Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS WILAYAH BERPOTENSI BANJIR DAERAH

SUMATERA BARAT UNTUK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


GEOGRAFI BERORIENTASI BENCANA ALAM
Muhammad Arif1)
1
Program Studi Pendidikan Geografi, STKIP Pesisir Selatan
Email: muhammad.arif838@gmail.com

Abstract

Flood disaster is one of the natural disasters that cause huge losses, especially in West Sumatra
Province. For this reason, a disaster alert attitude is needed by the community and students as a
form of disaster mitigation, one of which is through disaster-oriented learning activities through
Geography. This study aims to identify areas in West Sumatra that are potentially affected by
floods and identify the types of floods that often occur in the West Sumatra region in order to
determine disaster mitigation efforts. The type of research conducted is qualitative descriptive.
The method used is the study of literature from various references, both reading sources and
data from the West Sumatra BNPB and BPBD. The type of data used is data obtained from
documentation techniques, relevant sources, and disaster data from West Sumatra BPBD and
BNPB. The results of this study show that the most potentially flooded areas are Padang
Pariaman Regency, 50 Kota Regency, Agam Regency, Sijunjung Regency. Types of flooding
that often occur are river flooding, flash floods, and urban drainage floods. It was concluded that
the implementation of flood-oriented geography learning was most appropriate to be carried out
in these 4 Regency.
Keywords: floods, geography learning, mitigation

Abstrak
Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang menimbulkan kerugian yang besar
khususnya di Propinsi Sumatera Barat. Untuk itu, diperlukan sikap siaga bencana oleh
masyarakat dan siswa sebagai bentuk dari mitigasi bencana, salah satunya adalah melalui
kegiatan pembelajaran berorientasi bencana banjir melalui mata pelajaran Geografi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah-daerah di Sumatera Barat yang berpotensi terkena
bencana banjir dan mengidentifikasi jenis banjir yang sering terjadi di wilayah Sumatera Barat
dalam rangka menentukan upaya mitigasi bencana. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah kajian literatur dari bebagai referensi, baik
sumber bacaan maupun data dari BNPB dan BPBD Sumbar. Jenis data yang digunakan adalah
data yang diperoleh dari teknik dokumentasi, sumber-sumber yang relevan, serta data bencana
dari BPBD Sumbar dan BNPB. Hasil Penelitian ini menunjukan daerah yang paling berpotensi
bencana banjir adalah Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Agam,
Kabupaten Sijunjung. Jenis banjir yang sering terjadi yaitu banjir sungai, banjir bandang,
dan banjir drainase perkotaan. Disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran geografi
berorientasi bencana alam banjir paling tepat dilakukan di 4 Kabupaten ini.
Kata Kunci: Banjir, Pembelajaran Geografi, Mitigasi

PENDAHULUAN mempelajari geosfer dengan sudut


pandang kelingkungan, kewilayahan,
Geografi merupakan mata
dan keruangan (Sutikno, 2008). Ruang
pelajaran yang mengkaji masalah
lingkup pembelajaran Geografi meliputi
hubungan kausal fenomena alam yang
kajian mengenai atmosfer, litosfer,
terjadi di permukaan bumi
hidrosfer, dan biosfer. Dengan demikian,
(Kemendikbud, 2016) dengan

JURNAL KEPEMIMPINAN DAN PENGURUSAN SEKOLAH 53


Vol. 4 No. 1, Maret 2019 (Page 53-60)
segala hal yang berhubungan dengan 4. Aktivitas manusia seperti penebangan
manusia dan segala aktivitasnya dan hutan, pembuangan sampah secara
lingkungan alam dimana manusia hidup sembarangan, pembangunan daerah
merupakan kajian geografi. Salah satu hunian dan pabrik di daerah resapan
bidang kajian geografi adalah bencana air, serta pengelolaan sumber daya
alam. alam yang tidak bijaksana
Bencana alam adalah bencana (Supriyono, 2014:45-52).
yang disebabkan oleh peristiwa alam. Kusuma dalam Indarto (2008)
Bencana yang tergolong ke dalam membagi jenis banjir menjadi tiga
bencana alam adalah gempa bumi, kategori, yaitu jenis banjir berdasarkan
tsunami, gunung meletus, banjir, proses terjadinya, posisinya, dan sumber
kekeringan, angin topan, dan tanah banjir terhadap daerah yang
longsor (UU No. 24 Tahun 2007 tentang digenanginya. Primus (2014) membagi
Penanggulangan Bencana). Salah satu jenis-jenis banjir sebagai berikut: 1)
bencana yang sering kali terjadi di banjir hujan ekstrem, yaitu peristiwa
Indonesia khususnya wilayah Sumatera banjir yang disebabkan oleh meeluapnya
Barat adalah banjir. sungai akibat tingginya curah hujan di
Bencana banjir adalah peristiwa atas normal yang tidak mampu
atau rangkaian meluapnya air sungai ditampung daerah resapan air dan sungai
yang disebabkan oleh faktor alamiah yang ada, 2) banjir kiriman, yaitu
akibat rusaknya buffer zone pada peristiwa meluapnya air sungai karena
kawasan upper DAS (daerah aliran curah hujan yang tinggi di daerah lain, 3)
sungai) sehingga menimbulkan korban banjir bandang, yaitu banjir besar yang
jiwa, manusia, kerusakan lingkungan, terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung
kerugian harta benda, dan dampak hanya sesaat, 4) banjir air laut atau rob,
psikologis (Paimin, dalam Hermon, yaitu banjir yang disebabkan oleh angin
2012:36). Banjir disebabkan oleh lima puyuh laut atau angin topan dan
faktor penting, yaitu: faktor hujan, faktor gelombang pasang air laut, 5) banjir
hancurnya retensi DAS, faktor kesalahan lahar dingin, yaitu peristiwa banjir yang
perencanaan pembangunan alur sungai, diakibatkan oleh aktivitas letusan
faktor pendangkalan sungai dan faktor gunung berapi yang mengeluarkan lahar
kesalahan tata wilayah dan dingin, 6) banjir lumpur adalah peristiwa
pembangunan sarana dan prasarana banjir yang disebabkan oleh meluapnya
(Hermon, 2012:40). Faktor penyebab tumpukan lumpur yang berasal dari
banjir berdasarkan tempat kejadian atau lahan sawah atau dari dasar sungai.
aktivitasnya juga dapat dibedakan Pembagian jenis banjir yang
menjadi: dikemukakan oleh DePue (2010) terdiri
1. Meluapnya air sungai. Meluapnya air dari: 1) Riverine flooding (banjir sungai),
sungai dapat disebabkan oleh curah 2) Flash flooding (banjir bandang), 3)
hujan yang tinggi, selain itu juga Structural Failure or Overtopping floods
disebabkan oleh terbentuknya (banjir limpasan atau kegagalan
endapan pada sungai sehingga daya struktural), 4) Urban drainage flooding
tamping sungai menjadi berkurang. (banjir drainase perkotaan), 5) modflows
2. Banjir yang terjadi di muara sungai (banjir lumpur, dan 6) Coastal flooding
disebabkan oleh penggabungan arus and erosion (banjir pesisir dan erosi).
laut pasang yang diakibatkan oleh Kawasan-kawasan yang berpotensi
hantaman angin badai. tinggi mengalami bencana banjir
3. Jebolnya bendungan atau dam menurut Sukandarrumidi (2010)

54 JURNAL KEPEMIMPINAN DAN PENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 4 No. 1, Maret 2019 (Page 53-60)
dikaterorikan menjadi empat daerah , permukaan laut, dan pola kepusaran di
yaitu: 1) daerah pantai, merupakan atas wilayah Sumatera Barat dan
dataran rendah yang elevasi permukaan sekitarnya memberikan pengaruh yang
tanahnya lebih rendah atau sama dengan besar dalam pembentukan sistem cuaca
elevasi air laut pasang rata-rata dan di Sumatera Barat.
biasanya mempunyai permasalahan Pemerintah membutuhkan
penyumbatan muara, 2) daerah dataran masyarakat yang memiliki pengetahuan
banjir, yaitu daerah di kanan-kiri sungai dan kesiapsiagaan bencana untuk
yang muka tanahnya sangat landai dan mengurangai reiko dari dampak bencana
relatif datar dan merupakan wilayah yang terjadi (Matsuka dan Okada dalam
yang sangat berbahaya karena memiliki Dodon, 2013). Oleh karena itu,
potensi terkena bencana banjir yang penanganan bencana tidak hanya
sangat besar, 3) daerah sempedan sungai, ditekankan pada aspek tanggap darurat
yaitu kawasan rawan banjir akan tetapi tetapi juga pada mitigasi bencana.
sering dimanfaatkan sebagai tempat Mitigasi bencana yang efektif harus
hunian dan kegiatan usaha, dan 4) daerah memiliki tiga unsur utama, yaitu: 1)
cekungan, yaitu daerah yang relatif penilaian bahaya, untuk mengidentifikasi
cukup luas baik di dataran rendah populasi dan asset yang terancam, serta
maupun dataran tinggi, penataan tingkat ancaman, 2) peringatan, untuk
kawasan dan sistem drainase yang memberi penringatan kepada masyarakat
kurang memadai dapat menyebabkan tentang bencana yang akan mengancam;
banjir. 3) persiapan, membutuhkan pengetahuan
Bencana banjir mengakibatkan tentang daerah yang kemungkinan
berbagai kerugian diantaranya: 1) terkena dampak dan pengetahuan
tergenangnya daerah pemukiman, 2) tentang sistem peringatan untuk
hanyut dan rusaknya bangunan yang mengetahui kapan harus melakukan
diterjang banjir, 3) mmenimbulkan evaluasi dan kapan saatnya kembali
terjadinya bencana alam yang lain, ketika situasi telah aman (Hermon,
seperti tanah longsor, 4) rusaknya daerah 2012:26-27).
pertanian dan perkebunan, dan 5) Dalam platform nasional
menimbulkan berbagai penyakit. Oleh pengurangan resiko bencana (PRB)
karena banjir merupakan bencana alam dinyatakan bahwa penanganan dan
yang dampak kerugiannya cukup besar pengurangan resiko bencana dapat
dan sering terjadi di wilayah Sumatera dilakukan melalui peningkatan kesiapan
Barat, maka diperlukan upaya mitigasi kelembagaan dan masyarakat dalam
sebagai bentuk pengurangan resiko mengahadapi dan menanggulangi
bencana dan menumbuhkan sikap siaga bencana (Astuti dan Sudaryono, 2010).
bencana. Upaya ini dapat dilakukan dengan
Menurut Peraturan Daerah menggunakan sekolah sebagai wadah
Propinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun penanaman pengetahuan bencana.
2007 tentang Penanggulangan Bencana Sekolah merupakn wahana efektif dalam
menyatakan bahwa Sumatera Barat memberikan efek untuk menyebarkan
merupakan daerah rawan bencana alam, informasi, pengetahuan, dan
salah satunya adalah bencana banjir. keterampilan kepada masyarakat
Sumatera Barat memiliki daerah yang setempat (Konsorsium Pendidikan
berhadapan langsung dengan Samudera Bencana Indonesia dalam Sasikome,
Hindia. Menurut Nuryadi (2010), pola 2015).
hujan di wilayah perairan, pola suhu

JURNAL KEPEMIMPINAN DAN PENGURUSAN SEKOLAH 55


Vol. 4 No. 1, Maret 2019 (Page 53-60)
Salah satu upaya mitigasi bencana Informasi yang akan diperoleh melalui
yang dilakukan di sekolah adalah dengan penelitian ini adalah informasi kejadian
mengintegrasikan konsep bencana banjir banjir di wilayah Sumatera Barat serta
dalam pembelajaran geografi. Hal ini jenis banjir yang terjadi di wilayah
bertujuan untuk menanamkan tersebut. Adapun jenis data yang
pengetahuan mengenai bencana banjir digunakan dalam penelitian ini adalah
dan mitigasinya. Yuliawati dalam Daud data hasil wawancara dan data sekunder
(2014) menyatakan bahwa siswa yang yang diperoleh dari beberapa sumber.
memperoleh pendidikan siaga bencana Instrumen yang digunakan dalam
memiliki persepsi realistik terhadap penelitian ini adalah hasil wawancara
kemungkian terjadinya bahaya dan dapat dan data dari BPBD Sumbar. Sedangkan
menjadi pemberi informasi kebencanaan teknik analisis data yang digunakan
di rumahnya. Dengan demikian, adalah menggunakan analisis deskriptif
Penanaman pengetahuan dan mengenai data wilayah berpotensi
pemahaman banjir diharapkan dapat bencana banjir dan jenis banjir yang
meningkatkan sikap siaga bencana terjadi di wilayah Sumatera Barat. Data
peserta didik dalam menghadapi dan yang diperoleh akan dijabarkan
menangani bencana banjir. menggunakan grafik.
Berdasarkan uraian yang telah
dijelaskan, maka untuk mengefektifkan HASIL PENELITIAN
penanaman pengetahuan bencana pada
peserta didik, maka perlu dipilih sekolah Data sekunder yag diperoleh dari
yang berlokasi di wilayah yang rawan BNPB menunjukkan bahwa wilayah
bencana banjir. Hal ini bertujuan agar Sumatera Barat merupakan daerah
penanaman pengetahuan mengenai dengan potensi bencana banjir yang
bencana banjir yang diberikan lebih berada pada kategori tinggi hingga
efektif.. Untuk itu diperlukan informasi- rendah.
informasi yang terkait dengan kejadian Data yang diperoleh dari BNPB
bencana banjir di wilayah Sumatera memberikan gambaran mengenai data
Barat. Informasi ini nantinya akan kejadian banjir di Sumatera Barat
diperlukan untuk menentukan lokasi Periode Januari-Desember 2018
sekolah yang akan dipilih untuk diperlihatkan oleh tabel 1.
melaksanakn pembelajaran geografi Tabel 1. Data Kejadian Bencana
yang diintegrasikan dengan bencana Sumatera Barat Tahun 2018
alam. Tujuan penelitian ini adalah: 1)
Jumlah
menentukan wilayah Sumatera Barat No Daerah
Kejadian
yang memiliki potensi kejadian bencana
banjir lebih besar, dan 2) menentukan 1 Kab. Padang Pariaman 5
jenis banjir yang sering terjadi di 2 Kab. 50 Kota 5
wilayah Sumatera Barat. 3 Kab. Agam 5
4 Kab. Sijunjung 5
METODE PENELITIAN 5 Kab. Pasaman 4
6 Kab. Mentawai 4
Jenis penelitian yang dilakukan 7 Kota Solok 3
adalah penelitian deskriptif. Penelitian 8 Kota Bukit Tinggi 3
ini bertujuan untuk menyajikan 9 Kab. Solok 2
gambaran lengkap mengenai kejadian 10 Kab. Pasaman Barat 2
banjir di wilayah Sumatera Barat. 11 Kota Padang 2

56 JURNAL KEPEMIMPINAN DAN PENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 4 No. 1, Maret 2019 (Page 53-60)
12 Kab. Pesisir Selatan 2 Data sekunder yang diperoleh dari
13 Kab. Dharmasraya 1 BPBD Sumbar menunjukkan bahwa
14 Kab. Solok Selatan 1 hampir semua daerah di Sumatera Barat
15 Kab.Tanah Datar 1 berpotensi mengalami bencana banjir.
Rekap data bencana banjir pada periode
Sumber: BNPB 2018 Januari-Juni 2018 di daerah Sumatera
Barat menunjukkan bahwa hanya 6
Berdasarkan tabel 1 diatas, daerah yang tidak mengalami bencana
terdapat lima kejadian bencana banjir di banjir selama periode tersebut, yaitu
Kabupaten Padang Pariaman, lima Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten
kejadian bencana banjir di Kabupaten 50 Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kota
Kota, lima kejadian bencana banjir di Payakumbuh, Kota Sawah Lunto, Kota
Kabupaten Agam, lima kejadian bencana Pariaman. Rekap Data Daerah Rawan
banjir di Kabupaten Sijunjung, empat Bencana Tahun 2018 periode Januari-
kejadian bencana banjir di Kabupaten Juni 2018 ditunjukkan oleh Gambar 2.
Pasaman, empat kejadian bencana banjir
di Kabupaten Kepulauan Mentawai, tiga Kejadian
kejadian bencana banjir di Kota Solok, 10
tiga kejadian bencana banjir di Kota 8
Bukit Tinggi, dua kejadian di Kabupaten
6
Solok, dua kejadian di Kabupaten
4
Pasaman Barat, dua kejadian bencana
banjir di Kota Padang, dua kejadian 2
bencana banjir di Kabupaten Pesisir 0 Daerah
Selatan, satu kejadian bencana banjir di 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kabupaten Dharmasraya, satu kejadian


bencana banjir bencana banjir di Gambar 2. Data Rekap Daerah Rawan
Kabupaten Solok Selatan, satu kejadian Bencana Banjir Sumatera Barat
bencana banjir di Kabupaten Tanah
Datar. Keterangan Gambar:
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 1.
1 : Kabupaten Agam
2 : Kabupaten Dharmasraya
Kejadian
3 : Kabupaten Kepulauan Mentawai
5
4 : Kabupaten Lima Puluh Kota
4
5 : Kabupaten Padang Pariaman
3
6 : Kabupaten Pasaman
2
7 : Kabupaten Pasaman Barat
1 8 : Kabupaten Sijunjung
0 Daerah 9 : Kabupaten Solok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
10 : Kabupaten Solok Selatan
11 : Kota Bukittinggi
Gambar 1. Data Kejadian Banjir di 12 : Kota Padang
Sumatera Barat Periode Januari- 13 : Kota Pariaman
Desember 2018.

JURNAL KEPEMIMPINAN DAN PENGURUSAN SEKOLAH 57


Vol. 4 No. 1, Maret 2019 (Page 53-60)
Berdasarkan hasil wawancara 2012) menyatakan bencana banjir yang
dengan staf BPBD Sumbar, maka melanda hampir diseluruh tempat di
diperoleh bahwa jenis banjir yang sering Indonesia disebabkan oleh faktor yaitu
terjadi di wilayah Sumatera Barat adalah faktor hujan, faktor hancurnya retensi
banjir sungai, banjir bandang, dan banjir DAS, faktor kesalahan perencanaan
drainase perkotaan. pembangunan alur sungai, faktor
pendangkalan sungai dan faktor
PEMBAHASAN kesalahan tata wilayah dan pembagunan
sarana dan prasarana.
Berdasarkan hasil wawancara dan Berdasarkan faktor-faktor yang
studi kepustakaan, maka ditemukan telah dijelaskan, maka jenis-jenis banjir
adanya kecocokan antara hasil penelitian yang sering terjadi di wilayah Sumatera
dengan kajian teori. Bencana banjir di Barat adalah banjir sungai disebabkan
yang terjadi di Sumatera Barat tahun oleh meluapnya air sungai akibat
2018 tersebar dibeberapa wilayah. menurunnya daya tampung sungai,
Sesuai dengan data Badan Nasional banjir bandang, dan banjir akibat
Penanggulangan Bencana (2018) permasalahan drainase dan DAS. Hal ini
menayatakan daerah dengan kejadian sejalan dengan pendapat Haryani, N. S.
bencana banjir yang paling banyak dkk (2012) menyatakan faktor penyebab
terdapat di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten banjir diantaranya curah hujan yang
Padang Pariaman, Kabupaten 50 Kota, tinggi, pasang air laut dan kemampuan
Kabupaten Agam, Kabupaten Sijunjung. alir sungai/saluran rendah serta adanya
Kejadian banjir di diwilayah hambatan-hambatan aliran pada saluran.
tersebut sangat bergantung pada curah Potensi bencana banjir yang
hujan, morfologi wilayah yang berupa besar di Sumatera Barat akan
dataran rendah dan kuallitas sistem memberikan dampak atau kerugian yang
DAS. Sejalan dengan pendapat besar juga, untuk itu perlu dilakukan
Sasikome (2015) faktor yang paling mitigasi bencana. Teknik mitigasi perlu
mempengaruhi terjadinya banjir adalah dilakukan dalam pembelajaran
curah hujan yang tinggi di bulan tertentu disekolah. Pelaksanaan pembelajaran
dan kondisi morfologi wilayah berupa geografi berorientasi bencana alam
dataran rendah. banjir paling sesuai diterapkan di 4
Sebagaimana yang diketahui daerah Kabupaten tersebut. Selain untuk
potensi banjir ini terutama terjadi di memberikan pemahaman kepada siswa
daerah padat penduduk atau kota karena juga dapat menumbuhkan sikap peduli
beberapa wilayah padat permukiman dan lingkungan seperti menjaga lingkungan
perkotaan memiliki sistem drainase dan dari sampah. Hal ini sejalan dengan
tata ruang yang kurang memadai. Oleh pendapat Hasanah, I., & Wahyuni, S.
karena itu, wilayah sering mengalami (2016) menyatakan salah satu cara untuk
banjir. Selain itu, di wilayah Sumatera menyampaikan tentang mitigasi
Barat juga pernah terjadi banjir bandang bencana yaitu melalui pembelajaran
dan banjir akibat meluapnya air sungai. dalam pendidikan sehingga dapat
Banjir di Sumatera Barat dapat meningkatkan rasa tertarik siswa agar
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti senang dan aktif dalam belajar.
faktor hujan, drainase atau DAS,
perencanaan pembangunan alur sungai,
dan faktor pendangkalan sungai. Hal ini
sesuai diperkuat pendapat (Hermon,

58 JURNAL KEPEMIMPINAN DAN PENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 4 No. 1, Maret 2019 (Page 53-60)
SIMPULAN Negeri 5 Banda Aceh: Jurnal Ilmu
Kebencanaan (JIKA). Vol. 1, No.
1. Daerah yang berpotensi rawan 1.
bencana banjir di Sumatera Barat
adalah daerah yang sistem drainase Dodon. 2013. Indikator dan Perilaku
dan daerah resapan airnya terganggu, Kesiapsiagaan Masyarakat di
hal ini sering terjadi di wilayah Pemukiman Padat Penduduk
perkotaan. Selain itu, daerah yang dalam Antisipasi Berbagai Fase
sering dilanda bencana banjir adalah Bencana Banjir: Jurnal
daerah-daerah disekitar dataran banjir Perencanaan Wilayah dan Kota.
atau anak sungai. Wilayah yang Vol. 24, No. 2, Hal 125-140.
berpotensi lebih besar mengalami
bencana banjir adalah Kabupaten Haryani, N. S., Zubaidah, A., Dirgahayu,
Padang Pariaman, Kabupaten 50 D., Yulianto, H. F., & Pasaribu, J.
Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten 2012. Model Bahaya Banjir
Sijunjung. Menggunakan Data Penginderaan
2. Jenis banjir yang sering terjadi di Jauh Di Kabupaten Sampang
wilayah Sumatera Barat adalah banjir (Flood Hazard Model Using
sungai, banjir bandang, dan banjir Remote Sensing Data In Sampang
drainase perkotaan. District). Jurnal Penginderaan
Jauh dan Pengolahan Data Citra
UCAPAN TERIMAKASIH Digital, 9(1).

Penulis mengucapkan terima kasih Hasanah, I., & Wahyuni, S. 2016.


kepada pihak-pihak yang berkontribusi Pengembangan Modul Mitigasi
dalam penyelesaian tulisan ini. Penulis Bencana berbasis Potensi Lokal
mengucapkan terima kasih kepada staf yang terintegrasi dalam pelajaran
BPBD Sumbar yang telah memberikan IPA di SMP. Jurnal Pembelajaran
keterangan dan data-data mengenai Fisika, 5(3), 226-234.
fenomena banjir di wilayah Sumatera
Barat. Hermon. 2012. Mitigasi Bencana
Hidrometrologi. Padang: UNP
REFERENSI Press.

Astuti, Siti Irene dan Sudaryomo. 2010. Indarto. 2010. Hidrologi Dasar Teori
Peran Sekolah dalam Pembelajaran dan Contoh Aplikasi Model
Mitigasi Bencana: Jurnal Dialog Hidrologi. Jakarta:Bumi Aksara.
Penanggulangan Bencana Vol. 1,
No. 1. Kemendikbud. 2016. Silabus Mata
Pelajaran Geografi. Jakarta:
BNPB. 2018. Data Bencana. Permendikbud..
dibi.bnpb.go.id, diunduh pada
Januari 2019. Mardikaningsih, S. M. 2017. Studi
Kerentanan dan Arahan Mitigasi
Daud, Ramli. 2014. Penerapan Pelatihan Bencana Banjir di Kecamatan
Siaga Bencana dalam Puring Kabupaten Kebumen
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, Tahun 2016. Doctoral dissertation,
dan Tindakan Komunitas SMA Universitas Sebelas Maret.

JURNAL KEPEMIMPINAN DAN PENGURUSAN SEKOLAH 59


Vol. 4 No. 1, Maret 2019 (Page 53-60)
Sukandarrumidi. 2010. Bencana Alam
Sasikome, Jacklin Rifka. 2015. Pengaruh dan Bencana Anturopogene.
Penyuluhan Bencana Banjir Yogyakarta: Kanisius.
terhadap Kesiapsiagaan Siswa
SMP Katolik Soegiyo Pranoto Sutikno. 2008. Geografi, dan
Manado Menghadapi Banjir: Kompetensinya dalam Kajian
ejournal keperawatan (e-Kp). Vol. Geografi Fisik. “Materi Sarasehan
3, No 2. Keilmuan Geografi”. Yogyakarta:
UGM.
Supriyono, Primus. 2014. Bencana
Banjir. Yogyakarta: ANDI Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.

60 JURNAL KEPEMIMPINAN DAN PENGURUSAN SEKOLAH


Vol. 4 No. 1, Maret 2019 (Page 53-60)

Anda mungkin juga menyukai