Diagnosa Pernapasan
Diagnosa Pernapasan
Oke, hipokalemia itu merupakan suatu kondisi menurunnya kadar kalium dlm tubuh. Nah ini bsa
mengganggu kontraksi otot tubuh, termasuk jantung dan otot napas. Turunnya kalium dalam kadar
tertentu pada umumnya akan memberikan gejala klinis yang sama pada pasien dek
Kalium itu suatu komponen yang berperan dalam aktivitas muskuloskeletal tubuh, Terutama pada
kontraksi otot. Saat kalium rendah, kanal ion kalium tubuh akan terganggu, sehingganya akan *terjadi
perpanjangan eksitasi sel sel otot.* Artinya, otot otot tertentu akan mengalami kelemahan, bahkan
paralisis/lumpuh.
☘️Sesak napas yang disertai dengan *ketidakmampuan pasien membersihkan jalan napas dari
sekret/sputum* >> BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF
☘️Sesak napas yang disertai dengan *adanya penggunaan otot bantu napas, pola napas abnormal* >>
POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF
☘️Sesak napas yang disertai dengan *adanya nilai Analisa Gas Darah ABNORMAL (pH dan PCO2)* >>
GANGGUAN PERTUKARAN GAS
☘️Ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk kebutuhan tubuh *(kata kunci; gambaran EKG
abnormal, hipotensi/hipertensi, ada tanda tanda hipervolemia)* >> PENURUNAN CURAH JANTUNG
☘️Ketidakcukupan energi untuk memenuhi aktivitas *(kata kunci; adanya perubahan nilai TTV dan
ganbatan EKG saat/setelah melakukam AKTIVITAS)* >> INTOLERANSI AKTIVITAS
Kalau untuk diagnosis perfusi perifer tidak efektif itu kata kuncinya adalah *akral dingin, CRT> 3 detik,
sianosis*. Nah ini lebih berfokus pada sirkulasi ke bagian perifer/tepi.
Soal 1
Seorang laki laki 30 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan sesak napas saat sedang makan di
rumahnya. Hasil pengkajian; pasien sesak dengan frekuensi 30 x/menit, retraksi dinding dada
meningkat, penggunaan otot bantu napas (+), akral teraba dingin, tekanan darah 130/70 mmHg,
frekuensi nadi 110x/menit. Pasien diberikan bantuan oksigen binasal 4 LPM.
Pembahasan soal ;
Data fokus;
- TD 130/70 mmHg dan Nadi 110 x/menit (respon terhadap adanya peningjatan fungsi pernapasan)
Diagnosis keperawatan yang tepat adalah *pola napas tidak efektif,* yang didefinisikan sebagai sebagai
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat, yang didukung dengan data
mayor; dispnea, penggunaan otot bantu pernapasan, pola napas abnormal.
Opsi Bersihan jalan napas tidak efektif (tidak efektif), diagnosis ini didukung dengan data utama adanya
ketidakmampuan pasien mengeluarkan sputum dengan data; pasien sulit batuk, batuk tidak efektif,
bunyi napas tambahan.
Opsi Gangguan pertukaran gas (tidak efektif), diagnosis ini ditegakkan dengan data mayor; adanya nilai
abnormal pada analisa gas darah (pH dan PCO2).
Opsi Intoleransi aktivitas (tidak tepat), diagnosis ini diangkatkan jika terdapat data mayor adanya rasa
lelah dan perubahan frekuensi jantung saat/setelah melakukan aktivitas.
Opsi penurunan curah jantung (tidak tepat), diagnosis ini diangkatkan karena adanya ketidakadekuatan
pompa jantung, dengan data mayor hipotensi/hipertensi, gambaran EKG abnormal, takikardi, bradikardi.
Soal 2
Seorang laki-laki (56 tahun) dirawat di RS dengan Bronkitis kronis. Hasil pengkajian; pasien sesak napas
dengan frekuensi 30 x/menit, batuk berdahak dan sulit dikeluarkan, pasien mengeluh dada nyeri saat
batuk, rhonki (+/+). Pasien mengeluh mudah lelah dan nafsu makan menurun. Tekanan darah 120/60
mmHg, frekuensi nadi 90x/menit.
b. Nyeri akut
d. Intoleransi aktivitas
Pembahasan ;
Bronchitis kronis didefinisikan sebagai Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak
minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut, tidak disebabkan
penyakit lainnya.
Pada bronkitis kronik terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus, metaplasia sel goblet, inflamasi,
hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis. Pada kasus ini pasien akan mengalami
gejala batuk berdahak dan sesak napas akibat produksi mucus/secret yang berlebihan.
Data fokus;
Berdasarkan data fokus di atas, diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus adalah *Bersihan jalan
napas tidak efektif* yang didefinisikan sebagai Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau
obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten, dengan data mayor; *Batuk tidak
efektif, tidak mampu batuk, adanya bunyi napas tambahan (rhonki, mengi dan weezing).*
Opsi Pola napas tidak efektif (tidak tepat), pada kasus tidak terdapat data yang menunjukkan adanya
masalah gangguan pada pola napas; sesak napas yang disertai adanya penggunaan otot bantu napas.
Opsi Nyeri akut (tidak tepat), karena data nyeri pada kasus tidak dijelaskan secara spesifik. Nyeri yang
dirasakan pasien pada kasus bisa disebabkan karena teknik batuk yang tidak efektif sehingga
menyebabkan adanya tekanan pada dada yang berlebihan.
Opsi Gangguan pertukaran gas (tidak tepat), karena pada kasus tidak menunjukkan adanya data masalah
pada nilai analisa gas darah.
Opsi Intoleransi aktivitas (tidak tepat), karena data pada kasus tidak menunjukkan adanya perubahan
pada frekuensi jantung akibat melakukan aktivitas.
Soal 3
Seorang perempuan (45 tahun) dirawat di RS dengan Pneumonia bilateral. Hasil pengkajian; pasien
tampak pucat, tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, sesak napas dengan frekuensi
28 kali/menit, batuk berdahak. Pemeriksaan darah arteri pH 7,20, PCO2 56 mmHg, HCO3 30 mmol/L,
Saturasi oksigen 98 %.
Data fokus;
- batuk berdahak.
- Pemeriksaan darah arteri pH 7,20 (asidosis), PCO2 56 mmHg (meningkat), HCO3 30 mmol/L
(meningkat),
Berdasarkan data di atas, diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus adalah Gangguan pertukaran
gas yang didefinisikan sebagai Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/ atau eliminasi karbondioksida
pada membran alveolus-kapiler, yang didukung dengan data; dispnea, hiperkapnia/ hiperkarbia, pH
arteri abnormal, kadar karbon dioksida abnormal (SDKI, 2016).
Opsi Gangguan ventilasi spontan (tidak tepat), karena pada kasus tidak terjadi gangguan pada ventilasi
spontan pasien, yang ditunjukkan dengan data; saturasi oksigen menurun, peningkatan penggunaan
otot bantu napas, penurunan kesadaran.
Opsi Pola napas tidak efektif (tidak tepat), pada kasus tidak terdapat data yang menunjukkan adanya
masalah gangguan pada pola napas; sesak napas yang disertai adanya penggunaan otot bantu napas.
Opsi Bersihan jalan napas tidak efektif (tidak tepat), karena pada kasus tidak menunjukkan adanya
gangguan pada jalan napas pasien akibat adanya penumpukan secret atau benda asing, yang
ditunjukkan dengn data; pasien tidak mampu batuk, dan adanya suara napas tambahan (rhonki,
wheezing, dll).
Opsi Perfusi perifer tidak efektif (tidak tepat), karena pada kasus tidak menunjukkan adanya masalah
gangguan sirkulasi ke perifer yang ditunjukkan dengan data; nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten),
waktu pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun/ tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit
pucat
.Soal 4
Seorang laki-laki (38 tahun) dirawat di RS dengan riwayat penyakit jantung coroner. Hasil pengkajian;
saat setelah pasien melakukan personal hygiene ke kamar mandi, pasien mengeluh sesak napas, retraksi
dada meningkat, lelah dan merasa tidak nyaman. Pasien tampak lemah, pucat, berkeringat dingin,
frekuensi napas 28x/menit, frekuensi nadi 114x/menit, tekanan darah 130/90 mmHg.
b. Keletihan
c. Intoleransi aktivitas
Pembahasan;
Data focus;
- Pasien merasa sesak, lelah dan merasa tidak nyaman setelah melakukan personal hyiene
Opsi Pola napas tidak efektif (tidak tepat), diagnosis ini diangkatkan dengan adanya data mayor; pola
napas abnormal, penggunaan otot bantu napas. Data ini secara spesifik tidak ditemukan pada kasus.
Opsi Keletihan (kurang tepat), karena pada diagnosis ini pasien akan mengalami kelelahan yang
berkepanjangan meskipun sudah menjalani istirahat.
Opsi Penurunan curah jantung (kurang tepat), diagnosis ini diangkatkan dengan data mayor;
takikardi/bradikardi, hipotensi/hipertensi, dan gambaran EKG yang abnormal. Dan kondisi ini tidak
dipengaruhi oleh aktivitas fiik yang dilakukan pasien.
Opsi Gangguan rasa nyaman (tidak tepat), karena keluhan rasa tidak nyaman bukan merupakan data
yang spesifik dan utama pada kasus.
Soal 5
Seorang perempuan (42 tahun) dirawat di RS mengeluh nyeri dada dan berdebar sejak 2 hari lalu. Hasil
pengkajian: pasien tampak pucat, sesak napas, CRT > 3 detik, dan gambaran EKG sinus bradikardi.
Tekanan darah 90/60 mmHg, nadi teraba lemah dengan frekuensi nadi 60 x/menit, frekuensi napas 28
x/menit. Hasil analisa gas darah; pH 7,35, PCO2 45 mmHg, HCO3 26 mmHg, PO2 90 %.
a. Nyeri akut
e. Intoleransi aktivitas
Pembahasan;
Data focus;
- Hasil analisa gas darah; pH 7,35, PCO2 45 mmHg, HCO3 26 mmHg, PO2 90 % (hasil dalam batas
normal)
Berdasarkan data di atas, masalah keperawatan yang tepat adalah *penurunan curah jantung* yang
didefinisikan sebagai ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh. Data mayor untuk diagnosis ini adalah; bradikardi/takikardi, hiptensi/hipertensi,
gambaran EKG abnormal (gangguan irama dan/atau gangguan konduksi jantung).
Opsi Nyeri akut (tidak tepat), karena pada kasus tidak terapat data yang menjelaskan sensai nyeri secara
spesifik.
Opsi Pola napas tidak efektif (tidak tepat), diagnosis ini diangkatkan pada kasus gangguan pada pola
napas yang ditujukkan dengan data; penggunaan otot bantu napas, peningkatan retraksi dinding dada.
Opsi Gangguan pertukaran gas (tidak tepat), karena nilai analisa gas darah pada kasus masih dalam
rentang normal.
Opsi Intoleransi aktivitas (tidak tepat), diagnosis ini diangkatkan jika terdapat data mayor adanya
perubahan frekuensi jantung akibat pasien sedang dan/atau setelah melaksanakan aktivitas.
Seorang laki laki 30 tahun dirawat di RS dengan asma akut. Hasil pengkajian; pasien tampak sesak,
frekuensi napas 30x/menit, retraksi dinding dada meningkat, penggunaan otot bantu napas (+). Pasien
batuk berdahak sejak 2 hari ini. Hasil analisa gas darah pH 7.36; pCO2 40 mmHg, PO2 90, Saturasi
oksigen 96 %.
Data fokus ;
Seorang laki-laki (46 tahun) dirawat di RS dengan Bronkopneumonia. Hasil pengkajian: pasien mengeluh
sesak dengan frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 100x/menit, pusing, dan batuk berdahak.
Pasien terpasang monitor dan oksigen. SaO2 95%, PaO2 75 mmHg, PaCO2 50 mmHg dan pH 7,25.
Pembahasan ;
Data fokus diangkatnya diagnosis *gangguan pertukaran gas* adalah; pasien mengeluh sesak dengan
frekuensi napas 30 kali/menit, frekuensi nadi 100 kali/menit, pusing, PaO2 75 mmHg, PaCO2 50 mmHg,
pH 7,25.
Sesuai dengan SDKI 2016, gangguan pertukaran gas didefinisikan sebagai kelebihan atau kekurangan
oksigenasi dan/ atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler, yang didukung dengan
data; dispnea, hiperkapnia/ hiperkarbia, hipoksemia, kadar karbon dioksida abnormal, pH arteri
abnormal, takikardia.
Opsi Gangguan ventilasi spontan (tidak tepat), karena pada kasus tidak terdapat data yang tepat untuk
diangkatkan masalah keperawatan ini, seperti SaO2 menurun, peningkatan penggunaan otot bantu
napas, tanpa disertai data pH darah yang abnormal.
Opsi Bersihan jalan napas tidak efektif (tidak tepat), karena pada kasus tidak dijelaskan adanya
ketidakmampuan pasien dalam membersihkan jalan napas sehingga terdapat sumbatan di jalan napas.
Opsi Pola napas tidak efektif (tidak efektif), karena pola napas tidak efektif berfokus pada data; dispnea,
penggunaan otot bantu napas.
Opsi Risiko perfusi serebral tidak efektif (tidak tepat), karena pada kasus tidak terdapat data factor risiko
terjadinya perfusi serebral tidak efektif; emboli serebral, cedera kepala, tumor otak, dll.
Soal 8
Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di RS dengan PPOK. Hasil pengkajian; pasien sesak napas dengan
frekuensi 30 x/menit, terdengar batuk, penggunaan otot bantu napas, terpasang oksigen NRM 12 Lpm.
Pemeriksaan darah arteri pH 7,35; PO2 89 mmHg, PCO2 35 mmHg, SaO2 97 %, HCO3 26.
Pembahasan;
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) didefinsikan sebagai penyakit atau gangguan paru yang
memberikan kelainan ventilasi berupa ostruksi saluran pernapasan yang bersifat progresif dan tidak
sepenuhnya reversible. Gejala klinis yang biasa ditemukan pada pasien PPOK adalah adanya batuk
kronik, batuk berdahak kronik dan sesak napas. (PDPI, 2010)
Data fokus ;
- Pemeriksaan darah arteri pH 7,35 (normal); PO2 89 mmHg (normal), PCO2 35 mmHg (normal),
SaO2 97 % (dalam batas normal), HCO3 26 (normal).
Berdasarkan data di atas, diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus adalah *Pola napas tidak
efektif* yang didefinisikan sebagai Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat,
yang didukung dengan data mayor; dispnea, penggunaan otot bantu pernapasan, pola napas abnormal
(mis. takipnea, bradipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stroke) (SDKI, 2016).
Opsi Gangguan sirkulasi spontan (tidak tepat), karena data pada kasus tidak menunjukkan adanya
ganggua pada sirkulasi spontan yang didukung dengan data; frekuensi nadi <50 kali/menit atau >150
kali/menit, kesadaran menurun atau tidak sadar, tekanan darah sistolik <60 mmHg atau >200 mmHg.
Opsi Bersihan jalan napas tidak efektif (tidak tepat), karena pada kasus tidak menunjukkan adanya
gangguan pada jalan napas pasien akibat adanya penumpukan secret atau benda asing, yang
ditunjukkan dengn data; pasien tidak mampu batuk, dan adanya suara napas tambahan (rhonki,
wheezing, dll).
Opsi Gangguan pertukaran gas (tidak tepat), karena pada kasus tidak menunjukkan adanya masalah
pada pertukaran gas, yang biasanya ditunjukkan dengan data mayor; pH dan PCO2 abnormal.
Sedangkan pada kasus nilai analsia gas darah arteri dalam batas normal.
Opsi Gangguan ventilasi spontan (tidak tepat), karena pada kasus tidak terjadi gangguan pada ventilasi
spontan pasien, yang ditunjukkan dengan data; saturasi oksigen menurun, peningkatan penggunaan
otot bantu napas, penurunan kesadaran.
Seorang wanita 40 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari lalu dan batuk
berdahak. Hasil pengkajian; dispnea, retraksi dinding dada meningkat, frekuensi napas 28 x/menit,
pasien batuk berdahak, batuk tidak efektif, rhonki (+), hasil BTA (+), analisa gas darah pH 7,35; pCO2 45
mmHg.
data fokus;
- batuk berdahak
- rhonki (+)
Berdasarkan data fokus di atas, diagnosis keperawatan prioritas adalah bersihan jalan napas tidak
efektif. Diagnosis ini diangkatkan sebagai masalah prioritas sesuai dengan penanganan
kegawatdaruratan pasien.