Formasi-formasi hutan, tipe-tipe hutan atau istilah-istilah ekologis yang serupa akan
mempunyai arti lebih penting apabila faktor-faktor alami yang menyebabkan terdapatnya
tipe-tipe itu diketahui dengan baik.
Dalam hubungannya dengan formasi-formasi klimaks yang luas adalah jelas bahwa
faktor-faktor iklim merupakan hal yang pokok dan pasti menyangkut suhu dan curah hujan.
Banyak usaha-usaha telah dilakukan untuk mendapatkan korelasi antara zone-zone
vegetasi dengan daerah-daerah iklim. Kadang-kadang suhu dipertimbangkan sebagai faktor
yang paling penting, juga curah hujan ditetapkan sebagai faktor yang terberat, dan dalam
tahun akhir-akhir ini, telah berkembang nomor-nomor indeks yang kompleks dimana
keduanya digabungkan. Terdapat beberapa klasifikasi yang sudah dikenal baik dari segi
silviks maupun ekologis, karena itu perlu diketahui oleh ahli-ahli hutan.
Yang umum di Indonesia ialah tipe iklim Afa, Awa dan Ama, di gunung-gunung
tinggi pulau-pulau Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi dan Irian.
Tipe Cfa, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Cwa, sedang di puncak-puncak tertinggi Irian
Barat bahkan Efp.
Q= x 100 %
Padang pasir di Indonesia hanya meliputi daerah sempit di lembah Palu, dekat
Donggala. Terkering di Indonesia adalah Palu dengan curah hujan 546 mm / tahun sedang
yang terbanyak hujannya ialah Tanjo Banyumas, yaitu 6.897 mm / tahun.
MHOR telah memberikan tipe-tipe iklim untuk daerah tropis yang berdasarkan pada bulan-
bulan kering dan bula-bulan basah.
Musim panas kurang dari dua bulan, curah hujan lebih dari 2000 mm setahun,
dengan perubahan suhu bulanan yang kecil. Disini tumbuh hutan yang lebih yang
selalu hijau. Terdapat di Sailan, Indonesia, Malaka, Filipina.
Species yang khas adalah :
Balanocarpus heima
Dryobalanops sp.
Hopea odorata
Mesua ferea
b. Iklim Sub-Katulistiwa.
Musim panas dua sampai empat bulan :
Curah hujan lebih dari 1.600 mm per tahun
Variasi suhu bulanan 30 – 50 C. Disini terdapat hutan lebat semi-deciduous terdiri
atas species kayu daun. Terdapat di Siam Selatan, Sumatera, Kalimantan.
Species yang khas ialah : - Albizzia lebback
- Artocarpus integrifolia
- Cedrella toona
- Dipterocarpus alatus
- Gmelina arborea
- Lagerstroemia specie
Dibawah ini adalah daftar dari hubungan antara iklim dan vegetasi tersebut di atas :
7. Tipe – tipe Vegetasi (hutan) dari Zone-zone yang Diklassifiatas dasar Tinggi Tempat
oleh JUNGHUHN di Indonesia
JUNGHUHN adalah seorang Junghuhn sarjana terkenal yang telah mendaki gunung-
gunung di Indonesia, terutama di Jawa dan yang telah menyusun tipe-tipe vegetasi menurut
zone-zone yang diklasifikasikan menurut tinggi di atas permukaan laut. Zone-zone tersebut
ialah : Zone panas, zone sedang, Zone sejuk dan zone dingin.
6) Dalam hutan jati dan di daerah kering terdapat species hutan deciduous :
Acacia leucophloea (pilang)
Acacia tomrntosa (klampis)
Albizzia spp.
Schleircera oleosa
Actinophora fragrance (walikukun)
Butea monosperma
Cassia fistula (trenggula)
Lagerstroemia sp. (bungur)
Stroblus asper
Dillenia aurea (sempur)
Vitex pubescens (laban)
Homalim tomentosem (delingsem)
Kleinhoyia hospital (katimaha)
Sterculia foetida (kepoh)
Grewia panidulata (kluwak)
Tetrameles nudiflora (winong)
Phyllantius emblica (kemloko)