Anda di halaman 1dari 21

 

BAB II DASAR TEORI

 
BAB II
  DASAR TEORI
 

 
2.1 Pengertian Alat Pengering Udara
  Pengering udara adalah suatu alat yang digunakan untuk mengurangi
  bahkan menghilangkan kandungan uap air dalam udara. Pengering udara yang
banyak dijumpai pada industri aplikasinya adalah untuk pengering udara tekan.
 
Alat pengering udara tekan biasanya diletakkan setelah kompresor angin dan
 
tangki penampung udara terkompresi. Gambar 2.1 memperlihatkan skema sistem
 
pengering udara. Bagian satu dan dua merupakan kompresor angin, bagian tiga
  merupakan tangki penampung udara terkompresi dan bagian empat merupakan
alat pengering udara.

1 2 4
3

Gambar 2.1 Instalasi Alat Pengering Udara

Udara terkompresi yang dikeringkan, akan mengalami proses penurunan


temperatur dew point. Temperatur dew point adalah nilai temperatur dimana uap
air yang terkandung di dalam udara dapat mengembun sehingga udara keluaran
alat pengering udara tersebut relatif kering. Nilai dari penurunan dew point
tergantung dari spesifikasi alat pengering udara yang dipergunakan dan kebutuhan
dari konsumsinya.

Salah satu jenis pengering udara adalah regenerative desiccant air dryer.
Gambar 2.2 merupakan salah satu contoh dari alat pengering udara jenis

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 7


 
  BAB II DASAR TEORI

 
regenerative desiccant air dryer produksi PT. Ultrafilter GmbH Jerman. Memiliki
 
prinsip kerja sistem adsorpsi. Dimana menggunakan desiccant atau adsorben
  sebagai zat penyerap. Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap
zat  lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Banyak jenis adsorben di
pasaran
  dan pada umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat
tertentu. Jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan
 
keadaan zat yang akan diadsorpsi. Dalam kasus pengujian alat pengering udara
 
sistem adsorpsi menggunakan jenis adsorben molecular sieve atau zeolit.
 

Gambar 2.2 Regenerative Desiccant Air Dryer Ultrafilter Tipe HRE 2250

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 8


 
  BAB II DASAR TEORI

 
2.2 Komponen Alat Pengering Udara Sistem Adsorpsi
 
2.2.1 Adsorben Zeolit
 

  Gambar 2.3 Molecular sieve

 
Zeolit juga sering disebut sebagai molecular sieve atau molecular
mesh (Gambar 2.3) yang artinya saringan molekuler adalah karena zeolit
memiliki pori-pori berukuran molekuler sehingga mampu
memisahkan/menyaring molekul dengan ukuran tertentu.

Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan


kation natrium, kalium dan barium. Secara umum, zeolit memiliki
melekular sruktur yang unik, dimana atom silikon dikelilingi oleh 4 atom
oksigen (lihat Gambar 2.4) sehingga membentuk semacam jaringan dengan
pola yang teratur. Di beberapa tempat, atom Silicon digantikan dengan atom
Aluminium yang hanya terkoordinasi dengan 3 atom Oksigen. Atom
Aluminium ini hanya memiliki muatan 3+, sedangkan Silicon sendiri
memiliki muatan 4+. Keberadaan atom Aluminium ini secara keseluruhan
akan menyebababkan Zeolit memiliki muatan negatif. Muatan negatif inilah
yang menyebabkan Zeolit mampu mengikat kation.

Zeolit mempunyai beberapa sifat antara lain :

a. Mudah melepas air akibat pemanasan, tetapi juga mudah mengikat


kembali molekul air dalam udara lembab. Oleh sebab sifatnya tersebut maka
zeolit banyak digunakan sebagai bahan penyerap uap air.

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 9


 
  BAB II DASAR TEORI

 
b. Zeolit juga mudah melepas kation dan diganti dengan kation
 
lainnya, misal zeolit melepas natrium dan digantikan dengan mengikat
  kalsium atau magnesium. Sifat ini pula menyebabkan zeolit dimanfaatkan
  untuk proses pelunakan air (water softener).

  c. Zeolit dengan ukuran rongga tertentu digunakan pula sebagai

  katalis untuk mengubah alkohol menjadi hidrokarbon sehingga alkohol


dapat digunakan sebagai bensin.
 

Gambar 2.4 Kristal Zeolit

2.2.2 Butterfly Valve dengan Actuator Pneumatic

Gambar 2.5 Butterfly Valve with Actuator Pneumatic

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 10


 
  BAB II DASAR TEORI

 
Butterfly Valve seperti terlihat pada Gambar 2.5 digunakan untuk
 
mengatur dan menutup laju aliran fluida. Penggunaan valve jenis ini untuk
  pipa-pipa yang bertekanan rendah maupun bertekanan tinggi. Cara kerja
  valve ini mirip sayap kupu-kupu, dimana disk/cakram yang berotasi

  membuka atau menutup untuk mengatur hambatan aliran fluida.

  Keuntungan dari tipe butterfly valve ini antara lain kapasitasnya


  besar dan drop tekanan rendah. Namun kerugiannya memerlukan torque
(tenaga putaran) besar. Sebagai penggerak putaran disk/cakram valve ini
 
menggunakan aktuator. Aktuator mempunyai banyak bentuk berbeda
 
sesuai kebutuhan kontrol proses tertentu. Pada alat pengering udara tekan
  sistem adsorpsi aktuator digerakan secara pneumatik yaitu dengan
memanfaatkan udara bertekanan untuk membuka atau menutup valve.

2.2.3 Blower Centrifugal

Gambar 2.6 Blower Centrifugal

Blower Sentrifugal terlihat pada Gambar 2.6 digunakan untuk


mengalirkan udara panas saat proses regenerasi adsorben. Blower pada alat

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 11


 
  BAB II DASAR TEORI

 
pengering udara sistem adsorpsi yang digunakan pada penelitian ini
 
menggunakan motor dengan daya 5,5 kW dan dengan putaran 3000 RPM.
 
2.2.4 Vessel (Tabung Adsorpsi)
 

Gambar 2.7 Vessel

Vessel atau tabung adsorpsi (Gambar 2.7) merupakan tempat


dimana proses adsorpsi/penyerapan uap air dalam udara terjadi. Biasanya
suatu alat pengering udara adsorpsi memiliki dua buah tabung/vessel
adsorpsi. Pada penelitian ini vessel alat pengering udara masing-masing
mempunyai volume 750 liter. Tabung adsorbsi ini mampu tahan hingga
tekanan 10 bar gauge serta suhu minimum -10oC dan suhu maksimum
200oC.

2.2.5 Electrical Heater

Untuk proses desorbsi atau regenerasi adsorben alat pengering


udara ini memiliki elektrikal heater 3 fasa dengan tegangan 400 volt/50 Hz
dan installed power sebesar 9 kW. Material elemen heater ini sendiri
adalah stainless steel. Kemudian mempunyai temperatur kontrol capillary
tube thermostat dengan range panas 50oC – 500oC.

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 12


 
  BAB II DASAR TEORI

  2.3 Pengertian Udara Kering

  Udara kering adalah udara yang sama sekali tidak mengandung uap air
dengan
  kata lain memiliki relative humidity yang sedikit. Udara ini mempunyai
komposisi yang terdiri dari gas Nitrogen, Oksigen, Argon, dan Karbondioksida.
 

  Penggunaan udara kering ini banyak diperlukan di industri-industri. Selain


itu dalam
  dunia industri telekomunikasi, udara kering bertekanan digunakan untuk
menyelimuti kabel-kabel bawah tanah untuk menghindari short circuit akibat
 
terbentuknya embun. Untuk mendapatkan udara yang kering biasanya digunakan
 
alat pengering udara. Kandungan uap air dalam udara akan mengembun akibat
penurunan dew point udara. Kandungan uap air dalam udara dinyatakan dalam
satuan g/m3. Dibawah ini dapat dilihat tabel temperatur dew point terhadap
kandungan uap air.

Tabel 2.1 Kandungan Uap Air di Udara

Dewpoint (oC) -70 -40 -20 0 3 20 60 80

Moisture (g/m3) 0,0033 0,177 0,88 4,87 5,95 17,15 169,02 290,02

2.4 Prinsip Kerja Alat Pengering Udara Sistem Adsorpsi


Alat pengering udara sistem adsorpsi biasanya berupa suatu wadah tabung
atau kotak yang berisi zat penyerap uap air seperti silica gel, alumina aktif,
molecular sieve, atau bahan penyerap uap air lainnya. Bahan yang paling banyak
digunakan adalah molecular sieve atau zeolit.

Prinsip kerja alat ini sederhana serta bekerja terus menerus melakukan
penyerapan secara bergantian tanpa henti. Disini dibagi menjadi enam langkah
prinsip kerja :

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 13


 
  BAB II DASAR TEORI

 
1. Parallel Adsorpsi
 
Langkah ini dimana alat pengering udara sedang melakukan penyerapan
 
uap air di kedua tabung. Gambar 2.8 menunjukan ilustrasi alat sedang
  melakukan penyerapan uap air di dalam tabung satu dan tabung dua.
  Udara terkompresi masuk dan terbagi kedalam tabung satu dan tabung

  dua. Adsorben dalam kedua tabung akan menyerap uap air di udara
terkompresi tersebut. Udara yang telah melewati tabung akan
 
terkeringkan, sedangkan adsorben di dalam tabung lama kelamaan akan
 
jenuh dan perlu pembilasan panas (regenerisasi) agar dapat menyerap uap
  air kembali. Walaupun pada prinsipnya alat ini bekerja secara bergantian
  antara tabung satu dan tabung dua, namun kemungkinan terjadinya proses
adsorpsi pada kedua tabung secara bersamaan mungkin saja terjadi walau
hanya beberapa menit sebelum salah satu tabung mengalami proses
regenerasi karena adsorben di dalamnya sudah jenuh.

Gambar 2.8 Proses Parallel Adsorpsi

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 14


 
  BAB II DASAR TEORI

 
2. Adsorpsi – Depressurisasi
 
Saat adsorben didalam salah satu tabung sudah jenuh, maka diperlukan
 
pembilasan panas. Terlihat pada Gambar 2.9 pada tabung kedua terjadi
  proses depressurisasi atau pembuangan tekanan udara hingga mencapai
  tekanan normal lingkungan, sedangkan pada tabung satu tetap melakukan

  proses penyerapan uap air. Proses depressurisasi dilakukan untuk


menghilangkan tekanan tinggi udara dalam tabung, mempersiapkan
 
adsorben menerima pembilasan panas hingga suhu 150oC dari heater.
 
Mengingat jika tekanan tinggi secara spontan memperoleh suhu yang
  sangat tinggi maka tekanan akan semakin tinggi, adsorben didalam tabung
  akan rusak. Setelah proses depressurisasi selesai selanjutnya masuk ke
proses pembilasan panas (regenerasi), sistem kontrol alat akan
menghidupkan heater dan blower.

Gambar 2.9 Proses Adsorpsi – Depressurisasi

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 15


 
  BAB II DASAR TEORI

 
3. Adsorpsi – Regenerasi
 
Gambar 2.10 menunjukan skema proses regenerasi atau pembilasan panas
 
adsorben pada tabung dua, sedangkan tabung satu tetap melakukan proses
  penyerapan uap air. Heater dan blower akan nyala menghantarkan udara
  panas ke dalam tabung dua, membilas adsorben di dalamnya yang telah

  jenuh terisi oleh uap air. Uap air akan menguap terpisahkan dari adsorben
terbawa udara panas yang lewat dan terbuang keluar sistem. Proses
 
regenerasi terjadi cukup singkat hanya kurang dari 30 menit.
 

Gambar 2.10 Proses Adsorpsi – Regenerasi

4. Adsorpsi – Pendinginan

Setelah proses regenerasi pada tabung dua selesai, selanjutnya masuk


proses cooling atau pendinginan terhadap adsorben tabung dua, terlihat
skema pada Gambar 2.11 proses pendinginan. Pendinginan adsorben
memanfaatkan udara kering yang telah keluar dari tabung satu. Sebagian

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 16


 
  BAB II DASAR TEORI

 
udara kering dari tabung satu masuk ke dalam tabung dua mendinginkan
 
adsorben panas dan membuangnya keluar. Adsorben perlu didinginkan
  agar bisa kembali menyerap uap air dalam udara yang melewatinya.
  Biasanya terjadi hingga suhu di dalam tabung dua sama dengan suhu di

  dalam tabung satu.

Gambar 2.11 Proses Adsorpsi – Pendinginan

5. Adsorpsi – Pressurisasi

Setelah proses pendinginan terhadap adsorben di dalam tabung dua selesai


dan suhu di kedua tabung sama, tabung dua akan mengalami proses
pressurisasi atau pemberian tekanan. Gambar 2.12 menunjukkan skema
proses pressurisasi. Dimana tabung satu masih tetap melakukan proses
adsorpsi sedangkan tabung dua sedang dalam proses pemberian tekanan.
Pemberian tekanan dimaksudkan agar pada saat tabung dua siap
menggantikan proses adsorpsi, tidak terjadi drop tekanan yang tinggi pada
sistem udara kering bertekanan. Proses pemberian tekanan memanfaatkan

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 17


 
  BAB II DASAR TEORI

 
udara kering dari keluaran tabung satu hingga tekanan dalam tabung dua
 
sama dengan tekanan pada tabung satu.
 

Gambar 2.12 Proses Adsorpsi – Pressurisasi

6. Adsorpsi – Standby

Setelah pemberian tekanan pada tabung dua selesai hingga diperoleh


tekanan yang sama antara tekanan tabung dua dan tabung satu, selanjutnya
tabung dua hanya standby dipersiapkan untuk menggantikan proses
adsorpsi. Lihat Gambar 2.13 tidak terjadi proses apapun pada tabung dua.
Saat adsorben di dalam tabung satu sudah jenuh terisi uap air, tabung satu
akan mengalami pembilasan panas. Kerja adsorpsi atau penyerapan uap air
bergantian dilakukan oleh tabung dua.

Dan selanjutnya terus berulang-ulang proses-proses yang telah dijelaskan


di atas.

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 18


 
  BAB II DASAR TEORI

Gambar 2.13 Proses Adsorpsi – Standby

2.5 Aplikasi Alat Pengering Udara Sistem Adsorpsi

Aplikasi dari alat pengering udara banyak digunakan pada industri-industri


atau produksi-produksi yang kontak langsung dengan produk, misalkan sebagai
berikut :
1. Industri Makanan dan Minuman
2. Industri Otomotif
3. Industri Farmasi
4. Industri Pengecatan, dll

Penggunaan alat pengering udara di industri-industri maupun produksi


tergantung dari aplikasi yang digunakan. Udara yang dihasilkan pada air
compressed harus sepenuhnya kering, tidak mengandung uap air, oli dan partikel-
partikel lain.

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 19


 
  BAB II DASAR TEORI

 
2.6 Dasar-Dasar Psikrometrik
 
Psikrometrik adalah suatu bahasan tentang menentukan sifat-sifat fisis dan
  termodinamika suatu gas yang didalamnya terdapat campuran antara gas-uap.
 

Gambar 2.14 Karta Psikrometrik

Sebagai contoh adalah menentukan sifat-sifat dari campuran udara dan uap air.
Adapun sifat-sifat tersebut anatara lain: temperatur bola kering (Tdb), temperatur
bola basah (Twb), dew point, kelembaban relatif (RH), rasio kelembaban (w),
entalpi (h), volume spesifik (v).

Untuk memahami proses-proses yang terjadi pada karta psikometrik perlu


adanya pemahaman tentang sifat-sifat yang ada dalam karta psikometrik (Gambar
2.14), antara lain :

1. Temperatur bola kering


Temperatur bola kering merupakan temperatur yang terbaca pada
termometer sensor kering dan terbuka, namun penunjukan dari temperatur
ini tidak tepat karena adanya pengaruh radiasi panas.

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 20


 
  BAB II DASAR TEORI

 
2. Temperatur bola basah
 
Temperatur bola basah merupakan temperatur yang terbaca pada
  termometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah. Untuk
  mengukur temperatur ini diperlukan aliran udara sekurangnya adalah 5

  m/s. Temperatur bola basah sering disebut dengan temperatur jenuh


adiabatik.
 

  3. Titik embun
Titik embun adalah temperatur air pada keadaan dimana tekanan uapnya
 
sama dengan tekanan uap air dari udara. Jadi pada temperatur tersebut uap
 
air dalam udara mulai mengembun dan hal tersebut terjadi apabila udara
  lembab didinginkan. Pada tekanan yang berbeda titik embun uap air akan
berbeda, semakin besar tekanannya maka titik embunnya semakin besar.

4. Kelembaban relatif
Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan fraksi molekul uap
air di dalam udara basah terhadap fraksi molekul uap air jenuh pada suhu
dan tekanan yang sama, atau perbandingan antara tekanan persial uap air
yang ada di dalam udara dengan tekanan jenuh uap air yang ada pada
temperatur yang sama. Kelembaban relatif dapat dikatakan sebagai
kemampuan udara untuk menerima kandungan uap air, jadi semakin besar
RH semakin kecil kemampuan udara tersebut untuk menyerap uap air.

Kelembaban ini dapat dirumuskan :

Pw
RH  x100% ………………………( 2. 1 )
Pws

dimana :

Pw = Tekanan parsial uap air


Pws = Tekanan jenuh uap air

( Stoecker, W.F and jones, J.W. 1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi ke-
2.Alih bahasa Ir.Supratman Hara.Jakarta : Erlangga )

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 21


 
  BAB II DASAR TEORI

 
5. Kelembaban spesifik (rasio kelembaban)
 
Kelembaban spesifik (w) adalah berat atau massa air yang terkandung
  didalam setiap kilogram udara kering, atau perbandingan antara massa uap
  air dengan massa udara kering yang ada didalam atmosfir.

  Kelembaban spesifik dapat dirumuskan :


 
Mw
w …………….……………( 2.2 )
  Ma
 
dimana :
  w = Kelembaban spesifik
  Mw = Massa uap air (kg uap air/kg udara kering)
Ma = Massa udara kering (kg udara kering/atm)
( Stoecker, W.F and jones, J.W. 1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi ke-
2.Alih bahasa Ir.Supratman Hara.Jakarta : Erlangga )

6. Entalpi
Entalpi merupakan energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada
temperatur tertentu, atau jumlah energi kalor yang diperlukan untuk
memanaskan 1 kg udara kering dan x kg air ( dalam fasa cair ) dari 0 oC
sampai mencapai t oC dan menguapkannya menjadi uap air ( fasa gas).

7. Volume spesifik
Volume spesifik merupakan volume udara campuran dengan satuan meter-
kubik per kilogram udara kering.

Proses Udara pada Psikrometrik


Proses-proses udara yang terjadi dalam karta psikometrik adalah :

1. Proses pemanasan (Heating).


2. Proses pendinginan (Cooling).
3. Proses pelembaban (Humidifikasi).
4. Proses penurunan kelembaban (Dehumidifikasi).
5. Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan humidifikasi).

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 22


 
  BAB II DASAR TEORI

 
6. Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating dan
 
dehumidifikasi).
  7. Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi).
 8. Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (Cooling dan

  dehumidifikasi).
( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and
  Sons. Inc.)

Gambar 2.15 Proses-proses udara

2.6.1 Proses Pemanasan (Heating)


Proses pemanasan adalah proses penambahan kalor sensibel ke udara
sehingga temperatur udara naik. Proses ini hanya disebabkan oleh perubahan
temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio kelembaban. Garis proses
pada karta psikometrik adalah garis horisontal ke arah kanan. Pada proses ini
(Gambar 2.16) rasio kelembaban tidak berubah, sedangkan harga Tdb, Twb,
entalpi naik dan kelembaban relatif (RH) mengalami penurunan.

Twb2

Twb1 w

Tdb1 Tdb2

Gambar 2.16 Pemanasan Sensibel

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 23


 
  BAB II DASAR TEORI

 
2.6.2 Proses Pendinginan (Cooling)
 
Proses pendinginan adalah proses pengambilan kalor sensibel dari udara
  sehingga temperatur udara tersebut mengalami penurunan. Proses ini hanya
disebabkan
  oleh perubahan temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio
kelembaban.
  Garis proses pada karta psikometrik adalah garis horisontal ke arah
kiri. Pada proses ini (Gambar 2.17) rasio kelembaban (w) tidak berubah,
 
sedangkan harga Tdb, Twb, entalpi (h) turun dan kelembaban relatif (RH)
 
mengalami kenaikan.
 

  Twb1

Twb2 w

Tdb2 Tdb1

Gambar 2.17 Pendinginan Sensibel

2.6.3 Proses Pelembaban (Humidifikasi).


Proses pelembaban adalah proses penambahan kandungan uap air ke
udara sehingga terjadi kenaikan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses ini
terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel . Garis proses
pada karta psikometrik adalah garis vertikal ke arah atas. Pada proses ini
(Gambar 2.18) rasio kelembaban (w) dan entalpi (h) mengalami kenaikan.

Twb2

w2
Twb1

w1

Tdb

Gambar 2.18 Pelembaban

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 24


 
  BAB II DASAR TEORI

 
2.6.4 Proses Penurunan Kelembaban (Dehumidifikasi).
 
Proses penurunan kelembaban adalah proses pengurangan kandungan uap
  air ke udara sehingga terjadi penurunan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses
ini  terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel. Garis
proses
  pada karta psikometrik adalah garis vertikal ke arah bawah. Pada proses
ini (Gambar 2.19) rasio kelembaban (w) dan entalpi (h) mengalami penurunan.
 

  Twb1

  w1
Twb2

 
w2

Tdb

Gambar 2.19 Penurunan Kelembaban

2.6.5 Proses Pemanasan dan Pelembaban (Heating and humidifikasi).


Pada proses ini udara dipanaskan disertai dengan penambahan uap air,
yaitu dengan mengalirkan udara melewati ruangan semburan air atau uap yang
temperaturnya lebih tinggi dari temperatur udara, sehingga didapatkan
peningkatan kalor sensibel dan kalor laten secara bersamaan. Pada proses ini
(Gambar 2.20) terjadi kenaikan rasio kelembaban (w) , entalpi (h), Tdb, Twb dan
kelembaban relatif (RH). Garis proses pada karta psikometrik adalah garis kearah
kanan atas.

Twb2

w2
Twb1

w1

Tdb1 Tdb2

Gambar 2.20 Pemanasan dan Pelembaban

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 25


 
  BAB II DASAR TEORI

 
2.6.6 Proses Pemanasan dan Penurunan Kelembaban (Heating and
 
Dehumidifikasi)
  Pada proses ini udara mengalami pendinginan dahulu sampai
temperaturnya
  dibawah titik embun udara, pada temperatur ini udara mengalami
pengembunan
  sehingga kandungan uap air akan berkurang, kemudian udara
dilewatkan melalui koil pemanas sehingga temperatur udara akan meningkat.
 
Proses ini terjadi pada alat pengering udara (dehumidifier). Pada proses ini
 
(Gambar 2.21) terjadi penurunan rasio kelembaban (w), entalpi (h), Twb dan
kelembaban
  relatif, sedangakan terjadi peningkatan Tdb. Garis proses pada karta
psikometrik
  adalah garis kearah kanan bawah.

Twb1

w1
Twb2

w2

Tdb1 Tdb2

Gambar 2.21 Pemanasan dan Penurunan Kelembaban

2.6.7 Proses Pendinginan dan Pelembaban (Cooling and Humidifikasi)


Proses ini (Gambar 2.22) dilakukan dengan melewatkan udara pada
ruangan semburan air yang temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara,
tetapi lebih tinggi dari titik embun udara sehingga temperatur akan mengalami
penurunan dan rasio kelembaban akan mengalami peningkatan.

Twb2
Twb1 w2

w1

Tdb2 Tdb1

Gambar 2.22 Pendinginan dan Pelembaban

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 26


 
  BAB II DASAR TEORI

 
2.6.8 Proses Pendinginan dan Penurunan Kelembaban (Cooling and
 
Dehumidifikasi)
  Proses ini (Gambar 2.23) dilakukan dengan cara melewatkan udara pada koil
pendingin atau ruangan semburan air dimana temperaturnya lebih rendah dari temperatur
 
udara sehingga terjadi penurunan kalor laten dan kalor sensibel.
 

 
Twb1
 
w1
  Twb2

w2
 

  Tdb2 Tdb1

Gambar 2.23 Pendinginan dan Penurunan Kelembaban

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | 2012 27


 

Anda mungkin juga menyukai