Anda di halaman 1dari 12

 TUJUAN :

Untuk mengetahui konsentrasi asam asetat setelah adsorpsi, menyatakan konstanta dalam
persamaan Langmuir dan Freundlicn, menghitung mol asam yang teradsorpsi per-gram
karbon aktif,menghitung jumlah mol yang diperlukan untuk membuat lapisan tunggal pada
karbon aktif serta menentukan tipe. adsorpsi

 TEORI PERCOBAAN :
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan cairan pada permukaan zat penyerap (adsorpsi). Zat yang
diserap disebut adsorbat. Molekul – molekul yang letaknya dipermukaan, gaya tarik antar molekul
tersebut tidak seimbang karena pada salah satu arah disekeliling molekul tersebut tidak ada
molekul lain yang menariknya. Akibatnya zat tersebut akan menarik molekul – molekul gas atau
solut kepermukaannya. Fenomena ini disebut adsorbsi.
Adsorbsi isothermis adalah adsorbsi yang terjadi pada temperatur tetap. Untuk menerangkan
fenomena adsorbsi secara kuantitatif kita mendasarkan pada teori termodinamika dari Gibbs dan
Van’t Hoff. Persamaan empiris dari adsorbsi isotermis yang banyak dikenal adalah persamaan
Freundlich dan Langmuir serta persamaan lainnya. Baik persamaan Freundlich maupun
persamaan Langmuir hanya sesuai/cocok jika yang diserap membentuk lapisan tunggal
(monolayer) pada permukaan adsorben.
Adsorbsi larutan oleh zat padat ada tiga kemungkinan:
a. Adsorbsi positif
Apabila solut relatif lebih besar teradsorbsi daripada adsorben. Contoh: zat warna oleh
aluminium atau chromuim.
b. Adsorbsi negatif
Apabila solvent relatif lebih besar teradsorbsi daripada solut dalam larutan. Contoh: alkaloid
dengan karbon aktif.
Berdasarkan kondisi kita mengenal dua jenis adsorbsi:
1. Adsorbsi fisika (physic sorption)
Prosesnya reversibel jumlah bahan yang hilang karena diadsorp = pengurangan konsentrasi
asam dalam larutan.
2. Adsorbsi kimia (chemisorption, activated adsorbsion)
Apabila adsorbsi disertai dengan reaksi kimia yang irreversibel.
Terdapat lima tipe adsorpsi isoterm :
a. Adsorpsi isoterm tipe I
Daya adsorpsi cepat dengan bertambahnya tekanan menurut Freundlich, jumlah zat yang
diserap permukaan luas atau berat adsorbent dinyatakan sebagai berikut :
a=k
dimana :
a = berat atau volume gas diserap per satuan luas atau berat adsorbent
C = konsentrasi kesetimbangan zat teradsorpsi
k,n = tetapan, tergantung pada jenis adsorbent atau jenis gas dan temperatur
rumus dapat ditulis :

log a = log k + log c

grafik log a diatas terhadap log c berupa garis lurus. Persamaan yang lebih baik, didapatkan
oleh Irving Langmuir atau disebut juga adsorpsi Langmuir. Menurut langmuir : “bahwa gas
teradsorpsi oleh solid, bahwa lapisan molekul gas pada solid hanya 1 molekul”.
Selain itu proses adsorpsi terjadi pada 2 proses yaitu kondensasi dan desorpsi.
Dimana : *kecepatan kondensasi = (1 - θ) (c)
= k1 (1 - θ) (c)
*kecepatan desorpsi = θ
= k2 x θ
Pada kesetimbangan, kecepatan adsorpsi = kecepatan desorpsi
k1 (1 - θ) (c) = k2 x θ

θ=

dimana k = k1 / k2

y=kxθ=

y = jumlah gas diserap / unit area / unit massa

persamaan dapat ditulis = + c

Dan karena  = a/Nm, maka dari persamaan selanjutnya dapat diturunkan sebagai berikut :
a
 kC / (1  kC)
Nm
a Nm

kC 1  kC
Jika kedua ruas dibalik akan diperoleh :
kC 1  kC

a Nm
C 1  kC

a k Nm
dan akhirnya didapatkan bentuk persamaan :
C C 1
 
a Nm k Nm
dimana :
a = jumlah adsorbat yang teradsorbsi per gram adsorban pada konsentrasi pada
saat kesetimbangan.
C = konsentrasi saat tercapai kesetimbangan
Nm = jumlah mol adsorbat yang diperlukan untuk satu lapisan tunggal.
b. Adsorpsi isoterm tipe II – V
Pada tipe II – III dianggap terjadi lapisan multi molekuler – brunaver – emmeth dan teller.
Memberikan persamaan untuk kedua tipe ini :

= +

Dimana : V = volume gas serap (0oC, 760 mmHg)


P = tekanan
T = temperatur
P’ = tekanan uap gas diserap pada temperatur T
Vm = volume gas diserap, bila lapisan 1 molekul
c = tetapan = e (E1 – E2) / R – T
E1 = panas adsorpsi untuk lapisan pertama
E2 = panas pencairan gas
Bila E1>E2 akan diperoleh tipe II. Dan bila E1<E2 maka akan diperoleh tipe III. Kecuali pada
tipe IV dan V terjadi lapisan multi molekuler dan juga terjadi kondensasi gas pada pori – pori
adsorben. Bila E1>E2 diperoleh tipe IV dan bila E1<E2 akan diperoleh tipe V.
Isoterm adsorpsi dapat diuji dengan aturan c/a terhadap c. Jika luas c yang ditempati molekul
teradsorpsi pada permukaan diketahui, maka luas jenis (dalam mg-1) adalah:

A= X T 10-20

Dimana:
X = bilangan Avogadro
T = dalam amstrom kuadrat
Kemiringan c/a terhadap c adalah sama. Karena k 2/k1 tetap atau tidak ada suhu, sedangkan
intersepnya berlainan karena k1 merupakan fungsi suhu. Dari teori termodinamika adsorpsi dari
larutan ialah :

Dimana : ∆H = kalor differensial adsorpsi pada tekanan (P) dan lingkungan (θ) tetap. Proses ini
tidak hanya mencakup adsorpsi molekul terlarut tetapi juga pemindahan molekul pelarut.

Dengan c0,5 ialah konsentrasi kesetimbangan pada lingkungan θ=0,5 jadi

a= terjadi pada 1 atm

= =

Biasanya ∆H pada persamaan = = positif, artinya keluasan

adsorpsi semakin besar jika suhu rendah.


 SKEMA PERCOBAAN :

step 1 : panaskan karbon aktif yang akan di pakai sebanyak 6 gram dengan
menggunakan cawan porselein dan jaga jangan sampai membara agar
kandungan air didalamnya berkurang, setelah pemanasan, dinginkan karbon
aktif dengan cara diangin – anginkan.

Step 2 : buat larutan asam asetat dengan konsentrasi 0.15 , 0.12 , 0.09 , 0.06 , 0.03 dan
0.015 N dengan volume masing – masing 100 ml . larutan tersebut dibuat
dengan cara membuat larutan 0.15 N terlebih dahulu kemudian di encerkan
menjadi konsentrasi – konsentrasi tersebut.

Step 3 : masukkan karbon aktif yang sudah didinginkan tersebut kedalam masing –
masing larutan asam asetat dan tutup botol – botol tersebut dan kocok selama 15
menit lalu diamkan paling sedikit selama 1 jam

Step 4 : siapkan satu botol lain yang berisi 100 ml 0.03 N larutan asam asetat tanpa
karbon aktif (larutan ini sebagai larutan control)

Step 5 : ambil sampel dari masing – masing larutan sebanyak 25 ml dan tempatkan
kedalam elenmeyer, tambahkan indikaror PP. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1
N. Larutan NaOH untuk titrasi harus sudah di standarisasi dengan larutan asam
oksalat 0.1 N
Alat dan Bahan :
- Beaker glass 400 ml - Batang pengaduk
- Beaker Glass 250 ml - Beaker glass plastic 1000 ml
- Pipet volume 10 ml - Elenmeyer 250 ml
- Pipet Volume 25 ml - pipet ukur 10 ml
- Kristal NaOH - Kristal asam oksalat
- Asam asetat 98 % - Aquades murni
- Larutan indikator PP - labu didih alas datar leher pendek.
-
 DATA HASIL PERCOBAAN:

Konsentrasi CH3COOH (N) Volume NaOH Penitrasi (ml)


0.03 ( Larutan control ) 6.6
0.15 29.1
0.12 22.9
0.09 16.7
0.06 11.2
0.03 5.2
0.015 2.3

 HASIL PERHITUNGAN, PEMBAHASAN dan DISKUSI

 Konsentrasi akhir untuk larutan kontrol


Volume Volume Volume Volume titran konsentrasi konsentrasi
pengenceran (ml) Total (ml) sampel (ml) (ml) awal (M) akhir (M)
20 100 25 6.6 0.03 0.0266

 Konsentrasi akhir CH3COOH setelah adsorpsi


Volume Volume Volume Volume titran konsentrasi konsentrasi
pengenceran (ml) Total (ml) sampel (ml) (ml) awal (M) akhir (M)
100 100 25 29.1 0.15 0.1173
80 100 25 22.9 0.12 0.0924
60 100 25 16.7 0.09 0.0673
40 100 25 11.2 0.06 0.0451
20 100 25 5.2 0.03 0.0209
10 100 25 2.3 0.015 0.0093

 Mol CH3COOH yang teradsorpsi per-gram karbon aktif


C x106 (μN) a x106 (μmol/gr) Log C (μN) Log a (μmol/gr) C/a (μN gram/μmol)
0.1173 0.0327 5.0693 4.5145 3.5872
0.0924 0.0276 4.9657 4.4409 3.3478
0.0673 0.0227 4.8280 4.3560 2.9648
0.0451 0.0149 4.6542 4.1732 2.6496
0.0209 0.00903 4.3216 3.9557 2.3223
0.0093 0.00565 3.9708 3.7520 1.9268
 Persamaan Freundlicn :

Pembahasan :
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa perbandingan antara konsentrasi dengan jumlah zat
yang terserap adalah berbanding lurus,maka semakin kecil konsentrasinya,semakin kecil pula
jumlah zat yang terserap oleh karbon aktif,begitu pula dengan sebaliknya.Pada grafik
didapatkan persamaannya yaitu y = 0.7086x + 0.9146. Dalam menggunakan persamaan
Freundlicn,rumusnya yaitu maka didapatkan nilai a = 8.2149 C0.7086
 Persamaan Langmuir
Pembahasan :
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa perbandingan antara konsentrasi dengan jumlah zat
yang terserap adalah berbanding lurus,maka semakin kecil konsentrasinya,semakin kecil pula
jumlah zat yang terserap,begitu pula dengan sebaliknya.Pada grafik didapatkan persamaannya
yaitu y = 14.86x + 1.9272. Dalam menggunakan persamaan Langmuir yaitu
maka didapatkan nilai

 Penentuan tipe adsorpsi

Pembahasan :
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa Daya adsorpsi dengan konsentrasi adalah berbanding
lurus, maka semakin tinggi daya adsorpsi maka semakin tinggi pula konsentrasinya. Hal ini
menjukkan pula bahwa adsorpsi pada asam asetat termasuk pada tipe I karena adaya adsorpsi
cepat dengan bertambahnya tekanan menurut Freundlich, jumlah zat yang diserap permukaan
luas atau berat adsorbent dinyatakan sebagai berikut :
a=k
dimana :
a = berat atau volume gas diserap per satuan luas atau berat adsorbent
C = konsentrasi kesetimbangan zat teradsorpsi
k,n = tetapan, tergantung pada jenis adsorbent atau jenis gas dan temperatur
rumus dapat ditulis :

log a = log k + log c

grafik log a diatas terhadap log c berupa garis lurus. Persamaan yang lebih baik, didapatkan
oleh Irving Langmuir atau disebut juga adsorpsi Langmuir. Menurut langmuir : “bahwa gas
teradsorpsi oleh solid, bahwa lapisan molekul gas pada solid hanya 1 molekul”.

 KESIMPULAN
 Pada percobaan absorpsi asam asetat, persamaan yang lebih cocok digunakan adalah
persamaan Freundlich. Karena pada persamaan ini nilai R2 lebih mendekati 1(R2= 0.993 .
 Semakin kecil volume titrasi dan konsentrasi awal asam asetat maka semakin kecil pula
konsentrasi akhir asam asetat, dan begitu pula sebaliknya.
 Pada percobaan ini tipe adsorpsi isotermis asam asetat adalah tipe I karena pada adsorpsi
ini terbentuk lapisan tipis molekul tunggal dan naiknya daya adsorpsi seiring dengan
bertambahnya konsentrasi.

 DAFTAR PUSTAKA
P ModulPraktikum Kimia Fisika percobaan kecepatan reaksi.
Judjono Suwarno, dkk.2004.”LECTURE NOTE KIMIA FISIKA I ”.Jurusan Teknik
Kimia.Fakultas Teknologi Industri.Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
Purba,Michael. 2006.”Kimia untuk SMA kelas XII”. Erlangga: Jakarta. 2007.”Kimia untuk
kelas XI”. Grafindo media pratama: Bandung
Day, R. A. Dan Underwood, A. L. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
D. P. Shoemaker & C. W. Garlan, “Experiments in Physical Chemistry”, Mc Graw-Hill
Kogakhusa, Tokyo, 1967.

 APPENDIK
 Perhitungan sebelum percobaan :
- Membuat larutan NaOH 0.1 M dengan volume larutan 100 ml
M= n
V
n=MxV
= 0.1 x 0.1 = 0.01 mol
Massa = n x Mr
= 0.01 x 40 = 0.4 gram
Kadar NaOH = 85 %
NaOH yang ditimbang = 0.4 x 100 %
85 %
= 0.4706 gram
- Membuat larutan CH3COOH 0.15 M sebanyak 500 ml
M= n
V
n=MxV
= 0.15 x 0.5 = 0.075 mol
Massa = n x Mr
= 0.075 x 60 = 4.5 gram
Kadar NaOH = 98 %
NaOH yang ditimbang = 4.5 x 100 %
98 %
= 4.5918 gram
- Membuat larutan asam oksalat 0,1 M sebanyak 100 ml
H2C2O4.2H2O  C2042- + 2 H+ + 2 H2O
0,1 N H2C2O4.2H2O = 0,1 / 2
= 0,05 M H2C2O4.2H2O

M=

0,05 =

n = 0,005 mol

n=

0,005 =

Massa = 0,63 gram

Kadar H2C2O4.2H2O = 99,9%

H2C2O4.2H2O yang harus ditimbang = 0,63 x

= 0,6306 gram

- Pengenceran :
Untuk konsentrasi 0.12 M
N1 xV1 = N2 xV2
0.15 x V1 = 0.12 x 100
V1 = 80 ml
 Standarisasi larutan NaOH 0.1 M :
Sampel larutan asam oksalat = 25 ml
Konsentrasi asam oksalat = 0,1 M
Volume NaOH = 24.8 ml
N1 xV1 = N2 xV2
N1 x 24.8 = 0.1 x 25
N1 = 0.1008 N = 0.1008 M
 Menghitung konsentrasi akhir larutan kontrol :
Volume sampel larutan = 25 ml
Konsentrasi NaOH= 0,1008 M
Volume NaOH = 6.6 ml
N1 xV1 = N2 xV2
N1 x 25 = 0.1008 x 6.6
N1 = 0.0266 N = 0.0266 M
 Menghitung konsentrasi CH3COOH setelah adsorpsi
Untuk konsentrasi larutan sampel 0.15 M
Volume sampel larutan = 25 ml
Konsentrasi NaOH= 0,1008 M
Volume NaOH = 29.1ml
N1 xV1 = N2 xV2
N1 x 25 = 0.1008 x 29.1
N1 = 0.1173 N = 0.1173 M
 Menghitung mol CH3COOH yang teradsorpsi per-gram karbon aktif
Konsentrasi CH3COOH awal = 0.15 N
Konsentrasi CH3COOH akhir = 0.1173 N
a = konsentrasi CH3COOH awal – konsentrasi CH3COOH akhir
Massa karbon Aktif
= 0.15 – 0.1173
1
= 0.0327 mol/gr
= 0.0327 x 106 μmol/gr
Log a = log 0.0327 x 106
= 4.5145 μmol/gr
C(konsentrasi akhir asam asetat) = 0.1173 x 106 μN
Log C = 5.0693 μN
C/a = 3.5872 μN gram/μmol
 Perhitungan menggunakan persamaan freundlich
Persamaan Freundlich,

Dari grafik diketahui, y = 0.7086x + 0.9146

= 0.7086

log k = 0.9146
k = 8.2149
jadi,
a = 8.2149 C0.7086
 Perhitungan menggunakan persamaan langmuir

Persamaan Langmuir,

Jadi,

Dari grafik diketahui, y = 14.86x + 1.9272


= 14.86

= 1.9272

k1 = 1/1.9272
= 0.5189
k2/0.5189 = 14.86
k2 =7.7108

Maka,

 MENGHITUNG Nm
C C 1
 
a Nm k Nm
Dari grafik diketahui, y = 14.86x + 1.9272
1
 14.86
Nm

Nm = 0.0673
1
 1.9272
k Nm

= 1.9272

k = 7.71

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


ADSORPSI ISOTERMIS
NAMA KELOMPOK :
Qonita Aulia F. 08.2009.1.01419
Aang Martha R. 08.2009.1.01420
Nia Fatmawati 08.2009.1.01422
Eko Zanuar 08.2009.1.01435

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
24 JUNI 2011

Anda mungkin juga menyukai