Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEDAGOGI OLAHRAGA

Di Susun Oleh :

ACHMAD SHOLEHUDIN

(41182191170053)

Pararel 3

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan banyak kesempatan,sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah pedagogi ini.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa selesainya


makalah ini tidak terlepas dari dukungan semangat,serta bimbingan dari berbagai
pihak,baik bersifat moril maupun materil.

Penyusunan makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya,namun masih terdapat


kekurangan didalam penyusunan makalah ini,oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan,tidak lupa harapan saya semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan
bagi saya.

Bekasi, 13 April 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

A. Tujuan Pendidikan ................................................................................. 2


B. Status Keilmuan Pedagogi ..................................................................... 3

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 5

A. Kesimpulan ........................................................................................... 5
B. Saran ..................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pedagogik singkatnya ada yang mengatakan ilmu pendidikan ada juga yang men-
spesifikkannya sebagai ilmu pendidikan anak. Dari dua pengertian sederhana tersebut ada
satu kata yang sama di bagian awalnya yaitu “ilmu”. Terkait kata “ilmu” ini,
memunculkan pertanyaan: benarkah pedagogik itu ilmu (ilmu otonom) seperti ilmu-ilmu
lainnya? Kelanjutannya, apakah pedagogik juga sebuah tatanan praksis? Untuk menjawab
hal tersebut, kali ini dikaji-uraikan tentang pengertian ilmu, karakteristik ilmu, syarat-
syarat apa saja yang harus dipenuhi agar suatu sistem pengetahuan dapat digolongkan
sebagai suatu ilmu yang otonom. Dengan pemahaman yang komprehensif tentang itu,
kemudian pedagogik sebagai praksis dapat pula terjawab. Namun, sebelum mengkaji dua
hal tersebut, pada bagian awal disajikan bahasan tentang pengertian pedagogik.

Dalam beberapa literatur, ditemukan di antara pendidik dan ahli ilmu pendidikan
menyatakan pedagogik sebagai ilmu pendidikan atau ilmu mendidik. Berdasarkan
perspektif pengertian pendidikan secara “luas”, maka tujuan itu tidak terbatas, tujuan
pendidikan sama dengan tujuan hidup (Mudyaharjo dalam Syaripudin & Kurniasih,
2008). Oleh karena itu, pendidikan dapat berlangsung pada tahapan anak usia dini, anak,
dewasa dan bahkan tahapan usia lanjut. Mengacu pada asumsi ini, maka terdapat
beberapa cabang ilmu pendidikan yang dikembangkan oleh para ahli,
yaitu pedagogik, andragogi, dan gerogogi (Sudjana dalam Syaripudin & Kurniasih,
2008).

Jadi, mengacu pada pengertian pendidikan dalam arti luas, yang benar dalam
konteks ini, bahwa Pedagogik adalah ilmu pendidikan anak. Akan tetapi, Langeveld
(Syaripudin & Kurniasih, 2008) dalam bukunya “Beknopte Theoritiche Paedagogiek”
pendidikan dalam arti yang hakiki ialah proses pemberian bimbingan dan bantuan rohani
kepada orang yang belum dewasa; dan mendidik adalah tindakan dengan sengaja untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, pendidikan adalah suatu upaya yang
dilakukan secara sengaja oleh orang dewasa untuk membantu atau membimbing anak
(orang yang belum dewasa) agar mencapai kedewasaan.

B. Rumusan Masalah
1. Memahami tentang tujuan pendidikan!
2. Memahami tentang objek ilmu pedagogi!

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang tujuan pendidikan.
2. Mengetahui tentang objek ilmu pedagogi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sudah ada sejak zaman dahulu. Menurut sejarah
bangsa Yunani, tujuan pendidikan adalah ketentraman. Dengan kata lain, tujuan
pendidikan menurut bangsa Yunani adalah untuk menciptakan kedamaian dalam
kehidupan. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh
peserta didik setelah diselenggatan kegiatan pendidikan. 

Beberapa tokoh memiliki definisi masing-masing untuk tujuan pendidikan, diantaranya:

1. Ki Hadjar Dewantoro

Tujuan pendidikan adalah untuk mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna
hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya
(kodratnya) dan masyarakatnya.

2. Friedrich Frobel

Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi makhluk aktif dan kreatif.

3. John Dewey

Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik, yaitu
anggota masyarakat yang mempunyai kecakapan praktis dan dapat memecahkan problem
sosial sehari-hari dengan baik.

Sementara itu, Negara Indonesia memiliki tujuan pendidikan yang diatur dalam
UUD 1945 dan Undang-Undang No.20 Tahun 2003. Menurut UUD 1945, tujuan
pendidikan nasional diatur dalam pasal 31 ayat 3 dan pasal 31 ayat 5.

UUD 1945 Pasal 31 ayat 3 menyebutkan “Pemerintah mengusahakan dan


menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan undang-undang”.

Sementara UUD 1945 Pasal 31 ayat 5 menyebutkan “Pemerintah memajukan


ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. 

Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional adalah


untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional
juga untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2
B. Status Keilmuan Pedagogi

Diantara para ilmuwan telah banyak yang menyatakan bahwa pedagogik


berstatus sebagai suatu ilmu yang otonom. Menurut banyak ahli, pandangan ilmiah
tentang gejalan pendidikan itu (pedagogik) merupakan ilmu tersendiri, sejajar
dengan ilmu-ilmu tentang humanisme (human sciences) seperti ekonomoi, hukum,
sosiologi, dan sebagainya (Drikarya dalam Syaripudin & Kurniasih, 2008). Pendapat di
atas dapat dikaji dengan mengacu pada tiga persyaratan (kriteria) keilmuan sebagaimana
telah dikemukakan terdahulu, yaitu berkenaan dengan (1) objek studinya; (2) metode
studinya; dan (3) sifat sistematis dari hasil studinya.

1. Objek Studi Pedagogik

Dapat dirumuskan bahwa objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang dapat
dialami manusia. Objek studi ilmu dibedakan menjadi: (1) objek material, dan (2) objek
formal. Objek material adalah seseuatu yang dipelajari oleh suatu ilmu dalam wujud
materinya, sedangkan objek formal adalah suatu bentuk yang khas atau spesifik dari
objek material yang dipelajari oleh suatu ilmu. Setiap disiplin ilmu memiliki objek
material dan objek formal tertentu. Beberapa disiplin ilmu mungkin memimiliki objek
material yang berbeda, tetapi mungkin pula mempunyai objek material yang sama.
Namun demikian, sebagai ilmu yang ototnom setiap ilmu harus mempunyai objek formal
yang spesifik dan berbeda daripada objek formal ilmu yang lainnya. Objek meterial
pedagogik adalah manusia, objek material pedagogik ini adalah sama halnya dengan
objek material psikologi, sosiologi, ekonomi dan sebagainya. Namun demikian,
pedagogik memiliki objke formal tersendiri, atau mempunya objek formal yang spesifik
dan berbeda daripada objek formal psikologi, ekonomi dan sebagainya. Objek formal
spikologi adalah proses mental dan tingkah laku manusia; objek formal ekonomi adalah
pemenuhan kebutuhan hidup manusia, melalui proses produksi, distribusi dan pertukaran;
sedangkan objek formal pedagogik adalah “fenomena pendidikan” atau “situasi
pendidikaní” (Drikarya, 1980 & Langeveld, 1980 dalam Syaripudin & Kurniasih, 2008).

2. Metode Studi (Penelitian) Pedagogik

Semua disiplin ilmu dalam mempelajari objek studinya tentu menggunakan metode


ilmiah, demikian pula pedagogik. Dalam rangka operasinya, metode ilmiah dijabarkan ke
dalam metode penelitian ilmiah. Adapun metode penelitian ilmiah tersebut dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu: (1) metode penleitian kualitatif dan (2) metode penelitian
kuantitatif. Yang tergolong metode penelitian kualitatif antara lain fenomenologi,
hermeneutika, dan etnometodologi, sedangkan yang tergolong metode penelitian
kuantitatif antara lain metode eksperimen, metode kuasi eksperimen, metode korelasional
dan sebagainya. Kelompok filsuf dan ilmuan tertentu berpendapat bahwa metode
penelitian kualitatif merupakan metode penelitian ilmu-ilmu kemanusiaan, sedangkan
metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmu kealaman. Sebaliknya, pada
zaman keemasan sains modern (modern science), yaitu zamah keemasa ilmu-ilmu yang
dilandasi filsafat positivisme dan pradigman Newtodian, ada di antara para filsuf dan
ilmuan yang berpendapat bawa ilmu-ilmu kealaman maupun ilmu kemanusiaan adau ilmu
sosial termasuk di dalamnya pedagogik, dalam rangka studinya seharusnya menggunakan
metode kuantitatif atau metode penelitian kealaman. Menurut mereka, sesuatu “ilmu”
(termasuk pedagogik) apabila tidak menggunakan metode penelitian ilmu kealaman
(metode kuantitatif) maka diragukan status keilmuannya.

3
3. Keterpaduan Hasil Studi Pedagogik (Sistematis)

Hasil penelitian ilmiah yang dilakukan para ilmuwan pedagogik dalam rentang waktu
yang cukup panjang telah membangun suatu bangunan pengetahuan yang cukup panjang
telah membangun suatu bangunan pengetahuan yang sitematis. Contohnya, melalui studi
terhadap fenomena pendidikan dengan menggunakan metode fienomenologi, Langeveld
(Syaripudin & Kurniasih, 2008) membangun teori pendidikan anak (pedagogik teoretis)
yang berisikan berbagai konsep esensial yang saling berhubungan secara terpadu,
sehingga memberikan kejelasan pemahaman mengenai makna pendidikan anak sebagai
suatu tindakan/perbuatan insani yang tidak mekanistik.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh uraian pada di atas, kiranya dapat dinilai bahwa pedagogik
telah memenuhi ketiga persyaratan (kriteria) sebagai ilmu yang otonom. Sebab pedagogik
memiliki objek formal tersendiri yang berbeda daripada objek formal ilmu lainnya,
menggunakan metode penelitian tertentu yang dipandang tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta telah menghasilkan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis mengenai objek studinya itu.

B. Saran

Saya selaku penulis sangatlah membutuhkan kritikan dan saran dari para
pembaca yang nantinya akan dapat membuat makalah ini jadi lebih sempurna. Tak lupa
juga ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pembaca yang telah
meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi semua,terutama bagi saya selaku penulis.

5
DAFTAR PUSTAKA
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/25/tujuan-pendidikan-yang-penting-untuk-diketahui

https://hypnoticcounseling.wordpress.com/2014/03/09/pedagogik-sebagai-ilmu-dan-
praksis/

http://nuraisyah-pgsdupi.blogspot.com/2013/01/pedagogik.html

Anda mungkin juga menyukai