KIMIA FISIKA
KECEPATAN REAKSI
Kamis, 30 Mei 2013
KELOMPOK 1
B. TEORI PERCOBAAN
Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi
zat lain dalam setiap satuan waktu. Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila
konsentrasi pereaksi cukup besar. Dengan berkurangnya konsentrasi pereaksi sebagai
akibat reaksi, maka akan berkurang pula kecepatannya.
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi.Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi
tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.Suatu reaksi yang diturunkan
secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :
v = k (A) (B) 2
persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan merupakan
reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah reaksi orde 3.
Faktor-faktor y7ang mempengaruhi laju reaksi adalah :
1. Konsentrasi
Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga
partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibandingkan zat yang konsentrasinya rendah.
Artikel yang susunannya lebih rapat akan lebih sering bertumbukan dibandingkan
dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi
makin besar. Dengan demikian makin besar konsentrasi zat makin cepat pula terjadi
reaksi.
Pada pencampuran reaktan yang terjadi dari dua fase atau lebih tumbukan terjadi pada
permukaan zat. Laju reaksi itu dapat diperbesar dengan cara memperkecil ukuran zat
yang direaksikan.
3. Temperature
2
Dengan menaikkan temperature, energy gerak atau kinetic molekul bertambah, sehingga
tumbukan lebih sering terjadi maka reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat.
4. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi zat itu sendiri tidak
mengalami perubahan kimia yang kekal, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat
diperoleh kembali.
- molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan tumbukan yang tidak sama
jumlahnya dibandingkan dengan molekul yang sederhana struktur ruangnya.
Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh teori keadaan transisi atau teori laju reaksi
absolut. Dalam teori ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati oleh
molekul-molekul yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir (produk).
Keadaan tersebut dinamakan keadaan transisi. Mekanisme reaksi keadaan transisi dapat
ditulis sebagai berikut:
A + B T* --> C + D
dimana:
- A dan B adalah molekul-molekul pereaksi
- T* adalah molekul dalam keadaan transisi
- C dan D adalah molekul-molekul hasil reaksi
3
C. SKEMA PERCOBAAN
Grafik 1/CA vs t
3000
2500
2000
Waktu (detik)
500
0
60 80 100 120 140 160 180 200 220 240
1/CEA
5
Gambar 1. Grafik 1/CA vs t
Pembahasan :
Reaksi :
CH3CO2C2H5 + NaOH → C2H5OH + CH3CO2Na
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa dapat terjadi penurunan 1/CA terhadap t dan
didapatkan persamaan y = -14.56x + 3064.
k = -0,0385
Setiap laju reaksi memiliki k tertentu yang bergantung pada sifat pereaksi. Semakin besar
nilai k, semakin cepat reaksi berlangsung. Sebaliknya, reaksi berlangsung lambat jika
nilai kecil. Nilai k dipengaruhi oleh suhu, dan tidak akan ada perubahan jika suhu tidak
berubah. Tetapan laju ini selalu bilangan positif. Namun dalam praktikum kami nilainya
negatif, mungkin dikarenakan kesalahan pada saat pengamatan.
F. DAFTAR PUSTAKA
ModulPraktikum Kimia Fisika percobaan kecepatan reaksi.
Jayanti , and Setyaningsih , Kukuh (2008) PENGARUH KONSENTRASI NaCl
TERHADAP LAJU REAKSI PENGENDAPAN CaSO4. In: "Seminar Tugas Akhir S1
Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009". (Unpublished).
Judjono Suwarno, dkk.2004.”LECTURE NOTE KIMIA FISIKA I ”.Jurusan Teknik
Kimia.Fakultas Teknologi Industri.Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
Purba,Michael. 2006.”Kimia untuk SMA kelas XII”. Erlangga: Jakarta. 2007.”Kimia
untuk kelas XI”. Grafindo media pratama: Bandung
G. KESIMPULAN
Perbandingan antara nilai t(waktu) yaitu (1,2,5,15,25,30) menit dengan 1/C EA yaitu
grafiknya semakin besar waktunya maka semakin besar pula nilai dari 1/CEA.
Nilai perbandingan Harga konstanta dari kecepatan reaksi ini adalah -0,0385 dimana
disini konstanta bernilai negatif.
6
H. APPENDIK
Perhitungan awal sebelum percobaan
HCl 0,05 N
250 ml HCl 1N
HCl yang tersedia sebanyak 35%
VxN = 0,25 liter x 0,05 N
= 0,0125 ek
Massa zat terlarut = ek x Mr
n
= 0,01 x 36,5 x 100
35
= 1,3035 gr
m 1000
0,05 = x
40 250
m = 0,588 gr
Menghitung mol mula – mula etil asetat dan NaOH setelah pengenceran :
Netil asetat = NNaOH = 0.05 N = 0,05 M
Vetil asetat = VNaOH = 25 ml = 0,025 liter
Mol mula – mula = 0,05 x 0,025 = 0,00125 mol
7
(volume total larutan )
-4
= 0,001 x 0,025 = 5x10 mol
0,05
Mol mula – mula HCl = (mol pengenceran) x (volume larutan etil asetat/ NaOH)
(volume total larutan )
= 0,00125 x 0,025 = 4,16 x 10-4 mol
0,075
Mencari Konsentrasi Etil Asetat :
Mencari konsentrasi etil asetat yang bereaksi saat t = 1 menit
- Konsentrasi HCl sisa pada t = 1 menit :
N1 xV1 = N2 xV2
N1 x 75 ml = 0,05 N x 0,3 ml
N1 = 2 x 10-4 N
= 2 x 10-4 M
- Mol HCl sisa = M x V
= 2 x 10-4 x 0,075 = 0,15 x 10-4 mol
- NaOH sisa = mol HCl mula-mula – mol sisa HCl
= 4,16 x 10-4 - 0,15 x 10-4
= 4,01 x 10-4mol
mol NaOH sisa = mol etil asetat sisa
- Menghitung mol etil asetat (CH3COOC2H5) yang bereaksi :
CH3COOC2H5 + NaOH
-4
M: 6,25x10 6,25x10-4
B : x x
-4
S : 4,01 x 10 4,01 x 10-4
- Mol etil asetat yang bereaksi = (mol mula - mula) – (mol sisa)
= 6,25 x 10-4 - 4,01 x 10-4
= 2,24 x 10-4 mol
- Konsentrasi etil asetat yang bereaksi = mol etil asetat yg bereaksi
Volume total larutan
= 2,24x10-4 mol
0,05 liter
= 44,8 x 10-4 M = 0,00448 M
dCA
= -k.CA.CB ,CA = CB
dt
dCA
= -k CA2
dt
CA t
dCA
∫ = -k ∫ dt
CA 0 CA 2 0
1 1
− = kt
CA CA 0
8
1 1
= kt +
CA CA 0
1 1
= k (60) +
0,00448 0,05
k = 3,3869 M/detik