Hipertensi
I. Latar belakang
Hipertensi merupakan penyakit paling sering dijumpai di
setiap negara. Penderita hipertensi semakin meningkat
sejalan dengan pertambahan usia. Sehingga banyak lansia yang
menderita hipertensi. Dengan meningkatnya jumlah penderita
hipertensi perlu mengetahui berbagai komplikasi hipertensi,
manajemen hipertensi dan pola hidup yang dapat meminimalkan
komplikasi.
II. Tujuan
A. Umum : Setelah dilakukan penyuluhan, lansia dapat mengetahui
tentang hipertensi di usia tua dan manajemen hipertensi.
B. Khusus :
1. Mengerti pengertian hipertensi
2. Mengetahui range normal tekanan darah pada lansia
3. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi karena
hipertensi
4. Mengetahui manajemen hipertensi
f. Susunan acara
1.Definisi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan darah > 140/90
mmHg yang didapatkan dari dua kali pengukuran pada posisi duduk.
2.Tingkatan Hipertensi
Penggolongan hipertensi berdasarkan usia menurut WHO :
1. Usia 20 – 29 tahun : 150/90 mmHg
2. Usia 30 – 64 tahun : 160/95 mmHg
3. Usia ≥ 65 tahun : 170/95 mmHg
Klasifikasi hipertensi untuk dewasa (U.S. Department Of Health And
Human Services, 2003)
a. Usia lebih dari 55 tahun pada pria dan lebih dari 65 tahun pada
wanita
b. Faktor Keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya,
didapatkan riwayat hipertensi didalam keluarga. Dugaan ini
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam
terjadinya hipertensi.
c. stres
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui
aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan
darah secara bertahap. Stres yang berkepanjangan dapat
berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara
pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang
diberikan pemaparan terhadap stres ternyata membuat binatang
tersebut menjadi hipertensi. Stres dapat meningkatkan tekanan
darah. Peningkatan tekanan darah sesaat dan peningkatan
insidensi hipertensi dijumpai pada populasi yang hidup pada
lingkungan penuh ketegangan yang terus-menerus. Populasi yang
hidup dalam populasi yang bising dibuktikan mempunyai
insidensi hipertensi yang tinggi (Bakri & Ariadnyana, 1991).
d. kegemukan (obesitas)
Diperkirakan faktor utama hubungan antara obesitas dan
hipertensi adalah diet, aktivitas sistem saraf simpatetik, dan
resistensi insulin atau hiperinsulinemia, diet tinggi kalori
secara langsung atau melalui hiperinsulinemia vasokonstriksi,
peningkatan cardiac output dan reabsorbsi natrium di ginjal.
Selain itu dapat diterangkan pula bahwa pada individu obese
jumlah darah yang beredar akan meningkat, cardiac output akan
naik, sehingga tekanan darah akan naik. Banyak penelitian
menunjukkan penurunan berat badan akan mengakibatkan
menurunnya tekanan darah pada pasien-pasien hipertensi.
e. kurang olah raga juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi
yang tidak diketahui penyebabnya. Tidak banyak melakukan
aktivitas/latihan dapat meningkatkan berat badan, yang mana
dapat meningkatkan tekanan darah.
f. Merokok
Merokok meningkatkan resiko untuk terjadinya hipertensi.
Merokok meningkatkan tekanan darah melalui mekanisme pelepasan
Norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang dipacu
oleh nikotin (Kaplan, 1988).
Risiko merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap per
hari, tidak tergantung pada lamanya merokok. Seseorang yang
merokok lebih dari satu pak per hari memiliki kerentanan dua
kali lebih besar daripada yang tidak merokok (Price, 1988).
Merokok dua batang dapat meningkatkan tekanan darah 10/8 mmHg
selama 15 menit. Kebiasaan merokok 1 ½ - 2 bungkus akan
meningkatkan tekanan darah selam 7-10 jam sehari (Bakri,
Ariadnyana, 1991).
g. Alkohol
Alkohol adalah sejenis bahan kimia yang apabila masuk ke dalam
tubuh akan memberi dampak yang buruk secara menyeluruh. Alkohol
pada saat memasuki saluran darah akan menyebabkan pembuluh
darah mengembang dan melebar. Dari penelitian telah diketahui
bahwa meminum alkohol rata-rata 0,06 L/hari dapat menaikkan
tekanan darah diastolik sebesar 2 mmHg (Siauw, 1994).
h. Ras atau budaya
Ras Afrika Amerika cenderung untuk berkembang menderita tekanan
darah tinggi daripada ras putih.
i. Diabetes mellitus
Sekitar 60% penderita diabetes mellitus juga mempunyai tekanan
darah tinggi. Hipertensi merupakan komplikasi penyakit diabetes
militus khususnya pada penderita diabetik nefropati.
Progresivitas diabetik nefropati meningkat sehubungan dengan
peningkatan tekanan darah pada penderita diabetes mellitus
(Zoebir, 1994).
6.Pencegahan Hipertensi
Hipertensi banyak dipengaruhi oleh gaya hidup. Gaya hidup adalah
faktor resiko hipertensi yang bisa diatur. Selain sebagai terapi
pengobatan bagi penderita hipertensi, gaya hidup sehat juga mampu
mencegah timbulnya hipertensi. Berikut ini adalah modifikasi gaya
hidup yang dapat diterapakan untuk meminimalkan terjadinya
hipertensi:
a. Penurunan berat badan
Pelihara berat badan normal (IMT 18,5-24,9). Kira-kira
penurunan tekanan darah 5-20 mmHg/10 kg penurunan BB
b. Diet rendah natrium
Mengurangi natrium (garam), tidak lebih dari 2400mg per hari.
Kira-kira penurunan tekanan darah 2-8 mmHg
c. Aktivitas fisik
Aktivitas reguler (aerobik), seperti jalan kaki 30 menit/hari,
beberapa minggu. Kira-kira penurunan tekanan darah 4-9 mmHg
d. Mengurangi atau berhenti minum alcohol
Batasi minum alkohaol tidak lebih dari 2 gelas/hari untuk pria
dan 1 gelas/haro untuk wanita. Kira-kira penurunan tekanan
darah 2-4 mmHg