuangan, termasuk
memfasilitasi program-program Pemerintah
2.3.1 Perluasan akses keuangan seperti Mekaar dan UMii.

Akses keuangan masih perlu ditingkatkan Selain akselerasi pembentukannya, OJK akan
terutama di beberapa daerah dengan tingkat menyusun Roadmap TPAKD yang berfungsi
inklusi keuangan yang rendah. Untuk itu, sebagai pedoman pelaksanaan program
OJK akan berkerjasama dengan pemangku TPAKD. Roadmap tersebut akan berisikan
kepentingan terkait melalui beberapa program parameter kuantitatif yang difungsikan sebagai
utama seperti program KEJAR (Satu Rekening key success indicator TPAKD yang menjadi
Satu Pelajar); program TPAKD (Tim Percepatan dasar monitoring dan evaluasi. Roadmap TPAKD
Akses Keuangan Daerah); program inklusi akan bersifat tematik yang disesuaikan dengan
Keuangan Syariah; dan perluasan kanal karakteristik, kearifan lokal, dan kebutuhan
distribusi untuk produk Pasar Modal dan IKNB. masing-masing daerah.

Program KEJAR Program Inklusi Keuangan Syariah


Saat ini masih terdapat keterbatasan di mana Dalam rangka mewujudkan visi Indonesia
tidak semua pelajar tertarik untuk memiliki sebagai pusat Keuangan Syariah dunia,
PILAR 2

SimPel (Simpanan Pelajar), dan tidak semua perlu upaya maksimal dalam meningkatkan
anak usia pelajar mengenyam pendidikan indeks inklusi Keuangan Syariah di Indonesia.
formal di sekolah. Penguatan program Sebagai langkah awal, diperlukan optimalisasi
KEJAR ke depan akan digiatkan melalui pengembangan, baik pengembangan produk
pengembangan produk seperti transformasi unik syariah yang berdaya saing tinggi dan
SimPel reguler menjadi serupa dengan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,
produk tabungan dengan karakter seperti maupun penguatan kapasitas SDM LJK Syariah
tabungan reguler. Bahkan dimungkinkan dalam memasarkan produk Keuangan Syariah
pengembangannya ke dalam platform digital, dan memberikan pelayanan prima kepada
namun dengan persyaratan yang tetap konsumen.
dimudahkan sebagaimana produk tabungan
SimPel, sehingga pelajar yang memiliki Pengenalan produk Keuangan Syariah perlu
tabungan reguler pada akhirnya juga tertarik terus-menerus dilakukan secara masif
untuk menggunakan SimPel. Untuk menjangkau dan berkala agar meningkatkan awareness
pelajar di pesantren, SimPel ditransformasikan masyarakat. Untuk itu, salah satu strategi
menjadi Tabungan Santri. yang didorong untuk dilakukan oleh seluruh
pemangku kepentingan ekonomi dan Keuangan
Program TPAKD Syariah yakni melakukan program Kampanye
OJK juga akan memperkuat koordinasi dengan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. OJK
Pemerintah daerah dalam memfasilitasi juga mendorong para pelaku pasar Keuangan
pembentukan TPAKD di seluruh Provinsi Syariah untuk terus melakukan promosi atas
dan Kabupaten/Kota. TPAKD akan semakin produk dan layanan Keuangan Syariah melalui
berfokus pada inklusi keuangan baik dari sisi berbagai media dan kegiatan selain program
funding dan lending. Dari sisi funding, menabung kampanye nasional.
didefinisikan lebih dari sekedar menabung
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

di Bank tetapi juga dapat dioptimalkan untuk Selain itu, berbagai upaya peningkatan akses
melakukan kegiatan transaksi Pasar Modal, produk dan layanan keuangan perlu terus
seperti pembelian saham, obligasi, reksa dana, ditingkatkan. Kanal distribusi penawaran
dan produk dana pensiun. Dari sisi lending, produk Keuangan Syariah perlu diperluas
TPAKD difokuskan untuk menggali potensi dengan memanfaatkan teknologi informasi,
ekonomi daerah, usaha mikro dan kecil, serta antara lain melalui sinergi dengan fintech dan
memfasilitasi business matching melalui e-commerce.
penyediaan generic model yang sesuai dengan
karakteristik usaha tertentu/potensi unggulan
misalnya pertanian dan peternakan.

32 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Perluasan Kanal Distribusi Akselerasi kegiatan edukasi juga perlu ditunjang
Dalam rangka meningkatkan inklusi keuangan, dengan infrastruktur literasi keuangan yang
OJK akan mendorong para pelaku pasar memadai. Untuk itu, OJK akan mengembangkan
untuk menggunakan platform digital dalam platform database nasional pusat data literasi
menyediakan produk dan layanan keuangannya dan inklusi keuangan. Platform tersebut akan
sehingga dapat menjangkau seluruh masyarakat berisi materi literasi keuangan yang lengkap,
di Indonesia. komprehensif, serta menyediakan panduan
sederhana pengelolaan keuangan bagi
Memperhatikan tingkat inklusi keuangan di perorangan, keluarga, dan UMKM.
Pasar Modal yang rendah, OJK akan mendorong
akselerasi peningkatan akses keuangan di Pasar Platform tersebut akan dapat memudahkan
Modal. Hal tersebut akan dilakukan dengan cara masyarakat mengakses berbagai informasi
mendorong pembentukan Perusahaan Efek keuangan, serta menjadi referensi bagi PUJK
Daerah dan perluasan kanal distribusi produk maupun lembaga lainnya dalam menyusun
investasi mikro melalui bank penyelenggara strategi peningkatan literasi dan inklusi
Laku Pandai. keuangan di berbagai daerah. Dengan demikian,
platform tersebut diharapkan dapat mendorong
2.3.2 Meningkatkan literasi keuangan masyarakat pemerataan literasi keuangan di berbagai
daerah.
Akselerasi tingkat literasi keuangan perlu

PILAR 2
diarahkan tidak hanya untuk meningkatkan 2.4 Memperkuat perlindungan konsumen SJK
pemahaman masyarakat mengenai berbagai
produk dan jasa keuangan, namun juga untuk OJK akan memperkuat perlindungan konsumen
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya di SJK. Hal ini dilakukan antara lain melalui
mencari informasi lengkap mengenai produk pengembangan Aplikasi Portal Perlindungan
dan jasa keuangan tersebut. Peningkatan literasi Konsumen (APPK) yang terintegrasi;
keuangan ini juga mencakup peningkatan pengaturan mengenai penetapan mekanisme
keahlian mengelola keuangan. Strategi Pengembalian Keuntungan Tidak Sah (PKTS)
akselerasi literasi keuangan yang lebih masif dan Dana Kompensasi Kerugian Investor (DKKI/
memerlukan kolaborasi seluruh pihak, tidak disgorgement fund) yang bertujuan untuk
hanya OJK dan LJK namun juga seluruh meminimalisir kerugian investor di Pasar Modal;
pemangku kepentingan termasuk lembaga dan memastikan penerapan disgorgement fund yang
instansi terkait. bertujuan untuk meminimalisir kerugian investor
di Pasar Modal; mendorong penetapan program
Akselarasi literasi keuangan perlu difokuskan penjaminan polis sebagai bagian dari reformasi
pelaksanaannya di daerah-daerah dengan tingkat IKNB; dan membentuk Lembaga Alternatif
literasi keuangan rendah, dan pendekatan sasaran Penyelesaian Sengketa Terintegrasi (LAPST).
kepada kelompok perempuan/ibu rumah tangga,
UMKM termasuk profesi yang mendapatkan Sebagai bagian upaya perlindungan konsumen
penyaluran KUR klaster seperti petani dan masyarakat, OJK akan memperkuat Satgas
dan nelayan. Materi literasi keuangan ditekankan Waspada Investasi (SWI) untuk menyikapi
terkait industri keuangan dengan literasi aktivitas ilegal di SJK. Penguatan ini dilakukan
keuangan rendah, risiko produk keuangan yang dengan memanfaatkan teknologi informasi.
relatif kompleks/hybrid, pengelolaan keuangan
serta waspada investasi.
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 33
2.5 Mendorong percepatan pendalaman pasar pasar uang. Hal ini merupakan upaya mitigasi
keuangan risiko untuk menjaga stabilitas pasar keuangan
melalui peningkatan transparansi pasar. Untuk
Pasar keuangan yang dalam sangat diperlukan mendorong pertumbuhan Reksa Dana, OJK akan
untuk mendorong pertumbuhan pembangunan mewujudkan pemanfaatan Investor Fund Unit
ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan. Acccount (IFUA) yang ada pada S-INVEST sebagai
Namun, saat ini, pasar keuangan nasional masih sarana pembayaran transaksi subscription/
relatif dangkal sehingga berpengaruh terhadap redemption Reksa Dana.
pencapaian target pertumbuhan perekonomian
nasional. Kedua, OJK akan mendorong pengembangan
basis investor domestik yang dalam dan luas.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan, Basis investor yang luas dan beragam sangat
SJK nasional masih dihadapkan tantangan mendorong likuiditas, kedalaman, serta
meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi stabilitas pasar keuangan. Untuk meningkatkan
instrumen dengan harga yang kompetitif. likuiditas pasar, OJK mendukung peningkatan
Keterbatasan instrumen keuangan, khususnya partisipasi investor institusi untuk berinvestasi
instrumen jangka panjang, menyebabkan dalam instrumen pembiayaan jangka panjang
mismatch dan mengurangi fleksibilitas emiten seperti instrumen ekuitas, EBUS, serta produk-
untuk mendapatkan pendanaan yang sesuai produk investasi di Pasar Modal sepert RDPT,
dengan karakter dan tenor aset yang akan DIRE, dan DINFRA. Kontrak investasi kolektif
PILAR 2

dibiayai. seperti Reksa Dana dapat menurunkan biaya


diversifikasi risiko, dan memungkinkan investor
Terbatasnya supply dana serta kecenderungan ritel untuk memiliki portofolio investasi yang
buy and hold yang dilakukan oleh investor lebih beragam. Selain itu, dilakukan pula
institusi mengakibatkan rendahnya likuiditas upaya perluasan basis investor ritel antara lain
pasar. Keterbatasan instrumen SJK juga melalui pendirian Perusahaan Efek Daerah,
menyebabkan tingginya cost of capital. Dalam ataupun perluasan pihak yang dapat melakukan
rangka mengatasi tantangan tersebut dan pemasaran Reksa Dana dan produk investasi
sejalan dengan Strategi Nasional Pengembangan lainnya.
dan Pendalaman Pasar Keuangan 2018-2024,
OJK akan mempercepat pendalaman pasar Ketiga, OJK akan mendukung diversifikasi dan
keuangan melalui bauran kebijakan dengan peningkatan kualitas instrumen keuangan.
pengembangan area utama sebagai berikut: Untuk menyalurkan supply permodalan yang
telah dihimpun di Pasar Modal, OJK akan secara
Pertama, OJK akan mengakselerasi aktif berupaya untuk meningkatkan jumlah dan
pengembangan infrastruktur pasar. Efisiensi kualitas emiten, khususnya pada sektor riil dan
pasar primer melalui proses Initial Public Offering proyek jangka panjang.
secara elektronik (e-IPO) dan market maker
pada secondary market akan dilakukan paralel Keempat, dalam rangka memperluas cakupan
dengan simplifikasi proses bisnis (streamlining) produk dan aktivitas Pasar Modal, OJK akan
yang akan mempercepat proses IPO. E-IPO mendorong pemanfaatan platform pendanaan
diharapkan akan mempercepat proses IPO, bersama antara lain pengembangan Equity
membuka akses investor yang lebih luas dan Crowdfunding yang sudah ada dan Project
menjawab isu transparansi pembentukan harga Crowdfunding. Lebih lanjut, untuk meningkatkan
dalam penawaran umum. Untuk meningkatkan daya saing produk pada skala global, OJK
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

saluran distribusi efek, OJK akan menerbitkan berupaya mendorong penyetaraan perlakuan
peraturan untuk memungkinkan para pelaku perpajakan produk KIK yang tercatat di
pasar untuk berperan sebagai channeling agent bursa, serta instrumen lainnya antara lain
dari Perusahaan Efek dengan memperhatikan KIK-EBA, RDPT, DIRE, dan DINFRA. Selain
karakteristik dari pelaku pasar tersebut. itu, OJK juga akan mendukung pelaksanaan
program tabungan perumahan rakyat yang
Untuk mengembangkan transaksi derivatif mempergunakan instrumen investasi berupa
dengan meningkatkan efisiensi transaksi, Kontrak Investasi Kolektif Pemupukan Dana
infrastruktur Pasar Modal akan didorong Tabungan Perumahan Rakyat (KIK-Pemupukan
untuk berfungsi sebagai Central Counterparty Dana Tapera) sebagai sarana pengelolaan
Clearing Over The Counter (CCP OTC) Derivatif pemupukan Dana Tapera. Melalui hal ini,

34 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


diharapkan tujuan terselenggaranya Tapera Saat ini, operasional masing-masing LJK terbatas
dalam menyediakan sarana pembiayaan sesuai cakupan kegiatan tertentu. Sementara itu,
perumahaan yang layak dan terjangkau dapat beberapa LJK telah memiliki anak perusahaan
tercapai. yang menyediakan jasa keuangan lainnya dalam
satu kelompok kepemilikan. Hal ini menunjukkan
Terakhir, OJK akan senantiasa mendorong kecenderungan upaya dari LJK untuk
kondisi pasar keuangan yang likuid. Kondisi menyediakan layanan layaknya universal banking
pasar yang likuid akan dicapai antara lain seperti penjualan asuransi dan reksa dana
dengan mendorong transparansi harga baik di melalui bank serta munculnya produk hybrid di
pasar primer maupun pasar sekunder melalui pasar. Ketiadaan payung hukum yang jelas telah
keterbukaan informasi. Selain itu, OJK akan menyebabkan terjadinya regulatory arbitrage yang
senantiasa berupaya untuk meningkatkan dimanfaatkan Industri Jasa Keuangan (IJK) untuk
market integrity melalui penegakan disiplin pasar memasarkan produk-produk tersebut.
dengan memperhatikan perlindungan investor.
Sejalan dengan hal tersebut, OJK akan
2.6 Mendukung ekspansi kegiatan usaha LJK mendukung kebutuhan LJK untuk terus
untuk melakukan multi-activities business berkembang termasuk melakukan beragam
aktivitas bisnis sesuai dengan koridor peraturan
Beragamnya tuntutan kebutuhan produk perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu,
keuangan seiring dengan yang perkembangan OJK akan mengeksplorasi prospek penerapan

PILAR 2
industri telah mendorong LJK untuk multi-activities business di SJK, termasuk
menangkap peluang yang ada serta prospek penerapan investment banking
beradaptasi dengan melakukan multi-activities bagi Perbankan Syariah sebagai salah satu
business. Salah satu contoh bentuk multi- upaya menarik investasi dari luar negeri dan
activities business tersebut berupa universal meningkatkan daya saing Perbankan Syariah.
banking dan investment banking.
Eksplorasi penerapan multiactivities oleh LJK
Karakteristik universal banks pada umumnya diharapkan dapat memberikan alternatif model
tercermin dari aktivitas bank yang menawarkan bisnis yang lebih luas. Alternatif-alternatif model
tidak hanya produk-produk Perbankan (seperti bisnis tersebut diharapkan dapat menjawab
tabungan, deposito, kredit) melainkan juga kebutuhan produk dan layanan keuangan
produk dan layanan keuangan lainnya secara yang lebih bervariasi dan komprehensif dari
komprehensif. Pemerintah, konsumen retail, komersial, dan
investor dari dalam maupun luar negeri, serta
Beragam produk dan layanan keuangan tersebut meningkatkan daya saing SJK Indonesia.
kemudian dapat disesuaikan (tailored) dengan
kebutuhan konsumen retail dan komersial, 2.7 Meningkatkan peran jasa keuangan
maupun kebutuhan layanan investasi (investment dalam sustainable finance untuk
services) seperti asset management, investment mencapai SDGs
advisory dan securities transactions. Dengan
bentuk ini pula, bank dapat menawarkan jasa SJK tidak terlepas dari tuntutan untuk
underwriting dan financial analysis. mendukung pembangunan yang berkelanjutan
yang juga sejalan dengan pencapaian
Sustainable Development Goals (SDGs).
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

Oleh karena itu, regulator senantiasa


mendorong SJK untuk beradaptasi terhadap
tuntutan tersebut dengan cara melakukan
upaya-upaya peningkatan penerapan prinsip
keuangan berkelanjutan dan memfasilitasi
aktivitas perekonomian yang bersifat
sustainable/berkelanjutan. LJK diharapkan
dapat mengimplementasikan prinsip ramah
lingkungan dan keberlanjutan di dalam setiap
proses pengambilan keputusan serta dalam
setiap aktivitas bisnis.

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 35
Dengan demikian, dalam jangka panjang Lebih jauh lagi, aspek sosial dan tata kelola juga
diharapkan seluruh transaksi jasa keuangan di akan didorong untuk diimplementasikan oleh
Indonesia akan berprinsip berkelanjutan. SJK, sehingga tercipta aspek berkelanjutan
yang komprehensif yaitu Environment, Social dan
Demi tercapainya tujuan ini, diperlukan Governance (ESG). Sebagaimana halnya aspek
sebuah ekosistem yang mendukung. OJK, lingkungan, ke depan juga diharapkan aspek
saat ini tengah menyusun inisiatif untuk Social dan Governance akan menyatu di dalam
diciptakannya Sustainable Finance Ecosystem setiap aktivitas bisnis IJK di Indonesia.
di Indonesia melalui kerja sama dengan K/L
terkait, serta dengan lembaga donor asing Selaku regulator dan pengawas SJK di
maupun organisasi internasional. Ekosistem Indonesia, OJK telah mulai mengakomodasi
tersebut diharapkan dapat mendorong prinsip keuangan berkelanjutan dalam Roadmap
pengimplementasian prinsip-prinsip keuangan dan beberapa peraturannya. Saat ini OJK
berkelanjutan demi mengurangi dampak tengah fokus pada penyusunan Sustainable
perubahan iklim serta tercapainya tujuan lain Finance Roadmap Phase 2 (Roadmap Phase
yang termuat dalam SDGs. Dalam ekosistem 2). Roadmap Phase 2 tersebut akan memuat
tersebut, peran dan kontribusi SJK sangat vital kerangka penting seperti penguatan kapasitas
dalam mengakselerasi pencapaian tujuan yang pengawasan terkait aspek implementasi
diharapkan. SJK antara lain dapat menciptakan keuangan berkelanjutan, mekanisme insentif
instrumen-instrumen atau tools yang dibutuhkan maupun disinsentif bagi IJK, serta aturan
PILAR 2

untuk meningkatkan aktivitas green financing. lain yang diharapkan dapat mengakselerasi
pencapaian tujuan yang diharapkan. Terkait
Selain itu, agar tercipta suatu ekosistem yang hal ini, OJK akan melakukan hal-hal antara
efektif, taksonomi keuangan berkelanjutan lain menerbitkan panduan mengenai ESG
menjadi salah satu aspek penting dalam untuk LJK dan pengawas, membangun sistem
ekosistem tersebut. Taksonomi ini antara lain pelaporan dan kerterbukaan pelaksanaan
memuat: i) definisi “hijau” dari sebuah proyek; ii) ESG, dan melakukan peningkatan kapasitas
tools yang dibutuhkan seperti lembaga sertifikasi dan pengembangan institusi. Selain itu, OJK
dan Zrating yang dapat melakukan penilaian akan terus mengoptimalkan fora internasional
terhadap aspek dan dampak lingkungan dari seperti Sustainable Banking Network serta
suatu proyek yang akan dibiayai atau ataupun OECD-Tri Hita Karana Forum sebagai bagian
obligasi yang akan diterbitkan oleh SJK; dan iii) dari upaya untuk pembentukan ekosistem
aktivitas bisnis yang memenuhi persyaratan sustainable finance.
minimum ketentuan lingkungan (safeguards).
Taksonomi ini juga akan disusun bersama-sama
dengan K/L terkait di Indonesia, serta lembaga
asing maupun internasional lainnya.
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

36 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


digital professionals, digital facilitators, dan digital
PILAR 3: savvy leaders. Empat talent shortage tertinggi yang
diperlukan mendukung transformasi digital di SJK
Akselerasi (termasuk fintech) adalah tech and software, product
Transformasi Digital management, design and marketing (E&Y, 2018).

Di sisi lain, perkembangan produk dan jasa keuangan


Transformasi digital merupakan suatu hal yang yang semakin kompleks tidak dapat terelakkan dan
tidak bisa dielakkan di era ekonomi digital. Untuk menuntut lebih banyak SDM di SJK yang memiliki
itu, regulator dan Pemerintah terus mendukung keahlian terkait bisnis keuangan seperti manajemen
dan memfasilitasi pengembangan ekosistem yang risiko, dan pemahaman yang memadai atas produk
mendukung inovasi dan transformasi digital. Hal ini dan jasa yang ditawarkan, khususnya produk yang
tertuang dalam target strategis Pemerintah untuk kompleks dan hybrid.
mengembangkan ekonomi digital sebagai salah satu
kelebihan kompetitif Indonesia. Tantangan-tantangan yang dihadapi dalam
melakukan transformasi digital di atas tentunya tidak
Seiring dengan perkembangan ekonomi digital, LJK terbatas pada hal-hal yang telah disebutkan dan
harus mampu beradaptasi perubahan lingkungan tidak hanya dirasakan oleh Indonesia. Oleh karena
bisnis agar dapat terus bersaing dan mampu itu, peran riset yang kolaboratif dengan para pakar
menjawab kebutuhan pasar akan layanan keuangan dan praktisi sangat diperlukan regulator. Dengan
yang cepat, mudah, murah, dan andal (consumer demikian, regulator dapat merespon perkembangan
oriented) dan meningkatkan efisiensinya. pasar dengan pendekatan dan kebijakan yang tepat
(research based policy).
Untuk itu, LJK perlu segera memulai dan
mengakselerasi transformasi digital di dalam Untuk itu, beberapa kebijakan untuk mengakselerasi
perusahaannya sebagai bagian dari strategi bisnis transformasi digital akan dilakukan dengan:
atau bahkan core value-nya. Transformasi tersebut
tentunya perlu tetap memperhatikan kesesuaian 3.1 Mendorong inovasi dan akselerasi
dengan karakteristik bisnis usahanya. transformasi digital SJK
Transformasi perlu dilakukan baik dari segi Kebijakan yang seimbang diperlukan untuk
produk, proses dan model bisnis maupun SDM mendorong inovasi dan pemanfaatan advance
dan kepemimpinan di LJK. Kerja sama dan technology dalam mentransformasi bisnis dan

PILAR 3
kolaborasi dengan para pemain baru dan penyedia layanan LJK. Kebijakan tersebut akan membuka
layanan teknologi yang memiliki keahlian dan kesempatan luas bagi LJK termasuk fintech
mampu berinovasi juga menjadi penting untuk untuk berinovasi dan melakukan transformasi
dipertimbangkan sebagai strategi bisnis ke depan. digital dengan memperhatikan persaingan yang
sehat serta perlindungan konsumen.
Transformasi teknologi yang akan terjadi oleh SJK
akan berdampak pada perubahan dunia kerja. Di Strategi holistik dan seimbang telah diterapkan
satu sisi, akan terdapat pekerjaan manual dan guna menciptakan lingkungan yang kondusif
kognitif yang digantikan oleh mesin dan algoritma, untuk inovasi sekaligus tetap memastikan
atau bahkan terotomasi sepenuhnya. Di sisi lain, resiliensi dari para pemain baru yang
pengadopsian teknologi tersebut menciptakan menawarkan produk, jasa, dan model bisnis baru
berbagai pekerjaan baru dan meredefinisi kembali dan inovatif di SJK. Hal ini diterapkan melalui
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

berbagai tasks. Kedua fenomena ini pada akhirnya regulatory sandbox, kerangka regulasi yang
berujung pada terjadinya transformasi pasar tenaga principle based regulation sehingga agile terhadap
kerja yang cukup besar ke depannya. dinamika bisnis dan inovasi, pengawasan market
conduct yang dilakukan melalui bekerja sama
Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan besar dengan asosiasi, OJK Infinity (OJK Innovation
dalam hal kualitas dan keahlian tenaga kerja. Riset Centre for Digital Financial Technology) yang
McKinsey (2018) menunjukkan bahwa Indonesia berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan
masih mengalami shortage of extraordinary talent yang inovasi bagi fintech, sarana koordinasi dan
sangat dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi kolaborasi dengan pemangku kepentingan utama,
digital. Extraordinary talent ini antara lain adalah dan laboratorium regulatory sandbox.

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 37
Dalam upaya menyeimbangkan antara manfaat teknologi/enablers (seperti aggregator, e-KYC
inovasi dan berbagai potensi risikonya, OJK telah provider), pelaku bisnis lainnya (wirausaha),
mulai melakukan review terhadap perkembangan dan investor potensial baik dari dalam maupun
pesat dari bisnis layanan pinjam meminjam luar negeri. Di samping itu, OJK akan terus
uang berbasis teknologi informasi, “peer-to- mendukung akselerator dan sektor privat dalam
peer lending”. Oleh karena itu, OJK di awal tahun menyediakan inkubator untuk perusahaan
2020, melakukan penghentian sementara untuk start up fintech. Guna meningkatkan daya
pendaftaran baru fintech peer-to-peer lending saing dan menjaga ketahanan IJK Indonesia,
guna memberikan waktu penyempurnaan sistem LJK didorong untuk meningkatkan efisiensi
pengawasan dan meningkatkan kualitas industri dengan pemanfaatan teknologi secara intensif
peer-to-peer lending termasuk dari sisi prudensial dalam proses bisnis LJK. Dukungan teknologi
(a.l. manajemen risiko, tata kelola), persaingan memungkinkan IJK untuk melayani konsumen
usaha, dan kontribusinya terhadap peningkatan secara lebih luas dan cost efficient. Era keuangan
inklusi keuangan khususnya untuk daerah-daerah digital mengharuskan SJK untuk lebih adaptif
dengan inklusi keuangan rendah. dan inovatif dengan mengoptimalkan teknologi
seperti blockchain, cloud computing, dan Artificial
Beberapa kebijakan yang akan dilakukan ke Intelligence (AI).
depan adalah optimalisasi regulatory sandbox
dan OJK Infinity, serta mendukung inovasi LJK juga akan didorong untuk meningkatkan
produk, jasa, dan model bisnis oleh LJK inovasi dalam proses transformasi digital,
termasuk melalui transformasi digital. Selain termasuk dalam hal ini mendorong Bank
itu, OJK juga mendorong kolaborasi para Perkreditan Rakyat untuk menyediakan layanan
pelaku di SJK untuk melakukan inovasi yang keuangan secara digital. Untuk mencapai
dapat meningkatkan efisiensi dan memperluas hal ini akan dibangun kolaborasi yang erat
jangkauan layanan bagi masyarakat. baik antara otoritas dengan LJK maupun LJK
dengan para pemangku kepentingan dalam
Regulatory sandbox akan terus ditekankan sebagai ekosistem keuangan digital. Selain memberikan
mekanisme uji coba untuk menilai keandalan kebijakan yang akomodatif terhadap inovasi
dari produk, jasa, proses dan model bisnis serta dan transformasi digital tersebut, otoritas juga
manajemen risiko dan tata kelola yang diterapkan akan tetap memperhatikan keseimbangan
oleh para inovator berdasarkan kriteria yang antara dampak positif dan risiko yang muncul
telah ditentukan. Inovator tersebut tidak terbatas dari inovasi tersebut guna memastikan bahwa
pada para pemain baru yang unregulated tetapi risiko terkelola dengan baik dengan pengawasan
PILAR 3

juga bagi LJK (regulated). Selain itu, regulatory yang sesuai dan memadai dan memberikan nilai
sandbox juga akan direvitalisasi agar memiliki exit tambah bagi konsumen, perekonomian maupun
policy/follow up policy yang jelas bagi entitas yang sistem keuangan nasional.
telah terdaftar dan mampu memastikan bahwa
inovasi produk, jasa, maupun model bisnis yang Implementasi kebijakan-kebijakan tersebut
ditawarkan memiliki nilai tambah bagi konsumen diharapkan dapat menciptakan lingkungan
(consumer benefit) dengan tetap memperhatikan yang kondusif bagi LJK dan para pemain baru
prinsip-prinsip perlindungan konsumen. Hal untuk berinovasi dan bersaing secara sehat
tersebut antara lain dapat dilakukan melalui dengan tetap memperhatikan koridor prinsip
pengujian yang tidak hanya dianalisis oleh perlindungan konsumen.
regulator dan para pakar saja, tetapi juga diukur
dari respon/feedback dari konsumen yang
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

3.2 Mengembangkan pengaturan yang


menggunakan dengan kriteria yang ditentukan. mendukung ekosistem sektor keuangan
digital
OJK Infinity sebagai innovation hub akan terus
dioptimalisasi pemanfaatannya sebagai Peran regulator akan diperkuat dalam menjaga
sarana bertukar ide, membangun network, persaingan yang fair dan memastikan risiko-
dan mendorong kerja sama dan kolaborasi risiko baru yang muncul akibat perkembangan
antar pemangku kepentingan dalam ekosistem teknologi informasi dapat dimitigasi di kelola
keuangan digital. Beberapa pemangku dengan baik. Kerangka pengaturan diharapkan
kepentingan tersebut antara lain adalah mampu menciptakan level playing field baik bagi
regulator, LJK (incumbent), para pemain baru LJK maupun para pemain baru yang menawarkan
(start-up fintech), perusahaan penyedia layanan atau memasarkan produk dan jasa keuangan.

38 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Arus digitalisasi memerlukan dukungan kerangka 3.3 Meningkatkan kapasitas SDM di SJK
pengaturan agar tidak kontraproduktif bagi seiring dengan perkembangan industri
stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi. digital
Respon kebijakan yang dapat melihat ekosistem
keuangan digital secara holistik menjadi sangat Adanya disrupsi terhadap kebutuhan tenaga
penting. Di samping itu, kolaborasi dengan kerja ahli di era digital, meningkatkan kebutuhan
otoritas persaingan usaha, otoritas pengaturan akan peningkatan kapasitas dan kualitas SDM
data, dan otoritas hukum lainnya dalam rangka yang mampu menciptakan, mengelola perangkat
pengembangan dan penyempurnaan kerangka teknologi informasi, dan memanfaatkan
pengaturan sangat diperlukan. informasi sehingga dapat mendukung suksesnya
transformasi digital di SJK.
Beberapa kerangka pengaturan yang penting
untuk dibangun dalam keuangan digital Di sisi lain, semakin kompleks dan saling
adalah terkait dengan standar tata kelola dan terkaitnya bisnis keuangan menuntut keahlian
manajemen risiko teknologi informasi (termasuk para pegawai/pimpinan di LJK yang memadai.
risiko siber), kerja sama antar pihak dalam Sementara itu, masih terdapat beberapa SJK
keuangan digital (a.l. dalam penerapan API), yang masih belum memiliki program sertifikasi.
serta bentuk dan metode pengawasan yang Oleh karena itu, sertifikasi keahlian untuk
diterapkan khususnya pada sistem keuangan seluruh SJK perlu ditingkatkan kualitas dan
digital (termasuk pengawasan prudensial/market kuantitas tenaga ahli yang tersertifikasi.
conduct, dan pemanfaatan Supervisory technology/
suptech dan Regulatory Technology/regtech). Beberapa upaya yang akan dilakukan oleh OJK
Ketentuan yang telah terbit akan terus dipantau adalah dengan terus menyediakan sertifikasi
dampaknya terhadap inovasi dan instrumen dan beragam program peningkatkan kapasitas
pendukungnya agar tercipta ketentuan yang bagi pegawai maupun pimpinan LJK. Selain itu,
adaptif dan forward looking terhadap implikasi OJK juga akan terus mendorong peningkatan
perkembangan teknologi dan inovasi yang kapasitas secara in-house dan sertifikasi
berkembang saat ini maupun di masa depan. internasional yang dilakukan oleh masing-
Risiko-risiko baru yang kemungkinan muncul masing LJK.
akan terus dimitigasi, potensi pengembangan
produk, jasa, model bisnis, dan bentuk kerja sama Dalam hal sertifikasi, OJK akan melakukan
baru akan digali untuk penyempurnaan ataupun penyempurnaan desain Rencana Induk
amandemen regulasi ke depan (a.l. open banking, Pengembangan (RIP) untuk sertifikasi keahlian

PILAR 3
virtual banking, insurtech, robo advisor, dan project yang berkaitan dengan bisnis keuangan
based crowdfunding). termasuk manajemen risiko teknologi
informasi di SJK. Sertifikasi tersebut akan
Kolaborasi dengan regulator terkait, asosiasi SJK disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
dan asosiasi fintech juga akan terus diperkuat. fungsi di setiap fungsi, jenjang manajerial dan
Hal ini akan dilakukan melalui koordinasi dan di kebutuhan di masing-masing sektor.
penyelarasan kebijakan perizinan, pengaturan
kelembagaan dan kegiatan usaha, pelaporan, Sementara itu, program peningkatan kapasitas
pengawasan, perpajakan, serta standar akuntansi bagi SJK akan diarahkan untuk mendorong
dengan otoritas regulator dan Pemerintah. LJK menyiapkan sumber daya manusianya
Sementara itu, kerja sama dengan asosiasi akan di era digital. Program-program ini akan
diarahkan untuk memastikan setiap pelaku didesain secara kolaboratif dengan para pakar
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

menjunjung dan menerapkan kode etik dan


tata kelola pada standar yang tinggi (highest
governance and ethical standard).

Kehadiran kerangka pengaturan yang memadai


tersebut diharapkan dapat menciptakan level
playing field bisnis keuangan digital dengan SJK
secara keseluruhan. Di samping itu, kerangka
pengaturan yang agile terhadap perkembangan
inovasi di SJK juga diharapkan dapat
mengarahkan inovasi yang bertanggung jawab
dan peningkatan daya saing LJK di era digital.

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 39
dari dalam dan luar negeri (a.l. universitas, SJK. Hal ini antara lain akan dilakukan dengan
lembaga internasional, asosiasi industri) serta mengeksplorasi pemanfaatan teknologi-
disesuaikan dengan hasil kajian pemetaan hard teknologi baru dalam produk, jasa, dan model
and soft skills yang diperlukan di era digital dan bisnis keuangan maupun dalam pengembangan
berbagai best practices internasional. metode pengawasan SJK (pengembangan
suptech dan regtech) serta mengeksplorasi key
Ke depan program-program tersebut success factor dalam melakukan transformasi
akan dikemas dalam Roadmap/Kerangka digital LJK maupun regulator.
Pengembangan SDM SJK yang bertujuan
untuk meningkakan awareness dan merubah Beberapa riset tersebut antara lain mencakup
mindset SDM SJK seiring dengan pemanfaatan analisis prospek produk, jasa, dan model
teknologi digital dalam bisnis SJK yang dinamis; bisnis baru (a.l. penerapan open banking, virtual
menciptakan SDM SJK yang agile, kompeten banking, robo advisor, project based crowdfunding
unggul serta berdaya saing nasional dan global; dan insurtech), serta menyediakan infrastruktur
dan memenuhi skills demand dan talent gap SDM yang dapat mengakselerasi perizinan dan
di SJK baik yang berasal dari bidang pendidikan, menyederhanakan berbagai proses di SJK (a.l.
pelatihan, asosiasi, institusi maupun industri. e-voting, e-IPO, dan sebagainya).

Upaya peningkatan kapasitas SDM di SJK Peningkatan riset tersebut diharapkan dapat
tersebut diharapkan dapat meningkatkan mendukung perumusan pendekatan dan
jumlah tenaga ahli yang relevan dengan penyusunan kebijakan yang akan diambil
perkembangan teknologi informasi di LJK, oleh OJK untuk mampu mendukung inovasi
meningkatkan kualitas kemampuan para dan transformasi digital di SJK dalam rangka
pegawai, manajer, dan pimpinan di LJK dalam menciptakan SJK yang berdaya saing tinggi.
menjalankan bisnis keuangan dan mengelola
risiko dengan baik, serta membangun pimpinan Sejalan dengan akselerasi transformasi digital
LJK yang digital savvy untuk mendukung SJK, OJK juga akan memperkuat pengawasan
akselerasi transformasi digital. SJK untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi. Upaya penguatan pengawasan
3.4 Memperkuat peran riset untuk mendukung perlu diarahkan dengan memanfaatkan
inovasi dan transformasi digital SJK teknologi informasi, yang dikenal pula sebagai
pengawasan berbasis teknologi atau suptech.
Produk, jasa, dan model bisnis baru yang Sejalan dengan hal tersebut, penguatan
PILAR 3

muncul akibat dari perkembangan teknologi dan pengawasan juga perlu dilakukan melalui
bisnis dapat berimplikasi signifikan terhadap tranformasi proses bisnis (business process
mekanisme regulasi, pengawasan, dan tata reengineering) serta pengembangan SDM yang
kelola. Pelajaran penting dari inovasi adalah unggul di era digital.
perlunya penanganan risiko-risiko baru yang
muncul sehingga inovasi dapat berkembang 3.5 Mengakselerasi penerapan pengawasan
dengan tetap memberikan kontribusi positif bagi berbasis Teknologi Informasi (suptech) di
ekonomi dan masyarakat serta memiliki bisnis OJK dan pemanfaatan regtech oleh LJK
yang keberlanjutan.
3.5.1 Penerapan pengawasan berbasis teknologi
Saat ini, riset untuk mendukung kebijakan yang informasi
mendorong transformasi digital dan inovasi
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

produk, jasa, dan model keuangan masih sangat Suptech adalah pemanfaatan teknologi inovatif
terbatas. Sementara itu, riset yang mendalam dalam mendukung kinerja otoritas. Suptech
perlu dilakukan untuk mendukung kebijakan mendorong kinerja otoritas ke arah data-
yang dikeluarkan oleh regulator (research based driven dengan tetap memperhatikan tingkat
policy) sehingga mengurangi potensi kesalahan kompleksitas (complexity), ukuran (size) dan
pendekatan yang dapat menyebabkan distorsi kesiapan serta perkembangan (development) IJK
pasar atau persaingan yang tidak sehat. yang diawasi. Perangkat yang diterapkan sangat
beragam mulai dari advanced data collection and
Riset yang dilakukan diharapkan dapat data analytical tools seperti Artificial Intelligence
diarahkan untuk mempercepat akselerasi (AI)/Machine Learning (ML) sampai dengan virtual
transformasi digital dan mendorong inovasi di assistance seperti Chatbot.

40 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Generasi Teknologi yang Diadopsi Otoritas Keuangan
Basic Advanced

4G Big Data
2G Data 3G Big Data
1G Technology Architecture with
Architecture Architecture
AI-Enabled Solutions

Business
Dynamic Business
Static Report Dashboard Intelligence
Intelligence +
Action Plans
Visualization

Descriptive, Descriptive,
Descriptive, Diagnostic,
Descriptive Diagnostic,
Diagnostic, Predictive,
Predictive Prescriptive
Analytics

Spreadsheets, Standalone Cloud Cloud


Relational
Desktop, Databases, Databases, Data
Computing, Computing,
Paper Records Warehouses Data Lake Data Lake
Storage

Automated Straight Through Straight Through


Manual Spot Checks,
Validation Checks processing processing
Statically Automated Using Robotic Process Using RPA and
Encoded in Web
Checks Portal Automation (RPA) Al Based Validation
Processing

Automated Reporting Automated


Manual Submission Bulk (Web) (eg. Application Reporting + Real
(Email, Courier, Fax, etc) Uploads Programming Time Monitoring
Interface) (eg. Chatbots)
Collections
Sumber: Bank for International Settlements (BIS), 2019

Secara umum, suptech OJK dapat dikatakan Sedangkan dari sisi pengawasan, OJK telah
telah berada di level 2G Architecture atau tahap mengembangkan sistem informasi pengawasan

PILAR 3
pengembangan awal (early development stages) yang secara otomatis mengolah data-data yang
baik untuk perizinan, pelaporan, maupun dilaporkan secara elektronik oleh LJK. Selain itu,
pengawasan. OJK juga telah memanfaatkan big data analytics
dalam rangka identifikasi investasi ilegal melalui
Dari sisi perizinan, OJK telah mengembangkan analisis terhadap email aduan yang dikirimkan
aplikasi SPRINT untuk meningkatkan efisiensi oleh masyarakat dan penegakan disiplin pelaku
dan transparansi dalam bentuk informasi proses pasar melalui pemantauan iklan SJK di berbagai
perizinan di SJK. media dengan menggunakan metode text mining
dan text analysis.
Dari sisi pelaporan, OJK telah mengembangkan
OBOX dan APOLO yang memanfaatkan
mekanisme Host-to-Host melalui file transfer
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

protocol (FTP) dan automated validation. Melalui


mekanisme ini, OJK dapat melakukan otomasi
pengumpulan data (automated data collection).

Selain itu, OJK juga telah memulai


memanfaatkan pelaporan berbasis Application
Programming Interface (API) untuk pelaporan
Fintech Peer-to-Peer Lending.

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 41
Ke depan, OJK akan terus mengembangkan optimal. Berdasarkan hal tersebut, OJK akan
penerapan suptech dengan menggunakan mengembangkan Enterprise Data Warehouse
teknologi terkini secara bertahap baik untuk (EDW) dan standardisasi taksonomi dan metadata.
perizinan, pelaporan, maupun pengawasan. EDW akan mengintegrasikan data pelaporan dari
sektor Perbankan, Pasar Modal, IKNB, dan EPK
Terkait perizinan, pengembangan suptech untuk memfasilitasi pertukaran data lintas sektor
akan difokuskan pada aplikasi SPRINT dengan dan lintas lembaga. Dalam penerapannya, EDW
menerapkan sertifikasi digital dan tanda tangan akan memanfaatkan Master Data Management
elektronik bekerja sama dengan otoritas (MDM) untuk memastikan terjaminnya data
terkait. Aplikasi SPRINT akan menjadi satu- governance dan data validity. Standardisasi
satunya pintu masuk perizinan para pelaku taksonomi dan metadata diperlukan untuk
pasar SJK di OJK. menciptakan keseragaman definisi dan cakupan
data di LJK dan OJK sebagai dasar integrasi serta
Terkait pelaporan, pengembangan suptech pertukaran data/informasi. Standardisasi ini
akan dilakukan dengan menyempurnakan data diharapkan dapat menghilangkan inkonsistensi
collection menggunakan data pulling approach dan redundansi data yang disampaikan oleh
dan real-time monitoring. Mekanisme data pulling para pelaku pasar di SJK kepada OJK. Selain
memungkinkan OJK untuk melakukan penarikan itu, standardisasi taksonomi dan metadata
data yang bersifat transaksional secara diharapkan dapat mendukung interoperabilitas
langsung dari sistem di LJK. Untuk data yang data, integrasi pelaporan lintas sektor keuangan,
bersifat masif dan bulk, OJK akan melakukan dan penyederhanaan proses pelaporan.
kajian mengenai metode dan teknologi yang
dapat dipergunakan. Selain itu, OJK akan Terakhir, penerapan suptech perlu didukung
melakukan koordinasi dengan lembaga dengan infrastruktur yang memadai terutama
terkait untuk mendukung mekanisme otomasi server, storage, jaringan, dan pengamanan
pelaporan dimaksud. dengan kapasitas yang sangat besar sehingga
mampu mengakomodasi proses pengiriman
Terkait pengawasan, OJK akan mengembangkan data (baik dari segi volume, variety, maupun
sistem informasi pengawasan dengan velocity) dari para pelaku pasar di SJK.
mengadopsi advanced analytical tools seperti
Artificial Intelligence (AI)/Machine Learning (ML) 3.5.2 Membangun sumber daya manusia
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan yang unggul di era digital
pengawasan yang dilakukan. Selain itu,
PILAR 3

OJK juga akan mengembangkan dashboard OJK memandang transformasi digital


business intelligence dalam rangka mendukung membutuhkan kompetensi digital karena peran
pengambilan keputusan pengawasan. manusia dalam melakukan pengawasan IJK
masih sangat signifikan. Ke depannya, fokus
Penerapan suptech tersebut memerlukan penguatan kompetensi digital adalah membangun
beberapa persiapan yang harus dilakukan pengawas yang bersifat adaptive, risk-based
secara simultan, antara lain: mindset, agile, dan diverse in skill sets. Fokus
ini dikonstruksikan untuk menjawab tantangan
Pertama, penerapan suptech menuntut keterbatasan kompetensi digital terutama data
kesesuaian teknologi dari sisi IJK dalam analytic skills.
bentuk regtech. Dalam mendorong kesiapan
interoperabilitas regtech dan suptech, OJK Kolaborasi pengembangan talenta dengan
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

akan mendorong IJK untuk mempersiapkan tech-company menjadi faktor pendukung


infrastruktur teknologi yang mumpuni dalam keberhasilan penguatan SDM di era digital. Selain
mendukung rencana dimaksud. Selain itu, itu, kolaborasi antara OJK dengan organisasi
OJK akan mempersiapkan ketentuan yang internasional menjadi program utama dalam hal
tepat sebagai dasar pemanfaatan regtech dan capacity building SDM di OJK dan IJK. Materi dan
pelaporan otomatis. program pengembangan akan diarahkan kepada
isu teknologi di SJK. Pengembangan kompetensi
Kedua, penerapan suptech memerlukan data ini diharapkan dapat menciptakan best-fit talent
yang berkualitas (akurat, cukup, dan tepat yang sesuai dengan digital culture yang akan
waktu) sehingga dapat berjalan dengan dibangun di industri dan regulator.

42 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


3.6 Melakukan business process reengineering elektronik sebagai landasan awal akselerasi
untuk peningkatan kualitas perizinan, perizinan terintegrasi berbasis teknologi. Selain
pengaturan, dan pengawasan akselerasi integrasi, pengembangan juga akan
difokuskan kepada akselerasi perluasan cakupan
Business Process Reengineering (BPR) pada modul perizinan yang dibuka dalam SPRINT.
prinsipnya merupakan sebuah proses yang Untuk berpotensi secara optimal, pemanfaatan
dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi data terintegrasi lintas LJK yang digabungkan
kerja dan menciptakan proses bisnis yang dengan data lintas lembaga akan menjadi sumber
sesuai dengan kondisi lingkungan. Fokus pendukung utama. Database sektor Perbankan,
perubahan bisnis proses adalah menciptakan Pasar Modal, IKNB, dan EPK yang telah
strategi yang bersifat inovatif dan berorientasi terintegrasi dalam Enterprise Data Warehouse
kepada kepentingan industri yang diawasi (EDW) telah didesain untuk memfasilitasi
sehingga terjadi improvisasi pada parameter pertukaran data lintas sektor dan lintas lembaga
kinerja seperti biaya, kualitas, pelayanan, yang didukung oleh analytical tools.
dan kecepatan. Percepatan proses bisnis
dan penguatan ketangguhan OJK mendorong Kedua, integrasi aplikasi pelaporan dan
terciptanya IJK yang stabil, lebih kontributif percepatan pengumpulan data akan diarahkan
dan berdaya saing, dan inklusif. Selain itu, pada penggunaan integrasi pelaporan satu pintu
percepatan BPR akan meningkatkan kapasitas lembaga melalui APOLO. Tujuan pengembangan
organisasi menuju organisasi yang andal untuk ini adalah untuk menyederhanakan berbagai
peningkatan kualitas teknologi, organisasi, dan berbagai aplikasi pelaporan yang terdapat di
SDM OJK. OJK pada saat ini sehingga penyediaan data SJK
dapat lebih mudah dan cepat untuk mendukung
Dengan latar belakang tersebut, OJK proses pengambilan keputusan di OJK.
merumuskan inisiatif BPR dalam spektrum
perizinan terintegrasi berbasis teknologi, Ketiga, perumusan kerangka peningkatan kualitas
otomatisasi pelaporan, dan peningkatan kualitas pengawasan dilatarbelakangi dengan perubahan
pengawasan dengan mempergunakan data LJK lingkungan pasar yang semakin berorientasi
yang terintegrasi. Inisiatif tersebut dilaksanakan digital. Peningkatan kualitas pengawasan akan
dalam rangka merespon kebutuhan industri terfokus kepada kedalaman pengawasan LJK.
terkait percepatan perizinan dan efisiensi Pengawasan akan diarahkan kepada sistem
pelaporan serta penyesuaian dengan pengawasan yang spesifik, forward-looking, dan
perkembangan teknologi. risk-based minded untuk mengakomodir model

PILAR 3
bisnis LJK yang semakin kompleks dan saling
Pertama, perizinan terintegrasi berbasis terkait. Untuk mengakomodir arah pengawasan
teknologi akan dikembangkan ke arah akselerasi dimaksud, OJK juga akan mengembangkan
penyatuan proses perizinan LJK melalui satu aplikasi pengawasan terintegrasi. Melalui sistem
pintu menggunakan sistem yang telah dibangun tersebut, kualitas pengawasan diharapkan dapat
yaitu SPRINT. Dalam mendorong hal ini, OJK telah meningkat dengan memperhatikan informasi/
menerbitkan regulasi terkait perizinan secara data dan kondisi lintas SJK.
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 43
Kolaborasi dan Kerja Untuk itu, OJK akan melakukan koordinasi dan
kolaborasi intensif dengan BI untuk penyelarasan
Sama Antar Pemangku dan penyederhanaan proses perizinan dan
mekanisme pelaporan LJK (khususnya terkait sistem
Kepentingan Sebagai pembayaran) sehingga mengurangi redundancy
informasi yang disampaikan serta penyelarasan.
Enabler Di samping itu, sinergi dan harmonisasi
kebijakan dengan BI akan dilakukan pula dalam
Untuk mencapai pilar-pilar MPSJKI, OJK memerlukan konteks moneter (a.l. Giro Wajib Minimum, suku
kolaborasi dan kerja sama yang baik dengan bunga), koordinasi pengawasan serta sistem
seluruh pemangku kepentingan terutama LJK serta pembayaran. Koordinasi kebijakan dan pengawasan
kementerian dan lembaga terkait. mikroprudensial dan makroprudensial akan terus
dioptimalisasi dan disinergikan. Dalam kerangka
Untuk itu, OJK akan berupaya meningkatkan ekonomi dan keuangan digital dan sejalan dengan
kolaborasi dan kerja sama antar pemangku Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025, OJK
kepentingan antara lain dengan cara: dan BI juga akan mensinergikan respon kebijakan
terhadap para pemain baru (start up fintech) maupun
Melakukan harmonisasi kebijakan moneter, LJK yang menyediakan produk keuangan dan
fiskal, makroprudensial, dan pembangunan melakukan kegiatan sistem pembayaran.
nasional
Dalam hal kebijakan fiskal, OJK dengan Kementerian
SJK memiliki keterkaitan erat dengan kebijakan fiskal, Keuangan akan mengintensifkan koordinasi terkait
moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran dengan penyelarasan ketentuan tarif perpajakan
serta mekanisme resolusi yang dikeluarkan oleh bagi subjek pajak untuk instrumen keuangan yang
Kementerian Keuangan, BI dan LPS dalam kerangka sama, pengenaan perpajakan dan harmonisasi
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Oleh regulasi untuk produk dan jasa keuangan yang
karena itu, koordinasi dan harmonisasi kebijakan baru, termasuk yang belum memiliki kejelasan
dengan anggota KSSK menjadi sangat penting untuk skema perpajakan. Di samping itu, koordinasi juga
memastikan bahwa kebijakan dari setiap otoritas, akan dilakukan dalam kerangka implementasi
baik yang bersifat stimulus maupun kontraktif, dapat kebijakan OJK yang memerlukan insentif fiskal
bekerja secara efektif di pasar dan konsisten. seperti relaksasi pajak aksi korporasi dalam rangka
konsolidasi LJK.
Dalam rangka penanganan dampak pandemi
Covid-19, OJK bersama anggota KSSK telah Selanjutnya, dalam upaya untuk mendukung
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk PEN. Ke pembangunan nasional, OJK akan berkolaborasi
depan, OJK bersama anggota KSSK akan memperkuat dengan kementerian terkait guna menyelaraskan
koordinasi dan implementasi bauran kebijakan untuk kebijakan-kebijakan yang akan diberlakukan bagi
menjaga stabilitas ekonomi. SJK. Beberapa kebijakan tersebut diantaranya
terkait dengan pendanaan major project Pemerintah,
Selain itu, kolaborasi dan sinergi kebijakan antar kredit kepada UMKM, upaya membangun ekosistem
otoritas juga diperlukan untuk mencapai tujuan ekonomi dan Keuangan Syariah, dan implementasi
pembangunan perekonomian yang inklusif dan strategi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan
menyeluruh. Hal ini terutama memperhatikan masyarakat. Selanjutnya, OJK juga akan bersinergi
kebutuhan pembiayaan yang cukup tinggi untuk dan memfasilitasi LJK dalam implementasi kebijakan
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

mendukung pertumbuhan ekonomi lima tahun ke dimaksud.


depan, visi Pemerintah untuk menciptakan ekosistem
ekonomi dan Keuangan Syariah yang terintegrasi Harmonisasi pengaturan dan kebijakan dengan
serta mewujudkan masyarakat yang financially literate otoritas terkait diharapkan dapat mengurangi biaya
dan SJK yang inklusif. kepatuhan bagi LJK, meningkatkan efisiensi transaksi
keuangan di pasar, memberikan konsistensi dan
Harmonisasi peraturan antar otoritas terutama kepastian hukum serta meningkatkan efektivitas
diarahkan untuk menyederhanakan proses kepatuhan kebijakan dari masing-masing otoritas. Di samping
(perizinan dan pelaporan), mengurangi kemungkinan itu, kolaborasi yang baik antara OJK dengan K/L
terjadinya double taxation, dan memastikan terkait juga diharapkan mampu mendukung
terbentuknya lingkungan bisnis dengan persaingan dan mempercepat tercapainya target-target
usaha yang sehat. pembangunan nasional.

44 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


Memperkuat kerja sama antar pemangku Mengingat Indonesia merupakan bagian dari
kepentingan dalam menjaga stabilitas sistem komunitas keuangan global dimana nature dari
keuangan di tingkat nasional, regional, dan tantangan yang dihadapi juga sama dengan negara
internasional lain, maka OJK perlu untuk bekerjasama dengan
international standard setters seperti Basel Committee
Dalam rangka menjaga pertumbuhan perekonomian on Banking Supervision (BCBS), International
dan stabilitas sistem keuangan diperlukan kerja Organization of Securities Commissions (IOSCO),
sama dan keterpaduan antara OJK dan lembaga International Association of Insurance Supervisors (IAIS)
di Indonesia serta kerja sama antara OJK dengan dan lembaga lainnya.
lembaga internasional. Hasil yang diharapkan oleh
OJK dari kerjasama dimaksud adalah untuk meredam Selain itu, OJK juga akan bekerjasama dengan
ketidakpastian perekonomian global yang disebabkan otoritas keuangan negara yang menjadi pusat
oleh external shocks dan spill-over effect yang keuangan dunia seperti otoritas di Amerika Serikat,
dipengaruhi oleh kondisi geopolitik dunia, fluktuasi Inggris, Singapura, Hongkong, Jepang, dan negara
harga komoditas, dan faktor eksternal lainnya. lainnya. Keuntungan yang didapat dari kerja sama ini
adalah OJK mendapatkan gambaran yang utuh terkait
Mengingat OJK dan counterparts lainnya seperti BI frameworks ketentuan dari negara dimaksud yang
dan K/L terkait memiliki cross cutting issues dalam dapat berpengaruh kepada perekonomian emerging
hal stabilitas sistem keuangan, kerja sama di tingkat country seperti Indonesia. Dengan demikian, OJK
nasional menjadi sangat penting dalam melakukan dapat memitigasi risiko apabila terdapat kebijakan
pencegahan hal-hal yang dapat mempengaruhi dari negara dimaksud yang bersifat high-impact.
stabilitas sistem keuangan Indonesia. Pencegahan
dapat dilakukan dengan hal-hal diantaranya Ke depan, peningkatan kerja sama domestik,
penyamaan persepsi terkait stabilitas keuangan, regional, dan global dalam isu stabilitas sistem
penyesuaian ketentuan di sektor keuangan, dan keuangan diperlukan untuk mendukung terciptanya
skema pemberian stimulus ekonomi. Selain itu, sistem keuangan yang stabil dan resilien guna
penyesuaian ketentuan domestik dengan standar pertumbuhan IJK yang efektif dan efisien. Di tingkat
internasional yang berlaku di SJK juga menjadi domestik, peningkatan kerja sama KSSK diharapkan
hal yang harus diperhatikan. Untuk itu, OJK dapat menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.
bersama dengan Kementerian Keuangan, BI, dan Di tingkat bilateral, peningkatan kerja sama bilateral
LPS akan terus berkoordinasi dalam KSSK untuk dengan regulator jasa keuangan asing (dengan asas
menyelenggarakan pencegahan dan penanganan resiprokal) diharapkan dapat memperkuat tools
krisis sistem keuangan untuk melaksanakan pengawasan, pengaturan dan perizinan SJK cross
kepentingan dan ketahanan negara di bidang border. Dalam skala internasional, penyusunan
perekonomian. ketentuan diharapkan dapat sebagai implementasi
standar internasional berdasarkan best fit.

> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 45
Daftar Singkatan

AL/NCD Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit DPK Dana Pihak Ketiga

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja EBA Efek Beragun Aset


Daerah
EBUS Efek Bersifat Utang dan Sukuk
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara ECF Equity Crowdfunding

API Application Programming Interface EDW Enterprise Data Warehouse

APOLO Aplikasi Pelaporan Online OJK ESG Environment, Social and Governance

APPK Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen EWS Early Warning System

APU-PPT Anti Pencucian Uang dan Pencegahaan FHC Financial Holding Company
Pendanaan Terorisme FSB Financial Stability Boards
ASEAN Association of Southeast Asian Nations FTP File Transfer Protocol
AUM Asset Under Management GWM Giro Wajib Minimum
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan HMETD Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Nasional
IAIS International Association of Insurance
BCBS Basel Committee on Banking Supervision Supervisors
BEI Bursa Efek Indonesia IHSG Indeks Harga Saham Gabungan
BI Bank Indonesia IJK Industri Jasa Keuangan
BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal IKD Inovasi Keuangan Digital
BLT Bantuan Langsung Tunai IMF International Monetary Fund
BP Bukan Pekerja IOSCO International Organisation of Securities
BPR Business Process Re-Engineering Commissions

BPRS Bank Perkreditan Rakyat Syariah IPO Initial Public Offering

BPS Badan Pusat Statistik KEJAR Satu Rekening Satu Pelajar

BUMD Badan Usaha Milik Daerah KIK-Tapera Kontrak Investasi Kolektif


Tabungan Perumahan Rakyat
BUMDes Badan Usaha Milik Desa
KMK Kredit Modal Kerja
BUMN Badan Usaha Milik Negara
KOJK Kantor OJK
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

BWM Bank Wakaf Mikro


KR Kantor Regional
CAR Capital Adequacy Ratio
KSSK Komite Stabilitas Sistem Keuangan
CCP OTC Central Counterparty Clearing Over The
Counter KUR Kredit Usaha Rakyat

CKPN Cadangan Kerugian Penurunan Nilai KYC Know Your Customer

Covid-19 Corona Virus Disease 2019 Laku Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam
Pandai Rangka Keuangan Inklusif
DINFRA Dana Investasi Infrastruktur
LAPST Lembaga Alternatif Penyelesaian
DIRE Dana Investasi Real Estate Sengketa Terintegrasi

46 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025


LDR Loan to Deposit Ratio PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar
LNPRT Lembaga Non-Profit yang Melayani PUJK Pelaku Usaha Jasa Keuangan
Rumah Tangga
RBC Risk Based Capital
LPEI Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
RDPT Reksa Dana Penyertaan Terbatas
LPS Lembaga Penjamin Simpanan
Regtech Regulatory Technology
MDM Master Data Management
RIM Rasio Intermediasi Makroprudensial
MI Manajer Investasi
RIP Rencana Induk Pengembangan
MIC Middle Income Countries
ROA Return On Assets
Migas Minyak dan Gas Bumi
RPJMN Rencana Pembangunan Nasional Jangka
ML Machine Learning Menengah
MPSJKI Master Plan Sektor Jasa Keuangan SBN Surat Berharga Negara
Indonesia
SDGs Sustainale Development Goals
MTN Medium-Term-Notes
SDM Sumber Daya Manusia
NAB Nilai Aktiva Bersih
SimPel Simpanan Pelajar
NIM Net Interest Margin
SJK Sektor Jasa Keuangan
NPF Non Performing Financing
SLA Service Level Agreement
NPL Non Performing Loan
SMF Sarana Multigriya Finansial
OBOX OJK-Box
SNKI Strategi Nasional Keuangan Inklusif
OECD Organisation for Economic
Co-Operation and Development SNLKI Strategi Nasional Literasi Keuangan
Indonesia
OJK Otoritas Jasa Keuangan
SPRINT Sistem Informasi Perizinan dan Registrasi
OJK OJK Innovation Centre for Digital Financial Terintegrasi
Infinity Technology
SRO Self-Regulatory Organization
P2P Peer-To-Peer
Suptech Supervisory Technology
Pajak DTP Pajak Ditanggung Pemerintah
SWI Satgas Waspada Investasi
PAJ Perusahaan Asuransi Jiwa
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

TPAKD Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah


PAU Perusahaan Ausransi Umum
UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah
PBPU Pekerja Bukan Penerima Upah
UN United Nations
PDB Produk Domestik Bruto
UU Undang-Undang
PEN Pemulihan Ekonomi Nasional
UUS Unit Usaha Syariah
PKH Program Keluarga Harapan
VAT Value Added Tax
PMA Penanaman Modal Asing
WHO World Health Organization
PMN Penyertaan Modal Negara
yoy Year-On-Year
PNM PT Permodalan Nasional Madani

MEMULIHKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SERTA MENINGKATKAN KETAHANAN DAN DAYA SAING SEKTOR JASA KEUANGAN 47
> Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

Gedung Soemitro Djojohadikusumo


Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta 10710
(021) 29600 000

www.ojk.go.id
48 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025

Anda mungkin juga menyukai