Jbptppolban GDL Agussetiaw 4753 3 Bab2 4
Jbptppolban GDL Agussetiaw 4753 3 Bab2 4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Alat Pengering Udara
Pengering udara adalah suatu alat yang digunakan untuk mengurangi
bahkan menghilangkan kandungan uap air dalam udara. Pengering udara yang
banyak dijumpai pada industri aplikasinya adalah untuk pengering udara tekan.
Alat pengering udara tekan biasanya diletakkan setelah kompresor angin dan
tangki penampung udara terkompresi. Gambar 2.1 memperlihatkan skema sistem
pengering udara. Bagian satu dan dua merupakan kompresor angin, bagian tiga
merupakan tangki penampung udara terkompresi dan bagian empat merupakan
alat pengering udara.
1 2 4
3
Salah satu jenis pengering udara adalah regenerative desiccant air dryer.
Gambar 2.2 merupakan salah satu contoh dari alat pengering udara jenis
regenerative desiccant air dryer produksi PT. Ultrafilter GmbH Jerman. Memiliki
prinsip kerja sistem adsorpsi. Dimana menggunakan desiccant atau adsorben
sebagai zat penyerap. Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap
zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Banyak jenis adsorben di
pasaran
dan pada umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat
tertentu. Jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan
keadaan zat yang akan diadsorpsi. Dalam kasus pengujian alat pengering udara
sistem adsorpsi menggunakan jenis adsorben molecular sieve atau zeolit.
Gambar 2.2 Regenerative Desiccant Air Dryer Ultrafilter Tipe HRE 2250
2.2 Komponen Alat Pengering Udara Sistem Adsorpsi
2.2.1 Adsorben Zeolit
Zeolit juga sering disebut sebagai molecular sieve atau molecular
mesh (Gambar 2.3) yang artinya saringan molekuler adalah karena zeolit
memiliki pori-pori berukuran molekuler sehingga mampu
memisahkan/menyaring molekul dengan ukuran tertentu.
b. Zeolit juga mudah melepas kation dan diganti dengan kation
lainnya, misal zeolit melepas natrium dan digantikan dengan mengikat
kalsium atau magnesium. Sifat ini pula menyebabkan zeolit dimanfaatkan
untuk proses pelunakan air (water softener).
Butterfly Valve seperti terlihat pada Gambar 2.5 digunakan untuk
mengatur dan menutup laju aliran fluida. Penggunaan valve jenis ini untuk
pipa-pipa yang bertekanan rendah maupun bertekanan tinggi. Cara kerja
valve ini mirip sayap kupu-kupu, dimana disk/cakram yang berotasi
pengering udara sistem adsorpsi yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan motor dengan daya 5,5 kW dan dengan putaran 3000 RPM.
2.2.4 Vessel (Tabung Adsorpsi)
Udara kering adalah udara yang sama sekali tidak mengandung uap air
dengan
kata lain memiliki relative humidity yang sedikit. Udara ini mempunyai
komposisi yang terdiri dari gas Nitrogen, Oksigen, Argon, dan Karbondioksida.
Moisture (g/m3) 0,0033 0,177 0,88 4,87 5,95 17,15 169,02 290,02
Prinsip kerja alat ini sederhana serta bekerja terus menerus melakukan
penyerapan secara bergantian tanpa henti. Disini dibagi menjadi enam langkah
prinsip kerja :
1. Parallel Adsorpsi
Langkah ini dimana alat pengering udara sedang melakukan penyerapan
uap air di kedua tabung. Gambar 2.8 menunjukan ilustrasi alat sedang
melakukan penyerapan uap air di dalam tabung satu dan tabung dua.
Udara terkompresi masuk dan terbagi kedalam tabung satu dan tabung
dua. Adsorben dalam kedua tabung akan menyerap uap air di udara
terkompresi tersebut. Udara yang telah melewati tabung akan
terkeringkan, sedangkan adsorben di dalam tabung lama kelamaan akan
jenuh dan perlu pembilasan panas (regenerisasi) agar dapat menyerap uap
air kembali. Walaupun pada prinsipnya alat ini bekerja secara bergantian
antara tabung satu dan tabung dua, namun kemungkinan terjadinya proses
adsorpsi pada kedua tabung secara bersamaan mungkin saja terjadi walau
hanya beberapa menit sebelum salah satu tabung mengalami proses
regenerasi karena adsorben di dalamnya sudah jenuh.
2. Adsorpsi – Depressurisasi
Saat adsorben didalam salah satu tabung sudah jenuh, maka diperlukan
pembilasan panas. Terlihat pada Gambar 2.9 pada tabung kedua terjadi
proses depressurisasi atau pembuangan tekanan udara hingga mencapai
tekanan normal lingkungan, sedangkan pada tabung satu tetap melakukan
3. Adsorpsi – Regenerasi
Gambar 2.10 menunjukan skema proses regenerasi atau pembilasan panas
adsorben pada tabung dua, sedangkan tabung satu tetap melakukan proses
penyerapan uap air. Heater dan blower akan nyala menghantarkan udara
panas ke dalam tabung dua, membilas adsorben di dalamnya yang telah
jenuh terisi oleh uap air. Uap air akan menguap terpisahkan dari adsorben
terbawa udara panas yang lewat dan terbuang keluar sistem. Proses
regenerasi terjadi cukup singkat hanya kurang dari 30 menit.
4. Adsorpsi – Pendinginan
udara kering dari tabung satu masuk ke dalam tabung dua mendinginkan
adsorben panas dan membuangnya keluar. Adsorben perlu didinginkan
agar bisa kembali menyerap uap air dalam udara yang melewatinya.
Biasanya terjadi hingga suhu di dalam tabung dua sama dengan suhu di
5. Adsorpsi – Pressurisasi
udara kering dari keluaran tabung satu hingga tekanan dalam tabung dua
sama dengan tekanan pada tabung satu.
6. Adsorpsi – Standby
2.6 Dasar-Dasar Psikrometrik
Psikrometrik adalah suatu bahasan tentang menentukan sifat-sifat fisis dan
termodinamika suatu gas yang didalamnya terdapat campuran antara gas-uap.
Sebagai contoh adalah menentukan sifat-sifat dari campuran udara dan uap air.
Adapun sifat-sifat tersebut anatara lain: temperatur bola kering (Tdb), temperatur
bola basah (Twb), dew point, kelembaban relatif (RH), rasio kelembaban (w),
entalpi (h), volume spesifik (v).
2. Temperatur bola basah
Temperatur bola basah merupakan temperatur yang terbaca pada
termometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah. Untuk
mengukur temperatur ini diperlukan aliran udara sekurangnya adalah 5
3. Titik embun
Titik embun adalah temperatur air pada keadaan dimana tekanan uapnya
sama dengan tekanan uap air dari udara. Jadi pada temperatur tersebut uap
air dalam udara mulai mengembun dan hal tersebut terjadi apabila udara
lembab didinginkan. Pada tekanan yang berbeda titik embun uap air akan
berbeda, semakin besar tekanannya maka titik embunnya semakin besar.
4. Kelembaban relatif
Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan fraksi molekul uap
air di dalam udara basah terhadap fraksi molekul uap air jenuh pada suhu
dan tekanan yang sama, atau perbandingan antara tekanan persial uap air
yang ada di dalam udara dengan tekanan jenuh uap air yang ada pada
temperatur yang sama. Kelembaban relatif dapat dikatakan sebagai
kemampuan udara untuk menerima kandungan uap air, jadi semakin besar
RH semakin kecil kemampuan udara tersebut untuk menyerap uap air.
Pw
RH x100% ………………………( 2. 1 )
Pws
dimana :
( Stoecker, W.F and jones, J.W. 1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi ke-
2.Alih bahasa Ir.Supratman Hara.Jakarta : Erlangga )
5. Kelembaban spesifik (rasio kelembaban)
Kelembaban spesifik (w) adalah berat atau massa air yang terkandung
didalam setiap kilogram udara kering, atau perbandingan antara massa uap
air dengan massa udara kering yang ada didalam atmosfir.
6. Entalpi
Entalpi merupakan energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada
temperatur tertentu, atau jumlah energi kalor yang diperlukan untuk
memanaskan 1 kg udara kering dan x kg air ( dalam fasa cair ) dari 0 oC
sampai mencapai t oC dan menguapkannya menjadi uap air ( fasa gas).
7. Volume spesifik
Volume spesifik merupakan volume udara campuran dengan satuan meter-
kubik per kilogram udara kering.
6. Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating dan
dehumidifikasi).
7. Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi).
8. Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (Cooling dan
dehumidifikasi).
( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and
Sons. Inc.)
Twb2
Twb1 w
Tdb1 Tdb2
2.6.2 Proses Pendinginan (Cooling)
Proses pendinginan adalah proses pengambilan kalor sensibel dari udara
sehingga temperatur udara tersebut mengalami penurunan. Proses ini hanya
disebabkan
oleh perubahan temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio
kelembaban.
Garis proses pada karta psikometrik adalah garis horisontal ke arah
kiri. Pada proses ini (Gambar 2.17) rasio kelembaban (w) tidak berubah,
sedangkan harga Tdb, Twb, entalpi (h) turun dan kelembaban relatif (RH)
mengalami kenaikan.
Twb1
Twb2 w
Tdb2 Tdb1
Twb2
w2
Twb1
w1
Tdb
2.6.4 Proses Penurunan Kelembaban (Dehumidifikasi).
Proses penurunan kelembaban adalah proses pengurangan kandungan uap
air ke udara sehingga terjadi penurunan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses
ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel. Garis
proses
pada karta psikometrik adalah garis vertikal ke arah bawah. Pada proses
ini (Gambar 2.19) rasio kelembaban (w) dan entalpi (h) mengalami penurunan.
Twb1
w1
Twb2
w2
Tdb
Twb2
w2
Twb1
w1
Tdb1 Tdb2
2.6.6 Proses Pemanasan dan Penurunan Kelembaban (Heating and
Dehumidifikasi)
Pada proses ini udara mengalami pendinginan dahulu sampai
temperaturnya
dibawah titik embun udara, pada temperatur ini udara mengalami
pengembunan
sehingga kandungan uap air akan berkurang, kemudian udara
dilewatkan melalui koil pemanas sehingga temperatur udara akan meningkat.
Proses ini terjadi pada alat pengering udara (dehumidifier). Pada proses ini
(Gambar 2.21) terjadi penurunan rasio kelembaban (w), entalpi (h), Twb dan
kelembaban
relatif, sedangakan terjadi peningkatan Tdb. Garis proses pada karta
psikometrik
adalah garis kearah kanan bawah.
Twb1
w1
Twb2
w2
Tdb1 Tdb2
Twb2
Twb1 w2
w1
Tdb2 Tdb1
2.6.8 Proses Pendinginan dan Penurunan Kelembaban (Cooling and
Dehumidifikasi)
Proses ini (Gambar 2.23) dilakukan dengan cara melewatkan udara pada koil
pendingin atau ruangan semburan air dimana temperaturnya lebih rendah dari temperatur
udara sehingga terjadi penurunan kalor laten dan kalor sensibel.
Twb1
w1
Twb2
w2
Tdb2 Tdb1