Anda di halaman 1dari 96

RENCANA STRATEGIS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


TAHUN 2019-2024

DINAS KESEHATAN KAB. GARUT


Jl. Proklamasi No. 7 Telp. (0262) 242373-232670
GARUT 44151
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT, karena atas karunia, taufik dan
hidayah-Nya Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dapat menyusun Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2019-2024.

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2019-2024 merupakan acuan


pelaksanaan program dan kegiatan, tolak ukur Penilaian Kinerja Pembangunan
Kesehatan dan sebagai acuan dalam Penyusunan Rencana Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut Kabupaten Garut Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2024. Renstra
ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar, sehingga dapat berlangsung
secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya
guna mewujudkan Visi Kabupaten Garut “ Garut yang bertaqwa, maju dan sejahtera”

Kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Renstra ini kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya atas dedikasi dan kerja kerasnya. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan
petunjuk dan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan Kabupaten Garut. Aamiin.

Garut, Agustus 2019

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut

dr. H. Maskut Farid, MM


Pembina Utama Muda
NIP. 19670625 199803 1 004

ii
DAFTAR ISI

hal
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................. v
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
2.1. Latar Belakang ............................................................................................1
2.2. Landasan Hukum .........................................................................................2
2.3. Maksud dan Tujuan ......................................................................................4
2.4. Sistematika Penulisan ...................................................................................5
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT ...........................7
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ...........................................................7
2.1. KEPALA DINAS ............................................................................................9
2.2. SEKRETARIAT .............................................................................................9
2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Garut........................................... 10
2.2.1. Sumber Daya Manusia ..................................................................... 10
2.2.2. Sarana Kesehatan............................................................................ 11
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Garut..................................................... 13
2.3.1. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan ............. 13
2.3.2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kesehatan .................................. 21
2.3.3. Indikator Kinerja Utama ................................................................... 22
2.3.4. Indikator Kinerja Dinas Kesehatan yang Mengacu Pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD ............................................................................... 27
2.3.5. Anggaran dan Realisasi Keuangan ..................................................... 33
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS .............................................................. 37
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut ........................................................................ 37
3.1.1. Lingkungan Internal......................................................................... 37
3.1.2. Lingkungan Eksternal ....................................................................... 37
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Garut Tahun
2019-2024 ................................................................................................ 38
3.3. Telaahan Rencana Strategis Kementrian Republik Indonesia dan Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat .............................................. 43
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 48
3.5. Isu Strategis .............................................................................................. 50
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN .................................................................................... 52
4.1. Tujuan ...................................................................................................... 52
4.2. Sasaran .................................................................................................... 53
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ...................................................................... 57
5.1. Strategi ..................................................................................................... 57
5.2. Kebijakan .................................................................................................. 58
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN ................................... 61
6.1. Rencana Program dan Kegiatan ................................................................... 61
6.2. Sumber Dana ............................................................................................ 62

iii
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN KABUPATEN GARUT TAHUN
2020-2024..................................................................................................... 81
BAB VIII PENUTUP ..................................................................................................... 89

iv
DAFTAR TABEL

Hal :
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan Menurut Unit Kerja Di 11
Kabupaten Garut Tahun 2018

Tabel 2.2 Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Garut Tahun 2013 – 2018 12

Tabel 2.3 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten 13


Garut Tahun 2013-2017

Tabel 2.4 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2018 18

Tabel 2.5 Rincian Indikator Kinerja Kunci (IKK) Tahun 2018 22

Tabel 2.6 Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015-2019 23

Tabel 2.7 Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD 27

Tabel 2.8 Kasus Kematian Ibu Melahirkan Tahun 2013-2018 28

Tabel 2.9 Kasus Kematian Bayi Tahun 2013-2018 29

Tabel 2.10 Anggaran dan Realisasi Anggaran 34

Tabel 3.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Garut 41
yang Terkait Bidang Kesehatan

Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong yang Mempengaruhi Pencapaian 42


Sasaran, Program Kepala Daerah

Tabel 3.3 Telaahan Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019 44

Tabel 3.4 Telahan Renstra Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 46

Tabel 4.1 Indikator Tujuan Rencana Strategis Dinas Kesehatan 53

v
Tabel 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan 56

Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Kesehatan 60
Kabupaten Garut

Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Dinas Kesehatan 63


Kabupaten Garut Tahun 2019-2024

Tabel 7.1 Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Mengacu pada Tujuan dan Sasaran 81
RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2019-2024
Tabel 7.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja 82
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Garut Tahun 2020-
2024

vi
DAFTAR GRAFIK

Hal :
Grafik 2.1 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2018 28

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode
sebelumnya.

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra).
Rencana strategis mempunyai fungsi yaitu menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, menjamin terciptanya
integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar program dan kegiatan serta menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara transparan, efisien, efektif berkeadilan
dan berkelanjutan. Seperti dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004,
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa
setiap instansi pemerintahan perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2019–2024 didasarkan pada


Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.

Renstra Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif


memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan. Penyusunan
Renstra Dinas Kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan: teknokratik, politik,
partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas (bottom-up). Selain itu,

1
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Garut dalam mewujudkan Visi Misi Kabupaten Garut 2020-2024.

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut 2020-2024 berpedoman dari RPJMD


Kabupaten Garut 2020-2024 dan juga mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-
2023 dan memperhatikan RPJMN dan Renstra K/L. RPJMD Kabupaten Garut 2020-2024
akan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Daerah (RKPD). RKPD juga digunakan
sebagai pedoman penyusunan RAPBD Kabupaten Garut. Penyusunan Rencana Kerja
(Renja) Dinas Kesehatan berpedoman pada Renstra Dinas dan mengacu pada RKPD.

1.2. Landasan Hukum

1. Undang-undang No.14 tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Kabupaten dalam


lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang


bersih dan berwibawa;

3. Undang-undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


tanggungjawab keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4421);

5. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara


pemerintah daerah dan Pusat

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

2
Republik Indonesia Nomor 5587); Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;

10. Peraturan Pemerintah RI No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi;

11. Peraturan Pemerintah RI No.104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan;

12. Peraturan Pemerintah RI No.105 Tahun 2000 tentang Pengelola dan


Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

13. Peraturan Pemerintah RI No.106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan


pertanggungjawaban keuangan dalam pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan;

14. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi perangkat
daerah (Lembaran Negara tahun 2003 nomor 165);

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 741);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 6 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
peraturan daerah No. 27 Tahun 2000 tentang pembentukan organisasi perangkat
daerah dan sekretariat DPRD Kabupaten Garut (Lembaran daerah Tahun 2002
No.14);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 7 Tahun 2004 tentang Pembentukan
organisasi sekretariat Daerah dan sekretariat DPRD Kabupaten Garut (Lembaran
Daerah Kabupaten Garut Tahun 2004 No. 23);

3
19. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 8 Tahun 2004 tentang Pembentukan
organisasi dinas daerah (Lembaran daerah Kabupaten Garut tahun 2004 No.24);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 9 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Organisasi lembaga teknis daerah (Lembaran daerah Kabupaten Garut tahun 2004
No. 25);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No.10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Dinas dan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Garut Tahun 2004 No. 26);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 7 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Pembangunan daerah (Lembaga Daerah Kabupaten Garut
tahun 2005 No. 15);

23. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kesehatan


Daerah;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor : 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Garut;

25. Peraturan Bupati Garut Nomor 27 tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut

1.3. Maksud dan Tujuan

Rencana strategis Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan untuk jangka


waktu lima lahun ke depan, dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi
acuan bagi sebuah komponen dinas kesehatan dalam mewujudkan visi dan misi
Pemerintah Daerah, sehingga seluruh daya dan upaya yang dilakukan oleh masing–
masing komponen organisasi dapat berlangsung dalam suatu proses yang sinergis,
integralistis, koordinatif dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola
sikap dan tindak yang sama.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Garut diharapkan dapat memberikan


kejelasan arah dan sasaran Pembangunan Kesehatan Kabupaten Garut dalam upaya
mendukung visi Kabupaten Garut 2020-2024. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2020-2024 adalah :

4
a. Menjabarkan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut ke dalam program
dan kegiatan dalam kurun waktu lima tahun selaras dengan RPJMD Kabupaten Garut;
b. Sebagai acuan / pedoman bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam menyusun
Rencana Kerja (Renja) pembangunan daerah tahunan sehingga perencanaan lebih
terarah;
c. Sebagai media akuntabilitas dalam menciptakan tata pemerintah yang baik, agar
terjamin sinergitas, sinkronisasi dan integrasi Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Garut Kabupaten Tahun 2020-2024 dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut Tahun 2019 - 2024.

1.4. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang latar belakang penyusunan Renstra, maksud dan
tujuan penyusunan, kaitan rensta dengan rencana pembangunan
pemerintah daerah dan metode penyusunan, landasan hukum, dan
sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Menggambarkan Struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, serta kondisi
organisasi.
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
Menjelaskan kondisi umum daerah dan isu-isu strategis yang akan dihadapi
berdasarkan evaluasi, analisis dan prediksi terhadap pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam periode 2019-
2023. Berisi uraian ringkas tentang situasi kesehatan masyarakat dan
potensi sumber daya kesehatan masyarakat di Kabupaten Garut, serta
analisis SWOT lingkungan strategis dari perspektif organisasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut yang meliputi Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Tantangan.
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
Memuat Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah serta
Hubungan Tujuan dan Sasaran Perangkat daerah dengan Tujuan dan
Sasaran RPJMD Kabupaten Garut 2020-2024.

5
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Menjelaskan strategi dan arah kebijakan dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang telah direncanakan,
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Memuat rencana program dan kegiatan serta sumber dan besaran
pendanaan yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
yang telah ditentukan,
BAB VII PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Menjelaskan indikator kinerja dari tujuan dan sasaran yang harus dicapai
sebagai bahan penilaian kinerja Perangkat Daerah,
BAB VIII PENUTUP

6
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi


Dinas Kesehatan Kabupaten Garut merupakan salah satu Dinas Daerah yang
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang kesehatan sebagaimana
tercantum pada Peraturan Bupati Garut Nomor 27 Tahun 2016 Tentang Kedudukan
dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut.

Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Tahun 2017 sesuai dengan Peraturan Bupati
Garut Nomor : 49 Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut, adalah sebagai berikut :
a. Tugas Pokok SKPD
Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
Kabupaten.
b. Fungsi SKPD
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :
1) Perumusan Kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
2) Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
4) Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 27 Tahun 2016 tentang


Tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut,
struktur organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangandan Barang Milik Derah;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan:
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;

7
2. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga; dan
3. Seksi Promosi Kesehatan dan Pembardayaan Masyarakat
d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahkan:
1. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa.
e. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan:
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan
3. Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan
f. Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahkan:
1. Seksi Kefarmasian;
2. Seksi Alat Kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Obat Publik;
dan
3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
g. Unit Pelaksana Teknis; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional

Adapun dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan,


Dinas Kesehatan Kabupaten Garut memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

8
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KABUPATEN
GARUT
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT NOMOR 27 TAHUN 2016

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN SUBBAGIAN
UMUM DAN SUBBAGIAN
KEUANGAN DAN
KEPEGAWAIAN PERENCANAAN,
BARANG MILIK
EVALUASI DAN
NEGARA
PELAPORAN

BIDANG BIDANG
BIDANG
BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PELAYANAN KESEHATAN SUMBER DAYA KESEHATAN
KESEHATAN MASYARAKAT PENGENDALIAN PENYAKIT

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SEKSI SEKSI
SEKSI
PELAYANAN KESEHATAN PROMOSI KESEHATAN DAN SEKSI
KEFARMASIAN PEMBERDAYAANMASYARAKAT
PRIMER

SURVEILANS DAN IMUNISASI

SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI PENCEGAHAN DAN
PELAYANAN KESEHATAN ALAT KESEHATAN PERBEKALAN KESEHATAN LINGKUNGAN, PENGENDALIAN PENYAKIT
KESEHATAN KERJA DAN OLAH MENULAR
RUJUKAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
RAGA
DAN OBAT PUBLIK

SEKSI SEKSI
MUTU PELAYANAN KESEHATAN SEKSI SEKSI PENCEGAHAN DAN
SUMBER DAYA KESEHATAN KESEHATAN KELUARGA DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
MANUSIA GIZI TDAK MENULAR DAN
KESEHATAN JIWA

B U P A T I G A R U T,
KETERANGAN :
=GARIS KOMANDO/PEMBINAAN
UPT
ttd
=GARISKOORDINASI

RUDY GUNAWAN

9
2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
2.2.1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) merupakan salah satu sub sistem
dalam sistem kesehatan nasional yang mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya dan
pelayanan kesehatan. Upaya dan pelayanan kesehatan harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang profesional dan berkualitas serta dapat
terpenuhi secara kuantitas. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Selain Sumber Daya Manusia (SDM), dana,
sarana dan prasarana serta teknologi yang memadai merupakan faktor
pendukung untuk membangun derajat kesehatan.

Tahun 2018 Kabupaten Garut memiliki tenaga kesehatan sebanyak 4.394


orang yang tersebar di enam puluh tujuh (67) UPT Puskesmas dan
Labkesda, serta di RSUD Dr. Slamet Garut, RS Guntur, RSUD
pameungpeuk, RS Nurhayati, RS Anisa Queen dan RS Intan Husada.
Tenaga non kesehatan sebanyak 1.125 orang. Data ketenagaan yang
belum dimiliki diantaranya tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik, Rumah
Bersalin, Praktik Dokter Mandiri dan Praktik Bidan Mandiri.

10
Tabel 2.1
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan Menurut Unit Kerja
Di Kabupaten Garut Tahun 2018

TENAGA KESEHATAN

Kesmas
Bidan

Kefarmasian

Non Kesehatan
Gizi
Medis

Teknis Medis
Perawat

Sanitarian
Fisioterapis

Jumlah
NO UNIT KERJA

1. Dinas Kesehatan 5 17 2 8 4 0 11 22 4 37 110

2. Puskesmas 106 875 1036 51 20 81 32 41 34 444 2720

3. RSUD dr. Slamet 1020


47 586 43 31 8 23 3 8 3 268

4. 186
RSUD Pameungpeuk 10 85 74 3 3 2 1 2 2 4

5. RS Guntur 404
30 162 17 17 3 19 0 3 5 148

6. RS Nurhayati 163
22 49 17 11 7 21 1 4 1 30

7. RS Anisa Queen 84
12 28 8 7 0 13 1 2 0 13

8. RS Intan Husada 279


29 108 10 17 0 17 1 0 1 96

Jumlah Kab. Garut 1910 1207 145 45 176 50 82 50 1040 4349


261

Sumber : Seksi SDMK Tahun 2018

2.2.2. Sarana Kesehatan


Kabupaten Garut memliki 6 ( enam ) unit sarana rujukan dengan
kepemilikan 1 (satu) milik Pemerintah Kabupaten Garut, 1 (satu) milik
TNI Angkatan Darat dan 1 (satu) milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Rumah sakit tersebut baru 1 unit sebagai unit Pelayanan Obstetri dan
Neonatus Emergensi Komprehensif ( PONEK ) dan 30 Puskesmas dengan
kemampuan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar ( PONED ). Hal
ini masih menunjukan kekurangan sarana pelayanan kesehatan yang
memadai dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk Kabupaten Garut
pada Tahun 2018 sebanyak 2.606.399 jiwa. Namun demikian masih dapat
terlayaninya kebutuhan masyarakat dengan berbagai unit pelayanan
praktek swasta yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Garut.

11
Tabel 2.2
Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Garut Tahun 2013 – 2018

No Fasilitas Kesehatan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


1 Rumah Sakit 5 6 6 6 6 6
2 Puskesmas tanpa perawatan 50 50 52 52 52 35
3 Puskesmas dengan Ruang Rawat Inap 15 15 15 15 15 32
4 Puskesmas Pembantu 138 137 137 137 137 137
5 Pusling 50 134 134 134 134 134
6 Posyandu 3.724 3.915 3.915 3.915 3.915 4.104
7 Poskesdes 123 143 143 143 143 143
8 Apotek 129 165 167 167 167 169
9 Toko Obat 55 63 67 67 67 57
10 Praktek Dokter Spesialis 19 27 29 29 29 61
11 Praktek Dokter Umum 329 349 427 427 427 322
12 Praktek Dokter Gigi 37 49 49 49 49 41
13 Praktek Bidan 387 450 724 724 724 622
Sumber : Bidang Sumber Daya Kesehatan tahun 2018

Jumlah puskesmas di Kabupaten Garut sampai dengan akhir tahun 2018


adalah sebanyak 67 unit, dengan rincian jumlah puskesmas perawatan
sebanyak 32 unit dan puskesmas non perawatan sebanyak 35 unit. Salah
satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan
penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000
penduduk. Rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk tahun 2015 s.d
2017 adalah 1 : 2,57 artinya setiap 100.000 penduduk dilayani 2 - 3
puskesmas. Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas
terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana
pelayanan kesehatan berupa puskesmas pembantu (pustu) dan puskesmas
keliling. Jumlah puskesmas pembantu di Kabupaten Garut sampai dengan
tahun 2018 adalah 137 unit. Rasio puskesmas pembantu terhadap 100.000
penduduk tahun 2018 adalah 1 : 5,26, artinya setiap 100.000 penduduk
dilayani oleh 5 sampai 6 puskesmas pembantu. Sedangkan rasio
puskesmas keliling terhadap puskesmas di Kabupaten Garut adalah 1,00
artinya setiap puskesmas sudah mempunyai puskesmas keliling sebagai
kendaraan operasionalnya. Salah satu jenis UKBM yang telah lama

12
dikembangkan di masyarakat adalah posyandu. Jumlah posyandu di
Kabupaten Garut tahun 2018 ada 4.104 buah. Polindes dan poskesdes di
desa merupakan salah satu wujud upaya mempermudah akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kebidanan.
Kabupaten Garut memiliki poskesdes sebanyak 143 buah, rasio poskesdes
terhadap desa sebesar 0,34.

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Garut


2.3.1. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Kinerja pelayanan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut diukur
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan. Capaian
kinerja dari Tahun 2014 sampai 2017 masih menggunakan target SPM
sesuai indikator pada KEPMENKES No 828/MENKES/SK/IX/2008 sedangkan
untuk Tahun 2018 menggunakan 12 indikator dari permenkes no. 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan PP
Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.

Tabel 2.3
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Di Kabupaten Garut Tahun 2013-2017

Target Capaian
NO. INDIKATOR SPM
Nasional
2013 2014 2015 2016 2017
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4 95 92,45 93,7 95,06 93,73 98,18


Cakupan komplikasi kebidanan yang
2 80 21 62,30 85,18 59,70 70,49
ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
3 kesehatan yang memiliki kompetensi 90 64,7 84,40 88,63 89,88 96, 57
kebidanan
4 Cakupan Pelayanan Nifas 80 90,04 90,5 93,45 93,87 91,71
Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang
5 ditangani 80 21 13,1 31,82 46,09 32,31

6 Cakupan Kunjungan Bayi 90 91,03 95 95,54 84,71 96,29


Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child
7 Immunization (UCI) 100 73,76 87,30 93,44 87,70 84,38

8 Cakupan pelayanan anak balita 90 88 95 94,36 60,69 89,12


Cakupan pemberian makanan pendamping
9 ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga 100 0 100 100 100 100
miskin

13
Target Capaian
NO. INDIKATOR SPM
Nasional
2013 2014 2015 2016 2017
Cakupan balita gizi buruk mendapat
10 100 100 100 100 100 100
perawatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
11 dan setingkat 100 89,3 100 83,01 53,73 79,49

12 Target/Sasaran Cakupan peserta KB aktif 70 72,82 80 0 89,10 73,48


Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan
Penanganan Penderita Penyakit - Acute
13 Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 100 156,25 100 75 100 125
penduduk < 15 tahun

Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan


14 Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan 100 38,4 40,15 95,34 72,68 71,64
Penderita Pneumonia Balita
Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan
15 Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan 100 62,77 61,77 56,47 57,59 54,78
pasien baru TB BTA Positif
Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan
16 Penanganan Penderita Penyakit - Penderita 100 100 100 26,27 100 100
DBD yang ditangani
Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan
17 Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan 100 158 81,70 112,24 92,60 82,15
penderita diare
Target/Sasaran Cakupan pelayanan
18 kesehatan dasar pasien masyarakat miskin 100 29,22 33,30 60,24 29,44 63,72

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Target/Sasaran Cakupan pelayanan


1 kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100 100 16,67 100 100 100

Target/Sasaran Cakupan Pelayanan Gawat


Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana
2 Kesehatan (RS) di Kab/ Kota 100 100 55,22 100 100 100

C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN


PENANGGULANGAN KLB
Target/Sasaran Cakupan Desa/kelurahan
1 mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan 100 100 100 82,14 86,21 100
epidemiologi < 24 jam
D. PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1 Target/Sasaran Cakupan Desa Siaga Aktif 100 72,62 86,65 92,3 93,89 100
E. PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT
Target/Sasaran Cakupan rumah yang
1 75 58,39 58,4 69,97 72,30 73,95
memenuhi syarat kesehatan (R)
Target/Sasaran Cakupan masyarakat yang
2 menggunakan air bersih (A) 100 69,55 63,0 62,70 77,58 79,94

Target/Sasaran Cakupan rmenggunakan


3 jamban keluarga/kakus (K) 100 59,1 58,1 7,76 69,66 71,78

Target/Sasaran Cakupan membuang sampah


4 75 58,18 57,3 70,45 59,55 62,90
pada tempatnya (S)
Target/Sasaran Cakupan
penggunaan pembuangan air
5 75 26,6 26,1 50,62 27,95 29,62
limbah pribadi yang memenuhi
syarat kesehatan (A)

14
Target Capaian
NO. INDIKATOR SPM
Nasional
2013 2014 2015 2016 2017
Target/Sasaran Cakupan institusi
6 yang dibina kesehatan 80 75,83 77,0 80,22 80,25 81,85
lingkungannya
Target/Sasaran Cakupan tempat
7 80 74,71 75,0 78,97 80,43 82,61
umum yang memenuhi syarat
Target/Sasaran Cakupan tempat
8 80 74,29 75,0 79,05 79,42 80,15
pengelolaan makanan

Capaian kinerja berdasarkan SPM KEPMENKES No


828/MENKES/SK/IX/2008 , beberapa indikator masih di bawah target
nasional yaitu :
a. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani walaupun pada tahun
2015 target nasional terlampaui tetapi pada tahun 2016 menurun
dikarenakan kurangnya pemahaman tentang komplikasi dari petugas
pelaksana KIA. belum optimalnya pencatatan dan pelaporan komplikasi
dikarenakan kurangnya pengetahuan petugas tentang DO komplikasi.
b. Indikator Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani,
penyebabnya adalah karena identifikasi komplikasi oleh petugas tidak
dilaporkan seluruhnya, belum optimalnya pencatatan dan pelaporan
komplikasi dikarenakan kurangnya pengetahuan petugas tentang DO
komplikasi.
c. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI),
penyebabnya adalah karena adanya kekosongan vaksin dalam 2 bulan,
isu vaksin palsu dan isu vaksin haram yang beredar di masyarakat
sehingga masyarakat menolak untuk diimunisasi (kelompok antivaksin),
dan kompetensi petugas koordinator imunisasi belum mendapatkan
pelatihan (Diklat mengenai imunisasi).
d. Cakupan pelayanan anak balita walaupun pada Tahun 2014 dan Tahun
2015 melampaui target nasional tetapi pada Tahun 2016 menurun
karena belum optimalnya pencatatan pelaporan di puskesmas
dikarenakan penggantian petugas terlalu sering, adanya anggapan dari
masyarakat kalau sudah tamat imunisasi tidak perlu lagi datang ke
posyandu.

15
e. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat walaupun pada
Tahun 2014 sesuai target dan menurun pada Tahun 2016 karena pada
Tahun 2014 sasaran yang harus dijaring hanya 50% dari seluruh sekolah
yang ada, sedangkan di Tahun 2016 harus 100% atau seluruh sekolah
yang ada.
f. Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita
Penyakit - Penemuan Penderita Pneumonia Balita, penyebabnya adalah
karena belum optimalnya pencatatan pelaporan di puskesmas
dikarenakan penggantian petugas terlalu sering, adanya pergantian
pengelola program di puskesmas dan belum mendapatkan pelatihan
sehingga penemuan dan penatalaksanaannya belum sesuai standar.
g. Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita
Penyakit - Penemuan pasien baru TB BTA Positif, penyebabnya adalah
adanya pergantian pengelola program puskesmas dan belum
mendapatkan pelatihan sehingga penemuan dan penatalaksanaannya
belum sesuai standar serta belum optimalnya jejaring dengan fasilitas
kesehatan swasta.
h. Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit - Penemuan penderita diare, penyebab adalah adanya
pergantian pengelola program puskesmas dan belum mendapatkan
pelatihan sehingga penemuan dan penatalaksanaannya belum sesuai
standar serta belum optimalnya jejaring dengan fasilitas kesehatan
swasta.
i. Target/Sasaran Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat
miskin pada Tahun 2014, penyebab adalah Tahun 2014 merupakan
tahun awal pelaksanaan BPJS sehingga masyarakat miskin yang belum
menjadi peserta BPJS (terintegrasi dengan BPJS) tidak dapat dilayani
sebagai masyarakat miskin tetapi menggunakan kategori umum.
j. Target/Sasaran Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan (R),
air bersih, jamban/kakus, Sampah dan Air limbah penyebab adalah :

16
1. Keterbatasan ketersediaan sumber daya manusia tenaga kesehatan
lingkungan dari 67 puskesmas tenaga kesehatan lingkungan hanya
31 ( 50 % ) sisanya dirangkap tugas oleh tenaga kesehatan lainnya.
2. Pemberdayaan masyarakat belum optimal karena keterbatasan
kemampuan masyarakat .
3. Keterbatasan sarana dan prasarana alat pengukuran kualitas
lingkungan belum dimiliki di setiap Puskesmas
4. Kabupaten Garut belum memiliki Laboratorium Kesehatan Daerah
yang memberikan pelayanan kesehatan lingkungan.
5. Sinergitas lintas sektor terkait sanitasi belum terintegrasi secara
optimal.

Adapun yang sesuai target dan yang melampaui target nasional adalah
sebagai berikut :
a. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4
b. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
c. Cakupan Pelayanan Nifas
d. Cakupan Kunjungan Bayi
e. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24
bulan keluarga miskin
f. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
g. Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita
Penyakit - Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <
15 tahun
h. Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit - Penderita DBD yang ditangani
i. Target/Sasaran Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
j. Target/Sasaran Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus
diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota

17
k. Target/Sasaran Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
l. Target/Sasaran Cakupan Desa Siaga Aktif
m. Target/Sasaran Cakupan institusi yang dibina kesehatan
lingkungannya
n. Target/Sasaran Cakupan tempat umum yang memenuhi syarat
o. Target/Sasaran Cakupan tempat pengelolaan makanan

Tabel 2.4
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Tahun 2018

SASARAN Pencapaian
NO JENIS LAYANAN DASAR TARGET
ABSOLUT ABS %
Pelayanan kesehatan ibu
1 100% 61.637 61125 93,58
hamil/K4
Pelayanan kesehatan ibu
2 bersalin/LINAKES di 100% 58.237 44.344 76,14
FASKES
Pelayanan kesehatan bayi
3 100% 55.597 53.536 96,29
baru lahir (0 - 28 hari)
Pelayanan kesehatan balita
4 100% 224.615 233.499 89,12
(0 - 59 bln)
Pelayanan kesehatan pada
5 100% 62.900 49.998 79,49
usia pendidikan dasar
Pelayanan kesehatan pada
usia produktif/Skrining
6 100% 1.561.408 648.437 41,5
Kesehatan (15 - 59 thn)
1 kali/thn
Pelayanan kesehatan pada
usia lanjut/Skrining
7 100% 261.192 135.444 51.86
Kesehatan (60 thn kestas)
1 kali/thn
Pelayanan kesehatan
8 penderita hipertensi (15 100% 313.905 154.571 49,2
thn keatas)
Pelayanan kesehatan
9 100% 117.404 36.205 30,8
penderita Diabetes Melitus
Pelayanan Kesehatan
10 orang dengan gangguan 100% 3.176 4.009 79,2
jiwa berat
Pelayanan kesehatan orang
11 100% 3.534 3.005 85,03
dengan TB
Pelayanan kesehatan orang
12 100% 10.000 15.813 158,13
dengan risiko terinfeksi HIV

18
Pada tahun 2018 ada beberapa Indikator kinerja berdasarkan SPM
permenkes no. 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan dan PP Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal, yang belum mencapai target yang ditetapkan antara lain :
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil/K4
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap pemeriksaan
kehamilan adalah :
 tingkat pendidikan, jenis pekerjaan ibu, tingkat sosial ekonomi
 kondisi geografis Ketersediaan sarana prasarana fasilitas pelayanan
kesehatan
 Belum optimalnya Kelas Ibu Hamil
 Ketersediaan Buku KIA yang tidak memenuhi sasaran Ibu hamil
 Pelayanan Antenatal Care yang belum sesuai standar
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin /LINAKES di Faskes, beberapa faktor
yang diduga berpengaruh terhadap capaian pelayanan kesehatan ibu
bersalin :
 Adanya persepsi keluarga yang negatif mengenai persalinan ke
fasilitas kesehatan menyebabkan ibu hamil dan ibu nifas tidak
bersalin ke fasilitas kesehatan.
 Adanya faktor geografis dan akses jalan yang kurang bagus.
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (0-28 hari), beberapa faktor yang
diduga berpengaruh terhadap capaian pelayanan kesehatan bayi baru
lahir adalah Kurangnya kemampuan petugas dalam penemuan kasus
dan penatalaksanaan kebidanan terutama tentang pelayanan kesehatan
bayi baru lahir.
4. Pelayanan kesehatan balita, beberapa faktor yang diduga berpengaruh
terhadap capaian pelayanan kesehatan balita adalah :
 Kurangnya kesadaran masyarakat dalam kunjungan balita ke
posyandu
 Pelayanan kesehatan terhadap balita belum seluruhnya
dilaksanakan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Bayi)

19
5. Pelayanan kesehatan pada usia dasar, beberapa faktor yang diduga
berpengaruh terhadap capaian pelayanan kesehatan balita adalah :
 Banyaknya sasaran sekolah.
 Keterbatasan penyerapan dana BOK , sehubungan program UKS
bkn program prioritas di Puskesmas.
6. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut/skrining kesehatan (60 thn ke
atas), beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap capaian
pelayanan kesehatan pada usia lanjut adalah kurangnya dukungan
keluarga lansia agar lansia mendatangi posyandu khusus lansia.
7. Pelayanan kesehatan pada usia produktif/skrining kesehatan (60 thn ke
atas), Pelayanan kesehatan penderita hipertensi (15 tahun ke atas) dan
Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus, untuk ke tiga indikator
tersebut diduga faktor yang berpengaruh terhadap capaian adalah
belum ada sinergitas dengan kegiatan lain dalam pelaksanaan di
puskesmas.
8. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat, di duga faktor
yang berpengaruh terhadap capaian adalah masih minimnya tenaga
pengelola pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa di
puskesmas yang telah dilatih dari 67 puskesmas baru 4 orang tenaga
yang dilatih yaitu 2 orang dokter dan 2 orang perawat.
9. Pelayanan Kesehatan orang dengan TB di duga faktor yang
berpengaruh terhadap capaian adalah :
 masih terdapat pasien TB yang diobati di fasilitas kesehatan swasta
tanpa adanya konfirmasi dan tercatat di fasilitas kesehatan
pemerintah.
 Belum semua fasiitas kesehatan swasta sesuai dengan strategi
DOTS.
 Pencapaian TB yang tercatat berasal dari 74 fasilitas kesehatan.
Adapun beberapa kendala dalam pencapaian penerapan SPM,
diantaranya :

20
1. Pelaksanaan kegiatan belum optimal salah satu kendalanya masih
bersifat sektoral belum seluruh bidang bersinergi menuju
pencapaian SPM.
2. Manajemen pelayanan di puskesmas belum optimal yaitu sinergitas
pelaksanaan program-program dalam pencapaian SPM.

2.3.2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kesehatan


Ketentuan Tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK) Pemerintah Pusat
berkewajiban mengevaluasi kinerja pemerintahan daerah atau disebut
sebagai evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah (EPPD) untuk
mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
memanfaatkan hak yang diperoleh daerah dengan capaian keluaran dan
hasil yang telah direncanakan. Tujuan utama dilaksanakannya evaluasi,
adalah untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
upaya peningkatan kinerja untuk mendukung pencapaian tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah berdasarkan prinsip tata
kepemerintahan yang baik. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
Indikator Kinerja Kunci (IKK) untuk setiap pengukuran yang secara
otomatis akan menghasilkan peringkat kinerja daerah secara nasional yang
dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan pengembangan kapasitas
pemerintahan daerah dalam rangka mendorong kompetisi antar daerah
dalam pelaksanaan otonomi daerah. Rincian Indikator Kinerja Kunci (IKK)
dapat dilihat pada tabel berikut :

21
Tabel 2.5
Rincian Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Tahun 2018

CAPAIAN KINERJA TAHUN :


NO IKK SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018

Cakupan komplikasi kebidanan yang


1 % 62,3 85,18 59,7 70,49 70,5
ditangani

Cakupan pertolongan persalinan oleh


2 tenaga kesehatan yang memiliki % 84,4 88,63 89,88 95,97 89,98
kompetensi kebidanan

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child


3 % 87,33 93,44 87,7 84,39 84,16
Immunization (UCI)

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat


4 % 100 100 100 100 100
perawatan

Cakupan penemuan dan penanganan


5 % 61,77 56,47 57,59 54,78 51,28
penderita penyakit TBC BTA

Cakupan penemuan dan penanganan


6 % 100 26,27 100 100 100
penderita penyakit DBD

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan


7 % 33,3 60,24 29,44 63,72 76,65
pasien masyarakat miskin

8 Cakupan kunjungan bayi % 95 95,54 84,71 96,29 90,28

2.3.3. Indikator Kinerja Utama


Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya
akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu
menetapkan Indikator
Kinerja Utama (IKU). Hasil pengukuran atas indikator IKU adalah sebagai
berikut :

22
Tabel 2.6
Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015-2019

TARGET SASARAN TAHUN KE- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
INDIKATOR
NO
KINERJA
SATUAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Persentase
pelayanan
1 % 82 96 100 100 100 95,06 93,73 101,1 99,17 115,93 97,64 101,1 99,17
kesehatan ibu
hamil
Persentase
pelayanan
2 kesehatan % 82 86 100 100 100 88,63 68,64 76,4 76,14 109,61 79,81 76,4 76,14
pada ibu
bersalin
Persentase
pelayanan
3 kesehatan % 90 100 100 100 100 95,54 97,06 103,02 96,29 106,15 101,1 103,02 96,29
pada bayi
baru lahir
Persentase
pelayanan
4 % 85 90 100 100 100 94,36 60,69 77,1 88,06 111,01 67,16 77,1 88,06
kesehatan
balita
Persentase
pelayanan
kesehatan
5 % 100 100 100 100 100 83,01 53,73 66,27 79,49 83,01 53,73 66,27 79,49
pada usia
pendidikan
dasar
Persentase
pelayanan
6 % 100 100 100 23,39 41,53 23,39 41,53
pada usia
produktif

23
TARGET SASARAN TAHUN KE- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
INDIKATOR
NO
KINERJA
SATUAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase
pelayanan
7 % 100 100 100 95,45 51,86 95,45 51,86
kesehata pada
usia lanjut
Persentase
pelayanan
8 kesehatan % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pada gizi
buruk
Jumlah Desa
9 33 138 150 280 285 33 138 173 188 100 100 115,33 67,14
ODF
Universal Child
10 Immunization % 93 95 100 100 100 87,3 87,71 84,38 84,16 84,38 84,16
(UCI) 93,87 92,32
Persentase
pelayanan
11 kesehatan % 100 100 100 31,92 49,2 31,92 49,2
penderita
hipertensi
Persentase
pelayanan
12 kesehatan % 100 100 100 13,68 30,8 13,68 30,8
diabetes
melitus
Persentase
pelayanan
kesehatan
13 % 100 100 100 83,13 79,2 83,13 79,2
orang dengan
gangguan jiwa
berat
Persentase
pelayanan
14 kesehatan % 100 100 100 42,55 85,03 42,55 85,03
orang dengan
penyakit TB

24
TARGET SASARAN TAHUN KE- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
INDIKATOR
NO
KINERJA
SATUAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase
pelayanan
15 kesehatan % 100 100 100 67,95 100 67,95 100
dengan risiko
terinfeksi HIV

Desa Siaga
16 % 80% 83% 85% 95% 100% 86,88 92,31 93,9 100 108,6 111,22 110,47 105,26
Aktif

Peningkatan
Status
17 Puskesmas % 1 4 10 10 6 0 4 10 12 0 100 100 120
TTP menjadi
DTP
Peningkatan
Status Pustu
18 % 1 2 2 2 2 2 0 0 0 2 100 0 0
Menjadi
Puskesmas
Persentase
Ketersediaan
Obat dan
19 perbekalan % 90 90 90 100 100 90 101,44 129,05 90,77 90 112,71 143,39 90,77
kesehatan di
fasilitas
kesehatan
Nilai Indeks
20 Kepuasan 70 75 80 85 90 70 71,85 72,31 85,105 100 93,33 90,39 100,12
Masyarakat
Presentase
SDMK yang
21 % 55 65 100 100 100 55 75 100 100 100 100 115,38 100
memiliki ijin
praktek

25
TARGET SASARAN TAHUN KE- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
INDIKATOR
NO
KINERJA
SATUAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah
22 puskesmas 0 9 21 27 11 0 9 20 27 0 100 100 95,24 100
terakreditasi :

Jumlah
23 puskesmas 9
Reakreditasi

26
2.3.4. Indikator Kinerja Dinas Kesehatan yang Mengacu Pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD

Tabel 2.7
Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

TARGET SASARAN TAHUN Kon


Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
KE- disi
Awa
l
SATUAN

INDIKAT 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
N Tah
OR
O un
KINERJA
2015

2016

2017

2018

2019

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2015

2016

2017

2018

2019
Cakupan 9 88, 89, 95, 89, 100 100 103 94.
1 % 88 89 93 95 84,4
Linakes 6 63 88 97 98 .72 .99 .19 72
Jumlah
kasus
kematian 1
2 25 22 20 17 45 45 74 51 55
ibu 5
melahirka
n
Jumlah
kasus 16 15 13 12 9 27 33 28 27
3 217
kematian 2 6 9 2 5 8 3 6 1
bayi
Cakupan
Desa/Kel
urahan 1
10 10 87,3 93, 87, 84, 84, 98. 98. 84, 84,
4 Universal % 95 95 0
0 0 3 44 7 39 16 36 26 39 16
Child 0
Immuniza
tion (UCI)
Cakupan
Desa 9 10 103 102 110 112
5 % 80 83 86 89 80 83 85 95
Siaga 2 0 ,75 ,41 ,46 .36
aktif

Capaian kinerja berdasarkan indikator RPJMD adalah sebagai berikut :


1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Cakupan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
pada tahun 2018 adalah 89,98%. Faktor yang mendukung keberhasilan
pencapaian kinerja diantaranya:
a. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang persalinan yang sehat
dan aman di fasilitas kesehatan
b. Meningkatnya sarana dan Prasarana yang memadai dalam pertolongan
persalinan yang aman dan nyaman.

27
c. Meningkatnya kepatuhan dan kompetensi tenaga kesehatan dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
d. Adanya Program JAMPERSAL
e. Meningkatnya Peran serta Lintas Program dan lintas sektor

Grafik 2.1
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Tahun 2018

70000
58237
60000
50000 44344
40000
30000
20000
10000
0
Ibu Bersalin (Bulin) Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
(Linakes)

Ibu Bersalin (Bulin) Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)

2. Kematian Ibu Melahirkan


Resiko yang dihadapi ibu hamil selama kehamilan dan melahirkan
dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang
baik menjelang kehamilan, kejadian komplikasi selama kehamilan dan
kelahiran, serta gambaran tersedianya dan penggunaan fasilitas kesehatan
pelayanan prenatal dan obstetri.

Tabel 2.8
Kasus Kematian Ibu Melahirkan
Tahun 2013-2018

Tahun Jumlah Kasus Kematian


2013 37
2014 45
2015 45
2016 74
2017 51
2018 55

28
Masih tingginya kasus kematian ibu melahirkan disebabkan oleh:
1. Belum optimalnya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) di Masyarakat.
2. Masih adanya pertolongan persalinan yang tidak dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan yang belum kompeten di sarana kesehatan
3. Belum optimalnya sarana dan prasarana yang menangani pertolongan
persalinan dan kegawatdaruratan.
4. Belum meratanya tenaga kesehatan yang memberikan pertolongan
persalinan dan kegawatdaruratan ibu dan bayi
5. Belum meratanya keterampilan petugas pertolongan persalinan dalam
penanganan kegawatdaruratan persalinan
6. Masih belum optimalnya peran serta masyarakat, lintas program dan
lintas sektoral dalam pentingnya persalinan oleh tenaga kesehatan
serta di fasilitas kesehatan.
7. Letak geografis yang memperlambat sistem rujukan.

3. Kematian Bayi
Kasus kematian bayi baru lahir dari tahun 2013 sampai tahun 2016 terus
meningkat sedangkan tahun 2017 menurun dari tahun sebelumnya yaitu
dari 333 kasus menjadi 286 kasus dan di Tahun 2018 menurun menjadi
271.

Tabel 2.9
Kasus Kematian Bayi
Tahun 2013-2018

Tahun Jumlah Kasus Kematian


2013 190
2014 217
2015 278
2016 333
2017 286
2018 271

Upaya untuk mendorong menurunnya kasus kematian bayi adalah sebagai


berikut :

29
1. Peningkatan kemampuan petugas dalam pertolongan persalinan dan
kegawatdaruratan maternal perinatal.
2. Adanya Audit Maternal Perinatal dalam upaya penelusuran kasus
kematian untuk pencegahan terjadinya kasus yang sama
3. Adanya kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam upaya
pemanfaatan sarana pertolongan persalinan di sarana kesehatan
(PONED) oleh masyarakat.
4. Peningkatan Kemitraan Bidan dan dukun paraji
5. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pertolongan persalinan yang
aman
6. Adanya regulasi yang mendukung percepatan penurunan AKI dan AKB.

4. Universal Child Immunzation (UCI)


Imunisasi sebagai upaya nyata pemerintah dalam pelayanan dalam
pelayanan preventif untuk mencapai Sustainable Development Goals
(SDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian anak dan
memberikan konstribusi besar dalam meningkatkan Human Development
Index terkait dengan angka umur harapan hidup karena dapat menghindari
kematian yang tidak diinginkan. Indikator keberhasilan pelaksanaan
imunisasi diukur dengan pencapaian UCI desa/ kelurahan, yaitu minimal
80% bayi di desa/ kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap
yaitu diukur dengan status imunisasi anak yang telah mendapatkan
imunisasi BCG, Polio 4, Pentavalent 3 dan Campak.
Di Kabupaten Garut hasil laporan tahun 2018, sebanyak 374 (84,16 %)
desa/kelurahan telah memenuhi minimal 80% sasaran bayinya
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Beberapa upaya yang perlu
dilakukan agar capaian UCI secara bertahap meningkat pula serta tingginya
tingkat perlindungan anak sebagai berikut :
1. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui:
a. Pemanfaatan media massa melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
dan talk show interaktif
b. Pelibatan masyarakat melalui kader posyandu untuk menerapkan
strategi my village my home.

30
2. Peningkatan kualitas pelayanan melalui :
a. Peningkatan kapasitas petugas koordinator imunisasi supaya
menjadi lebih terampil.
b. Bimbingan supportif terutama bagi petugas atau puskesmas yang
disinyalir ada masalah dalam pencapaian cakupan dan masalah
pencatatan dan pelaporan
c. Pelaksanaan sweeping bagi daerah yang diestimasikan tidak akan
mencapai target di tahun berjalan selain atas pertimbangan
epoidemiologis lainnya
d. Pengadaan vaksin dan cold chain yang berkualitas dan sesuai
standar
e. Peningkatan koordinasi antara pengelola program dengan pengelola
vaksin
f. Biaya pemeliharaan / penggantian suku cadang lemari es tempat
penyimpanan vaksin kurang.
Kendala masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan imunisasi :
a. Masalah geografis terutama untuk daerah-daerah yang sulit
terjangkau sehingga pelayanan imunisasi tidak bisa optimal;
b. Kualitas pelayanan imunisasi belum merata, terutama dalam hal
Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk tingginya tingkat pergantian
petugas terlatih;
c. Sistem Pencatatan dan pelaporan yang belum berjalan optimal;
d. Penerapan One Gate Policy atau sistem satu pintu mengenai vaksin
di daerah belum berjalan optimal, terutama dalam hal koordinasi
antara pengelola program dengan pengelola vaksin.
e. Belum optimalnya ketersediaan cold chain yang sesuai standar
terutama pada unit pelayanan primer;
f. Masih banyak rumor negatif tentang imunisasi (black campaign).
g. Penanganan KIPI masih belum maksimal dalam pembiayaannya.
Adapun Pemecahan masalah untuk mengatasi masalah di atas sebagai
berikut :

31
a. Pelaksanaan kegiatan sweeping di daerah yang masih belum
maksimal hasil cakupannya
b. Peningkatan kapasitas petugas pengelola imunisasi di setiap jenjang
administrasi kabupaten, puskesmas dan di desa (bidan desa)
c. Pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan berbasis
elektronik;
d. Pemanfaatan sistem Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
Imunisasi dan berbagai perangkat pemantauan program imunisasi
(Data Quality Selfassessment, Effective Vaccine Management dan
Supervisi Suportif);
e. Penyediaan peralatan cold chain secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan program imunisasi di tingkat pelayanan primer melalui
pembiayaan APBN maupun dana hibah;
f. Dalam era puskesmas dengan status BLUD, maka biaya
pemeliharaan sarana cold chain dibebankan kepada masing-masing
puskesmas terutama dalam penyediaan sarana suku cadang.
g. Dalam penanggulangan kasus KIPI, telah terbentuk dan
operasionalnya Tim Pokja KIPI kabupaten, memberikan andil besar
dalam penanganan setiap kasus selain adanya MoU dengan
beberapa fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun swasta dalam
penatalaksanaan KIPI.
h. Advokasi dan sosialisasi kepada tokoh dan kelompok masyarakat
serta penyampaian informasi melalui berbagai media bekerjasama
dengan lintas program dalam lingkup Dinas Kesehatan maupun
lintas sektor dan berbagai instansi dan organisasi masyarakat

5. Jumlah Desa Siaga Aktif


Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah desa yang penduduknya mudah
mengakses sarana pelayanan dasar, mengembangkan UKBM sehingga
mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pada tahun 2017
indikator Desa / Kelurahan Siaga Aktif mencapai 93,9 % ,ini berarti capaian
Desa / Kelurahan Siaga Aktif telah mencapai target dengan capaian

32
110,47%. Pada tahun 2018 capaian sebesar 100% yang berarti tingkat
capaian sebesar 105,26 % dari target tahun 2018 sebesar 95%. Apabila
dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 92% pada tahun 2018
ini telah mencapai 108,70%.
Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya:
a. Meningkatnya dukungan / komitment bersama baik dari Tim Pokjanal
Desa/ Kelurahan Siaga Aktif tingkat Kabupaten, Pokjanal Desa/
Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan dan Forum Desa Siaga Aktif
Tingkat Desa dan Kelurahan.
b. Meningkatnya pengetahuan, peran dan dukungan masyarakat dalam
mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui
peningkatan UKBM ( Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) di
Desa/ Kelurahan Siaga Aktif.
c. Meningkatnya peran stakeholder dalam kegiatan Desa / Kelurahan
Siaga Aktif di berbagai tingkatan.
Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja
diantaranya adalah:
a. Adanya dana untuk kegiatan program pada tahun 2018 yang
bersumber dari APBD
b. Adanya Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang digunakan
untuk pelaksanaan teknis tingkat Puskesmas untuk kegiatan
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan
UKBM.
c. Adanya sarana/ media promosi (leaflet, lembar balik, dll) untuk
mendukung upaya sosialisasi Desa/ Kelurahan Siaga Aktif.

2.3.5. Anggaran dan Realisasi Keuangan


Berikut adalah tabel anggaran dan realisasinya.

33
Tabel 2.10
Anggaran dan Realisasi Anggaran

34
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut
Tantangan yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan dalam mencapai misi kepala
daerah dalam bidang kesehatan antara lain :
1. Masalah Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014 kebutuhan sumber daya manusia
bidang kesehatan yaitu Perawat/Perawat Gigi, Tenaga Kesehatan Masyarakat,
Tenaga Kesehatan Lingkungan, Ahli Teknologi Laboratorium Medic, Tenaga
Gizi, Tenaga Kefarmasian, dokter dan dokter gigi di beberapa puskesmas
masih kurang ada beberapa puskesmas yang belum memiliki dokter gigi.
Untuk beberapa puskesmas, tenaga dokter berdasarkan analisis beban kerja
dari segi jumlah masih kurang. Sedangkan Sumber Daya Manusia lainnya yaitu
jenis tenaga rekam medik dan tenaga akuntan masih sangat kurang untuk
memenuhi persyaratan ketenagaan di Puskesmas sesuai dengan Permenkes
No. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi.
2. Masalah Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang masih
masih kurang memenuhi standar.
3. Masalah Sistem Informasi Kesehatan yang belum memadai baik alat maupun
sumber daya manusianya.
4. Masalah lingkungan seperti perubahan iklim dan bencana yang menyebabkan
pola penyakit yang semakin kompleks sehingga terjadi pergeseran pola
penyakit yang memelukan sistem mitigasi bencana di bidang kesehatan.
Selain tantangan tersebut di atas, dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan
ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain:
1. Kesehatan merupakan Kebutuhan masyarakat dengan meningkatnya
permintaan (Demand) atas jasa pelayanan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan.
Keinginan masyarakat untuk berperan serta dalam bidang kesehatan cukup
tinggi, peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan dari tahun ke tahun
meningkat.
2. Adanya dukungan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten, Organisasi Profesi, Organisasi Massa, Lembaga Swadaya
Masyarakat Perguruan Tinggi, dan Dunia Usaha terhadap pelaksanaan tugas

35
dan fungsi dinas, untuk meningkatkan upaya kesehatan masyarakat
Kabupaten Garut.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan dan
kedokteran memberi peluang bagi peningkatan mutu upaya pelayanan
kesehatan. Sedangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang komunikasi, informasi, telekomunikasi dan transportasi yang semakin
baik memberi peluang untuk mempercepat pencapaian pemerataan pelayanan
kesehatan.

36
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut meliputi faktor internal dan faktor eksternal organisasi. Faktor
internal terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi.
Faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

3.1.1. Lingkungan Internal


3.1.1.1 Kekuatan
1) Jumlah sarana pelayanan kesehatan Dasar (Puskesmas dan
jaringannya) sudah mencakup semua kecamatan;
2) tersedianya sarana mobilitas pelayanan kesehatan ;
3) memiliki kerjasama dan kemitraan baik lintas program maupun lintas
sektor yang baik;
4) tersedianya anggaran yang cukup dari berbagai sumber pembiayaan
kesehatan;
5) memiliki regulasi sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan

3.1.1.2 Kelemahan
1) Kualitas, kuantitas dan penyebaran tenaga kesehatan masih belum
merata;
2) manajemen pelayanan kesehatan yang belum berjalan dengan baik;
3) tata graha di beberapa bangunan puskesmas belum sesuai standar.

3.1.2. Lingkungan Eksternal


3.1.2.1 Peluang
1) Dukungan organisasi akademisi, instansi swasta dan LSM serta
organisasi profesi dalam implementasi program kesehatan,

37
2) Kerjasama dan Kemitraan lintas dan lintas program sektor cukup
baik,
3) Dukungan teknologi informasi memberi peluang untuk
mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan.

3.1.2.2 Ancaman
1) Kondisi sosial, ekonomi dan geografis yang berpotensi menimbulkan
bencana
2) Budaya di masyarakat yang tidak menunjang program kesehatan
seperti persepsi negatif terhadap imunisasi sehingga menolak untuk
diimunisasi
3) Kualitas lingkungan antara lain pencemaran udara yang berasal dari
emisi kendaraan bermotor yang meningkat.

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Garut Tahun 2019-2024
a. Visi dan Misi
Visi pembangunan merupakan hal penting dan utama untuk menyatukan cita
dan cipta bersama seluruh komponen dalam pencapaian pembangunan
daerah sesuai dengan perkembangan permasalahan pembangunan dan isu
strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Garut. Selain itu, visi juga dibangun
sebagai usaha bersama seluruh pemangku kepentingan untuk menyamakan
dan menyelaraskan pandangan tentang apa yang ingin dicapai dalam satu
periode pembangunan.

Visi pembangunan daerah dalam RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2019 -2024
merupakan visi Bupati dan wakil Bupati Garut terpilih pada pemilihan kepala
daerah serentak tanggal 27 Juni 2018, yang menggambarkan arah
pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam masa
jabatan selama 5 (lima) tahun periode Tahun 2019-2024, yang akan menjadi
dasar perumusan prioritas pembangunan Kabupaten Garut sesuai misi yang
diemban. Adapun visi Kabupaten Garut Tahun 2019 -2024 yaitu :
”Garut yang Bertaqwa, Maju dan Sejahtera”

38
Makna yang terkandung dalam visi tersebut sebagai berikut :
 Bertaqwa : Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia, menjunjung
nilai-nilai luhur agama dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara berlandaskan Pancasila, diindikasikan dengan
adanya perubahan perilaku dan budaya dalam lingkungan kehidupan
masyarakat.
 Maju : Terwujudnya Kabupaten Garut sebagai daerah yang mampu
menggali, memanfaatkan dan mengelola segenap potensi sumberdaya
yang dimiliki secara optimal untuk digunakan dalam proses pembangunan
sehingga masyarakat memiliki kemampuan dalam membangun struktur
ekonomi yang tangguh dan pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah
tinggi.
 Sejahtera: Terwujudnya masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu memainkan
peran dan fungsi sebagai subjek dan objek dalam pembangunan yang
berkelanjutan.

Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan jangka menengah daerah,


maka dirumuskan misi pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten
Garut Tahun 2019-2024 dengan mengacu rumusan Misi Bupati dan wakil
Bupati terpilih yang diselaraskan dengan misi RPJPD Kabupaten Garut Tahun
2005-2025. Hasil rumusan misi pembangunan jangka menengah daerah
Kabupaten Garut Tahun 2019-2024 sebanyak 4 (empat) misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat,
cerdas, dan berbudaya.
Misi kesatu menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, dan
produktif dengan menjunjung nilai-nilai luhur agama dan budaya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berlandaskan
Pancasila.
Dalam mewujudkan kualitas kehidupan yang agamis, sehat, cerdas dan
berbudaya ini adalah dengan menciptakan kondisi obyektif yang

39
memungkinkan interaksi solidaritas sosial untuk saling memberi dan peduli
satu sama lain, kerjsama dan saling membantu, toleransi dan menghargai
perbedaan, menjaga ketertiban umum, lingkungan, keterlibatan dalam
demokrasi, serta meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya
manusia.
2. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan amanah
disertai tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan bersih.
Misi kedua menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam
rangka mewujudkan birokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN,
mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara melalui reformasi
birokrasi pada seluruh aspek manajemen pemerintahan yaitu organisasi,
tatalaksana, peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia
aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, dan pola pikir.
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta
kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta fungsi ruang.
Misi ketiga menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam
rangka mewujudkan ketersediaan dan pemerataan sarana dan prasarana
pelayanan dasar dalam rangka peningkatan aksesibilitas dan mobilitas
ekonomi dan non ekonomi, pengembangan kawasan, pengurangan
kesenjangan antar masyarakat dan antar wilayah, serta peningkatan
kualitas lingkungan hidup dan ketangguhan terhadap bencana.
4. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi
lokal dan industri pertanian serta pariwisata yang berdaya saing
disertai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Misi keempat menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam
rangka mewujudkan perekonomian daerah yang berkualitas dan berdaya
saing melalui peningkatan kualitas ketahanan pangan dan gizi masyarakat,
peran ekonomi kerakyatan terhadap kemandirian ekonomi lokal, kontribusi

40
sektor pariwisata dan kebudayaan sebagai “lokomotif” perekonomian
daerah, serta realisasai investasi daerah.

a. Tujuan dan Sasaran


Penjabaran visi dan misi pembangunan jangka menegah Kabupaten
Garut terdiri dari 5 (lima) tujuan dan 18 (delapan belas) sasaran. Setiap
tujuan dan sasaran pembangunan disertai indikator dan target
pembangunan setiap tahun selama 5 (lima) tahun. Adapun tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah Kabupaten Garut yang
terkait bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Garut yang Terkait Bidang Kesehatan

INDIKATOR Kondisi Awal TARGET


KINERJA KONDISI
TUJUAN SASARAN SATUAN
TUJUAN / 2018 2019* AKHIR
2020 2021 2022 2023 2024
SASARAN

VISI : GARUT YANG BERTAQWA, MAJU DAN SEJAHTERA

MISI 1 : Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat, cerdas dan berbudaya

Meningkatkan Meningkatnya Angka Tahun 70,92 71,36 71.69 72,02 72,34 72,67 73 73
kualitas harapan hidup Harapan
sumber daya masyarakat Hidup
manusia

b. Faktor-faktor penghambat dan pendorong yang


mempengaruhi pencapaian Sasaran, Program Daerah terkait
Dinas Kesehatan Kanupaten Garut
Upaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2019–
2024 Dinas Kesehatan Kabupaten Garut harus mampu menjawab
setiap tantangan dan mengadaptasi peluang yang ada untuk
mendukung pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil

41
Kepala Daerah. Untuk itu, perlu dilakukan identifikasi terhadap
permasalahan pada pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
termasuk faktor-faktor penghambat dan pendorongnya untuk setiap
program terkait yang mendukung Visi dan Misi Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Kabupaten Garut.
Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Garut di bidang kesehatan
adalah peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang diterjemahkan
dalam gerakan besar yang bersifat inovatif, kolaboratif, integratif,
implementatif dan profesional. Adapun program unggulan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan yang cepat, dekat, mudah dan
terjangkau antara lain :
1. Membangun 3 rumah sakit type pratama
2. Penambahan quota jaminan kesehatan
3. Pembinaan mental tenaga kesehatan yang profesional
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Tabel 3.2
Faktor Penghambat dan Pendorong yang Mempengaruhi
Pencapaian Sasaran, Program Kepala Daerah

Sasaran dan Permasalahan Pelayanan PD Analisis Faktor


No. Program Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Daerah & Wakil
Garut Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Kepala
Daerah Terpilih
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meningkatnya Masih rendahnya kualitas Kurangnya sarana , Komimten yang tinggi untuk
Harapan Hidup pelayanan fasilitas kesehatan prasarana dan tenaga di meningkatkan mutu pelayanan
Masyarakat yang sesuai standar. fasiltas kesehatan yang melalui akreditasi fasilitas
sesuai standar pelayanan baik milik pemerintah
maupun swasta.
Masih belum meratanya jenis Jumlah SDM yang Adanya program nusantara
dan jumlah tenaga kesehatan di belum merata. sehat dalam upaya pemenuhan
fasilitas kesehatan. SDM Kesehatan
Masih rendahnya akses rujukan. Jumlah rumah sakit Anggaran upaya kesehatanan
yang belum sesuai cukup tinggi dari berbagai
kebutuhan sumber anggaran.
Membangun 3 (tiga Masih rendahnya fisik bangunan Kondisi geografis, Kebijakan pusat tentang DAK
) rumah sakit type dan sarana prasarana serta alat demografis dan sulitnya fisik, BOK, APBD Provinsi/
pertama kesehatan Rumah Sakit dan akses ke fasilitas Bankeu, dan APBD.
Puskesmas sesuai standar kesehatan di wilayah
perbatasan dan wilayah
jabar selatan.
Masih belum meratanya jenis Jumlah SDM yang Adanya program nusantara
dan jumlah tenaga kesehatan di belum merata. sehat dalam upaya pemenuhan
fasilitas kesehatan. SDM Kesehatan

42
Sasaran dan Permasalahan Pelayanan PD Analisis Faktor
No. Program Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Daerah & Wakil
Garut Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Kepala
Daerah Terpilih
Penambahan quota Penentuan kriteria miskin yang Data masyarakat miskin Adanya komitmen pendataan
jaminan kesehatan berubah-ubah. diluar quota penerima ulang dari pihak Dinas Sosial
PBI belum akurat untuk pembaharuan
kepesertaan jaminan kesehatan
untuk masyarakat miskin
Masih rendahnya kepesertaan Alokasi dana untuk Kebijakan pusat tentang
jaminan kesehatan bagi jaminan kesehatan Banprov untuk anggaran
masyarakat miskin masyarakat miskin jaminan kesehatan bagi
belum mencukupi. masyarakat miskin
Pembinaan mental Basis data tenaga sesuai Masih banyaknya Adanya pelatihan atau uji
tenaga kesehatan kompetensi belum akurat. tenaga kesehatan yang kompetensi.
yang profesional merangkap jabatan
antara lain dengan
jabatan bendahara.
Meningkatkan mutu Masih rendahnya kualitas Kurangnya sarana, Komimten yang tinggi untuk
pelayanan pelayanan fasilitas kesehatan prasarana dan tenaga di meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang sesuai standar. fasiltas kesehatan yang melalui akreditasi fasilitas
sesuai standar pelayanan baik milik pemerintah
maupun swasta.

3.3. Telaahan Rencana Strategis Kementrian Republik Indonesia dan


Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat
indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan
perencanaan tahunan. Penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan dilaksanakan
melalui pendekatan: teknokratik, politik, partisipatif, atasbawah ( top-down), dan
bawah-atas (bottom-up).

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia


Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran
pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu
dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan kualitas pengelolaan SJSN

43
Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta
(6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat
dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan
kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat dilakukan
dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan
promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

Adapun faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Kesehatan terhadap


pencapaian Renstra K/L ditinjau dari sasaran jangka menengah adalah sebagai
berikut :

Tabel 3.3
Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019

No. Sasaran Jangka Menengah Permasalahan Pelayanan PD Analisis Faktor


Kementerian Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Garut
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat
a. Presentase persalinan di fasilitas Jumlah puskesmas PONED masih Faktor jarak atau geografis Adanya anggaran Jampersal
kesehatan sebesar 85%. kurang yang sulit dijangkau Adanya pembangunan
puskesmas PONED
b. Menurunya presentase ibu hamil Pendistribusian PMT belum optimal Beberapa wilayah Adanya komitmen dari kader
kurang energi kronik sebesar geografisnya sulit dijangkau untuk membantu
18,2%. mendistribusikan PMT
c.Meningkatnya presentase Penerapan kebijakan belum Adanya perda KTR dan SE
kabupaten dan kota yang memiliki optimal Asi Eklusif
kebijakan Perilaku Hidup Bersih,
dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
2 Meningkatnya pengendalian penyakit - Masih kurang optimalnya upaya - Masih rendahnya upaya Adanya Perda KTR
Meningkatnya pengendalian penyakit Pencegahan dan pengendalian kesehatan promotif dan
penyakit menular (TB, Kusta, preventif.
Zoonosis, HIV/AIDS, Malaria, - Masih tingginya angka
DBD). kesakitan penyakit
- Masih kurang optimalnya upaya menular maupun
Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.
penyakit tidak menular - Terjadinya pergeseran
(Hipertensi, DM, Stroke, penyakit penyakit menular
jantung, kankes, gangguan menjadi penyakit tidak
jiwa). menular (Tripel Borden).

44
No. Sasaran Jangka Menengah Permasalahan Pelayanan PD Analisis Faktor
Kementerian Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Garut
(1) (2) (3) (4) (5)
Presentase Kab/Kota yang Masih rendahnya akses jamban dan - Masih rendahnya upaya - Adanya Pokja lintas
memenuhi kualitas kesehatan air bersih kesehatan promotif dan sektor
lingkungan sebesar 40%. preventif.

Penurunan kasus penyakit Masih rendahnya tatakelola Sarana dan prasarana untuk Adanya DAK penugasan
yang dapat di cegah dengan coldchain. penyimpanan vaksin belum untuk pengadaan cold chain
imunisasi (PD3I) tertentu memadai
sebesar 40%
Masih adanya penolakan imunisasi Adaya fatwa haram Adanya kotmitmen dari
di masyarakat imunisasi
dari komunitas pihak MUI untuk
tertentu bekerjasama
menyosialisasikan
pentingnya imunisasi
Kab/Kota yang mampu Pemenuhan pelayanan kesehatan Belum memiliki mitigasi Pemanfaatan tehnologi
melaksanakan kesiapsiagaan kegawatdaruratan bencana dan bencana di bidang kesehatan untuk mitigasi bencana
dalam penanggulangan KLB.
kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi
wabah sebesar 100%.
Menurunnya prevalensi Belum optimalnya penerapan perda Sosialisasi belum optimal Adanya komitmen dari
merokok pada usia ≤ 18 tahun KTR dilaksanakan pemda untuk penegakan
sebesar 5,4%. perda KTR
3 Meningkatnya akses dan mutu Belum adanya grand desain/ Masih ada fasilitas kesehatan Komitmen untuk
fasilitas pelayanan kesehatan rencana induk peningkatan yang belum memenuhi pelaksanaan akreditasi
/pengembangan sarana pelayanan standar. fasilitas kesehatan baik
kesehatan primer dan rujukan di pemerintah maupun swasta
Kabupaten Garut
a. Jumlah kecamatan yang Sudah tercapai
memiliki minimal 1 puskesmas
yang terakreditasi sebanyak
5.600.
b. Jumlah Kab/Kota yang Sudah tercapai
memiliki minimal 1 RSUD yang
terakreditasi sebanyak 481
Kab/Kota.
4 Meningkatnya akses, kemandirian,
dan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan
a. Presentase ketersediaan obat Sudah tercapai Ada masa tunggu dari
dan vaksin di puskesmas penyedia vaksin
sebesar 90%
b. Jumlah bahan baku obat, obat Bukan kewenangan pemda
tradisional serta alat
kesehatan yang di produksi di
dalam negeri sebanyak 35
jenis.
c. Presentase produk alat Bukan kewenangan pemda
kesehatan dan PKRT di
peredaran yang memenuhi
syarat sebesar 83%.

5 Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas,


dan pemerataan tenaga kesehatan,
a. Jumah puskesmas yang Belum meratanya tenaga kesehatan Ada beberapa wilayah yang Pengajuan ke pihak Pemda
minimal memiliki 5 jenis di fasilitas kesehatan letak gegrafisnya sulit untuk pemberia insentif bagi
tenaga kesehatan sebanyak terjangkau. tenaga kesehatan yang
5.600 puskesmas. ditempatkan di daerah sulit.

45
No. Sasaran Jangka Menengah Permasalahan Pelayanan PD Analisis Faktor
Kementerian Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Garut
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Presentase RS Kab/Kota kelas Ketersediaan dokter spesialis Adanya WKDS, interensip
C yang memiliki 4 dokter dasar dan dokter spesialis dokter spesialis
spesialis dasar dan 3 dokter terbatas
spesialis penunjang sebesar
60%.
c. Jumlah SDM kesehatan yang Belum adanya regulasi yang
di tingkatkan kompetensinya mengatur
sebanyak 56,910 orang.
6 Meningkatkan sistem informasi
kesehatan integrasi
a. Meningkatnya presentase Belum terintegrasinya data base
Kab/Kota yang melaporkan kesehatan kabupaten dan swasta.
data kesehatan prioritas
secara lengkap dan tepat
waktu sebesar 80%.
b. Presentase tersedianya Belum optimalnya pemanfaatan Belum adanya system Sudah ada aplikasi e profil.
jaringan komunikasi data yang aplikasi system informasi milik informasi kesehatan tingkat
diperuntukan untuk akses Kemenkes. kabupaten
pelayanan e-health sebesar
50%.

Tujuan jangka menengah renstra Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
yaitu : meningkatkan status kesehatan masyarakat. Adapun faktor penghambat
dan pendorong pelayanan Dinas Kesehatan terhadap pencapaian Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat ditinjau dari sasaran jangka menengah adalah
sebagai berikut :

Tabel 3.4
Telaahan Renstra Dinas Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023

Sasaran Jangka Menengah Renstra Permasalahan Pelayanan PD Analisis Faktor


Dinas Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan Kabupaten Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Garut
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan status Kesehatan
Masyarakat
1. Menurunnya kematian ibu Sarana dan prasarana di puskesmas Faktor jarak atau geografis Adanya anggaran Jampersal
PONED masih kurang yang sulit dijangkau Adanya pembangunan
puskesmas PONED
2. Menurunya kematian bayi Sarana dan prasarana di puskesmas Faktor jarak atau geografis Adanya anggaran Jampersal
PONED masih kurang yang sulit dijangkau Adanya pembangunan
puskesmas PONED
3. Prevalensi stunting Alat ukur tinggi badan bayi balita Alat antropometri yang Adanya DAK untuk
masih kurang berstandar masih kuang penanganan stunting
Petugas Gizi tingkat puskesmas Pengadaan SDM untuk Rekrutmen petugas di gizi di
masih kurang petugas gizi dari pusat Puskesmas BLUD
sangat minim.
4. Persentase penduduk terhadap Masih rendahnya akses jamban dan Pemberdayaan masyarakat , Adanya komitmen dari pokja
sanitasi yang layak (jamban sehat) air bersih kerjasama dan kemitraan ampl tingkat kabupaten.
masih kurang

46
Sasaran Jangka Menengah Renstra Permasalahan Pelayanan PD Analisis Faktor
Dinas Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan Kabupaten Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Garut
(1) (2) (3) (4)
Rekrutmen petugas di gizi di
Petugas Kesling tingkat puskesmas Pengadaan SDM untuk Puskesmas BLUD
masih kurang petugas gizi dari pusat
sangat minim.
5. Persentase kabupaten/ kota Sudah tercapai
dengan cakupan rumah tangga ber-
PHBS >60%

6. Pencegahan dan pengendalian Sarana untuk penemuan kasus baru Pengadaan untuk Adaya sarana seperti pot
penyakit menular, terutama masih kurang. mikroskoop belum optimal dahak yang disediakan pihak
keberhasilan pengobatan TBC. provinsi

Petugas belum semua terlatih Petugas masih mempunyai Adanya DAK sekunder untuk
dalam penanganan Tb. tugas lainnya (tugas peningkatan kapasitas
rangkap) petugas dalam penangan TB
7. Meningkatnya cakupan dan mutu Masih rendahnya tatakelola Sarana dan prasarana untuk Adanya DAK penugasan
imunisasi coldchain. penyimpanan vaksin belum untuk pengadaan cold chain
memadai

Masih adanya penolakan imunisasi Adaya fatwa haram Adanya kotmitmen dari
di masyarakat imunisasidari komunitas pihak MUI untuk
tertentu bekerjasama
menyosialisasikan
pentingnya imunisasi
8. Menurunnya penderita penyakit Petugas belum optimal dalam Petugas masih mempunyai Rekrutmen petugas di
tidak menular & Keswa terutama melakukan skrening tugas lainnya (tugas puskesmas BLUD
Hipertensi dan merokok. rangkap)
9. Persentase pelayanan kesehatan Pemenuhan pelayanan kesehatan Belum memiliki mitigasi Pemanfaatan tehnologi
Penduduk Terdampak Krisis kegawatdaruratan bencana dan bencana di bidang kesehatan untuk mitigasi bencana
Kesehatan Akibat Bencana KLB.
dan/atau Berpotensi Bencana
Provinsi
10. Persentase Pelayanan Kesehatan Pemenuhan pelayanan kesehatan Belum memiliki mitigasi Pemanfaatan tehnologi
bagi Penduduk Pada Kondisi kegawatdaruratan bencana dan bencana di bidang kesehatan untuk mitigasi bencana
Kejadian Luar Biasa Provinsi KLB.
11. Persentase Pelayanan Kesehatan Pemenuhan pelayanan kesehatan Belum memiliki mitigasi Pemanfaatan tehnologi
bagi Penduduk Pada Kondisi kegawatdaruratan bencana dan bencana di bidang kesehatan untuk mitigasi bencana
Kejadian Luar Biasa Provinsi KLB.
12. Jumlah puskesmas terakreditasi Sudah tercapai
13. Persentase kab/kota yang Sarana dan prasarana layad rawat SDM untuk layanan PSC Adanya DAK untuk
melaksanakan layanan layad rawat dan PSC 119 serta SDM belum cukup terutama dokter belum pemenuhan sarana dan
terpenuhi prasarana
14. Jumlah rumah sakit terakreditasi Rs swasta belum terakreditasi Proses pemenuhan Adanya komitmen dari RS
persyaratan akreditasi masih Swasta untuk segera
lambat melaksanakan akreditasi
15. Persentase peningkatan akses Rasio RS belum tercapai Proses pembangunan RS Adanya DAK untuk
Rumah Sakit, Sarana Prasarana belum optimal pembangunan RS
dan Tenaga Kesehatan Rumah
Sakit Provinsi dan UPT Dinas
16. Persentase peningkatan sarana, Sarana, prasarana dan tenaga Faktor jarak atau geografis Adanya Nusantara Sehat
prasarana dan tenaga kesehatan kesehatan di garut sekatan belum yang sulit dijangkau Adanya alokasi anggaran
pelayanan kesehatan di wilayah merata DAK
Jabar selatan dan wilayah
perbatasan.
17. Persentase ketersediaan obat Sudah tercapai
esensial

47
Sasaran Jangka Menengah Renstra Permasalahan Pelayanan PD Analisis Faktor
Dinas Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan Kabupaten Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Garut
(1) (2) (3) (4)
18. Persentase penduduk yang Masih rendahnya kepesertaan Alokasi dana untuk jaminan Kebijakan pusat tentang
mendapat jaminan kesehatan jaminan kesehatan bagi masyarakat kesehatan masyarakat Banprov untuk anggaran
menuju universal health coverage miskin miskin belum mencukupi. jaminan kesehatan bagi
masyarakat miskin
19. Persentase penguatan tenaga Basis data tenaga sesuai kompetensi Masih banyaknya tenaga Adanya pelatihan atau uji
kesehatan di Dinkes Provinsi dan belum akurat. kesehatan yang merangkap kompetensi.
UPTD jabatan antara lain dengan
jabatan bendahara.
20. Persentase dukungan sistem Belum optimalnya pemanfaatan Belum adanya system Sudah ada aplikasi e profil.
informasi kesehatan tingkat aplikasi system informasi milik informasi kesehatan tingkat
provinsi provinsi kabupaten

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Tata ruang merupakan perwujudan dari struktur ruang dan pola ruang.
Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka pemanfaatan
ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang berikut asumsi-asumsinya,
dengan cara menelaah rencana struktur ruang.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan


prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Telaahan
terhadap rencana struktur ruang meliputi: Peta rencana struktur ruang; Rencana
sistem perkotaan; Rencana jaringan transportasi; Rencana jaringan energi;
Rencana jaringan telekomunikasi; dan Rencana sistem jaringan sumber daya air,
dan Menelaah rencana pola ruang. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
fungsi budidaya. Telaahan terhadap rencana pola ruang, meliputi: Rencana
kawasan lindung; dan Rencana kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis.

Menelaah indikasi program pemanfaatan ruang. Program pemanfaatan ruang


adalah program yang disusun dalam rangka mewujudkan rencana tata ruang
yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan
baik di pusat maupun di daerah secara terpadu. Berdasarkan Peraturan Daerah

48
Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Garut Tahun 2011-2031, kebijakan pembangunan kewilayahan
ditinjau dari penataan ruang Kabupaten Garut, lebih diarahkan pada fungsinya
sebagai kawasan penunjang pusat pertumbuhan. Beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan dalam perumusan konsepsi perencanaan tata ruang dan
pengembangan wilayah Kabupaten Garut baik eksternal maupun internal adalah
sebagai berikut :
1) Adanya pengembangan jalur lintas Selatan Jawa Barat yang akan
mempengaruhi perkembangan kawasan yang dilintasi jalur tersebut karena
adanya peningkatan aksesibilitas.
2) Adanya pengembangan jalan tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan–Palimanan
yang akan mempengaruhi perkembangan wilayah bagian Utara Kabupaten
Garut seperti Kecamatan Malangbong, Selaawi, dan Limbangan karena adanya
peningkatan aksesibiltas.
3) Adanya rencana pembangunan infrastruktur strategis Provinsi Jawa Barat,
yaitu jalan tol Cigatas di Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, dan
Kabupaten Tasikmalaya.
4) Adanya rencana reaktivasi jalur Kereta Api Cibatu – Garut – Cikajang.
5) Adanya rencana pengembangan pelabuhan samudera yang melayani angkutan
barang untuk mendukung kegiatan perikanan di wilayah Kabupaten Garut. Hal
ini tentunya akan semakin memperkuat peran dan kedudukan Kabupaten
Garut dalam Pengembangan Wilayah Propinsi Jawa Barat.
6) Adanya kebijakan penetapan kawasan lindung sebesar 45% dari luas seluruh
wilayah Jawa Barat akan berdampak pada perubahan pola pemanfaatan ruang
secara luas di wilayah Kabupaten Garut. Tanggung jawab dan peran wilayah
Kabupaten Garut untuk mendukung kebijakan tersebut adalah memantapkan
sekitar 85% wilayahnya untuk kawasan berfungsi lindung.
7) Adanya rencana pengembangan kawasan andalan Priangan Timur di wilayah
Propinsi Jawa Barat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan
tersebut maupun kawasan sekitarnya telah membuka peluang bagi wilayah
Kabupaten Garut untuk mengembangkan sektor-sektor unggulan terutama
agribisnis dan pariwisata.

49
8) Perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah seyogyanya dilandasi
oleh prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
9) Keterkaitan sektor-sektor ekonomi dalam usaha memacu pembangunan
wilayah Kabupaten Garut dengan memperhatikan implikasi keruangan yang
didasarkan atas komplementari antar sektor-sektor yang terpilih dalam wilayah
yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan saling ketergantungan
antar wilayah yang dalam jangkauan jangka panjang dapat membentuk satu
kesatuan ekonomi wilayah.
10) Keterkaitan antara kawasan yang berkembang pesat dan sektor-sektor
pengembangan utama dengan kawasan yang terisolir dan tertinggal
pertumbuhannya. Dimaksudkan agar terjadi penebaran dan penjalaran
pertumbuhan ke daerah-daerah yang tertinggal tersebut.

Pada Perda pasal 39 mengenai Peraturan Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun


2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011 - 2031
ayat 3 (tiga) mengatur pengembangan sarana/fasilitas khususnya kesehatan
terdiri atas: pembangunan Rumah Sakit terletak yaitu peningkatan rumah sakit
umum daerah dr. Slamet berada di Kecamatan Tarogong Kidul, pembangunan
rumah sakit umum daerah dan swasta terletak di PKW Rancabuaya, PKL
Perkotaan Garut, PKL Pameungpeuk, Kecamatan Balubur Limbangan, Kecamatan
Cikajang; dan Kecamatan Karangpawitan. Pembangunan rumah sakit jiwa dan
rumah sakit paru berada di Kecamatan Cikajang. Peningkatan Puskesmas Dengan
Tempat Perawatan (DTP) menjadi rumah sakit tipe C terletak di seluruh
kecamatan.

3.5. Isu Strategis

Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi kesehatan tahun sebelumnya


sebagaimana dikemukakan sebelumnya, maka isu strategis Dinas Kesehatan
adalah :
1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Garut.

50
2. Tingginya hasil stunting hasil Pemantauan Status Gizi, Riskesdas tahun 2017
Kabupaten Garut masih tinggi sebesar 43,2 %;
3. Masih rendahnya aksesabilitas dan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terutama di daerah terpencil dan pinggiran.
4. Penyediaan pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat dan jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat penyerapannya belum maksimal.
5. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan.
6. Belum optimalnya pelaksanaan paradigma sehat : SPM, PISPK, SDGs dan
Germas.
7. Masih tingginya kejadian penyakit menular dan meningkatnya kejadian
penyakit tidak menular
8. Adanya ancaman meningkatnya atau munculnya penyakit lain (neo emerging
dan re-emerging) serta kejadian luar biasa.
9. Masalah akses sanitasi masih kurang melalui desa Open Defecation Free (
program STBM)
10. Masih belum optimalnya pelaksanaan manajeman BLUD puskesmas
11. Masih ditemukannya penyalahgunaan obat di masyarakat
12. Masih diperlukannya stabilitas persediaan obat dan perbekalan kesehatan di
sarana pelayanan kesehatan
13. Masih rendahnya kualitas bangunan fisik hasil kegiatan pembangunan sarana
pelayanan kesehatan
14. Masih perlunya ditingkatkan kepuasan pelanggan
15. Masih kurangnya alat kesehatan yang bermutu dan terkalibrasi
16. Masih rendahnya sarana dan prasarana serta sistem pengelolaan
Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)

51
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Tujuan
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan
derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu
daerah harus diikuti dengan perbaikan program pembangunan kesehatan, dan
program sosial lainnya termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli
masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu
memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih
baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang
pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
memperpanjang usia harapan hidupnya.

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga negara


memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.
Mengingat kebutuhan warga negara terhadap barang/jasa kesehatan sangat vital
dan dengan karakteristik barang/jasa kesehatan yang unik dan kompleks, maka
peranan pemerintah di bidang kesehatan harus distandarisasi, agar warga negara
dapat memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan. Karena kondisi kemampuan
sumber daya Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia tidak sama, maka
pelaksanaan urusan tersebut diatur dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
untuk memastikan ketersediaan layanan tersebut bagi seluruh warga negara.
Dalam upaya mencapai hal tersebut maka tujuan organisasi Dinas Kesehatan
selaras dengan misi bupati yaitu mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang
agamis, sehat, cerdas dan berbudaya dengan tujuan meningkatnya kualitas
sumber daya manusia dengan sasaran ke-2 yang tercantum pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2019-2024 yaitu :

“Meningkatnya harapan hidup masyarakat”

52
Adapun indikator dari tujuan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1
Indikator Tujuan Rencana Strategis Dinas Kesehatan

Kondisi Awal
Target per tahun
Tujuan Indikator Satuan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Angka
harapan hidup Harapan 70,92 71,36 71.69 72,02 72,34 72,67 73
Tahun
masyarakat Hidup

4.2. Sasaran
Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan
menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan
dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan
diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan
kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat
dicapai. Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari
proses perencanaan strategis dengan fokus utama berupa tindakan pengalokasian
sumber daya organisasi ke dalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan
sasaran harus memenuhi kriteria specific, measurable, agresive but attainable,
result oriented dan time bond. Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan
sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan,
gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur
keberhasilan pencapaian sasaran.

Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut untuk mencapai tujuan


meningkatnya harapan hidup masyarakat sampai dengan akhir tahun 2024, Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut menetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatnya aksesibilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang
berkualitas.
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan keluarga dan Gizi
3. Meningkatnya pemberdayaan Masyarakat bidang kesehatan

53
4. Meningkatnya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Dengan mempertimbangan bahwa usia harapan hidup adalah rata-rata


kesempatan atau waktu hidup yang tersisa. Usia harapan hidup bisa diartikan pula
dengan banyaknya tahun yang ditempuh penduduk yang masih hidup sampai
umur tertentu. Besar kecilnya usia harapan hidup suatu generasi sangat
dipengaruhi oleh banyaknya penduduk yang mampu melewati umur tertentu, dan
banyaknya penduduk yang dilahirkan hidup dari suatu generasi sampai mencapai
umur tertentu. Dengan dasar tersebut maka kematian ibu, bayi, balita dan
kematian karena penyakit menular pada orang dewasa, usia produktif
menurunkan umur harapan hidup demikian juga kematian karena kecelakaan akan
menurunkan umur harapan hidup. Sedangkan keberadaan umur penduduk di atas
76 tahun menaikkan umur harapan hidup. Oleh karena itu upaya untuk menaikan
umur harapan hidup dengan cara meningkatkan upaya pencegahan kematian ibu
dan bayi baru lahir. Meningkatkan upaya pencegahan kematian Bayi dan Balita
dengan Immunisasi, Pencegahan Stunting, Pencegahan penyakit menular.
Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, Memperbaiki status gizi
keluarga, Survey Indeks Keluarga Sehat dan Perbaikan kesehatan lingkungan.

Hal ini sejalan dengan pendekatan Teori Blum yaitu ada 4 aspek yang harus
diperhatikan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Keempat faktor tersebut
terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial,
ekonomi, politik, budaya) faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan
kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling
berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan
masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor
determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan
faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan
dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga
sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Hendrik L. Blum menjelaskan lebih
rinci sebagai berikut :

54
1) Faktor Lingkungan memiliki pengaruh dan peranan sebesar 45%. Lingkungan
sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi dua kategori, yaitu yang
berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan
dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia
seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi dan sebagainya.
2) Faktor Perilaku merupakan faktor kedua yang memiliki pengaruh sebesar 35%.
Faktor perilaku mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau
tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri.
3) Faktor Pelayanan Kesehatan merupakan faktor ketiga yang memiliki pengaruh
sebesar 15%. Faktor pelayanan kesehatan mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
4) Faktor Keturunan (genetik) merupakan faktor terakhir yang memiliki pengaruh
sebesar 5%. Faktor keturunan telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak
lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan
asma bronkial.

Dengan Teori Blum ini kita dapat memperbaiki 4 aspek utama deteminan
kesehatan tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Melalui
pendekatan HL. Blum dengan memperhatikan pelayanan kesehatan Di Kabupaten
Garut saat ini yang masih belum memenuhi kebutuhan baik dari ketersediaan
maupun kualitas yang diukur dari terakreditasinya fasilitas pelayanan kesehatan
yaitu belum semua fasilitas kesehatan terakreditasi maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut menetapkan sasaran strategis ke satu adalah meningkatnya
aksesibilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas. Kemudian
meningkatnya pelayanan kesehatan keluarga dan gizi, meningkatnya
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dan meningkatnya pencegahan dan
pengendalian penyakit.
Adapun indikator sasaran disajikan dalam tabel berikut :

55
Tabel 4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan

TARGET SASARAN TAHUN KE-

SASARAN INDIKATOR

2019

2020

2021

2023

2024
NO TUJUAN
STRATEGIS KINERJA

2022
1. Meningkatnya Meningkatnya Persentase
harapan aksesibilitas Fasilitas Pelayanan
hidup pelayanan Kesehatan yang
50% 55% 58 % 60% 65 % 70%
masyarakat kesehatan terakreditasi
dasar dan
rujukan yang
berkualitas
Meningkatnya Persentase
pelayanan pencapaian
kesehatan pelayanan asuhan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
keluarga dan berkesinambungan
Gizi
Meningkatnya Persentase
pemberdayaan Pencapaian Indeks
Masyarakat Keluarga Sehat 40% 45% 50% 55% 60% 65%
bidang
kesehatan
Meningkatnya Persentase capaian
Pencegahan Pencegahan dan
dan Pengendalian 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pengendalian Penyakit
Penyakit

56
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

5.1. Strategi
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai dalam RPJMD pada Tahun 2020-
2024 adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup Masyarakat yang menjadi tujuan
dari Dinas Kesehatan. Untuk mencapai sasaran RPJMD tersebut maka penerapan
strategi pembangunan kesehatan 2020-2024 adalah meningkatkan kualitas dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Strategi tersebut mencakup pelaksanaan
penerapan standar pelayanan minimal (SPM) di bidang Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 tahun 2019 tentang tentang standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan mengamanatkan bahwa capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam
pemenuhan mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus
100% (seratus persen). Strategi untuk meraih capaian 100% tersebut yaitu dengan
cara menjadikan pencapaian SPM sebagai indikator dari keberhasilan program yang
menjadi tangggung jawab Pejabat Administrator, sementara secara teknis
pemenuhuan SPM dilaksanakan oleh Puskesmas selaku Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan.

Adapun rincian strategi meningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan


tersebut dijabarkan dalam strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut 2020 – 2024
meliputi :
1. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
2. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
3. Meningkatkan Pembiayaan Kesehatan untuk masyarakat miskin
4. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut
Usia yang Berkualitas.
5. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
6. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

57
7. Meningkatan Penyehatan Lingkungan
8. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
9. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi
dan Alat Kesehatan.
10. Meningkatkan Pengawasan Obat.
11. Menguatkan Manajemen dan Sistem Informasi Kesehatan.
12. Meningkatkan Pengendalian Penyakit.

5.2. Kebijakan

Arah kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut didasarkan pada arah kebijakan
sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2020-2024. Untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan
berbagai upaya kesehatan yang dianggap sebagai upaya prioritas, terintegrasi pada
lokus kegiatan dalam ruang Gerakan Besar Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.

Adapun Gerakan Besar yang dimaksud adalah gerakan yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan dalam menanggulangi masalah kematian ibu melahirkan, kematian bayi
baru lahir dan kejadian balita stunting dalam upaya untuk meningkatkan umur
harapan hidup masyarakat. Prinsip gerakan tersebut adalah pro rakyat miskin, pro
kualitas pelayanan, inovatif dan berkesinambungan adapun gerakan besaran tersebut
yaitu :

1. Gerakan Cegah Stunting Ti Garut ( GAGAH TI GARUT ) Merupakan


kegiatan terpadu dan berkesinambungan melibatkan semua "stake holder" dalam
upaya menurunkan angka stunting dan gizi buruk di Kabupaten Garut dengan
out come yang diharapkan yaitu tidak tidak ada lagi kasus baru untuk stunting di
Kabupaten Garut (ZERO STUNTING).
2. Gerakan Anak Sehat Ibu Sehat (ASIH TI GARUT)
Merupakan kegiatan terpadu dan berkesinambungan melibatkan semua "stake
holder" dalam upaya menurunkan angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten

58
Garut dengan out come yang diharapkan yaitu menurunnya angka Kematian Ibu
Melahirkan dan Angka Kematian Bayi Baru Lahir sampai di bawah angka rata rata
Jawa Barat.
3. Gerakan Sadar hidup Sehat dan Pengendalian Penyakit (RASA SEHAT)
Yaitu Gerakan Penyadaran dan Pemberdayaan Masyarakat agar Berperilaku
Hidup Bersih Dan Sehat dan Upaya Perlindungan Masyarakat Dari Penyakit Yang
Prevalensinya Tinggi serta penyalahggunaan dan penggunaan obat yang salah
dengan out come Menurunnya angka kesakitan di masyarakat.
4. Sistem Jejaring Rujukan Garut dan URC 119 (SIJERUK GARUT)
Yaitu sistem layanan koordinasi seluruh kasus rujukan, layanan layad rawat,
layanan kegawatdaruratan dan unit reaksi cepat melalui PSC 119 dengan
outcome yaitu terlayaninya semua kasus kegawatdaruratan dan rujukan yang
ada di Kabupaten Garut, sehingga diharapkan kasus-kasus kegawatdaruratan
tertangani dengan cepat dan tepat.
5. Pelayanan Kesehatan Semesta Untuk Rakyat Miskin (PESAN YAKIN),
yaitu gerakan untuk memberikan jaminan layanan kesehatan kepada masyarakat
miskin dengan outcome yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
miskin. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat miskin yang belum
mendapatkan jaminan BPJS
6. Gerakan Akreditasi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(BERAKREDITASI PARIPURNA) merupakan salah satu indikator dari kualitas
fasilitas pelayanan, adapun outcome dari gerkan ini adalah Meningkatnya
Kualitas layanan kesehatan
7. PEMBANGUNAN RSUD KELAS D, sebagai Gerakan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat terhadap aksesibilitas pelayanan kesehatan rujukan,
sehingga terjadi pemerataan pelayanan kesehatan rujukan di seluruh wilayah
Kabupaten Garut.

59
TABEL 5.1
TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT

VISI KABUPATEN GARUT :


Garut yang bertaqwa, maju dan sejahtera
MISI KABUPATEN GARUT :
Misi 1 : Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat, cerdas, dan berbudaya

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


Meningkatnya Umur Meningkatnya 1. Meningkatkan Akses 1. Peningkatan ketersediaan
Harapan Hidup aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Dasar sarana dan prasarana
Masyarakat pelayanan yang Berkualitas kesehatan
kesehatan dasar 2. Meningkatkan Akses 2. Peningkatan mutu pelayanan
dan rujukan yang Pelayanan Kesehatan kesehatan
berkualitas Rujukan yang Berkualitas 3. Optimalisasi SIJERUK (Sistem
3. Meningkatkan Pembiayaan Jejaring Rujukan)
Kesehatan untuk 4. Membangun 3 rumah sakit
masyarakat miskin baru type pratama
4. Meningkatkan 5. Optimalisasi Jaminan
Ketersediaan, Penyebaran, Kesehatan Masyarakat
dan Mutu Sumber Daya 6. Pembinaan karakter tenaga
Manusia Kesehatan kesehatan yang professional
5. Meningkatkan Ketersediaan, 7. Meningkatkan Akses,
Keterjangkauan, Kemandirian dan Mutu
Pemerataan, dan Kualitas Sediaan Farmasi dan Alat
Farmasi dan Alat Kesehatan Kesehatan
6. Meningkatkan Pengawasan 8. Meningkatkan Sistem
Obat Informasi Kesehatan
7. Menguatkan Manajemen Terintegrasi
dan Sistem Informasi
Kesehatan

Meningkatnya 1. Akselerasi Pemenuhan Akses 1. Pemasangan bendera Anak


pelayanan Pelayanan Kesehatan Ibu, Sehat Ibu Sehat (ASIH)
kesehatan Keluarga Anak, Remaja, dan Lanjut dalam menurunkan Angka
dan Gizi Usia yang Berkualitas. Kematian Ibu dan Bayi
2. Mempercepat Perbaikan Gizi 2. Penanggulangan Stunting
Masyarakat. dan gizi buruk dengan
memakai Barcode tiap
rumah.
Meningkatnya 1. Meningkatkan Promosi 1. Peningkatan kemandirian
pemberdayaan Kesehatan dan masyarakat dalam upaya
Masyarakat bidang Pemberdayaan Masyarakat kesehatan promotif dan
kesehatan 2. Meningkatan Penyehatan preventif (Puskesmas dan
Lingkungan Posyandu)
2. Peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat (GERMAS)
3. Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
Meningkatnya Meningkatkan Pencegahan dan Meningkatkan Pencegahan dan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Pengendalian Penyakit Menular
pengendalian dan Tidak Menular
penyakit

60
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

6.1. Rencana Program dan Kegiatan


Memperhatikan rancangan awal RPJMD 2020-2024, visi dan misi, tujuan, strategi dan
sasaran strategis sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka disusunlah
target kinerja dan kerangka pendanaan program-program 2020-2024. Program Dinas
Kesehatan ada dua yaitu program Non Urusan ( Administrasi Umum/Adum ) dan
program Urusan.
Program Non Urusan ( Administrasi Umum/Adum ) meliputi:
1. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3. Program Administrasi Perkantoran
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.
Program Urusan meliputi:
1. Program Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
2. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana fasilitas kesehatan
3. Program Pengadaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Labkesda, Rumah
Sakit, Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-paru/ Rumah Sakit Mata
4. Program Mutu Pelayanan Kesehatan
5. Program Pelayanan Kesehatan Keluarga
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
9. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
10. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
11. Program Kesehatan Kerja dan Olahraga
12. Program Sumber Daya Manusia Kesehatan
13. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
14. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
15. Program Peningkatan Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
16. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

61
Dalam rangka sinergi penyelenggaraan pembangunan daerah, maka perumusan
program unggulan di bidang kesehatan di kabupaten garut yang tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Garut Tahun 2020-2024 dengan mengacu pula pada prioritas janji
kampanye Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2018 - 2023, meliputi
desentralisasi pelayanan kesehatan, yaitu:
a. Layad rawat, yakni pelayanan kesehatan yang responsif dan cepat;
b. Puskesmas Juara, dimana seluruh puskesmas di Jawa Barat memiliki fasilitas
yang memadai dan terakreditasi;
c. Revitalisasi Rumah Sakit;
d. Mobil Kekasih (Kendaraan Konseling Silih Asih), yakni kendaraan yang ditujukan
sebagai media konsultasi bagi masyarakat terhadap permasalahan Psikologis
yang dihadapi;
e. Jaminan kesehatan masyarakat miskin yg terintegrasi dengan JKN;
f. Poskestren, yakni upaya kesehatan berbasis msyarakat dimana Pesantren-
pesantren yang ada di Jawa Barat didorong agar memiliki kesiapan, kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
secara mandiri;
g. Zero Stunting;
h. Ngabring Ka Sakola (Ngabaso) yakni pendidikan sosial kepada siswa khususnya
anak-anak dengan melibatkan orang tua.

6.2. Sumber Dana


Sumber dana indikatif pelaksanaan pembangunan kesehatan untuk periode lima tahun
kedepan (2019-2024) sesuai RENSTRA berasal dari berbagai sumber anggaran, yaitu:
1. Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Garut.
2. Bantuan Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat
3. Bantuan Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN)
4. Sumber dana lainnya

Perumusan indikasi rencana program dan kegiatan yang disertai kebutuhan pendanaan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

62
Tabel 6.1
Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut Tahun 2019-2024

Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Mening
katnya
Menin aksesibi
gkatn litas Prosentas Persentas
Bidang
ya pelayan e Fasilitas Program e
Pelayan
Umur an Kesehata Upaya pemenuh
an
kesehat n yang Pelayanan an
1 Harap an sesuai Kesehatan pelayanan
% 70% 80% 1.025 100% 3.150 100% 3.465 100% 3.812 100% 4.193 100% 4.612 100% 19.232 Kesehat
an an
dasar standar dasar dan kesehata
(Yankes
Hidup dan (terakredi rujukan n sesuai
)
Masya rujukan tasi) standar
yang
rakat berkual
itas

prosentase
puskesmas
Kegiatan
yang Seksi
Indonesia
melakukan Pelayana
Sehat
intervensi % 100 100 100 100 300 100 330 100 363 100 399,3 100 439,23 100 1.832 n
dengan
terhadap Kesehata
Pendekatan
Indeks n Primer
Keluarga
Keluarga
Sehat (IKS)

presentase
Pengelolaa Seksi
Sarana
n Pelayana
Fasyankes
Pelayanan absolut 100 100 100 100 200 100 220 100 242 100 266,2 100 292,82 100 1.221 n
Primer
Fasyankes Kesehata
yang sesuai
Primer n Primer
standar
persentase
puskesmas
yang
Seksi
Upaya melaksanak
Pelayana
pelayanan an
% 20 20 25 20 200 20 220 20 242 20 266,2 20 292,82 20 1.221 n
kesehatan kesehatan
Kesehata
Tradisional tradisional
n Primer
dan
komplemen
ter

63
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Peningkata persentase
n Pelaksanaa
Seksi
Pelayanan n
Pelayana
dan pelayanan
% 100% 100% 100 100% 250 100% 275 100% 302,5 100% 332,75 100% 366,025 100% 1.526 n
Penangulan kesehatan
Kesehata
gan pada
n Primer
Masalah situasi
Kesehatan khusus
Rekomenda jumlah Seksi
si Peijinan Fasyankes Pelayana
Fasilitas Tujukan n
% 100 100 200 100 200 100 220 100 242 100 266,2 100 292,82 100 1.221
pelayanan yang diberi Kesehata
kesehatan rekomenda n
rujukan si izin Rujukan
Peningkata
n
Pengelolaa
Seksi
n SIJERUK
presentase Pelayana
(Sistem
masysrakat n
Informasi % 100 100 500 100 2000 100 2200 100 2420 100 2662 100 2928,2 100 12.210
yang Kesehata
Jejring
terlayani n
Rujukan
Rujukan
Kegawat
dan
daruratan)
prosentas Bidang
Program e orang Pelayan
Pelayanan miskin an
30.50
Kesehatan yang % 20% 20% 30.200 20% 20% 33.550 20% 4.235 20% 4.659 20% 5.124 100% 78.068 Kesehat
0
penduduk mendapat an
miskin kan kartu (Yankes
BPJS/KIS )
Bantuan
biaya
kesehatan
keluarga
miskin/Keja Klaim Seksi
dian Luar Pembayara Pelayana
Biasa/korba n % 100% 100% 200 100% 500 100% 550 100% 605 100% 665,5 100% 732,05 100% 3.053 n
n pelayanan Kesehata
Bencana/ko kesehatan n Primer
rban
KDRT/korb
an tindakan
terorismi

64
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Bantuan
biaya Seksi
Pelayanan Pembayara Pelayana
Kesehatan n premi ke % 100% 100% 30.000 100% 30000 100% 33.000 100% 3.630 100% 3.993 100% 4.392 100% 75.015 n
Keluarga BPJS Kesehata
Miskin n Primer
(PBI)
Program
Pengadaa Rasio Bidang
n, puskesma Pelayan
Peningkat s, an
1/10.8 1/38. 191.88 1/37.0 36.66 1/36.00 1/35.00 1/34.0 1/33.00 1/33.00 118.28
an dan poliklinik, Rasio 26.636 25.800 29.179 Kesehat
60 000 7 00 7 0 0 00 0 0 2
Perbaikan pustu an
Sarana persatuan (Yankes
fasilitas penduduk )
kesehatan
Pengadaan
Tanah Seksi
untuk Jumlah Pelayana
Fasilitas Lokasi Absolut - 1 100 2 4.000 1 5.000 1 2.000 1 3.000 1 3.000 1 17.000 n
Pelayanan tanah Kesehata
Kesehatan n Primer
Primer
jumlah
Pembangun
labkesda,
an/ Seksi
puskesmas
rehabilitasi Pelayana
dan
Puskesmas Absolut 24 37 184.587 9 26.558 8 14.916 8 16.408 8 18.048 8 19.853 8 95.783 n
jaringannya
dan Kesehata
yang
jaringannya n Primer
dibangun/r
.
ehabilitasi
Prosentase
Pengadaan
sarana dan
prasarana
prasarana Seksi
dan
di Pelayana
peralatan 8944,18
puskesmas % 60% 60% 7.200 70% 6.109 80% 6719,9 90% 7391,89 95% 8131,079 100% 100% 37.296 n
kesehatan 69
dan Kesehata
Puskesmas
jaringannya n Primer
dan
yang sesuai
jaringannya
kebutuhan

65
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Program
pengadaa
n dan
peningkat
an sarana
dan
prasarana
Bidang
Labkesda,
Rasio Pelayan
rumah
Rumah an
sakit, 1/435. 1/435 1/416. 48.25 1/416.6 1/416.6 1/416. 1/416.6 1/416.6 288.46
Sakit Rasio 7.631 53.083 58.083 58.391 70.653 Kesehat
rumah 000 .000 666 7 66 66 666 66 66 7
persatuan an
sakit
penduduk (Yankes
jiwa/
)
rumah
sakit
paru-
paru/
rumah
sakit
mata
Pengadaan
Seksi
Tanah
Pelayana
untuk Jumlah
n
Fasilitas Lokasi Absolut - 1 2000 2 6.000 1 2000 1 2000 0 0 1 2000 1 12.000
Kesehata
Pelayanan tanah
n
Kesehatan
Rujukan
Rujukan
Pembangun Seksi
an/ Pelayana
Jumlah RS
rehabilitasi n
baru yang Absolut 0 1 6.228 3 33.257 3 36.583 3 40.241 3 44.265 3 48.692 3 203.038
Labkesda Kesehata
beroperasi
dan Rumah n
Sakit Rujukan
Pengadaan
prasarana
dan Prosentase
peralatan prasarana Seksi
kesehatan dan Pelayana
Rumah peralatan n
% 0% 50% 1.403 100% 19.000 100% 20.900 100% 22.990 100% 25.289 100% 27.818 100% 115.997
Sakit, kesehatan Kesehata
Labkesda yang sesuai n
dan dengan Rujukan
fasyankes kebutuhan
rujukan
lainnya

66
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Prosentas Bidang
e Pelayan
Program
peningkat an
mutu
an mutu % 50% 60% 4.695 70% 4.400 80% 4.785 90% 5.264 100% 5.790 100% 6.369 100% 26.608 Kesehat
pelayanan
pelayanan an
kesehatan
kesehata (Yankes
n )
Pengelolaa persentase
Seksi
n Mutu hasil ikm di
Mutu
Pelayanan puskesmas
Pelayana
Kesehatan dan % 70% 80% 100 100% 400 100% 440 100% 484 100% 532 100% 586 100% 2.442
n
dan Puskesmas
Kesehata
Puskesmas yang
n
Berprestasi berprestasi
Pengelolaa
Persentase Seksi
n Akreditasi
Puskesmas Mutu
Puskesmas
realkreditas Pelayana
dan % 1.5% 1.5% 4.230 5% 3.950 5% 4.345 5% 4.780 5% 5.257 5% 5.783 5% 24.115
i Paripurna n
Fasyankes
(Puskesma Kesehata
Primer
s) n
lainnya
Pengelolaa
n Akreditasi
Seksi
RS,
RS dan Mutu
Labkesda
Labkesda Pelayana
dan Absolut - 1 365 1 50 1 500 550
terakredita n
Fasilitas
si Kesehata
Kesehatan
n
Rujukan
Lainnya
Prosentas
e
Prosentas
Bidang
Program e tenaga
Sumber
Sumber kesehata
2635,3 Daya
Daya n berizin % 100% 100% 200 100% 1800 100% 1980 100% 2178 100% 2395,8 100% 100% 10.989
8 Kesehat
Manusia praktek di
an
Kesehatan puskesma
(SDK)
s dan
rumah
sakit
Seksi
Fasilitasi jumlah
Sumber
pemenuhan pemenuha
Daya
tenaga n tenaga Absolut 60 60 100 60 1.500 60 1.650 60 1.815 60 1.997 60 2.196 60 9.158
Kesehata
kesehatan kesehatan
n
puskesmas puskesmas
Manusia

67
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Jumlah
Tenaga
Peningkata Seksi
Kesehatan
n kualitas Sumber
yang
dan Daya
ditingkatka Absolut 700 700 100 700 300 700 330 700 363 700 399 700 439 700 1.831
kompetensi Kesehata
n kualitas
tenaga n
dan
kesehatan Manusia
kompetensi
nya
Bidang
Program
Sumber
Obat dan
20.71 159.49 Daya
Perbekala 9.832 52.791 25.070 30.577 30.335
9 2 Kesehat
n
an
Kesehatan
(SDK)
prosentas
e
ketersedi
aan
Puskesma % 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95%
s dengan
obat dan
vaksin
esensial

Prosentas
e produk
alkes dan
PKRT di
% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
peredaran
yang
memenuh
i syarat

Prosentas
e Sarana
Kefarmasi
an
Memberik
an % 65% 65% 65% 70% 75% 80% 85% 90%
Pelayana
n
Kefarmasi
an Sesuai
Standar
Jumlah Seksi
Pengadaan Paket Akes ,
Obat dan Pengadaan Obat
Absolut 2paket 2paket 8.444 2paket 15.000 2paket 16.500 2paket 18.150 2paket 19.965 2paket 21.962 2paket 91.577
Perbekalan Obat dan Publik
Kesehatan Perbekalan dan
Kesehatan PKRT

68
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Nilai Seksi
Pengelolaa indikator Akes ,
n Obat dan Pengelolaa 622,242 Obat
Absolut 75 75 1.000 75 425 75 467,5 75 514,25 75 565,675 75 75 2.595
Perbekalan n Instalasi 5 Publik
Kesehatan Farmasi dan
Kabupaten PKRT
Pengadaan Seksi
Jumlah
sarana dan Akes ,
paket
prasarana Obat
sarana Absolut 1paket 1paket - 1paket 4.394 1paket 4.833 1paket 5.317 1paket 5.848 1paket 6.433 1paket 26.825
instalasi Publik
prasarana
farmasi dan
instalasi
kabupaten PKRT
Pembangun Pembangu Seksi
an/Rehabilit nan yang Akes ,
asi Gudang sesuai Obat
Absolut 1paket 1.136 1 30000 1 3000 33.000
Instalasi dengan Publik
Farmasi perencanaa dan
Kabupaten n PKRT
Pembinaan Seksi
daan Jumlah Akes ,
pengawasa alkes dan Obat
Absolut 30 30 100 30 100 30 110 30 121 30 133 30 146 30 610
n alat PKRT yang Publik
kesehatan diperiksa dan
dan PKRT PKRT
Penigkatan Jumlah
Mutu sarana Seksi
Pelayanan kefarmasia Absolut 75 75 150 75 500 75 550 75 605 75 666 75 732 75 3.053 Kefarma
Kefarmasia n sesuai sian
n standar
Peningkata
Capaian
n Seksi
pengunaan
penggunaa % 60% 60% 138 60% 300 60% 330 60% 363 60% 399 60% 439 60% 1.831 Kefarma
obat
n obat sian
rasional
rasional
Prosentas
Program
e Laporan
Peningkat
BLUD 122,09 Sekreta
an % 100% 100% 100% 122 100% 134,2 100% 147,62 100% 162,382 100% 178,62 100% 745
Puskesma 7 riat
Pelayanan
s sesuai
BLUD
SAP
Subbag
Kegiatan Prosentase
Keuanga
Dukungan Laporan
n dan
Peningkata BLUD % 100% 100% 122,097 100% 122 100% 134 100% 148 100% 162 100% 179 100% 745
Barang
n BLUD di Puskesmas
Milik
PKM sesuai SAP
Daerah

69
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Jumlah
Paket
Program
Infrastruk
standarisa
tur Absolu Sekreta
si 0 0 0 1paket 200 1paket 220 1paket 242 1paket 266 1paket 293 1paket 1.221
Sistem t riat
Pelayanan
Informasi
kesehatan
Kesehata
n (SIK)
Jumlah Subag
Pengadaan Paket Perenca
Infrastuktur Infrastrukt naan,Ev
Sistem ur Sistem Absolut 0 0 0 1paket 200 1paket 220 1paket 242 1paket 266 1paket 293 1paket 1.221 aluasi
Informasi Informasi dan
Kesehatan Kesehatan Pelapor
(SIK) an
Persentas Bidang
Program e Standar Kesehat
Upaya Pelayana an
44.05 268.94
Kesehatan n Minimal % 100% 100% 49.892 100% 100% 48.458 100% 53.304 100% 58.635 100% 64.498 100% Masyar
3 8
Masyarak (SPM) di akat
at Puskesma (Kesma
s s)
Seksi
Bantuan
Kesling,
Operasional Pencapaian
Kesehata
Kesehatan SPM di % 100% 100% 49.892 100% 44.053 100% 48.458 100% 53.304 100% 58.635 100% 64.498 100% 268.948
n Kerja
di Puskesmas
dan
Puskesmas
Olahraga
Rata -rata
Persentas
Bidang
e
Kesehat
Program Pencapaia
an
Pelayanan n 22.80 139.19
% 100% 100% 11.162 100% 100% 25.080 100% 27.588 100% 30.347 100% 33.381 100% Masyar
Kesehatan Pelayana 0 6
akat
Keluarga n
(Kesma
Kesehata
s)
n
Keluarga
Mening
Presentas
katnya
e
aksesibi
pencapaia
litas persentase Seksi
n ASIH
pelayan ibu hamil Kesehata
pelayanan (ANAK
an diperiksa % 99,17% 100% 1.000 100% 1.100 100% 1.210 100% 1.331 100% 1.464 100% 6.105 n
kesehatan SEHAT IBU
kesehat kehamilann Keluarga
keluarga SEHAT)
an ya dan Gizi
(capain
Keluarg
SPM 1, 2,
a dan
3, 4, 5, 7
Gizi

70
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
persentase
ibu bersalin
Seksi
Jaminan ditolong
Kesehata
pertolongan persalinann
% 76,14% 100 10.912 100% 21.000 100% 23.100 100% 25.410 100% 27.951 100% 30.746 100% 128.207 n
persalinan ya oleh
Keluarga
(Jampersal nakes di
dan Gizi
fasilitas
kesehatan
Pelayanan
Kesehatan
Jumlah
dalam Seksi
Anemia
rangka Kesehata
pada
Gerakan % 51,86% 100 150 100% 200 100% 220 100% 242 100% 266 100% 293 100% 1.221 n
remaja
Membebask Keluarga
putri
an Garut dan Gizi
menurun
dari Anemia
(Gebetan)
puskesmas
yang
dibina,
Peningkata persentase Seksi
n usia lankut Kesehata
pelayanan yang % 99,17% 100 - 100% 300 100% 330 100% 363 100% 399 100% 439 100% 1.831 n
kesehatan diperiksa, Keluarga
pada lansia perayaan dan Gizi
peringatan
hari usia
lanjut
Bidang
Prosentase
Kesehata
Penangana
Perbaikan n
n Kurang
Gizi % 100% 100% 4.253 100% 1.500 100% 1.650 100% 1.815 100% 1.997 100% 2.196 100% 9.158 Masyara
Gizi pada
Masyarakat kat
Balita dan
(Kesmas
Ibu Hamil
)
Pencanang
an "Ga-Gah Seksi
ti Garut" Jumlah Kesehata
(Gerakan pembentuk Absolut 17 19 4.153 2 1.000 2 1.100 2 1.210 2 1.331 2 1.464 29 6.105 n
Cegah an pos gizi Keluarga
Stunting di dan Gizi
Garut)
Penanggula
ngan KEP,
persentase Seksi
AGB, GAKI,
4 (empat) Kesehata
KVA dan
Masalah % 100% 100% 100 100% 500 100% 550 100% 605 100% 666 100% 732 100% 3.053 n
gangguan
Gizi yang Keluarga
kekurangan
ditanggani dan Gizi
gizi mikro
lainnya

71
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Mening
Program
katnya Bidang
Persentas Promosi Cakupan
pember Kesehat
e Kesehatan Desa/
dayaan an
Pencapaia dan Kelurahan 1,31
Masyar % 1,31% 300 3% 2.500 5% 2.750 10% 3.025 15% 3.328 20% 3.660 20% 15.263 Masyar
n Indeks Pemberda Siaga %
akat akat
Keluarga yaan Aktif
bidang (Kesma
Sehat Masyarak Mandiri
kesehat s)
at
an
Peningkata Desa / Seksi
n kelurahan Promosi
Pemberday siaga aktif Kesehata
aan meningkat n dan
Absolut 0 0 200 13desa 500 22 550 44 605 66 666 88 732 88 3.053
Masyarakat satu Pemberd
dalam tingkat ayaan
pengemban strata Masyara
gan UKBM diatasnya kat
Seksi
Promosi
Tatanan
Penyuluhan Kesehata
Rumah
Masyarakat n dan
tangga % 60% 100 65% 2.000 70% 2.200 75% 2.420 80% 2.662 85% 2.928 85% 12.210
Pola Hidup Pemberd
yang ber
Sehat ayaan
PHBS
Masyara
kat
Bidang
Program Prosentas Kesehat
Pengemb e Desa an
2.964,5
angan yang % 90 100 450 100 2.450 100 2.695 100 100 3.261 100 3.587 100 14.958 Masyar
0
Lingkunga menerapk akat
n Sehat an STBM (Kesma
s)
Pelaksanaa Seksi
n Sanitasi Prosentase Kesling,
Total yang Kesehata
% 90 100 200 100 600 100 660 100 726 100 799 100 878 100 3.663
Berbasis menerapak n Kerja
Masyarakat an STBM dan
(STBM) Olahraga
Persentase Seksi
Pelaksanaa pencapaian Kesling,
n Indeks Kesehata
% 31 31 - 35 500 40 550 45 605 50 666 55 732 60 3.053
Kesehatan Resiko n Kerja
Lingkungan sanitasi dan
(IRS) Olahraga
Seksi
Kesling,
Jumlah
Kecamatan Kesehata
Kecamatan Absolut 32 32 150 42 750 42 825 42 908 42 998 42 1.098 42 4.579
Sehat n Kerja
Sehat
dan
Olahraga

72
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
persentase
Seksi
TTU/TUI/T
Kesling,
Penyehatan PM yang
Kesehata
TTU/Indust diawasi Absolut 74,71 74,71 100 74,71 450 75 495 78,97 545 80,43 599 82,61 658,845 82,61 2.748
n Kerja
ri/TPM memenuhi
dan
syarat
Olahraga
kesehatan
Seksi
persentase
Pengawasa Kesling,
sarana
n Kesehata
pangan Absolut 74,29 74,29 - 74,29 150 75 165 79,05 182 79,42 200 80,15 219,615 80,15 917
keamanan n Kerja
yang
pangan dan
diawasi
Olahraga
Persentas
e Seksi
Puskesma Kesling,
Program
s yang Kesehat
Kesehatan
menyelen an
Kerja dan % 70 70 50 75 400 88 440 85 484 90 532 95 586 95 2.442
ggarakan Kerja
Kesehatan
kesehata dan
Olah Raga
n kerja Olahrag
dasar dan a
Olah Raga
persentase
Seksi
Puskesmas
Kesling,
Kesehatan yang
Kesehata
kerja dan melaksanak % 50 50 - 55 60 65 70 75 75 0
n Kerja
olah raga an
dan
kesehatan
Olahraga
kerja
persentase
Seksi
Puskesmas
Kesling,
yang
Kesehata
melaksanak % 70 70 50 75 400 88 440 85 484 90 532 95 586 95 2.442
n Kerja
an
dan
kesehatan
Olahraga
olah raga
Mening
katnya Presentas
Penceg e capaian Bidang
Prosentas
ahan Program pencegah Penceg
e capaian
dan Pencegah an dan ahan
pencegah
pengen an dan penegnda dan
an dan % 100% 6.217 100% 3.275 100% 3.603 100% 3.963 100% 4.359 100% 4.795 100% 19.995
dalian Pengendal lian PM Pengen
pengenda
penyaki ian dan PTM dalian
lian
t penyakit (SPM 6, 8, Penyaki
Penyakit
menula 9, 10, 11, t
r dan 12)
tidak

73
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
menula
r

persentase
Pelayanan Seksi
anak
Vaksinasi Surveilan
dibawah 695,447
bagi balita % 95% 95% 475 95% 475 95% 523 95% 575 95% 632 95% 95% 2.900 s dan
dua tahun 5
dan anak Imunisas
IDL dan
sekolah i
Desa UCI

Seksi
Penceng
ahan
Penanggula Prevalensi
dan
ngan tekanan
% 100% 100% - 100% 200 100% 220 100% 242 100% 266 100% 292,82 100% 1.221 Pengend
Penyakit darah
alian
Hipertensi tinggi
Penyakit
tidak
Menular

Prosentase
masyarakat
Usia
Produktif Seksi
Surveilans dan yang Penceng
faktor risiko dilayani ahan
dan pemeriksaa dan
pengendali n % 100% 100% 4.502 100% 200 100% 220 100% 242 100% 266 100% 292,82 100% 1.221 Pengend
an penyakit kesehatan alian
tidak penyakit Penyakit
menular Hipertensi, tidak
diabetes Menular
melitus dan
PTM
lainnya
Seksi
Penceng
Penanggula Prevalensi ahan
ngan ODGJ yang dan
Penyakit dilayani % 100% 100% 100 100% 200 100% 220 100% 242 100% 266 100% 292,82 100% 1.221 Pengend
Gangguan oleh alian
Jiwa puskesmas Penyakit
tidak
Menular
persentase Seksi
Penanggula
kasus Penceng
ngan % 85% 85% 100 85% 300 85% 330 85% 363 85% 399 85% 439,23 85% 1.831
Penyakit ahan
Gangguan
indra yang dan

74
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Kesehatan tertanggula Pengend
Indera ngi alian
Penyakit
tidak
Menular
Prosentase
terduga TB
yang Seksi
dilakukan Pencega
Peningkata
tindakan han dan
n
sesuai % 100% 100% 100 100% 300 100% 330 100% 363 100% 399 100% 439,23 100% 1.831 Pengend
penanggula
standar alian
ngan TB
serta Penyakit
pengobata Menular
n sesuai
standar
Prosentase
kelompok
resiko
HIV/AIDS
Seksi
dan IMS
Penanggula Pencega
mendapatk
ngan dan han dan
an
Pencegaha % 100% 100% 600 100% 300 100% 330 100% 363 100% 399 100% 439,23 100% 1.831 Pengend
pe;ayanan
n HIV/AIDS alian
sesuai
dan IMS Penyakit
standar
Menular
dan
pengobata
n sesuai
standar
Penanggula
Jumlah
ngan
Puskesmas
Penyakit
yang aktif
bersumber
melakukan Seksi
Binatang
penanggula Pencega
dan
ngan han dan
penyakit
penyakit % 100% 100% 140 100% 800 100% 880 100% 968 100% 1.065 100% 1.171 100% 4.884 Pengend
menular
bersumber alian
langsung;
binatang Penyakit
malaria/
dan Menular
DBD/
penyakit
Filariasis/
menular
Rabies dan
aktif yang
Lainnya

75
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Peningkata
n
surveillance
persentase
epidemiolo Seksi
kasus PD3I
gi dan Surveilan
yang
penanggula % 100% 100% 100 100% 250 100% 275 100% 303 100% 333 100% 366,025 100% 1.527 s dan
ditanggulan
ngan Imunisas
gi kurang
wabah i
dari 24 jam
serta
Kebencana
an
persentase
Peningkata pelaksanaa Seksi
n Kegiatan n Surveilan
Kesehatan Surveilans % 100% 100% 100 100% 250 100% 275 100% 303 100% 333 100% 366,025 100% 1.527 s dan
Matra, haji SISKOHAT Imunisas
dan umroh KES i
jemaah haji
Persentas
Program
e Sarana
Adminis Peningkat
dan
Non trasi an Sarana 282.83 Sekreta
Prasarana % 53 50 60800 66900 73605 81476
Urusan Umum dan 1 riat
aparatur
(ADUM) Prasarana
berkondis
Aparatur
i baik
Pembangun
Jumlah
an Gedung
Gedung
Kantor
yang
Dinas
dibanguan
Kesehatan
Subag
Jumlah
Pemelihara Umum
Gedung
an Gedung Absolut 4 4 4 300 4 300 4 400 4 400 4 500 4 500 dan
yang
Kantor Kepegaw
dipelihara
aian
Pemelihara Prosentase
Subag
an rutin/ kendaraan
Umum
berkala yang bisa
% 100 100 53 100 50 100 60.500 100 66.550 100 73.205 100 80.526 100 280.831 dan
kendaraan beropersi
Kepegaw
dinas/opera dengan
aian
sional baik
prosentase
Pemelihara
peralatan Subag
an rutin/
gedung Umum
berkala
kantor % 100 100 100 250 100 300 100 350 100 400 100 450 100 1.500 dan
peralatan
yang Kepegaw
gedung
berfungsi aian
kantor
secara baik

76
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Program
Tingkat
Peningkat Sekreta
disiplin % 100 47 47 52 57 63 100 69 288
an Disiplin riat
aparatur
Aparatur
Pengadaan
Subag
Pakaian jumlah
Umum
Dinas pakaian
Absolut 130 32 130 32 130 35 130 39 130 43 130 47 130 196 dan
Beserta dinas yang
Kepegaw
Perlengkap disediakan
aian
annya
Prosentase Subag
Pendidikan
pegawai Umum
dan
yang % 100 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 75 dan
pelatihan
mengikuti Kepegaw
Formal
pelatihan aian
prosentase Subag
Rekrruitme
kebutuhan Umum
nt tenaga
pegawai % 100 100 600 100 100 100 100 100 0 dan
non PNS
BLUD yang Kepegaw
BLUD
direkrut aian
Persentas
e
pemenuh
Program
an
Administr
kebutuha 4397,8 Sekreta
asi % 2732 3668 3312 3641 3996,2 19.015
n layanan 2 riat
Perkantor
administr
an
asi
perkantor
an
Penyediaan
Prosentase Subag
Jasa
kebutuhan Umum
Komunikasi
Listrik dan % 100 106 250 117 129 141 100 155 792 dan
, Sumber
air yang Kepegaw
Daya Air
disediakan aian
dan Listrik
Penyediaan
jasa Subag
Jumlah
pemelihara Keuanga
Kendaaraa
an da n dan
n yang Absolut 25 45 26 300 28 50 29 54 30 60 32 66 34 530
perizinan Barang
dibayarkan
kendaraan Milik
STNKnya
dinas/opera Daerah
sional
Jumlah Alat
Subag
Penyediaan dan bahan
Umum
Jasa yang
Absolut 100 107 200 118 129 142 100 157 746 dan
Kebersihan disediakan
Kepegaw
Kantor untuk
aian
kebersihan

77
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
prosentase
Penyediaan Subag
Alat kerja
Jasa Umum
yang bisa
Perbaikan % 100 6 100 15 100 7 100 8 100 8 100 9 100 47 dan
berfungsi
Peralatan Kepegaw
dengna
Kerja aian
baik
Subag
Penyediaan Keuanga
jasa n dan
100 100 18 100 20 100 22 100 25 100 27 100 112
Administras Barang
i keuangan Milik
Daerah
Jumlah
Subag
ATK yang
Penyediaan Umum
disediakan
alat tulis Absolut 100 115 100 250 100 126 100 139 100 153 100 168 100 836 dan
sesuai
kantor Kepegaw
dengan
aian
kebutuhan
Penyediaan
Jumlah Subag
barang
Barang Umum
cetakan
cetakan Absolut 100 51 100 60 100 66 100 73 100 80 100 88 100 367 dan
dan
yang Kepegaw
pengganda
disediakan aian
an
Penyediaan
komponen jumlah Subag
instalasi Instalasi Umum
listrik/pener listrik yang Absolut 100 6 100 6 100 7 100 7 100 8 100 9 100 37 dan
angan diperbahar Kepegaw
bangunan ui/diganti aian
kantor
Penyediaan
Jumlah Subag
Bahan
Bahan Umum
Bacaan dan
bacaan Absolut 100 8 100 9 100 9 100 10 100 11 100 12 100 51 dan
peraturan
yang Kepegaw
perundang-
disediakan aian
undangan
Bahan
Subag
Penyediaan makanan
Umum
makanan dan
Absolut 100 48 100 50 100 55 100 61 100 67 100 73 100 306 dan
dan minuman
Kepegaw
minuman yang
aian
disediakan
Prosentase
Penyediaan Subag
Peralatan
peralatan Umum
dan
dan % % % 75 % 75 % 80 % 80 100 90 100 400 dan
perlengkap
perlengkap Kepegaw
an Kantor
an kantor aian
sesuai

78
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
dengan
kebutuhan

Jumlah
Rapat-rapat Rapat
Subag
koordinasi koordinasi
Umum
dan dan
Absolut 25 110 120 25 132 25 145 25 160 25 176 25 733 dan
konsultasi konsultasi
Kepegaw
ke luar luar daerah
aian
daerah yang
dilakukan
Penyediaan
Subag
jasa
SDMK yang Umum
pendukung
mendapat Absolut 100 1.940 1.950 2.145 2.360 2.595 100 2.855 100 11.905 dan
tenaga
honorarium Kepegaw
teknis/admi
aian
nistrasi
Jumlah
Rapat
Rapat-rapat
koordinasi Subag
koordinasi
dan Umum
dan
konsultasi Absolut 20 42 20 200 20 220 20 242 20 266,2 20 292,82 20 1.221 dan
pembinaan
dalam Kepegaw
ke dalam
daerah aian
daerah
yang
dilakukan
Subag
Penyediaan Umum
Jumlah
Jasa Absolut 6 148 6 165 6 165 6 182 6 200 6 220 6 932 dan
Satpam
Keamanan Kepegaw
aian
Program: Persentas
Peningkat e
an pemenuh
pengemba an
ngan pelaporan
Sekreta
sistem capaian % 100 47 50 55 61 67 100 73 306
riat
pelaporan kinerja
Capaian dan
Kinerja keuangan
dan sesuai
Keuangan ketentuan

79
Penang
Kondisi Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) gung
Indikator jawab
Kinerja
Program Kinerja
Awal Kondisi Kinerja
No. Tujuan Sasaran Indikator dan Program Satuan
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pada akhir periode
Kegiatan dan
(Tahun RPJMD
Kegiatan
2018) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target Target Target Target Target Target Target
(Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Prosentase
Dokumen Subag
Penyusuna
Laporan Keuanga
n Pelaporan
keuangan n dan
Keuangan % 100 10 100 50 100 11 100 12 100 13 100 15 100 101
akhir tahun Barang
Akhir
yang sesuai Milik
Tahun
den Daerah
ketentuan
Prosentase
Subag
Dokumen
Penyusuna Keuanga
Laporan
n dan n dan
Aset yang % 100 10 100 50 100 11 100 12 100 13 100 15 100 101
Pelaporan Barang
sesuai
Aset Milik
dengan
Daerah
ketentuan
Subag
Keuanga
Aplikasi n dan
100 27 100 60,5 100 33 100 36 100 40 100 44 100 214
SIPKP Barang
Milik
Daerah

80
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN
KABUPATEN GARUT TAHUN 2020-2024

Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam Renstra Tahun 2019-2024 pada
hakekatnya didasarkan pada tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2019-2024
adalah sebagai berikut :

Tabel 7.1
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan
Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Garut
Tahun 2019-2024

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi


Kondisi Kinerja
Kinerja
pada awal
No. Indikator Satuan Akhir
periode RPJMD
Periode
Tahun 2019
2020

2021

2022

2023

2024
RPJMD

(1) (2) (3) (6) (7) (8) (9) (10) (11)


Tahun 71,36 71.69 72,02 72,34 72,67 73 73
Meningkatnya
harapan
1
hidup
masyarakat

Adapun indikator kinerja daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan urusan


pemerintahan Kabupaten Garut selama Tahun 2020-2024 sesuai tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan berdasarkan RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:

81
Tabel 7.2
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Garut Tahun 2020-2024

Kondisi Kinerja
pada Tahun Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Periode RPJMD Kinerja
Indikator Satu
No. Akhir Keterangan
Kinerja an
Periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Bidang
Kesehatan
Masyarakat
Persentase (Kesmas)
1 % 0,04 0,04 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
balita gizi buruk Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Kel uarga

Bidang
Kesehatan
Masyarakat
Prevalensi
(Kesmas)
2 balita gizi % 3,38 2,95 2,53 2,12 1,70 1,28 0,86 0,86
Seksi
kurang
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga

Bidang
Kesehatan
Masyarakat
Cakupan Desa (Kesmas)
3 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Siaga Aktif Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga

ASPEK PELAYANAN UMUM

LAYANAN UMUM WAJIB DASAR

URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR


Angka Bidang
Kematian Bayi Kesehatan
(AKB) per 1000 Masyarakat
kelahiran hidup (Kesmas)
1 org 45,62 45 45 45 45 44 44 44
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Angka Bidang
kelangsungan Kesehatan
hidup bayi Masyarakat
(Kesmas)
2 org 54697 54752 54806 54861 54916 54971 55026 55081
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Angka Bidang
Kematian Balita Kesehatan
per 1000 Masyarakat
3 org 23 23 22 21 19 17 15 15
kelahiran hidup (Kesmas)
Seksi
Pelayanan

82
Kondisi Kinerja
pada Tahun Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Periode RPJMD Kinerja
Indikator Satu
No. Akhir Keterangan
Kinerja an
Periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Kesehatan
Keluarga

Angka Bidang
Kematian Kesehatan
Neonatal per Masyarakat
1000 kelahiran (Kesmas)
4 org 4,7 4,7 4,47 4,3 4,10 3,9 3,7 3,7
hidup Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Angka Bidang
Kematian Ibu Kesehatan
per 100,000 Masyarakat
kelahiran hidup (Kesmas)
5 org 149,42 148,97 148,72 148,47 148,22 147,97 147,72 147,92
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Rasio posyandu Bidang
per satuan Kesehatan
balita Masyarakat
(Kesmas)
6 rasio 1/100 1/100 1/100 1/100 1/100 1/100 1/100 1/100
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Rasio Bidang
puskesmas, Pelayanan
poliklinik, pustu Kesenatan
per satuan (Yankes)
7 rasio 1/38000 1/38000 1/37000 1/36000 1/35000 1/34000 1/33000 1/33000
penduduk Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Primer
Rasio Rumah Bidang
Sakit per Pelayanan
satuan Kesehatan
penduduk (Yankes)
8 rasio 1/500000 1/500000 1/416666 1/416666 1/416666 1/416666 1/416666 1/416666
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan
Rasio dokter Bidang
per satuan Sumber Daya
9 penduduk rasio 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000 Kesehatan
(SDK) Seksi
SDMK
Rasio tenaga Bidang
medis per Sumber Daya
10 satuan rasio 1/10000 1/5000 1/5000 1/5000 1/5000 1/5000 1/5000 1/5000 Kesehatan
penduduk (SDK) Seksi
SDMK
Cakupan Bidang
komplikasi Kesehatan
kebidanan yang Masyarakat
ditangani (Kesmas)
11 rasio 1/5000 100 100 100 100 100 100
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Cakupan Bidang
pertolongan Kesehatan
12 persalinan oleh % 89,98 89,98 100 100 100 100 100 100 Masyarakat
tenaga (Kesmas)
kesehatan yang Seksi

83
Kondisi Kinerja
pada Tahun Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Periode RPJMD Kinerja
Indikator Satu
No. Akhir Keterangan
Kinerja an
Periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

memiliki Pelayanan
kompetensi Kesehatan
kebidanan Keluarga

Cakupan Bidang
Desa/kelurahan Pencegahan
Universal Child dan
Immunization Pengendalian
13 (UCI) % 84,16 95 95 95 95 95 95 Penyakit
(P2P) Seksi
Surveilans
dan
Imunisasi
Cakupan Balita Bidang
Gizi Buruk Kesehatan
mendapat Masyarakat
perawatan (Kesmas)
14 % 100 100 100 100 100 100 100 100
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Proporsi
penduduk
dengan asupan
Bidang
kalori di bawah
Kesehatan
tingkat
Masyarakat
konsumsi
(Kesmas)
15 minimum % 100 100 100 100 100 100 100 100
Seksi
(standar yang
Pelayanan
digunakan
Kesehatan
Indonesia
Keluarga
2.100
Kkal/kapita/hari
)
Persentase Bidang
anak usia 1 Pencegahan
tahun yang dan
diimunisasi Pengendalian
16 campak % 90,28 95 95 95 95 95 95 95 Penyakit
(P2P) Seksi
Surveilans
dan
Imunisasi
Non Polio AFP Bidang
rate per Pencegahan
100.000 dan
penduduk Pengendalian
17 Rate 2,42 2,42 2 2 2 2 2 2 Penyakit
(P2P) Seksi
Surveilans
dan
Imunisasi
Cakupan balita Bidang
pneumonia Pencegahan
yang ditangani dan
Pengendalian
Penyakit
18 % 71,64 71,64 100 100 100 100 100 100 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular

84
Kondisi Kinerja
pada Tahun Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Periode RPJMD Kinerja
Indikator Satu
No. Akhir Keterangan
Kinerja an
Periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Cakupan Bidang
penemuan dan Pencegahan
penanganan dan
penderita Pengendalian
penyakit TBC Penyakit
19 BTA % 54,78 100 100 100 100 100 100 100 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Tingkat Bidang
prevalensi Pencegahan
Tuberkulosis dan
(per 100.000 Pengendalian
penduduk) Penyakit
20 rasio 124 124 119 114 109 104 99 94 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Tingkat Bidang
kematian Pencegahan
karena dan
Tuberkulosis Pengendalian
(per 100.000 Penyakit
21 penduduk) rasio 1,06 1,01 0,96 0,91 0,86 0,81 0,71 0,76 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Proporsi jumlah Bidang
kasus Pencegahan
Tuberkulosis dan
yang terdeteksi Pengendalian
dalam program Penyakit
22 DOTS % 54,78 54,78 100 100 100 100 100 100 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Proporsi kasus Bidang
Tuberkulosis Pencegahan
yang diobati dan
dan sembuh Pengendalian
dalam program Penyakit
23 DOTS % 57,3 57,3 100 100 100 100 100 100 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Cakupan Bidang
penemuan dan Pencegahan
penanganan dan
penderita Pengendalian
penyakit DBD Penyakit
24 % 100 100 100 100 100 100 100 100 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular

85
Kondisi Kinerja
pada Tahun Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Periode RPJMD Kinerja
Indikator Satu
No. Akhir Keterangan
Kinerja an
Periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Penderita diare Bidang


yang ditangani Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
25 % 82,51 82,51 100 100 100 100 100 100 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Angka kejadian Bidang
Malaria Pencegahan
dan
Pengendalian
Kasu
Penyakit
s/
26 10 10 10 10 10 10 10 10 (P2P) Seksi
100.
Pencegahan
000
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Tingkat Bidang
kematian akibat Pencegahan
malaria dan
Pengendalian
Kasu Penyakit
27 s/ 0 0 0 0 0 0 0 0 (P2P) Seksi
1000 Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Proporsi anak Bidang
balita yang Pencegahan
tidur dengan dan
kelambu Pengendalian
berinsektisida Penyakit
28 % 15 15 15 15 15 15 15 15 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Proporsi anak Bidang
balita dengan Pencegahan
demam yang dan
diobati dengan Pengendalian
obat anti Penyakit
29 malaria yang % 100 100 100 100 100 100 (P2P) Seksi
tepat Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Prevalensi Bidang
HIV/AIDS Pencegahan
(persen) dari dan
total populasi Pengendalian
Penyakit
30 % 0,5 0,15 1 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 (P2P) Seksi
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular

86
Kondisi Kinerja
pada Tahun Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Periode RPJMD Kinerja
Indikator Satu
No. Akhir Keterangan
Kinerja an
Periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Proporsi jumlah Bidang


penduduk usia Pencegahan
15‐24 tahun dan
yang memiliki Pengendalian
pengetahuan Penyakit
31 komprehensif % 10 15 20 25 25 25 25 25 (P2P) Seksi
tentang Pencegahan
HIV/AIDS dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Cakupan Bidang
pelayanan Pelayanan
kesehatan Kesehatan
rujukan pasien (Yankes)
32 % 3,5 3,5
masyarakat Seksi
miskin Pelayanan
Kesehatan
Rujukan
Cakupan Bidang
kunjungan bayi Kesehatan
Masyarakat
(Kesmas)
33 % 86,95 86,95 100 100 100 100 100 100
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Cakupan Bidang
puskesmas per Pelayanan
Kecamatan Kesenatan
(Yankes)
34 % 159,5 159,5
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Primer
Cakupan Bidang
pembantu Pelayanan
puskesmas per Kesenatan
Desa/Kelurahan (Yankes)
35 % 30,8 30,8
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Primer
Cakupan Bidang
kunjungan Ibu Kesehatan
hamil K4 Masyarakat
(Kesmas)
36 % 99,17 99,17 100 100 100 100 100 100
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Cakupan Bidang
pelayanan nifas Kesehatan
Masyarakat
(Kesmas)
37 % 96,88 96,88 100 100 100 100 100 100
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Cakupan Bidang
neonatus Kesehatan
dengan Masyarakat
38 % 37,8 37,8 100 100 100 100 100 100
komplikasi yang (Kesmas)
ditangani Seksi
Pelayanan

87
Kondisi Kinerja
pada Tahun Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Periode RPJMD Kinerja
Indikator Satu
No. Akhir Keterangan
Kinerja an
Periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Kesehatan
Keluarga

Cakupan Bidang
pelayanan anak Kesehatan
balita Masyarakat
(Kesmas)
39 % 88,06 88,06 100 100 100 100 100 100
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Cakupan Bidang
pemberian Kesehatan
makanan Masyarakat
pendamping (Kesmas)
40 %
ASI pada anak Seksi
usia 6 - 24 Pelayanan
bulan keluarga Kesehatan
miskin Keluarga
Cakupan Bidang
penjaringan Kesehatan
kesehatan Masyarakat
siswa SD dan (Kesmas)
41 % 79,49 79,49 100 100 100 100 100 100
setingkat Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga
Cakupan Bidang
pelayanan Pelayanan
kesehatan Kesenatan
dasar (Yankes)
42 % 63,72 63,72
masyarakat Seksi
miskin Pelayanan
Kesehatan
Primer
Cakupan Bidang
pelayanan Pelayanan
gawat darurat Kesehatan
level 1 yang (Yankes)
43 % 100 100 100 100 100 100 100 100
harus diberikan Seksi
sarana Pelayanan
kesehatan (RS) Kesehatan
Rujukan
Cakupan Desa/ Bidang
Kelurahan Pencegahan
mengalami KLB dan
yang dilakukan Pengendalian
44 penyelidikan % 100 100 100 100 100 100 100 100 Penyakit
epidemiologi < (P2P) Seksi
24 jam Surveilans
dan
Imunisasi

88
BAB VIII
PENUTUP

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2019-2024 telah
disusun secara substansi mengacu pada Rencana Jangka Menengah Pemerintah Kabupaten
Garut Tahun 2019-2024. Dengan demikian komponen yang ada didalamnya telah memuat
apa yang menjadi harapan Pemerintah Kabupaten Garut yang tercermin dalam Visi dan Misi
Kabupaten Garut yang dijabarkan kedalam Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran, Strategi,
Arah Kebijakan dan Program kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.

Dinas Kesehatan tentunya akan sukses mengimplementasikan Rencana Strategisnya apabila


didukung sepenuhnya oleh segenap aparatur di lingkungan Dinas Kesehatan dan kerjasama
yang baik dengan para pemangku kepentingan (stakeholder). Diharapkan semua elemen
dapat melaksanakannya sehingga kelangsungan pembangunan bidang kesehatan di
Kabupaten Garut berjalan dengan baik.

BUPATI GARUT,

ttd

RUDY GUNAWAN

89

Anda mungkin juga menyukai